PENDAHULUAN
َ صلَّى هللا
علَى َ ورود ~ أ َ ْل
َ ف َ صلَّى هللا
ُ علَى زَ ي ِْن
ُ َالو ُج ْود َم ْن َس َكن طيبَة و َخيَّم في ِ ز َ ف َ أ َ ْل
ُ َس َكن طيبَة و َخيَّم في ِ ز
ورود َ الو ُج ْود َم ْن
ُ زَ ي ِْن
Inilah sya’ir yang penuh pesan
Ingat dengarkan dan jangan lupa Bukalah mata bukalah telinga
Agar terpancar cahaya mulia
َ صلَّى هللا
علَى َ ورود ~ أ َ ْل
َ ف َ صلَّى هللا
ُ علَى زَ ي ِْن
ُ َالو ُج ْود َم ْن َس َكن طي َبة و َخيَّم في ِ ز َ ف َ أ َ ْل
ُ َس َكن طيبَة و َخيَّم في ِ ز
ورود َ الو ُج ْود َم ْن
ُ زَ ي ِْن
Bedakanlah dosa dan pahala
Seperti minyak air tak sama Hati yang hitam karna durhaka
Hati yang terang karna cahaya
َ صلَّى هللا
علَى َ ورود ~ أ َ ْل
َ ف َ صلَّى هللا
ُ علَى زَ ي ِْن
ُ َالو ُج ْود َم ْن َس َكن طي َبة و َخيَّم في ِ ز َ ف َ أ َ ْل
ُ َس َكن طيبَة و َخيَّم في ِ ز
ورود َ الو ُج ْود َم ْن
ُ زَ ي ِْن
Hati yang hitam tandanya tiga
Satu melawan ibu dan bapak Dua melawan pada para ulama
Yang ke -3 meninggalkan sholat
َ صلَّى هللا
علَى َ ورود ~ أ َ ْل
َ ف َ صلَّى هللا
ُ علَى زَ ي ِْن
ُ َالو ُج ْود َم ْن َس َكن طيبَة و َخيَّم في ِ ز َ ف َ أ َ ْل
ُ َس َكن طي َبة و َخيَّم في ِ ز
ورود َ الو ُج ْود َم ْن
ُ زَ ي ِْن
Sungguh merugi tiada tara
Mata melirik bagaikan buta Tidak sembahyang tidaklah puasa
Didalam kubur mendapat siksa
َ صلَّى هللا
علَى َ ورود ~ أ َ ْل
َ ف َ صلَّى هللا
ُ علَى زَ ي ِْن
ُ َالو ُج ْود َم ْن َس َكن طيبَة و َخيَّم في ِ ز َ ف َ أ َ ْل
ُ َس َكن طي َبة و َخيَّم في ِ ز
ورود َ الو ُج ْود َم ْن
ُ زَ ي ِْن
Orang yang baik dibilang dusta
Hatinya slalu banyaklaah sangka Karna selalu dia berbuat dosa
Hitam dan putih dibilang sama
َ صلَّى هللا
علَى َ ورود ~ أ َ ْل
َ ف َ صلَّى هللا
ُ علَى زَ ي ِْن
ُ َالو ُج ْود َم ْن َس َكن طيبَة و َخيَّم في ِ ز َ ف َ أ َ ْل
ُ َس َكن طيبَة و َخيَّم في ِ ز
ورود َ الو ُج ْود َم ْن
ُ زَ ي ِْن
Tiada ilmu hatinya buta
Duduk di majelis tapi berdosa Hati yg bimbang kerasukan setan
Tiada uang iman mengambang
PEMBAHAHASAN
3
Sebelum masuk kepada pembahasan tentang shalawat Alfa Shallah yang familiar di
masyarakat Jakarta, perlu kita kaji terlebih dahulu tentang aliran yang terkandung dalam
shalawat ini. Ketika kita menilik sejarah dari pada penciptaan syair yang diciptakan oleh Al-
Habib Hasan bin Ja’far Assegaf yang merupakan keturunan dari Nabi Muhammad Saw, yang
hidup di zaman milenial atau dalam bahasa ilmiah dikenal dengan kontemporer/Modern . dan
Majelis Nurul Musthofa sebagai salah satu wadah dakwah dari pada Habaib yang ada di daerah
Jakarta dan memiliki Jama’ah yang banyak. Terlepas dari sejarah penciptaan syair ini yang
populer sejak tahun 2001.
