Anda di halaman 1dari 18

12 NILAI NILAI KEHIDUPAN DALAM KARYA SASTRA

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah apresiasi prosa fiksi

Dosen Pengampu
Tarida Ilham Manurung, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 6


Nama/NPM : 1. Titin Nadya / 20053052
2. Febby Putri Wahyono / 20053023
3. Siti Nurazila / 20053021
4. Indah Tri Wahyuni / 20053022
Kelas : VI A

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat
berangkaikan salam kita hadiahkan kepada ruh junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW,
semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafaat di yaumil akhir kelak nanti. Aamiin
aamiin aamiin yarabbal’alamin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Prosa Fiksi dengan
materi 12 Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Karya Sastra. Dalam makalah ini diharapkan dapat
membuka wawasan berpikir di bidang terkait dengannya. kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Kisaran, April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii


DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2


2.1 Pengertian Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Karya Sastra ............................................. 2
2.2 Pengertian Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Karya Sastra Menurut Para Ahli ................ 2
2.3 12 Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Karya Sastra ........................................................... 3

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 14


3.1 Simpulan ................................................................................................................. 14
3.2 Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang memiliki kekuatan untuk
menginspirasi dan memotivasi pembaca untuk mengambil pelajaran hidup. Dalam karya sastra,
terdapat banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dan dijadikan pedoman dalam
kehidupan sehari-hari. Namun, seringkali nilai-nilai tersebut tidak ditekankan dengan jelas dan
mudah dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, penelitian tentang nilai-nilai kehidupan dalam
karya sastra perlu dilakukan untuk memperjelas dan memperkuat makna yang terkandung dalam
karya sastra tersebut. Dalam makalah ini, akan dilakukan analisis terhadap nilai-nilai kehidupan
yang terkandung dalam karya sastra dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, dalam novel "Laskar Pelangi" karya Andrea
Hirata, terdapat nilai-nilai kebersamaan, kejujuran, kerja keras, dan semangat pantang
menyerah. Nilai-nilai tersebut dapat dijadikan contoh untuk diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, terutama dalam menjalani karir dan hubungan sosial. (Kusnadi, 2019: 13-22).
Dalam karya sastra, nilai kehidupan moral dapat diekspresikan melalui karakter-karakter dalam
cerita. Karakter-karakter tersebut dapat menjadi contoh atau peringatan bagi pembaca tentang
konsekuensi dari tindakan dan keputusan yang diambil. Misalnya, dalam kisah Cinderella,
karakter Cinderella yang baik hati dan sabar dipresentasikan sebagai contoh nilai-nilai kebajikan
yang dihargai dan diapresiasi oleh masyarakat. (Zipes, 2015)
Meneliti nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra diharapkan dapat memberikan
pandangan yang lebih dalam dan bermanfaat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu,
penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi para pembaca untuk menemukan karya sastra
yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang berharga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian nilai-nilai kehidupan dalam karya Sastra?
2. Apa pengertian nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra menurut para ahli?
3. Apa sajakah nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian nilai-nilai kehidupan dalam karya Sastra.
2. Untuk mengetahui pngertian nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Karya Sastra


Nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra adalah nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, puisi,
atau drama yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai kehidupan ini dapat berupa
moral, etika, kepribadian, atau pandangan hidup yang dianggap penting dalam kehidupan manusia.
Contohnya, dalam karya sastra seperti novel atau cerita pendek, nilai-nilai kehidupan seperti kejujuran,
kesetiaan, dan pengorbanan seringkali menjadi tema yang diangkat. Puisi seringkali mengandung pesan-
pesan tentang keindahan alam atau tentang makna hidup. Sedangkan, drama dapat mengandung nilai-
nilai tentang pentingnya komunikasi yang baik dan menghargai perbedaan pendapat. Adanya nilai-nilai
kehidupan dalam karya sastra membuatnya menjadi lebih bermakna dan dapat memberikan pengaruh
yang positif pada pembaca atau penontonnya. Selain itu, nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra juga
dapat membantu pembaca atau penonton untuk memahami dan merenungkan tentang arti kehidupan dan
bagaimana cara hidup yang baik dan benar. Nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra merujuk pada
prinsip-prinsip moral, sosial, dan budaya yang tercermin dalam sebuah karya sastra dan dapat membantu
membentuk pandangan hidup serta perilaku manusia. Nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra juga bisa
menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk melakukan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai ini bisa berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan, kejujuran, kepercayaan, kasih
sayang, kesetiaan, dan sebagainya. Nilai-nilai kehidupan ini biasanya disampaikan melalui plot cerita,
karakter tokoh, atau bahasa yang digunakan oleh penulis. Contoh dari karya sastra yang mengandung
nilai-nilai kehidupan adalah (1) Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, yang mengajarkan tentang
pentingnya pendidikan, solidaritas, dan perjuangan dalam hidup. (Hirata, 2005)
(2) Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, yang mengajarkan tentang cinta, kesabaran, dan
pengorbanan dalam hubungan manusia. (El Shirazy, 2004) (3) Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
karya Hamka, yang mengajarkan tentang kesetiaan, pengorbanan, dan ketulusan dalam cinta. (Hamka,
1938).

2.2 Pengertian Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Karya Sastra Menurut Para Ahli
1. Menurut Prof. Dr. H. A. Mukti Ali, MA., nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra adalah
nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam cerita atau karya sastra, yang dapat membantu
pembaca atau penonton untuk memahami arti kehidupan dan mengembangkan kepribadian yang
baik. (Ali, 2017)

2. Menurut Drs. H. Nurdin, M.Pd., nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra adalah nilai-nilai
yang terkandung dalam cerita atau karya sastra, yang dapat membantu pembaca atau penonton
untuk memahami dan menghargai perbedaan, serta memahami pentingnya kerjasama dan
persahabatan. (Nurdin, 2019)

3. Menurut Prof. Dr. A. Teeuw, nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra adalah nilai-nilai
budaya yang terkandung dalam karya sastra, yang dapat membantu pembaca atau penonton
untuk memahami dan menghargai budaya yang berbeda-beda (Teeuw, 1984)
4. Menurut Dr. A. Warisman, M.Pd., nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra adalah nilai-
nilai yang terkandung dalam cerita atau karya sastra, yang dapat membantu pembaca atau
penonton untuk memahami pentingnya menghargai dan menjaga lingkungan, serta
mengembangkan sikap saling menghargai dan saling menghormati. ( Warisman, 2017)

2.3 12 Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Karya Sastra


1. Nilai Religious/Agama
Agama seringkali menjadi topik utama atau tema penting dalam karya sastra. Dalam
karya sastra, nilai-nilai kehidupan religious atau agama dapat ditemukan melalui karakter, plot,
pengaturan, dan bahasa yang digunakan oleh penulis. Berikut penjelasan tentang nilai kehidupan
religious/agama dalam karya sastra.
a. Mengembangkan kepercayaan pada kekuatan yang lebih tinggi
Karya sastra sering kali menggambarkan hubungan antara manusia dan Tuhan atau kekuatan
yang lebih tinggi. Karakter yang penuh kepercayaan pada Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi
cenderung menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup mereka. Sebaliknya, karakter
yang tidak percaya pada Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi mungkin mengalami
ketidakpastian dan kebingungan dalam hidup mereka.
Contoh dari karya sastra yang menunjukkan nilai kepercayaan pada kekuatan yang lebih tinggi
adalah novel The Alchemist karya Paulo Coelho. Karakter utama, Santiago, menemukan jalan
hidupnya melalui perjalanan spiritual yang mengarahnya pada pertemuan dengan Tuhan.

b. Membangun moral dan etika


Agama seringkali membentuk kerangka moral dan etika bagi individu dan masyarakat. Karya
sastra dapat menggambarkan nilai-nilai moral dan etika yang dianut oleh karakter-karakter
dalam cerita. Karakter-karakter yang bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang
benar cenderung mendapatkan penghargaan, sedangkan karakter-karakter yang bertindak tidak
etis cenderung menghadapi konsekuensi yang buruk.
Contoh dari karya sastra yang menunjukkan nilai moral dan etika adalah novel Les Miserables
karya Victor Hugo. Karakter utama, Jean Valjean, dihadapkan pada pilihan moral yang sulit dan
akhirnya memilih untuk bertindak dengan integritas meskipun itu berarti menghadapi
konsekuensi yang berat.

c. Menjelaskan makna hidup


Agama seringkali membantu manusia untuk memahami makna hidup mereka. Dalam karya
sastra, tema tentang makna hidup seringkali diungkapkan melalui perenungan karakter-karakter
dalam cerita. Karakter-karakter yang berhasil menemukan makna hidup mereka cenderung
menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup mereka.
Contoh dari karya sastra yang menunjukkan nilai makna hidup adalah novel Siddhartha karya
Hermann Hesse. Karakter utama, Siddhartha, mencari makna hidupnya melalui perjalanan
spiritual yang panjang dan akhirnya menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam dirinya
sendiri.
d. Membangun kebersamaan dan solidaritas sosial
Agama seringkali membantu manusia untuk membentuk hubungan sosial yang lebih kuat.
Dalam karya sastra, tema tentang kebersamaan dan solidaritas sosial seringkali diungkapkan
melalui interaksi antar karakter dalam cerita. Karakter-karakter yang membentuk hubungan
sosial yang kuat cenderung saling mendukung dan mempermperjuangkan tujuan bersama.

