Pada awalnya OPM dikendalikan oleh warga negara Belanda yang bertujuan untuk
melepaskan Papua dari Indonesia serta permintaan tokoh pejuang Papua untuk menerima
kewarganegaraan Belanda dan mengangkat warga Papua menjadi bagian pemerintahan
sampai dengan pengaktifan pemerintahan Indonesia pada tahun 1963. Hal tersebut terjadi
karena pada awal mula dirikan OPM itu dimulai sejak Perang Dunia II. Saat itu Hindia
Belanda membantu menyuplai minyak untuk melawan Jepang hingga berakhir dengan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Di saat itu juga Nugini Belanda atau
Nugini Barat dan Australia menguasai wilayah Papua dan Nugini Britania yang menolak
Jepang bersatu hingga pada akhirnya bersekutu dengan pasukan Amerika Serikat dan
Australia untuk bertempur di Perang Pasifik.
Hingga adanya hubungan antara Nugini Belanda dengan Belanda. Sebelumnya sudah ada
perjanjian di tahun 1957 antara Australia dengan Belanda yang mengatakan bahwa teritori
mereka berdua lebih baik disatukan dan merdeka. Namun, tidak ada upaya pembangunan di
teritori Australia serta adanya kepentingan oleh Amerika Serikat, membuat munculnya 2
wilayah berpisah dan memunculkan sebuah organisasi yang bernama Organisasi Papua
Merdeka.
OPM terdiri dari dua fraksi yaitu pertama, fraksi yang didirikan pada
tahun 1963 oleh Aser Demotekay di Jayapura dan Fraksi kedua yaitu
fraksi yang didirikan pada tahun 1964 oleh Terianus Aronggear di
Manokwari
Upaya yang dilakukan Aser Demotekay untuk mencapai kemerdekaan Papua yaitu dengan
cara bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dan tanpa menggunakan aksi kekerasan.
Harapan Aser dengan cara bekerjasama dengan pemerintah Indonesia akan lebih mudah
mendapatkan kemerdekaan Papua.
Di Masa kepemimpinan Terianus, OPM disebut sebagai “Organisasi Perjuangan Menuju
Kemerdekaan Negara Papua Merdeka”. Fraksi yang dipimpin Terianus lebih berani karena ia
lebih memilih untuk melakukan perlawanan bersenjata daripada fraksi yang dipimpin Aser
yang masih menggunakan pendekatan diplomatis.
Pada masa orde lama, OPM mengalami peningkatan
keanggotaan. Meskipun anggota OPM tidak sebanding dengan anggota TNI/Polri,
namun OPM sulit untuk ditangani karena wilayah Papua didominasi oleh hutan sehingga
sangat sulit untuk melacak tempat persembunyiannya.7 Perjuangan OPM semakin serius
dengan berhasilnya OPM memperoleh dukungan dari negara Vanuatu pada tahun 1965.
SUMBER :