Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PARAGRAF

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas :


Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Sugianti, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Mujiati Puspita Wulan (17184202008)
2. Mira Faricha (17184202011)
3. Diajeng Imam Rahayu (17184202015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2017 A


UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
Jl. Ki Hajar Dewantara No.27-29 Pasuruan
Telp. (0343) 421 948 Fax (0343) 411 086
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Paragraf” dengan baik.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Serta tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sugianti, M. Pd selaku Dosen Mata Kuliah
Bahasa Indonesia atas bimbingannya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca dan semua pihak guna perbaikan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca.

Pasuruan, 28 April 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
2.1 Pengertian Paragraf.........................................................................................2
2.2 Paragraf yang baik...........................................................................................2
2.2.1 Kesatuan Paragraf....................................................................................3
2.2.2 Kepaduan Paragraf..................................................................................3
2.2.3 Kelengkapan dan Ketuntasan..................................................................3
2.2.4 Keruntutan................................................................................................3
2.2.5 Konsistensi................................................................................................3
2.3 Jenis Paragraf Berdasarkan Pola Pernalaran................................................3
2.3.1 Paragraf Deduktif.....................................................................................4
2.3.2 Paragraf Induktif.....................................................................................4
2.3.3 Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)...............................................5
2.3.4 Paragraf Ineratif.......................................................................................6
2.3.5 Ide Pokok Menyebar................................................................................7
2.4 Jenis Paragraf Berdasarkan Gaya Ekspresif.................................................7
2.4.1 Paragraf Narasi (Kisahan).......................................................................8
2.4.2 Paragraf Deskripsi....................................................................................9
2.4.3 Paragraf Eksposisi..................................................................................11
2.4.4 Paragraf Persuasif..................................................................................11
2.4.5 Paragraf Argumentasi............................................................................12
2.5 Jenis Paragraf Berdasarkan Urutan.............................................................12
2.5.1 Paragraf Pembuka / Pengantar Paragraf.............................................13
2.5.2 Paragraf Isi.............................................................................................14
2.5.3 Paragraf Penutup...................................................................................15
BAB III PENUTUP........................................................................................................17

ii
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf


Di dalam sebuah tulisan atau karangan biasanya terdapat bagian yang agak
menjorok ke dalam. Pada dasarnya paragraf merupakan seperangkat kalimat yang
saling berhubungan yang secara bersama dipakai untuk menyatakan atau
mengembangkan sebuah gagasan.
Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan
(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak,
saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya
terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak
mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
2.2 Paragraf yang baik
Pengembangan paragraf seperti yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya tentu saja disesuaikan dengan maksud atau tujuan penulisan itu. Di
samping itu, sebuah tulisan dapat pula disusun menurut urutan dari yang umum ke
yang khusus atau dari yang khusus ke yang umum. Dalam keseluruhan tulisan itu,
ada bagian pembuka (ancang-ancang), bagian isi (penjabaran), dan bagian
penutup. Pada keseluruhan bagian karangan ada bagian yang tidak kalah penting,
yaitu bagian yang memberikan rambu-rambu. Rambu-rambu yang dimaksud
adalah penanda hubungan antarbagian yang sangat mutlak diperlukan untuk
membangun paragraf yang baik.
Secara umum rambu-rambu paragraf yang baik meliputi kesatuan,
kepaduan, kelengkapan/ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi. Perincian
mengenai rambu- rambu atau syarat paragraph yang baik adalah sebagai berikut.