Contoh dari karya sastra yang menunjukkan nilai kebersamaan dan solidaritas sosial adalah
novel To Kill a Mockingbird karya Harper Lee. Karakter-karakter dalam novel ini, seperti
Atticus Finch dan Calpurnia, memperjuangkan keadilan dan memperkuat hubungan sosial
mereka dengan mendukung dan melindungi satu sama lain dari tekanan dan kekerasan sosial.
e. Mendorong penerimaan dan pengampunan
Agama seringkali mendorong manusia untuk menerima dan memaafkan kesalahan orang lain.
Dalam karya sastra, tema tentang penerimaan dan pengampunan seringkali diungkapkan melalui
interaksi antar karakter dalam cerita. Karakter-karakter yang mampu menerima dan memaafkan
kesalahan orang lain cenderung mencapai kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup mereka.
Contoh dari karya sastra yang menunjukkan nilai penerimaan dan pengampunan adalah novel
The Kite Runner karya Khaled Hosseini. Karakter utama, Amir, harus memaafkan dirinya
sendiri dan menerima kesalahan yang telah dilakukan pada temannya Hassan, dan akhirnya
menemukan kedamaian dalam hidupnya.

Secara keseluruhan, nilai-nilai kehidupan religious/agama dapat ditemukan dalam


berbagai jenis karya sastra dan dapat membantu membentuk pandangan hidup dan nilai-nilai
manusia. Karya sastra dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi individu dalam
menjalani kehidupan mereka dengan nilai-nilai kehidupan yang lebih baik.
2. Nilai Moral
Nilai kehidupan moral seringkali menjadi salah satu tema penting yang diangkat dalam
karya sastra. Karya sastra dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan moral dan nilai-
nilai kehidupan yang dianggap penting oleh pengarang. Nilai-nilai ini dapat berupa nilai-nilai
kebajikan, seperti kejujuran, kesetiaan, dan ketulusan, atau nilai-nilai agama dan spiritual,
seperti kepercayaan kepada Tuhan, kerendahan hati, dan kasih sayang.
Dalam karya sastra, nilai kehidupan moral dapat diekspresikan melalui karakter-karakter dalam
cerita. Karakter-karakter tersebut dapat menjadi contoh atau peringatan bagi pembaca tentang
konsekuensi dari tindakan dan keputusan yang diambil. Misalnya, dalam kisah Cinderella,
karakter Cinderella yang baik hati dan sabar dipresentasikan sebagai contoh nilai-nilai kebajikan
yang dihargai dan diapresiasi oleh masyarakat. (Zipes, 2015)
Selain melalui karakter, nilai kehidupan moral juga dapat diekspresikan melalui plot atau jalan
cerita. Plot dapat menunjukkan konsekuensi dari tindakan yang buruk atau baik dan
memberikan pelajaran tentang nilai-nilai kehidupan.
Misalnya, dalam kisah Romeo dan Juliet, kesedihan yang dirasakan oleh kedua keluarga akibat
perselisihan mereka memperlihatkan bahaya dari kebencian dan fanatisme yang berlebihan.
(Shakespeare, 2000). Pengarang juga dapat menggunakan metafora dan simbol untuk
menyampaikan pesan moral dan nilai kehidupan. Contohnya, dalam kisah Animal Farm karya
George Orwell, hewan-hewan yang ada di peternakan digunakan sebagai metafora untuk
menyindir pemerintah dan politikus yang korup. Pesan moral yang ingin disampaikan adalah
pentingnya integritas dan kejujuran dalam kepemimpinan.
Dalam kesimpulannya, nilai kehidupan moral merupakan salah satu tema penting yang
dapat diangkat dalam karya sastra. Karya sastra dapat menjadi sarana yang efektif untuk
menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting oleh pengarang
dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk karakter dan moralitas
pembaca.

3. Nilai Sosial
Nilai kehidupan sosial dalam karya sastra merujuk pada nilai-nilai yang berkaitan
dengan hubungan antara individu dengan masyarakat atau komunitas di sekitarnya. Nilai ini
meliputi moral dan etika yang memandu perilaku individu dalam berinteraksi dengan orang lain
dan masyarakat secara umum. Beberapa contoh nilai kehidupan sosial dalam karya sastra
meliputi empati, toleransi, keadilan, kesetaraan, persatuan, dan solidaritas.
Dalam karya sastra, nilai kehidupan sosial dapat diekspresikan melalui karakter-karakter yang
mewakili berbagai tipe individu dalam masyarakat, serta melalui plot atau jalan cerita yang
memperlihatkan bagaimana hubungan antar individu mempengaruhi keadaan sosial di
sekitarnya. Melalui karakter-karakter dan plot, pengarang dapat menyampaikan pesan moral
tentang pentingnya nilai-nilai kehidupan sosial dan implikasi dari perilaku yang bertentangan
dengan nilai-nilai tersebut.

