Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS LATAR DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL MOZACHIKO

KARYA POPPI PERTIWI

Disusun oleh:
Nama: Nufaizah Rahmah NIS: 192010106
Nama: Hafidz Abiyu Setianaqa NIS: 192010063

YAYASAN SURYA PURNAMA JAYA


SMA CITRA NUSA
Jl.Ksr Dadi Kusmayadi No.17 Cibinong Kabupaten Bogor
Telp. 021-78916911
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir semester ganjil

Judul Karya Tulis : Analisis Latar Penokohan Dalam Novel Mozachiko Karya
Poppi Pertiwi Kelas di SMA Citra Nusa

Angggota Kelompok :
1. Nama Lengkap : Nufaizah Rahmah NIS: 192010106
2. Nama Lengkap : Hafidz Abiyu Setianaga NIS: 192010063

Kelas : XI-IPS 1

Guru Pembimbing :
1. Nama Lengkap : Indryanita Ramadhani, S.Pd
2. Guru Mapel : Sejarah Peminatan
SMA Citra Nusa
Cibinong, April 2021
Menyetujui,
Wakabid Akademik Guru Pembimbing

Rina Hastuti, S.Si Indryanita R., S.Pd


NIK. 2910.88 NIK.

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Indra Ariefandi, S.E


NIK. 2910.42
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan karya ilmiah
yang berjudul “Analisis Latar dan Penokohan dalam Novel Mozachiko karya
Poppi Pertiwi” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada guru pembimbing
yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan karya ilmiah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan
kepada rekan-rekan siswa-siswi yang telah memberikan kontribusinya baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga karya ilmiah ini bisa selesai pada
waktu yang telah ditentukan.

Cibinong, April 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING


KATA PENGANTAR ....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................iii
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Perumusan Masalah........................................................................
1.3 Tujuan Penelitaian..........................................................................
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................
BAB II KAJIAN TEORI................................................................................
2.1 Pengertian Novel ...........................................................................
2.2 Unsur-unsur dalam Novel..............................................................
2.3 Penokohan......................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................
3.2 Subjek dan Objek Penelitian...........................................................
3.3 Identitas Buku.................................................................................
3.4 Biografi Penulis..............................................................................
3.5 Sinopsis Novel...........................................................................
3.6 Metode Penelitian......................................................................
3.7 Teknik Analisis Data..................................................................
3.8 Triangulasi.................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................
BAB V PENUTUP..........................................................................................
5.1 Kesimpulan................................................................................
5.2 Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita


kehidupan seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya dan
menonjolkan watak (karakter) dan sifat setiap pelaku. Novel terdiri dari bab
dan sub-bab tertentu sesuai dengan kisah ceritanya. Penulis novel disebut
novelis. Novel yang digunakkan di penelitiaan ini berjudul Mozachiko.

Pada novel Mozachiko tersebut banyak menceritakkan masa-masa pada


masa remaja. Novel ini memiliki unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Unsur
Intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah novel dari dalam, Unsur ini
terbagi menjadi 7 bagian, antara lain: tema, latar, alur, penokohan atau watak,
amanat dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur
yang berada di luar karya sastra yang tetap memiliki pengaruh terhadap isi
atau sistem organisme dalam sebuah karya sastra. Unsur ekstrinsik terbagi
menjadi 3, antara lain: unsur biografi, unsur soasial, dan unsur nilai.

Didalam suatu novel selalu terdapat latar dan penokohan. Kedua unsur
tersebut juga sangat berpengaruh bagi penjiwaan novel itu sendiri, sehingga
para pembaca pun dapat hanyut dalan jalan atau alur yang terdapat pada Novel
tersebut. Seperti bagaimana penulis menyampaikkan karakteristik sang tokoh,
atau bagaimana latar yang ada pada novel tersebut. Pada Novel Moozachiko
karya Poppi Pertiwi, sebuah Novel yang pertama kali ditulis pada sebuah
aplikasi yaitu wattpad lalu dibukukkan. Di dalam novel Mozachiko ini
terdapat latar dan penokohan yang menarik untuk diteliti karena dalam novel
tersebut terdapat latar serta penokohan yang bermacam-macam. Latar yang
digunakkan pada novel Mozachiko ini tidak hanya satu tempat melainkkan
berpindah-pindah. Penokohan dalam novel ini ada berbagai macam karakter
yang mengisi novel. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan
meneliti “Analisis Latar dan Penokohan dalam novel Mozachiko karya Poppi
Pertiwi”
1.2 Rumusan Masalah
Beradasarkan permasalah diatas rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana latar dalam novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi?
2. Bagaimana penokohan dalam novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui latar dalam novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi.
2. Untuk mengetahui penokohan dalam novel Mozachiko karya Poppi
Pertiwi.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitiaan ini, yaitu:
1. Bagi Siswa.
Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan. pengetahuan
yang luas bagi siswa mengenai “Analisis Latar dan penokohan dalam
Novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi” bagi kelas X SMA Citra Nusa.
2. Bagi Guru
Dapat dijadikkan sebagai bahan pembelajaraan guru untuk murid yang
berada di SMA Citra Nusa.
3. Bagi Sekolah.
Sebagai koleksi perpustakaan mengenai tentang “Analisis Latar dan
Penokohan yang mempengaruhi Novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi” di
SMA Citra Nusa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Novel


Novel adalah sebuah narasi prosa yang diciptakan dengan panjang dan
memiliki kompleksitas tertentu. Novel pada umumnya terinspirasi dari kisah nyata
atau ide yang imajinatif dan ditulis melalui urutan peristiwa yang terhubung yang
melibatkan sekelompok orang dalam pengaturan sebuah cerita yang menarik.
Umumnya, dalam novel dimulai dari peristiwa penting yang dialami tokoh cerita
yang nantinya akan mengubah nasib hidupnya. Berbeda dengan cerpen, perbedaan
cerpen dan novel adalah cerpen ceritanya lebih pendek dan ringkas, sedangkan
novel lebih panjang dan kompleks juga. Novelis merupakan sebutan bagi penulis
yang menulis novel. salah satu yang membedakan novel dengan karya sastra lain
adalah Isi dalam sebuah novel lebih panjang dan lebih kompleks dan juga tidak
memiliki batasan struktural dan sajak. Sebuah novel tersebut biasanya
menceritakan, mengilustrasikan atau menggambarkan mengenai suatu kehidupan
manusia yang berinteraksi atau berhubungan dengan lingkungan serta juga
sesamanya. Penulis novel biasanya berusaha dengan maksimal untuk dapat
memberikan arahan untuk para pembaca untuk dapat mengetehui pesan tersebunyi
yang dibuat penulis.

2.2 Unsur-unsur dalam Novel


Unsur-unsur yang terdapat dalam novel (Kemendikbud, 2017:119) yaitu:

2.2.1 Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu cerita
menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan,
kasih saying, kecemburuaan, dan sebagainnya. Untuk mengetahui tema suatu
cerita, diperlukkan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu.
Tema juga dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat
merumuskan tema, kita harus terlebih dahulu mengenali rangkaian peristiwa yang
membentuk alur cerita dalam novel itu. Singkatnya tema adalah persoalan yang
diangkat dalam novel. Tema mewakili isi novel secara umum. Biasanya tema
dinyatakan dalam bentuk frasa. Misalnya, novel Dilan karya Pidi Baiq
mempunyai tema kehidupan remaja tahun 1990-an. Oleh sebab itu, secara
keseluruhan, isi novel itu berisi tentang pengalaman hidup anak sekolah.

