Anda di halaman 1dari 13

DRAMA DAN SEMESTA, PERBEDAAN KOMEDI DAN TRAGEDI, SASTRA DAN

ETIKA (MIMESIS-PLATO)

Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Sastra Klasik yang di ampu oleh:

Fadlil Yani Ainusyamsi, Dr, M.A

Disusun oleh :

1. Ayu Qurrotu Uyun 1185020029


2. Fuad Azhari
3. Hanifatu khoriyah 1185020067
4. Hesti Nursaadah 1185020070

BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Drama dan Semesta. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada
baginda kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Pertama kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang selama ini membantu dalam
penyusunan makalah ini. Makalah ini telah kami susun sebenar-benarnya sesuai dengan
kemampuan kami, yang mungkin akan terdapat beberapa kekeliruan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran mengenai makalah ini agar kami dapat menyusun
kembali makalah ini dengan baik di kemudian hari.

Tujuan makalah ini kami susun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
PeradabanIslam yang diampu oleh Fadlil Yani Ainusyamsi, Dr, M.A Kami juga
mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat khususnya kepada kami sebagai
penyusun umumnya kepada pembaca.

Bandung, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2
A. Pengertian Drama dan Semesta..................................................................................................2
B. Perbedaan Tragedi dan Komedi.................................................................................................4
C. Pengertian Sastra dan Etika.......................................................................................................4
D. Pengertian Mimesis ( Plato )......................................................................................................5
BAB III PENUTUPAN........................................................................................................................7
A. SIMPULAN...............................................................................................................................7
B. SARAN.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................1

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra merupakan sebuah bentuk dan hasil dari sebuah pekerjaan kreatif . pada
hakikatnya adalah salah satu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra pada umumnya berisi tentang
permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan karya sastra dilatar
belakangi oleh dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam
Sarjidu, 2004 : 2).

Drama adalah salahsatu karya sastra yang amat populer hingga sekarang, bahkan di
zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang drama. Contohnya
sinetron, film layar lebar dan pertunjukan-pertunjukan lain yang menggambarkan
kehidupan manusia. Bahkan seni drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Drama dan Semesta?


2. Apa saja perbedaan antara Tragedi dan Komedi?
3. Apa pengertian dari sastra dan etika?
4. Apa yang dimaksud dengan Muhakah/Mimesis menurut Plato?

C. Tujuan Penulisan

1. Mampu memahami makna Drama dan Semesta.


2. Mampu memahami perbedaan antara Tragedi dan Komedi.
3. Mampu memahami dari pengertian sastra dan etika.
4. Mampu menjelaskan maksud Muhakah/Mimesis menurut Plato dengan benar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Drama dan Semesta

Kata drama berasal dari kata Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak, bereaksi dan sebagainya, jadi drama berati perbuatan atau tindakan
(Hasanuddin,1996:2). Drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia
dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan prilaku.

Istilah drama juga dikenal berasal dari kata drama ( Prancis ) yang digunakan untuk
menjelaskan lakon-lakon tentang kehidupan kelas menengah. Drama adalah salah satu
bentuk seni yang bercerita melalui percakapan dan action tokoh-tokohnya. Percakapan
itu sendiri bisa dikatakan sebagai action. Kata kunci drama adalah gerak. Setiap drama
akan mengendalikan gerak sebagai ciri khusus drama. Kata kunci ini yang membedakan
dengan puisi dan prosa fiksi.

Sebuah drama pada hakikatnya hanya terdiri atas dialog. Mungkin dalam drama ada
petunjuk pementasan, namun petunjuk pementasan ini sebenarnya hanya dijadikan
pedoman oleh sutradara dan para pemain. Oleh karena itu, dialog para tokoh dalam
drama disebut sebagai teks utama ( hauptext ) dan petunjuk lakuannya disebut teks
sampingan ( nebentext ).

Terdapat unsur-unsur dalam drama antara lain sebagai berikut :

1. Tema : gagasan/ide
2. Alur : tahapan cerita yang bersambungan. Meliputi pemaparan, pertikaian,
penggawatan,klimaks, peleraian. Dilihat dari cara menyusun : alur maju/lurus,
alur mundur, alur sorot balik, alur gabungan.
3. Tokoh : Pemain/orang yang berperan dalam cerita.
Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonis
Tokoh dilihat dari perkembangan watak : tokoh bulat dan tokoh datar.
Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama(sentral) dan tokoh
bawahan (sampinga)

2
4. Latar : bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketika
tokoh mengalami peristiwa.
Latar terbagi dalam :
 latar sosial : latar yang berupa, waktu, suasana, masa, bahasa.
 Latar fisik : latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh misal, rumah,
ruang tamu, dapur,sawah, hutan, pakaian/baju.
 Amanat : Pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui
tokoh dankonflik dalam suatu cerita.
Hal mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi, prosa, dan drama
adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh yang dapat
dilihat (bila dalam naskahdrama) dan didengar langsung oleh penonton,
apabila dalam bentuk drama pementasan.

