Disusun oleh :
Risma Melati
203210050
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................5
1.1.Latar Belakang......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1.1. Tema...........................................................................................................................6
2.1.2. Alur............................................................................................................................6
2.1.4. Latar.........................................................................................................................10
2.1.6. Amanat.....................................................................................................................12
3
3.1. kesimpulan.........................................................................................................................14
3.1. Saran...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebuah sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan
dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia. Perlu ditegaskan kembali
bahwa objek seni sastra yaitu berkaitan dengan pengalaman hidup manusia, khususnya
yang menyangkut sosial-budaya, kesenian, dan sistem berpikir. Pada sekarang ini sudah
banyak karya sastara hasil dari sastrawan-satrawan yang sudah banyak diminati oleh
masyarakat. Diantara bentuk-bentuk kesusastraan yang paling digemari masyarakat
salah satunya adalah jenis prosa fiksi yaitu novel. Freye (dalam Wardani, 2009:15)
menyatakan bahwa novel merupakan karya fiksi realistik, tidak saja bersifat khayalan,
namun juga dapat memperluas pengalaman akan kehidupan dan dapat membawa
pembaca kepada dunia yang lebih berwarna. Novel yang banyak digemari salah satunya
adalah novel berjudul Rentang Kisah ,karya Gita Savitri Devi. Beliau ini merupakan
seorang influencer dan vlogger yang banyak digemari orang khususnya para remaja
karena banyak mengispirasi dan memotivasi tentang kehidupan. Gita Savitri Devi lahir
lahir, pada 27 Juli 1992, di Palembang, Sumatera Selatan. Selain itu Gita juga menulis
novel keduannya yang berjudul “A Cup Of Tea”.
Novel merupakan salah satu karya sastra yang menggambarkan banyak nilai-nilai
kehidupan dimasyarakat. Untuk dapat memahaminya perlu dimengerti dan dipelajari
masing masing struktur cerita novel tersebut . Lubis (1981 : 15 ) mengatakan bahwa
novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang memiliki unsur instrinsik yang
meliputi tema, alur, penokohan, latar atau setting dan pusat oengisahan. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk menguraikan bagaimana stuktur atau unsur-unsur yang
terdapat dalam novel Rentang Kisah karya Gita Savitri Devi. Dengan menggunakan
metode pendekatan instrinsik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memahami sebuah karya sastra khusus nya novel, kita harus melakukan
kajian atau telaah pada karya tersebut agar dapat mengungkapkan makna sastra berupa
nilai-nilai, pesan moral, dan gagasan yang penting bagi kehidupan. Dengan kita
melakukan kajian atau analisis karya sastra berupa seperti puisi, pembaca akan menjadi
paham akan struktur lahir novel dengan unsur-unsurnya seperti tema, alur, tokoh dan
penokohan, latar, sudaut pandang, dll. Novel yang akan saya kaji yaitu novel karya Gita
Savitri Devi yang berjudul “ Rentang Kisah “.
2.2.1. Tema
Wellek dan Warren (1990: 125) menyatakan bahwa tema adalah pandangan hidup
tertentu yang membangun gagasan tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-
nilai tertentu yang membangun gagasan utama dari suatu karya sastra. Sementara
menurut Robert Stanton (2007: 36) Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan
makna dalam pengalaman manusia, sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu
diingat. Dari beberpa pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa tema adalah sebuah
gagasan utama yang terkandung dalam sebuah cerita yang mengandung suatu
pengalaman yang begitu diingat dan mencakup semua cerita.
Tema yang terkandung dalam novel “ Rentang Kisah “ yaitu novel ini
menceritakan tentang kisah atau perjalanan hidup pengarang. Dalam novel ini
mneceritakan berbagai masalah individualitas dan dengan berbagai solusi hidup untuk
menyelesaikan masalah.
2.1.2. Alur/ Plot
Waluyo (2006: 5) menyatakan bahwa alur atau plot cerita sering juga disebut
kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan
hubungan sebab akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak
peristiwa yang akan datang. Kerangka cerita tersebut membuat sebuah struktur atau suatu
rangkaian yang membentuk sebuah hubungan cerita dan waktu yang terjadi.
6
Abrams dalam Nurgiyantoro (2001:158) menyatakan bahwa membedakan plot
dapat dibedakan berdasarkan kriteria urutan waktu yaitu: (a) plot lurus, progresif plot
sebuah novel dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat
kronologis, peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang
kemudian. atau secara runtut cerita dimulai dari tahap awal, tengah, dan akhir;(b) plot
sorot-balik, flash-back adalah urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi yang
berplot regresif tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal, melainkan
mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita
dikisahkan;(c) plot campuran, pada dasarnya plot campuram merupakan perpaduan
antara plot sorot-balik dengan plot lurus. Sedangkan menurut Nurgiyanto (2007; 156)
dikenal tiga jenis alur yakni alur maju (kronologis) , alur mundur (flashback), dan alur
campuran atau gabungan.
Dalam novel “ Rentang Kisah” ini mengadung alur maju atau lurus karena
runtutan peristiwa yang terdapat dalam novel itu diawali dari tahap awal dan berakhir
sampai akhir berdasarkan kronologis waktu. Tahapan- tahapan cerita dari novel “Rentang
Kisah “ adalah sebagai berikut :
a. Tahap Awal
Tahap awal dari novel ini berwal dari cerita diri pengarang pada masa
masih SMA yang menceritakan bagaimana hubungannya dengan ibunya yang
tidak terlalu harmonis. Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan berikut :
“ Kalau ditanya, siapa orang paling berharga di dalam hidup kita? Sudah pasti
kita akan menjawab orang tua, terutama ibu. Ibu memang sudah seharusnya
menjadi sosok yang paling berharga bagi seorang anak. Sosok yang paling
dicintai dan dihormati. Namun, jika hal itu ditanyakan kepadaku saat remaja,
jawabannya bukan ibu.
b. Pemunculan Konflik
Pemuculan konflik dalam novel ini dimulai dari kebingungannya
dalam mengmbil keputusan tentang kemana ia akan melanjutkan studinya
setelah lulus dari SMA.
“ Aku memperhatikan teman-teman sepertinya sudah tahu kemana harus
melanjutkan studinya. Sedangkan aku sendiri masih bingung. Bingung mau
memilih jurusan apa dan melanjutkan dikampus mana. Semakin dekat waktu
ujian masuk universitas, semakin aku panik”
c. Konflik Memuncak
7
Konflik memuncak terjadi pada saat tekanan demi tekanan ia rasakan
pada saat studi di jerman, dengan berbagai hal yang harus dipelajari agar
dapat berkuliah disana.
“ Kenyataannya, aku selalu gagal, lalau berkahir dengan menangi, menangis,
dan menangis. Aku baru tahu belajar bisa sesulit ini.”
d. Penurunan Konflik
Penurunan konflik ini terjadi setelah pengarang menyadari dari
berbagai masalah yang datang pasti terdapat solusi yang dapat
menyelesaikannya dan berusaha adalah salahsatu solusinya.
“ Aku yakin, buah manis enggak akan bisa didapat tanpa usaha yang
maksimal.”
e. Penyelesaian
Berbagai masalah rintangan selama hidup telah dilewati, giliran
bagaimana dia mengenal agamannya sendiri dan menyadari bahwa hidup ga
selau tentang goals duniawi yang harus dicapai melainkan dunia juga adalah
temapat untuk mencari pahala.
“ Sekarang, aku mengerti kenapa orang-orang yang dekat dengan Tuhan
adalah orang yang palong beruntung, orang paling tenang hidupnya”.
8
Paulus
Tokoh utama atau tokoh protagonis dalam novel ini adalah Gita yang
merupakan pengarang dari novel ini.
b. Penokohan
Penokohan dalam novel “ Rentang Kisah “ ini adalah sebagai berikut :
Gita
Tokoh gita dalam novel “ Rentang Kisah “ selain sebagai
pengarang digambarkan sebgai sosok yang tempraemen, suka
mengandalkan lohika, bijak, pantamg menyerah, introvert. Hal ini
dapat dilihat pada kutipan berikut :
“ Aku yang memang agak Trempramen ini,”
“Aku adalah tipe orang yang mengandalkan akal dan logika”
“ Aku semakin gita belajar. Tiap hari selama dua bulan aku lalui
dengan mengerjakan soal-soal dan mengulangi lagi pelajran dua
semester”
“Aku adalah tipe orang yang mengandalkan akal dan logika”
Ibu
Tokoh Ibu dalam novel “ Rentang Kisah “ digambarkan
sebagai sosok yang tegas, sering memarahi Guta, namun memiliki rasa
sayang tyang besar kepada Gita
“ Setiap hari ada saja yang bisa bikin ibu memarahiku”
“ Dan ternyata selama ini yang ia lakukan jauh lenih berarti dari
sekdar ngelus-ngelus atau memeluk”
Paulus
Tokoh Paulu sdalam novel “ Rentang Kisah “ ini digambarkan
sebgia sosok yang pendiam, tuturkatanya halus, mempunyai hobi
menyanyi”
“ Setelah berkenlan, aku tahu Paulus orangnya pendiam “
“ Pas berbicara suaranya halus”
“ Keran kami mempunyai hobi ynag sama, yaitu menyanyi’/
9
2.1.4. Latar
Menurut Stanton (1988: 35) latar atau setting adalah lingkungan yang melingkupi
sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa yang sedang
berlangsung. Latar atau setting adalah salah satu unsur penting dalam pembentukan cerita
dalam sebuah karya fiksi. Latar dapat membangun suasana cerita dan mendukung unsur-
unsur cerita lainnya. Lebih lanjut, Nurgiyantoro (2009: 227) membedakan latar menjadi
tiga unsur, yaitu latar tempat, waktu, dan social.
