Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN PARAGRAF DENGAN

MEMPERHATIKAN ASPEK KOHESI DAN KOHERENSI

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia

Semester II Tahun Akademik 2019/2020


Dosen Pengampu: Dr.Sobri,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Farhan ikhlasul amal (5503190003)


Muhammad fauzan albantani (5503190016)
Nindi khofifah rizal (5503190052)

Program Studi Perpajakan DIII

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa, atas
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Dr.Sobri,M.Pd juga untuk lebih memperluas pengetahuan
para mahasiswa.
Kami telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik,
namun kami pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika adanya kesalahan-kesalahan baik dari
segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami mohon maaf dan kritik serta
saran dari Dr.Sobri,M.Pd bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama. Harapan kami semoga ini dapat bermanfaat bagi kita.

Serang, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf.......................................................................2
2.2 Pengertian Koherensi dan Kohesi.................................................2
2.3 Kegunaan Paragraf........................................................................2
2.4 Macam-Macam Paragraf..............................................................3
2.5 Syarat Pembentukan Paragraf.......................................................5
2.6 Mengembangkan Paragraf............................................................6
2.7 Teknik Mengembangkan Paragraf................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan adanya
paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita
akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada suatu
paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik kegunaan, macam-
macam, syarat pembentukan paragraf dan pengembangan paragraf.
Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun paragraf.
Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami makna paragraf
itu sendiri. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang paragraf.
Pembahasan akan kami mulai dari hal yang paling sederhana yaitu pengertian
paragraf, kegunaan, macam-macam hingga syarat-syarat paragraf dan
pengembangan paragraf itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah pengertian dari paragraf?
1.2.2 Apakah kegunaan dari paragraf?
1.2.3 Bagaimana cara menuliskan paragraf yang baik?
1.2.4 Bagaimana cara mengembangkan paragraf?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui pengertian dari paragraf
1.3.2 Mengetahui kegunaan dari paragraf
1.3.3 Mengetahui syarat dalam peenulisan paragraf yang baik
1.3.4 Mengetahui cara untuk mengembangkan paragraf
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf


Paragraf adalah satuan bahasa yang mengemukakan sebuah pokok pikiran
atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan kalimat yang
koherensif.Setiap paragraf harus menyampaikan sebuah gagasan utama.Gagasan
utama tersebut harus dijelaskan oleh gagasan-gasasan bawahan,sehingga dalam
paragraf terdapat beberapa kalimat yang saling terkait.Kalimat yang bergagasan
utama adalah kalimat topik dan kalimat yang bergagasan bawahan adalah kalimat
penjelas. Paragraf dapat disebut juga dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan
pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea merupakan himpunan
dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk
sebuah ide.
Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek (singkat).
Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu mulai dan
berakhir.

2.2 Pengertian Koherensi dan Kohesi


Koherensi
      Koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang
lainnya, sehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh.
Kohesi
Kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan
unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk,
artinya unsur-unsur paragraf (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun
suatu paragraf memiliki keterkaitan secara padu dan utuh.

2.3 Kegunaan Paragraf


1.Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk satuan pikiran dan
perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu
kesatuan.
2. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembaca.
3. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit
pikiran yang lebih kecil.
4. Memudahkan pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri dari
beberapa variabel.