Sebagai contoh, dalam kisah To Kill a Mockingbird karya Harper Lee, nilai kehidupan sosial
yang penting seperti toleransi, keadilan, dan persatuan diekspresikan melalui karakter-karakter
seperti Atticus Finch, seorang pengacara yang berjuang untuk memperjuangkan keadilan dan
merangkul toleransi dalam masyarakat yang masih dibedakan berdasarkan warna kulit. Melalui
plot, pengarang memperlihatkan konsekuensi dari perilaku intoleran dan berprejudis, dan
menggambarkan bagaimana solidaritas dapat mengatasi kesulitan dan membawa perubahan
dalam masyarakat. (Lee, 1960)
Dalam karya sastra, nilai kehidupan sosial juga dapat menyoroti isu-isu sosial yang ada
di dalam masyarakat, seperti diskriminasi, kesenjangan sosial, dan konflik antar kelompok.
Melalui karakter-karakter dan plot yang memperlihatkan berbagai sudut pandang yang berbeda,
pengarang dapat membantu pembaca memahami dan mempertimbangkan perspektif yang
berbeda tentang isu-isu sosial tersebut.
Dengan demikian, karya sastra dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan
moral dan nilai-nilai kehidupan sosial yang penting bagi masyarakat.

4. Nilai Budaya
Dalam karya sastra, nilai kehidupan budaya dapat diungkapkan melalui cerita, karakter,
dan setting. Sastra memiliki kemampuan untuk memperkenalkan pembaca pada budaya yang
berbeda dari mereka sendiri dan membantu mereka memahami nilai-nilai yang mendasari
budaya tersebut. Nilai-nilai kehidupan budaya yang diekspresikan dalam sastra dapat mencakup
cara hidup, sistem nilai, keyakinan, tradisi, dan sejarah.
Sebagai contoh, dalam novel Things Fall Apart karya Chinua Achebe, nilai kehidupan budaya
Nigeria pra-kolonial diekspresikan melalui karakter-karakter seperti Okonkwo, seorang petani
yang bangga dengan tradisi dan budaya Ibunya. Melalui cerita, novel ini memperlihatkan nilai-
nilai yang dianut oleh masyarakat Igbo, seperti martabat pria, hubungan keluarga, dan sistem
kepercayaan mereka yang unik. Melalui karakter-karakter seperti Okonkwo, pembaca
diperkenalkan pada cara hidup dan budaya Nigeria yang berbeda dari budaya mereka sendiri.
(Achebe, 1958)
Dalam karya sastra, nilai kehidupan budaya juga dapat diekspresikan melalui setting atau latar
tempat. Sebagai contoh, novel The Joy Luck Club karya Amy Tan memperlihatkan nilai-nilai
kehidupan budaya Tionghoa-Amerika melalui setting di San Francisco dan China. Melalui
setting yang realistis, pembaca dapat merasakan dan memahami budaya Tionghoa-Amerika
yang unik dan nilai-nilai yang penting bagi masyarakat tersebut. ( Murakami, 1987)
Dalam karya sastra, nilai kehidupan budaya juga dapat ditunjukkan melalui bahasa dan gaya
penulisan. Sebagai contoh, karya sastra dari pengarang Jepang seperti Haruki Murakami dan
Yukio Mishima sering kali menampilkan bahasa dan gaya penulisan yang mencerminkan
budaya Jepang. Melalui gaya penulisan ini, pembaca dapat merasakan dan memahami budaya
Jepang yang berbeda dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut.
Dengan demikian, sastra memiliki potensi besar untuk mengekspresikan nilai kehidupan budaya
dalam berbagai cara yang berbeda, dan memungkinkan pembaca untuk memahami dan
menghargai keberagaman budaya dalam dunia yang semakin terhubung.