2.2.2 Alur
Alur merupakan sebuah struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam
sebuah cerita yang disusun dengan secara kronologis. Atau definisi lain alur yakni
suatu rangkaian cerita sejak awal hingga akhir. Alur mengatur bagaimana suatu
tindakan-tindakan yang terdapat dalam cerita harus berkaitan dengan satu sama
lain, misalnya seperti bagaimana suatu peristiwa berkaitan dengan peristiwa
lainnya, lalu bagaimana tokoh yang digambarkan dan berperan di dalam cerita
yang semuanya terkait dengan suatu kesatuan waktu. Jenis-jenis alur antara lain
yaitu:
1. Alur maju
Alur maju, yakni suatu alur yang peristiwa ditampilkannya secara
kronologis, maju, secara berurutan dari tahap awal, tahap tengah, sampai
dengan tahap akhir cerita. Biasanya alur ini sering digunakan oleh sih
penulis pemula, dengan membuat cerita menggunakan alur ini maka bisa
terbangun kebiasaan menulis bagi mereka sebab jika menggunakan alur ini
tidak terlalu sulit dalam mengarang atau membuat sebuah cerita.
2. Alur mundur
Alur mundur, adalah suatu alur yang ceritanya dimulai dengan
penyelesaian. Alur ini sering ditemui pada sebuah cerita yang memakai
setting waktunya pada masa lampau. Sih penulis yang memakai alur ini
haruslah pintar-pintar dalam menyusun ceritanya agar tidak membuat
pembacanya menjadi kebingungan.
3. Alur campuran
Alur campuran merupakan gabungan antara alur cerita maju dan mundur.
Alur campuran akan menyuguhkan peristiwa yang dimulai dari tengah
cerita seperti The Bourne Identity. Dalam film tersebut, cerita di awali di
tengah-tengah, saat Jason Bourne tidak ingat siapa dirinya.
2.2.3 Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi
sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita (Aminuddin dalam
Nurgiyantoro, 1995:79). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa
tokoh adalah individu rekaan pada sebuah cerita sebagai pelaku yang mengalami
peristiwa dalam cerita. Sedangkan Penokohan adalah cara pengarang
menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau
sifat para tokoh itu. Lewat penokohan ini, pengarang dapat mengungkapkan
alasan logis terhadap tingkah laku tokoh. Perwatakan atau penokohan dalam suatu
cerita adalah pemberian sifat baik lahir maupun batin pada seorang pelaku atau
tokoh yang terdapat pada cerita (Hayati, 1990:119).
Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut.
Dalam sebuah cerita haruslah ada tokoh yang berperan, karena tokoh merupakan
unsur utama berjalannya sebuah cerita. Adapun fungsi dari adanya tokoh dalam
cerita, yaitu:
1. Cerita akan terlihat lebih asik.
2. Cerita akan lebih menarik.
3. Cerita akan terasa memuaskan.
4. Cerita akan lebih jelas sudut pandangnya.
5. Cerita akan lebih terasa menyatu dalam kehidupan.
Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan
penokohan. Penokohan ada dua, yaitu:
 Penokohan Berdasarkan Pentingnya Keterlibatan dalam Cerita
a) Tokoh utama (Main Character)
Tokoh yang membawa pesan dari cerita yang dimainkan dan tokoh
yang diutamakan penceritaannya atau tokoh yang berperan penting
dalam cerita.
b) Tokoh tambahan (Peripheral Character)
Yaitu tokoh yang tidak memiliki peranan penting dalam cerita yang
fungsinya melayani, melengkapi, mendukung tokoh utama dalam
menjalankan tugasnya. Penceritaan mengenai dirinya relatif pendek
dan tidak mendominasi. Tokoh tambahan dibagi menjadi dua :
 Tokoh tambahan sekunder : Tokoh tambahan yang dekat dengan
utama.
 Tokoh tambahan komplemen : Tokoh tambahan yang tidak dekat
dengantokoh utama.
 Penokohan Berdasarkan Keterlibatan dalam Cerita
a) Tokoh nyata (Real Character) : Tokoh yang benar-benar muncul dalam
cerita dan ikut berperan dalam cerita.
b) Tokoh Maya (Appereance Character) : Tokoh yang keberadaannya
hanya disebut-sebut saja.
Disamping fungsi sebuah tokoh, adapun fungsi penokohan adalah penentuan
watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita. Watak yang diberikan dapat
digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat
suatu masalah.
Tokoh juga terbagi menjadi 4 jenis yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:
1. Protagonis: Tokoh protagonis adalah tokoh yang memiliki karakter positif,
seperti baik, ramah, pemberani, jujur, dan penuh kasih sayang. Biasanya
tokoh protagonis ini merupakan tokoh utama dalam novel.
2. Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan
daripada tokoh protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang
negative, seperti: jahat, licik, penuh tipu daya, pemarah, senang melihat
orang lain kesusahan, penuh iri, dengki, sombong, angkuh, congkak dan
lain-lain.
3. Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis antara
antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
4. Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan
tambahan warna dalam cerita.
Kesimpulannya adalah tokoh atau penokohan salah satu komponen penting dalam
sebuah novel. Ia memposisikan sebagai alat atau objek yang dapat diperankan dan
menjadi jalan cerpen dapat mengalir. Maka dari itu, tokoh atau penokohan di sini
sebagai alat bantu untuk memerankan adegan setiap cerita.
2.2.4 Latar
Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya
peristiwa-peristiwa didalam suatu karya sastra. Latar dalam suatu cerita bisa
bersifat factual atau bisa pula yang Imajinatif. Latar berfungsi utuk memperkuat
atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita. Dengan
demikianlah, apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai sesuatu yang
benar adannya, maka cenderung dia pun akan lebih siap dalam menerima pelaku
ataupun kejadian-kejadian yang berada dalam latar itu.
Latar atau setting terdiri dari beberapa macam, di antaranya:
1. Waktu, yaitu masa di mana jalannya cerita sedang berlangsung. Latar atau
setting waktu ini bisa digambarkan secara garis besar ataupun secara
terperinci. Secara garis besar misalnya saja, pada musim kemarau, musim
hujan, siang hari, malam hari, hari minggu, dan lain sebagainya.
2. Tempat, yaitu lokasi di mana jalannya cerita tersebut berlangsung. Latar
atau setting tempat ini digambarkan secara umum dan khusus, misalnya
saja secara umum seperti di terminal Bekasi, di Stadion, dan lain
sebagainya. Sedangkan secara khusus seperti di ujung jalan mawar, di
rumah Anton dan lain sebagainya.
3. Suasana, yaitu kondisi latar secara menyeluruh dan emosi yang kuat.
Sosial budaya, yaitu pergaulan yang secara status sosial. Ini berhubungan
dengan latar tempat, sebab status sosial sangat erat hubungannya dengan
tempat bergaul. Keadaan lingkungan, lingkungan dari tokoh-tokoh dalam
cerita akan memunculkan konflik batin dalan jalannya cerita.

2.2.5 Sudut Pandang


Pengertian Sudut pandang adalah arah pandang seorang penulis dalam
menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut lebih hidup dan
tersampaikan dengan baik pada pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain,
sudut pandang merupakan cara penulis memandang atau menempatkan dirinya
dalam sebuah cerita.
Menurut Teori Sastra sudut pandang sendiri terbagi menjadi dua jenis,
yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut
pandang orang pertama dibagi lagi menjadi dua, yaitu: sudut pandang orang
pertama-tokoh utama dan sudut pandang orang pertama-tokoh sampingan.
Sementara sudut pandang orang ketiga juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu
sudut pandang orang ketiga serba tahu/mahatahu, dan sudut pandang orang ketiga
pengamat.
 Sudut pandang orang pertama
Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti “aku"
atau “saya" atau juga “kami” (jamak). Pada saat menggunakan sudut
pandang orang pertama, Anda seakan-akan menjadi salah satu tokoh
dalam cerita yang sedang dibuat. Si pembaca pun akan merasa melakoni
setiap cerita yang dikisahkan.
1. Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Sampingan)
Pada teknik ini, tokoh “aku" hadir tidak dalam peran utama, melainkan
peran pendukung atau tokoh tambahan (first personal peripheral).
Kehadiran tokoh “aku" dalam cerita berfungsi untuk memberikan
penjelasan tentang cerita kepada pembaca. Sementara tokoh utama,
dibiarkan untuk menceritakan dirinya sendiri lengkap dengan dinamika
yang terjadi. Dengan kata lain, tokoh “aku" pada teknik ini hanya
sebagai saksi dari rangkaian peristiwa yang dialami (dan dilakukan)
oleh tokoh utama.
2. Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Sampingan)
Pada teknik ini, tokoh “aku" hadir tidak dalam peran utama, melainkan
peran pendukung atau tokoh tambahan (first personal peripheral).
Kehadiran tokoh “aku" dalam cerita berfungsi untuk memberikan
penjelasan tentang cerita kepada pembaca. Sementara tokoh utama,
dibiarkan untuk menceritakan dirinya sendiri lengkap dengan dinamika
yang terjadi. Dengan kata lain, tokoh “aku" pada teknik ini hanya
sebagai saksi dari rangkaian peristiwa yang dialami (dan dilakukan)
oleh tokoh utama.
 Sudut pandang orang ketiga
Pada teknik sudut pandang orang atau pihak ketiga. Kata rujukan yang
digunakan ialah “dia" “ia" atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata
ganti ini digunakan untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita.
Selain kata ganti yang digunakan, ada satu hal lagi yang membedakan
antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga, yaitu
kebebasan peran di dalam cerita. Pada sudut pandang orang pertama, si
penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam cerita, dan ini tidak
berlaku pada sudut pandang orang ketiga. Pada sudut pandang orang
ketiga, si penulis berada ‘di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan tokoh
“dia" di dalam cerita.
1. Sudut Pandang Orang Ketiga (Serba Tahu)
Pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, si penulis akan
menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar
tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang
mendalangi sebuah kejadian. Ia seperti seorang yang mahatahu tentang
tokoh yang sedang ia ceritakan.Oh ya, selain menggunakan kata ganti
“ia" atau “dia", kata ganti yang biasa digunakan ialah nama dari si
tokoh itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk sudut pandang orang
ketiga (pengamat).
2. Sudut Pandang Orang Ketiga (Pengamat)
Teknik ini hampir sama dengan teknik sudut pandang orang ketiga
serba tahu, hanya saja, tidak semahatahu teknik itu.Pada sudut pandang
orang ketiga penulis menceritakan sebatas pengetahuannya saja.
Pengetahuan ini diperoleh dari penangkapan pancaindra yang
digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar,
mengalami, atau merasakan suatu kejadian di dalam cerita.
Pengamatan pun dapat diperoleh dari hasil olah pikir si penulis tentang
tokoh “dia" yang sedang ia ceritakan.

2.2.6 Gaya Bahasa


Gaya bahasa adalah bahasa kiasan yang dapat menghidupkan sebuah karya
sastra dan menimbulkan konotasi tertentu. Dalam cerita, penggunaan bahasa
berfungsi untuk mencipakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan
dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh.
Gaya bahasa memiliki bermacam-macam jenis antara lain yaitu:
1. Majas perbandingan adalah majas yang gaya bahasanya diungkapan
dengan cara menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan
objek lainnya, bisa berupa penyamaan, pelebihan, atau penggantian.
2. Majas pertentangan adalah gaya bahasa dalam karya sastra yang
menggunakan kata-kata kiasan di mana maksudnya berlawanan dengan
arti sebenarnya.
3. Majas sindiran adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan
dengan tujuan untuk memberikan ejekan atau sindiran bagi seseorang,
perilaku, dan suatu kondisi
4. Majas penegasan. Majas ini adalah gaya bahasa untuk menyatakan sesuatu
secara tegas guna meningkatkan pemahaman dan kesan kepada pembaca
atau pendengar.

2.2.7 Amanat
Amanat merupakan ajaran atau kesan yang hendak disampaikan
pengarang. Di dalam cerita, amanat berarti nasihat yang disampaikan penulis
melalui karyanya. Amanat ini positif ketika semua isinya berkaitan dengan pesan
moral dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, amanat dibedakan dalam dua
bentuk yaitu amanat tersurat dan amanat tersirat. Sedangkan jika amanat dalam
cerita bisa juga disampaikan melalui percakapan, ajakan atau himbauan secara
langsung:
1. Amanat Tersurat, yaitu pesan moral yang disampaikan secara langsungdan
jelas dalam karyanya sehingga audiens dapat dengan mudah
memahaminya melalui frasa deskriptif ketika ditulis.
2. Amanat Tersirat, yaitu pesan moral yang disampaikan secara tersembunyi
(implisit) ditransmisikan oleh penulis dan hanya dapat dipahami oleh
publik jika mengikuti alurnya. Ini adalah bentuk tersirat dari pesan yang
dapat dimasukkan seluruhnya atau sebagian dalam cerita.
2.3 Penokohan
Penokohan sering juga disebut sebagai karakterisasi. Penokohan
merupakan gambaran watak atau karakter yang diberikan oleh pengarang terhadap
tokoh-tokoh dalam cerita. Penokohan ini berkaitan dengan sikap, keinginan,
ketertarikan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh dalam cerita.
Penokohan ini juga menyaran pada perwujudan dan pengembangan karakter
tokoh dalam cerita.
Penokohan biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu analitik dan
dramatik. Penokohan analitik adalah cara penggambaran keadaan dan fisik tokoh
secara langsung. Dengan cara analitik ini, kita bisa dapat langsung mengetahui
watak tokoh yang diceritakan dalam novel. Sementara pada cara dramatik,
pengarang menggambarkan watak tokoh secara tidak langsung, melalui sikap,
cara bicara, tingkah laku, dan pandangan hidupnya. Dalam cara dramatik ini juga
kita bisa mendapatkan gambaran tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh
yang berkaitan.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAAN

3.1 Tempat dan Waktu


Waktu dan tempat penelitian karya ilmiah ini yaitu dilaksankan pada
tanggal 13 Desember 2019 sampai dengan dirumah penulis dan SMA Citra Nusa.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian


Subjek penelitian adalah orang yang dijadikan sebagai sumber data atau
sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya. Dalam penelitian
sosial, subjek penelitian adalah manusia. Subjek penelitian pada penulisan karya
tulis ilmiah ini adalah kajian latar dan penokohan dalam novel yang berjudul
Mozachiko karya Poppi Pertiwi.
Objek penelitian adalah isu, problem, atau permasalahan yang dibahas,
dikaji, diteliti dalam riset sosial. Dari definisi tersebut, kita langsung bisa
menangkap bahwa objek penelitian memiliki cakupan luas sejauh masih
berhubungan dengan topik penelitian. Objek penelitian ini adalah novel yang
digunakan untuk penelitian yaitu novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi.

3.3 Identitas Buku


Identitas buku sebenarnya merupakan kumpulan data atau identitas data
yang dimaksudkan agar pembaca mengetahui buku tersebut diterbitkan dari
penerbit mana, ditulis oleh penulis siapa dan diterbitkan pada tahun berapa.
Identitas yang tercantum semacam ini ternyata dapat mempengaruhi pembaca
yang tertarik ingin membaca buku ingin membaca.
Lalu indentitas buku yang terdapat pada novel Mozachiko ini natara lain:
Judul : MOZACHIKO
Author : Poppi Pertiwi
Penerbit : Loveable
Penyunting : Larasati Fitriani
Penyelaras Akhir : Hani, Four Ririn, dan Fenti
Pedesain Sampul : M. Engga Arga Kusuma dan Wirawinataa
Penata Letak : DewickeyR
Cetakan : Kedua, 2018
Tebal : 351 halaman
Harga : Rp. 89.500
Rating : Remaja
ISBN : 978-602-5406-74-4

3.4 Biografi Penulis


Ni Wayan Poppi Pertiwi gadis Bali yang lahir di Denpasar 15 April
2000. Bersekolah di SMP PGRI 2 berlanjut ke SMK Teknologi Informasi dan
Komunikasi TI Bali Global. Jurusan multimedia. Panggilan akrab, Poppi atau Pi.
Fangirl garis keras dan penyuka warna merah muda. Poppi juga gemar menulis
dan memakai karet gelang berbandol pink di tangannya. Wattpad adalah tempat
untuknya belajar menulis cerita. Selalu belajar dari kesalahan. Baginya menulis
cerita itu adalah cara untuk mengenal orang lain.

