Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“Diksi atau Pilihan Kata”

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD ISWARI H071221007


TRISMAN TEGAR WIRATAMA H071221023
MUH. TAUFAN SANDI H071221029
JOY ABRIAN RANTEPASANG H071221030
SURYA AGUS NANRO H071221038
ANDI AHMAD SALWAN FARID H071221048

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Diksi atau Pilihan Kata” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang diksi atau pilihan kata.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Jasmani Tahir, M.Hum. selaku dosen
Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun sebagai bekal bagi kami untuk membuat
makalah yang lebih baik lagi di masa depan.

Makassar, 24 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Diksi ............................................................................................... 3
2.2 Fungsi Diksi ..................................................................................................... 3
2.3 Manfaat Diksi................................................................................................... 4
2.4 Jenis-jenis Diksi................................................................................................ 5
2.5 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Diksi ..................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat.
Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika Anda menulis,
kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata
dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah
dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami
dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan
sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-
kaidah yang benar.

Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara
terus-menerus & teratur serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan .
Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, &
kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata
merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak
dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan
makna.

Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya
ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai.
Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara
penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan
agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa
lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita
agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat,
dan latar sosial dalam cerita tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian diksi atau pilihan kata?
1.2.2. Apa fungsi diksi atau pilihan kata?
1.2.3. Apa manfaat diksi atau pilihan kata?
1.2.4. Apa jenis-jenis diksi atau pilihan kata?
1.2.5. Apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan diksi?

1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian diksi atau pilihan kata.
1.3.2. Untuk mengetahui fungsi diksi atau pilihan kata.
1.3.3. Untuk mengetahui manfaat diksi atau pilihan kata.
1.3.4. Untuk mengetahui jenis-jenis diksi atau pilihan kata.
1.3.5. Untuk mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan diksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi


Diksi adalah pilihan kata yang terdapat di dalam tulisan yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis. Tapi,
diksi tidak hanya terbatas pada pemilihan kata, melainkan juga untuk mengungkapkan gagasan
atau menceritakan suatu peristiwa. Diksi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-
ungkapan dan sebagainya. Diksi inilah yang akan membantu lawan bicara atau pembaca agar
lebih mudah memahami pesan yang disampaikan. Diksi pun sangat berguna dalam penulisan
karya tulis seperti puisi, novel, laporan dan lainnya.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata yang tepat
dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu yang diharapkan ketika orang membaca karyanya. Singkatnya, diksi merupakan
pemilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan agar mendapatkan hasil yang
diharapkan penulis.
Dalam karya tulis, diksi termasuk pada pembahasan aspek kata dalam sajak yg mencakup
konotasi, denotasi, semantik, morfologi dan etimologi. Penerapan diksi yang paling dasar
merupakan pengungkapan gagasan penulis. Selain itu, penggunaan diksi yang sempurna juga
bisa diterapkan saat berbicara di depan publik serta aneka macam macam karya tulis.
Ketepatan diksi dipengaruhi oleh kemampuan penggunaan bahasa yang berkaitan dengan
kemampuan memahami, mengetahui, memakai, dan menguasai, sejumlah kosakata.

2.2 Fungsi Diksi


Secara umum, diksi berfungsi memperindah suatu kalimat misalnya pada puisi dan cerita,
diksi yang baik dipakai untuk mengungkapkan cerita dengan runtut, menjelaskan penokohan,
mendeskripsikan waktu serta latar dan lain sebagainya. Berikut ini fungsi dari diksi dalam
karya sastra.
1. Mempermudah pembaca atau pendengar untuk memahami dan mengerti apa yang ingin
diungkapkan penulis atau pembicara

3
2. Kata yang disampaikan menjadi lebih jelas sehingga lebih sesuai dan tepat dalam konteks
penggunaannya
3. Mengantisipasi terjadinya perbedaan tafsiran atau interpretasi antara penyampai kalimat
dengan penerimanya
4. Untuk memperindah kalimat sehingga cerita yang dibuat bisa lebih runtut dengan
mendeskripsikan karakter tokoh, latar dan waktu, serta alur cerita
5. Untuk menggambarkan ekspresi terhadap ide dan gagasan yang akan diungkapkan
6. Membuat komunikasi yang terjadi lebih efektif dan efisien

2.3 Manfaat Diksi


Manfaat diksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu manfaat diksi bagi penulis atau pembicara
dan manfaat diksi bagi pembaca atau pendengar. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai
keduanya.
1. Bagi Penulis dan Pembicara
Diksi atau pilihan kata yang tepat sangat bermanfaat bagi penulis untuk membedakan
antara kata-kata yang telah ditulisnya dengan kata-kata kutipan dari orang lain. Diksi yang
tepat juga dapat memudahkan proses menulis agar lebih mengalir dan tidak terkesan
dibuat-buat dengan kalimat yang tidak sesuai konteks.

2. Bagi Pembaca atau Pendengar


Bagi pembaca atau pendengar, hal yang terpenting ketika membaca atau
mendengarkan suatu cerita adalah bagaimana cerita tersebut mudah dipahami. Bahasan
yang ringan dan diksi yang tepat biasanya lebih disukai dibandingkan bahasa yang berbelit-
belit dan alur cerita yang berputar-putar. Dengan pemilihan diksi yang tepat, diharapkan
para pembaca maupun pendengar dapat membedakan kata-kata sinonim, antonim, maupun
kata lain yang ejaannya mirip. Sehingga pembaca dan pendengar pun dapat memahami
dengan lebih baik jika penggunaan diksi sudah sesuai dengan konteksnya.

4
2.4 Jenis-jenis Diksi
Secara umum, diksi terbagi menjadi dua jenis, yakni diksi berdasarkan makna dan diksi
berdasarkan leksikal. Berikut ini, penjelasan antara kedua jenis diksi tersebut.
1. Diksi Berdasarkan Makna
Jenis diksi berdasarkan maknanya dapat dibagi menjadi 2 macam, meliputi makna
denotatif dan makna konotatif.
a. Makna Denotatif
Jenis diksi berdasarkan makna denotatif merupakan diksi dengan makna yang
sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Dalam kata lain, makna denotatif adalah
makna murni atau objektif tanpa membawa perasaan tertentu.
Diksi dengan makna denotatif memiliki ciri-ciri, yaitu memiliki makna yang lugas
karena sifatnya yang literal dan biasanya hasil dari observasi dari pancaindra, yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan atau pengalaman fisik lainnya. Berikut
ini, beberapa contoh diksi yang menggunakan makna denotatif :
 Jerawat disebabkan oleh sebum pada wajah.
 Jerapah memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan hewan-hewan lainnya.
 Budi sangat bekerja keras untuk menggapai cita-citanya.

b. Makna Konotatif
Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi, kata atau kalimat yang
mempunyai arti bukan sebenarnya. Makna konotatif juga dapat diartikan sebagai
makna kias yang berkaitan dengan nilai rasa.
Diksi dengan makna konotatif ini dipengaruhi oleh norma atau nilai yang dipegang
oleh masyarakat tertentu. Meski demikian, makna dari diksi ini juga akan berubah
seiring dengan perubahan yang terjadi dalam nilai dan norma di masyarakat. Berikut
ini, beberapa contoh diksi dengan makna konotatif, antara lain:
 Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. (gugur memiliki makna
meninggal dunia).
 Tasya adalah anak emas di kelas karena perilakunya yang sangat rajin. (anak emas
memiliki makna anak yang paling disayang).

5
 Selepas lulus kuliah, Rifky memilih berprofesi sebagai kuli tinta. (kuli tinta
memiliki makna sebagai wartawan).

2. Diksi Berdasarkan Leksikal


Diksi berdasarkan leksikalnya dibedakan menjadi beberapa jenis lagi, di antaranya
adalah sebagai berikut:
a. Sinonim
Diksi kata sinonim dikenal dengan persamaan kata karena memiliki arti dan
makna yang sama. Contoh kata sinonim sebagai berikut:
 Pandai: pintar
 Baju: pakaian
 Matahari: mentari
 Buruk: jelek
 Rajin: giat

Contoh kalimat yang menggunakan sinonim:


 Dini menjadi anak yang paling pandai di kelas karena rajin belajar
 Dini menjadi anak yang paling pintar di kelas karena giat belajar
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata atau diksi yang berbeda pada
pilihan kata “pandai” dan “rajin”. Namun, keduanya tetap memiliki makna dan
pemahaman yang sama meskipun diganti dengan kata “pintar” dan “giat”.

b. Antonim
Kata antonim dikenal sebagai lawan kata karena memiliki arti dan makna yang
berlawanan. Contoh kata antonim sebagai berikut:
 Rajin >< Malas
 Pintar >< Bodoh
 Besar >< Kecil
 Panjang >< Pendek
 Tua >< Muda

6
Contoh kalimat yang menggunakan antonim:
 Dini malas belajar sehingga dia menjadi anak yang bodoh.
 Dini rajin belajar sehingga dia menjadi anak yang pintar.
Ketika dua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlawanan, maka makna
yang disampaikan pun menjadi berbeda dan berlawanan.

c. Homonim
Homonim adalah jenis kata yang memiliki arti atau makna yang berbeda tetapi
pelafalan dan ejaannya sama. Contoh kalimatnya sebagai berikut:
 Kalimat 1: Genting rumah bocor sehingga air masuk ke dalam rumah ketika
hujan turun.
 Kalimat 2: Keadaan di sekolah sedang sangat genting karena murid sekolah lain
tawuran menyerbu sekolah.
Kata “genting” pada kalimat 1 mengandung arti atau makna yang
menunjukkan kata benda “atap”. Sedangkan kata “genting” pada kalimat 2
mengandung arti atau makna mendesak.

d. Homofon
Tidak seperti homonim, homofon memiliki pelafalan yang sama, namun
makna dan ejaannya berbeda. Contoh kalimatnya sebagai berikut:
 Kalimat 1: Aku rindu masa remaja saat masih sekolah dulu.
 Kalimat 2: Massa demo yang merapat ke gedung DPR semakin banyak.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata “massa dan masa” yang memiliki
pelafalan yang sama tetapi ejaan dan maknanya berbeda. Kata “masa” pada kalimat
1 memiliki makna waktu. Sedangkan, kata “massa” pada kalimat yang 2 memiliki
makna kumpulan orang dalam jumlah yang banyak.

e. Homograf
Homograf adalah jenis kata yang memiliki ejaan yang sama tetapi makna dan
pelafalannya berbeda. Contoh kalimatnya sebagai berikut:
 Kalimat 1 : Pagi hari tadi aku sarapan buah apel.

7
 Kalimat 2 : Setiap pagi sebelum masuk kelas anak-anak harus apel terlebih
dahulu.
Kata “apel” pada kalimat 1 diucapkan dengan pelafalan yang sama seperti kata
me- pada kata memukul dan memiliki arti nama buah apel. Sedangkan, kata “apel”
pada kalimat 2 dilafalkan seperti melafalkan ejaan huruf L (el) dan memiliki arti
kumpul.

f. Polisemi
Polisemi adalah jenis kata yang memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi
memiliki banyak arti dan arti dalam konteks kalimat yang berbeda. Contoh kalimat
terapan adalah:
 Kalimat 1: Risna menanam bunga melati yang sangat harum baunya.
 Kalimat 2: Risna memiliki paras yang sangat cantik sehingga menjadi bunga
desa di kampungnya.
 Kalimat 3: Bank konvensional memberikan bunga sebesar 10% setiap
bulannya.
Kata "bunga" memiliki ejaan dan pengucapan yang sama, tetapi memiliki
banyak arti yang berbeda. Kalimat pertama mengandung arti nama bunga atau
tanaman. Kalimat kedua mengandung arti kiasan dari gadis tercantik. Kalimat
ketiga mengandung makna kemenangan.

g. Hipernim dan Hiponim


Hipernim adalah kata umum yang digunakan untuk merujuk pada kata lain
karena dapat mewakili kata lain. Sedangkan hiponim adalah kata yang maknanya
diwakili oleh kata hipernim. Contoh penerapan kalimat tersebut adalah sebagai
berikut:
 Pak Tono memelihara banyak sekali burung di rumahnya seperti merpati, beo,
perkutut, dan lain sebagainya.
 Hipernim dalam kalimat tersebut adalah “burung” yang mewakili hiponimnya
yaitu “merpati, beo, dan perkutut”.

8
2.5 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Diksi

Diksi merupakan salah satu faktor penentu apakah gagasan atau pesan itu secara asal-
asalan sampai pada tempatnya dan diharapkan atau tidak, penulis dan penutur sering
mengalami kesulitan untuk menyampaikan maknanya karena keterbatasan kosa kata. . Saat
Anda menulis kalimat dan paragraf, Anda harus mempertimbangkan tidak hanya pilihan
kata yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendefinisikan suatu kata, antara
lain:
1. Hindari Pengulangan Kata
Hipernim Pengulangan kata membuat kalimat menjadi sia-sia, tidak efektif dan
membingungkan. Hindari pengulangan kata-kata seperti:
a. Rina diminta untuk maju ke depan. (kata maju otomatis digunakan untuk menuju
ke arah depan, sehingga tidak perlu diulang dengan menambahkan kata ke depan)
b. Jangan mundur ke belakang karena ada parit, nanti kamu jatuh! (kata mundur
otomatis digunakan untuk menunjuk arah ke belakang)
c. Dea sudah membuat rencana yang akan datang untuk liburan selanjutnya. (kata
rencana mengandung arti segala sesuatu yang belum terjadi dan yang akan terjadi
di masa mendatang sehingga tidak perlu ditambahkan akan datang.

2. Kalimat harus menggunakan susunan kata yang ringkas agar tidak ada kata yang
terbuang sia-sia
Tidak perlu menggunakan kata-kata yang diulang-ulang dan mengandung arti
yang sama dalam sebuah kalimat sehingga kata-kata tersebut terbuang sia-sia. Cobalah
untuk membuat kalimat pendek dan jelas sehingga lebih mudah dipahami. Berikut
adalah contoh kalimat yang salah dan contoh koreksinya:
 Direktur keuangan menyatakan bahwa akibat dari langkah yang diambil pada bulan
lalu mengakibatkan budget keuangan untuk produksi dan operasional menjadi
membengkak. (diksi yang kurang tepat)
 Direktur keuangan mengatakan, budget keuangan untuk produksi dan operasional
membengkak. (diksi yang tepat)

9
3. Menyederhanakan struktur kalimat
Semakin sederhana kalimatnya, semakin mudah dipahami. Jika memungkinkan,
hindari ekspresi dan gunakan bahasa radio atau bahasa percakapan sehari-hari.
Membagi menjadi beberapa bagian ketika Anda menemukan klausa dengan klausa.
Contoh penerapannya:
 Tugas mendidik haruslah menjadi tugas bersama antara guru dan orang tua di
rumah sehingga anak-anak mendapatkan panutan yang sesuai baik di sekolah
maupun di rumah. (diksi yang kurang tepat)
 Guru dan orang tua harus bersama-sama dalam mendidik anak-anak. Sehingga
anak-anak akan mendapatkan panutan yang baik ketika di sekolah dan di rumah.
(diksi yang tepat)

4. Hindari pemborosan kata


Seringkali dalam kalimat ada kata yang sebenarnya tidak perlu ditulis, karena
tidak memiliki fungsi melengkapi atau mendukung kata lain. Ini contohnya:
 Hasil daripada pertemuan antara guru dan orang tua Rino kemarin adalah Rino
harus diskors atau dilarang masuk sekolah selama beberapa hari. (kalimat non
baku)
 Hasil daripada dari pertemuan antara guru dan orang tua Rino kemarin adalah Rino
harus diskors. (kalimat baku)

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk mencapai
penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan makna
yang tidak dikehendaki pembicara atau penulis Kreativitas dalam memilih kata merupakan
kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan
kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah dapat dibaca serta
ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Pemilihan kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami dapat mengetahui lebih mendalam tentang diksi atau
pemilihan kata, serta kami berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca karya ilmiah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak agar kami dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://mamikos.com/info/diksi-pengertian-fungsi-jenis-dan-contohnya/
https://penerbitdeepublish.com/pengertian-diksi/
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-diksi/

12

Anda mungkin juga menyukai