2
3

2.2.1 Kesatuan Paragraf


Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika paragraf itu hanya
mengandung satu gagasan utama dan kalimat-kalimat dalam paragraf mengarah
pada satu pokok atau tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.
2.2.2 Kepaduan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan memiliki kepaduan jika terdapat keserasian
hubungan antarkalimat dalam paragraf.
2.2.3 Kelengkapan dan Ketuntasan
Aspek kelengkapan ini terpenuhi jika semua informasi yang diperlukan
untuk mendukung atau menjelaskan gagasan utama sudah tercakup. Hal ini berarti
bahwa gagasan utama dalam paragraf harus dikembangkan sesuai dengan
informasi yang diperlukan dan dituntut oleh gagasan utama.
2.2.4 Keruntutan
Sebuah paragraf dikatakan runtut jika uraian informasi disajikan secara
urut, tidak ada informasi yang melompat-lompat sehingga pembaca lebih mudah
mengikuti jalan pikiran penulis. Keruntutan paragraf ditampilkan melalui
hubungan formalitas di antara kalimat yang membentuk paragraf. Hubungan
formalitas tersebut menunjukkan pola urutan penyajian infomasi.
2.2.5 Konsistensi
Dari beberapa macam sudut pandang itu, yang penting untuk diperhatikan
adalah konsistensinya. Penulis harus menetapkan sudut pandangnya terhadap
calon pembaca tulisannya. Dengan penentuan sudut pandang berdasarkan
pembacanya, penulis dapat memilih gaya penulisan yang tepat. Sudut pandang
yang sudah ditentukan itu seyogyanya dipertahankan dari awal hingga akhir
pembahasan.
2.3 Jenis Paragraf Berdasarkan Pola Pernalaran
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menuangkan gagasan dalam
sebuah karangan ilmiah atau tulisan lainnya. Namun, paling tidak ada kriteria cara
penuangan gagasan itu. Dalam setiap karangan ilmiah, seluruh gagasan itu
dikemas dalam bentuk paragraf-paragraf.
Dalam setiap paragraf harus dipastikan ada gagasan pokok atau gagasan
utamanya, sedangkan gagasan lain yang ada di dalam paragraf itu merupakan
4

penjelas. Dalam menuangkan gagasan itu, kita harus memperhatikan pola


pernalaran. Berdasarkan pola pernalaran itu, pengelompokan paragraf didasarkan
pada penempatan gagasan utama. Berdasarkan letak gagasan utama itu, paragraf
dapat dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, deduktif-induktif, ineratif, dan
menyebar.
2.3.1 Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya
terletak di awal paragraf dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas untuk
mendukung gagasan utama. Ide pokok atau gagasan utama berupa pernyataan
umum yang dikemas dalam kalimat topik. Kalimat topik itu kemudian diikuti oleh
kalimat-kalimat pengembang yang berfungsi memperjelas informasi yang ada
dalam kalimat topiknya.
Contoh:
(37) Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga kerja
yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan
berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang mempunyai
kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil
artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai
kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil
maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja
yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.
Paragraf (37) di atas termasuk paragraf deduktif karena kalimat topiknya terdapat
pada awal paragraf. Kalimat topik paragraf (37) tersebut adalah tenaga kerja yang
diperlukan dalam persaingan bebas tenaga kerja adalah tenaga kerja yang
mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan
berkepribadian. Kalimat topik itu kemudian dikembangkan dengan kalimat
kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu masing-masing menguraikan butir-
butir yang diperlukan untuk mempertegas informasi dalam kalimat topik tentang
etos kerja tinggi, yang meliputi kepandaian, keterampilan, dan kepribadian tenaga
kerja.
5

