Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN

UNSUR EKSTRINSIK
CERPEN “SUATU HARI NANTI”
KARYA RORA RIZKI WANDINI, M.Pd.I DKK

DISUSUN OLEH:
RIZKI MEILANI (29)
XII MIPA 1

SMA N 1 WADASLINTANG
TAHUN PELAJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
segala limpahan rahmat-Nya kami dapat menyusun tugas ini dengan tepat waktu. Sholawat
serta salam senantiasa kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga
kelak kita termasuk orang-orang yang akan mendapatkan syafaatnya diyaumul kiyamah
nanti, amiinn.
Tugas ini membahas tentang analisis cerpen “Suatu Hari Nanti” karya Rora Rizki
Wandini, M.Pd.I, Dkk. Dalam penyusunan tugas ini, kami banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari guru mapel Bahasa Indonesia, dukungan orang tua dan juga teman-teman
kami. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua teman-teman yang telah
membantu menyelesaikan tugas yang kami buat, terutama kami mengucapkan terimakasih
kepada orang tua dirumah yang selalu mendukung kami dan guru Bahasa Indonesia kami, Sri
Sapto Riyantini, M.Pd yang selalu membmbing kami dalam pengerjaan tugas ini.
Adapun isi dari tugas ini jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kemampuan
kami, baik kemampuan mengolah konsepsi ataupun kemampuan apersepsi. Sehingga, mohon
dimaklumi apabila isi dari tugas kami masih banyak kekurangan, itu sebabnya kritik dan juga
saran sangat kami harapkan untuk perbaikan tugas ini.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca dan menjadi
tambahan hikmah ilmiah bagi kita semua.

Wadaslintang, 02 Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI ..........................................................................................
A. Pengertian Cerpen .........................................................................................
B. Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen ......................................................................
C. Unsur-Unsur Ekstrinsik Cerpen ...................................................................
D. Kaidah Kebahasaan Cerpen .........................................................................
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................
A. Analisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen ........................................................
B. Analisis Unsur-Unsur Ekstrinsik Cerpen .....................................................
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu genre sastra yang berbentuk prosa.
Cerita yang ada di dalam cerpen dikemas dengan ringkas. Oleh karena itu, orang sering
menyebut cerpen dengan istilah bacaan sekali duduk. Artinya, proses membaca cerpen tidak
membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi intinya dapat langsung kita temukan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Sumardjo dan Saini (1988, hlm. 37) mengatakan, “Secara
umum dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah cerita atau narasi (bukan analisis
argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar telah terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dan
kapan saja) serta relatif pendek”.
Banyak hal yang bisa diresapi dari hasil membaca cerpen, salah satunya adalah nilai-
nilai kemanusiaan atau sosial yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Perenungan
melalui nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam cerpen memberikan suatu amanat yang dapat
dijadikan cerminan untuk kehidupan. Swingewood (1972, hlm. 16) mengatakan, “Sastra
merupakan refleksi masyarakat”. Dengan demikian, cerpen sebagai salah satu produk sastra
memuat cerita berdasarkan kejadian-kejadian yang terkait dengan nilai-nilai sosial budaya
yang sering terjadi dalam kehidupan nyata di dalam lingkungan masyarakat.
Cerita yang ada di dalam cerpen sebagaian besar adalah fiktif belaka, walaupun
demikian, cerita yang ada di dalam cerpen mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata,
karena sumber cerita yang terjadi dalam cerpen sebagian bersumber dari kehidupan manusia.
Masalah-masalah yang terjadi dalam sebuah cerita yang ada dalam cerpen pun tidak terlepas
dari masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Adanya pembelajaran apresiasi sastra
di sekolah diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap hasil karya sastra.
Kami memilih cerpen Suatu Hari Nanti. Cerpen ini merupakan salah dari beberapa
cerpen yang ada dalam antologi cerpen karya Rora Rizki Wandini Dkk. Kami memilih cerpen
ini karena dalam cerpen ini berisi tentang sebuah kisah persahabatan yang akhirnya
menimbulkan perasaan didalamnya.
Setelah membaca cerpen ini, kita bisa seperti menyaksikan dan merasakan kejadian-
kejadian didalamnya secara langsung, kita juga mengikuti perasaan-perasaan dalam tokohnya
serta bisa merasakan senang, kecewa, haru dalam alur ceritanya.
Maka dari itu, kami memilih cerpen ini sebagai bahan tugas menganalisis unsur-
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam tugas Bahasa Indonesia karena selain menarik
untuk dibaca, kita juga bisa mengambil beberapa hikmah dan nilai-nilai kehidupan
didalamnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian cerpen dan apa saja unsur pendukung didalamnya?