3.5 Sinopsis Novel


Chiko Gandagga adalah seorang murid SMA rajawali yang terkenal
dengan sifat kerasnya, sederat catatan masalahnya di sekolah SMA Rajawali
menjadikan Chiko Gandagga di cap sebagai murid paling bermasalah.
Di SMA Rajawali Chiko Mengenal---Moza---adik kelas Chiko di SMA
Rajawali, yang kedepannya keakraban mereka mulai mengubah jalan cerita
kehidupan Chiko, awalmula perkenalan mereka adalah saat Chiko memergoki
Moza dipaksa pulang bersama oleh Jaka yang notabennya adalah mantan
Moza, Chiko saat itu membantu Moza untuk menolak ajakan Jaka, karena
Chiko melihat Moza tidak nyaman dengan perlakuan Jaka.
Moza sendiri merupakan anak yang memiliki masalah yang di pendam,
kehidupan pribadinya cukup menyita lara, Moza memiliki ibu tiri dan seorang
saudara Tiri yang bernama Nency, Nency dan ibunya selalu mengintimidasi
Moza dibelakang ayah Moza, Ketika Nency diberikan hukuman berupa
pemotongan uang saku oleh ayah Moza karena Nency menghabiskan isi kartu
kredit hingga over limite Nency memanfaatkan posisi Moza dengan cara
mengambil uang jajan Moza untuk dipergunakan oleh Nency, sehingga
acapkali Moza menahan lapar dan menolak saat diajak oleh Chiko untuk
makan bareng dengan alasan tidak bawa uang.
Necy yang merupakan saudara tiri Moza juga bersekolah di SMA
Rajawali, Nency juga menaruh hati kepada Chiko, bahkan Nency kerap kali
meminta Chiko untuk menemaninya jalan-jalan, dan secara tidak langsung ini
adalah salah satu sumber konflik dalam novel ini.
Kisah cinta antara Chiko dan Moza penuh dengan liku, ditengah-tengah
kedekatan antara Chiko dan Moza hadir sosok Draco yang mengganggu
hubungan mereka, dan pada pertengahan cerita yang dikarenakan sebuah
kesahafahaman Moza memilih Draco untuk dijadikan pacarnya, walau
sebenarnya hati kecilnya tetap terkait pada Chiko.
Chiko terguncang dan galau saat Moza dan Draco berpacaran, hubungan
antara Moza dan Dracopun diketahui oleh seluruh siswa Rajawali, dan ini
membuat Chiko menjadi frustasi, dan di ujung cerita terjadi konflik antara
Moza dan Danil, Danil adalah seorang mafia dan menjadi penyebab Moza
terluka, hingga akhirnya Chiko pun membalas perbuatan Danil dengan
mengobrak abrik markas Danil dan menghajar Danil juga melaporkan segala
perbuatan Danil ke Polisi.
Di penghujung cerita Moza yang masih terluka bertemu Chiko dan
akhirnya merekapun menjalin hubungan, dan diakhir cerita diceritakan pula
Nency yang putus dengan Ergo, Ergo memutuskan hubungan dengan Nency
karena sebenarnya Ergo masih suka dengan Zetta sehingga Ergo memutuskan
untuk menyudahi hubungannya dengan Nency.

3.6 Metode Penelitiaan


Metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji novel Mozachiko
adalah metode kualitatif. Metode kualitatif itu sendiri merupakan penelitian
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan
makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan.

3.7 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu dengan menganalisis kalimat-
kalimat yang mengandung unsur latar dan penokohan dalam novel Mozachiko
karya Ni Waya Poppi Pertiwi. Berikut tabel analisis data:
No. Data Latar Penokohan Ket.
1. Suasana didepan Ruang - Ruang UKS
ruang UKS sangat UKS menunjukkan tempat
sepi (hal. 25) kejadian
Balas Chiko jutek - Jutek Jutek menunjukkan
2. hingga membuat sifat atau karakter
Moza cengengesan dari tokoh
disebelahnya (hal. 7)
dst.

3.8 Triangulasi
Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang
dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya
adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga
diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang.
Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda akan
memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu, triangulasi
ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari
berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak
mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data.
Dalam penelitian kualitatif instrumen pokok adalah peneliti itu sendiri dan
karena hal tersebut maka kualitas penelitian kualitatif sangat tergantung pada
kualitas diri penelitinya, termasuk pengalamannya melakukan penelitian
merupakan sesuatu yang sangat berharga. Semakin banyak pengalaman seseorang
dalam melakukan penelitian, semakin peka memahami gejala atau fenomena yang
diteliti. Namun demikian, sebagai manusia, seorang peneliti sulit terhindar dari
subjektivitas peneliti sendiri. Karena itu, setiap peneliti haruslah berusaha untuk
semaksimal mungkin bersikap netral dalam penelitiannya sehingga kebenaran
yang diperoleh menjadi sebuah kebenaran yang valid atau ilmiah.
Sejarahnya, triangulasi merupakan teknik yang dipakai untuk melakukan
survei dari tanah daratan dan laut untuk menentukan satu titik tertentu dengan
menggunakan beberapa cara yang berbeda. Ternyata teknik semacam ini terbukti
mampu mengurangi bias dan kekurangan yang diakibatkan oleh pengukuran
dengan satu metode atau cara saja. Pada masa 1950’an hingga 1960’an, metode
tringulasi tersebut mulai dipakai dalam penelitian kualitatif sebagai cara untuk
meningkatkan pengukuran validitas dan memperkuat kredibilitas temuan
penelitian dengan cara membandingkannya dengan berbagai pendekatan yang
berbeda.
Triangulasi menjadi sangat penting dalam penelitian kualitatif, kendati
pasti menambah waktu dan biaya serta tenaga. Tetapi harus diakui bahwa
triangulasi dapat meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti baik mengenai
fenomena yang diteliti maupun konteks di mana fenomena itu muncul. Bagaimana
pun, pemahaman yang mendalam atas masalah yang diteliti merupakan hal yang
sangatlah urgen untuk diperhatikan atau dijunjung tinggi oleh setiap peneliti
kualitatif. Sebab penelitian kualitatif lahir untuk menangkap arti yang sebenarnya
atau memahami gejala, peristiwa, fakta, kejadian, realitas atau masalah tertentu
mengenai peristiwa sosial dan kemanusiaan dengan kompleksitasnya secara
mendalam, dan bukan untuk menjelaskan hubungan antar-variabel atau
membuktikan hubungan sebab akibat atau korelasi dari suatu masalah tertentu.
Kedalaman pemahaman akan diperoleh hanya jika data cukup kaya, dan berbagai
perspektif digunakan untuk memotret sesuatu fokus masalah secara komprehensif.
Karena itulah memahami dan menjelaskan jelas merupakan dua wilayah yang
tidaklah sama.
Jadi Tringulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-
perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai
pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan tringulasi, peneliti dapat mengecek
kembali temuan dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber,
metode, atau teori.
Triangulasi yang dilakukan pada novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi ini
melalui Bu Murni dan Bu Afrinda selaku guru Bahasa Indonesia di SMA Citra
Nusa.
BAB VII
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini mengenai analisis novel unsur latar dan penokohan dalam
novel Mozachiko karya Ni Wayan Poppi Pertiwi. Berikut hasil penelitian dalam
novel Mozachiko karya Ni Wayan Poppi Pertiwi:
No. Data Latar Penokohan Ket.
1. Suasana di depan Ruang — Ruang UKS
ruang UKS sangat UKS menunjukkan
sepi, hanya ada suara tempat kejadian
murid-murid yang
terdengar dilorong,
samping ruang UKS
(hal. 25)
2. Siswa paling keras — Keras kepala Keras kepala
kepala (ada pada menunjukkan
bagian sinopsis novel) sifat atau karakter
dari tokoh
tersebut
3. Sebuah pot bunga Lantai dua — Lantai dua
baru saja jatuh dari menunjukkan
lantai dua, tepat di tempat kejadian
mana Moza berdiri
tadi (hal. 59)
4. Taman baca ini sepi, Taman — Taman baca
hanya diisi oleh baca menunjukkan
penjaga yang sedang tempat kejadian
menata buku-buku
dirak (hal. 32)
5. Seharusnya sekarang Lorong — Lorong sekolah
cowok itu berada di sekolah menunjukkan
tempat tidurnya atau tempat kejadian
bermain PS
kesayangan, tapi dia
malah terjebak
bersama Moza.
Keduanya sedang
berjalan di lorong
sekolah dengan Moza
yang tengah memeluk
tasnya (hal. 31)
6. Chiko yang bersandar Jembatan — Jembatan
di pundak jembatan menunjukkan
sedang menatap Moza tempat kejadian
(hal. 93)
7. Cewek berkulit sawo SMA — SMA Rajawali
matang dengan Rajawali menunjukkan
rambut diikat dua tempat kejadian
ditambah sentuhan
pita biru sebagai
aksesoris tambahan
baru saja sampai
gerbang sekolah. Hari
ini Moza dan murid-
murid lainnya masuk
SMA Rajawali,
setelah berakhirnya
masa orientasi siswa
(hal. 5)
8. “Apa?" balas Chiko — Jutek Jutek
jutek hingga membuat menunjukkan
Moza cengengesan sifat atau karakter
disebelahnya (hal. 7) dari tokoh
9. Moza menatap tak — Menyebalkan Menyebalkan
percaya cowok yang menunjukkan
ada di sampingnya. sifat atau karakter
Mengenal Chiko dari tokoh
seminggu ini
membuatnya
mengerti, bahwa ia
adalah cowok dengan
watak menyebalkan,
sayangnya ganteng
(hal. 8)

