Anda di halaman 1dari 23

PENGEMBANGAN PARAGRAF SECARA

EKSTERNAL

DISUSUN :
1. Rhamadani inas shabirah
(090030582226034)
2. Syachira amanda (090030582226030)
3. Firman sultoni (090030582226010)
4. M.dzaki akhyar (090030582226022)
5. M.fahri Ramadhan (090030582226026)

Dosen Penggampu: Novritika, S.Pd., M.Pd.

Progam Studi Teknik Komputer


Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Sriwijaya
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah
Bahasa Indonesia yang berjudul “Pengembangan paragraf secara eksternal” .

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing ibu Novritika,
S.Pd., M.Pd. yang dengan kesabaran dan kelebihannya telah mengajar kami dengan
baik.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
Daftar Tabel .....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................


1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan ........................................................................................................
1.4 Manfaat .....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................


2.1 Tinjauan Studi ............................................................................................
2.2 Landasan Teori ...........................................................................................
2.3 Pengertian Paragraf ....................................................................................
2.3.1 Ciri-ciri paragraf ............................................................................
2.3.2 Fungsi Paragraf ..............................................................................
2.3.3 Syarat-syarat Paragraf....................................................................
2.4 Jenis-jenis Paragraf ....................................................................................
2.4.1 Menurut Fungsi dalam Karangan ..................................................
2.4.2 Menurut Posisi Kalimat Topik ......................................................
2.4.3 Menurut Sifat Isinya ......................................................................
2.5 Pengembangan Paragraf .............................................................................
2.5.1 Teknik Spasial ...............................................................................
2.5.2 Teknik Urutan Waktu ....................................................................
2.5.3 Teknik Klimaks dan Antiklimaks ..................................................
2.5.4 Teknik Perbandingan dan Pertentangan ........................................
2.5.5 Teknik Analogi ..............................................................................
2.5.6 Teknik Sebab Akibat .....................................................................
2.5.7 Teknik Definisi Luas .....................................................................
2.5.8 Teknik Klasifikasi .........................................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................


3.1 Kesimpulan ................................................................................................
3.2 Saran ..........................................................................................................

Daftar Pustaka ..................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penulisan paragraf dalam pembelajaran bahasa Indonesia telah di perkenalkan pada


siswa sejak pendidikan dasar. Kemudian dilanjutkan ke pendidikan menengah pertama,
pendidikan menengah atas, hingga perguruan tinggi. Namun, apakah pengetahuan seorang
mahasiswa akan terus meningkat mengenai paragraf seiring seringnya berlatih menulis
paragraf dari jenjang yang mudah hingga tingkat kesulitan yang cukup rumit.

Pembelajaran mengenai paragraf sudah menjadi persoalan serius di kalangan pelajar


baik tingkat menengah hingga perguruan tinggi. Kegiatan komunikasi kelilmuan secara
tertulis menuntut mahasiswa dalam membuat sebuah paragraf dan dituangkan kedalam karya
ilmiah.

Penyebab dari permasalah tersebut, disebabkan rendahnya motivasi mahasiswa dalam


mengasah kemampuanya dalam menulis sebuah paragraf. Selain itu, kemampuan mahasiswa
dalam berpikir kritis mengenai suatu permasalahan dan kurangnya berlatih. Kedua hal
tersebut erat kaitannya dengan kemampuan mahasiswa dalam menuliskan sebuah paragraf.

Sebagai seorang terpelajar, menentukan solusi atas permasalah tersebut merupakan


jalan terbaik yang harus di tempuh demi terciptanya kompetisi dalam diri mahasiswa untuk
menghasilkan karya terbaiknya dalam bidang tulisan berupa karya ilmiah. Salah satu cara
untuk mengatasinya dengan menemukan beberapa metode atau model pembelajaran yang
sesuai kerakteristik mahasiswa. Selain itu, menemukan beberapa faktor yang menyebabkan
keberhasilan dalam membuat sebuah paragraph juga perlu dilakukan oleh pengajar demi
tercapainya hasil yang maksimal dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang akan dicapai.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menyampaikan gagasan penulis dengan
caranya sendiri. Dalam hal ini kemampuan mahasiswa dalam menulis paragraf sangat di
perlukan demi tercapainya penulisan keraya ilmiah yang baik dan benar sesuai aturan dalam
bahasa Indonesia.

