Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH DRAMA

PENYUSUN :

5111191027 NISFA NURFAZRIYAH


5111191028 HARUN SETIA
5111191029 WITA SUCIYANTI
5111191030 JOSEF NICHOLAS
5111191031 PUTRI FAJRIYATUNNISA
5111191032 NAUFAL MUHAMMAD
5111191033 AJENG SITI NURZANAH
5111191034 NOVA NOVITA PIRLI
5111191035 MIA KURNIAWATI
5111191037 ASRI RIANI
5111191038 FARIS IBRAHIM

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, atas berkah rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun
tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan akademis
yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam menyelesaikan
studi ditingkat perkuliahan semester 2 (dua) adapun judul dalam makalah ini
adalah “Karya Tulis Ilmiah Drama“

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan,


dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis berterima kasih
dengan penuh rasa hormat serta segala ketulusan hati kepada : Dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia dengan segala keikhlasannya telah memberikan bimbingan,
arahan, serta nasehat kepada penulis hingga tersselesaikannya makalah ini.

Sangatlah disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan di dalam


penyusunan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
masukan baik saran maupun kritik dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.

Cimahi, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………...…………. ii

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………...…….1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….…1
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………...…2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………..……….……… 3

2.1 Pengertian Drama …………………………………………………… 3

2.2 Pengertian Naskah Drama ……………………………………………7

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………13

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………......13

3.2 Saran …………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Drama bukan sekedar pementasan saja, melainkan drama merupakan suatu karya
sastra. Kali ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk belajar dan mempelajari
sebuah drama agar dapat mengerti bagamana pembuatan sebuah drama dan
bagaimana penulisan naskah drama sampai bagaimana cara pementasannya serta
pembaca dapat mengapresiasi drama bahwa drama merupakan karya sastra yang
petut untuk dilestarikan.

Seiring dengan pesatnya perkembangan Era Globalisasi ini, kita disediakan banyak
fasilitas-fasilitas yang canggih sehingga kita menggunakannya tanpa batasan waktu.
Maka dengan adanya makalah ini, penulis berharap dapat mengenalkan kembali
apa itu drama dan bagaimana cara pembuatannya. Sehingga kita tidak lupa akan
karya sastra Indonesia dan berusaha ikut berpartisipasi untuk menyelenggarakan
pementasan drama atau ikut dalam pelaku dalam drama agar timbul rasa apresiasi
empatik,estetis dan kritis pada pemnetasan drama tersebut.

Banyak cara mengapresiasi sebuah drama, dengan belajar bagaimana unsur-unsur


apa saja dalam pembuatan sebuah drama. Sehingga drama yang dibuat lebih hidup.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan masalah diatas dirumuskan beberapa masalah sebagai


berikut :

1. Apa itu drama?


2. Bagaimana unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam drama?
3. Apa saja jenis jenis drama?
4. Bagaimana ciri – ciri drama?
5. Apa saja unsur - unsur drama?

1
 

1.3 Tujuan Penulisan

Secara umum penulisan masalah bertujuan mendiskripsikan tentang judul


“Mengapresiasi Drama Sebagai Karya Sastra”

Berdasarkan tujuan umum diatas dapat dirumuskan tjuan khusus pada judul
“Mengapresiasi Drama Sebagai Karya Sastra” adalah sebagai berikut :

Manfaat penulisan :

1.      Memperoleh deskripsi tentang pengertian drama.

2.      Memperoleh deskripsi tentang ekstrinsik dalam drama.

3.      Memperoleh deskripsi tentang jenis jenis drama.

4.      Memperoleh deskripsi tentsng ciri – ciri drama.

5.      Memperoleh deskripsi tentang unsur - unsur drama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Drama

Kata drama berasal dari kata Yunani draomai (Haryamawan, 1988, 1) yang

berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Harymawan RMA dalam

”Dramatugi” mengatakan bahwa drama adalah kualitas komunikasi, situasi, aksi,

(segala apa yang terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan,

dan tegangan pada pendengar atau penonton.

Menurut Ferdinan Brunetiere dan Baltthazar Verhagen, Drama adalah

kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak

manusia dengan action dan perilaku. Sedangkan pengertian drama menurut

Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak, drama adalah menyaksikan

kehidupan yang diekspresikan secara langsung. Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa drama termasuk ragam sastra karena ceritanya bersifat

imajinatif dalam bentuk naskah drama, selain itu drama bukanlah sekedar teks

yang dipentaskan, dimainkan, dilakonkan karena itu penikmatnya dapat secara

langsung menyaksikan, menonton pementasan drama.