2.3.2 Paragraf Induktif


Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada
bagian akhir. Secara garis besar, paragraf induktif mempunyai ciri-ciri, yaitu
a) diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang berfungsi sebagai
penjelas dan merupakan pendukung gagasan utama dan
b) kemudian menarik simpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus itu.
Untuk menjaga koherensi antarkalimat dalam paragraf, dalam perumusan
kalimat simpulan itu acap digunakan konjungsi penumpu kalimat yang sekaligus
berfungsi sebagai konjungsi antarkalimat. Kata atau frasa yang biasa digunakan
sebagai penumpu kalimat simpulan itu adalah jadi, akhirnya, akibatnya, oleh
karena itu, maka dari itu, berdasarkan uraian di atas, dan dengan demikian.
Karena fungsinya sebagai penumpu kalimat, kata-kata tersebut diletakkan
di awal kalimat dan tentu saja harus diawali dengan huruf kapital. Karena
fungsinya juga sebagai konjungsi antarkalimat (konjungsi ekstraklausal), kata-
kata tersebut harus diikuti tanda baca koma.
Contoh:
(38) Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi.
Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan cantik
dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya semakin hari menggigit
kawasan-kawasan yang beriklim subtropics dan sedang ini. Inilah musim dingin
yang terjadi di negeri matahari terbit.
Paragraf (38) diawali dengan perincian yang berupa peristiwa-peristiwa
khusus. Peristiwa khusus itu berupa salju yang turun, keadaan kota yang memutih
karena salju, dan hawa dingin yang menyelimuti beberapa wilayah di Jepang.
Semua peristiwa khusus itu kemudian disimpulkan bahwa itulah keadaan Jepang
saat musim dingin.
Tulisan dengan pemaparan semacam itu dapat dikategorikan sebagai
paragraf induktif, suatu paragraf yang dimulai dengan hal khusus kemudian
diakhiri dengan pernyataan umum yang merupakan kalimat topiknya.
6

2.3.3 Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)


Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat
pada bagian awal dan akhir paragraf. Meskipun ada dua kali pemunculan kalimat
topik, hal itu bukan berarti gagasan utamanya ada dua. Adanya dua kalimat topik
itu hanya merupakan bentuk pengulangan gagasan utama untuk mempertegas
informasi.
Paragraf dengan pola ini dimulai dari pernyataan yang bersifat umum,
diikuti dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus sebagai penjelas, dan
diakhiri dengan pernyataan umum lagi yang merupakan pengulangan gagasan
utama. Biasanya gagasan utama pada akhir paragraf dikemas dengan kalimat topik
yang agak berbeda dengan kemasan kalimat topik pertama.
Contoh:
(39) Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol
merupakan faktor risiko yang paling besar yang menyebabkan seseorang
terserang penyakti jantung koroner. Hampir 80% penderita jantung koroner di
Eropa disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di Amerika
hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan penderita makan makanan
yang berkadar kolesterol tinggi. Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita
jantung koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung
kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama
penyakit jantung koroner.
Gagasan utama paragraf (39) tersebut adalah kolesterol merupakan
penyebab penyakit jantung koroner. Gagasan utama itu kemudian diikuti oleh tiga
kalimat penjelas. Ketiga kalimat penjelas itu adalah (1) hamper 80% penderita
jantung koroner di Eropa disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi;
(2) di Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan penderita
makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi; (3) di Asia sebagian besar
penderita jantung koreoner disebabkan oleh pola makan yang banyak
mengandung kolesterol. Ketiganya merupakan penjelas atau penegas bahwa
kolesterol menjadi penyebab utama penyakit jantung koroner.
7

2.3.4 Paragraf Ineratif


Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di
tengah-tengah paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas
sebagai pengantar kemudian diikuti gagasan utama dan ditambahkan lagi kalimat-
kalimat penjelas untuk menguatkan atau mempertegas informasi.
Contoh:
(40) Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan Gunung
Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain gunung berapi yang
meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun
sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilanda
banjir. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana.
Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa.
Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur mayur yang
banyak ditanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung juga hancur sehingga
harga di pasar menjadi melambung.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah Indonesia sedang ditimpa
banyak musibah dan bencana. Dalam menyampaikan informasi penulis
memulai dengan menampilkan hal-hal yang bersifat khusus. Penulis
mengawalinya denganmenampilkan bermacam-macam peristiwa yang terjadi di
berbagai daerah di Indonesia kemudian menyimpulkannya dalam bentuk kalimat
topik. Untuk menegaskan bahwa semua yang terjadi itu merupakan musibah yang
menimpa masyarakat Indonesia, penulis menambahkan informasi yang berupa
akibat dari bencana itu.
2.3.5 Ide Pokok Menyebar
Paragraf dengan pola semacam itu tidak memiliki kalimat utama. Pikiran
utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimatnya.
Contoh:
(41) Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga
menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai
warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa
menyejukkan hati.
8