Apakah penulisan karya ilmiah berpengaruh signifikan terhadapat kemampuan


seorang peliti dalam menulis sebuah paragraf. Hal inilah yang akan penulis teliti.untuk
mengetahui lebih lanjut penulisan paragraf. Penulis berusaha untuk meneliti dan mencari
jawabannya dan menuangkannya dalam makalah yang berjudul Paragraf.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi


masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah pengertian paragraf ?

2. Apasaja jenis–jenis pengembangan paragraf ?

3. Bagaimana bentuk dan cara penulisan paragraf ?

4. Bagaimana bentuk kalimat utama dan kalimat penjelas pada paragraf ?

1.3 Tujuan

Berdasarakan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Untuk mengetahui pengertian paragraf.

2. Untuk mengetahui jenis–jenis pengembangan paragraf.

3. Untuk mengetahui dan cara penulisan paragraf.

4. Untuk mengetahui kalimat utama dan kalimat penjelas dalam menulis sebuah
paragraf.
1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban dari permasalahan-


permasalahan yang telah dirumuskan dan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Penulis

Melalui penelitian ini membarikan banyak pangetahuan kepada penulis dalam

mengembangkan dan menulis paragraf sehingga dapat membuat karya ilmiah yang baik dan
sesuai dengan kaedah bahasa Indonesia. Dan memberi acuan untuk memperbaiki karya –
karya yang telah penulis buat. Paragraf sebagai wadah bagi penulis dalam mengungkapkan
ide atau pokok pikiran secara tertulis. Penulis tidak cepat lelah dalam menyelesaikan sebuah
karangan dan termotivasi masuk dalam paragraph berikutnya.

b. Pembaca

Memberikan gambaraan bagaimana seorang pembaca tidak hanya bias

membaca tetapi, harus bias dalam membuat sebuah paragraf. Karena seorang pembaca
mengambil inti sari dari sebuah bacaan melalui paragraf–paragraf yang telah tersusun dengan
baik. Serta membuat pembaca lebih mudah dalam memahai bacaan. Pembaca dapat belajar
bagimmana cara menarik untuk menyampaikan sebuah gagasan dalam paragraf. Pembaca
merasa tertarik dan termotivasi cara menjelaskan paragraph tidak hnaya dengan kata-kata,
tetapi dapat juga dengan gambar,bagan,diagram, grafik, dan kurva.

c. Dunia Pendidikan

Dalam dunia pendidikan penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan bagi
kalangan pendidikan dan peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Agar
dalam pembuatan karya ilmiah dapat menghasilkan karya yang berkualitas. Serata diharapkan
dapat memberikan motivasi lebih kepada kalangan peserta didik dan mahasiswa untuk
memberikan kemudahan dalam menulis sebuah paragraf.

d. Peneliti Lain
Melalui penelitian ini, penulis harapkan akan bermunculan penelitian-

penelitan lain yang meneliti tentang paragraf.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Studi

Dalam penelitian ilmiah atau membuat sebuah makalah pengertian paragraf sangat
beragam. Dalam makalah ini peneliti mengambil dua makalah sebagai tinjauan studi.

Dalam makalahnya Ngadiyono menyebutkan bahwa paragraf merupakan bagian


karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta
membentuk satu kesatuan pikiran. Terdapat tiga persyaratan agar paragraf menjadi padu
yaitu kepaduan, kesatuan dan kelengkapan.

Sementara menurut Fiqhri dalam makalahnya paragraf adalah suatu bagian dari bab
pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan
kalimat yang berbentuk paragraf atau alinea harus memperhatikan kesatuan pikiran.