3
a. Ragam Drama

Secara pokok ada lima jenis drama, yaitu: tragedi, komedi, tragikomedi,

melodrama, dan farce. Drama tragedi adalah lakuan yang menampilkan sang

tokoh dalam kesedihan, kemuraman, keputusasaan, kehancuran, dan kematian.

Drama komedi adalah lakon ringan yang menghibur, menyindir, penuh seloroh,

dan berakhir dengan kebahagiaan. Tragikomedi adalah gabungan antara tragedi

dan komedi. Melodrama adalah lakuan tragedi yang berlebih- lebihan. Dan farce

adalah komedi yang dilebih-lebihkan.

b. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama

Unsur-unsur drama lazim dikelompokkan dalam dua kategorisasi, yaitu

unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik drama

adalah berbagai unsur yang secara langsung terdapat dalam karya sastra yang

berujud teks drama, seperti: alur, tokoh, karakter, latar, tema dan amanat, serta

unsur bahasa yang berbentuk dialog.

1. Unsur-unsur Intrinsik Drama

a. Tokoh dan Perwatakan

Penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak

tokoh dalam suatu pementasan drama (Budiyati, 2009: 26). Penokohan harus

mampu menciptakan citra tokoh. Tokoh dalam seni sastra termasuk drama

disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak

4
tokoh. Proses penokohan dapat juga disebut perwatakan atau karakterisasi.

Dapat disimpulkan bahwa perwatakan adalah pelukisan took cerita melalui

sifat-sifat dan sikap dalam cerita.

b. Latar

Latar (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu

terjadinya peristiwa serta aspek suasana (Budiyati, 2009: 31). Aspek ruang

menggambarkan tempat terjadinya peristiwa dalam drama. Aspek waktu adalah

waktu yang terjadi dalam seluruh cerita. Aspek suasana berkaitan dengan

keadaan lingkungan masyarakat sekitar.

c. Bahasa

Analisis unsur bahasa adalah analisis dialog dalam teks drama. Dialog

adalah percakapan dua orang tokoh atau lebih (Budiyati, 2009: 32). Melalui

dialog yang menggunakan bahasa lisan yang komunikatif, tergambar

pemikiran, karakter dan konflik lakuan. Dalam analisis bahasa ini difokuskan

pada dua persoalan yang erat kaitannya dengan dialog, yaitu: pemilihan kata

dan kalimat (menyangkut panjang-pendeknya kalimat dialog) yang mampu

menimbulkan pertentangan di antara protagonis dan antagonisnya, dan

pemikiran-pemikiran yang dikandung dalam dialog protagonis maupun

antagonisnya.

5
d. Alur

Menurut Riris K. Sarumpaet (dalam Budiyati, 2009: 28). Alur adalah

rangkaian peristiwa yang terjalin berdasarkan hukum sebab akibat; dan

merupakan pola, perkaitan peristiwa yang menggerakan jalannya cerita ke arah

pertikaian dan penyelesaiannya. Dalam alur terdapat struktur umum yang

membentuk alur dramatic sebuah lakon adalah pengenalan yang merupakan

tahapan awal, perumitan sebagai tahapan tengah, klimaks, peleraian dan

pemecahan sebagai tahapan akhir.

e. Tema

Tema adalah gagasan, ide dan pikiran utama di dalam karya sastra, baik

terungkap secara tersurat maupun tersirat (Budiyati, 2009: 25). Dapat diartikan

tema adalah penggarapan gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur

tokoh, alur, dan latar cerita serta diformulasikan lewat dialog. Kita perlu

memahami seluruh sepak terjang tokoh utamanya, sebab tokoh utama biasanya

diberi tugas penting untuk mengusung tema lakon.

f. Amanat

Amanat adalah gagasan, ide dan pikiran utama di dalam karya sastra, baik

terungkap secara tersurat maupun tersirat (Budiyati, 2009: 25). Dapat

simpulkan bahwa amanat adalah

6
pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui lakon dramanya, dan

bagaimana jalan keluar yang diberikan pengarang terhadap permasalahan

yang dipaparkannya. Amanat erat kaitannya dengan makna, dan bersifat

subjektif.

