Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Materi Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1. Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II

Perang Dunia II terjadi setelah Jepang berhasil mengebom Pearl Harbour pada
tanggal 7 Desember 1941. Jepang semakin percaya diri dan mampu mewujudkan
impiannya membentuk Persemakmuran Asia Timur Raya. Akibatnya darah yang berada di
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara berhasil dikuasai oleh Jepang termasuk Indonesia.
Pada tanggal 10 Januari Jepang melancarkan serangan pertamanya yang ditujukan untuk
merebut instalasi minyak di Tarakan, Kalimantan Timur. Tanggal 11 Januari 1942 Jepang
menyerang kawasan kilang minyak dan berhasil menguasainya pada tanggal 12 Januari
1942. Tanggal 11 Januari menjadi penanda mendaratnya pasukan Jepang pertama kali di
wilayah Indonesia. Setelah berhasil menaklukkan Tarakan kemudian Jepang berusaha
untuk menaklukkan Balikpapan. Kemudian setelah ia berhasil menguasai Balikpapan
Jepang berusaha untuk menaklukkan Pontianak, Samarinda, dan Banjarmasin.

Seiring berjalannya waktu, Jepang mulai mengalami kesulitan, terutama ketika


Amerika menarik sebagian pasukannya dari Eropa. Serangan Jepang terhadap Australia
berhasil dihentikan setelah Jepang mengalami kekalahan pada bulan Mei 1942 dalam
pertempuran Laut Koral (Karang). Selain itu, serangan Jepang terhadap Hawai juga
berhasil digagalkan oleh Amerika Serikat pada bulan Juni 1942 dalam pertempuran di
Midway. Setelah Jepang mengalami kekalahan di berbagai pertempuran, akhirnya Jepang
harus menyerahkan kekuasaannya kepada Sekutu melalui perjanjian Post Dam. Kemudian,
pada tanggal 8 Desember 1941 Jepang secara mendadak mengebom Pearl Harbour yang
menjadi pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat dan menjadikan Amerika Serikat
menjadi lumpuh total. Akan tetapi, pada kenyataannya Jepang tidak mampu untuk
melumpuhkan Amerika dan Amerika justru menjadi musuh yang paling berat bagi Jepang.

Ketika Perang Dunia II pasukan Jepang berharap dapat memenagkannya, tetapi


harapan tersebut gagal setelah Jepang harus mengalami kekalahan. Jepang berharap dapat
memenagkan perang tersebut karena, apabila Jepang memenangkan perang tersebut maka
seluruh orang yang berada di kawasan Asia akan patuh dan hormat kepadanya. Dalam
kurun waktu lima bulan setelah terjadinya Perang Dunia II Amerika Serikat berhasil
membuat Jepang mengalami kekalahan secara berturut-turut pada saat perang Laut Karang
4 Mei 1942 dan Perang di Guadacanal 6 November 1942.

Kekalahan terbesar yang dialami oleh Jepang yaitu ketika terjadinya pertempuran
laut di dekat Kepulauan Bismarck pada tanggal 1 Maret 1943. Penanda dari berakhirnya
peperangan yang terjadi tersebut pada tanggal 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Dampak dari
adanya ledakan bom atom tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa yang berjatuhan dan
kerugian besar akibat hancurnya kedua kota tersebut. Secara politis hal ini dinilai sangat
mempersulit kedudukan dari Kaisar Hirohito karena harus berusaha untuk menghentikan
peperangan dengan cepat supaya tidak menambah korban jiwa yang berjatuhan. Hal ini
diartikan bahwa Jepang harus menyerah kepada Sekutu secepatnya. Pada tanggal 14
Agustus 1945 akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu yang menjadi
penanda bahwa Jepang telah kalah dalam Perang Dunia II tetapi Jepang berusaha kuat
untuk menutupi kekalahannya. Akan tetapi, berita kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II
berhasil terdengar oleh kelompok Sutan Sjahrir. Dengan demikian, terjadi kekosongan
kekuasaan di Indonesia pada saat itu, dan momen tersebut dimanfaatkan oleh rakyat
Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Sembari menunggu Jepang
menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada sekutu, Jepang diwajibkan untuk menjaga
status quo yang mana artinya Jepang harus menjaga Indonesia supaya tidak jatuh ke tangan
Belanda kembali.

2. Menuju Proklamasi Kemerdekaan

Pembentukan BPUPKI

Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang membentuk sebuah badan yang disebut dengan
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau nama
lainnya yakni dokuritsu junbi cosakai dan diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945. Tugas
dari BPUPKI yakni menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI
beranggotakan 60 orang yang diketuai oleh DR. K.R.T. Radjiman Wedioningrat
(Indonesia) dan Ichibangase (Jepang). BPUPKI melakukan sidang pertama pada tanggal 29
Mei-1 Juni 1945 yang membahas tentang perumusan dasar negara untuk Indonesia. Pada
sidang yang pertama terdapat tiga tokoh yang mengajukan perumusan Pancasila yakni
Moh. Yamin, Prof. Dr, Supomo, dan Ir. Soekarno. BPUPKI menyelenggarakan sidang yang
kedua pada tanggal 10-16 Juni 1945. Sidang yang kedua melanjutkan perumusan dasar
negara yang belum selesai ketika sidang pertama. Kemudian membahas tentang bentuk
negara dan rancangan UUD 1945. Pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuk panitia sembilan
yang menghasilkan rumusan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Setelah BPUPKI
dianggap telah selesai menjalankan tugasnya maka BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7
Agustus 1945.

Pembentukan PPKI

Setelah BPUPKI dibubarkan, pemerintah Jepang membentuk badan yang dikenal


dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai pada
tanggal 7 Agustus 1945. tugas PPKI yakni melanjutkan hasil kerja dari BPUPKI dan
mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang ke Indonesia. Sebelum
dilaksanakannya kemerdekaan Indonesia pemerintah Jepang Marsekal Terauchi memanggil
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr.K.R.T. Radjiman Wedioningrat ke Dalat, Vietnam
pada tanggal 9 Agustus 1945 untuk memperoleh informasi pemberian kemerdekaan dari
pemerintah Jepang. Tanggal 12 Agustus 1945 ketiga tokoh tersebut memperoleh informasi
bahwa kemerdekaan Indonesia akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945.

Sidang pertama PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan


mengesahkan UUD 1945, menetapkan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai presiden
dan wakil presiden Indonesia, membentuk komite nasional. Sidang kedua PPKI pada
tanggal 19 Agustus 1945 memperoleh keputusan menetapkan 12 kementerian dan para
menterinya, wilayah Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi, membentuk KNIP. Sidang PPKI
ketiga pada tanggal 22 Agustus 1945 memperoleh keputusan membentuk komite nasional
Indonesia, menetapkan PNI sebagai partai politik tunggal di Indonesia, membentuk BKR.

Peristiwa Rengasdengklok
Ketika Jepang datang ke Indonesia dan berambisi untuk membentuk imperium Asia
Timur Raya pada masa Perang Dunia II tetapi ambisi tersebut gagal dan Jepang mengalami
kekalahan pada perang tersebut. Kekalahan Jepang memberikan dampak yang besar bagi
rakyat Indonesia. Pada saat itulah ketegangan mulai muncul di antara golongan tua dengan
golongan muda mengenai penentuan waktu yang tepat untuk pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan Indonesia.

Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II yang disembunyikan dari masyarakat


luas termasuk Indonesia membuat terhambatnya pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Akan tetapi, berkat usaha dari para golongan muda yang bekerja di kantor berita
Jepang, berita kekalahan tersebut akhirnya dapat terdengar. Golongan muda yang berhasil
mendengar berita kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II yakni Sutan Sjahrir dan
berusaha mendesak golongan tua (Soekarno dan Hatta) untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, namun golongan tua justru menginginkan supaya proklamasi
kemerdekaan Indonesia dilaksanakan melalui PPKI badan bentukan Jepang. Akibat
golongan Muda yang sudah tidak sabar dan merasa kurang puas dengan jawaban golongan
tua membuat golongan muda bertindak lebih cepat untuk melakukan penculikan terhadap
Soekarno dan Hatta dibawa menuju ke Rengasdengklok supaya tidak dipengeruhi oleh
Jepang. Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat untuk mengasingkan Soekarno dan
Hatta karena, letaknya yang jauh dari pusat kota sehingga aman untuk dijadikan sebagai
tempat pengungsian Soekarno dan Hatta agar tidak dipengaruhi oleh Jepang.

Setelah Soekarno-Hatta diculik oleh golongan muda ke Rengasdengklok,


selanjutnya Soekarno di hadapan Sudanco Singgih memutuskan untuk bersedia
melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia setelah kembalinya ke Jakarta. Akhirnya
golongan tua dan golongan muda menyepakati bahwa proklamasi kemerdekaan harus
dilakukan oleh Soekarno di Jakarta. Keesokan harinya, Ahmad Soebardjo mempertaruhkan
nyawanya untuk menjemput Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta dan menjamin akan
dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hasil dari rapat ketika di
Rengasdengklok adalah Proklamasi Kemerdekaan akan dilakukan pada tanggal 17 Agustus
1945 dan diberi waktu selambat-lambatnya hingga pukul 12.00 WIB.

3. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Ketika terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia dimanfaatkan oleh golongan tua
dan golongan muda untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah
melewati berbagai macam rintangan pada akhirnya disepakati bahwa pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang
bertempat di jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta pukul 10.00 WIB. Ketika sebuah
negara baru berdiri maka membutuhkan seorang presiden sebagai pemimpin negara dalam
struktur pemerintahan. Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melaksanakan sidang pertama
yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Pada sidang PPKI pertama yakni menghasilkan
keputusan berupa disahkannya UUD 1945, pemilihan presiden dan wakil presiden. Pada
hari Sabtu 19 Agustus 1945 diusulkannya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai
presiden dan wakil presiden dalam sidang pertama PPKI yang diselenggarakan di Gedung
Chuo-Sangi-In, dan dihadiri oleh 21 orang anggota PPKI. Pada rapat PPKI tersebut
membahas tentang rancangan pembukaan dan Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan
ketika rapat BPUPKI sehingga diselesaikan dalam kurun waktu kurang dari dua jam.
Selanjutnya dilanjutkan sidang kedua pada hari yang sama di siang harinya menghasilkan
keputusan berupa dibentuknya panitia kecil oleh Ir. Soekarno.
Hasil rancangan pembukaan dan Undang-Undang Dasar tersebut dilaporkan oleh
Otto Iskandar Di Nata ketika rapat PPKI yang kedua. Pada saat itu ia menjabat sebagai
menteri yang mengurus keamanan negara, karena pada saat itu merupakan masalah paling
krusial ketika awal kemerdekaan. Pada akhirnya perjuangan untuk meraih kemerdekaan
merupakan bentuk kerja sama antara golongan tua dengan golongan muda. Setelah
Soekarno-Hatta tiba di Jakarta segera bergegas menuju kerumah Laksamana Tadashi
Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sesampainya
disana golongan tua dan golongan muda bergegas untuk merumuskan naskah proklamasi
dan menghasilkan naskah proklamasi yang akan dibacakan ketika pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Supaya seluruh masyarkat Indonesia mengetahui berita
proklamasi kemerdekaan golongan muda yang diwakili oleh Sukarni mengusulkan agar
naskah proklamasi dibacakan di Lapangan Ikada. Akan tetapi usulan dari Sukarni tersebut
ditolak oleh golongan tua dan golongan muda yang lain karena dikhawatirkan akan
terjadinya pertumpahan darah yang disesbabkan oleh adanya bentrokan antara rakyat
Indonesia dengan tentara militer yang berjaga-jaga disana. Untuk menghindari terjadinya
hal tersebut maka teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada akhinya dibacakan di
rumah Ir. Soekarno yang berada di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta pada tanggal 17
Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
4. Sambutan Terhadap Berita Proklamasi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa yang sangat penting
dalam sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa Proklamasi menjadi tonggak awal berdirinya
negara Indonesia dan menjadi puncak perjuangan dari para pejuang kemerdekaan.
Peristiwa ini perlu untuk diketahui oleh masyarakat luas baik itu dalam negeri maupun luar
negeri. Melalui adanya proklamasi menjadi awal dari berdirinya sebuah negara baru yang
berdaulat untuk memperoleh pengakuan dari negara lain khususnya bangsa-bangsa yang
pernah melakukan praktik kolonialisme dan imperialisme di Indonesia. Penyebarluasan
berita proklamasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut;
a. Melalui siaran radio milik kantor berita Jepang.
b. Selebaran surat kabar, spanduk, pamflet.
c. Mengirimkan delegasi ke negara-negara lain yang menjalin hubungan persahabatan
dengan Indonesia contohnya seperti Mr. Pilar dan Mr. AA Maramis ke India untuk
memperoleh dukungan dan diakui oleh negara lain bahwa telah berdiri sebuah negara
baru yakni Indonesia.
d. Membuat poster,coretan-coretan di dinding serta gerbong kereta api yang berisikan
tentang informasi terkait proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai