Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH SINGKAT KRONOLOGI DARI KEDATANGAN JEPANG

HINGGA PEMBACAAN TEKS PROKLAMASI

Pada Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sebagai
Perdana Menteri Jepang.[2] Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Tambelang
tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941,
mereka melihat bahwa Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda harus dihadapi sekaligus apabila
mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika
melancarkan embargo minyak bumi yang sangat dibutuhkan untuk industri di Jepang maupun
untuk keperluan perang.

tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika
Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan
Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu
penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan
yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infanteri yang didukung oleh 7 resimen tank
serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari.

Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.[5]
Tiga hari kemudian, Jerman menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Kondisi ini
menjadikan Amerika Serikat tergabung dengan pasukan Sekutu dan terlibat pertempuran di
Eropa dan Asia Pasifik.

Setelah mengebom Pearl Harbor, Jepang dengan mudah melebarkan sayap ke Asia Tenggara
guna merebutnya dari negara-negara Barat. Jepang mendarat pertama kali di Indonesia pada 11
Januari 1942, tepatnya di Tarakan, yang dulunya termasuk wilayah Kalimantan Timur. Selain
kaya akan minyak bumi, kota-kota di Kalimantan juga dikenal sebagai penghasil bahan mentah
bagi industri dan mesin perang negara Barat, seperti Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini tentu
membuat Jepang semakin tertarik untuk menguasai Indonesia, agar cadangan logistik dan
bahan industrinya bisa lebih tercukupi.
Setelah Jepang datang ke Indonesia melalui wilayah Tarakan dan merebutnya dari Belanda,
mereka pun mulai menginvasi kota lain di Kalimantan, seperti Balikpapan, Pontianak, Samarinda,
Banjarmasin, kemudian Palembang di Sumatera Selatan. Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah
tanpa syarat kepada Jepang, yang membuat Jepang secara resmi memulai pendudukannya di
Indonesia.namun kemenangan jepang berakhir setelah pertempuran midway pada juni 1942,
jepang mengalami banyak kekalahan sehingga jepang terdesak dan membuat organisasi untuk
persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI.

Posisi Jepang yang semakin terdesak karena Perang Asia Pasifik pada akhir 1944
melatarbelakangi dibentuknya BPUPKI.

Ketika posisi Jepang terdesak, rakyat Indonesia pun semakin gencar melakukan
pemberontakan untuk menuntut kemerdekaan.

Dalam kondisi tersebut, Jepang pun memutuskan membentuk BPUPKI sebagai wujud
memenuhi janji untuk memberikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia..

Namun, Jepang sebenarnya memiliki motif lain dalam pembentukan BPUPKI, yaitu menarik
simpati rakyat Indonesia dan mempertahankan sisa-sisa kekuatan mereka.

Dengan membentuk BPUPKI, Jepang berupaya membuat pribumi percaya bahwa mereka
adalah pembebas Indonesia dari penjajahan pemerintah kolonial Belanda dan Sekutu.

Bukan hanya itu, Jepang juga masih berharap Indonesia bersedia membantu mereka dalam
Perang Asia Pasifik melawan Sekutu.

hasil sidang BPUPKI pertama yakni menyepakati dasar negara yang kelak digunakan adalah
Pancasila, kendati dasar negara belum ditetapkan secara resmi.

Pada sidang BPUPKI pertama, tiga tokoh Indonesia mengusulkan dasar negara, yakni M. Yamin
pada 29 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo pada 31 Mei 1945, dan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945.

Sidang BPUPKI kedua menghasilkan rumusan dasar negara dan rancangan Undang-Undang
Dasar (UUD). Panitia ini menyetujui Rancangan Preambul, yakni Piagam Jakarta yang sudah
ditandatangani pada 22 Juni 1945.

Panitia ini juga membentuk Panitia Kecil pada 11 Juli 1945 yang bertugas menyempurnakan
dan menyusun kembali UUD yang sudah disepakati. Pada 13 Juli 1945, Panitia Perancang UUD
membahas hasil kerja Panitia Kecil atau Panitia Sembilan.

Panitia Perancang UUD dari BPUPKI pada 14 Juli 1945 melaporkan hasil kerja berupa
rancangan penyataan Indonesia merdeka atau Declaration of Independence.
Kemudian dihasilkan juga rancangan pembukaan UUD yang konsepnya diambil dari alinea
keempat Piagam Jakarta yang memuat dasar negara.

Pada sidang kedua, BPUPKI juga menerima hasil kerja 23 anggota Panitia Pembela Tanah Air
yang diketuai Abokoesno Tjokrosoejoso dan 23 anggora Panitia Soal Keuangan dan Ekonomi
yang diketuai oleh Moh. Hatta.

sidang ini mengakhiri tugas BPUPKI.

Satu bulan kemudian pada Tanggal 6 Agustus, AS menjatuhkan bom atom uranium jenis bedil
(Little Boy) di Hiroshima. Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman meminta Jepang menyerah
16 jam kemudian dan memberi peringatan akan adanya "hujan reruntuhan dari udara yang
belum pernah terjadi sebelumnya di muka bumi." Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus,
AS menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat Man) di Nagasaki. Dalam kurun dua sampai
empat bulan pertama setelah pengeboman terjadi, dampaknya menewaskan 90.000–146.000
orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki; kurang lebih separuh korban di setiap kota
tewas pada hari pertama. Pada bulan-bulan seterusnya, banyak orang yang tewas karena efek
luka bakar, penyakit radiasi, dan cedera lain disertai sakit dan kekurangan gizi. Di dua kota
tersebut, sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil meskipun terdapat garnisun
militer besar di Hiroshima.

setelah pengeboman Hiroshima Nagasaki,jepang semakin terpuruk hingga jepang membentuk


PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia merupakan badan yang dibentuk untuk
meneruskan persiapan kemerdekaan.

Dalam bahasa Jepang, PPKI disebut “Dokuritsu Junbi Inkai” dibentuk pada 7 Agustus 1945,
setelah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dibubarkan.

tujuan pembentukan PPKI: Meresmikan bagian pembukaan dan batang tubuh UUD 1945
Melanjutkan hasil kerja BPUPKI, yakni mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pemerintah
pendudukan militer Jepang kepada bangsa Indonesia. Selain dua hal tersebut, tujuan
pembentukan PPKI juga berkaitan dengan persiapan segala sesuatu yang menyangkut masalah
ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. Dalam mencapai tujuan PPKI, ada beberapa
golongan muda yang menginginkan kemerdekaan Indonesia dipercepat, dan diproklamasikan
tanpa persetujuan militer Jepang.

Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerahkan kepada Sekutu. Inggris diberi tugas oleh Sekutu
untuk menjaga wilayah Asia, termasuk Indonesia. Namun saat itu, Inggris belum sampai ke
daratan nusantara. Akibat kekalahan Jepang dan bangsa Inggris yang tak kunjung datang,
Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan atau vacuum of power.

Setelah golongan pemuda mendengar bahwa jepang telah menyerah, golongan muda
mendesak Soekarno agar mempercepat kemerdekaan sehingga terjadilah Peristiwa ini pada
tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok,
Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno
dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan
dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara
itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan.
Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA
mendukung rencana tersebut.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan
pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui
Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke
Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo
mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di
Jalan Pegangsaan Timur No. 56, rumah Bung Karno. Pada tanggal 16 Agustus tengah malam
rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan


dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan
mesin ketik yang "dipinjam" (sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Kriegsmarine,
Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

Anda mungkin juga menyukai