2. Unsur Ekstrinsik Drama

Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar teks

drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-

unsur itu antara lain biografi atau riwayat hidup pengarang, falsafah hidup

pengarang, dan unsur sosial budaya masyarakatnya yang dianggap dapat

memberikan masukan yang menunjang penciptaan karya drama tersebut.

2.2 Pengertian Naskah Drama

c. Pengertian Naskah Drama

Drama merupakan salah satu dari bentuk karya sastra yang menggambarkan
atau mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan konflik dengan melalui
dialog. Didalam sebuah drama terdapat unsur intrinsik, yakni unsur yang
membangun sebuah karya sastra terdapat di dalamnya.

d. Jenis Drama
Dengan beerdasarkan penyajian lakon, drama tersebut dapat dibedakan menjadi
delapan (8) jenis, diantaranya sebagai berikut:

1. Tragedi merupakan sebuah drama yang penuh dengan kesedihan


2. Komedi merupakan sebuah drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
3. Tragekomedi merupakan sebuah perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
4. Opera merupakan sebuah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi
musik.

7
5. Melodrama merupakan sebuah drama yang dialognya diucapkan dengan
diiringi melodi/musik.
6. Farce merupakan sebuah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak
sepenuhnya dagelan.
7. Tablo merupakan sebuah jenis drama yang mengutamakan gerak, para
pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-
gerakan.
8. Sendratari merupakan sebuah gabungan antara seni drama dan seni tari.

Dengan berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama tersebut dibagi


diantaranya:

1. Drama Panggung merupakan sebuah drama yang dimainkan oleh para aktor
dipanggung.
2. Drama Radio merupakan sebuah drama radio tidak bisa dilihat dan diraba,
tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
3. Drama Televisi merupakan sebuah hampir sama dengan drama panggung,
hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
4. Drama Film merupakan sebuah drama film menggunakan layar lebar dan
biasanya dipertunjukkan di bioskop.
5. Drama Wayang merupakan sebuah drama yang diiringi pegelaran wayang.
6. Drama Boneka merupakan sebuah para tokoh drama digambarkan dengan
boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.

Jenis drama selanjutnya adalah dengan berdasarkan ada atau tidaknya naskah
drama. Pembagian jenis drama berdasarkan naskah drama ini, antara lain:

1. Drama Tradisional merupakan sebuah tontonan drama yang tidak


menggunakan naskah.
2. Drama Modern merupakan sebuah tontonan drama menggunakan naskah.

8
e. Struktur Drama

Berikut merupakan 3 struktur drama:

1. Prolog (adegan pembukaan).


2. Dialog (percakapan).
3. Epilog (adegan akhir atau penutup).

f. Ciri-Ciri Drama
Ciri-ciri drama adalah seperti yang berikut:

1. Harus ada konfliks


2. Harus ada aksi
3. Harus dilakonkan
4. Tempo masa kurang daripada 3 jam
5. Tiada ulangan dalam satu masa

g. Unsur-Unsur Drama
Unsur- unsur tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1. Tokoh

Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama. Tokoh


tersebut dapat dibedakan menjadi berikut.

Berdasarkan sifatnya

Tokoh diklasifikasikan diantaranya sebagai berikut.

 Tokoh protagonis, yakni tokoh utama yang mendukung cerita.


 Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita.
 Tokoh tritagonis, yakni tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis
maupun untuk tokoh antagonis.

Berdasarkan perannya

9
Tokoh uty diklasifikasikan menjadi tiga (3), yakni sebagai berikut:

 Tokoh sentral, yakni tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam sebuah


drama. Tokoh sentral adalah penyebab dari terjadinya konflik. Tokoh sentral
tersebut meliputi tokoh protagonis serta juga tokoh antagonis.
 Tokoh utama, yakni tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral bisa
juga sebagai perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini ialah tokoh tritagonis.
 Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran sebagai
pelengkap atau tambahan dalam rangkaian cerita

2. Perwatakan/Penokohan

Perwatakan/penokohan merupakan penggambaran sifat batin seseorang


tokoh yang disajikan didalam suatu cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama
itu digambarkan dengan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah Iaku sang tokoh.
Watak dari para tokoh itu digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional)
sebagai berikut.

