Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGETAHUAN DASAR DRAMA

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pendidikan Seni Tari
dan Drama SD

Dosen Pengampu:

Evinna Cinda Hendriana S.Pd., M.Pd

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

Budiarti 11308505220037
Dwi Azzahra 11308505220060
Estiana 11308505220066
Kamal Indah 11308505220100
Tiara 11308505220202
Tiara Rahayu 11308505220205

KELAS 3E

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


SINGKAWANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah untuk memenuhi sala


hsatu tugas pada mata kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas tentang
Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan semoga
dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu menambah ilmu pengetahuan bagi
pembaca.

Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi
maupun penulisan. Terima kasih.

Singkawang, 25 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................
i

DAFTAR ISI...............................................................................................................
ii

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................
1

A. Latar belakang .................................................................................


1
B. Rumusan Masalah...........................................................................
2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................
2

BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................


3

A. Pengertian Drama ............................................................................


3
B. Sejarah Darma.................................................................................
4
C. Jenis-jenis Drama.............................................................................
4
D. Ubsur-unsur Drama..........................................................................
5
E. Peran Seni Drama di SD..................................................................
7

BAB III. PENUTUP..................................................................................................


9

ii
A. Kesimpulan .....................................................................................
9
B. Saran.................................................................................................
9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Drama merupakan salah satu karya sastra yang dipenuhi dengan dialogdialog
dan dipentaskan di atas panggung. Sebagai salah satu karya sastra yang dipentaskan,
maka dalam pementasannya senantiasa mengacu pada naskah drama yang telah
disiapkan. Penulisan naskah drama biasanya diambil melalui kejadian nyata yang
bersumber dari kehidupan manusia maupun kejadian fiktif yakni berdasarkan pada
imajinasi penulis. Naskah drama biasanya ditulis dalam bentuk dialog dan
dipentaskan oleh aktor dengan tujuan menggambarkan kejadian kehidupan melalui
pertikaian dan konflik yang terjadi di atas panggung.
Dalam penulisan naskah drama terdapat unsur-unsur instrinsik yang
membangun naskah drama tersebut. Unsur-unsur tersebut diantaranya, yakni: tema,
tokoh, alur, latar. Unsur tokoh merupakan salah satu unsur yang berperan penting
dalam penulisan naskah drama yang akan dipentaskan. Karena unsur ini merupakan
karakter yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa, baik sebagian maupun
secara keseluruhan cerita. Selain itu, peran unsur tokoh ini dalam karya sastra drama
mempunyai sifat dan kedudukan yang penting. Unsur tokoh dalam naskah drama
biasanya terdiri dari tokoh penting dan tokoh pembantu. Tokoh penting biasa disebut
dengan tokoh mayor, sedangkan tokoh pembantu biasanya disebut dengan tokoh
minor. Tokoh-tokoh inilah yang menjadi penggerak cerita yang menyebabkan
terciptanya tensi dramatik disetiap tahapan peristiwa dalam pementasan drama.
Pada tingkat Sekolah Dasar, pembelajaran seni drama merupakan salah satu
materi yang termuat pada mata pelajaran kesenian. Sebagai calon pendidik yang akan
mengajar di tingkat Sekolah Dasar maka diperlukan pengetahuan dan keterampilan
untuk memahami tentang pembelajaran seni drama di Sekolah Dasar. Keindahan seni
tidak hanya dapat dinikmati melalui verbal semata, tetapi keindahan seni menjadi
suatu bagian pendidikan yang dapat disajikan dalam pembelajaran di kelas.
Keindahan seni dapat disajikan secara pementasan sehingga mengandung makna
keindahan dalam tampilan dan makna pesan didalamnya. Pembelajaran yang mampu
menuangkan ide serta wujud keindahan ini dapat diperagakan dengan estetika gerak.
Gerakan-gerakan yang dimaksud merupakan wujud apresiasi melalui teater atau

1
drama. Nah, pada makalah ini akan disajikan mengenai pengertian seni drama,
sejarah drama, jenis dan unsur drama, serta peran darma di SD.