2.4 Macam-Macam Paragraf


Berdasarkan satuan karangan, paragraf dapat dibedakan menjadi :
1.  Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk
sampai pada masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf
pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup
mempersiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Paragrap pembuka ini tidak terlalu panjang agar pembaca tidak merasa
bosan. Di samping untuk menarik perhatian pembaca, paragraf pembuka
juga berfungsi untuk menjelaskan tentang tujuan dari penulisan itu.
2.   Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas
oleh seorang penulis. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan
dibahas oleh penulis diuraikan dalam paragraf ini. Oleh sebab itu, secara
kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang paling panjang, antara
paragraf dengan antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan.
Paragraf ini bisa berisi tentang kesimpulan masalah yang telah dibahas
dalam paragraf penghubung, atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-
hal yang dianggap penting dalam uraian-uraian sebelumnya.
Berdasarkan dari sudut pandang sifat tujuan karangan,paragraf dapat dibedakan
menjadi:
1. Paragraf ekposisi
Paragraf ekposisi adalah paragraf yang menginformasikan atau
memaparkan pokok masalah.
2. Paragraf argumentatif
Paragraf argumentative adalah paragraf yang mengemukakan suatu pikiran
dengan alas an logis.
3. Paragraf deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang memberikan suatu
suasana,area,dan benda.
4. Paragraf naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang menceritakan suatu masalah.
5. Paragraf persuatif
Paragraf persuatif adalah paragraf yang mempengaruhi atau merajuk orang
tentang sesuatu.
Berdasarkan dari posisi kalimat topik,paragraf dapat dibedakan menjadi:
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat topik
pada awal kalimat.
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat topik
pada akhir paragraf.
3. Paragraf deduktif-induktif
Paragraf deduktif-indukti adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat
topik pada awal dan akhir paragraf.
4. Paragraf ineratif
Paragraf ineratif adalah jenis paragraf yang menempatkan kalimat topik
pada tengah paragraf.
5. Paragraf tanpa kalimat topik
Paragraf tanpa kalimat topic adalah jenis paragraf yang mengembangkan
paragraf yang melebihi satu paragraf.
Berdasarkan dari cara atau metode pengembangan,paragraf dapat dibedakan
menjadi:
1. Paragraf menerangkan;
2. Paragraf merinci;
3. Paragraf contoh;
4. Paragraf buktian;
5. Paragraf pertanyaan;
6. Paragraf perbandingan;
7. Paragraf sebab akibat.

2.5 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf


1.Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf
adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam
pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh
menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian
dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu
kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus
terfokus pada gagasan pokok.
2. Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau
kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan
kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi
dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik.
Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan
pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran
penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang
membingungkan.
3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.
Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak
dikembangkan atau diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Contoh :
Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar.Mereka tidak suka
berselisih atau bersengketa.
Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas dengan
pengulangan.
4.Penulis memperhatikan jenis-jenis paragraf pada posisi bagian karangan
pendahuluan,isi,dan bagian kesimpulan.
5.Penulis paragraf tetap memperhatikan kaidah satuan bahasa yang
lain,seperti ejaan,tanda baca,kalimat,diksi,dan bentukan kata.Dalam
penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal
teknis penulisan seperti kutipan,sumber rujukan,tata letak
grafik,kurva,gambar.
6. Penulisan paragraf yang menjorok kedalam,sejajar,atau menekuk.
7.Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam
sebuah paragraf,yaitu jumlah kosakata paragraf antara 30-100 kata dan
jumlah kalimat minimal tiga kalimat.Jika uraian paragraf melebihi 100
kata sebaiknya dibuat menjadi dua paragraf.

2.6   Mengembangkan Paragraf


Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan
membuat kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh
dapat dilihat paparan di bawah ini.
Kerangka paragraf
Pikiran utama : Keindahan alam di Tawangmangu makin surut
Pikiran penjelas :
1.      manusia telah mengubah segala-galanya
2.      hutan, sawah, dan ladang tergusur
3.      pohon-pohon tidak ada lagi
4.      pagar bunga sudah diganti
5.      gedung-gedung mewah dibangun
Pengembangan paragraf:
Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan
menimbulkan kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25 tahun, dinamika
kehidupan manusia telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang
telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting dan cabang pohon telah
berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu bermekaran
dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu gunung
telah menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya triliunan rupiah.
Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan dan indahnya
alam ini.
Dalam mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
a) Susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga
sulit dikembangkan,jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan
yang panjang lebar).
b) Tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas
dalam sebuah paragraf.
c) Dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail atau perincian-perincian
yang tepat.
d) Gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf.