1. Keadaan fisik, diilustrasikan dengan melalui umurjenis kelamin, ciri-ciri


tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, raut muka, kesukaan,
tinggi/pendek, suku bangsa, kurus/ gemuk, atau suka senyum/cemberut.
2. Keadaan psikis, ini melingkupi watak, kegemaran,standar moral,
temperamental, ambisi, psikologis yang dialami, mental, dan keadaan emosi.
3. Keadaan sosiologis, ini melingkupi jabatan, pekeijaan, kelas sosial, ras,
agama, dan ideologi.

3. Setting atau Latar

Setting ataupun tempat kejadian cerita sering disebut juga sebagai latar
cerita Setting melingkupi tiga dimensi, antara lain sebagai berikut :

1. Setting tempat merupakan tempat terjadinya cerita didalam sebuah drama,


Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat tersebut
berhubungan dengan setting ruang serta waktu.

10
2. Setting waktu merupakan waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita
didalam sebuah drama.
3. Setting suasana merupakan suasana yang mendukung terjadinya cerita.
Setting cerita tersebut dapat didukung dengan tata suara atau juga tata lampu
saat pementasan drama,
4. Tema

Tema adalah gagasan pokok atau juga ide yang mendasari pembuatan dari
sebuah drama. Tema yang biasa diangkat dalam drama tersebut, melingkupi:
masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan,
keluarga yang retak, patriotisme, perikemanusiaan,ketuhanan, dan renungan hidup

5. Amanat atau Pesan Pengarang

Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada para


pembaca atau penonton dengan melalui karyanya (termasuk drama). Amanat
tersebut memiliki sifat kias subjektif dan umum, sedangkan untuk tema bersifat
lugas, objektif, serta juga khusus. Amanat drama itu selalu berhubungan dengan
tema drama.

6. Dialog (Percakapan)

Ciri khas naskah drama tersebut berbentuk cakapan atau dialog, Dibawah
ini merupakan beberapa hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama.

1. Dialog tersebut harus mencerminkan percakapan sehari-hari, karena didalama


drama itu merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.
2. Ragam bahasa dalam dialog drama tersebut menggunakan bahasa lisan yang
komunikatif serta juga bukan ragam bahasa tulis.
3. Diksi (pilihan kata) yang digunakan didalam sebuah drama juga harus
berhubungan dengan konflik serta plot.
4. Dialog dalam naskah drama tersebut juga harus bersifat estetis, artinya adalah
memiliki bahasa yang indah.

11
5. Dialog juga harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan, baik  ituwatak
secara psikologis, sosiologis, ataupun juga fisiologis.

7. Konflik

Konflik merupakan pertentangan atau juga masalah dalam drama.


Konflik tersebut dibedakan menjadi dua, konflik eksternal dan internal.

 Konflik eksternal merupakan sebuah konflik yang terjadi antara tokoh dengan
sesuatu yang berada di luar dirinya.
 Konflik internal merupakan konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya
sendiri.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action
tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga
dipandang sebagai pengertian action, dalam sebuah cerita drama tentu memiliki
unsure yang akan mendukung sebuah cerita drama ursur tersebut adalah tema,
alur, tokoh, latar/setting, dan amanat. Terciptanya sebuah drama yang menarik
tentu harus ada pondasi yang di susun dengan teratur yaitu mulai dari eksposisi,
rising action, complication, klimaks, resolu. Untuk mengarang sebuah cerita
drama, langkah langkahnya yaitu; menentukan tema, menentukan persoalan
(konflik), membuat sinopsis (ringkasan cerita), menentukan kerangka cerita,
menentukan protagonist, menentukan cara penyelesaian, setelah itu menulis.

3. 2 Saran

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi
juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan
yang bersifat membangun. Selain itu demi terciptanya sebuah masyarakat yang
memiliki aroma seni yang pekat di mata internasional, disini Penulis
mengharapkan agar seni drama mendapatkan perhatian yang tinggi, baik di
kalangan biasa, pendidikan, pebisnis maupun pemerintah.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://byono44.wordpress.com/2014/02/08/shere-tenteng-karya-ilmiah-drama-tugas-
bahasa-akhir-bahasa-indonesia-bu-ririn/

https://pendidikan.co.id/drama/

14

Anda mungkin juga menyukai