Gagasan utama paragraf (41) tersebut tidak terdapat pada kalimat pertama,
kedua, dan seterusnya. Untuk dapat memahami gagasan utama paragraf itu,
pembaca harus menyimpulkan isi paragraf itu. Dengan memperhatikan setiap
kalimat dalam paragraf itu, kita dapat menyarikan isinya, yaitu gambaran suasana
pada pagi hari yang cerah. Inti sari itulah yang menjadi gagasan utamanya.
2.4 Jenis Paragraf Berdasarkan Gaya Ekspresif
Suatu gagasan dapat diungkapkan dengan berbagai gaya bergantung pada
tujuan komunikasinya. Tujuan komunikasi yang berbeda pasti akan disampaikan
dengan gaya pengungkapan yang berbeda pula. Gaya ekspresi meliputi narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Adapun perincian tiap-tiap gaya
itu adalah sebagai berikut.
2.4.1 Paragraf Narasi (Kisahan)
Paragraf narasi merupakan suatu paragraf yang menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa yang di dalamnya terdapat subjek pelaku waktu kejadian
serta alur cerita. Ciri-ciri dari paragraf ini yakni, dirangkai dalam urutan waktu
baik berupa alur maju atau alur mundur. Berisi tentang peristiwa yang
meceritakan suatu perbuatan atau tindakan. Mempunyai unsur-unsur cerita seperti
tokoh, latar, konflik dan sudut pandang pengarang. Pada paragraf ini, ciri yang
paling muda ditandai yakni terdapat cukup banyak kalimat langsung. Serta
penulisannya mempunyai gaya yang kreatif dan berestetika sehingga
bisa membuat bacaannya semakin menarik.
Berdasarkan sifat informasinya, ada narasi yang berupa fakta dan narasi
yang berupa fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta adalah biografi, autobiografi,
atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi adalah novel, cerita
pendek, cerita bersambung, dan cerita bergambar.
Contoh paragraf narasi yang bersifat fakta:
Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan
salah seorang tokoh anutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak orang di
Indonesia. Presiden ketiga Republik Indonesia itu dilahirkan di Pare-Pare,
Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat
dari delapan bersaudara, bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A.
Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie
9

pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar dan
Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara- saudaranya di Pare-
Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan
Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda
dan membaca ini dikenal sangat cerdas sejak masih duduk di sekolah dasar.
(Dimodifikasi dari www.dbiografi.com)
Contoh paragraf narasi yang bersifat fiksi:
Dengan sekuat tenaga aku menggunakan jariku untuk menulis. Tuhan
Mahabesar membiarkan tanganku yang lumpuh dapat bergerak. Walau banyak
yang ingin kutulis, tetapi tanganku mulai tak kuat bergerak. Aku hanya ingin
melihat keluargaku bahagia dan rukun. Aku ingin ketika aku pergi keluarga bisa
ikhlas dan menerima semua ini. Lima belas tahun lamanya Keke bisa hidup dalam
sebuah kebahagiaan di dunia ini.
2.4.2 Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi yaitu suatu paragraf yang menceritakan atau
memaparkan sesuatu secara jelas. Paragraf deskripsi bisa ditandai dengan ciri-ciri
antara lain, paragraf ini menggambarkan suatu objek seperti benda, tempat, atau
suasana tertentu dengan memakai panca indra (pendengaran, penglihatan,
penciuman, pengecapan, dan perabaan. Hal-hal yang digambarkan dari objek
berupa ciri-ciri fisik dan sifat objek tertentu seperti warna, ukuran, bentuk, dan
kepribadian. Dalam jenis paragraf ini sering ditemui kata-kata atau frase yang
bermakna keadaan atau kata sifat.
Paragraf deskripsi mempunyai beberapa pola pengembangan, yaitu:
(1) Pola deskripsi spasial merupakan suatu pola pengem- bangan paragraf
yang menggambarkan objek berupa ruang, benda, atau tempat.
Contoh: Ruangan berukuran 9m x 8m ini sungguh sangat nyaman
ditempati. Sebuah sofa empuk berwarna putih dengan meja kayu berada di
tengah ruangan. Sementara itu, rak buku berisi beberapa novel dan buku-
buku ilmiah diletakkan mepet dengan dinding sebelah selatan bersanding
dengan sebuah pot berisi pohon palem kecil yang seakan-akan menyatu
dengan tembok yang dicat dengan warna hijau muda. Di luar ruangan,
terdapat sebuah kolam kecil berukuran 2,5m x 2m berisi beberapa ikan koi
10

