Setelah itu lahir gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin
Asia.
Alasan Jepang menjajah Indonesia karena untuk mencari kebutuhan logistik dan cadangan perang.
Bahan yang diincar oleh negara Jepang pada saat itu adalah alumunium dan minyak bumi
A. seinendan : 29 april 1943 > bertujuan memperkuat pertahanan garis belakang dalam
pertempuran asia timur raya
B. keibodan : 29 april > memelihara keamanan setempat
C. Fujinkai : agt 1943 > mengerahkan tenaga perempuan untk ikut serta dalam memperkuat
pertahanan dengan cara mengumpulkan dana
Latar belakang : Pembentukan PUTERA ditujukan untuk menggantiGerakan 3A yang gagal menarik
simpati rakyat Indonesia
1. saikeirei: penghormatan ke arah istana Kaisar Jepang, dari sikap bersiap membungkukkan badan
dalam.
• Sistem ekonomi masa jepang : Jepang menerapkan sistem ekonomi autarki dimana semua kegiatan
perekonomian ditujukan untuk kebutuhan perang
• sidang bpupki (1) : 29 mei- 1 juni 1945 > menyepakati dasar negara yang kelak digunakan adalah
Pancasila
• sidang bpupki (2) : 10-17 juli 1945 > menghasilkan rumusan dasar negara dan rancangan Undang-
Undang Dasar (UUD).
• Sebelum sidang BPUPKI kedua, Piagam Jakarta dihasilkan oleh Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945.
Panitia Sembilan merupakan kepanitiaan kecil yang dibentuk BPUPKI
Essay
1. Pada masa pendudukan Jepang, semua kalangan dapat mengakses pendidikan, sedangkan masa
Hindia-Belanda, hanya kalangan atas (bangsawan) saja yang dapat mengakses. Akan tetapi,
sistem pendidikan yang dibangun oleh Jepang itu memfokuskan pada kebutuhan perang.
Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia memiliki sistem ekonomi bercorak ekonomi perang.
Kedua, Dalam asimilasi aset ekonomi, Jepang mengambil aset-aset sisa Belanda. Ketiga,
swasembada Rakyat Indonesia dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri hal ini bertujuan
ahar Indonesia hanya bergantung pd jepang, keempat setoran wajib
2. Peninggalan jepang
a. Selokan mataram : Saluran irigasi ini dibangun pada tahun 1942 dengan tujuan untuk menyuplai
makanan ke pemerintah militer Jepang. (Yogyakarta)
b. Bandara frans kaisiepo biak
c. Bandara leo wattimena : bandara peninggalan militer jepang
3. Kronologi rengasdengklok
Sutan Syahrir yang mendengar berita kekalahan Jepang melalui radio gelap pun lantas mendesak
Soekarno-Hatta untuk segera melakukan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Namun Soekarno-Hatta
menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, badan buatan Jepang. Merasa tidak puas dengan
jawaban tersebut, para golongan muda pun lantas menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok untuk
menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Pada tanggal 15 Agustus, golongan muda mengadakan rapat di Pegangsaan Timur, Jakarta, terkait kapan
pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebaiknya dilakukan. Rapat yang dipimpin oleh
Chaerul Saleh ini kemudian menyepakati bahwa kemerdekaan Indonesia adalah keputusan dari rakyat
Indonesia, bukan Jepang. Malamnya, para golongan muda mengutus Wikana dan Darwis untuk
menemui Soekarno dan Hatta, mereka menuntut agar proklamasi kemerdekaan dilakukan pada tanggal
16 Agustus 1945. Jika Soekarno-Hatta menolak, maka akan terjadi sebuah pergolakan besar. Namun
permintaan Wikana dan Darwis ditolak oleh Soekarno dan Hatta. Soekarno tidak bisa melepas tanggung
jawabnya sebagai ketua PPKI, sehingga ia harus berunding terlebih dulu dengan badan buatan Jepang
itu.
Karena menerima penolakan dari Soekarno dan Hatta, Wikana dan Darwis lantas kembali dan
mengadakan rapat yang digelar di Jalan Cikini 71, Jakarta. Rapat tersebut dihadiri oleh para tokoh
golongan muda lainnya. Mereka pun memutuskan untuk membawa Soekarno dan Hatta ke
Rengasdenglok guna menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Baca juga: Kabinet Hatta II: Penetapan,
Susunan, dan Pergantian Hasil Setelah Soekarno dan Hatta diculik ke Rengasdengklok, Soekarno di
hadapan Shodanco Singgih memutuskan untuk bersedia mengadakan proklamasi setelah ia kembali ke
Jakarta.
Hasil setelah terjadinya Peristiwa Rengasdengklok adalah Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan
pada tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 10.00 WIB di jl pengangsaan timur 56.
4. Kondisi setelah kemerdekaan : Pada masa awal kemerdekaan Indonesia kehidupan masyarakat
Indonesia masih belum mapan sebagai sebuah negara dengan berbagai macam
permasalahannya. kondisi ekonomi pada masa awal kemerdekaan sangat memprihatinkan
karena inflasi, belum punya mata uang Republik Indonesia, peredaran mata uang asing, dan kas
negara kosong. Secara politik, keadaan Indonesia di awal kemerdekaan belum mapan, terjadi
ketegangan, kekacauan dan berbagai insiden. Hal ini dikarenakan masih adanya sisa pasukan
Jepang dan datangnya kembali Belanda untuk berkuasa di Indonesia.
5. Agresi Militer Belanda I mulai dilaksanakan pada 21 Juli 1947, sementara Agresi Militer Belanda
II dimulai pada 19 Desember 1948. Latar belakangnya adalah adanya pengingkaran Belanda atas
hasil perjanjian Renville di mana Belanda tidak mau lagi terikat dengan perjanjian Renville.