2. Apa saja dan bagaimana unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang ada dalam cerpen
“Suatu Hari Nanti”?
3. Bagaimana isi dari cerpen “Suatu Hari Nanti”?
4. Bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen “Suatu Hari Nanti”?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan unsur pendukung yang ada dalam cerpen.
2. Untuk mengetahui unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang ada dalam cerpen “Suatu
Hari Nanti”.
3. Untuk mengetahui isi dari cerpen “Suatu Hari Nanti”.
4. Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen “Suatu Hari Nanti”.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Cerpen
Seperti yang diketahui, cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan
yang mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas.
Cerpen biasanya hanya mengisahkan cerita pendek tentang permasalahan yang dialami satu
tokoh saja. Cerpen juga bisa disebut sebagai fiksi prosa karena cerita yang disuguhkan hanya
berfokus pada satu konflik permasalahan yang dialami oleh tokoh mulai dari pengenalah
karakter hingga penyelesaian permasalahan yang dialami oleh tokoh. Cerpen juga terdiri
tidak lebih dari 10.000 kata saja.
Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Saat membaca cerpen biasanya
sangat cepat selesai. Selain itu, isi pada cerpen juga sangat mudah dipahami karena ceritanya
yang relatif pendek. Oleh karena itu banyak orang yang suka dengan cerita yang singkat dan
tidak rumit seperti pada cerpen. Jenis cerita lain yang hampir sama dengan cerpen yaitu
novel, bedanya jika novel memiliki halaman yang lebih banyak hingga ratusan dan cerita
yang cukup panjang.
Berikut ini beberapa pengertian cerpen menurut para ahli.
1. Menurut KBBI
Cerpen merupakan cerita pendek yang berisi tentang kisah cerita yang berisi tidak
lebih dari 10 ribu kata. Pada umumnya cerita pada cerpen bisa memberikan kesan dominan
dan berkonsentrasi pada permasalahan satu tokoh. Menurutnya dalam cerpen tidak ada cerita
hingga 100 halaman.
2. Menurut Nugroho Notosusanto Dalam Tarigan
Menurut Nugroho Notosusanto cerpen adalah kisah cerita pendek yang dibuat dalam
jumlah kata mulai dari 5000 kata beserta memperkirakan 17 pp kuarto spasi ganda. Selain itu
kisah pada cerpen hanya berpusat pada dirinya sendiri yang berarti hanya pada satu tokoh
saja.
3. Menurut J.S Badudu
Menurut J.S Badudu cerpen adalah cerita pendek yang yang berfokus dan
berkonsentrasi pada satu peristiwa kejadian. Pada peristiwa kejadian tersebut hanya
mengisahkan satu tokoh cerita saja.
4. Menurut Sumardjo
Menurutnya cerpen adalah kisah cerita yang tidak benar-benar terjadi di dunia nyata.
Namun cerita tersebut bisa terjadi dimana dan kapan saja bahkan di dunia nyata dan ceritanya
relatif singkat dan pendek.
5. Menurut Hendy
Menurut Hendy, cerpen merupakan cerita pendek yang ditulis secara singkat dan
pendek. Tulisan pada cerpen tidak diceritakan terlalu panjang serta berisi tentang kisah narasi
tunggal.
6. Menurut J.S Badudu
Menurut Badudu cerpen adalah suatu karya cerita yang berpusat pada satu peristiwa
kejadian yang dialami oleh satu tokoh saja. Kisah yang terjadi pada cerpen terjadi karena
peristiwa yang menumbuhkan peristiwa tersebut.
7. Menurut Aoh. K.H
Menurut Aoh. K.H cerpen merupakan prosa pendek dimana kisah ceritanya ditulis
secara fiksi dan fantasi.
8. Menurut H.B Jassin
Cerpen merupakan sebuah cerita pendek yang memiliki bagian dimana terdapat
struktur yang lengkap mulai dari perkenalan, permasalahan dan penyelesaian dari masalah
tersebut.
9. Menurut Saini
Menurut Saini cerpen merupakan sebuah cerita pendek yang bersifat fiksi dan tidak
terjadi di dunia nyata akan tetapi dapat terjadi kapan saja serta dimana saja dalam kisah cerita
yang relatif singkat dan jelas.
10. Menurut A. Bakar Hamid
Menurut Hamid cerpen merupakan cerita pendek yang memiliki ciri-ciri seperti
jumlah kata yang sedikit antara 500 hingga 10.000 kata dalam satu cerpen serta hanya
memiliki satu karakter tokoh saja.

1. Struktur Cerpen
Pada cerpen biasanya terdiri beberapa struktur yang diperlukan seperti elemen dasar
dan tambahan abstrak. Struktur tersebut sangat diperlukan ketika menyusun sebuah cerpen.
Berikut inilah beberapa elemen dasar untuk membangun sebuah cerpen.
1. Abstrak
Abstrak merupakan pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan. Pada
cerpen abstrak biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Maka dari itu abstrak bersifat
opsional atau bisa jadi tidak ada pada cerpen tersebut.
2. Orientasi
Pada orientasi cerpen biasanya menjelaskan tentang latar cerita seperti waktu,
suasana, tempat/lokasi yang digunakan dalam penggambaran cerita cerpen.
3. Komplikasi
Komplikasi menjelaskan tentang struktur yang berkaitan dengan pemaparan awal
suatu masalah yang dihadapi oleh tokoh. Watak dari tokoh juga dijelaskan pada bagian ini.
Selain itu pada komplikasi juga menjelaskan urutan kejadian yang berhubungan dengan
sebab akibat.
4. Evaluasi
Pada bagian evaluasi ini terjadi konflik masalah yang semakin memuncak. Konflik
mulai menuju bagian klimaks dan mendapatkan penyelesaian atas masalah yang terjadi.
5. Resolusi
Resolusi merupakan bagian akhir permasalahan yang terjadi pada cerpen. Pada
bagian ini terdapat penjelasan dari pengarang mengenai solusi permasalahan yang dialami
tokoh.
6. Koda
Koda merupakan nilai atau pesan moral yang terdapat pada sebuah cerpen yang
disampaikan oleh penulis kepada para pembaca. Pesan moral yang disampaikan sesuai
dengan jenis cerpen.