yang berseliweran. Suara gemericik air dari kolam menambah sejuknya


suasana di ruang tamu milik Pak Toni ini.
(2) Pola deskripsi sudut pandang merupakan suatu pola sudut pandang yang
didasarkan atas posisi penulis dalam menggambarkan suatu objek. Pola
pengem bangan sudut pandang dibagi menjadi dua, yaitu sudut pandang
subjektif dan sudut pandang objektif.
a. Pola subjektif adalah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan
cara menggambarkan objek sesuai dengan penafsiran yang disertai
kesan atau opini dari penulis.
Contoh: Pantai Wediombo mungkin hanya salah satu di antara
sekian banyak pantai yang masih belum terjamah di Kabupaten
Gunung Kidul, Yogyakarta. Pantai dengan hamparan pasir putih
mahaluas ini seolah menggoda kaki untuk terus memijak dan berjalan-
jalan di atasnya. Di kanan kiri pantai dapat kita lihat bukut-bukit kapur
hijau ditumbuhi lumut yang berdiri gagah menantang derasnya ombak
pantai. Suasana pantai yang sepi juga menambah pesona pantai yang
masih perawan ini.
b. Pola objektif adalah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan
cara menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini
penulis.
Contoh: Pantai Wediombo terletak di Kecamatan Girisobo,
Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini
berjarak 70 km atau dua jam perjalanan dari pusat Kota Yogyakarta.
Di kanan kiri pantai landai yang berpasir putih ini, kita dapat melihat
gugusan bukit kapur yang berwarna hijau ditumbuhi lumut. Namun
yang perlu diperhatikan, pantai ini memiliki ombak yang cukup besar
sehingga wisatawan dilarang berenang di pantai ini karena sangat
berbahaya.
(3) Pola deskripsi pengamatan (observasi) adalah suatu pola paragraf yang
dikembangkan dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang akan
dideskripsikan. Pembaca seolah-olah dapat melihat atau mengalami sendiri
tentang objek yang dilukiskan.
11