Sementara menurut Ngadiyono syarat sebuah paragraf itu adalah Kepaduan. Untuk
mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah kemampuan merangkai
kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Oleh karena itu, digunakan kata
penghubung. Adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan
dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf dinamakan paragraf
deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf disebut paragraf
induktif. Hal senada juga disbutkan oleh Fiqhri dalam makalahnya.

2.2 Landasan Teori

Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama


menjelaskan unit buah pikiran untuk mendukung pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran
yang diungkapkan dalam seluruh tulisan menurut Kasih dalam Wiyanto (2012:96). dalam
buah pikiran yang didukung oleh semua

kalimat dalam paragraf tersebut, dimulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat
topik, kalimat-kalimat penjelas sampi dengan kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Ngadiyono dalam Moeliono (1988:648), asal
kata paragraf dari bahasa apa tidak lagi disebutkan, dan kata itu memiliki arti: (a) bagian bab
dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan dimulai penulisannya
dengan garis baru, alinea. (b) bagian wacana yang ditandai oleh baris pertama yang menjorok
ke dalam atau jarak spasi yang lebih; paragraf; (c) dalam ragam percakapan alinea berarti
ganti baris: baris baru (pada tulisan).

Paragraf merupakan bahasa tulisan yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun
secara runtun, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap menurut Kasih
dalam Alex (2011:208). Paragraf merupakan bentuk karangan yang hanya terdiri dari
beberapa kalimat, serta di dalamnya mengungkapkan suatu informasi dengan kalimat utama
atau pokok pikiran sebagai pengendalinya dan kalimat penjelas sebagai kalimat pendukung
Kasih (2013:43).

Dari uraian diatas paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun
secara runtun sehingga membentuk sebuah karangan yang mengandung satu ide pokok, yang
menjadi jelas oleh urain-uraian tambahan.

2.3 Pengertian Paragraf

Paragraf memiliki beberapa pengertian : (1) Paragraf ialah karangan mini. Artinya
semua unsur karangan yang panjang ada dalam pragraf. (2) Paragraf adalah satuan bahasa
tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide
yang tersusun lengkap, utuh, dan padu. (3) Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan
yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran
utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnnya. (4) Paragraf yang

terdiri atas suatu kalimat berarti yang tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan.

2.3.1 Ciri-ciri paragraf

Dari ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibangun dengan sekelompok
kalimat yang saling mengikat.
1. Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketakukan spasi untuk jenis karangan biasa,
misalnya surat, dan delapan ketekukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya:
makalah, skripsi, thesis, dan disertasi.

2. Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik. Kalimat
topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, atau akhir.

3. Paragraf menggunakan ide penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.


4. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik.

5. Paragraf akademik terdiri atas kalimat topik, kalimat penjelas atau pendukung, dan
kalimat konklusi. Kalimat topik ditempatkan pada posisi awal.

6. Seluruh kalimat saling mengait.

2.3.2 Fungsi Paragraf

Agar sebuah paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih
baik dan energik sehingga pembaca menjadi lebih semangat, maka perlu diperhatikan
mengenai fungsi dari paragraf itu sendiri yang menjabatani penulis dan pembacanya adapun
fungsi dari paragraph itu sendiri seperti yang dikemukakan Kasih dalam Alex (2011:209)
yaitu:

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan
ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secar logis dalam suatu kesatuan.

2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa

paragraf, mengganti paragraf berarti mengganti pikiran.

3. Memudahkan mengorganisasikan gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman


bagi pembacanya.
4. Memudahkan mengembangkan topik karagan ke dalam satuan-satuan unit pikiran
yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengembalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa
variabel.