Lalu timbul pertanyaan apakah ada hubungan nya antara drama dan semesta.
Ilmu pengetahuan sekarang ini meyakini bahwa alam semesta yang diciptakan atas
kehendak Tuhan adalah suatu sistem yang berdenyut, mengembang secara maksimal,
lalu menciut dengan segala energi yang ditekan pada suatu bentukan masa yang
sedemikian besar sehingga menyebabkan ledakan yang disebut sebagai big bang.
Pengembangan dan penciutan alam semesta berlangsung dalam kurun waktu milyaran
tahun. Hal ini senada dengan arti drama yang berarti berbuat, berlaku, bertindak.

Jika jika mencermatinya, kebanyakan karya sastra disusun berdasarkan alam


semesta. Baik dari segi puisi, novel, prosa, bahkan drama. Perkembangan teori sastra
untuk penulis melalui pengalaman terhadap sekililingnya itu ada pada alam semesta

Pendekatam semesta terhadap teori sastra disebut pula pendekatan mimesis.


Dasar pertimbanagan pendekata mimesis adalah dunia pengalaman, yaitu karya satra
itu sendiri yang tidak bisa mewakili kenyataan yang sesungguhnya melainkan hanya
sebagai peniruan kenyataan. Kenyataan disini dipakai dalam arti yang seluas- luasnya,
yaitu segala sesuatu yang berada diluar karya sastra dan di acu oleh karya sastra,
sepertihalnya benda-benda yang dapat dilihat dan diraba, bentuk-bentuk
kemasyarakatan, perasaan, pikiran, dan sebagainya.

3
B. Perbedaan Tragedi dan Komedi

Tragedi adalah drama yang menampilkan tokoh yang sedih dan muram. Keadaan ini
biasanya mengantar tokoh-tokohnya kepada keputus asaan dan kehancuran. Drama ini
juga mengacu pada drama serius yang melukiskan konflik diantara tokoh utamanya yang
berakhir dengan malapetaka atau kesedihan. Sedangkan komedia adalah drama ringan
yang bersifat menghibur dan yang berakhir bahagia. Biasanya drama ini disisipi dengan
gurauan yang dapat bersifat menyindir.

Berikut merupakan perbedaan yang mencolok antara drama tragedy dan komedi yaitu :

1. Tragedi berisi tentang kesusahan, sementara komedi bersuasaana riang gembira,


2. Tragedi membuat penonton terbawa suasana dan meningkatkan emosional,
sementara Komedi penuh dengan gelak tawa penonton.
3. Tragedi berhubungan dengan bahasa konkret, sementara komedi sering ditandai
dengan ambiguitas dalam bahasa.

C. Pengertian Sastra dan Etika

Secara etimologi, sastra berasal dari Bahasa Sansekerta, yang artinya memberi
petunjuk atau intruksi. Secara lebih luas, sastra dapat disebut juga kisah-kisah yang
berupa lisan maupun tulisan. Sastra inilah yang merupakan hasil interaksi antara manusia
dengan pikiran, perasaan, pandangan, ide-ide, dan gagasannya dengan penuh keindahan.

Menurut Plato, ada beberapa tataran mengenai karya sastra. Yaitu, ada yang masing-
masing melahirkan nilai-nilai. Ada yang secara mutlak hanya yang baik, dan derajat
kenyataan semesta bergantung kepada derajat kedekatannya. Dan ada pula yang abadi.

Ada tiga genre sastra yang paling umum diketahui, yaitu (1) Puisi, (2) Drama, dan (3)
Prosa. Sebagai sebuah genre sastra itulah, masing-masing karya sastra harus memiliki
unsur yang membentuk dan membangun dari dalam (intrinsik), dan unsur yang
mempengaruhinya dari luar (ekstrinsik). Selain unsur, karya sastra juga mengandung
nilai-nilai seperti estetika (keindahan) dan juga etika (social, hukum, budaya, dll).

4
Adapun Etika sangat erat kaitannya dengan sastra. Kajian terhadap etika dalam karya
sastra telah lama dilakukan, sejak era filusuf Plato hingga Hume. Kemudian pada akhir
tahun 1990, mulai berkembang pandangan yang disebut “turn to ethic”, dimana pada
masa ini para peneliti kembali tertarik untuk mengembangkan relasi antara etikadengan
sastra.

Etika berbicara tentang nilai dan prinsip moral dan masyarakat tertentu sebagai
pedoman dan kriteria dalam berprilaku. Aspek etika dalam karya sastra berkaitan dengan
pengungkapan kepincangan sosial, kompleksitas permasalahan kehidupan manusia, serta
pengungkapan nilai-nilai tertentu. Dalam hal ini menyatakan bahwa karya satra yang
baik adalah karya sastra yang mengandung unsur etika maupun estetika.

D. Pengertian Mimesis ( Plato )

Pengertian mimesis ( Yunani : perwujudan atau jiplakan ) pertama-tama dipergunakan


dalam teori-teori tentang seni seperti diutarakan oleh Plato (428-348) dan Aristoteles
(384-322) dan dari abad ke abad sangat mempengaruhi teori-teori mengenai seni dan
sastra di Eropa.

Dalam hubungannya dengan kritik sastra mimesis diartikan sebagai pendekatan dalam
mengkaji karya sastra yang berupaya untuk mengaitkan karya sastra dengan realitas atau
kenyataan. Pandangan Plato mengenai mimesis sangat dipengaruhi oleh pandangannya
mengenai konsep Idea-idea yang kemudian mempengaruhi bagaimana pandangannya
mengenai seni.

Berdasarkan pandangan Plato mengenai konsep Idea tersebut, Plato sangat


memandang rendah seniman dan penyair dalam bukunya yang berjudul Republic bagian
kesepuluh. Bahkan ia mengusir seniman dan sastrawan dari negerinya. Karena
menganggap seniman dan sastrawan tidak berguna bagi Athena, mereka dianggap hanya
akan meninggikan nafsu dan emosi saja. Pandangan tersebut muncul karena mimesis
yang dilakukan oleh seniman dan sastrawan hanya akan menghasilkan khayalan tentang
kenyataan dantetap jauh dari ‘kebenaran. Pendekatan mimesis itu sendiri memandang
bahwasanya karya sastra sebagai tiruan dari aspek-aspek realitas (lingkungan sosial-
budaya). Dalam hal ini sastra memang dituntut agar mencerminkan kenyataan.

5
Pendekatan mimesis menempatkan karya sastra sebagai berikut :

1. Produk peniruan kenyataan yang diwujudkan seecara dinamis.


2. Representasikenyataan semesta secara fiksional.
3. Produk dinamis yang kenyataan didalamnya tidak dapat dihadirkandalam cakupan
yang ideal.
4. Produkimajinasi yang utama dengan kesadaran tertinggi atas kenyataan.

6
BAB III

PENUTUPAN

A. SIMPULAN

Drama adalah salah satu karya sastra yang menggambarkan atau mengekspresikan
tentang kehidupan manusia menggunakan media pementasan. Drama yang paling umum
dibagi menjadi drama tragedi (sad ending), serta drama komedi (happy ending), yang
masing-masing memiliki perbedaan sesuai dengan akhir dari cerita yang dipentaskan.

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia yang berupa lisan maupun tulisan. Dan
karya sastra itu sendiri sangat erat hubungannya dengan alam semesta, yaitu segala
sesuatu yang nyata di dunia. Manusia kerap kali mengambil ide dari karya sastranya
berdasarkan pengalaman sekelilingnya di alam semesta.

Terdapat kandungan mimesis dalam karya sastra. Dikemukakan oleh Plato bahwa
mimesis adalah tiruan yang dibuat oleh sastrawan terhadap karya sastranya berdasarkan
kenyataan yang terdapat pada alam semesta.

B. SARAN

Dengan adanya makalah tentang Drama dan Semesta ini ini dapat bermanfaat bagi
kami, khususnya bagi pembaca. Dan menjadi ibrah atau pelajaran dalam belajar atau
pengetahuan.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, maka dri
itu kami memohon kritik dan saran yang dapat membangun kami kedepannya agar lebih
baik lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Adha,Syahri.Makalah Drama. diakses dari https://www.academia.edu/32349016/.

Bertens, Kees. 2003. Keprihatinan Moral: Telaah atas Masalah Etika.Yogyakarta: Kanisius.

Juliaans, E. R. Marantika. Drama Dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Vol. 11 No.2.
Agustus 2014.

Rokhmansyah,Alfian.(2014).Studi dan Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Samsuddin. 2019. Buku Ajar PembelajaranKritik Sastra. Yogyakarta: DeePublish.

Siswanto, Wahyudi.(2008).Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.

Sugiarti.(2018).Perspektif Etik dalam Penelitian Sastra. Malang: UMM Press

Anonim,Perbedaan antara Tragedi dan Komedi.Diakses dari


https://www.inbetweenmates.com/.

Barry, Syamsul. Mimesis dan Rasionalitas dalam Perkembangan Seni. diakses dari
https://www.kompasiana.com pada13 Juni 2010.

Nasution,Elsa Vilinsia.Mengembangkan Teori Sastra Melalui Alam Semesta. diakses dari


https://analisadaily.com/ pada tanggal 27 Februari 2016.

Hartoko , Dick. 1984. Pengantar ilmu sastra. Jakarta : PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai