MAKALAH
Dosen Pengampu:
Fitri Nura Murti, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh
Kelompok 6
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu. Penulisan
makalah ini memiliki tujuan, yaitu untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Stilistika yang
berjudul “Teks Fiksi (Cerpen dan Novel) dan Analisis Stilistika”. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk manambah wawasan bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Fitri Nura Murti, S.Pd., M.Pd selaku dosen
mata kuliah Stilistika yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, terlebih anggota kelompok 6 yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Maka,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB 2.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Teks Fiksi......................................................................................................................6
2.2 Unsur-unsur Teks Fiksi...................................................................................................................6
2.3 Analisis Unsur-unsur Stilistika dalam Novel dan Cerpen............................................................7
BAB 3........................................................................................................................................................15
PENUTUP.................................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................15
3.2 Saran.........................................................................................................................................15
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini, dibahas mengenai bagian pendahuluan makalah. Bagian pendahuluan tersebut
meliputi 1) latar belakang; 2) rumusan masalah; dan 3) tujuan. Berikut paparannya.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, terdapat tujuan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan pengertian teks fiksi.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur teks fiksi.
3. Untuk mengenal unsur-unsur stilistika dalam novel dan cerpen.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pada bagian bab pembahasan akan memaparkan materi yang terdiri dari beberapa sub bab,
yaitu 1) pengertian teks fiksi; 2) unsur-unsur teks fiksi; 3) analisis stilistika pada novel dan
cerpen.
Dalam Kamus Istilah Sastra yang disusun Sudjiman, teks fiksi atau teks rekaan
merupakan sebuah kisah yang dibuat dengan tokoh dan alur yang dihasilkan dari khayaalan atau
imajinasi dari seorang pengarang. Pengarang mengolah imajinasinya berdasarkan dari
pengalaman, pandangan, wawasan, serta penilaiannya terhadap suatu hal peristiwa yang terjadi,
kemudian dituangkannya dalam sebuah tulisan teks fiksi. Contoh teks fiksi yaitu novel dan
cerpen.
a. Tema dalam membuat teks fiksi seorang pengarang harus memikirkan tema apa yang
akan diangkat dalam hasil karyanya. Hal ini supaya memudahkan pengarang ketika
nantinya akan menyusun teks fiksi.
b. Perwatakan, dalam membuat teks fiksi watak tokoh dalam teks fiksi juga harus
diperhatikan oleh pengarang, apakah nantinya tokoh yang diceritakan memiliki sifat
protagonist atau antogonis, bisa juga bersifat tritagonis.
c. Alur, teks fiksi yang dibuat harus berurutan. Hal ini berarti dimana teks fiksi yang akan
dibuat harus jelas cerita dari awalnya seperti apa, sampai dengan akhir cerita. Cerita yang
dibuat juga harus nyambung dari perkenalan tokoh, konflik, sampai ending cerita. Maka
dari itu, penting mmeikirkan alur yang akan dibuat.
d. Latar, dalam teks fiksi latar juga harus diperhatikan, seperti apa latar tempat yang akan
digunakan, latar waktu, serta latar suasana dalam teks fiksi. Amanat, dalam teks fiksi
yang dibuat pengarang harus memikirkan amanat atau pesan apa yang bisa diambil oleh
pembaca ketika membaca hasil pengarangnya.
Kajian stilistika dapat diarahkan pada semua jenis penggunaan bahasa dan tidak
terbatas pada sastra saja. Namun, stilistika sering dikaitkan dengan bahasa sastra. Analisis
stilistika biasanya digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang biasa ditemukan dalam
dunia sastra untuk menjelaskan hubungan antara bahasa dan fungsi artistik serta makna.
