Disusun Oleh:
MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalahyang berjudul “pengertian tema yang
terkandung dalam drama” ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Seni Drama .Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengertian sosiologi
pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hilda Zahra, M.Pd., selaku dosen Seni
Drama yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.Dan juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
KELOMPOK 4
Table of Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
A. Pendahuluan............................................................................................................................4
B. Rumusan masalah....................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
A. Pengertia PREMIS..................................................................................................................5
B. PENGERTIAN TEMA.........................................................................................................................5
a. kesimpulan.............................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi
(dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif,
pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan
tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi
tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar
belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam
Sarjidu, 2004: 2).
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk
dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun,
sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi. Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular
hingga sekarang. Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di
bidang teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain yang
menggambarkan kehidupan makhluk hidup.
Selain itu, seni drama / teater juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini,
penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal,
tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang
profesionalitas agar dapat berkembang terus.
Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat makalah ini guna membantu para
pembaca yang ingin menekuni dunia drama. Selain tentang pengertian dan unsur – unsur
drama, makalah ini juga memuat catatan tentang manfaat drama serta dilengkapi juga dengan
panduan bagaimana akting yang baik.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui tentang “pengertian tema yang terkandung dalam drama” sebagai
bekal kita untuk menjadi seorang guru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertia PREMIS
Premis drama adaah intisari cerita sebagai landasan dalam menentukan arah tujuan cerita.
premis merupakan landasan pola bangunan lakon. Misalnya, cerita dengan premis tragedi
percintaan yang dilarang dari kedua pihak, contohnya romeo-juliet, roro mendut, sampek
engtai dll
Contoh :
"Setiap manusia pasti mati" disebut premis mayor karena predikatnya, "mati" menjadi
predikat pada kesimpulan.
"Aristoteles adalah manusia" disebut premis minor karena subjeknya, "Aristoteles" menjadi
subjek pada kesimpulan
B. Pengertian Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau
sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh
penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang
mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan
yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan
dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya
yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan.
Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan
harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis,
dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti
sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para
pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada
tulisan tersebut
Tema juga merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam
sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel.Biasanya tema diolah berdasarkan
sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.Ada
pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan
utama yang mendasari sesebuah karya sastera dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau
tidak langsung (implisit). Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya
sehingga cerita itu selesai dibaca
b. Plot, yaitu rangkaian cerita yang meliputi pemaparan, konflik, klimaks, anti klimaks, dan
penyelesaian.
d. Dialog, yaitu parcakapan yang dilakukan oleh para tokoh dengan tambahan improvisasi.
Tema cerita atau ide cerita dapat kita ambil dari pengalaman pribadi maupun pengalaman
orang lain. Kita bisa melakukan pengamatan tentang kehidupan masyarakat di sekitar kita
untuk memperoleh ide cerita.
Pengamatan atau observasi ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Pengamatan langsung dilakukan dengan langsung mendatangi suatu peristiwa. Pengamatan
tidak langsung dilakukan dengan mencari informasi mengenai suatu peristiwa dari majalah,
koran atau berita televisi.
Menurut KBBI Latar ialah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan
dalam karya sastra. Latar tempat (berkaitan dengan di mana peristiwa dalam cerita itu
terjadi). Latar waktu (berkaitan dengan kapan peristiwa dalam cerita terjadi). Latar Suasana
(berkaitan dengan perasaan atau suasana kejadian peristiwa dalam cerita itu terjadi).
Menurut Indrawati “2009:64” Latar atau setting merupakan tempat, waktu, dan suasana yang
digunakan dalam suatu cerita.
Menurut Kusnadi Dkk “2009:60” Latar tempat atau latar waktu dalam karya sastra akan
mempengaruhi inti cerita dan pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang.
Menurut KBBI “2001:501” Latar ialah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana
terjadinya lakuan dalam karya sastra.
Menurut Suparmin “2009:54” Latar cerita atau setting ialah sesuatu keadaan yang melingkupi
pelaku dalam sebuah cerita.