5. Nilai Pendidikan
Nilai kehidupan pendidikan dalam karya sastra dapat diekspresikan melalui karakter-
karakter cerita yang menunjukkan nilai-nilai seperti keseriusan, ketekunan, kecerdasan, dan
keinginan untuk belajar. Sastra dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca untuk
mengejar pendidikan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Sebagai contoh, dalam novel The Catcher in the Rye karya J.D. Salinger, karakter utama Holden
Caulfield menunjukkan keinginan untuk belajar meskipun ia merasa kesulitan dalam
menemukan tujuannya dalam hidup. Meskipun Holden sering gagal di sekolah, ia tetap merasa
tertarik dengan pengetahuan dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat tentang dunia di sekitarnya.
Melalui karakter seperti Holden, pembaca dapat memahami pentingnya pendidikan dan
kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidup. Selain karakter, nilai kehidupan pendidikan
juga dapat diungkapkan melalui plot atau jalan cerita. Sebagai contoh, dalam kisah Great
Expectations karya Charles Dickens, karakter Pip mengalami perjalanan pendidikan yang berat
dan memperlihatkan nilai-nilai seperti ketekunan dan keberanian dalam menghadapi rintangan.
Melalui plot ini, pembaca diperkenalkan pada konsep bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang
mudah, tetapi merupakan perjalanan yang penuh dengan tantangan yang dapat membantu
seseorang tumbuh dan berkembang sebagai individu.
Dalam kesimpulan, nilai kehidupan pendidikan dalam sastra dapat ditemukan melalui
karakter, plot, dan tema. Sastra dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca untuk
mengejar pendidikan dan mengeksplorasi kemampuan mereka secara penuh.
6. Nilai Etika
Dalam karya sastra, nilai kehidupan etika dapat diungkapkan melalui cerita, karakter,
dan plot. Sastra memiliki kemampuan untuk memperlihatkan konsekuensi dari tindakan yang
tidak etis dan mengilustrasikan pentingnya nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, dan tanggung
jawab sosial.
Sebagai contoh, dalam novel Crime and Punishment karya Fyodor Dostoevsky, nilai kehidupan
etika memainkan peran penting dalam plot dan karakter. Karakter utama, Raskolnikov,
mengambil keputusan untuk membunuh seorang wanita kaya sebagai tindakan yang dia anggap
sebagai bagian dari tugasnya sebagai manusia luar biasa. Namun, tindakan ini membuatnya
merasa bersalah dan menyebabkan penderitaan psikologis yang mendalam. Melalui plot dan
karakter, Dostoevsky menunjukkan konsekuensi dari tindakan yang tidak etis dan mengajarkan
pembaca tentang pentingnya integritas dan tanggung jawab sosial.
Contoh lainnya adalah novel The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald, di mana karakter
utama, Jay Gatsby, terus-menerus berusaha untuk merebut kembali cinta masa lalunya dengan
cara-cara yang tidak etis dan curang. Melalui cerita, novel ini memperlihatkan konsekuensi dari
tindakan yang tidak etis, seperti kerusakan pada hubungan dan kehancuran moralitas individu.
Dalam hal ini, Fitzgerald memperlihatkan pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan
tanggung jawab sosial dalam menjaga keseimbangan antara keinginan pribadi dan kepentingan
masyarakat. Dalam kedua contoh ini, nilai kehidupan etika diekspresikan melalui karakter, plot,
dan cerita yang disampaikan oleh pengarang. Sastra memainkan peran penting dalam membantu
pembaca memahami dan menginternalisasi nilai-nilai etika yang penting untuk kehidupan
mereka. (Fitzgerald, 2004)
Selain itu, nilai kehidupan etika juga dapat diungkapkan dalam karya sastra melalui
konflik moral yang dihadapi oleh karakter-karakter dalam cerita. Dalam konflik ini, pembaca
diperkenalkan pada pilihan-pilihan sulit yang harus dibuat oleh karakter-karakter, dan
dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan etis yang mendasar seperti kebenaran, keadilan, dan
tanggung jawab. Dalam menghadapi konflik ini, karakter-karakter dalam karya sastra dapat
memperlihatkan nilai-nilai etis seperti integritas, kejujuran, dan rasa tanggung jawab yang dapat
menjadi inspirasi bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari
7. Nilai Estetika
Nilai kehidupan estetika dalam karya sastra berkaitan dengan pengalaman keindahan dan
kepuasan yang diperoleh pembaca melalui karya sastra. Sastra memainkan peran penting dalam
menciptakan pengalaman estetika dengan cara menyajikan penggambaran yang indah dan puitis,
serta dengan memperlihatkan keindahan bahasa dan struktur cerita. Hal ini dapat
membangkitkan emosi, imajinasi, dan refleksi dalam diri pembaca.
Karya sastra dapat memperlihatkan pengalaman estetika melalui gaya bahasa dan metafora yang
menarik, serta penyampaian karakter dan plot yang kompleks. Sebagai contoh, dalam karya
sastra seperti The Catcher in the Rye karya J.D. Salinger, pengarang menggambarkan karakter
utama, Holden Caulfield, sebagai seorang remaja yang merenungkan kehidupan dan mengalami
perubahan emosional yang kompleks. Penggunaan bahasa yang kuat dan penggambaran yang
detail menciptakan pengalaman estetika yang mendalam bagi pembaca, yang dapat
memperlihatkan pentingnya mencari makna dalam kehidupan. (Salinger, 1951)
Contoh lainnya adalah karya sastra seperti One Hundred Years of Solitude karya Gabriel Garcia
Marquez, di mana pengarang menciptakan dunia imajiner yang indah dan penuh warna, serta
plot yang kompleks yang menggabungkan elemen-elemen magis dan realistis. Dalam novel ini,
Marquez memperlihatkan nilai kehidupan estetika melalui penyampaian yang indah dan penuh
warna, serta melalui plot dan karakter yang menarik dan kompleks. (Marquez, 1970)
Dalam kedua contoh ini, nilai kehidupan estetika diekspresikan melalui gaya bahasa,
penggambaran, dan plot yang menarik dan kompleks. Sastra memainkan peran penting dalam
menciptakan pengalaman estetika yang dapat membangkitkan imajinasi, emosi, dan refleksi
dalam diri pembaca.