2. Fungsi Cerpen
Pada umumnya cerpen memiliki cerita yang sangat singkat dan jelas. Namun cerpen
juga memiliki fungsi seperti karya sastra lainnya. Berikut fungsi cerpen.
1. Fungsi Rekreatif
Fungsi rekreatif yaitu sebagai sarana penghibur bagi para pembaca.
2. Fungsi Estetis
Fungsi estetis yaitu sebagai nilai estetika atau keindahan yang ada pada cerpen
sehingga memberikan kepuasan kepada pembaca.
3. Fungsi Didaktif
Fungsi didaktif yaitu sebagai pemberi pelajaran atau pendidikan yang akan
bermanfaat bagi para pembaca.
4. Fungsi Moralitaas
Fungsi moralitas yaitu sebagai nilai moral berdasarkan isi cerita untuk mengetahui
baik buruk yang disampaikan penulis kepada para pembaca.
5. Fungsi Religiusitas
Fungsi religiusitas yaitu sebagai pemberi pelajaran yang religius yang nantinya bisa
dijadikan sebagai contoh baik oleh pembaca.

4. Ciri-Ciri Cerpen
- Pada umumnya cerpen bersifat fiktif atau berupa karangan dari penulis.
- Cerpen memiliki susunan kata yang tidak lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
- Saat membaca cerpen biasanya selesai dengan sekali duduk.
- Cerpen memiliki bentuk cerita yang sangat singkat.
- Cerpen memiliki diksi atau pilihan kata yang tidak rumit sehingga mudah dipahami
oleh pembaca.
- Cerpen hanya memiliki alur cerita tunggal atau satu jalan cerita saja.
- Kisah cerita pada cerpen biasanya berasal dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
- Karakter tokoh pada cerpen sangat sederhana.
- Di akhir bagian biasanya terdapat pesan moral yang sangat mendalam sehingga
membuat pembaca ikut merasakan kisah pada cerpen tersebut.

5. Jenis-jenis Cerpen

1. Cerpen Pendek
Seperti yang kita ketahui, cerita pendek adalah jenis cerita yang kurang dari 10.000
kata panjangnya. Dan seperti namanya, cerita pendek ini cenderung lebih pendek daripada
jenis cerita pendek lainnya. Panjang kata dari Cerpen Pendek yaitu sekitar 500 hingga 700
kata.
Karangan fiktif ini biasanya digunakan untuk menjelaskan sebuah kejadian dengan
bahasa yang singkat, padat, menarik perhatian, dan efektif. Bagian pembuka biasanya sangat
sedikit, sekitar 1 hingga 2 paragraf, lalu masuk ke bagian konflik inti. Bagian akhir juga
biasanya lebih sedikit daripada jenis cerpen lainnya.
2. Cerpen Sedang
Cerita pendek Sedang biasanya memiliki panjang sekitar 700 hingga 1.000 kata
panjangnya. Cerpen sedang juga bisa ditemui dengan mudah pada buku-buku pelajaran
sekolah karena dianggap efektif dan menarik perhatian.
Cerpen Sedang sedikit lebih panjang daripada Cerpen Pendek. Sehingga bagian
pembukaannya juga akan lebih panjang sedikit daripada cerpen pendek. Selain itu,
penokohan dari tokoh yang diceritakan bisa dijabarkan dengan kalimat yang lebih jelas. Tak
hanya itu, Cerpen Sedang biasanya digunakan untuk menjelaskan cerita dengan lebih
mendetail.
3. Cerpen Panjang
Cerpen ini biasanya dibuat dengan panjang sekitar 1.000 kata atau lebih. Dan bahkan
ada sebuah cerpen yang dibuat mendekati 5.000 kata atau bahkan 10.000 kata. Jenis cerpen
ini memiliki ciri umum yang penuturannya santai.

