Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report yang berjudul
“Pengembangan Prosa” dengan tepat waktu. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Critical
Book Review mata kuliah pengajaran prosa, puisi, dan drama. Penyusun juga berterima kasih kepada
Ibu Dosen Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd. . yang sudah memberikan bimbingan dan saran dalam
terwujudnya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa tugas Critical jurnal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penyusun mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semua kritik, saran, dan
petunjuk yang diberikan akan diterima dengan senang hati. Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
PENDAHULUAN
C. MANFAAT CBR
Manfaat penulisan CBR:
1) Sebagai salah satu bentuk pengasahan cara berpikir kritis seorang mahasiswa dalam membandingkan
sebuah buku.
2) Sebagai sumber referensi agar pembaca mengetahui isi kajian buku yang dibandingkan
3) Sebagai referensi pembaca untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan isi buku.
b) Manfaat Prosa
Dikutip dari jurnal Muhammad (2018) kunci bermain drama dalam konteks kompetensi
pembelajaran tidak berarti harus pentas dalam skup besar, namun sangat bergantung pada kapasitas dan
kondisi serta dukungan yang tersedia disekolah. Pementasan drama dapat pula digabung dengan materi
karya sastra lain seperti prosa, teks prosa dapat dipentaskan sebagai bahan sosiodrama. Dengan kata
lain pementasan drama dapat menempel pada materi lain yang senada.
Terkait dengan kompetensi sastra, (Endraswara , 2003:252-253) meyatakan bahwa pementasa drama
akan membawa peserta didik agar dapat :
1. Berlatih menjadi actor, atau pemain peran yang handal, dapat menangis, marah, gembira dan
segala keseimbangan emosi.
2. Siswa akan semakin paham dengan orang lain, apa yang dirasakan pihak lain dalam drama dan
bagaimana mereka harus bertindak serta bagaimana berdialog.
3. Melalui pementasan , siswa akan semakin percaya diri.
4. Siswa akan semakin terampil berekspresi sehingga dapat menjadi actor apa saja.
Jadi , dapat disimpulkan pembelajaran drama membawa pengaruh yang baik , sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Endraswara, 2003 : 252-253. Peserta didik dibawa untuk memahami orang lain,
bagaimana seseorang seharusnya bertindak, juga berdialog atau berkomunikasi dengan lawan
main/lawan bicara. Peserta didik juga tidak boleh malumalu dalam mengungkapkan ekpresi dan
berdialog ketika pementasan berlangsung. Untuk itu, secara tidak langsung pembelajaran drama akan
membawa peserta didik untuk tampil di depan umum dengan lebih percaya diri.
Hidayat (2010) dalam jurnal komunika mengatakn bahwa keterampilan bermain drama adalah
kreativitas seseorang untuk menajamkan bentuk komunikasi dengan realitas melalui ‘seni
keberpurapuraan”. 1 bentuk –bentuk ekspresi yang diharuskan sesuai dengan naskah, senyatanya
bukanlah diri sendiri, melainkan menjadi orang lain. Adanya naskah menuntut actor untuk
menyampaikannya dengan dialog dan cata yang berbeda pula dihadapan penonton.
Setiap pertunjukan drama selalu membangun komunikasi antara 3 komponen yaitu penulis naskah,
pemain dan penonton. Hal ini dimulai dengan adanya ide yang melahirkan naskah untuk dipentaskan
menjadi pertunjukan drama. Naskah drama ada yang menyejajarkan dengan karya sastra seperti puisi
dan prosa, karena memiliki bahasa imajinatif dalam pengungakapnnya. Adapun kekuatan utama dari
naskah drama adalah bentuk dialognya yang mampu memainkan konflik sehingga memunculkan
beragam emosi dan ekspresi.
Naskah drama yang berupa teks dialog, yang dalam hal ini dapat dikatakn sebagai wacana , baik
berdasarkan tuturannya, media penyampaian, maupun sifatnya. Naskah drama ketika masih dalam
bentuk naskah, berdasarkan sifatnya merupakan wacana dramatic, dan ketika telah dipentaskan dalam
panggung menjadi wacana lisan, baik monolog, dialog maupun epilog. Dalam pementasan naskah
drama menjadi tindak percakapan, dimana narasi actor yang berupa dialog-dialog adalah interaksi.
Disini teks drama yang pada mulanya merupakan ide dari seseorang pengarang menjadi dunia panggung
yang imajinatif sebagai representasi dari realitas. Ekspresi sedih, senang, maupun marah akan
didapatkan oleh actor dengan adanya system penandaannya atau realitas.
Interaksi antar pelaku/tokoh yang mementaskan drama dengan penonton adalah ketika pelkau sedang
memainkan peran diatas panggung dan disambut dengan respon penonton yang berupa ekspresi. Jadi
dialog/ teks drma yang ditulis oleh penulis naskah , pemain/pemeran, dan penonton saling berkaitan
dan hal itu yang merupakan bentuk dari komunikasi antar penulis naskah, pemeran dan penonton.
c) Menginterpretasikan Drama
Interpretasi adalah salah satu kegiatan penafsiran atau memberikan pendapat tentang sebuah karya.
Dalam hal ini karya yang akan kita tafsirkan ialah teks drama. Interpretasi teks drama atau drama yang
telah kita tonton adalah sebuah kegiatan meberikan pendapat terhadap karya/ pementasan sesuai dengan
apa yang ada dipikiran atau perasaan kita sebagai pembaca atau penonton. Adapun langkah dalam
menginterpretasikan sebuah teks drama atau drama , sebagai berikut :
2. Unsur Ekstrinsik; Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur atau faktor yang berada di luar cerpen, namun
berkaitan dengan cerpen tersebut. Menurut Nurhayati (2019: 147). Unsur ekstrinsik cerpen terbagi atas
beberapa bagian sebagai berikut.
Latar belakang pengarang, seperti pendidikan, kondisi, keluarga, jenis kelamin, usia dan
sebagainya atau lebih singkatnya dapat dikatall unsur yang berasal dari diri si pengarang.
Waktu tempat penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya idiologi’ politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanan ketika cerpendiciptakan.
c) Tujuan Dan Manfaat Pembelajaran Cerita Pendek
Tujuan pengajaran karya sastra adalah untuk mendorong sikaP siswa dalam mengapresiasi karya sastra
cerpen tersebut. Sikap apresiatif disim berarti sikapmenghargai sekaligus mencintai Adapun sikap
apresiatif atau penghargaan terhadap karya sastra cerpen dapat dilihat dari
Siswa membicarakan dan mendengarkan cerita atau karya yang
berkualitas
siswa menjadi gemar mengoleksi karya sastra
siswa mengikuti atau menghadiri diskusi terkait karya sastra
siswa gemar melihat, membaca, hingga mengumpulkan ulasanulasan mengenai karya sastra
Siswa biasanya gemar membantu orang lain dalam menelaah atau
mengidentifikasi maupun memahami suatu cerpen
Siswa dapat menikmati nilai-nilai yang terkandung dibalik suatu karya
Manfaat Pembelajaran Cerpen
Dengan adanya minat dan kegemaran siswa dalam pembelajaran cerpen, maka pembelajaran akan lebih
Ineningkat kualitas keefektifannya dan siswa dapat dengan mudah mengapresiasi sebuah karya sastra
baik yang berupa cerpen sekalipun. Selanjutnya, siswa akan memiliki kesadaran terhadap pentingnya
mengapresiasi karya sastra cerpen. Cerita pendek juga bermanfaat sebagai pengajaran budaya kepada
siswa. Melalui cerita pendek daerah lokal yang biasanya menyangkut nilai-nilai budaya, otomatis
budaya akan tersebar dan menambah nilai pengetahuan bagi siswa.
d) Strategi (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) 3M Dalam Cerpen)
Strategi hasil pengembangan dari strategi copy the master adalah strategi 3M (Meniru-Mengolah-
Mengembangkan). Secara harfiah, copy the master adalah bahasa yang berasal dari bahasa Inggris yang
artinya adalah model untuk ditiru. Menurut jurnal yang ditulis oleh fitri (2012:15) menjelaskan bahwa
model tersebut adalah hal yang harus dibaca terlebih dahulu, kemudian pahami bentuk dan isinya,
dianalisis ser'ta membuat kerangkanya, serta melakukan hal-hal lain yang perlu, baru setelah itu
waktunya untuk menulis. Ketika proses menulis tentu dilarang meniru bahkan mencontek seluruhnya
dari model. Jadi, metode copy the master di atas jika dihubungkan dengan Pemodelan cerpen adalah
siswa dapat meniru unsur-unsur pembangun misalnya penokohan dalam cemen, latar, sudut pandang
dan lain sebagainya.
Tahap Strategi 3M
Meniru ;Meniru dalam langkah ini bermaksud bahwa siswa mempersiapkan bahan lintuk ia
tulis. Sebelum menulis, siswa harus menemukan ide terlebih dahulu dengan membaca
kunjpulankumpulan cerpen.
Mengolah ; Dalam langkah Inengolah siswa dituntut untuk membangkitkan unsur- Unstir
dalam cerpen. Setelah siswa memiliki ide atau gagasan, langkah selanjutnya ialah membangun
unsur-unsur cerpen, baik itu unsur intrinsik maupun ekstrinsik
Mengembangkan; Dalam langkah mengembangkan ini, siswa bebas dalam berimajinasi.
Maksudnya adalah setelah siswa menemukan ide, membangkitkan unsur- unsur cerpen,
langkahs elanjutnya siswa mengembangkan isi dari cerita yang ia tulis.
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
Pada buku utama yang berjudul Pengajaran Prosa, Puisi dan Drama karya Trisnawati Hutagalung, S.Pd.,
M.Pd., Dr. Abdurahman Adisaputera, M. Hum dan Diah Eka Sari S,.Pd., M. Pd semua isinya dipaparkan
secara lengkap dan luas oleh penulisnya. Pada buku ini semua sumbernya relevan dan akurat serta dapat
dibuktikan keasliannya yang tercantum pada daftar pustaka. buku ini memaparkan materi yang sama
mengenai bagaimana pengajaran prosa, puisi dan drama pada satuan pendidikan Sekolah Dasar ( SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas ( SMA) dengan berbagai contoh dan
tujuan yang berbeda yang dapat mahasiswa berpikir kritis dan kreatif untuk membanding kedua jurnal
terutana pada bagian metode dan hasil yang didapatkan.
Buku pembanding yang berjudul “Kajian Apresiasi Prosa Fiksu” karya Dr. Haslinda, S.Pd., M. Pd berisi
teori tentang karya sastra, pengkajian karya sastra dan, apresiasinya. Karya sastra yang dimaksud dalam
bahan ajarini adalah prosa fiksi. Konsep tersebut secara khususnya membahasa tentang hakikat sastra
khususnya prosa fiksi dan beberap pendekatan yang dapat digunakan sebagai pisau bedah dalam
mengkaji karya sastra. Materi pada bagian pertama membahasa tentang seluk beluk sastra yang meliputi
pengertian, fungsi, manfaat, ragam, dan konstruksi sastra. Materi pada bagian kedua yaitu pendalam
fiksi yang meliputi hakikat fiksi, pembedaan fiksi, kerya fiksi cerpen, dan karya fiksi novel. Materi pada
bagian ketiga yaitu membaca fiksi sebagai bentuk apresiasi yang meliputi konsep apresiasi sastra dan
pembacaan teks fiksi. Sedangkan pada bagian keempat, materi yang dikembangan yaitu pengkajian
karya fiksi yang terdiri dari materi hakikat pengkajian fiksi, pendekatan kajian fiksi yang terdiri dari (1)
pendekatan strukturalisme, (2) pendekatan intertekstual, (3) pendekatan semiotik, (4) pendekatan
sosiologi sastra, (5) pendekatan stilistika, (6) pendekatan psikoanalisis sigmund freud, (7) pendekatan
feminism, (8) pendekatan resepsi sastra, (9) pendekatan psikologi, (10) pendekatan poskolonial.
B. KEUNGGULAN BUKU
1. Dari aspek tampilan buku yang diriview, buku utama memiliki tampilan menarik dan diberi
perpaduan warna yang tidak terlalu mencolok namun cantik serta terdapat logo penerbit
dibagian kiri bawah buku sehingga membuat buku itu memiliki kesan penting tersendiri bagi
pembacanya.sedangkan pada buku pembanding, tampilan depannya (cover) sangat menarik
minat pembaca karena pada cover tersebut memiliki desain warna yang cerah yaitu
menggunakan warna biru kemudian ditambah dengan gambar orang yang sedang mengenakan
atribut budaya Indonesia. Penulisan judul buku juga sangat unik dengan menggunakan 2 warna
yaitu putih dan merah serta di bagian “Prosa Fiksi” menggunakan jenis huruf yang berbeda.
Pada bagian cover juga sudah dilengkapi dengan nama penulis.
2. Dari aspek layout dan tata letak buku yang diriview, pada buku utama dan buku pembanding
tata letak yang digunakan cukup bagus. Hal ini karena jurnal telah sesuai dengan aturan tata
tulis sehingga memiliki keteraturan dalam penulisan dan kejelasan. Pembaca dapat membaca
buku dengan nyaman dan jelas sehingga lebih mudah dipahami. Pada peletakan identitas buku
juga cukup bagus diletak pada lembar pertama yang memudahkan pembaca mencari keterangan
tentang buku serta pada peletakan tabel – tabel atau diagram pada buku juga sudah pas, isi di
dalam tabel juga tersusun rapi. Selain itu peletakan ilustrasi yang digunakan juga senada dengan
argumen yang ditulis dan pada bagian font buku juga ukuran huruf, spasi dan tanda bacanya
ynag digunakan penulis sudah cukup bagus. Selain itu peletakan kata asing diberikan cetak
miring untuk membedakannya. Sedangkan pada buku pembanding, Dari aspek layout dan tata
letak buku ini sudah rapih. Tata bahasa yang digunakan dalam buku ini juga sudah baik, sesuai
dengan penulisan EYD, penggunaan bahasa asing ataupun latin telah dibedakan dengan
menggunakan huruf miring dan juga tanda petik dua. Tata tulis dalam buku ini sudah
menggunakan tulisan yang baik, rapih dan jelas sehingga pembaca dapat dengan mudah
membaca buku ini.
3. Dari aspek keterkaitan antar buku, kedua buku memiliki keterkaitan yang baik mulai dari bab
awal sampai bab akhir dan keduanya dipaparkan secara sistematis, beruntut, lengkap, dan jelas
serta tidak ada yang keluar dari judul yang dicantumkan, membuat pembaca merasa mudah
memahami makna yang dituliskan pada buku.
4. Dari aspek kemutakhiran isi/ materi buku yang diriview, buku utama memiliki nilai mutahir
yang masih bisa disebut kekinian untuk dipahami, terlihat dari beberapa sumber yang diambil
penulis banyak mengambil pendapat dari para ahli dengan tahun terbit beberapa tahun terakhir
sehingga relevan dan terbaru, selain itu juga materi yang dipaparkan penulis pada buku
menggunakan beberapa tabel sehingga terlihat sangat akurat penelitian yang dilakukan penulis
dan dapat membuat pembaca ikut menganalisinya serta pada buku utama memiliki tujuan
pembelajaran, peta konsep serta rangkuman materi pada setiap babnya dan evaluasi
pembelajaran berupa soal – soal untuk mengetahui seberapa paham pembaca terhadap materi
yang dipaparkan. Sementara pada buku pembanding isinya mutakhir dan relevan namun
sumber yang digunakan sudah cukup lama, kemungkinan sudah adanya pembaharuan yang
lebih terperinci dan setiap babnya memilih latihan soal yang dapat menguji seberapa paham
pembaca terhadap uraian materi yang telah disajikan serta pada buku utama terdapat banyak
lampiran yang bisa digunakan sebagai bahan referensi.
5. Dari aspek bahasa pada buku yang diriview, pada buku utama dan buku pembanding
menggunakan bahasa Indonesia namun ada beberpa menggunakan istilah atau kata asing
namun sudah diartikan dengan baik oleh penulis sehingga mudah memahami arti pada buku
dan dapat menambah kosa kata pembaca dalam bahasa Inggris atau bahasa ilmiah lainnya yang
ditulis penulis.
C. KEKURANGAN BUKU
1. Dari aspek tampilan buku yang diriview, pada buku utama dan buku pembanding sudah
memiliki tampilan yang bagus berwarna dan menarik, tertera jelas logo penerbit, nama
pengarang dan judul buku yang menarik namun akan lebih baik jika perekat yang digunakan
pada buku untuk lebih ditingkatkan lagi agar tidak mudah serta menggunakan kertas yang
baik.Sedangkan pada buku pembanding, Kekurangan pada buku karya Dr. Haslinda, S.Pd., M.
Pd yang berjudul Kajian Apresiasi Prosa Fiksi terletak pada tidak lengkapnya identitas buku
yang dibuat di dalam cover. Pada halaman depan (cover) tidak terdapat nama penerbit, tahun
terbit dan ISBN dari buku ini, jadi pembaca menjadi sedikit kesulitan dalam mecari identitas
dari buku ini.
2. Dari aspek tata letak buku yang diriview, pada buku utama dan buku pembanding tata letak
yang digunakan sudah bagus sesuai dengan aturan penulisan yang telah ditetapkan, peletakan
ilustrasi dan tabel yang digunakan juga sudah cukup baik. Sedangkan pada buku pembanding,
Dari tata bahasa buku ini sudah menggunakan Bahasa yang baku dan benar sesuai dengan EYD,
sehingga tidak ada lagi kekurangan dalam hal tata bahasanya. Dalam tata penulisan tidak ada
penjelasan dalam bentuk gambar, diagram ataupun peta konsep seperti skema jadi mudah
membuat orang yang membaca menjadi bosan.
3. Dari aspek kemutakhiran isi / materi yang diriview, pada buku utama memiliki sumber yang
terbaru namun ada beberapa materi yang memiliki kalimat berulang dan ada beberapa
penggunaan huruf kapital yang tidak seharusnya huruf kapital digunakan huruf kapital serta
adanya ketidak paduan antar kalimat. Sementara pada buku pembanding sumber yang
digunakan akurat namun sudah cukup lama dan kemungkinan sudah adanya perbaikan
4. Dari aspek bahasa pada jurnal, bahasa yang digunakan sudah baik dan sudah banyak dikenal
pembaca serta penggunaan bahasa asing juga sudah diartikan dengan baik oleh penulis.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prosa adalah karya rekaan yang tidak berbentuk dialog dan isinya dapat merupakan kisah sejarah atau
sederetan peristiwa. Prosa berusaha menampilkan cerita hasil imajinasi, baik dari cerita lisan maupun
cerita tulis. Dalam prosa, pengarang mengolah dunia imajinasi dengan dunia kenyataan atau kenyataan
sosial budaya yang dihadapinya. Sedangkan fiksi merupakan cerita rekaan yang bertijuan untuk
mendidik. Melalui karya fiksi pengarang menceritakan masalah-masalah dalam kehidupan seharihari
dan bukan hanya hasil imajinasi tetapi juga merupakan hasil penghayatan dan perenungan secara intens.
Kemampuan menulis puisi dapat ditingkatkan dengan dilakukan menggunakan teknik akrostik ataupun
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran reflektif. Jika pada teknik akrostik, peserta didik dapat
menulis puisi sesuai dengan pengalaman yang pernah dialaminya sehingga merasa lebih mudah,
sementara pada pembelajaran menulis puisi menggunakan pembelajaran reflektif lebih ditekankan
untuk peserta didik dapat berpikir kritis dalam menguji informasi yang didapat dan mencari tahu tentang
kebenaran informasi dan membuat kesimpulan berdasarkan ide yang sudah didapatkan.
Penjelasan diatas membuktikan bahwa karya sastra prosa fiksi sangatlah penting dan banyak
manfaatnya. Kedua buku yang telah di review pada dasarnya membahas materi yang sama yaitu Prosa
Fiksi, hanya saja pada buku utama lebih membahas dalam pengajaran prosa fiksi sedangkan pada buku
pembanding hanya berfokus pada unsurunsur intrinsic prisa fiksi
H. SARAN
Berdasarkan kedua buku yang sudah saya riview saya menyarankan kepada para penulis untuk lebih
memperhatikan penulisan agar para pembaca nyaman membacanya dan menambahkan bahan
referensinya agar hasilnya lebih memuaskan lagi dan dapat dikembangkan lagi oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Hutagalung. Trisnawati, dkk. 2020. Pengajaran Prosa, Puisi dan Drama. Medan : CV Kencana Emas
Sejahtera.
Haslinda. 2019. Kajian Apresiasi Prosa Fiksi. Makasar: LPP Unismuh Makasar.