8. Nilai Politik
Nilai kehidupan politik dalam karya sastra merujuk pada penggambaran dan refleksi
tentang kehidupan politik dalam masyarakat melalui cerita, karakter, dan plot yang disampaikan
oleh pengarang. Sastra dapat membantu membuka pemahaman kita tentang bagaimana politik
mempengaruhi kehidupan manusia, baik dalam skala individual maupun sosial.
Melalui karya sastra, pembaca dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana politik
mempengaruhi kehidupan manusia. Pengarang dapat menggunakan karakter dan plot untuk
memperlihatkan bagaimana politik dapat mempengaruhi perilaku manusia dan memengaruhi
kehidupan sehari-hari. Karya sastra juga dapat digunakan untuk memperlihatkan bagaimana
politik dapat menghasilkan ketidakadilan, diskriminasi, dan ketegangan dalam masyarakat.
Contoh karya sastra yang memperlihatkan nilai kehidupan politik adalah Animal Farm karya
George Orwell. Novel ini menggunakan cerita tentang seekor babi yang memimpin
pemberontakan hewan-hewan di sebuah peternakan untuk memperlihatkan bagaimana
kekuasaan politik dapat memengaruhi kehidupan masyarakat. Melalui cerita ini, Orwell
mengilustrasikan bagaimana kekuasaan dapat menyalahgunakan kekuasaannya dan menindas
rakyat. Karya sastra lain yang memperlihatkan nilai kehidupan politik adalah A Tale of Two
Cities karya Charles Dickens. Novel ini mengisahkan tentang kehidupan masyarakat selama
Revolusi Perancis, dan memperlihatkan bagaimana politik dapat mempengaruhi kehidupan
individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dickens memperlihatkan bagaimana revolusi dan
politik dapat memicu konflik dan kekerasan, dan bagaimana kehidupan masyarakat dapat
diubah secara drastis oleh perubahan politik.
Dalam kedua contoh ini, nilai kehidupan politik diekspresikan melalui cerita, plot, dan
karakter yang digunakan oleh pengarang untuk memperlihatkan bagaimana politik
mempengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat. Sastra dapat membantu membuka
pemahaman kita tentang pentingnya partisipasi politik, keadilan, dan hak asasi manusia dalam
kehidupan manusia. (Frank, 2009)

9. Nilai Patriotik
Nilai kehidupan patriotik dalam karya sastra merujuk pada penggambaran dan refleksi
tentang cinta dan semangat kebangsaan dalam masyarakat melalui cerita, karakter, dan plot yang
disampaikan oleh pengarang. Sastra dapat membantu membuka pemahaman kita tentang
bagaimana rasa patriotisme mempengaruhi kehidupan manusia, baik dalam skala individual
maupun sosial. Melalui karya sastra, pembaca dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana
rasa cinta tanah air dapat memengaruhi perilaku manusia dan memotivasi mereka untuk
bertindak demi kepentingan bangsa dan negara. Pengarang dapat menggunakan karakter dan
plot untuk memperlihatkan bagaimana rasa patriotisme dapat memengaruhi sikap dan tindakan
seseorang terhadap masyarakat dan negara.

Contoh karya sastra yang memperlihatkan nilai kehidupan patriotik adalah "Merah
Putih" karya Andrea Hirata. Novel ini mengisahkan tentang seorang remaja bernama Ikal yang
bersama teman-temannya berusaha untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat dan
bangsanya. Melalui cerita ini, Hirata memperlihatkan bagaimana rasa patriotisme dapat
memotivasi seseorang untuk bertindak dan memperjuangkan kebaikan bangsa dan negara.
Karya sastra lain yang memperlihatkan nilai kehidupan patriotik adalah "Bumi Manusia" karya
Pramoedya Ananta Toer. Novel ini mengisahkan tentang kehidupan manusia di masa penjajahan
Belanda di Indonesia. Melalui cerita ini, Toer memperlihatkan bagaimana rasa cinta tanah air
dapat memotivasi seseorang untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan negaranya.
Dalam kedua contoh ini, nilai kehidupan patriotik diekspresikan melalui cerita, plot, dan
karakter yang digunakan oleh pengarang untuk memperlihatkan bagaimana rasa cinta tanah air
dapat mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang terhadap masyarakat dan negara. Sastra
dapat membantu membuka pemahaman kita tentang pentingnya rasa nasionalisme, semangat
kebangsaan, dan cinta tanah air dalam kehidupan manusia. (Davis anj Jenkins, 2017)

10. Nilai Ekonomi


Nilai kehidupan ekonomi dalam karya sastra merujuk pada penggambaran dan refleksi
tentang kehidupan ekonomi masyarakat dalam cerita, karakter, dan plot yang disampaikan oleh
pengarang. Sastra dapat membantu membuka pemahaman kita tentang bagaimana kehidupan
ekonomi memengaruhi kehidupan manusia, baik dalam skala individual maupun sosial.
Melalui karya sastra, pembaca dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana kondisi ekonomi
memengaruhi perilaku manusia dan memotivasi mereka untuk bertindak demi kepentingan
ekonomi dan kehidupan mereka. Pengarang dapat menggunakan karakter dan plot untuk
memperlihatkan bagaimana kondisi ekonomi dapat memengaruhi sikap dan tindakan seseorang
terhadap masyarakat dan negara.
Contoh karya sastra yang memperlihatkan nilai kehidupan ekonomi adalah "Seribu Kunang-
Kunang di Manhattan" karya Ayu Utami. Novel ini mengisahkan tentang kehidupan seorang
perempuan Indonesia bernama Ranjana di kota New York yang harus mengalami berbagai
kesulitan dalam mencari pekerjaan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui cerita ini,
Utami memperlihatkan bagaimana kondisi ekonomi yang sulit dapat memengaruhi hidup dan
perjuangan seseorang dalam mencari kesuksesan.
Karya sastra lain yang memperlihatkan nilai kehidupan ekonomi adalah "The Grapes of Wrath"
karya John Steinbeck. Novel ini mengisahkan tentang perjuangan keluarga Joad selama masa
Depresi Besar di Amerika Serikat pada 1930-an. Melalui cerita ini, Steinbeck memperlihatkan
bagaimana kondisi ekonomi yang sulit dapat memengaruhi kehidupan dan perjuangan seseorang
untuk bertahan hidup. (John, 2000)
Dalam kedua contoh ini, nilai kehidupan ekonomi diekspresikan melalui cerita, plot, dan
karakter yang digunakan oleh pengarang untuk memperlihatkan bagaimana kondisi ekonomi
dapat mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang terhadap masyarakat dan negara. Sastra
dapat membantu membuka pemahaman kita tentang pentingnya kondisi ekonomi yang sehat dan
bagaimana kondisi ekonomi yang sulit dapat memengaruhi kehidupan dan perjuangan manusia.
11. Nilai Psikologi
Nilai kehidupan psikologi dalam karya sastra merujuk pada penggambaran dan refleksi
tentang kehidupan manusia yang kompleks, termasuk emosi, perasaan, dan konflik batin. Sastra
dapat membantu membuka pemahaman kita tentang kompleksitas kehidupan manusia dan
memberikan wawasan tentang bagaimana kehidupan batin dan emosi memengaruhi tindakan
dan perilaku seseorang. Pengarang dapat menggunakan karakter dan plot untuk memperlihatkan
perjuangan dalam diri manusia dan bagaimana mereka mengatasi masalah emosional dan
batiniah. Karya sastra dapat menjadi alat untuk menjelajahi psikologi manusia, yang dapat
membantu kita memahami perilaku dan tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh karya sastra yang memperlihatkan nilai kehidupan psikologi adalah "The Catcher in the
Rye" karya J.D. Salinger. Novel ini mengisahkan tentang Holden Caulfield, seorang remaja
yang mengalami kebingungan dalam menjalani hidupnya. Melalui cerita ini, Salinger
memperlihatkan bagaimana masalah psikologis dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan
memunculkan konflik batin.
Karya sastra lain yang memperlihatkan nilai kehidupan psikologi adalah "The Bell Jar" karya
Sylvia Plath. Novel ini mengisahkan tentang kehidupan seorang perempuan muda yang
mengalami gangguan jiwa dan depresi. Melalui cerita ini, Plath memperlihatkan bagaimana
masalah psikologis dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dan bagaimana mereka berusaha
untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam kedua contoh ini, nilai kehidupan psikologi diekspresikan melalui karakter dan
plot yang digunakan oleh pengarang untuk memperlihatkan bagaimana masalah psikologis
dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan bagaimana mereka berjuang untuk mengatasinya.
Sastra dapat membantu membuka pemahaman kita tentang kompleksitas kehidupan manusia
dan memberikan wawasan tentang bagaimana kehidupan batin dan emosi memengaruhi
tindakan dan perilaku seseorang. (Rivkin and Ryan, 2004)