B. Unsur Intrinsik Cerpen


Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun cerpen dari dalam. Unsur
intrinsik dalam cerpen bukan hanya satu melainkan ada beberapa, diantaranya:

1. Tema
Tema adalah ide atau gagasan utama dari cerpen. Tema mengandung gambaran luas
mengenai kisah yang akan diangkat sebagai cerita. Sebuah cerpen harus memiliki tema cerita.
Hal ini karena tema menjadi unsur utama yang ingin disampaikan penulis pada kisah
ceritanya.
2. Alur atau Plot
Alur atau plot merupakan urutan peristiwa atau jalan cerita pada sebuah cerpen. Ada
beberapa jenis alur cerita yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
a. Alur Maju (Progresif)
Merupakan alur peristiwa-peristiwa atau kejadian dalam cerita yang bergerak secara urut dari
awal hingga akhir dan memiliki jalan cerita yang rapi.
b. Alur Mundur (Regresif)
Merupakan alur peristiwa-peristiwa atau kejadian dalam cerita yang bergerak secara terbalik
atau dari yang sudah berlalu. Pada alur ini, cerita tidak diawali dengan pengantar.
c. Alur Campuran
Adalah perpaduan antara alur maju dengan alur mundur namun kadang jalannya alur secara
acak dan tidak rapi.
Kemudian ada tahapan alur sebagai berikut.
- Pengenalan
Pada tahapan ini pengarang akan mengenalkan tokoh-tokoh yang terdapat pada cerpen.
1) Konflik
Pada tahapan ini tokoh utama mulai mengalami masalah atau konflik dengan tokoh
antagonis, tokoh lain, lingkungan tempat tinggal, maupun dengan diri sendiri.
2) Peningkatan Konflik
Pada tahap ini biasanya konflik yang terjadi semakin melebar dan menjadi lebih tinggi
tingkatannya, serta konflik terjadi dengan beberapa tokoh dalam cerita.
3) Klimaks atau Puncak Konflik
Pada tahapan ini terjadi ketegangan dari puncak masalah dan konflik sehingga memunculkan
kejutan-kejutan yang tidak diduga-duga oleh pembaca.
4) Antiklimaks atau Penurunan Konflik
Pada tahapan ini konflik atau masalah berangsur terselesaikan sehingga konflik mereda.
5) Ending
Pada tahap ini munculah penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi, sehingga konflik
yang dialami oleh tokoh utama terselesaikan.
3. Latar atau Setting
Latar atau Setting merupakan penjelasan mengenai latar atau tempat, waktu, dan
suasana yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa atau kejadian dalam cerpen tersebut.
Latar terdiri dari beberapa macam yaitu,
a. Waktu, yaitu masa dimana jalannya cerita sedang berlangsung. Latar atau setting
waktu ini bisa digambarkan secara garis besar ataupun secara terperinci. Secara garis
besar misal waktu malam, siang, pagi, dan lain lagi.
b. Tempat, yaitu lokasi dimana jalannya cerita tersebut berlangsung. Latar atau setting
tempat ini digambarkan secara umum dan khusus, misalnya saja secara umum seperti
di terminal Solo, di Stadion, dan lain lagi.
c. Suasana, yaitu kondisi latar secara menyeluruh dan emosi yang kuat.

4. Tokoh dan Penokohan


Tokoh merupakan pemeran yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Sedangkan
penokohan merupakan watak atau sifat dari tokoh yang ada dalam cerita.
Berdasarkan wataknya tokoh dibagi menjadi 3 yaitu,
- Tokoh Protagonis, merupakan tokoh utama yang menjadi pusat perhatian dalam
cerita. Tokoh utama ini digambarkan sebagai seseorang yang baik.
- Tokoh Antagonis, merupakan tokoh yang menjadi musuh dari tokoh protagonis dalam
cerita. Tokoh antagonis digambarkan sebagai tokoh yang mempunyai sifat buruk dan
selalu menimbulkan konflik.
- Tokoh Tritagonis, merupakan tokoh yang menjadi tokoh penengah antara tokoh
protagonis dan antagonis. Tokoh tritagonis ini digambarkan dengan seseorang yang
memiliki sifat dan sikap netral.
Untuk menggambarkan karakter tokoh tersebut sang pengarang menampilkannya dengan cara
yang berbeda-beda setiap ceritanya, berikut cara untuk menggambarkan watak atau karakter
dari tokoh cerpen.
- Digambarkan dengan jalan pikiran tokoh
- Dijelaskan melalui lingkungan dan keadaan sekitar tokoh
- Dijelaskan dari reaksi tokoh terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.

5. Sudut pandang atau point of view


Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang saat menceritakan kisah pada
sebuah cerpen. Sudut pandang dibedakan menjadi tiga yaitu,
- Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama
Pengarang dalam sudut pandang ini berperan sebagai tokoh utama dalam cerita. Sehingga apa
yang diceritakan merupakan kisah pengalaman yang dapat dirasakan saat membaca cerita.
Biasanya mengunakan kata ganti “Aku” atau “Saya”.
- Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan
Pengarang dalam sudut pandang ini berperan sebagai pelaku diluar tokoh utama. Pengarang
seperti menceritakan tanggapannya atau sebagai pencerita apa yang dilihatnya dai tokoh
utama. Pada sudut pandang ini pengarang berperan ganda.
- Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Pada sudut pandang ini pengarang menempatkan dirinya menjadi pelaku cerita sekaligus
penciptanya. Pengarang bisa mengarahkan bahkan melakukan dialog dengan tokoh-tokoh
dalam cerita.
- Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat
Pada sudut pandang ini pengarang menempatkan dirinya hanya sebagai pengamat saja.
Sehingga pengarang hanya menyampaikan yang ia lihat, dengar, dan juga rasakan kemudian
disampaikan dalam cerita.
6. Amanat
Amanat merupakan pesan moral atau pelajaran dalam cerpen yang disampaikan oleh
penulis kepada pembaca. Pesan moral yang disampaikan biasanya dalam bentuk tersirat
maupun tersurat.
- Tersurat, adalah amanat yang cara penyampaiannya secara langsung,
sehingga pembaca bisa langsung menemukannya
- Tersirat, adalah amanat yang cara penyampaiannya secara tidak langsung
atau pembaca perlu membaca cerita dari awal hingga akhur agar bisa
menemukan pesan dari penulis yang bisa berupa nasihat, ajakan, protes dan
lain lagi.