10. Cewek berkulit sawo Ruang — Ruang olahraga


matang dengan olahraga menunjukkan
rambut diikat dua tempat kejadian
ditambah sentuhan
pita biru sebagai
aksesoris tambahan
baru saja sampai
gerbang sekolah. Hari
ini Moza dan murid-
murid lainnya masuk
SMA Rajawali,
setelah berakhirnya
masa orientasi siswa
(hal. 15)
11. Seperti orang bodoh Kantin Bodoh Kantin
Moza hanya diam menunjukkan
melihat Chiko pergi tempat kejadian.
bersama Nency ke Sedangkan bodoh
kantin. Tadi Moza menunjukkan
sempat melihat Chiko sifat atau karakter
menoleh padanya, tapi dari tokoh
ia tidak tahu apa arti tersebut
tatapannya itu (hal.
67)
12. Cewek cantik dan — Pintar Pintar
pintar itu punya nilai menunjukkan
plus dimatanya (hal. sifat atau karakter
21) dari tokoh
13. Sifat boros dan hidup — Boros Borosbmenunjuk
mewahnya yang kan sifat atau
mengurangi karakter dari
kesempurnaannya tokoh
(hal. 22)
14. Dengan wajah misuh Kelas — Kelas
Moza berjalan menuju menunjukkan
kelas Chiko. Di dekat tempat kejadian
papan tulis cewek itu
merinduk dan
memgambil kotak
makanan yang ia
punya dari tong
sampah (hal. 8)
15. Sejak kemarin Chiko — Pendiam Pendiam
berubah sedikit menunjukkan
pendiam. Ia juga sifat atau karakter
menuruti apa yang dari tokoh
Moza mau. Cewek itu tersebut
memang sangat aktif
kesana-kemari, namun
ia selalu mengikuti
tanpa keluh sedikit
pun apalagi berontak
seperti dulu. Chiko
hanya berusaha
menjaga perasaanya
(hal. 95)
16. "Mau coba yang mana Pasar — Pasar malam
dulu?" tanya Chiko malam menunjukkan
saat mereka sudah tempat kejadian
berada di area pasar
malam (hal. 86)
17. Moza memasuki Lapangan _ Lapangan
lapangan (hal. 278) menunjukkan
tempat kejadian
18. "Nggak! Gue mau — Gila Gila
nemenin Moza disini." menunjukkan
Chiko masih saja sifat atau karakter
keras kepala. "Gue dari tokoh
nggak mau dia tersebut
sendirian. Nanti kalau
dia sadar nggak ada
gue disampingnya,
gimana? Gue harus
jadi orang pertama
saat dia membuka
mata." (hal. 323)
19. Untuk pertama Ruang BK _ Ruang BK
kalinya Moza dan menunjukkan
Nency masuk ke tempat kejadian
ruang BK secara
bersamaan. Keduanya
dibawa ke ruang BK
karena ketahuan
bertengkar didalam
toilet (hal. 250)
20. "Sepertinya anda — Arogan Arogan
salah, Daniel. Saya menunjukkan
bukan cuma teman sifat atau karakter
Moza." dari tokoh
"Mau apa kamu tersebut
kesini?" dengan
arogan ia berdiri tepat
didepan Chiko yang
sedang menantangnya
(hal. 325)
21. "Gue sok? Adanya lo — Sombong Sombong
yang sok! Lo orang menunjukkan
paling sombong yang sifat atau karakter
pernah gue tau, Ko! dari tokoh
Inget aja, suatu saat tersebut
nanti gue bakal rebut
Moza dari lo!" (hal.
169)
22. Saat masuk Moza Rumah — Rumah
dikejutkan dengan menunjukkan
keadaan rumah yang tempat kejadian
berantakan. Sudah
lama Moza telak
menginjakan kaki di
rumah ini, perasannya
semakin was-was (hal.
268-269)
23. Pak Broto merupakan — Galak Galak
guru BK yang terkenal menunjukkan
dengan galak dan sifat atau karakter
tidak segan-segan dari tokoh
menghukum siswa tersebut
sampai mereka kapok
untuk mengulainya
(hal. 22)
24. Moza terlalu naif _ Naif Naif
kalau mengira Nency menunjukkan
telah memaafkannya sifat atau karakter
(hal. 290) dari tokoh
25. Chiko berlahan _ Pengecut Pengecut
dilorong yang sedang menunjukkan
sepi. Pikirannya sifat atau karakter
kacau, cowok itu dari tokoh
mengusap wajahnya
lalu memasuki
kelasnya. Kesalahan
terbesar nya adalah
meninggalkan Moza
sendirian di lorong. Ia
sadar sifat pengecut
seperti ini, bukan sifat
seorang lelaki (hal.
71)