Landasan teologi pasti selalu ada dalam penciptaan sebagai landasan/referansi yang
menjadi nila-nilai dalam dakwah islam terlebih di zaman ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang pesat di seluruh penjuru dunia tak terkecuali Indonesia yang memiliki aneka
ragam tarekat dan madzab yang berbeda-beda, oleh karena itu landasn teologi menjadi unsur
terpenting dalam berbagai sendi kehidupan manusia terlebih umat islam yang memiliki
populasi terbanyak di Indonesia, sebagimana yang kita ketahui aliran-aliran dalam islam
sepanjang sejarah memiliki aliran yang bermacam-macam seperti : Khawarij, Murjiah,
Muktazilah, Asy’ariyah, Maturidiyyah, syiah, serta salafiyyah. Dan di zaman modern ini lebih
dikenal dengan aliran/kalam kontemporer yang lebih menekankan kepada nilai-nilai
kemanusian dan wahyu tuhan (Al-Qur’an ) menyeru jiwa manusia dan sekaligus umat manusia.
Agar manusia mendasarkan hidupnya pada prinsip-prinsip logis sesuai fitrahnya dan tidak
bertentangan dengan tujuan eksistensinya diatas alam raya ini. 1
A. BATASAN TEOLOGI
Teologi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu gabungan dari dua kata antara
theos yang berarti tuhan dan logos yang berati ucapan, wacana atau ilmu yang bias diartikan
sebagai wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan. Adapun
secara terminologi, menurut fergilius ferm teologi adalah “The discipline which concerns God
and God’s relation to the world,” 2 artinya: teologi merupakan suatu disiplin ilmu yang secara
kongkrit mem-bicarakan tentang ketuhanan, dan pemikiran sistematis yang berhubungan
dengan alam semesta. Dan menurut kamus besar bahasa Indonesia, yakni teologi adalah
sebagai pengetahuan tenteng ketuhanan mengenai sifat-sifat-Nya dan agama. 3Kemudian A.
Hanafi menambahkan bahwa lapangan pembahasan teologi berfokus pada masalah
kepercayaan-kepercayaan dalam agama 4
Dalama hal ini relasi antara agama (teologi) dan sastra (syair) merupakan pembicaraan
yang selalu menarik untuk di lakukan. Tidak jarang keduanya memunculkan pertentengan
esensial, namun kerap kali keduanya menunjukan satu kesamaan perspektif., pada dasarnya
agama adalah sumber yang melahirkan hukum-hukum keagamaan yang kebakuannya kerap
kali tidak bias di tawar, oleh karena itu muncul istilah chatarsis , istilah yang dikemukakan
oleh Aristoteles5 yang mengungkapkan bahwa sastra adalah pembebasan diri atas ketegangan,
pembebasan atas apa yang terikat karenanya sastra dikenal sebagai licensia poetica, yakni
1
Rohanda W.S dan Firdaus Dadan, “Ilmu Kalam” ,( Bandung :Arfino raya 2017 ).
2
Fergilius ferm, “Theology”dalam Mircea eliade (ed) “The Encyclopedia of Religion”,vol.VII” (New York :
Macmillan Library Reference USA, 1995).
3
Departemen pendidikan dan kebudayaan RI., “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,Edisi II, cet. I (Jakarta : Balai
pustaka , 1991).
4
Jaya.Hanafi .A, “Pengantar Teologi Islam,” cet.V (Jakarta :Pustaka al-Husna,1992).
5
Seorang filsuf yunani murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung (384 SM-322 SM)
4
kebebasan atau hak dan wewenang seorang sastrawan dalam berkarya. Pada tataran itulah
agama dan sastra menjadi dua entitas 6yang kontradiktif.7
Dan pada tataran tertentu Max weber 8menyatakan bahwa agama berperan dalam
institusi sosial secara etis dengan memberikan pandangan dan sikap terhadap dunia, disinilah
agama berperan sebagai pemberi makna bagi kehidupan begitu juga halnya dengan syair yang
di ilhami oleh agama dalam hal ini aliran yang terdapat dalam agama, oleh karena itu agama
menjadi landasan sebuah syair yang bias menghidupkan esensi dari syair tersebut.
B. DIMENSI TEOLOGI
Dalam bahasa arab, ajaran dasar agama itu disebut dengan ushuluddin dan oleh karena
itu buku yang membahas tentang teologi dalam islam selalu diberi nama kitab ushuluddin oleh
pengarangnya. ajaran-ajaran dasar itu disebut Aqa’id atau keyakinan. Teologi dalam Islam
disebut juga ilmu tauhid . selanjutnya teologi dalam Islam disebut ilmu kalam,. 9 kalam di
dalam islam memiliki pengertian ilmu atau seni.10 Dan Kalam dalam pengratianya adalah
“perkataan atau percakapan” , dalam pengartian teologis kalam disebut sebagai kata-kata
(firman) Tuhan, maka teologi dalam Islam disebut ‘Ilmu Kalam. Adapun dimensi dalam ruang
lingkup sosial adalah salah satu aspek yang meliputi atribut, elemen, fenomena, situasi serta
faktor yang mebentuk suatu entitas. Dalam hal ini dimensi dapat diartikan sebagai faktor yang
fundamental sebagai dasar atau asal-usul sebuah syair dan dalam buku-buku ilmu kalam di
banyak perguruan tinggi Islam telah menjelaskan bahwa banyak aliran-aliran yang melahirkan
banyak syair yang di adopsi dari aliran itu sendiri, dalam agama Islam dilihat dari rentetan
sejarah yang begitu panjang banyak usaha-usaha mempurifikasi ajaran Islam, salah satunya
adalah munculnya aliran-aliran baru pasca wafatnya Nabi Muhammad Saw seperti : Khawarij,
Murji’ah, Muktazilah, Mathuridiyyah, Asy’ariyyah, Syi’ah dan lain-lain.
Dan pada Shalawat/Syair Alfa Shalaallah yamg sering didengar oleh banyak
masyarakat khususnya masyarakat Jakarta, yang muncul pada awal tahun 2000-an memiliki
aliran yang mendasari syair tersebut, antara lain :
1. ALIRAN ASY’ARIYYAH
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa aliran Asy’ariyyah ini sering kali disebut
dengan aliran Ahl As-Sunnah wa Al-Jama’ah karena Al-Asy’ari 11mempunyai banyak pengikut
di irak dan wilayah-wilayah Islam bagian barat. Mazhab ini dikenal sebagai Mazhab Ahl As-
Sunnah wa Al-Jama’ah . dan dengan keyakinan bahwa setiap perbuatan yang diperbuat pasti
akan mendapatkan ganjarannya seperti yang termaktub dalam bait ke-4 :
6
Satuan yang berwujud (KBBI)
7
Bersifat kontradiksi; berlawanan , bertentangan (KBBI)
8
Maximillan Weber : seorang ekonom, sosiolog dan teologis asal jerman (1864-1920)
9
Harun Nasution, “Teologi Islam : Aliran-aliran Sejarah analisa perbandingan ,”(Jakarta : UI press, 2002).
10
Muhammad Abed al-Jabiri, “Nalar Filsafat dan Teologi Islam : Upaya Membentengi Pengetahuan dan
Mempertahankan kebebasan Berkehendak,” terj. Aksin Wijaya,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999).
11
Abu al-Hassan bin Isma’il al-Asy’ari pendiri aliran Asy’ariyah
5
dalam bait ini terlihat jelas pernyataan tentang bagi yang melakukan keburukan akan
mendapatkan ganjaran yang setimpal dan begitu sebaliknya tetapi bagi muslim yang berbuat
keburukan akan diampuni apabila ia mau bertaubat, dan di akhirat ada beberapa kemungkinan;
ia mendapat ampunan dari Allah dengan rahmat-Nya sehingga pelaku keburukan/dosa besar
tersebut dimasukan kedalam surga, atau dia mendapat syafaat dari Nabi Muhammad Saw.
sebagaimana sabdanya:
ع ِتي أل َ ْه ِل اْل َك َبا ِئ ِر ِم ْن أ ُ َّم ِتي
َ شفَا
َ
Artinya:
“Syafaat adalah untuk umatku yang melakukan dosa besar .”