C. Unsur Ekstrinsik Cerpen


Pada sebuah cerpen seringkali terdapat penambahan peristiwa yang terjadi di sebuah
lingkungan. Hal tersebut dinamakan dengan unsur ekstrinsik atau unsur yang berasal dari luar
untuk membangun sebuah cerpen. Berikut ini beberapa unsur ekstrinsik pada sebuah cerpen.
- Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang
mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan.
- Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antar individu dalam
masyarakat.
- Nilai religi/nilai agama yaitu nilai-nilai yang berkaitan atau bersumber pada nilai-nilai
agama.
- Nilai moral/etik adalah nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau
ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral.
- Nilai pendidikan/edukatif adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan
pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran) atau bisa juga berhubungan
dengan sesuatu hal yang mempunyai latar belakang pendidikan/pengajaran.
- Nilai ekonomi adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan status/kondisi
ekonomi, perdagangan, atau permasalahan ekonomi dalam masyarakat.
D. Kaidah Kebahasaan Cerpen
Cerpen memiliki ciri-ciri kebahasaan yang dapat dilihat melalui pemilihan gaya
bahasa dan diksi yang digunakan. Pada cerpen umumnya penulis menggunakan
pendeskripsian fisik tokoh secara kuat. Hal ini akan membantu menggambarkan suasana yang
tepat dan sesuai dengan ceritanya.
Cerpen juga identik dengan penggunaan kata-kata kiasan atau konotatif untuk
menambah kesan keestetikan sehingga akan menambah nilai kepuasan para pembaca. Selain
itu juga menggunakan kalimat informal maupun semi formal sesuai dengan peristiwa
kejadian.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisis Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen “Suatu Hari Nanti”

1. Tema
Tema cerpen tersebut adalah persahabatan antara Aris dan Adira.
Bukti kalimat dalam teks:
- "Hahaha...gak apa-apa Ris, teringat saja. Dulu saat kita masih ingusan sampai
sekarang masih menjalin persahabatan. Aku takut kita akan berpisah dan tak
kudapatkan sahabat sepertimu," kataku pada Aris.
- "Iya Ris, sudah banyak liku-liku persahabatan yang kita jalani, kamu tak berubah
tetap menjadi sahabat tercuekku yang aku kenal yang selalu membantuku," jawabku
pada Aris. (hal 53)

2. Alur
Alur dalam cerpen tersebut yaitu maju, dibuktikan dengan penggunaan kata keesokan
harinya, kemudian, dan akhirnya. Berikut tahapan alurnya.
1. Orientasi
Tahap orientasinya yaitu ketika tokoh Adira diceritakan sebagai gadis desa yang mempunyai
sahabat dekat bernama Aris.
Bukti kalimat dalam teks:
Hari ini cuaca begitu indah, angin berhembus sepoi-sepoi menembus jendela kamarku.
Matahari mulai muncul secara perlahan.... mengerjakan tugas ataupun teman bermainku. (hal
51)

2. Permulaan konflik
Permulaan konflik yaitu ketika Aris menjemput Ara pada saat akan menghadiri acara
perpisahan sekolah.
Bukti kalimat dalam teks:
“Ngejek aja pun kamu Ris. Kugantilah ini, jilbabnya lucu ya, atau...... biar nambah ilmu,
nambah pengalaman, dan meraih cita-cita Ara,” jawabku pada ibuku. (hal 55-56)
3. Klimaks
Tahap klimaks dalam cerpen ini yaitu saat Aris datang ke rumah Ara pagi-pagi sekali untuk
berpamitan ke luar kota melanjutkan pendidikan. Dan mereka berpisah untuk menggapai
mimpi masing-masing.
Bukti kalimat dalam teks:
- Keesokan harinya, Aris datang ke rumahku, di meminta mad dan meminta izin bahwa
dia akan pergi keluar kota melanjutkan pendidikan. Aris mengambil angkatan. Ya,
seperti yang dia cita-citakan sejak kecil...... Aris pun pergi meninggalkan rumahku.
Kulihat keluarga Aris tengah bersiap-siap memasukkan perlengkapan Aris yang
hendak dibawake bandara. (56-57)
- "Ris, gak terasa ya, sudah tiga tahun kita SMA dan kita udah tamat," kataku pada Aris
ketika berada di perjalanan pulang. "Iya Ra, perjuangan akan kembali dimulai lagi"
jawab Aris... perasaan yang haru, sedih bercampur bahagia, sahabatku telah pergi
mengejar mimpinya dan aku tak akan melihatnya sesering dulu. (hal 56-57)