A. Latar Dalam Novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi


 Latar atau setting dalam novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi ini antara
lain yakni:
1. Ruang UKS
Kutipan : “Masih perih?” tanya Moza pada Chiko, setelah meletakkan
kapas dan obat dikotak P3K lalu berjalan ke luar ruangan. Kini mereka
berdua dududk di bangku depan UKS. Suasana di depan ruang UKS
sangat sepi, hanya ada suara murid-murid yang terdengar dilorong,
samping ruang UKS (hal. 25)
2. Lantai dua
Kutipan : Sebuah pot bunga baru saja jatuh dari lantai dua, tepat di
mana Moza berdiri tadii (hal. 59)
3. Taman baca
Kutipan : Taman baca ini sepi, hanya diisi oleh penjaga yang sedang
menata buku-buku dirak (hal.32)
4. Lorong sekolah
Kutipan : Seharusnya sekarang cowok itu berada di tempat tidurnya
atau bermain PS kesayangan, tapi dia malah terjebak bersama Moza.
Keduanya sedang berjalan di lorong sekolah dengan Moza yang tengah
memeluk tasnya (hal. 31)
5. Jembatan
Kutipan : Chiko yang bersandar di pundak jembatan sedang menatap
Moza (hal. 93)
6. SMA Rajawali
Kutipan : Cewek berkulit sawo matang dengan rambut diikat dua
ditambah sentuhan pita biru sebagai aksesoris tambahan baru saja
sampai gerbang sekolah. Hari ini Moza dan murid-murid lainnya
masuk SMA Rajawali, setelah berakhirnya masa orientasi siswa (hal.
5)
7. Ruang olahraga
Kutipan : Chiko terdiam tidak menyangka suaranya bisa tidak
terkontrol pada seorang cewek, namun Moza malah cengengesan. Ia
baru masuk ke ruang olahraga terpaksa menghentikan langkahnya
sambil berdecak, ia menghela napas gusar sambil mengacak rambutnya
berantakan (hal. 15)
8. Kantin
Kutipan : Seperti orang bodoh Moza hanya diam melihat Chiko pergi
bersama Nency ke kantin. Tadi Moza sempat melihat Chiko menoleh
padanya, tapi ia tidak tahu apa arti tatapannya itu (hal. 67)
9. Kelas
Kutipan : Dengan wajah misuh Moza berjalan menuju kelas Chiko. Di
dekat papan tulis cewek itu merinduk dan memgambil kotak makanan
yang ia punya dari tong sampah (hal. 8)
10. Pasar malam
Kutipan : "Mau coba yang mana dulu?" tanya Chiko saat mereka sudah
berada di area pasar malam (hal. 86)
11. Lapangan
Kutipan : Moza memasuki lapangan (hal. 278)
12. Tempat hiburan
Kutipan : Tempat hiburan ini membuat Chiko semakin gila (hal. 259)
13. Ruang BK
Kutipan : Untuk pertama kalinya Moza dan Nency masuk ke ruang BK
secara bersamaan. Keduanya dibawa ke ruang BK karena ketahuan
bertengkar didalam toilet (hal. 250)
14. Rumah
Kutipan : Saat masuk Moza dikejutkan dengan keadaan rumah yang
berantakan. Sudah lama Moza telak menginjakan kaki di rumah ini,
perasannya semakin was-was (hal. 268-269)