B. Rumusan Makalah
1. Apa pengertian drama?
2. Bagaimana sejarah drama?
3. Apa saja jenis-jenis drama?
4. Apa saja unsur-unsur drama?
5. Apa saja peran seni drama di SD?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian drama.
2. Untuk mengetahui sejarah drama.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis drama.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur drama.
5. Untuk mengetahui peran seni drama di SD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Drama
Kennedy (dalam Gani, 1988:262) menyebut kata drama berasal dari kata Yu-
nani; dran, artinya melakukan sesuatu. Dari akar kata Yunani ini dapat dihimpun
beberapa definisi, antara lain: “komposisi literer yang menyampaikan sebuah cerita,
umumnya mengenai konflik kemanusiaan, dengan menggunakan dialog dan gerak se-
bagai alat, untuk dipertunjukkan oleh para aktor di atas pentas”.
Drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus
melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku (Hasanuddin, 1996:2).
Sebagaimana Kamus Webster’s News Dictionary se-bagaimana yang dikutip
Rahmanto (dalam Mardianto, 2012:152) dijumpai kata “dra-ma”. Drama diartikan
sebagai a literary composition that tell a story, usually of hu-man conflict, by means
of dialogue and ac-tion, to be performed bay actor atau ‘suatu karangan yang
mengisahkan suatu cerita yang mengandung konflik yang disajikan dalam bentuk
dialog atau laga, dan diper-tunjukkan oleh para aktor di atas pentas’.
Drama adalah karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan
mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Gemtou, 2014). Drama
seperti sebuah gambaran kehidupan masyarakat yang diceritakan lewat pertunjukan.
Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak, drama adalah menyaksikan
kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung (Hasanuddin, 1996:2).
Thompson (2010:9) menyampaikan bahwa drama dan teater tidak dibedakan dalam
praktik, namun secara teoritis dan sejarah, keduanya harus dibedakan. Drama
dipentaskan di sebuah teater sehingga teater merupakan bagian yang dibutuhkan oleh
drama. Drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus
melahirkan kehendak manusia denga action dan perilaku. Lain halnya dengan drama,
drama diciptakan untuk dipentaskan dan dinik-mati secara bersama-sama
(Dewojati, 2012:16).

3
B. Sejarah Drama
Drama sudah menjadi tontonan sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah
pernah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat sebuah bukti tertulis
yang dapat dipertanggungjawabkan yang mengungkapkan bahwa drama sudah ada
pada abad kelima sebelum masehi (SM). Hal ini didasarkan pada temuan naskah
dramakuno di Yunani. Penulisnya yaitu Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456
SM. Isi ceritanya berupa persembahan kepada dewa-dewa.
Seni berasal dari kata "sani" dalam Bahasa Sansekerta artinya pemujaan,
pelayanan, dan donasi, sedangkan drama berasal dari bahasa Greek, dari kata kerja
dran yang berarti "berbuat, to act atau to do". Drama berarti perbuatan, tindakan yang
berhubungan dengan cerita kehidupan. Drama merupakan bagian dari seni sastra. Seni
drama adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk dan gerak
bercerita yang biasanya digabung dengan musik. Drama sebagai sebuah karya sastra
secara struktural memiliki elemen di dalamnya yang meliputi tokoh, jalan cerita, latar,
tema dan amanat (Nurgiyantoro, 2005).