4. Antiklimaks
Tahap antiklimaks yaitu Ara berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan
matematikanya. Setelah satu tahun berada di Jakarta Ara pulang kembali ke kampung
halamannya.
Bukti kalimat dalam teks:
Satu minggu kemudian, pendaftaran perkuliahan dibuka dan aku mendaftar di satu universitas
Jakarta. Alhamdulillah, semua tahapan.... Sepi kulihat. Biasanya selalu ada Aris yang datang
ke rumah, namun kali ini tidak ada seorang pun yang datang. (hal 57-58)
5. Penyelesaian
Tahap penyelesaian dalam cerpen tersebut yaitu ketika Aris tiba-tiba datang ke rumah Ara
usai pulang menyelesaikan pendidikan. Dan hari itu menjadi bukti persahabatan mereka.
Bukti kalimat dalam teks:
Sore harinya ketika aku sampai di rumah. Ada seseorang mengenakan baju angkatan duduk
di kursi rumahku…. Doa yang kupanjatkan di dengar oleh Sang Rabbi. Hari ini menjadi bukti
persahabatan kami. (hal 58-59)

3. Tokoh dan Penokohan


Tokoh dalam cerpen tersebut antara lain:
1. Ara
Dalam cerpen ini Ara diceritakan sebagai gadis yang memiliki sopan santun, sayang terhadap
ibunya, setia kawan, ceria, lemah lembut, patuh pada ibunya, pemalu.
Bukti kalimat dalam teks:
- “Bu, aku pergi dengan Aris,” izinku pada Ibu.
- Seketika aku jadi terkesipu malu.
- “Ara kuliah ya Bu, biar nambah ilmu, nambah pengalaman, dan meraih cita-cita Ara,”
jawabku pada ibu.
- “Ibu, doain Ara ya, hari ini Ara akan berangkat mengejar cita-cita Ara. Ibu sehat-sehat
di rumah, nanti Ara selalu menelepon ibu setiap malam,” kataku pada Ibu.
- “Ara pergi ya Bu, doain Ara” kataku sambil menangis.

2. Aris
Dalam cerpen ini Aris diceritakan sebagai sahabat Ara yang baik, setia kawan, sopan,
perhatian, cuek, penyayang.
Bukti kalimat dalam teks:
- Selain baik, Aris juga perhatian walaupun sangat cuek.
- Ketika kecil kami selalu berjanji untuk selalu bersama, terutama sekolah. Supaya aku
memiliki teman untuk mengerjakan tugas atau pun teman bermainku.
- “Iya Ra. Aris, hati-hati kamu bawa sepeda motornya ya!” kata ibuku. ”Baik, Bu”
jawab Aris.
- Aris dengan cueknya hanya menyetir sepeda motor dengan fokus, tak ada
pembicaraan ketika di perjalanan.

3. Ibu
Dalam cerpen ini sosok Ibu diceritakan sebagai Ibu dari Ara yang baik, bijak, perhatian.
Bukti kalimat dalam teks :
- “Iya Ra. Aris, hati-hati kamu bawa sepeda motornya ya!” kata buku.
- “Jadi, selanjutnya kamu mau kemana Ra?” tanya ibuku padaku.
- “Iya Ra, kamu jaga kesehatan di sana, selalu beribadah, ingat Allah Nak” pesan Ibu
padaku.

4. Latar atau Setting


Setting dalam cerpen antara lain:
a. Latar tempat :
- Teras rumah
Bukti kalimat:
Duduk di teras rumah sambil menikmati sarapan pagi buatan ibu yang rasanya tak pernah
tergantikan.
- Kamar
Bukti kalimat:
Hari ini cuaca begitu indah, angin berhembus sepoi-sepoi menembus jendela kamarku.
- Depan rumah
Bukti kalimat:
" Assalamualaikum Ara, " panggil Aris di depan rumah.
- Taman
Bukti kalimat:
Taman pada hari Minggu sangat ramai dikunjungi.
- Lapangan sekolah
Bukti kalimat:
Acara dilakukan di lapangan sekolah…... setinggi apa kita harus meraihnya dengan berjuang.
- Bandara
Bukti kalimat:
Setibanya di bandara, 15 menit sebelum keberangkatan, kucium ibuku, kupeluk ia erat erat.

b. Latar waktu:
- Pagi hari
Bukti kalimat:
1. Matahari mulai muncul secara perlahan, embun-embun di dedaunan serasa begitu
sejuk.
2. Pagi itu, Aris menjemputku.
3. Jam sudah menunjukkan pukul 10:00 WIB.
4. Saat itu, masih pukul 05:30, orang-orang baru melaksanakan salat subuh.

- Hari Minggu
Bukti kalimat:
Taman pada hari Minggu sangat ramai dikunjungi.
- Sore hari
Bukti kalimat:
Hari sudah sore, kami pun pulang dengan perasaan gembira.
- 15 menit sebelum keberangkatan Ara ke Jakarta
Bukti kalimat dalam teks:
Setibanya di bandara, 15 menit sebelum keberangkatan, kucium ibuku, kupeluk ia erat-erat.
- Satu tahun di Jakarta
Bukti kalimat dalam teks :
Satu tahun berada di Jakarta, aku pulang ke rumah.
c. Latar suasana:
- Nyaman
Bukti kalimat:
1. Hari ini cuaca begitu indah angin berhembus sepoi-sepoi menembus jendela kamarku
titik matahari mulai muncul secara perlahan embun-embun di dedaunan serasa begitu
sejuk.
2. Di samping kanan dan kiri banyak pepohonan sehingga tak terlalu panas cuaca pada
hari itu.
3. Untung saja aku tak tertidur karena terpaan angin yang membuat mataku tak sanggup
untuk membuka mata.

- Senang
Bukti kalimat:
1. Hari ini, kebahagiaan tercatat kembali pada sejarah perjalanan persahabatanku.
2. Hari sudah sore, kami pun pulang dengan perasaan gembira.
3. Hari-hari kujalani dengan bahagia/Ada anak muridku yang selalu menjadi obat kala
gunda dating.

- Asri
Bukti kalimat:
Mungkin karena hari libur atau karena memang ingin menikmati suasana taman yang asri
bersih dan ada satu hal unik di tempat ini yaitu pohon gembok.
- Sedih
Bukti kalimat:
1. Setelah selesai membuat nama pada gembok tersebut, kami pun menguncinya di
pohon tersebut. Suasana terlihat sedih seperti akan ada suatu perpisahan.
2. Perpisahan kelas menjadi momen yang paling menyedihkan karena tidak akan
mengulang masa itu kembali atau bahkan tak bertemu dengan sahabat sejati yang lain.
3. Aris pun menjawab, "Ra, aku ke sini untuk izin dan meminta doa. Hari ini aku akan
keluar kota untuk melanjutkan pendidikanku". Seketika aku terdiam. Perlahan air
mataku mulai berkaca-kaca.

- Sebel
Bukti kalimat:
Bagiku Itu adalah sebuah ejekan.
- Haru
Bukti kalimat:
1. Perasaan yang haru, sedih bercampur bahagia, sahabatku telah pergi mengejar
mimpinya dan aku tak akan melihatnya sesering dulu.
2. "Ara pergi ya Bu, doain Ara" kataku sambil menangis.

- Sepi
Bukti kalimat:
Sepi kulihat. Biasanya selalu ada Aris yang datang ke rumah namun kali ini tidak ada
seorangpun yang datang.

5. Sudut pandang
Sudut pandang dalam cerpen tersebut yaitu sudut pandang orang pertama-pelaku utama.
Bukti kalimat:
Aku Adira, wanita cantik gadis desa. Semua mengatakan hal itu padaku.

