Kepengikutan
Menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M. A, dalam Psikologi
Manajemen dan Administrasi (1989:169), kepengikutan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Kepengikutan Berdasarkan Naluri
Dalam klasifikasi ini, terjadinya kepengikutan pada sejumlah orang
disebabkan timbulnya dorongan untuk menaruh kepercayaan kepada
seseorang, sehingga mereka bersedia untuk melakukan tindakan-tindakan
tertentu yang dikehendaki orang yang memperoleh kepercayaan itu. Orang
yang menerima kepercayaan itu diakui sebagai pemimpin karena
dianggapnya mampu melindungi kepentingan atau mewujudkan aspirasi
orang-orang yang menaruh kepercayaan tadi. Kepemimpinan dan
kepengikutan jenis ini dinamakan kepemimpinan kharismatik (charismatic
leadership).
2. Kepengikutan Berdasarkan Tradisi
Kepengikutan ini timbul disebabkan adanya kebiasaan secara turun-
temurun. Kepengikutan jenis ini terdapat baik dalam masyarakat skala besar
seperti negara maupun dalam skala kecil seperti desa. Dalam kepengikutan
jenis ini, orang-orang yang menjadi pengikutnya tidak melakukan penilaian
terhadap benar salahnya atau baik buruknya kebijakan yang dijalankan
pemimpin.
3. Kepengikutan Berdasarkan Agama
Para pengikut berdasarkan agama acap kali bersifat fanatik, berani mati,
karena matinya itu demi Tuhan penguasa dunia akhirat. Khalayak yang
menjadi pengikut pimpinannya berdasarkan agama menganggap bahwa
pimpinannya itu adalah orang yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya,
karena sebagai tokoh agama ia selain menguasai ketentuan-ketentuan agama
mengenai apa yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, ia
sendiri yang pertama-tama akan mematuhinya.
4. Kepengikutan Berdasarkan Rasio
Kepengikutan ini dapat dijumpai di kalangan orang-orang terpelajar
dalam suatu masyarakat. Mereka mengakui seseorang sebagai pimpinannya
berdasarkan pertimbangan rasional, berlandaskan penalaran (reasoning).
Biasanya, khalayak yang secara rasional mengakui seseorang sebagai
pemimpinnya karena orang itu berpendidikan tinggi dari berwawasan luas.
Oleh karena itu, khalayak menganggap bahwa perilaku sang pemimpin itu
didasari pemikiran yang matang dengan menyadari akibat perilakunya itu,
serta mengetahui pula tindakan apa yang dijadikan antisipasi jika
kegiatannya itu keliru.
5. Kepengikutan Berdasarkan Peraturan
Kepengikutan berdasarkan peraturan terdapat pada masyarakat modern,
di mana orang-orang mengelompokkan diri untuk mencapai suatu tujuan
berdasarkan kepentingan yang sama secara bersama-sama,
Dari 5 (lima) klasifikasi kepengikutan di atas, maka kita dapat
menyimpulkan bahwa kepengikutan itu bisa timbul dengan sendirinya tanpa
adanya persuasi (kharismatik) atau juga bisa muncul dengan adanya paksaan.
Orang yang digerakkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh
pemimpin dinamakan pengikut. Pengikut adalah orang yang menuruti garis
perintah atau garis kerja yang mengaturnya.
Bernardine R. Wirjana, M.S.W. & Prof. Dr. Susilo Supardo, M.Hum. 2002, Kepemimpinan,
(Dasar-dasar dan Pengembangannya) ANDI, Yogyakarta.