2.3.3 Syarat-syarat Paragraf


1. Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu tema yang jelas.
2. Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalam paragraf saling terkait dalam paragraf.
Cara Mengaitkan antarkalimat dalam paragraf dapat dilakukan dengan cara berikut.

a. Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat dalamsetiapkalimat.

b. Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awalkalimat dengan tepat dan benar.
c. Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagai pengganti gagasan utama
dengan Kata-kata seprti: dia, mereka,nya, itu, tersebut, ini.
3. Penggunaan metode pengembangan paragraph sebagai penjels gagasan utama paragraf.
Metode Yang digunakan dari metodeproses sampai dengan metode definisi.

4. Setiap paragraph harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis dalam kalimat topik.
Posisi kalimat topik dalam paragraf ditempatkan pada.
a. Kalimat topic pada awal paragraf (deduktif),

b. Kalimat topic pada akhir paragraf (induktif,

c. Kalimat topic pada awal dan akhir paragraph (deduktif—induktif)

d. Kalimat topic pada temgah paragraph (ineratif)

e. Kalimat topic pada semua kalimat dalamparagraf (deskriptif). Kalimat topik dalam
paragraph ditulis dalam klalimat tunggalatau kalimat majemuk bertingkat karena kedua
kalimat itu hanya menyampaikan satu gagasan utama.

5. Penulis paragraph tetap memmerhatikan kaidah satuan bahasayang lain, seperti ejaan,
tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.
6. Dalam penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraf harus diperhatikan hal-hal teknis
penulisan Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.

7. Penulis pun memperhatikan jenis-jenis paragraph pada posisi bagian karanagan


pendahuluan, isi,dan bagian kesimpulan.
8. Penulisan paragraph yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.

9. Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam sebuah paragraf, yaitu
jumlah kosakata paragraf antara 30-100 kata dan jumlah kalimat minimal tiga kalmia.

10. Jika uraian paragraf melebihi 100 kata sebaiknya dibuat menjadi dua paragraf.
2.4 Jenis-jenis Paragraf

Paragraf memiliki banyak ragam. Untuk membedakan paragraf yang satu dari
paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya akan diuraikan sebagai berikut :

2.4.1 Menurut Fungsi dalam Karangan

a. Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka berperan sebagi pangantar untuk sampai kepada masalah yang
akan di uraikan. Sebab paragraf pembuka harus menarik minat dan perhatian
pembaca, serat sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
diuraikan.

b. Paragraf Pengembang

Paragraf pengembang bertujuan untuk mengembangkan pokok pembicara suatu


karangan sebelumnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka.

c. Paragraf penutup

Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan. Biasanya paragraf ini berisi


kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat pula paragraf penutup berisi penegasan
kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung.

2.4.2 Menurut Posisi Kalimat Topik

a. Paragraf Deduktif

Paragraf Deduktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama
pada awal paragraf.

Contoh :

Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan
ini similiki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Kedudukan ini dimungkinkan oelh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari
bahasa Indonesia telah menjadi linguafranca selama berabad-abad ini seluruh tanah
air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa,
maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk
mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional.

b. Paragraf Induktif

Paragraf Induktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok atau gagasan utama
pada akhir paragraf.

Contoh :

Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan


pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia.
Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa
Indonesia. Hanya dalam keadaat tertentu, demi kepentingan antarbangsa kadang-
kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa
bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, bahasa Indonesia
digunakan sebagai bahasa nasional.

c. Paragraf Deduktif-Induktif

Paragraf Deduktif-Induktif adalah paragraf yang menempatkan ide pokok

atau gagasan utama awal dan akhir paragraf.

d. Paragraf Penuh Kalimat topik

Seluruh kalimat yang membangun dalam paragraf sma pentingnya sehingga tidak
satupun kalimat khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian biasnya akibat sulit
menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan yang lainnya sama-sama
penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat
deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

2.4.3 Menurut Sifat Isinya

a. Paragraf Deskripsi
Deskripsi berasal dari verba to describle, yang artinya menguraikan, memerikan,
atau melukiskan. Paragraf deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha
memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Ciri-ciri paragraf
deskriptif ialah :

a) Memberikan gambaran atau melukiskan sebuah benda, tempat dan suasana


tertentu.
b) Dalam penggambaran dalam hal ini menggunakan panca indra.
c) Membuat pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri objek yang
dideskripsikan.
d) Menjelaskan ciri-ciri objek.

b. Paragraf Eksposisi

Kata eksposisi diambil dari bahsa inggris eksposition sebenarnya berasal dari bahasa
latin yang berarti membuka atau memulai. Eksposisi merupakan wacana yang
bertujuan untuk memberitahu, menghapus, menguraikan, atau menernagakan sesuatu.

