Perang Dunia II terjadi setelah Jepang berhasil mengebom Pearl Harbour pada
tanggal 7 Desember 1941. Jepang semakin percaya diri dan mampu mewujudkan
impiannya membentuk Persemakmuran Asia Timur Raya. Akibatnya darah yang berada di
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara berhasil dikuasai oleh Jepang termasuk Indonesia.
Pada tanggal 10 Januari Jepang melancarkan serangan pertamanya yang ditujukan untuk
merebut instalasi minyak di Tarakan, Kalimantan Timur. Tanggal 11 Januari 1942 Jepang
menyerang kawasan kilang minyak dan berhasil menguasainya pada tanggal 12 Januari
1942. Tanggal 11 Januari menjadi penanda mendaratnya pasukan Jepang pertama kali di
wilayah Indonesia. Setelah berhasil menaklukkan Tarakan kemudian Jepang berusaha
untuk menaklukkan Balikpapan. Kemudian setelah ia berhasil menguasai Balikpapan
Jepang berusaha untuk menaklukkan Pontianak, Samarinda, dan Banjarmasin.
Kekalahan terbesar yang dialami oleh Jepang yaitu ketika terjadinya pertempuran
laut di dekat Kepulauan Bismarck pada tanggal 1 Maret 1943. Penanda dari berakhirnya
peperangan yang terjadi tersebut pada tanggal 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Dampak dari
adanya ledakan bom atom tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa yang berjatuhan dan
kerugian besar akibat hancurnya kedua kota tersebut. Secara politis hal ini dinilai sangat
mempersulit kedudukan dari Kaisar Hirohito karena harus berusaha untuk menghentikan
peperangan dengan cepat supaya tidak menambah korban jiwa yang berjatuhan. Hal ini
diartikan bahwa Jepang harus menyerah kepada Sekutu secepatnya. Pada tanggal 14
Agustus 1945 akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu yang menjadi
penanda bahwa Jepang telah kalah dalam Perang Dunia II tetapi Jepang berusaha kuat
untuk menutupi kekalahannya. Akan tetapi, berita kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II
berhasil terdengar oleh kelompok Sutan Sjahrir. Dengan demikian, terjadi kekosongan
kekuasaan di Indonesia pada saat itu, dan momen tersebut dimanfaatkan oleh rakyat
Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Sembari menunggu Jepang
menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada sekutu, Jepang diwajibkan untuk menjaga
status quo yang mana artinya Jepang harus menjaga Indonesia supaya tidak jatuh ke tangan
Belanda kembali.
Pembentukan BPUPKI
Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang membentuk sebuah badan yang disebut dengan
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau nama
lainnya yakni dokuritsu junbi cosakai dan diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945. Tugas
dari BPUPKI yakni menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI
beranggotakan 60 orang yang diketuai oleh DR. K.R.T. Radjiman Wedioningrat
(Indonesia) dan Ichibangase (Jepang). BPUPKI melakukan sidang pertama pada tanggal 29
Mei-1 Juni 1945 yang membahas tentang perumusan dasar negara untuk Indonesia. Pada
sidang yang pertama terdapat tiga tokoh yang mengajukan perumusan Pancasila yakni
Moh. Yamin, Prof. Dr, Supomo, dan Ir. Soekarno. BPUPKI menyelenggarakan sidang yang
kedua pada tanggal 10-16 Juni 1945. Sidang yang kedua melanjutkan perumusan dasar
negara yang belum selesai ketika sidang pertama. Kemudian membahas tentang bentuk
negara dan rancangan UUD 1945. Pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuk panitia sembilan
yang menghasilkan rumusan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Setelah BPUPKI
dianggap telah selesai menjalankan tugasnya maka BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7
Agustus 1945.
Pembentukan PPKI
Peristiwa Rengasdengklok
Ketika Jepang datang ke Indonesia dan berambisi untuk membentuk imperium Asia
Timur Raya pada masa Perang Dunia II tetapi ambisi tersebut gagal dan Jepang mengalami
kekalahan pada perang tersebut. Kekalahan Jepang memberikan dampak yang besar bagi
rakyat Indonesia. Pada saat itulah ketegangan mulai muncul di antara golongan tua dengan
golongan muda mengenai penentuan waktu yang tepat untuk pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan Indonesia.