2.7 Teknik Pengembangan Paragraf


Beberapa teknik cara yang dapat dilakukan seorang penulis dalam
mengembangkan paragraf adalah:
I. Teknik Alamiah
Teknik alamiah merupakan pengembangan paragraf berdasarkan urutan
ruang dan waktu.urutan seperti ini biasa disebut dengan istilah
kronologis.Mempermudah bagi pembaca.
a) urutan ruang(spasial)
Yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang
berdekatan dalam sebuah ruang.misalnya gambaran dari depan ke
belakang,dari luar ke dalam,dll.
Contoh:
Bangunan itu terbagi dalam empat ruang.pada ruang pertama yang
sering disebut dengan bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi
kayu ukiran jepara. Ruangan ini sering digunakan adipati sindungriwut
untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal srimanganti,
terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka
kadipaten dan cendera mata dari kadipaten- kadipaten lain. Ruangan ini
tertutup rapat dan selalu dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih kadipaten
ranggenah. Ruangan tempat menyimpan benda-benda pusaka dan
cendera mata ini sering disebut kundalini mesem. Agak jauh disebelah
kanan ruang kundalini terdapat sebuah ruangan yang senantiasa
menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan karena
ditempat inilah sang adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian
.beberapa meter dari ruang pamujan terdapat ruangan kecil dengan
sebuah tempayan besar ditengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan
ruang reresik, karena ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan
diri sang adipati sebelum masuk ke ruang pamujan.
b) Urutan waktu(kronologis)
Yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau
tindakan.
Contoh:
Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977,
saat ia baru lulus dari stm negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama
kali melatihnya adalah klub halilintar. Dari sini prestasinya terus
menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub pelita jaya
sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat
PSSI ke merdeka games di malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk
turnamen di Burnei tahun 1985, ia gagal memenuhinya karena kakinya
cedera.

