Di samping itu ada beberapa gaya kepemimpinan yang tidak dapat dimasukkan dalam
kepemimpinan demokratis otoriter maupun bebas. Mereka ini dikelompokkan sebagai gaya
kepemimpinan pelengkap.
Sejalan dengan uraian-uraian di atas, gaya kepemimpinan demokratis dapat bergerak dari titik
ekstrim tertinggi yang menggambarkan gaya atau perilaku kepemimpinan sangat demokratis,
sampai pada titik ekstrim terendah menjadi tipe kepemimpinan otoriter. Menurut H. Hadari
Nawawi (2003, hal 133) bahwa pergeseran gaya demokratis berlangsung dalam gaya atau
perilaku kepemimpinan yang terdiri dari hal berikut. 1. Kepemimpinan Birokrat (Bureucrat). 2.
Kepemimpinan Pembangun / Pengembang Organisasi (Developer). 3. Kepemimpinan Eksekutif
(Executive). 4. Kepemimpinan Organisatoris dan Admininistrator. 5. Kepemimpinan Legitimasi /
Resmi (Legitimate) atau berdasarkan pengangkatan (Headmanship).
Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam
setiap kelompok atau organisasi. Gaya kepemimpinan demokratis diwujudkan dengan dominasi
perilaku sebagai pelindung dan penyelamat serta perilaku yang cenderung memajukan dan
mengembangkan organisasi atau kelompok. Di samping itu diwujudkan juga melalui perilaku
kepemimpinan sebagai pelaksana atau eksekutif. kepemimpinan dengan gaya demokratis
dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah yang diwujudkan pada setiap
jenjang dan di dalam unit masing-masing. Dengan demikian dalam pelaksanaan setiap
keputusan tidak dirasakan sebagai kegiatan yang dipaksakan tetapi sebaliknya semua merasa
terdorong menyukseskannya sebagai bentuk tanggung jawab bersama. Setiap anggota
kelompok atau organisasi merasa perlu aktif bukan untuk kepentingan sendiri atau beberapa
orang tetapi untuk kepentingan bersama. Kepemimpinan ini juga berprinsip pada prinsip saling
menghormati dan menghargai antara satu sama lainnya. Di mana pemimpin memandang dan
mendapatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan
berbagai aspeknya seperti dirinya juga. Berdasarkan prinsip tersebut gaya kepemimpinan ini
selalu terlihat usaha untuk memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Proses kepemimpinan
diwujudkan dengan cara memberikan kesempatan yang luas bagi anggota kelompok atau
organisasi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
Kb 2
Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal oleh manusia.
gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil
orang yang di antara mereka tetap ada seseorang yang paling berkuasa. Pemimpin di sini
bertindak sebagai penguasa tunggal dan pemimpin memandang dirinya lebih dalam segala hal
dibandingkan dengan bawahannya. Sehingga kemampuan bawahan selalu dipandang rendah
dan dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa adanya perintah. Perintah pemimpin sebagai
atasan tidak boleh dibantah karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar.
Pemimpin sebagai penguasa merupakan penentuan nasib bawahannya sehingga tidak ada
pilihan lain selain harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan pemimpin. Kekuasaan
pemimpin di sini digunakan untuk menekan bawahan dengan mempergunakan sanksi atau
hukuman sebagai alat utama.
Perilaku atau gaya kepemimpinan yang mendukung tipe kepemimpinan otoriter dilaksanakan
dari titik ekstrim tertinggi dengan pergeserannya ke arah kepemimpinan demokratis terdiri dari