2. ALIRAN KONTEMPORER
Aliran ini biasa juga disebut aliran kemanusiaan karena aliran ini lebih mengedepankan
nila-nilai kemanusiaan dan pesan-pesan kemanusiaan yang berkembang di era modern ini yang
memuat nilai-nilai persaudaraannn dan menyeru kepada kewajiban yang harus di tunaikan serta
memperhatikan potensi manusia dalam menciptakan perubahan dengan jalan dakwah dan lain-
lain, seperti yang termaktub dalam bait pertama dan terakhir :
Agar terpancaryang
dalam bait pertama ini terdapat pesan-pesan kemanusian cahaya mulia
mengingatkan untuk jangan
melupakan dan perintah untuk membuka mata dan telinga, yang pada intiya mengarah untuk
Ingat dengarkan dan jangan lupa
saling mengingatkan dan saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam
dalam kesabaran seperti firman-Nya :
)3:صب ِْر (العصر
َ صوأ ِبال ِ ّ ص ْوا ِبال َح
َ ق َوتَوا َ َوتَ َوا
Artinya :
“ dan saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam dalam
kesabaran”(QS.Al-‘Asr:3)
KESIMPULAN
Nadzom ialah sebuah ragam syair yang biasanya digunakan pada syair-syair agama
atau pujian terhadap nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam dan sering di lantunkan ketika
menjelang waktu shalat khususnya di negara tercinta Indonesia yang yang memiliki masyarakat
heterogen bermacam-macam budaya dan aliran serta harokah(organisasi kemasyarakatan)
seperti, Nahdathul Ulama, muhammadiyah, persatuan islam, jama’atul washliyah dan lain-lain.
sedangkan teologi merupakan suatu disiplin ilmu yang secara kongkrit mem-bicarakan tentang
ketuhanan, dan pemikiran sistematis yang berhubungan dengan alam semesta,
Dalam bahasa arab, ajaran dasar agama itu disebut dengan ushuluddin dan oleh karena
itu buku yang membahas tentang teologi dalam islam selalu diberi nama kitab ushuluddin oleh
pengarangnya. ajaran-ajaran dasar itu disebut Aqa’id atau keyakinan. Teologi dalam Islam
disebut juga ilmu tauhid . selanjutnya teologi dalam Islam disebut ilmu kalam,. kalam di dalam
islam memiliki pengertian ilmu atau seni. Dan Kalam dalam pengratianya adalah “perkataan
atau percakapan” dan shalawat Alfa Shalallah yang diciptakan oleh Al-Habib Hasan bin Ja’far
Assegaf termasuk dalam aliran kalam Asy’ariyyah dan aliran kalam kontemporer dengan
berbagai indikator yang terdapat pada Shalawat/syair tersebut yang berkembang di era 2000-
an dan dikenal oleh masyarakat luar khususnya di Ibukota Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
A. Rohanda W.S dan Firdaus Dadan, “Ilmu Kalam” ,( Bandung :Arfino raya 2017 ).
B. Fergilius ferm, “Theology”dalam Mircea eliade (ed) “The Encyclopedia of
Religion”,vol.VII” (New York : Macmillan Library Reference USA, 1995).
C. Departemen pendidikan dan kebudayaan RI., “Kamus Besar Bahasa
Indonesia”,Edisi II, cet. I (Jakarta : Balai pustaka , 1991).
D. Jaya.Hanafi .A, “Pengantar Teologi Islam,” cet.V (Jakarta :Pustaka al-Husna,1992).
E. Harun Nasution, “Teologi Islam : Aliran-aliran Sejarah analisa perbandingan ,”(Jakarta :
UI press, 2002).
F. Muhammad Abed al-Jabiri, “Nalar Filsafat dan Teologi Islam : Upaya Membentengi
Pengetahuan dan Mempertahankan kebebasan Berkehendak,” terj. Aksin
Wijaya,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999).
7
TENTANG PENULIS