6. Amanat
Amanatnya antara lain:
- Selagi kita bisa dan kita mampu, tuntutlah ilmu dan jangan pernah merasa puas
dengan ilmu yang sudah kita dapat.
Bukti kalimat:
"Ara kuliah ya Bu, biar nambah ilmu, nambah pengalaman, dan meraih cita-cita Ara, "
jawabku pada ibu.
- Kita harus selalu sayang kepada orang tua.
Bukti kalimat:
Setibanya di bandara, 15 menit sebelum keberangkatan, kucium ibuku, kupeluk ia erat-erat.
"Ara pergi ya Bu, doain Ara" kataku sambil menangis.
- Ketika kita berjanji harus di tepati.
Bukti kalimat:
"Apa lupa Ra, kita pernah berjanji, suatu hari nanti kita akan pasti bertemu lagi, dan sekarang
adalah harapan pada hari itu….” Kata Aris padaku.
- Kita harus selalu melibatkan Allah dalam apapun yang terjadi pada hidup kita.
Bukti kalimat:
"Iya Ra, kamu jaga kesehatan di sana selalu beribadah ingat Allah Nak" pesan ibuku padaku.
B. Analisis Unsur-Unsur Ekstrinsik Cerpen "Suatu Hari Nanti”
Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen:
- Nilai moral, antara lain:
1. Tokoh Ara memiliki sikap santun dan sayang kepada orang tua.
Bukti kalimat:
Setibanya di bandara, 15 menit sebelum keberangkatan, kucium ibuku, kupeluk ia erat-erat.
“Ara pergi ya Bu, doain Ara” kataku sambil menangis.
2. Tokoh Aris memiliki etika ketika bertamu dengan mengucapkan salam dan berpamitan
ketika pergi.
Bukti kalimat:
“Assalamualaikum Ara,” panggil Aris di depan rumah.
- Nilai sosial
Nilai sosial pada cerpen tersebut digambarkan pada Ara, ia mengabdi sebagai guru di desa
tempat tinggalnya.
Bukti kalimat:
“..... aku pun pulang dan mengabdi di desa tempat tinggalku.”
- Nilai religius
Nilai religius yaitu saat ibu Ara mengingatkan Ara agar selalu ingat ibadah.
Bukti kalimat:
“Iya Ra, kamu jaga kesehatan di sana, selalu beribadah, ingat Allah Nak” pesan Ibuku
padaku.
- Nilai estetis
Nilai estetis dalam cerpen tersebut nampak pada tempat yang ada dalam cerita.
Bukti kalimat:
Taman pada hari Minggu sangat ramai dikunjungi. Mungkin karena hari libur atau karena
memang ingin menikmati suasana taman yang asri, bersih, dan ada satu hal unik di tempat
ini, yaitu pohon gembok.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuah
cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas. Cerpen juga bisa disebut sebagai
fiksi prosa karena cerita yang disuguhkan hanya berfokus pada satu konflik permasalahan
yang dialami oleh tokoh mulai dari pengenalah karakter hingga penyelesaian permasalahan
yang dialami oleh tokoh. Cerpen juga terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja.
Isi pada cerpen juga sangat mudah dipahami karena ceritanya yang relatif pendek. Oleh
karena itu banyak orang yang suka dengan cerita yang singkat dan tidak rumit seperti pada
cerpen. Cerpen "Suatu Hari Nanti”, memiliki beberapa unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur
intrinsik cerpen diantaranya ada tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan
amanat.
Cerpen tersebut mengangkat tema tentang persahabatan antara Adira/Ara dan Aris. Lalu, alur
yang digambarkan oleh penulis ialah alur maju dan dibuktikan oleh beberapa kalimat dalam
cerita. Tokoh yang terdapat dalam cerpen ini ada Ara, Aris, dan Ibu Ara. Penulis
menggunakan sudut pandang orang pertama-pelaku utama, ditandai dengan penggunaan kata
"aku" dan seringnya tokoh tersebut muncul dalam setiap jalan ceritanya.
Cerpen "Suatu Hari Nanti" juga mempunyai beberapa unsur ekstrinsik. Diantaranya nilai
sosial, nilai moral, nilai religius, dan nilai estetis. Semua nilai ini merupakan nilai yang
membangun cerpen dari luar. Setiap cerita pasti mempunyai pesan-pesan yang akan
disampaikan oleh penulisnya baik secara tersirat maupun secara tersurat. Agar kita bisa lebih
memahami isi dari cerita tersebut maka kita harus membacanya dengan detail dan seksama.

B. Saran
Dalam membaca cerpen sebaiknya disesuaikan dengan umur, alangkah lebih baik jika kita
membaca cerpen yang sesuai dengan tingkatan usia kita. Supaya kita bisa lebih memahami isi
dari sebuah cerpen maka kita harus membacanya dengan seksama. Selain itu, Menganalisis
unsur-unsur cerpen baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik dapat membuat kita
memahami tentang isi di dalamnya. Dalam menganalisis unsur cerpen, kita harus membaca
cerpen dari awal hingga akhir.
Daftar Pustaka

Pujyanto, Raditya. (2021, November 11). Makalah Menganalisis Cerpen. Dakses pada 12
Desember 2022 melalui htt

Abdillah, Fahri. (2021, November 11). Mengupas Cerpen: Ciri, Fungsi, Struktur, Contoh, dan
Analisis | Bahasa Indonesia Kelas 11. ruangguru.com. Diakses pada 12 November 2022
melalui https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-cerpen

Abdhul, Yusuf. (2022, Februari 17). Genre Cerpen (Cerita Pendek) dan Penjelasannya.
bukunesia.com. Diakses pada 24 November 2022 melalui https://bukunesia.com/genre-
cerpen/

Alfari, Shabrina. (2022, November 9). Analisi Unsur Intrinsik Cerpen | Bahasa Indonesia
Kelas 11. ruangguru.com. Diakses pada 12 November 2022 melalui
https://www.ruangguru.com/blog/analisis-unsur-intrinsik-cerpen
Oktovibri, Rully. (2022, Juni 24). Teks Cerpen. gurusiana.id. Diakses pada 14 November 2022
melalui https://www.gurusiana.id/read/rullyoktovibri/article/teks-ceramah-3321000
Sereliciouz. (2022, Maret 1). Teks Cerpen - Pengertian, Struktur, dan Contoh. quipper-
com.cdn.ampproject.org. Diakses pada 24 November 2022 melalui https://www-quipper-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.quipper.com/id/blog/mapel/bahasa-indonesia/teks
cerpen/amp/?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16692524821203&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.quipper.com%2Fid%2Fblog
%2Fmapel%2Fbahasa-indonesia%2Fteks-cerpen%2F
Tim penyusun. Belajar Praktis Bahasa Indonesia Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 tahun
2020. Klaten, Jawa Tengah: Viva Pakarindo.
Tim penyusun. Belajar Praktis Bahasa Indonesia Untuk SMA/MA Kelas XII tahun 2022.
Klaten, Jawa Tengah: Viva Pakarindo.
Lampiran
Kutipan Cerpen "Suatu Hari Nanti" Karya Mayra dkk.

Anda mungkin juga menyukai