Ciri-ciri paragraf eksposisi :

1. Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau


melaksanakan suatu tindakan.
2. Gaya penulisannya bersifat informative.

3. Menginformasikan atau menceritakan sesuatu yang tidak bias dicapai oleh alat
panca indera.
4. Paragraf eksposisi umunya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan,
mengapa dan bagaimana.

c. Paragraf Narasi

Paragraf Narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,


mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa
secara kronologis yang berlangsung dalam kesatuan waktu.
Ciri-ciri paragraf narasi :

1. Narasi Ekspositoris

Adalah jenis narasi yang narasi yang berisikan rangkaian pembuatan yang
disampaikan secara informativ sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu
secara tepat.

2. Narasi Sugestif

Adalah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu rekaan, khayalan, atau
imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat di lihat pada roman, cerpen,
hikayat, dongeng, dan novel.

3. Paragraf Argumentasi

Paragraf Argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau


opini tertulis disampikan itu benar penulis menyatakan bukti, contoh, dan
berbagai alas an yang sulit untuk dibantah Kasih dalam Nasuha (2009:50).

4. Paragraf Persuasi

Paragraf Persuasi merupakan kelanjutan atau pengembangan dari argumentasi.


Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh
untuk menyakinkan pembaca.

2.5 Pengembangan Paragraf

2.5.1 Teknik Spasial


Dalam teknik ini, penulis menggunakan pola yang sudah ada pada objek /kejadian yang
dibicarakan. Gambaran dari depan ke belakang, di luar ke dalam, dari bawah ke atas,
dari kanan ke kiri dan sebaginya.

Contoh :
Bangun itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama sering disebut dengan
bangsa srimaganti, terdapat dua padang kursi kayu ukiran Jepara. Ruang ini sering
digunakkan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri
bangsa srimaganti, terdapat ruang khusus untuk penyimpanan benda-benda pusaka
kadipaten lain. Ruang ini tertutup rapat dan selalu oleh kesatria-kesatria terpilih
Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat penyimpanan benda-benda pusaka dan cindera
mata ini sering disebut kundaleni masem. Agak jauh dari sebelah kanan kundaleni
masem terdapat sebuah ruang yang senantiasa menggambarkan aroma dupa. Ruang ini
disebut pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan upacara dan
kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat sebuah ruangan kecil dengan
sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruang ini sering disebut dengan ruang reresik,
karena ruang ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum
masuk keruang pamujan.

2.5.2 Teknik Urutan Waktu


Pada teknik ini penulis mengembangkan paragrafnya berdasarkan urutan waktu
(kronologis) terjadinya peristiwa. Peristiwa-peristiwa terjadi ditulis secara urut
berdasarkan waktu. Pada teknik pengembangan ini, penulis teidak membahas dengan
membandingkan, menganalisis atau yang lainnya. Contoh :

Setelah Lulus dari SMAN 4 Kerinci, dia masuk ke Akademi Kepolisian. Di sana, dia
dapat mengikuti pendidikan dengan baik. Ia bahkan lulus dengan prestasi yang
membanggakan. Oleh karena itu, iya segera mendapatkan penempatan yang istimewa,
yaitu sebagai staf khusus Menteri Pertahanan. Posisi tersebuh iya jalani selama delapan
tahun. Hebatnya sambil mengembang penugasan tersebut, ia belajar di sebuah
perguruan tinggi sehingga ia mendapat gelar sarjana.