Selanjutnya, stilistika dapat menentukan seberapa jauh dan dengan cara apa bahasa
digunakan dalam menghilangkan penyimpangan, serta cara memperoleh efek khusus
dengan tanda-tanda kebahasaan. Analisis unsur stilistika ini akan dilakukan pada cerpen
“Penembak Misterius” karya Seno Gumira Ajidama dengan mengkaji tiga unsur, yaitu
unsur leksikal, gramatikal dan retorika.
a) Unsur Leksikal
Kajian pada unsur leksikal ini berdasarkan kompleksitas kata, penggunaan kata
formal-nonformal dan penggunaan kata dari bahasa lain. Dari analisis stilistika pada
cerpen Keroncong Pembunuhan, terdapat kata-kata sederhana seperti malam, tubuh,
pohon, wanita, pemuda, tawa, lantai, mendengarkan, dan sebagainya. Hal ini
menimbulkan efek estetis yang terkait dengan penyampaian makna kemudian dikemas
dengan pilihan kata dan denotasi yang praktis, sehingga pembaca dapat dengan mudah
menangkap isi sekaligus memaknai cerpen tanpa memperhatikan kata-kata yang sulit
untuk dipahami. Banyak kata-kata formal yang ditemukan dalam cerpen Keroncong
Pembunuhan ini. Yaitu lagu, tua, merah, darah, temukan, bicara, lihat, dan sebagainya.
Hal ini menunjukkan bahwa kata tersebut digunakan sesuai dengan kaidah ejaan yang
benar dan disempurnakan dalam bahasa Indonesia dan tidak memihak pada suatu daerah
atau suku tertentu, meskipun ada beberapa kata yang ditemukan informal seperti dong,
sibuk, tidak, auuww, dan Hmmm.
Kajian pada unsur gramatikal ini berdasarkan kompleksitas kalimat, jenis kalimat dan
jenis frasa. Penggunaan struktur kalimat sederhana merupakan bentuk struktur yang
dominan dalam cerpen. Hal tersebut memberikan kesan bahwa cerpen ini tersampaikan
secara sederhana, namun tidak memudarkan pesan yang ingin disampaikan kepada
pembacanya. Bentuk struktur kalimat cerpen seperti kalimat sederhana dan kalimat
kompleks adalah pemilihan yang tepat. Hal ini disebabkan struktur kalimat membuat
makna yang ingin disampaikan lebih jelas dan menambah beberapa penekanan pada
makna tertentu dalam cerpen ini.
Tentu lebih menarik lagi kalau tubuh itu terpental ke kolam renang dengan suara
bergedebur sehingga airnya muncrat membasahi pakaian para tamu dan kolam
renang itu segera berwarna merah karena darah dan wanita-wanita berteriak:
“Auuww!”
Untuk penekanan pada makna tertentu tampak dalam penggunaan beberapa kalimat
sederhana seperti berikut:
Kalimat deklaratif adalah jenis kalimat yang paling umum digunakan dalam cerpen
Keroncong Pembunuhan. Hal ini memiliki efek estetis, yaitu menimbulkan kesan bahwa
cerpen tersebut disampaikan melalui pernyataan, namun tidak mengurangi pesan yang
ingin disampaikan kepada pembaca. Kalimat deklaratif, imperatif, interogasi, dan minor
adalah pemilihan struktur kalimat yang tepat. Namun ke empat jenis kalimat tersebut
mampu menekankan serta menjelaskan makna secara keseluruhan. Berikut adalah
beberapa contoh dari empat jenis kalimat tersebut.
Kalimat Deklaratif
“Lagu keroncong itu membuatku mengantuk, padahal malam ini aku harus
membunuh seseorang.”
Kalimat Imperatif
“Kau tak perlu tahu, pokoknya tunggu!”
Kalimat Interogasi
“Kamu sudah siap?” terdengar suara pada headphone itu, sebuah suara yang
merdu.
Kalimat Minor
“Pengkhianat?”
Dalam cerpen Keroncong Pembunuhan tidak hanya menggunakan frasa verbal dan
nominal. Ada juga frasa adverbial, frasa adjektival, frasa koordinatif, dan sebagainya.
Namun, pengkajian dilakukan pada frasa yang mendominasi dan tersebar merata dalam
cerpen. Predikat berawalan me- dan ber- adalah contoh frasa verbal yang muncul lebih
banyak dan tertuju pada kalimat aktif. Berikut contoh frasa verbal dan nominal dalam
cerpen Keroncong Pembunuhan.
Frasa Verbal : masih menunggu, siap menunjukkan, sambil menunggu, akan
bercerita, akan bertangisan.
Frasa Nominal : lagu keroncong itu, orang-orang tua, teleskop itu, wanita ini,
sebuah hotel.
c) Unsur Retorika
“Itu bukan urusanmu, tahun lalu kamu menembak ribuan orang yang tidak
bersalah.”
“Dan sebetulnya aku pun tak perlu terlalu repot mencarinya karena pesawat
komunikasi yang terpasang pada telingaku siap menunjukkan orangnya.”
“Dari balik teleskop ini, wajah-wajah memunculkan pesonanya sendiri, yang berbeda
dibandingkan dengan bila kita berhadapan langsung dengan orangnya.”
Kalimat di atas menggunakan majas sinekdoke pars prototo yaitu majas yang
melukiskan sebagian untuk keseluruhan, “wajah-wajah” merupakan sebagian, sedangkan
keseluruhannya adalah seluruh anggota badan yang dimiliki manusia.
Tautologi adalah pengulangan kata pada sebuah kalimat yang menjadi penyiasatan
struktur paling dominan dalam cerpen Keroncong Pembunuhan dan diikuti dengan
repetisi serta retoris. Menekankan hubungan kalimat, menciptakan efek estetika dan
menekankan makna merupakan tujuan munculnya penyiasatan struktur dalam cerpen
Keroncong Pembunuhan. Berikut contoh penyiasatan tautologi, repetisi dan retoris.
Penglihatan
Dari teras lantai 7 hotel ini, aku masih mengintip lewat teleskop.
Pendengaran
Wanita besuara halus yang memerintahku itu pun tentu cantik.
Pengecapan
Angin laut yang basah terasa asin di bibirku.
Gerak
Tanganku tiba-tiba bergerak sendiri menggeser senapan itu.
BAB 3
PENUTUP
Pada bab ini dipaparkan bagian penutup makalah. Bagian penutup tersebut meliputi simpulan
dan saran. Berikut paparannya.
3.1 Kesimpulan
Dalam Kamus Istilah Sastra yang disusun Sudjiman, teks fiksi atau teks rekaan merupakan
sebuah kisah yang dibuat dengan tokoh dan alur yang dihasilkan dari khayaalan atau imajinasi
dari seorang pengarang. Pengarang mengolah imajinasinya berdasarkan dari pengalaman,
pandangan, wawasan, serta penilaiannya terhadap suatu hal peristiwa yang terjadi, kemudian
dituangkannya dalam sebuah tulisan teks fiksi. Contoh teks fiksi yaitu novel dan cerpen. Teks
fiksi yang disusun oleh pengarang terdapat beberapa unsur yang terkandung didalamnya,
diantaranya yaitu: tema, perwatakan, alur, dan latar. Analisis stilistika suatu teks fiksi
memerlukan Unsur-unsur stile yang dapat dikaji dari karya sastra antara lain yaitu aspek bunyi,
aspek leksikal, aspek gramatikal, aspek kohesi, pemajasan, penyiasatan struktur, dan citraan.
3.2 Saran
Makalah ini tentunya, masih banyak mengalami berbagai kesalahan baik dalam penulisan
maupun pengkajian materi. Dengan adanya makalah ini, diharapkan nantinya dapat menjadi
referensi pembaca dalam memahami teori kepribadian Jacques Lacan. Oleh karena itu, kami
sebagai penulis juga masih dalam tahap pembelajaran, kami harap pembaca memberikan kami
saran dan masukan untuk memperbaiki makalah ini.
Daftar Pustaka
Ahmad. Tanpa tahun. pengertian Cerpen: Struktur, Fungsi, Ciri, Unsur, dan Contoh Cerpen.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cerpen-struktur-fungsi-ciri-unsur-dan
contoh-cerpen/. [Akses 06 Oktober 2021]
Amalia, A., & Doyin, M. (2015). Pengembangan Buku Panduan Menyusun Teks Cerpen dengan
Menggunakan Teknik Urai Unsur Intrinsik Bagi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2).
Hartati, N. T. ( _ ). Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi. PPT Modul, 10.
Nurgiyantoro, Burhan. (2017). Stilistika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Kusuma Widyaningrum, H. (2016). Kajian Stilistika Dalam Cerpen Berjudul “Penembak
Misterius” Karya Seno Gumira Ajidama. Jurnal Edutama, 2(85), 17–25.