C. Jenis-jenis Drama
Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang digunakannya. Dalam
bentuk pembagian jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu: berdasarkan
penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan keberadaan naskah
drama tersebut. Berdasarkan penyajian kisah, drama dapat dibedakan menjadi 8 jenis,
antara lain:
1. Tragedi: drama yang bercerita tentang kesedihan.
2. Komedi: drama yang bercerita tentang komedi yang penuh dengan kelucuan.
3. Tragedi komedi: perpaduan antara kisah drama tragedi dan komedi.
4. Opera: drama yang dialognya dengan cara dinyanyikan dan diiringi musik.
5. Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dan dengan diiringi musik.
6. Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya drama tersebut
dagelan.
7. Tablo: jenis drama yang lebih mengutamakan gerak, para pemainnya tidak
mengucapkan suatu dialog, namun dengan melakukan berbagai gerakan.
8. Sendratari: gabungan antara seni drama serta seni tari.
Berdasarkan dari sarana pementasannya, pembagian jenis drama antara lain:
1. Drama Panggung: drama yang sepenuhnya dimainkan di panggung.
4
2. Drama Radio: drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak dapat dilihat,
tetapi hanya dapat didengarkan oleh penikmatnya saja dengan melalui radio.
3. Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, namun drama televisi
tidak dapat diraba.
4. Drama Film: drama film menggunakan media layar lebar serta biasanya
dipertunjukkan di bioskop.
5. Drama Wayang: drama yang diiringi dengan pagelaran wayang.
6. Drama Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor manusia sungguhan,
tetapi digambarkan dengan boneka yang dimainkan beberapa orang. Jenis drama
berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama.
Pembagian jenis drama berdasarkan ada tidaknya naskah drama antara lain:
1. Drama Tradisional: yaitu drama yang tidak menggunakan naskah.
2. Drama Modern: yaitu drama yang menggunakan naskah.

D. Unsur-unsur Drama
Unsue-unsur dalam drama yaitu sebagai berikut:
1. Tema merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam cerita drama. Tema
adalah pikiran pokok yang mendasari kisah drama. Pikiran pokok tersebut
dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi kisah yang seru dan menarik.
Tema bisa diambil dari mana saja, bisa dari permasalahan kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat, lingkungan sosial masyarakat, percintaan, lingkungan alam,
penyimpangan sosial dan budaya, kriminalitas, politik, isu globalisasi dunia, dan
sebagainya. Tema dapat dipersempit menjadi sebuah topik kemudian topik
tersebut dikembangkan menjadi kisah dalam teater dengan dialog-dialognya.
Sementara itu, judul dapat diambil dari isi ceritanya.
2. Alur/plot yaitu jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai pada babak pertama
sampai babak terakhir. Plot adalah rangkaian peristiwa atau jalan kisah dalam
drama. Plot terdiri atas konflik yang berkembang secara bertahap, dari
sederhanamenjadi kompleks, klimaks, sampai penyelesaian. Adapun tahapan plot
yaitu sebagai berikut:
a. Eksposisi
Perkenalan tokoh melalui adegan-adegan dan dialog yang mengantarkan
penonton pada keadaan yang nyata.
b. Konflik
5
Pada tahapan ini mulai ada kejadian atau peristiwa atau insiden yang
melibatkan tokoh dalam masalah.
c. Komplikasi Insiden yang terjadi mulai berkembang dan menimbulkan konflik
konflik semakin banyak, rumit, dan saling terkait, tetapi belum tampak ada
pemecahannya.
d. Klimaks
Berbagai konflik telah sampai pada puncaknya atau puncak ketegangan bagi
para penonton. Di sinilah konflik atau pertikaian antartokoh mencapai
puncaknya.
e. Penyelesaian
Tahap ini merupakan akhir penyelesaian konflik. Disini penentuan ceritanya
akan berakhir menyenangkan, mengharukan, tragis, atau menimbulkan
sebuah teka-teki bagi para penonton.
3. Tokoh drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama disebut
juga dengan primadona sedangkan peran pembantu disebut dengan figuran.
Penokohan dalam teater mencakup hal-hal yang berkaitan berikut:
a. Aspek Fisikologis
Aspek ini berkaitan dengan penamaan, pemeranan, dan keadaan fisik tokoh.
Keadaan fisik antara lain tinggi, pendek, warna rambut, rambut panjang atau
pendek, gemuk, kurus, dan warna kulit.
b. Aspek Sosiologis
Aspek ini berkaitan dengan keadaan sosial tokoh, yakni interaksi atau peran
sosial tokoh dengan tokoh lain.
c. Aspek Psikologis
Aspek ini berkaitan dengan karakter yaitu keseluruhan ciri- ciri jiwa atau
kepribadian seorang tokoh. Jenis karakter dalamsebuah pementasan teater
antara lain baik hati, keras, sombong, munafik, rendah diri, ramah, dan
pemarah.
4. Watak merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama tersebut. Watak
protagonis adalah salah satu jenis watak dan protagonis adalah berwatak baik.
Sedangkan watak antagonis merupakan watak yang jahat.
5. Dialog adalah percakapan antartokoh (yang bersamaan dalam satu gerak atau
adegan) untuk merangkai jalannya kisah. Dialog harus mendukung karakter
tokoh, mengarahkan plot, dan mengungkap makna yang tersirat.
6
6. Latar adalah gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi dalam kisah drama
yang berlangsung. Setting atau latar adalah keadaan tempat dan suasana
terjadinya suatu adegan di panggung. Setting bisa mencakup tata panggung dan
tata lampu.
7. Amanat drama merupakan pesan yang disampaikan dari pengarang cerita drama
tersebut kepada penonton. Amanat drama dapat disampaikan dengan melalui
peran para tokoh drama tersebut. Amanat dan pesan dalam pertunjukan harus bisa
dituliskan oleh penulis dan diimplementasikan di atas panggung oleh pemeran.
Ide bisa didapat dengan cara merekayasa secara logis sehingga selain dapat
menghibur, dapat juga menampilkan pesan moral melalui nilai-nilai pendidikan.

E. Peran Seni Drama di SD


Peran seni drama di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting yaitu
menumbuh kembangkan intelektual, keberanian, kreativitas merespon, serta
kepribadian anak. Pada usia sekolah dasar antara rentan 6-13 tahun sifat bukanlah hal
yang mudah melakukan drama. Pada kegiatan seni drama anak belajar berakting,
berdialog dan menggunakan sejumlah kemampuan yang ada pada dalam dirinya baik
kemampuan fisik, mental dan social. Pada gambaran tersebut peran seni drama di
Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
1. Berfikir intelektual dan kognitif
Seni drama di sekolah dasar membuat siswa berfikir secara intelektual dan
kognitif Dalam dialog antar pemain, seorang pemain harus dapat mendengarkan
dan menanggapi lawan mainnya. Peserta didik yang akan tampil memerlukan
latihan dan pemahaman. Peserta didik yang bermain harus memikirkan cara
berbicara, bergerak maupun kesesuaian terhadap lawan bermainnya.
2. Berbicara merespon dialog
Drama dibangun dengan dialog-dialog, peserta didik yang bermain drama harus
bisa merespon dialog dengan baik. Apabilah pemain tidak jelas mengucapkan
dialognya maka penonton tidak akan memahami isi cerita.
3. Melakukan gerak
Dalam bermain drama seorang pemain akan melakukan gerakan sesuai dengan isi
cerita. Gerakan-gerakan yang dilakukan harus memiliki alasan. Gerakan yang
tanpa alasan yang timbul akibat gugup atau hilang kendali harus dihilangkan agar
menghilangkan kesan tidak menarik.
7
4. Menghayati
Dialog yang diucapkan merupakan aktivitas pengungkapan perasaan. Peserta
didik yang melakukan peran berarti melakukan ungkapan- ungkapan akan pikiran,
perasaaan dan kemampuannya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Drama adalah karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan
mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Gemtou, 2014).
Drama sudah menjadi tontonan sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita sudah
pernah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat sebuah bukti
tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan yang mengungkapkan bahwa drama
sudah ada pada abad kelima sebelum masehi (SM). Dalam bentuk pembagian
jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu: berdasarkan penyajian kisah
drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan keberadaan naskah drama tersebut.
Unsur-unsur yang terdapat dalam drama yaitu, tema, alur/plot, tokoh, watak,
dialog, latar, dan amanat. Peran seni drama di sekolah dasar mempunyai peranan
yang sangat penting yaitu menumbuh kembangkan intelektual, keberanian,
kreativitas merespon, serta kepribadian anak.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyowati, R. (2017). Keterampilan Membaca; Karya Sastra Drama. Surakarta:


Universitas Sebelas Maret.

Rahmanto, B. (2017). Modul 1 Konsep Dasar Drama. Universitas Terbuka.

Restian, A. d. (2019). Pembelajaran Seni Budaya SD. Malang: Universitas Muhammadiyah


Malang.

10

Anda mungkin juga menyukai