12. Nilai Historis


Nilai kehidupan historis dalam karya sastra merujuk pada penggambaran dan refleksi
tentang peristiwa, tokoh, dan budaya dalam sejarah melalui cerita, karakter, dan plot yang
disampaikan oleh pengarang. Sastra dapat membantu membuka pemahaman kita tentang
bagaimana peristiwa sejarah dan konteks sosial mempengaruhi kehidupan manusia, baik dalam
skala individual maupun sosial. Melalui karya sastra, pembaca dapat memperoleh wawasan
tentang bagaimana kejadian historis dapat memengaruhi perilaku manusia dan memotivasi
mereka untuk bertindak dan memperjuangkan kebaikan atau menghadapi tantangan tertentu.
Pengarang dapat menggunakan karakter dan plot untuk memperlihatkan bagaimana kejadian
historis dan konteks sosial tertentu dapat memengaruhi sikap dan tindakan seseorang terhadap
masyarakat dan negara.
Contoh karya sastra yang memperlihatkan nilai kehidupan historis adalah "Anna
Karenina" karya Leo Tolstoy. Novel ini mengisahkan tentang kehidupan masyarakat Rusia pada
akhir abad ke-19, termasuk menggambarkan realitas sosial-politik Rusia dan permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat pada masa itu. Melalui cerita ini, Tolstoy memperlihatkan bagaimana
sejarah dan konteks sosial dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan memotivasi mereka
untuk bertindak. Karya sastra lain yang memperlihatkan nilai kehidupan historis adalah "The
Grapes of Wrath" karya John Steinbeck. Novel ini mengisahkan tentang kondisi sosial Amerika
selama masa Depresi Besar pada tahun 1930-an, termasuk menggambarkan kesulitan ekonomi
dan ketidakadilan yang dihadapi oleh masyarakat Amerika pada masa itu. Melalui cerita ini,
Steinbeck memperlihatkan bagaimana sejarah dan konteks sosial dapat mempengaruhi
kehidupan manusia dan memberi wawasan tentang bagaimana manusia dapat bertahan dan
mengatasi kesulitan dalam situasi yang sulit.

Dalam kedua contoh ini, nilai kehidupan historis diekspresikan melalui cerita, plot, dan karakter
yang digunakan oleh pengarang untuk memperlihatkan bagaimana peristiwa sejarah dan konteks
sosial tertentu dapat mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang terhadap masyarakat dan
negara. Sastra dapat membantu membuka pemahaman kita tentang pentingnya memahami
sejarah dan konteks sosial dalam kehidupan manusia. (Imhoff and J. Aaron, 2010).
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
12 nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra memiliki peran penting dalam membangun
karakter, tema, dan plot dalam sebuah karya sastra. Nilai-nilai ini mencerminkan aspirasi,
keyakinan, dan pandangan dunia penulis, serta memengaruhi bagaimana pembaca memahami
dan menafsirkan karya tersebut. Setiap nilai memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada
pembaca dan masyarakat, tergantung pada konteks sejarah, budaya, dan sosial yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu, memahami nilai-nilai tersebut dapat membantu kita lebih
memahami dan menghargai karya sastra sebagai refleksi dari kehidupan manusia dan
masyarakatnya.

3.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini dan masih jauh dari kesempurnaan. Tentunya kami akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi, Yudi. 2019. "Nilai-nilai Kehidupan dalam Karya Sastra: Analisis Terhadap Novel Laskar
Pelangi Karya Andrea Hirata." Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia 1(1): 13-22.

Hirata, Andrea. 2005. Laskar Pelangi. Jakarta: Bentang Pustaka.

El Shirazy, Habiburrahman. 2004. Ayat-ayat Cinta. Bandung: Republika.

Hamka. 1938. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Jakarta: Bulan Bintang.

Ali, H. A. M. (2017). Pendidikan Sastra. Alfabeta.

Nurdin, H. (2019). Pembelajaran Sastra. Prenada Media.

Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra. Pustaka Jaya.

Warisman, A. (2017). Pendidikan Sastra. CV. Andi Offset.

Zipes, J. (2015). The Original Folk and Fairy Tales of the Brothers Grimm: The Complete First Edition.
Princeton University Press.

Shakespeare, W. (2000). Romeo and Juliet (3rd ed.). Edited by Jill L. Levenson. Oxford University
Press.

Lee, H. (1960). To Kill a Mockingbird. J. B. Lippincott & Co.

Achebe, Chinua. (1958). Things Fall Apart. William Heinemann Ltd.

Murakami, Haruki. (1987). Norwegian Wood. Kodansha International.

Dostoevsky, Fyodor. Crime and Punishment. Penguin Classics, 1993.

Fitzgerald, F. Scott. The Great Gatsby. Scribner, 2004.

Salinger, J.D. The Catcher in the Rye. Little, Brown and Company, 1951.

Marquez, Gabriel Garcia. One Hundred Years of Solitude. Harper & Row, 1970.

Frank, Joseph. Politics in the Novel. Princeton University Press, 2009.

Davis, Alex, and Lee M. Jenkins. Patriotism and Nationalism in Literature. Edinburgh University Press,
2017.

John Kucich and Dianne F. Sadoff, eds. "Victorian Afterlife: Postmodern Culture Rewrites the
Nineteenth Century." University of Minnesota Press, 2000.

Rivkin, Julie, and Michael Ryan, eds. "Literary Theory: An Anthology." 2nd ed., Blackwell, 2004.

Imhoff, Sarah, and J. Aaron Sanders, eds. "The Cambridge Companion to Historical Fiction." Cambridge
University Press, 2010.

Anda mungkin juga menyukai