2. Teknik Klimaks Dan Anti Klimaks


Antiklimaks dimulai dari informasi yang memiliki gradasi tinggi
(penting) menuju informasi yang gradasinya rendah.sedangkan teknik
klimaks dimulai dari hal yang gradasinya kurang penting menuju ke hal
yang gradasinya sangat penting.
a. Klimaks
Contoh:
Bentuk traktor mengalami perkembanagn dari zaman ke zaman seiring
dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu
mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin
uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-
ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini
sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang
memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan
carterpilar. Di samping carterpiler , ford pun tidak ketinggalan dalam
pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak
mau kalah bersaing dalam bidang ini.produk jepang yang khas di
indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah
mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
Pikiran utama dari paragaraf diatas adalah ”bentuk traktor mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman”. Pikiran utama itu kemudian dirinci
dengan gagasan:traktor yang dijalankan dengan mesin uap, traktor yang
memakai roda rantai, traktor buatan buatan Jepang.Variasi dari klimaks
adalah antiklimaks pengembangan dengan antiklimaks dilakukan dengan
cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya,
kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.
3 Teknik Perbandingan Dan Pertentangan
Teknik ini mencoba memperjelas gagasan utama dengan jalan
membandingkan dan mempertentangan hal-hal yang dibicirakan. Dalam
hal ini penulis ini menunjukkan persamaan dan perbandingan antara dua
hal. Hal-hal yang dapat dibandingkan adalah tingkat kesamaan dan
perbedaan kedua hal tersebut.dan ungkapan yang biasa digunakan
seperti:(berbeda dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya
dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari), ini dalam pertentangan.
(serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan
dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu).
a. Perbandingan
Contoh:
Seruan”kiri”!seorang penumpang angkot untuk turun dri mobil yang
ditumpanginya, misalnya di bandung, mungkin tidak lazim di beberapa
daerah lain seperti: manado, gorontalo, dan malaysia, yang membuat
para penumpang serempak menengok kekiri. Seperti halnya di bandung,
di jakarta juga menggunakan seruan“kiri”untuk menghentikan angkot.
Akan tetapi, di manado kata yang di serukan yaitu”muka”, sementara
itu, seruan”minggir!”lazim di gunakan di daerah lampung untuk
menandakan penumpang yang akan berhenti .lain halnya dengan di
padang, meskipun penumpang yang turun lebih dari satu atau mungkin
seluruh penumpangnya, kata seruan yang di gunakan”siko cieh!”yang
berarti”di sini satu!”.
b. Pertentangan
Contoh:
“orde 1998-2006. Atau orde politik Indonesia kinijau berbedah
dari”orde 1997-1998.” Ini menyebabkan kehidupan dan penegakan
hokum dalam kedua priode orde itu juga berbedah besar. Orde
pemerintah Soeharto memiliki kecendrungan kuat ke arah sentralisme,
otoriter, dan represif. Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif
mengendalikan kekuasaan publik, baik legislatif, eksekutif, maupun
yudikatif. Meski peraturan yang membolehkan campur tangan presiden
kedalam penngadilan dicabut dalam priode itu, tetapi pencabutan itu
tidak dapat menahan kekuatan politik Soeharto untul mencampuri
urusan pengadilan. Sejak 1998, orde politik disebut reformasi bertolak
belakang dengan watak orde sebelumnya.
4 Teknik Contoh-contoh
Teknik ini memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti
atau penjelasan kepada pembaca yang bersifat lebih umum, hal tersebut
biasa disebut generalisasi. Pengambilan simpulan secara generalisasi
diperlukan contoh-contoh yang valid,sehingga dapat disimpulkan dengan
tepat(benar).kata yang biasa digunakan: seperti, misalnya, dan
contohnya.
Contoh:
Selain tipe introver, sifat manusia yaitu ekstrover. Tipe ekstrover yaitu
orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada
orang lain, dan kepada masyarakat.orang yang tergolong tipe ekstrover
memiliki sifat-sifat tertentu contohnya berhati terbuka, lancar dalam
pergaulan, ramah tamah, penggembira,mudah memengaruhi,dan mudah
dipengaruhi oleh orang lain.(purwanto,1984:147).
5 Teknik Sebab Akibat
Teknik sebab akibat dapat diwujudkan dengan melihat hubungan antar
kalimat dalam paragraf. Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain
dapat berbentuk sebab-akibat.sebab dapat berfungsi sebagai kalimat
utama.dan akibat sebagai kalimat penjelasnya. Dapat pula
sebaliknya,akibat sebagai kalimat utama dan dijelaskan dengan beberapa
penyebab sebagai perinciannya sehingga pembaca mudah
memahami.kata yang biasa dipakai yaitu: padahal, akibatnya, oleh karena
itu, dan karena.
Contoh:
Seharusnya Indonesia telah menerapkan negara kesejahteraan sejak
awal kemerdekaan. Program jamsostek baru dimulai pada 1976
sehingga indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal,
malaysia telah memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat krisis melanda
asia pada 1997/1998, indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh
karena itu,indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan
program jaminan sosial.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat
yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan
pikiran.
 Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh
kalimat-kalimat yang memiliki hubungan timbal balik.
 Pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak
boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik,
dan tidak mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan
menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif.

3.2 Saran
     Dalam menyusun suatu paragraf hendaknya sesuai dengan ketentuan atau
syarat-syarat yang telah ada, sehingga mempermudah dalam membaca dan
dapat mengetahui isi dari suatu paragraf dengan mudah.
   Khususnya bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau memahami
bagaimana cara mengembangkan suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu
paragraf yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Nasucha, Yakub Drs. M. Hum dkk.2009.Bahasa Indonesia untuk Penulisan


Karya Tulis Ilmiah.Yogyakarta:Media Perkasa.
Wagiran, Mukh Doyin.2012.Bahasa Indonesia untuk Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah.Semarang:UNNES Press.
Ali,Lukman dkk.1991.Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia.Jakarta:Pusat
Pembinaan Bahasa.
Amran Tasai.2000.Cermat Berbahasa Indonesia di Perguruan tinggi.Jakarta:MSP

Anda mungkin juga menyukai