Contoh: Setiap sore terlihat awan mendung menggantung. Awan


mendung dianggap pertanda akan turun hujan. Awan bergulung-gulung
tertiup angin. Ada yang bersatu dengan awan lain. Ada juga yang berpencar.
Tidak lama petir menyambar. Kemudian, hujan pun turun. Hujan turun
dengan sangat deras. Air mengalir ke segala arah dan menggenang di mana-
mana. Rupanya peresapan air ke dalam tanah semakin berkurang akibat
betonisasi.
(4) Pola deskripsi fokus merupakan suatu pola paragraf yang dikembangkan
dengan menonjolkan suatu bagian objek yang dideskripsikan. Perhatian
pembaca atau pendengar terfokus pada bagian objek yang dideskripsikan.
Paragraf deskripsi fokus ini dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa,
objek benda, atau manusia. Paragraf ini menggunakan pilihan kata atau
kalimat yang tepat dan menarik perhatian pembaca.
Contoh: Suasana pagi hari di Taman Wisata Kaliurang sangat sejuk.
Kicau burung bersahut-sahutan. Semilir angin sepoi-sepoi menambah
sejuknya udara pagi. Warna-warni bunga yang ada di taman membuat orang
betah duduk. Taman dihiasi pepohonan. Taman itu juga dihiasi beberapa
patung bangau putih. Patung-patung itu terlihat sangat unik. Di tengah taman
terdapat kolam. Di tengah kolam terdapat air mancur. Aneka mainan anak-
anak turut melengkapi Taman Wisata Kaliurang.
2.4.3 Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi yaitu suatu paragraf yang memaparkan cara atau
petunjuk supaya pembaca memahami bacaan denga jelas. Ciri-ciri dari paragraf
ini yakni terdapat definisi atau pengertian mengenai istilah dari suatu topik
pembahasan. Tidak berunsur mengajak atau mempengaruhi. Berupa paragraf yang
informatif, artinya bisa memberikan sebuah  informasi kepada pembaca. Biasanya
paragraf ini mempunyai rincian data yang jelas untuk mendukung informasi yang
disampaikan.
Contoh: Organisasi membutuhkan kerjasama yang kuat supaya
dapat berjalan dengan baik. Seperti layaknya sebuah mobil yang bergerak
dikarenakan mesin mobil dan komponen-komponen lainnya yang berkerjasama.
Organisasi juga membutuhkan suatu komponen-komponen seperti ketua
12

organisasi, wakil ketua, sekretaris, bendahara, humas dan anggota kelompok.


Mereka inilah yang menggerakkan organisasi. Seperti pada sebuah mobil bila satu
saja tidak ada atau rusak, akan menghambat jalannya mobil bahkan tidak
dapat jalan sama sekali. Begitu pula dengan organisasi, semua pihak mempunyai
fungsi dan tugas tertentu yang akan menggangu jalannya organisasi, bila salah
satu dari mereka tidak ada atau tidak bekerja. Bahkan bagian yang paling kecil
seperti anggota pun sangat penting kedudukannya di dalam organisasi.
2.4.4 Paragraf Persuasif
Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan. Paragraf persuasi
bertujuan untuk membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan
keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu
menyampaikan bukti dengan data dan fakta pendukung.
Contoh: Pendidikan merupakan hal yang paling penting di dalam hidup ini ,baik
pendidikan formal atau informal. Dengan pendidikan kita bisa mendapatkan dan
menjadi apapun yang kita inginkan. Pendidikan juga dapat mengarahkan kita ke
kehidupan yang lebih baik. Pendidikan bisa kita raih dengan belajar yang giat baik
di sekolah, di rumah maupun di tempat-tempat lain. Bila kita tidak belajar dengan
serius dan giat, tentunya apa yang kita lakukan hanyalah sia-sia karena tidak ada
yang bisa dicapai dengan perbuatan yang tidak sungguh-sungguh. Akibatnya kita
tidak dapat menggapai citi-cita. Oleh sebab itu, marilah belajar dengan giat dan
sungguh-sungguh agar kita dapat mencapai cita-cita.
2.4.5 Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi atau paragraf bahasan adalah suatu corak paragraf
yang bertujuan membuktikan pendapat penulis agar pembaca menerima
pendapatnya. Dalam paragraf ini penulis menyampaikan pendapat yang disertai
penjelasan dan alasan yang kuat dan meyakinkan dengan maksud agar pembaca
bisa terpengaruh.
Contoh: Memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah
pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal bekerja. Menurut
Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak
latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi, sebaiknya
lulusan SMP memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP
13

yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak


mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi
memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti
pelajaran di SMA. Namun, tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan
tinggi.
2.5 Jenis Paragraf Berdasarkan Urutan
Pada umumnya suatu karangan terdiri atas tiga bagian, antara lain :
1. Paragraf pembuka
2. Paragraf isi
3. Paragraf penutup.
Paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari struktur karangan. Ketiga jenis paragraf tersebut
terjalin sangat erat satu sama lain dan terpadu.
2.5.1 Paragraf Pembuka / Pengantar Paragraf
Paragraf ini merupakan pembuka untuk sampai pada permasalahan yang
dibicarakan. Dengan kata lain paragraf pembuka itu mengantarkan pembaca pada
pembicaraan. Berkaitan dengan itu, paragraf ini berfungsi untuk memberi tahu
latar belakang, masalah tujuan, dan anggapan dasar. Pengantar yang baik dapat
mengetuk hati dan memperoleh simpati, menggugah minat dan gairah orang lain
untuk mengetahui lebih banyak.
Ada beberapa fungsi paragraf pengantar, di antaranya, yaitu :
1. Menunjukkan pokok persoalan yang mendasari masalah
2. Menarik minat pembaca dengan mengungkapkan latar belakang dan
pentingnya pemecahan masalah
3. Menyatakan tesis, yaitu ide sentral karangan yang akan dibahas
4. Menyatakan pendirian (pernyataan maksud) sebagai persiapan ke arah
pendirian selengkapnya sampai dengan akhir karangan.
Untuk dapat menarik simpati atau perhatian pembaca, penulis dapat
melakukan berbagai upaya. Upaya yang dimaksud di antaranya adalah dengan
cara:
1. Menyampaikan berita hangat
14

2. Menyampaikan anekdot
3. Memberikan latar belakang, suasana, atau karakter
4. Memberikan contoh konkret berkenaan dengan pokok pembicaraan,
5. Mengawali karangan dengan suatu pernyataan yang tegas
6. Menyentak pembaca dengan suatu peryataan tajam
7. Menyentak dengan perbandingan, analogi, atau kesenjangan kontras
8. Mengungkapkan isu-isu penting yang belum terungkap
9. Mengungkap peristiwa yang luar biasa
Contoh Paragraf Pembuka :
Asam urat merupakan terjemahan dari uric acid. Uric merupakan sesuatu
yang berasal dari urine atau air seni. Pada penderita penyakit asam urat, asam urat
akan keluar melalui urine berupa endapan putih dan pekat. Asam urat adalah zat
berupa kristal putih sebagai hasil akhir atau sisa dari metabolisme protein dan
penguraian senyawa purin dalam tubuh. (Khasiat Sakti Tanaman Obat, 2013:2)
2.5.2 Paragraf Isi
Paragraf isi merupakan inti dari sebuah karangan yang terletak di antara
paragraf pembuka dan paragraf penutup. Di dalam paragraf isi inilah inti pokok
pikiran penulis dikemukakan. Jumlah paragraf isi sangat bergantung pada luas
sempitnya cakupan informasi yang ingin disampaikan. Yang terpenting adalah
ketuntasan pembahasan pokok pikiran yang dikemukakan. Dalam paragraf isi ini
ada paragraf yang merupakan pengembang dari pokok pikiran, ada pula yang
berperan sebagai transisi atau peralihan gagasan.
Paragraf pengembang ini berfungsi sebagai, antara lain :
1. Menguraikan, mendeskripsikan, membandingkan, menghubungkan,
menjelaskan, atau menerangkan pokok pikiran
2. Menolak atau mendukung konsep yang berupa alasan, argumentasi
(pembuktian), contoh, fakta, atau rincian.
Sementara itu, paragraf peralihan merupakan paragraf penghubung yang
terletak di antara dua paragraf utama. Paragraf yang relatif pendek ini berfungsi
untuk memudahkan pikiran pembaca beralih ke gagasan lain.
Contoh paragraf isi :
15