a. Latar Tempat
Latar tempat dalam novel “ Rentang Kisah “ adalah sebagai berikut:
Rumah
Seperti dalam kutipan : ““Mi, biso ke rumah, dak? Di lehernya Gita
ado benjolan besak. Tolong diparikso pecak” jelas Ibu dalam bahasa
Palembang. Tidak lama setelah itu,tanten datang ke rumahku”.
Rumah Sakit Cipto Mnagun Kusumo
Seperti dalam kutipan “Seperti yang direncakan, keesokkan harinya
aku dan Ibu ke Rumah Sakit Cipto Mungkusumo, tempat tanteku
bekerja”
Kolam Renang
Seperti dalam kutipan: “ Sabtu itu, seperti Sabtu sebelumnya, aku ada
latihan renang di kolam renang Stadion Senayan, menyusuri kolam
sepanjang 25 meter dengan gayabebas”.
Berlin
Seperti dalam kutipan :” Jalanan Berlin nggak seramai Jakarta”
Palestina
Seperti dalam kutipan: “Sabtu siang, 14 Febuari di Masjid Palestina,
terlihat banyak jemaah pria dan wanita yang datang mendengarkan
suatu ceramah”
b. Latar Waktu
Latar waktu dalam novel “ Rentang Kisah “ adalah sebagai berikut:
Bulan Ramadhan
Seperti dalam kutipan : “ “Saat itu bulan ramadhan. Aku merasakan
badanku jadi gampang lemas”.
10
Minggu Malam, 14 Juni 2009
31 Oktober 2010
Seperti dalam kutipan ; “31 Oktober 2010, untuk pertama kali aku
menginjakkan kaki ini di negara yang sudah kubayangkan setahun
yang lalu.”
Seperti dalam kutipan : “Aku melihat Paulus sudah terlalu siap untuk
menjadi seorang muslim”
11
dengan menyebutnya dengan sosok “ aku “. Seperti dalam kutipan :”Aku maish ingat
betul bagaimana sosoknya di mataku kala itu”.
2.1.6. Amanat
Amanat yang terkandung dalam Novel “ Rentang Kisah” ini adalah :
1) Selalu menghormati orang tua, khusus nya seorang Ibu yang telah bersusah payah
merawat dan membesarkan kita, dan mencoba untuk mengerti bahwa apapun
keinginan atau omelan orang tua kepada kita itu adalah melainkan untuk
kebahagian kita.
2) Selalu belajar ikhlas dan berprasangka bai katas jalan yang telah Allah
berikan.Karena kita belum tentu mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika itu
terjadi belajarlah untuk bisa menerima dan menghadapinya dengan bijaksana.
3) Jangan pantang menyerah atas apa yang sedang kita lakukan, walaupun pernah
mengalami gagal, karena buah manis tidak akan bisa didapat tanpa usaha yang
maksimal.
4) Menjadi muslim yang berilmu yang tidak hanya sekedar puasa dan sholat saja.
Sebagai seorang muslim sudah semestinya kita mempunyai iman yang kuat hal
itu dapat dibantu oleh ilmu yang kita punya juga.
2.1.7. Gaya Bahasa
Menurut Tarigan (2013: 4), gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan
untk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan dan membandingkan suatu
benda atau hal tertentu dengan benda atau dengan hal yang lain yang lebih umum.
Dalam novel “ Rentang Kisah “ ini ada beberapa bahasa yang digunakan seperti :
Gaya Bahasa Hiperbola
Menurut Tarigan, majas atau gaya bahasa hiperbola adalah gaya
bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya
atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau
situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Seperti dalam
kutipan :
- “Mengingat udah dari berbulan-bulan lalu aku sakit nggak jelas dan
kondisi badan sekarang udah kaya mayat hidup”. Kalimat “ mayat hidup
“ termasuk ke dalam pernyataan yang berlebihan dan merupakan gaya
bahasa hiperbola karena bagaimana mungkin mayat bisa hidup kembali.
12
- “ Usahanya setengah mati lho, ma.Nggak ada selamat atau apa gitu?”
keluhanku dalam hati”. Kalimat “ setengah mati “ juga termasuk ke dalam
gaya bahasa hiperbola.
Gaya Bahasa Persinofikasi
Menurut Keraf (1988: 140), majas personifikasi yaitu semacam majas yang
mengambarkan barang yang tidak bernyawa atau benda mati sehingga sifat- sifat
atau seolah-olah seperti kemanusiaan.
Dalam novel ini terdapat gaya bahasa Personifikasi seperti dalam kutipan
berikut ini
“ Namun saat itu aku sedang berada di atas awan, harapanku mendapatkan
apresiasi agak lebih besar dari biasanya.”. Kalimat “ berada diatas awan “ ini
termasuk kedalam gaya bahasa personifikasi, yang arti sebenarnya adalah sedang
berbahagia namun digambarkab dengan kalimat “ sedang berada diatas awan”
Gita Savitri Devi lahir di Palembang, 27 Juli 1992. Wanita berhijab ini dikenal
sebagai konten kreator video YouTube, penulis blog, influencer di media sosial
(medsos), sekaligus penulis buku yang sangat menginspirasi, khususnya di kalangan
kaum hawa. Gita Savitri menetap di Jerman sejak umur 18 tahun, saat memulai
studinya di bangku kuliah. Gita kuliah jurusan Kimia Murni di Freie Universitat,
Berlin, Jerman. Gita Savitri mulai serius sebagai konten kreator
untuk channel YouTube miliknya sejak tahun 2016. Di antaranya, video beropini,
video blog (vlog), travel vlog, video tentang Jerman, meng-cover lagu, video soal
kecantikan, Question and Answer (Q&A), dan masih banyak konten pembahasan positif
lainnya. Pada 2017, Gita Savitri merilis novel pertamanya, Rentang Kisah. Di tahun
yang sama ia juga merilis lagunya sendiri yang berjudul "Seandainya". Rentang
Kisah dan "Seandainya" sama-sama bertemakan percintaan antara Gita dan Paul. Novel
ini kemudian diangkat ke layar lebar dengan judul sama dan "Seandainya"
menjadi soundtrack di baliknya. Gita menikah dengan Paul Andre Partohap pada 4
Agustus 2018. Awalnya, Gita dan Paul adalah pasangan berbeda agama. Paul kemudian
menjadi mualaf.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam novel “ Rentang Kisah “ karya Gita Savitri Devi ini semuanya menceritakan
tentang ungakapan dirinya sendiri dan bagaimna perjuangannya dalam menjalani lika-
liku kehidupan. Dengan mengkaji novel seperti ini dapat menekankan nilai pada karya
sastra itu sendiri, sebagai karya yang otonom dengan menjadikan karya sastra sebagai
sumber informasi yang objektif dan menginspirasi. Dengan kita melakukan kajian atau
analisis, kita akan menjadi paham akan struktur dan unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya. Dalam novel “ Rentang Kisah” memiliki tema yang menceritakan tentang
kisah atau perjalanan hidup pengarang, memiliki alur maju, tokoh yang terdapat dalam
novel ini diantaranya : Gita, Ibu, Cumi,Tante, Paulus dan unsur unsur lainnya dapat
diketahui dengan melakukan kajian atau analisis.
3.2. Saran
Bagi para pembaca sekalian yang ingin memperoleh informasi lebih lengkapnya
mengenai kajian puisi ,disarankan agar mencari lagi referensi yang lain, karena tidak
dapat penulis pungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.tabloidbintang.com/berita/sosok/read/163150/profil-gita-savitri-influencer-
yang-tak-ingin-memiliki-anak
https://www.tabloidbintang.com/berita/sosok/read/163150/profil-gita-savitri-influencer-
yang-tak-ingin-memiliki-anak
http://eprints.unm.ac.id/6424/1/SKRIPSI%20LENGKAP%20FEBRIANTO%20LAPU
%27.pdf
https://repository.usd.ac.id/20734/2/001224048_Full.pdf
http://pics.unipma.ac.id/content/download/B009_05_09_2019_08_30_17Buku
%20Kajian%20Kesusastraan.pdf
15