2.5.3 Teknik Klimaks dan Antiklimaks


Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang di anggap
kurang penting. Namun, gagasan tersebut kemudian berangsur-angsur di kembangkan
hingga yang paling tinggi.
Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan
dengan cara menguraikan gagasan dari yang peling tinggi kedudukannya, kemudian
perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.

Contoh :

Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring perkembangan


teknologi manusia. Pada waktu mesin uap lagi jay-jayanya,

ini disebut pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan upacara
dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat sebuah ruangan kecil
dengan sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruang ini sering disebut dengan ruang
reresik, karena ruang ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati
sebelum masuk keruang pamujan.

2.5.4 Teknik Urutan Waktu


Pada teknik ini penulis mengembangkan paragrafnya berdasarkan urutan waktu
(kronologis) terjadinya peristiwa. Peristiwa-peristiwa terjadi ditulis secara urut
berdasarkan waktu. Pada teknik pengembangan ini, penulis teidak membahas dengan
membandingkan, menganalisis atau yang lainnya. Contoh :

Setelah Lulus dari SMAN 4 Kerinci, dia masuk ke Akademi Kepolisian. Di sana, dia
dapat mengikuti pendidikan dengan baik. Ia bahkan lulus dengan prestasi yang
membanggakan. Oleh karena itu, iya segera mendapatkan penempatan yang istimewa,
yaitu sebagai staf khusus Menteri Pertahanan. Posisi tersebuh iya jalani selama delapan
tahun. Hebatnya sambil mengembang penugasan tersebut, ia belajar di sebuah
perguruan tinggi sehingga ia mendapat gelar sarjana.

2.5.5 Teknik Klimaks dan Antiklimaks


Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang di anggap
kurang penting. Namun, gagasan tersebut kemudian berangsur-angsur di kembangkan
hingga yang paling tinggi.
Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan
dengan cara menguraikan gagasan dari yang peling tinggi kedudukannya, kemudian
perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.

Contoh :

Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring perkembangan


teknologi manusia. Pada waktu mesin uap lagi jay-jayanya,

ada traktor yang di jalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat
perhatian orang, traktor ikut di berimodel seperti tank. Keturunan traktor model tank
sampai sekarang masih digunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai.
Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, ford
pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dn pembautan alat pertanian lainnya.

2.5.4 Teknik Perbandingan dan Pertentangan

Teknik ini membandingkan informasi yang satu dengan informasi yang lain atau
bahkan di pertentangkan sehingga suatu informasi menjadi lebih jelas. Dalam hal ini,
penulis berusaha menunjukan persamaan dan perbedaan dua hal. Namun teknik ini
harus memiliki syarat yang harus dipenuhi, yaitu materi yang diperbandingkan dan
dipertentangkan harus memiliki tingkatan yang sama dan keduanya memiliki
persamaan sekaligus perbedaan.

Contoh :

Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka
umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling senang mengenakan
pakaian yang praktis. Iya menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth
Thacher. Sejak menjadi pemimpin konservasif, ia melembutkan pakainya dan gaya
rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung
berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke
pemakaman, ke upacara resmi misalnya ke parlemen.

2.5.5 Teknik Analogi


Digunakan untuk membuat gagasan yang disajikan penulis mudah di pahami. Biasanya,
gagasan yang ini disampaikan merupakan suatu hal yang baru atau telah dipahami
secara salah sehingga penulis membutuhkan teknik ini untuk memberikan sebuah
pamahaman atas gagasannya.

Contoh :

Dalam persoalan Poso, kita diingatkan bahwa penangannanya tidaklah mudah.


Ibaratnya kita diminta memegan telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan
pecah, tetapi kalau longgar juga akan pecah Karena akan telepas dari tangan. Kita harus
menanganinya secara tepat dan harus menjadikan perhatian kita janganlah masalah ini
membuat kita sebagai bangsa terpecah. Kesihan para pahlawan dan mereka yang
berharap masa depan.