perilaku atau gaya kepemimpinan yakni
1. Otokrat (autocrat);
2. Diktatoris (dictator);
3. Otokrasi yang lunak (benevolent autocrat);
4. Pembelot (deserter);
5. Pelindung dan penyelamat (missionary); dan
6. Kompromis (compromiser).
Kb 3
Rangku Kepentimpinan Bebas merupakan kebalikan dari tipe atau gaya kepemimpinan i
perilaku ternyata gaya kepemimpinan ini cenderung didominasi Dilihat dari segi p
kepemimpinan kompromi (compromiser) dan perilaku kepemimpinan verter). Dalam prosesnya,
ternyata sebenarnya tidak dilaksanakan perilaku nan dalam arti sebagai rangkaian kegiatan
menggerakkan dan memotivasi e simbol. Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan
kebebasan penuh k / organisasinya dengan cara apa pun juga. Pemimpin berkedudukan
dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan m pada orang yang berupa
kelompok-kelompok kecil. (et) menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara
perseorangan Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat, yang dilakukan. yang
memerlukannya. Kesempatan itu diberikan baik sebelum maupun sesudah anggota gan
memberi kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi anggota kelompok yang
bersangkutan menetapkan keputusan atau melaksanakan suatu kegiatan. Kepemimpinan
dijalankan tanpa berbuat sesuatu karena untuk bertanya atau tidak pada orang-orang yang
dipimpin. Dalam keadaan seperti itu, setiap terjadi kekeliruan (pt) tentang sesuatu rencana
keputusan atau kegiatan, tergantung sepenuhnya atau kesalahan maka pemimpin selalu
berlepas tangan karena merasa tidak ikut serta organisasinya. Pemimpin melepaskan diri dari
tanggung jawab (deserter), dengan menetapkannya menjadi keputusan atau kegiatan yang
dilaksanakan kelompok / atau melaksanakan keputusan dan kegiatan tersebut. Oleh karena itu,
bukan dirinya yang mending bahwa yang salah adalah anggota kelompok / organisasinya yang
menetapkan harus dan perlu diminta pertanggungjawaban telah berbuat kekeliruan atau
kesalahan. Sehubungan dengan itu, apabila tidak seorang pun orang-orang yang dipimpin atau
bawahan yang mengambil inisiatif untuk menetapkan suatu keputusan dan tidak pula
melakukan sesuatu kegiatan maka kepemimpinan dan keseluruhan kelompok / organisasi
menjadi tidak berfungsi. Kebebasan dalam menetapkan suatu keputusan atau melakukan suatu
kegiatan dalam tipe kepemimpinan ini diserahkan sepenuhnya pada orang-orang yang
dipimpin. Oleh karena setiap manusia mempunyai kemauan dan kehendak sendiri maka akan
berakibat suasana kebersamaan tidak tercipta, kegiatan menjadi tidak terarah, dan simpang
siur. Wewenang tidak jelas dan tanggung jawab menjadi kacau, setiap anggota saling
menunggu, dan bahkan saling salah menyalahkan apabila diminta pertanggung jawaban. A
Gaya atau perilaku kepemimpinan yang termasuk dalam tipe kepemimpinan has ini seperti
berikut. Kepemimpinan Agitator Tipe kepemimpinan ini diwarnai dengan kegiatan pemimpin
dalam bentuk tekanan, adu domba, memperuncing perselisihan, menimbulkan, dan
memperbesar perpecahan / pertentangan dan lain-lain dengan maksud untuk memperoleh
keuntungan bagi dirinya sendiri. Agitasi yang dilakukan terhadap orang luar atau organisasi lain
adalah untuk mendapatkan keuntungan bagi organisasinya dan bahkan untuk kepentingan
pemimpin sendiri.
Kepemimpinan Simbol pada Tipe kepemimpinan ini menempatkan seorang pemimpin sekedar
sebagai lambang Di samping gaya kepemimpinan demokratis, otokrasi maupun bebas maka p
atau simbol, tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan yang sebenarnya. kenyataannya sulit
untuk dibantah bila dikatakan terdapat beberapa gaya atau perilaku tersebut. Sehubungan
dengan itu, sekurang-kurangnya terdapat lima gaya atau perilaku kepemimpinan yang tidak
dapat dikategorikan ke dalam salah satu tipe kepemimpinan kepemimpinan seperti itu. Kelima
gaya atau perilaku kepemimpinan itu sebagai berikut Gaya atau Perilaku Kepemimpinan Ahli
(Expert). Gaya atau Perilaku Kepemimpinan Kharismatik. Gaya atau Perilaku Kepemimpinan
Paternalistik. Gaya atau Perilaku Kepemimpinan Pengayom. 5. Gaya atau Perilaku
Kepemimpinan Transformasional. 4. 5.52 Gaya Kepemimp 2. 3. 2.