Asam surat memiliki fungsi di dalam tubuh sebagai antioksidan dan


bermanfaat dalam regenerasi atau peremajaan sel. Namun, asam urat tersebut
harus ada dalam kadar normal. Asam urat memang secara alami terdapat dalam
jumlah kecil di dalam tubuh kita sebab sel-sel yang mati melepaskan purin dalam
tubuh. Purin inilah yang kemudian diproses untuk membentuk metabolisme dalam
tubuh dan menghasilkan asam urat.
Selain berasal dari sel-sel mati dalam tubuh kita, purin adalah salah satu
jenis zat sebagai penyusun asam nukleat yang terdapat dalam setiap sel makhluk
hidup, baik hewan maupun tanaman, juga dalam makanan. Dari makanan yang
kita makan. Secara otomatis, saat makan kita juga menambah kadar purin ke
dalam tubuh sebab zat purin yang yang ada dari makanan yang kita konsumsi
tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Asam urat merupakan senyawa yang
sukar larut di dalam air. Normalnya, asam urat itu akan larut kembali di dalam
darah dan disaring oleh ginjal, lalu dikeluarkan melalui urine. Selain itu, asam
urat juga dikeluarkan melalui feses dan keringat, tetapi jumlahnya tidak sebanyak
yang keluar melalui urine atau air seni. Fungsi utama ginjal adalah membuang
asam urat yang berlebih tersebut. Namun, jika terdapat gangguan ginjal atau
fungsi ginjal tidak berjalan dengan baik, ini akan mengakibatkan asam urat terlalu
banyak (hiperurisemia) sehingga tidak bisa larut kembali dalam darah. Akhirnya,
asam urat menumpuk dan dalam darah. Akhirnya, asam urat menumpuk dan 79
tertimbun di daerah persendian tubuh dan lamakelamaan akan membentuk kristal.
Tumpukan kristal itulah yang mengakibatkan rasa sakit berupa nyeri, bengkak,
dan meradang. Kristal tersebut dianggap benda asing oleh tubuh dan akan
dimusnahkan oleh sel-sel kekebalan (immune cells). Hal tersbut menyebabkan
radang, bengkak, kemerahan, dan nyeri dalam sendi atau artritis sehingga disebut
sebagai arthritis gout atau penyakit asam urat atau gout. (Khasiat Sakti Tanaman
Obat, 2013:2)

2.5.3 Paragraf Penutup


Paragraf penutup merupakan simpulan dari pokokpokok pikiran dalam
paragraf isi. Tujuan penyajian paragraf penutup ini adalah agar apa yang tertuang
dalam paragraf-paragraf sebelumnya terkesan mendalam di benak pembaca.
16

Secara umum fungsi paragraf penutup dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Paragraf penutup menunjukkan bahwa karangan sudah selesai.
2. Paragraf ini mengingatkan (menegaskan) kembali kepada pembaca akan
pentingnya pokok pembahasan.
3. Paragraf ini berupaya untuk memuaskan pembaca untuk mendapatkan
pandangan baru.
4. Paragraf ini menyajikan simpulan. Untuk memberi kesan yang kuat kepada
pembaca, penulis dapat penutup karangan dengan cara :
1) Menegaskan kembali tesis atau ide pokok karangan dengan kata-kata
lain
2) Meringkas atau merangkum gagasan-gagasan penting yang telah
disampaikan
3) Memberikan kesimpulan, saran, dan proyeksi masa depan
4) Memberikan pernyataan yang tegas dan kesan mendalam.
Contoh Paragraf Penutup :
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit asam urat
adalah penyakit akibat kelebihan asam urat dalam darah yang kemudian
menumpuk dan tertimbun dalam bentuk kristalkristal pada persendian. Kristal-
kristal tersebutlah yang mengakibatkan radang dan nyeri pada sendi tersebut.
(Khasiat Sakti Tanaman Obat, 2013:2)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai