Anda di halaman 1dari 3

PD II

JEPANG LAWAN BELANDA, BERADA PADA KUBU YANG BERBEDA

BELANDA (BERSEKUTU DENGAN AMERIKA DAN INGGIRS)


JEPANG (BERSEKUTU DENGAN JERMAN DAN ITALIA)

tujuan awal Jepang atas penguasaan terhadap Hindia Belanda adalah ingin menguasai kekayaan alam
Nusantara untuk kebutuhan perang dan industri.

Jepang menjadi salah satu kekuatan penting dalam Perang Dunia II. Bahkan, pada 7 Desember 1941,
Jepang menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii.

Jepang merespons tantangan tersebut dengan mengirimkan pasukannya ke wilayah Tarakan, Kalimantan
Timur, pada 11 Januari 1942.
di Kalijati pada 8 Maret 1942. Disepakati bahwa angkatan perang Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang.

wilayah Indonesia berada dalam pendudukan pemerintahan militer Jepang.

PROPAGANDA JEPANG
Setelah resmi menduduki Indonesia sejak 8 Maret 1942
Gerakan 3A
Salah satu propaganda yang Jepang lakukan ialah membentuk Gerakan 3A, yaitu Nippon Pemimpin Asia,
Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya Asia.
gerakan 3A dibentuk oleh Jepang diterapkan untuk membantu usaha peperangan mereka melawan Sekutu
di Perang Dunia Kedua.

Selain Gerakan 3A, pemerintah militer Jepang juga menyebarkan berbagai propaganda lainnya serta
kegiatan-kegiatan dan membentuk deretan organisasi yang melibatkan orang-orang Indonesia, seperti
Pembela Tanah Air (PETA), Heiho, Seinendan, Keibodan, Barisan Pelopor, dan masih banyak lagi.

erlakuan Dai Nippon terhadap rakyat Indonesia justru semakin kejam, penerapan kerja paksa romusha
dan jugun ianfu adalah sedikit contohnya.

Hingga akhirnya, pada pertengahan tahun 1945, Jepang menunjukkan tanda-tanda kekalahan dan
akhirnya menyerah kepada Sekutu. Situasi ini membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk
menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

KEKALAHAN JEPANG

1. 6-9 AGUSTUS 1945


(2 KOTA PENTING JEPANG HIROSIMA DAN NAGASAKI DI BOM ATOM)
7 agustus 1945
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai",
berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu
Junbi Inkai 

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI
diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu 

Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia

pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah
menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan
RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
2. 14 AGUSTUS
JEPANG MENGUMUMKAN MENYERAH TANPA SYARAT KEPADA SEKUTU
TERJADI KEKOSONGAN KEKUASAAN DI INDONESIA
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri. Tentara
dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang berjanji akan mengembalikan
kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu.

3. 16 Agustus 1945 terjadi peristiwa rengasdemgklok

GOLONGAN MUDA MENGINGINKAN SEGERA MERDEKA


Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil
pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi
menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang.

Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat
menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah
hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan
buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang

Penculikan soekarno dan hatta oleh golongan muda


Golongan tua akhirnya setuju untuk memproklamasikan untuk merdeka
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau
tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Drs.
Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Anda mungkin juga menyukai