Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENGGUNAKAN DAN MENGANALISIS PENGGUNAAN


KATA YANG TEPAT
Dosen Pengampu :Liga Febrina, S. Pd., M. Pd

Oleh : Kelompok 2

Wenny Mery 2055202038


Shinta Tri Wahyuni 2055202050
Michael She 2055202039
Alvin 2055202042

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TEKNOLOGI
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA
2022
i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penyusun mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Berkat penyertaan-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Sejalan dengan kurikulum dan materi kuliah bahasa Indonesia ditugaskan untuk
membuat makalah tentang menggunakna dan menganalisis penggunaan kata yang tepat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas belajar tersebut. Kiranya makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunannya. Oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai suatu
kesempurnaan dalam makalah penyusun. Atas bantuan pembaca yang telah memberikan kritik
dan saran, penyusun mengucapkan terima kasih.oasdadjajdakjdkajdajdkajdkjak

Pekanbaru, 03 Oktober 2022

Penyusun
sdjakjdakjdkajdkjakdjaksdjkasjdka

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kata dan Diksi.............................................................................................................. 3
B. Gaya Bahasa ................................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diksi merupakan pilihan kata yang mencakup pengertian kata untuk


menyampaikan ide gagasan. Kata yang digunakan harus dapat diterima dan dipahami
oleh orang lain. Semakin banyak kata yang dikuasai, maka semakin lancar pula
seseorang itu menyampaikan ide atau gagasannya kepada orang lain. Seorang yang
menguasai banyak kosa kata, maka dengan mudah ia lancar mengadakan komunikasi
dengan orang lain. Seorang pengarang tidak asal menggunakan kata ketika akan
menuliskan ide atau gagasannya. Pengarang akan memilih kata mana yang tepat untuk
menuliskan ide atau gagasannya. Hal tersebut menyangkut kapan, di mana, dan tujuan
penggunaan kata tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan kata dan diksi yang tepat?
2. Bagaimana penggunaan gaya bahasa yang tepat?

C. Tujuan
Untuk memperjelas arah makalah ini, dirumuskan tujuan masalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia.
2. Untuk menambah wawasan mahasiswa.
3. Untuk mempelajari penggunaan kata dan diksi yang tepat.
4. Untuk mempelajari penggunaan gaya bahasa yang tepat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kata dan Diksi


Menurut Depdikbud (1990:205) bahwa pengertian diksi adalah berupa pemilihan
kata yang memiliki makna tepat dan selaras atau dalam penggunannya memiliki
kecocokan dalam mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan
khalayak pembaca atau pendengar pilihan kata.
Sedangkan Menurut Kridaklasana (1993:44) bahwa pengertian diksi adalah
pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek yang tertentu dalam berbicara
didepan umum atau dalam karang mengarang.
Dan menurut Keraf (1996:24) bahwa pengertian diksi terbagi dua. Pengertian
diksi yang pertama adalah pilihan kata atau diksi mengenai pengertian kata-kata mana
yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan bagaimana dalam membentuk
adanya pengelompokan kata-kata yang sesuai atau penggungkapan yang tepat dan gaya
yang mana lebih baik dalam situasi. Sedangkan pengertian diksi yang kedua adalah
bahwa pengertian diksi adalah pilihan kata atau diksi adalah membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna dari gagasan yang dapat disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan juga nilai dari sebuah rasa yang
mempunyai kelompok masyarakat, pendengaran dan pembaca.
Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang biasa digunakan untuk
menggambarkan suatu cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.

1. Fungsi Diksi
a. Upaya membantu melambangkan ide atau gagasan yang akan
diekspresikan melalui bahasa yang digunakan. Dengan menggunakan bahasa yang
tepat, maka sebuah kata yang pada awalnya hanya bersifat biasa saja, akan
menjadi lebih bermakna dan memiliki nuansa lebih tepat dan lebih sempurna
b. Diksi yang tepat membantu menciptakan suasana dan nuansa komunikasi
yang juga benar-benar tepat. Fungsi demikian kerap digunakan oleh kalangan

2
para pejabat saat berkomunikasi agar terlihat berwibawah dan tidak memperkeruh
suasana, lebih menyejukkan dan menentramkan masyarakat.
c. Diksi yang sesuai membantu mencegah terjadinya adanya kesalah tafsiran
dan adanya kesalah pahaman dalam adanya proses komunikasi.

2. Jenis-jenis Diksi
1. Diksi Berdasarkan Makna
a. Makna Denotatif
Jenis diksi berdasarkan makna denotatif adalah diksi dengan makna yang
sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Diksi dengan makna denotatif memiliki
ciri-ciri, antara lain memiliki makna yang lugas karena sifatnya yang literal dan
biasanya hasil dari observasi dari panca indra, yakni penglihatan, penciuman,
pendengaran, perasaan atau pengalaman fisik lainnya.
Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna denotatif, meliputi:
 Jerawat disebabkan oleh sebum pada wajah.
 Jerapah memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan hewan-hewan
lainnya.
 Budi sangat bekerja keras untuk menggapai cita-citanya.
b. Makna Konotatif
Jenis diksi berdasarkan makna konotatif adalah diksi, kata atau kalimat yang
memiliki arti bukan sebenarnya atau sebagai makna kias yang berkaitan dengan
nilai rasa. Diksi dengan makna konotatif ini dipengaruhi oleh nilai dan norma
yang dipegang oleh masyarakat tertentu. Meski begitu, makna dari diksi ini juga
akan berubah seiring dengan perubahan nilai dan norma di masyarakat.
Berikut ini, beberapa contoh diksi dengan makna konotatif, antara lain:
 Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. (gugur
memiliki makna meninggal dunia).
 Tasya adalah anak emas di kelas karena perilakunya yang sangat rajin.
(anak emas memiliki makna anak yang paling disayang).
 Selepas lulus kuliah, Rifky memilih berprofesi sebagai kuli tinta. (kuli
tinta memiliki makna sebagai wartawan).
3
2. Diksi Berdasarkan Leksikal
a. Sinonim
Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna.
Penggunaan diksi sinonim bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan menjadi
lebih sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan.
Adapun contoh penggunaan diksi berdasarkan leksikal sinonim, seperti mampus
yang mengekspresikan hal-hal kasar dan wafat yang mengekspresikan hal-hal
yang lebih halus
b. Antonim
Antonim adalah pemilihan diksi atau kata yang memiliki makna berlawanan atau
berbeda. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal antonim, seperti
naik x turun, besar x kecil, tinggi x rendah, dan hemat x boros.
c. Homonim
Homonim merupakan pemilihan diksi yang memiliki pelafalan dan ejaan sama,
tetapi artinya berbeda satu sama lain. Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan
leksikal homonim, seperti kata “bulan” yang bisa memiliki makna sebagai satelit
alami di bumi sekaligus arti waktu.
d. Homofon
Homofon adalah pemilihan diksi yang memiliki ejaan dan makna berbeda, tetapi
pelafalannya sama. Adapun contoh diksi berdasarkan leksikal homofon, seperti
“bank” dan “bang”. Kedua kata itu memiliki arti dan ejaan yang berbeda, tetapi
pelafalannya terdengar mirip.
e. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti berbeda, tetapi ejaannya sama.
Adapun contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal homograf, seperti makanan
kesukaan karin adalah “tahu” goreng dan karin tidak “tahu” kalau hari ini dia
libur. Dalam hal ini, tahu memiliki ejaan yang sama, tetapi bunyi dan maknanya
berbeda.
f. Polisemi

4
Polisemi adalah diksi atau frasa kata yang memiliki lebih dari satu arti, seperti
bunga dan kepala. Contohnya, orang yang menabung di Bank akan mendapatkan
“bunga” setiap bulannya dan Karin adalah bunga desa yang jadi incaran pada pria.
Dalam hal ini, kata bunga memiliki banyak makna, baik sebagai keuntungan,
kecantikan atau sebuah tanaman.
g. Hipernim
Hipernim merupakan diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau mencakup
makna kata lainnya. Contoh pemilihan diksi berdasarkan leksikal Hipernim,
seperti kata sempurna yang bisa memiliki arti sebagai nilai yang baik, bagus, luar
biasa dan lainnya.
h. Hiponim
Hiponim merupakan diksi yang bisa terwakili oleh kata hipernim. Contoh,
pemilihan diksi berdasarkan leksikal hiponim, seperti ada binatang liar di kebun
binatang, yang meliputi gajah, singa, buaya, rusa, kuda dan lainnya. Pada kalimat
itu, kata binatang liar termasuk hipernim. Sedangkan, gajah, singa, buaya dan
lainnya termasuk hiponim.

B. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara pengarang menguraikan cerita yang telah dia buat. Atau
definisi gaya bahasa yaitu cara pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya
mmelalui bahasa-bahasa yang khas sehingga bisa menimbulkan suatu kesan tertentu.
Ruang lingkup gaya bahasa meliputi pengguaan kalimat, pemilihan kata (pemilihan
diksi), penggunaan majas, dan penghematan kata.
Secara umum pengertian gaya bahasa ialah pengaturan kata-kata dan kalimat-
kalimat oleh pengarang atau penulis dalam mengekspresikan ide, gagasan serta
pengalamannya dalam mempengaruhi atau meyakinkan pendengar atau pembaca. Gaya
bahasa berkaitan dengan suasana dan situasi dimaan gaya bahasa dapat menciptakan
keadaan perasaan hati tertentu, misalkan kesan senang, enang, baik, buruk dan lain-lain
yang diterima perasaan dan pikiran melalui penggambaran tempat , benda-benda, kondisi
tertentu atau suatu keadaan. Menurut isi dan jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan

5
menjadi empat bagian yaitu gaya bahasa sebagai penegas, gaya bahasa sebagai
perbandingan, gaya bahasa sebagai pertentangan dan gaya bahasa sebagai sindiran.
a. Gaya Bahasa yang Penegasan
1. Pleonasme
Menggunakan kata-kata dengan makna sama, terkesan tidak efektif tapi disengaja
untuk menegaskan sesuatu.
 Ayo cepat naik ke atas, sebelum makanan mu menjadi dingin.
 Dia naik ke atas bangunan tersebut.
2. Repetisi
Macam-macam gaya bahasa yang repetisi adalah mengulang kata-kata dalam
suatu kalimat.
 Pria itu pencopetnya, dia pelakunya, dia yang mengambil dompet saya.
 Ia akan terus bekerja, bekerja dan bekerja untuk melunasi hutang
keluarhanya pada rentenir.
3. Retorik
Dalam bentuk kalimat Tanya tetapi sebenarnya tidak perlu dijawab. Majas ini
biasanya dipakai untuk penegasan sekaligus sindiran.
 Kalau kamu sholat subuh setiap kapan saja?
 Jadi ini orang yang selama ini kamu sukai?
4. Klimaks
Macam-macam gaya bahasa yang klimaks menjelaskan lebih dari dua hal secara
berurutan dimana tingkatannya semakin lama semakin tinggi.
 Pada saat itu semua orang, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orang
dewasa, hingga lansia pergi mengungsi akibat gempa.
 Rapat hari ini dihadiri oleh karyawan, manager, dan direktur utama.
5. Antiklimaks
Macam-macam gaya bahasa yang antiklimaks menjelaskan lebih dari tingkatan
tertinggi ke tingkatan terendah.
 Setiap hari senin, mulai dari staff dan karyawan rutin melaksanakan
upacara bendera.

6
 Semua anak di Indonesia berhak mendapat pendidikan yang layak, entah
itu anak presiden, pejabat, orang kaya, bahkan anak miskin sekali pun.
6. Pararelisme
Mengulang-ulang sebuah kata untuk menegaskan makna kata tersebut dalam
beberapa definisi yang berbeda. Biasanya jenis majas ini digunakan pasa sebuah
puisi.
 Kasih pasti murah hati, kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan.
 Seorang sahabat yang baik akan selalu ada untuk sahabatnya dalam
kesusahan maupun kesenangan.
7. Tautologi
Mengulang kata yang bersinonim untuk menegaskan suatu kondisi atau maksud
tertentu.
 Sejarah masa lalu pria itu sangat kelam.
 Pasangan pengantin baru itu mengikrarkan sebuah janji untuk selalu
bersama dalam susah atau senang, dalam suka maupun duka.

b. Gaya bahasa perbandingan


Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa perbandingan adalah gaya
bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan dalam bentuk perbandingan
untuk meningkatkan kesan kepada pembaca atau pendengar.
1. Majas Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan
benda lain secara langsung.
 Pria yang sukses itu dulunya dianggap sampah masyarakat.
 Si jago merah berhasil melahap hampir semua perumahan yang ada di
Depok.
2. Majas Personifikasi adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang
diungkapkan seperti manusia
 Rumput itu bergoyang di tengah padang safana .
 Bendera merah putih itu melambai setelah dikibarkan .
3. Majas Tropen adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan
sejajar dengan pengertian yang dimaksud
7
 Harta dan kekayaannya berlimpah sehingga ia memyumbangkan beberapa
asetnya untuk anak-anak penyandang cacat. (Miliader)
 Orang no satu di DKI Jakarta saat ini tersandung kasus penistaan agama.
(Gubernur)
4. Majas Metonimia adalah gaya bahsa yang menggunakan benda yang dimaksud
dengan sebuah nama (merek dagang).
 Semua perabot di dalam rumahnya menggunakan olympic
 Salesman itu menyakinkan pembeli, sharp terlaris di pasaran
5. Majas Sinekdoke Gaya bahasa ini terdiri atas dua macam yaitu:
a) Pars Prototo yaitu menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan.
 Semua perabot di dalam rumahnya menggunakan olympic
 Salesman itu menyakinkan pembeli, sharp terlaris di pasaran
b) Totem Proparte yaitu menyebutkan keseluruhan yang dimaksud sebagian.
 Tentara memukul mundur petani saat konflik agraria.
 Tenaga medis berguguran selama menangani pandemi.
6. Majas Eufemisme adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih
halus sehinga lebih sopan.
 Banyak buruh dirumahkan gara-gara perusahaan bangkrut. (dirumahkan =
dipecat)
 Ratusan mahasiswa diamankan ke kantor polisi secara paksa tanpa bukti
jelas. (diamankan = ditangkap)
7. Majas Alegori adalah majas yang dipergunakan sebagai sarana menjelaskan hal
tertentu secara tidak langsung namun masih memiliki keterkaitan. Alegori
menerangkan hal yang tersirat dengan menggunakan perbandingan diluar konteks.
 Otak manusia layaknya sebuah mata pisau, semakin diasa, makan akan
semakin tajam pula.
 Emosi manusia itu seperti api, semakin disulut maka akan semakin besar
kemarahannya.

8
8. Majas Simile ini hamper sama dengan majas perumpamaan majas simile adalah
majas yang membandingkan dua hal menggunakan kata penghubung.layaknya,
bagai, bak, bagai, dan lain sebagainya.
 Kulitnya seputih salju
 Adik cantik bak putri

c. Gaya bahasa pertentangan


Gaya bahasa pertentangan adalah kata-kata yang berkias yang menyatakan
pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembira atau penulis
dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya
kepada pembaca atau pendengar.
1. Majas Paradoks adalah gaya bahasa pertentangan yang di dalamnya jika diteliti
ternyata tidak ada pertentangan, sebab pokok pembicaraan sudah berlainan.
 Kaya harta, miskin ahlak.
 Gus Dur buta, tetapi dapat melihat kesengsaraan rakyat.
2. Majas Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang
bertentangan dengan artinya.
 Kemampuan menuli, sedikit banyak mempengaruhi cara kita berpikir dan
berbicara.
 Berat ringan suatu masalah tergantung bagaimana kelompok penelitian
kita menyikapinya.
3. Majas Hiperbola adalah gaya bahasa dengan model melebih-lebihkan daripada
kenyataan atau bahasa kekinian adalah lebay, sehingga memberikan kesan
tertentu bagi yang membaca atau mendengarnya.
 Gedung gedung di Jakarta itu telah mencapai langit.
 Ketulusanmu membantuku setiap aku membutuhkan, membuat hatiku
meleleh.
4. Majas Litotes adalah gaya bahasa kebalikan dari majas hiperbola atau majas
yang terkesan merendahkan perumpamaan agar memberikan kesan santun atau
merendah.

9
 Beginilah jamuan makan di rumah kami, seadanya saja.
 Rumah makan ini hanya usaha kecil saya.

d. Gaya bahasa sindiran


Gaya bahasa sindiran adalah yang mengungkapkan sebuah sindiran terhadap
seseorang atau sesuatu. Pengguna majas sindiran ini bertujuan untuk
meningkatkan makna dan kesannya terhadap seseorang yang membaca atau yang
mendengar.
1. Majas Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus. Kadang yang
disindir sampai tidak terasa. Gaya bahasa ini dipakai dengan cara menggunakan
kata-kata yang mengandung arti kebalikan yang dimaksud.
 Indah benar rapormu dihiasi dengan warna merah.
 Apalah artinya aku yang hanya anak ingusan yang tak mengerti apa-apa.
2. Majas Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar.
 Dengan jarang mengikuti pelajaran, semog kau lulus dengan nilai terbaik.
 Muak aku melihatmu terus berdiri di depan.
3. Majas Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar sehingga sangat
menyakitkan hati bagi orang yang disindir.
 Dasar otak udang, kerja begitu saja enggak becus!
 Omong kosong apa lagi yang kau bicarakan kali ini.
4. Majas Alusio adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan
peribahasa/ungkapan yang sudah lazim.
 Harga bahan kebutuhan pokok yang naik namun tidak diiringi dengan
kenaikan upah pekerja membuat pendapatan lebih besar pasak.
 Kisah hidup sariyem mengingatkanku pada cerita kehidupan bawang
merah bawang putih dna ibu tirinya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa diksi atau pilihan kata adalah
kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk mencapai penyampaian yang tepat
dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak
dikehendaki pembicara atau penulis dalam memilih kata merupakan kunci utama
pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Diksi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
berdasarkan makna dan berdasarkan lesikal. Gaya bahasa merupakan cara pengarang
menguraikan apa yang dia buat. Gaya bahasa dibagi menjadi 4 bagian yaitu gaya bahasa
sebagai penegas, gaya bahasa sebagai perbandingan, gaya bahasa sebagai pertentangan
dan gaya bahasa sebagai sindiran.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/24191-Full_Text.pdf
https://www.temukanpengertian.com/2015/09/pengertian-gaya-bahasa.html
https://penerbitdeepublish.com/pengertian-diksi/
https://hot.liputan6.com/read/4567139/24-macam-macam-gaya-bahasa-dan-contohnya-
simak-penjelasan-ahli

12

Anda mungkin juga menyukai