B. Penokohan Dalam Novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi


a) Penokohan Berdasarkan Pentingnya Keterlibatan dalam Cerita
1. Tokoh utama (main character) merupakan tokoh yang memiliki peran
penting dalam sebuah cerita.
Tokoh utama dalam Novel Mozachiko adalah : Moza dan Chiko.
Argumen : Menurut saya pribadi, tokoh utama dalam novel Mozachiko
karya Poppi Pertiwi adalah Moza dan Chiko. Dari penamaan judul
juga sudah menunjukkan bahwasannya tokoh utama dalam novel
tersebut ialah Moza dan Chiko.
Bukti : Dalam novel ini berpusat pada kisah cinta Moza dan Chiko.
2. Tokoh tambahan (peripheral character) adalah tokoh yang
kemunculannya dimaksudkan untuk menghidupkan cerita atau
mempermanis cerita.
Tokoh tambahan dibagi menjadi dua :
 Tokoh tambahan sekunder merupakan tokoh tambahan yang dekat
dengan tokoh utama.
Contoh : Nency, Jaka, Draco
Bukti : Nency adalah perempuan yang disukai oleh Chiko sedari
masa orientasi siswa, tapi pada akhirnya mereka tidak bisa bersatu
karena Nency menolak Chiko. Pada akhirnya Chiko dan Moza
berpacaran karena sebuah tentangan yang diberikan olehi Moza.
Setelah itu, Jaka adalah lelaki yang pernah singgah dihati seorang
Moza Adisti. Namun, kenyataan pahitnya kini Jaka telah menjadi
mantan Moza. Jaka yang mendengar desas-desus hubungan Chiko
dan Moza tidak terima. Sedangkan Draco adalah musuh bebuyutan
Chiko di SMA Rajawali dan Draco ingin merebut Moza dari Chiko
seperti yang pernah lelaki itu lakukan dulu terhadap hubungan
Chiko dan Zhelin.
 Tokoh tambahan komplemen merupakan tokoh tambahan yang
tidak dekat dengan tokoh utama.
Contoh : Pak Broto, Bu Rai
Bukti : Tokoh ini muncul, tapi tidak terlalu banyak muncul dan
tidak dekat dengan tokoh utama.
b) Penokohan Berdasarkan Keterlibatan dalam Cerita
Tokoh berdasarkan keterlibatan dalam cerita terbagi menjadi dua :
1. Tokoh nyata (Real Character)
Contoh : Moza, Chiko, Nency, Jaka, Draco, Zetta, Ganang, Ergo dan
lain-lain.
Bukti : Tokoh-tokoh di atas ini ikut dalam novel ini dan muncul secara
nyata.
Kutipan : "Gue sok? Adanya lo yang sok! Lo orang paling sombong
yang pernah gue tau, Ko! Inget aja, suatu saat nanti gue bakal rebut
Moza dari lo!"
2. Tokoh Maya (Appereance Character)
Contoh : Zhelin
Bukti : Dalam novel ini Zhelin yang notabennya adalah cinta pertama
Chiko hanya disebutkan dan tidak muncul di novel ini.
Kutipan : "Zhelin beruntung banget ya, bisa disukain sama orang
kayak kamu. Zhelin pasti cantik banget, makanya kamu suka sama dia.
Kami masih cinta dia ya, Ko?”
c) Penokohan Dilihat dari Fungsi Penampilan Tokoh
Penokohan yang terdapat dalam novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi
antara lain yakni :
1. Chiko Gadangga
 Pengecut
Kutipan : Chiko berlahan dilorong yang sedang sepi. Pikirannya
kacau, cowok itu mengusap wajahnya lalu memasuki kelasnya.
Kesalahan terbesar nya adalah meninggalkan Moza sendirian di
lorong. Ia sadar sifat pengecut seperti ini, bukan sifat seorang lelaki
(hal. 71)
 Keras kepala
Kutipan: "Nggak! Gue mau nemenin Moza disini." Chiko masih
saja keras kepala. "Gue nggak mau dia sendirian. Nanti kalau dia
sadar nggak ada gue disampingnya, gimana? Gue harus jadi orang
pertama saat dia membuka mata." (hal. 323)
 Jutek
Kutipan : "Apa?" balas Chiko jutek hingga membuat Moza
cengengesan disebelahnya (hal. 7)
 Menyebalkan
Kutipan : Moza menatap tak percaya cowok yang ada di
sampingnya. Mengenal Chiko seminggu ini membuatnya mengerti,
bahwa ia adalah cowok dengan watak menyebalkan, sayangnya
ganteng (hal. 8)
 Pendiam
Kutipan : Sejak kemarin Chiko berubah sedikit pendiam. Ia juga
menuruti apa yang Moza mau. Cewek itu memang sangat aktif
kesana-kemari, namun ia selalu mengikuti tanpa keluh sedikit pun
apalagi berontak seperti dulu. Chiko hanya berusaha menjaga
perasaanya (hal. 95)
 Sombong
Kutipan : "Gue sok? Adanya lo yang sok! Lo orang paling
sombong yang pernah gue tau, Ko! Inget aja, suatu saat nanti gue
bakal rebut Moza dari lo!" (hal. 169)
2. Daniel (Mantan Ayah Nency Prasetya)
 Arogan
Kutipan : "Sepertinya anda salah, Daniel. Saya bukan cuma teman
Moza."
"Mau apa kamu kesini?" dengan arogan ia berdiri tepat didepan
Chiko yang sedang menantangnya (hal. 325)
3. Pak Broto
 Galak
Kutipan : Pak Broto merupakan guru BK yang terkenal dengan
galak dan tidak segan-segan menghukum siswa sampai mereka
kapok untuk mengulanginya (hal. 22)
4. Moza Adisti
 Bodoh
Kutipan : Seperti orang bodoh Moza hanya diam melihat Chiko
pergi bersama Nency ke kantin. Tadi Moza sempat melihat Chiko
menoleh padanya, tapi ia tidak tahu apa arti tatapannya itu (hal.67)
 Terlalu naif
Kutipan : Moza terlalu naif kalau mengira Nency telah
memaafkannya (hal. 290)
5. Nency Prasetya
 Pintar
Kutipan : Cewek cantik dan pintar itu punya nilai plus dimatanya
(hal. 21)
 Boros
Kutipan : Sifat boros dan hidup mewahnya yang mengurangi
kesempurnaannya (hal. 22)
B. Pembahasan
Pada hakikatnya latar dan penokohan dalam sebuah cerita sangatlah
mempengaruhi isi cerita tersebut. Tanpa ada latar dan penokohan, rasa-rasanya isi
dari novel akan hampa. Latar dan penokohan tidak dapat dipisahkan dalam unsur
intrinsik sebuah cerita, latar dan penokohan bagaikan sebuah tali tuk mengikat
satu sama lain. Latar atau setting itu sendiri disebut sebagai landasan tumpu yang
mengacu pada pengertian tempat hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita
secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada
pembaca menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada
dan terjadi. Pembaca dapat merasakan dan menilai kebenaran, ketetapan dan
aktualisasi latar yang diceritakan sehingga merasa lebih akrab. Latar termasuk
kedalam unsur intrinsik. Sedangkan, penokohan ialah cara pengarang
menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau
sifat para tokoh itu dan penokohan adalah bagian dari salah satu unsur intrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra. Unsur-unsur ini
secara langsung sangat berperan untuk membangun cerita. Unsur intrinsik itu
meliputi tema, latar, alur, penokohan atau watak, amanat dan sudut pandang.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa latar dan penokohan itu
sangat penting dalam pembentukan sebuah cerita yaitu salah satu dari sekian
banyak faktor antara lain karena tanpa adanya latar, sebuah novel tidak terdapat
suasana didalamnya dan juga tanpa adanya penokohan, tokoh yang diperankan
tidaklah terbayang hidup bagi para pembaca. Maka dari itu, dalam sebuah alur
cerita atupun novel baik dari sisi latar dan penokohan memiliki tujuan yang sama,
tujuan dimana keduanya dapat membangun sebuah cerita yang apik serta
sempurna bagi para penikmat novel.
Dengan demikian novel Mozachiko karya Ni Wayan Poppi Pertiwi pasti
memiliki unsur latar dan penokohan. Novel Mozachiko merupakan novel yang
menceritakan tentang kisah remaja dengan latar kehidupan siswa-siswi SMA,
novel ini mengajak kita berhistori ria dan mengenal kehidupan dimasa-masa
SMA, dari keseluruhan novel ini bisa kita sedikit cerna bahwa tujuan penulis
menulis novel ini untuk memperkenalkan dunia SMA dari sudutpandang penulis,
masa SMA yang penuh dengan cerita indah namun dibubui dengan konflik-
konflik yang manis dan sayang untuk dilewatkan. Di samping mengkisahkan
pengalaman anak SMA, novel Mozachiko juga mengajarkan tentang pentingnya
pengaruh hubungan keluarga harmonis bagi seorang anak, makna dari ikatan
persahabatan serta memberitahukan bahwa kesetiaan itu amat berharga. Dari
novel ini kita diajak menelusuri kehidupan Chiko Gadangga dan Moza Adisti.
Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok yaitu terbagi menjadi
latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Tentu saja latar tempat novel
Mozachiko berkaitan erat dengan lingkungan sekolah. Namun, pada dasarnya latar
dalam novel ini terkesan kurang mendetail mulai dari latar tempat, waktu, serta
suasana. Latar tempat mengacu pada tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat digunakan dapat berupa tempat-tempat
dengan nama, inisial atau lokasi tertentu tanpa menyebutkan dengan jelas
namanya. Latar tempat novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi ini hanya meliputi
area sekolah seperti ruang UKS, lantai dua, lorong sekolah, SMA Rajawali, ruang
olahraga, kelas, kantin, ruang BK, dan lapangan. Sedangkan latar tempat diluar
area sekolah meliputi taman baca, rumah dan jembatan. Mungkin latar tempat
hanya berpusat pada area sekolah karena memang latar tempat yang dibutuhkan
hanya berada di sekitar itu. Sesudah latar tempat, terdapat latar waktu. Latar
waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi, latar waktu dalam novel Mozachiko tidak
diterangkan begitu jelas seperti apakah jalan cerita tersebut terjadi pada pagi,
siang, sore atau bahkan malam hari. Tetapi latar suasana dalam novel Mozachiko
dijabarkan detail oleh penulis, seperti perasaan para tokoh yang sedang gembira,
galau, sedih, kecewa dan lain sebagainya. Latar suasana juga dapat mendukung
feel dalam cerita sebab ketika para pembaca membaca cerita tersebut maka secara
otomatis perasaan yang disampaikan oleh penulis akan tersalurkan walaupun
melalui tulisan.
Setelah latar, terdapat penokohan. Penokohan merupakan unsur penting
lainnya dalam novel karena novel berpusat pada cerita nasib tokoh. Oleh karena
itu, penggambaran tokoh utama dalam novel haruslah lebih detail atau lengkap
dibandingkan dengan tokoh dalam cerpen. Penokohan dalam novel Mozachiko
digambarkan baik oleh sang penulis, mulai dari sifat atau sebut saja karakter yang
akurat serta konsisten sehingga membuat para pembaca merasa bahwasannya para
tokoh dalam novel Mozachiko memang benar-benar hidup dalam kenyataan
padahal novel hanya karya hasil imajinasi sang penulis. Di novel Mozachiko karya
Poppi Pertiwi ini, penokohan dijelaskan dengan beberapa tindakan para tokoh
seperti Chiko Gadangga---sang tokoh utama plus tokoh protagonis---yang selalu
berbuat ulah sehingga sering kali di juluki sebagai berandal sekolah dan selalu
menjadi sorotan negatif. Dari cover wajah Chiko kerap dianggap seseorang yang
tidak baik. Namun, sebenarnya jika mengenal Chiko lebih dalam, lelaki itu
memiliki sifat yang berbanding 180 derajat dengan wajahnya yang bagaikan
preman. Ada pula seorang siswi SMA Rajawali yaitu Moza Adisti---sang tokoh
utama plus tokoh protagonis---yang selalu berpenampilan culun, memiliki sifat
ceria serta hiperaktif sehingga kerap kali dicap sebagai tukang cari perhatian.
Moza juga orang yang penyabar, dapat menghadapi masalah dengan tenang,
penuh kasih sayang. Akan tetapi Moza memiliki salah satu sifat yang kurang baik
yaitu terlalu naif. Selain Chiko dan Moza yang menjadi tokoh utama dalam novel,
terdapat 3 tokoh pendukung yakni Nency Prasetya---Adik tiri Moza sekaligus
tokoh antagonis---yang memiliki sifat songong, sombong, boros, selalu
memandang atau merendahkan orang lain dengan sebelah mata. Setelah Nency,
ada pula Jaka---Jaka ini adalah mantan Moza Adisti, Jaka memiliki sifat pemaksa,
gemar memanfaatkan situasi serta licik hingga disegani Moza. Walau Moza dan
Jaka sudah tidak memiliki hubungan, keduanya masih berteman walaupun Moza
sedikit memberi jarak diantara mereka. Dibalik sifat Jaka yang kurang baik itu,
Jaka sama sekali tidak pernah berbuat kasar kepada Moza selama mereka
berpacaran atau bahkan memarahi Moza walau Jaka tahu Moza salah. Karakter
Jaka adalah campuran antara tokoh antagonis dan tokoh protagonis, sifatnya
terkadang berubah-ubah layaknya bunglon. Yang terakhir adalah Draco, Draco
memiliki karakter yang tidak jauh beda dari Chiko, mereka sama-sama memiliki
lajur permasalah disekolah. Kemudian yang perlu digaris bawahi Draco ini ialah
musuh bebuyutan seorang Chiko Gadangga. Baiknya dipenghujung cerita sifat
Draco mulai berubah. Draco yang semulanya adalah tokoh antagonis dirubah
menjadi tokoh tirtagonis yang selalu memberi nasihat terhadap Chiko pun dengan
hubungan pertemanan yang seiring berjalannya waktu mulai membaik. Dari
berbagai tokoh cerita seperti Chiko, Moza, Nency, Jaka, Draco terdapat tokoh
figuran yaitu Ganang, Ergo, Frengky, Bisma, Zetta, Zhelin, Afon---Ayah Moza,
Mada---Ibu tiri Moza yang mendukung kelengkapan alur cerita.
Adapun triangulasi yang dilakukan terhadap novel Mozachiko ini dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif. Keterkaitan antara triangulasi dan
metode kualitatif itu sendiri karena triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran
data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang
berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat
pengumpulan dan analisa data. Sebagaimana diketahui dalam penelitian kualitatif
peneliti itu sendiri merupakan instrumen utamanya. Karena itu, kualitas
penelitian kualitatif sangat tergantung pada kualitas diri penelitinya, termasuk
pengalamannya melakukan penelitian merupakan sesuatu yang sangat berharga.
Pada penelitian kualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu data yang
didapatkan, maka bisa diartikan pula bahwa semakin baik kualitas penelitian
tersebut. Maka dari segi besarnya responden atau objek penelitian, metode
penelitian kualitatif memiliki objek yang lebih sedikit dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif, sebab lebih mengedepankan kedalaman data, bukan
kuantitas data. Jadi, metode kualitatif merupakan penelitian yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif
subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Tujuan
dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah. Alasan saya lebih memilih menggunakan metode
kualitatif dari pada metode kuantitatif karena seperti yang sudah di jelaskan tadi,
metode kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Penelitian kualitatif sesuai dengan judul Karya Imliah saya
yaitu menganalisis latar dan penokohan terhadap novel Mozachiko karya Poppi
Pertiwi.
Dari hasil pengecekan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi,
diperoleh nilai sebesar 96% kebenaran data hasil analisis novel Mozachiko karya
Poppi Pertiwi. Dan sebesar 4% data hasil analisis novel Mozachiko karya Poppi
Pertiwi dinyatkan tidak setuju karena data tersebut diambil dari bagian cover
belakang, akan jauh lebih akurat jika dianalisis berdasarkan isi cerita tersebut.
Berdasarkan hasil pengecekan keabsahan data dalam novel Mozachiko karya
Poppi Pertiwi memiliki latar tempat, waktu, dan suasana. Untuk penokohan,
penokohan dalam novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi terdapat dua tokoh utama
yaitu Moza Adisti, Chiko Gadangga serta tiga tokoh tambahan yakni Nency, Jaka,
Draco.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), novel adalah karangan prosa
yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di
sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku. Dilansir Encyclopaedia
Britannica (2015), novel merupakan sebuah narasi prosa yang diciptakan dengan
panjang yang cukup dan kompleksitas tertentu. Di mana berhubungan dengan
pengalaman manusia secara imajinatif. Biasanya melalui serangkaian peristiwa
yang berhubungan dan melibatkan sekelompok orang dalam latar tertentu. Dalam
kerangka luasnya genre novel telah mencakup beragam jenis gaya, seperti
romantis, atau sejarah. Adapun triangulasi yang dilakukan pada novel Mozachiko
karya Poppi Pertiwi ini melalui Bu Murni dan Bu Afrinda selalu guru Bahasa
Indonesia di SMA Citra Nusa.

Berdasarkan hasil penelitian latar dan penokohan pada novel Mozachiko


karya Poppi Pertiwi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Latar/Setting pada novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi yaitu latar tempat,
latar waktu, dan suasana. Latar waktu pada novel ini tidak dijelaskan secara
mendetail oleh penulis.
2. Penokohan pada novel Mozachiko karya Poppi Pertiwi terdapat dua tokoh
utama yaitu Chiko dan Moza dan beberapa tokoh tambahan seperti Nency,
Jaka serta Draco.

4.2 Saran

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai


bahan informasi penelitian selanjutnya khusunya dalam bidang novel dan juga di
sarankan agar peneliti lanjut menganalisis unusr ektrinsik dalam novel ini.
DAFTAR PUSTAKA

Alfari, Shabrina. 2018. Menganalisis unsur-unsur novel. Website:


https://www.ruangguru.com/blog/menganalisis-unsur-unsur-novel
[Diakses pada tanggal 22 Februari 2021 pukul 13.34]
Ashifan, Akbar. 2021. Amanat adalah: pengertian, bentuk, ciri, dan contoh
amanat. Website: https://adalah.co.id/amanat/ [Diakses pada tanggal 22
Februari 2021 pukul 12.32]
Blitar. 2021. Alur Plot. Website: https://www.gurupendidikan.co.id/alur-plot/
[Diakses tanggal 22 Februari 2021 pukul 12.38]
Hakim, Salman Darwadi. 2020. Unsur Intrinsik Novel. Website:
https://pahamify.com/blog/artikel/unsur-intrinsik-novel/ [Diakses pada
tanggal 10 April 2021 pukul 10.25]
Kurniawan, Andre. 2020. 4 Macam-macam gaya bahasa dalan sastra beserta
pengertian dan contohnya. Website: https://m.merdeka.com/jabar/4-
macam-macam-gaya-bahasa-dalam-sastra-beserta-pengertian-dan-
contohnya-kln.html#:~:text=Empat%20macam%2Dmacam%20gaya
%20bahasa,sindiran%2C%20dan%20gaya%20bahasa%20penegasan
[Diakses pada tanggal 27 Januari 2021 pukul 11.50]
Kemendikbud, 2017. Bahasa Indonesia. Depok: CV. ARYA DUTA.
Kustanti, Meryana Chandri. 2016. Tema dan pesan dalam fungsi media pada
novel laskar pelangi karya Andrea Hirata. Website:
file:///C:/Users/nufaizah%20rahmah/Downloads/1025-2994-1-PB
%20(1).pdf [Diakses pada tanggal 13 Desember 2019 pukul 12.05]
Salamadian. 2020. Pengertian sudut pandang. Website:
https://salamadian.com/pengertian-sudut-pandang-novel-cerpen/#:~:text=P
engertian%20Sudut%20pandang%20adalah%20arah,menempatkan
%20dirinya%20dalam%20sebuah%20cerita [Diakses pada tanggal 27
Januari 2021 pukul 12.40]
Sekolah, Ruang. 2020. Tokoh dan Penokohan: Pengertian, Jenis, Karakter dan
Analisis. Website: https://ruangsekolah.net/tokoh-dan-penokohan-
pengertian-jenis-karakter-dan-analisis-446 [Diakses pada tanggal 9 Januari
2021 pukul 10.25]
Wanan, Budi Salaka. 2019. Apa yang dimaksud dengan Triangulasi. Website:
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-triangulasi-didalam-
metode-penelitian-kualitatif/118512 [Diakses pada tanggal 11 April 2021
pukul 11.45]
Welianto, Ari. 2020. Novel: pengertian, unsur, dan, ciri-cirinya. Website:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/14/170000369/novel-
pengertian-unsur-dan-ciri-cirinya [Diakses pada tanggal 27 Januari 2021
pukul 11.52]

Anda mungkin juga menyukai