2.5.6 Teknik Sebab Akibat


Pada teknik ini, penulis menyajikan sata dalam hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa
atau sesuatu hal lain yang terjadi. Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat
berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab akibat berpfungsi sebagai pikiran utama,
dan akibat sebagai pikiran penjelas.

Contoh :

Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan.


Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk
tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulai sejak 1959. Akibatnya, saat krisis
melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena
itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

2.5.7 Teknik Definisi Luas


Kata yang digunakan seperti adalah, yaitu, ialah, merupakan. Kata biasanya digunakan
adalah bila sesuatu yang didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika
sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat, ialah dibunakan
untuk menjelaskan sinonim suatu hal, sedangkan merupakan dipakai untuk
mendefinisikan pengertian rupa atau wujud.
Contoh :

Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara

continu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar.
Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga air yang nerasal dari sumber air, dan
mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama system ini
ialah pompa pemasukan, katup limbah, katup pengantar, katup udara, ruang udara, dan
pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat di pompakan karena adanya perubahan
energy kinetic air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang
udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi
permukaannya, desain ketup limbah dan katup pemasukan dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi bergantian.

2.5.8 Teknik Klasifikasi


Teknik Klasifikasi merupakan teknik pengembangan yang menggunakan
pengelompokan-pengelompokan. Pengelompokan itu biasanya dilakukan berdasarkan
kesaman-kesamaan yang dimiliki.

Contoh :

Dalam karang-mengarang atau tuli-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain


kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan
atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menyerap
ejaan, pungutasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan
kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemapuan
membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok
bahasan dalam urutan yang sistematik.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpualan

paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtun
sehingga membentuk sebuah karangan yang mengandung satu ide pokok, yang menjadi jelas
oleh urain-uraian tambahan.

Paragraf memiliki banyak jenis menurut fungsinya yaitu pembuka, pengembang, dan
penutup. Menurut posisi kalimat topik yaitu dedukti, induktif, deduktif-induktif dan paragraf
penuh kalimat topik.

Dalam pengembangan paragraf banyak hal yang perlu di perhatikan supaya para
pembaca dapat memahami dengan baik isi paragraf yang sendah penulis sampaikan kepada
pembaca. Selain itu dalam penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraf harus diperhatikan
hal-hal teknis penulisan Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.

Ada beberapa teknik dalam mengembangkan paragraf yaitu secara spasial, urutan
waktu, klimaks dan antiklimaks, perbandingan dan pertentangan, analogi, sebab-akibat,
definisi luas, dan klasifikasi.

Dalam penulisan karya ilmiah berpengaruh signifikan terhadapat kemampuan seorang


peliti dalam menulis sebuah paragraf. Hal inilah yang penulis teliti untuk mengetahui lebih
lanjut penulisan paragraf. Serta pemakaian paragraf dalam berbagai jenis karangan ilmiah
yang sering digunakan di tingkat pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas
hingga perguruan tinggi.

Paragraf merupakan bagian penting dalam sebuah karya ilmiah karena karangan atau
karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah tersebut tetapi juga dilihat
dari susunan paragraf dan penulisan paragraf yang benar. Karena paragraf mengekspresikan
gagasan tertulis dengan memberi bentuk

DAFTAR PUSTAKA
A, Alex dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Prenada
Media Group.
Buchner, Eduard. Makalah Bahasa Indonesia.
<http://www.academia.edu/3816694/makalah_bahasa_indonesia_kesatuan_pa
ragraf_disusun_untuk_memenuhi_tugas_bahasa_indonesia_dosen_pengampu
_Dr._Abdullah_M.Hum.html>

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Kuliah Bahasa Indonesia. Jakarta.

HS, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Karlieni, Eni dkk. 2007. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : BPDU

Kasih. 2013. Modul Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Depok : Hak Cipta.

Ngadiyono. 2011. Kesatuan Paragraf. Makalah Bahasa Indonesia, FMIPA

UNDIP Semarang: tidak diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai