DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. Dewi Ratna Wita
2. Herma Sofiani
3. Eli Novia Sarifah
4. Fahrol Fadli Fahmi
5. Fahri Fahrezi S
6. Filivia
A. Latar Belakang
Pasukan Jepang sejak awal berusaha menguasai Indonesia sejak pecah perang Pasifik.
Alasannya, Angkatan Perang Jepang (Dai Nippon) membutuhkan minyak bumi dan bahan
mentah lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan angkatan perangnya. Pada 10 Januari
1942, tentara Jepang telah mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur kemudian disusul dengan
penguasaan daerah Balikpapan, Pontianak dan Banjarmasin. Daerah-daerah pertambangan
minyak di Kalimantan dengan mudah dikuasai Jepang. Tentara Jepang bergerak ke Suamtera,
menduduki Palembang pada 14 Februari 1942. Sehingga makin mudah merebut Pulau Jawa.
Tentara Jepang menjalankan siasat perang kilat (Blitz Krieg) untuk mewujudkan
Imperium Asia Timur Raya. Dalam menghadapi ekspansi Jepang, Sekutu membentuk
ABDACOM (American, British, Dutch, Australian Command) dengan markas di Lembang,
Bandung. Sementara itu Letjend Hein Ter Poorten diangkat sebagai Panglima Tentara Hindia
Belanda (KNIL). Namun dalam waktu relatif singkat tentara Jepang dapat menguasai hampir
seluruh kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.
4. Proklamasi Kemerdekaan
Ada berbagai peristiwa penting terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dibacakan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Rangkaian
peristiwa penting itu terjadi di beberapa tempat dan menjadi momen yang tercatat dalam
sejarah bangsa Indonesia.
Berikut adalah rangkaian peristiwa penting yang terjadi sebelum Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
a. Pembentukan BPUPKI
Jepang melakukan upaya untuk mengambil hati bangsa Indonesia setelah posisinya
terjepit oleh sekutu pada Perang Dunia Kedua. Pada 7 September 1944, perdana Menteri
Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso menyebut bahwa Indonesia akan diberikan kemerdekaan jika
Jepang mencapai kemenangan dalam perang Asia Timur Raya
b. Pembentukkan PPKI
Hasil sidang BPUPKI kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. PPKI diresmikan pada
tanggal 9 Agustus 1945 di Kota Ho CHi Minh, Vietnam oleh Jenderal Terauchi. Peresmian
berdirinya PPKI dihadiri oleh Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan Dr. Radjiman
Wedyodiningrat.
c. Pemboman Hiroshima dan Nagasaki
Peristiwa pemboman Hiroshima dan Nagasaki oleh sekutu menjadi faktor eksternal
yang memengaruhi peristiwa Proklamasi Kemerdekaan. Pada 6 Agustus 1945 bom pertama
jatuh di Hiroshima, dan tiga hari kemudian pada 9 Agustus 1945 bom kedua jatuh di
Nagasaki. Dua kota penting yang dihancurkan tersebut membuat kekalahan Jepang atas
sekutu sudah di depan mata. Ditambah lagi, pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara
resmi menyerah tanpa syarat kepada Sekutu di kapal USS Missouri.
d. Peristiwa Rengasdengklok
Menyerahnya Jepang kepada Sekutu menimbulkan tekanan Golongan Muda agar
Golongan Tua segera mempercepat proklamasi kemerdekaan. Namun kedua tokoh Golongan
Tua yaitu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta memilih untuk menunggu keputusan Jepang
dan hasil sidang PPKI. Hingga tanggal 16 Agustus 1945 dini hari, Golongan Muda yaitu
Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" menculik dan
membawa Soekarno serta Hatta ke Rengasdengklok.
e. Penyusunan Naskah Proklamasi
Penyusunan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kemudian disusun pada tanggal 16
Agustus 1945 sekembalinya Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dari Rengasdengklok.
Peristiwa penyusunan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini terjadi di rumah
Laksamana Muda Maeda Tadashi di Jl. Imam Bonjol no. 1, Jakarta Pusat. Sayuti Melik
menjadi sosok yang bertugas mengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sementara di hari bersejarah tersebut, bendera merah putih yang dikibarkan dijahit sendiri
oleh Ibu Fatmawati.
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Dengan menyerahnya Jepang, Perang Dunia II pun resmi berakhir. Sementara itu,
status Indonesia yang merupakan negara jajahan Jepang, menjadi vacuum of power atau
terjadinya kekosongan kekuasaan. Jepang sebenarnya berusaha mencegah agar berita mereka
menyerah kepada Sekutu tidak sampai ke Indonesia. Namun, salah satu tokoh Indonesia,
yakni Sutan Sjahrir, telah mendengar kabar Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Sjahrir segera menyampaikan kabar tersebut kepada golongan muda yang kemudian bergegas
mendesak dua tokoh penting bangsa Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, untuk
segera memproklamasikan kemerdekaan.
Soekarno dan Hatta pun sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung di kediaman
Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi.
Dengan dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno, masa pendudukan
Jepang di Indonesia pun resmi berakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Smith, John. Perang Dunia II di Asia: Perjuangan dan Kemenangan. Penerbit ABC, 2005.
Tanaka, Hiroshi. Penjajahan Jepang dan Perlawanan Lokal. Penerbit XYZ, 2010..
Wang, Chen. Strategi Bersenjata dalam Perang Asia Timur. Penerbit OPQ, 2007.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Intan Saroja
2. Muliza Selvia
3. Lisa Novita
4. M. Hafidz Syahfadil
5. Kurniawan
6. Mardiana
A. Latar Belakang
Perjuangan dengan kooperatif, bawah tanah dan bersenjata menjadi bagian integral
dari sejarah banyak gerakan perlawanan di berbagai belahan dunia. Periode Perang Dunia II
menjadi saksi perjuangan berbagai bangsa melawan pendudukanjepang. Selama perlawanan
ini, muncul dinamika unik dari gerakan kooperatif, bawah tanah, dan bersenjata yang
memainkan peran kunci dalam perjuangan melawan penjajahan Jepang di Asia.
Tujuan Jepang menduduki Indonesia adalah karena negara tersebut membutuhkan
sumber daya untuk menunjang keperluan Perang Asia Pasifik. Sejak saat itu, Jepang terus
berusaha mendapat dukungan dari rakyat Indonesia, terutama para pemimpin nasionalis,
seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir. Awalnya, Soekarno, Mohammad
Hatta, dan Sjahrir menolak untuk bekerja sama dengan Jepang. Namun, keputusan itu
berubah. Mereka setuju bekerja sama dengan Jepang agar bisa melanjutkan perjuangan
kemerdekaan. Perjuangan Indonesia saat itu dilanjutkan dengan dua cara, yaitu gerakan atas
tanah dan gerakan bawah tanah. Gerakan bawah tanah disebut sebagai gerakan secara rahasia,
karena bertujuan agar tidak dicurigai oleh pemerintah Jepang.
Pada Februari 1945 terjadi pemberontakan tentara PETA di Blitar di bawah pimpinan
Supriyadi. Pemberontakan tersebut sangat merepotkan pemerintah pendudukan Jepang Jog
dan hampir diikuti oleh seluruh anggota batalyon. Kekuatan tentara Jepang sulit ditandingi
karena dipersenjatai tank dan pesawat udara. Pimpinan tentara Jepang menyerukan agar
tentara PETA menyerah dan kembali ke kesatuan masing-masing.
Kurang lebih setengah pasukan Supriyadi kembali. Tetapi mereka yang kembali justru
ditahan dan disiksa polisi Jepang. Supriyadi dan sisa pasukannya tetap setia melawan.
Mereka membuat pertahanan di lereng Gunung Kawi dan Distrik Pare. Namun,
pemberontakan tersebut mengalami kegagalan karena persiapannya tidak matang dan rakyat
pun tidak mendukung terhadap pemberontakan tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Perjuangan melawan kooperatif bawah tanah bersenjata mencerminkan perlawanan
yanggigih dan keberanian individu dan kelompok dalam menghadapi penindasan. Melalui
strategiyang cerdik, dukungan masyarakat, dan tekad yang kuat, gerakan ini telah memainkan
peranpenting dalam mengubah garis sejarah dan memperjuangkan hak-hak kemanusiaan.
Perjuangan Melawan Jepang dan Dinamika Gerakan Kooperatif, Bawah Tanah, dan
bersenjata. Perjuangan melawan Jepang selama Perang Dunia II mencerminkan tekad dan
keberanianmasyarakat yang berusaha mempertahankan hak mereka untuk merdeka. Melalui
perlawanan militer, gerakan gerilya, dan kontribusi sipil, banyak negara berhasil merebut
kembalikemerdekaan mereka, membuka jalan bagi perubahan besar dalam sejarah Asia dan
dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Rahata, Ringgo. Masa Pendudukan Jepang di Indonesia. 2019. Maraga Borneo Tarigas:
Singkawang
Tanaka, Hiroshi. Penjajahan Jepang dan Perlawanan Lokal. Penerbit XYZ, 2010.
Lee, Mei Ling. Gerakan Bawah Tanah Asia: Sejarah dan Tantangan. Penerbit LMN, 2018.
Wang, Chen. Strategi Bersenjata dalam Perang Asia Timur. Penerbit OPQ, 2007.