2. Macam-macam latar
Yaitu saat dimana tokoh ataupun si pelaku melakukan sesuatu pada saat kejadian peristiwa
dalam cerita yang sedang telah terjadi. Seperti misalnya: Pagi hari, siang hari, sore hari,
malam hari, di zaman dulu, dimasa depan, dan lain sebagainya.
Yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku malakukan sesuatu.
Seperti misanya: saat galau, gembira, lelah, dan lain sebagainya.
Yaitu peralatan apa saja yang diperlukan atau dipakai si pelaku dalam suatu cerita. Seperti
misalnya: Tombak, pistol, pedang, buku, pulpen, dan lain sebagainya.
3. Fungsi latar
Fungsi dari latar sendiri yaitu untuk memberikan suatu gambaran yang jelas supaya
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada suatu karya sastra benar-benar terjadi atau memberikan
informasi yang jelas mengenai situasi didalam sebuah cerita.
latar waktu merupakan penggambaran kapan peristiwa dalam sebuah karya itu
berlangsung. Sementara latar suasana adalah kondisi batin tokoh (perasaan individu) dan fisik
sekitar (kondisi lingkungan) yang bisa membawa pembaca mengetahui bagaimana perasaan
dalam tulisan. Sedangkan latar tempat mengungkapkan di mana lokasi terjadinya sebuah
cerita yang ditulis pengarang.
Penulis biasanya memiliki pilihannya masing-masing ketika ingin mencantumkan ketiga latar
ini, mulai dari penggambaran langsung melalui kata-kata (eksplisit) hingga memberikan
isyarat tertentu agar pembaca bisa menelaahnya sendiri (implisit). Berikut ini contoh latar
dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Eksplisit:
3. Sebulan ini saya tidak boleh makan dan minum (bulan Ramadan).
5. Besok, semua orang akan saling memaafkan (Hari Raya Idul Fitri).
Eksplisit:
Implisit:
Eksplisit:
Implisit:
PENUTUP
a. kesimpulan
Premis merupakan intisari cerita sebagai landasan dalam menentukan arah tujuan cerita.
premis merupakan landasan pola bangunan lakon. Misalnya, cerita dengan premis tragedi
percintaan yang dilarang dari kedua pihak, contohnya romeo-juliet, roro mendut, sampek
engtai dll. Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan
atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh
penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang
mendasari karangan yang akan disusun. Menurut Sastra Indonesia Telah menyatakan bahwa
Tema adalah salah satu ide pokok yang memiliki gagasan dengan persoalan yang akan di
gunakan sebagai landasan dalam membuat cerita. Menurut Kamus PopulerTelah menyatakan
bahwa Tema adalah salah satu dari pokok pemiikiran dari persoalan yang akan dijabarkan
pada sebuah karangan. Tema cerita atau ide cerita dapat kita ambil dari pengalaman pribadi
maupun pengalaman orang lain. Kita bisa melakukan pengamatan tentang kehidupan
masyarakat di sekitar kita untuk memperoleh ide cerita.
latar waktu merupakan penggambaran kapan peristiwa dalam sebuah karya itu
berlangsung. Sementara latar suasana adalah kondisi batin tokoh (perasaan individu) dan fisik
sekitar (kondisi lingkungan) yang bisa membawa pembaca mengetahui bagaimana perasaan
dalam tulisan. Sedangkan latar tempat mengungkapkan di mana lokasi terjadinya sebuah
cerita yang ditulis pengarang. Penulis biasanya memiliki pilihannya masing-masing ketika
ingin mencantumkan ketiga latar ini, mulai dari penggambaran langsung melalui kata-kata
(eksplisit) hingga memberikan isyarat tertentu agar pembaca bisa menelaahnya sendiri
(implisit). Berikut ini contoh latar dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Daftar pustaka
https://pendidikan.co.id/drama/
https://teks.co.id/tema-adalah/