Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022-2023


Nama : Sri Windari

Nim : 2213311069

Kelas : Reguler F

Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar

Dosen Pengampu : Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd.

SOAL :

1. Pada mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar, Anda sudah mempelajari bagaimana
membuat bahan ajar digital. Uraikanlah teknik penyusunan bahan ajar tersebut!
2. Ketika anda Ingin mengembangkan suatu bahan ajar, aspek-aspek apa sajakah yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar? Tuliskan dan jelaskan!
3. Pilih satu pasang KD tingkat SMP/MTS atau SMA yang memuat aspek pengetahuan dan
keterampilan. Jabarkanlah KD tersebut ke dalam indikator (jabarkan 2 KD tersebut ke
dalam indikator, setiap KD minimal dijabarkan ke dalam 3 indikator), selanjutnya
tentukan ‘materi pokok’ yang relevan dengan masing-masing indikator tersebut !.
4. Teknik evaluasi tes pada umumnya digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Salah satu jenisnya ialah evaluasi dimensi kognitif yang lebih cenderung pada
penggunaan tes, terutama tes tulis. Berdasarkan pengalaman Anda dalam membuat
evaluasi bahan ajar, uraikan dan jelaskanlah langkah-langkah yang dilakukan dalam
menyusun suatu tes.
5. Menurut Rowntree untuk menentukan isi materi bahan ajar perlu terlebih dahulu
mengembangkan garis besar materi. Berdasarkan hal itu, buatlah rancangan peta materi
berdasarkan KD dibawah ini.
1.6 Menelaah struktur teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara
membuat (cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas
daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar.
1.7 Menyajikan data rangkaian kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara
memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dll)
dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis.

JAWABANNYA :

1.) Teknik - Teknik Penyusunan Bahan ajar digital yaitu :

● Teknik penyusunan bahan ajar cetak

ada beberapa ketentuan yang sebaiknya kita jadikan sebagai acuan atau pedoman. Beberapa
ketentuan dalam teknik penyusunan bahan ajar cetak antara lain :

a. Judul atau materi yang disajikan dalam bahan ajar harus memuat kompetensi dasar atau
materi pokok yang dicapai oleh peserta didik selama mengikuti proses pepembelajaran.

b. Untuk menyusun bahan ajar cetak, setidaknya ada enam hal yang perlu kita pahami dan
mengerti.

● Teknik penyusunan bahan ajar audio

a. Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya
materi.

b. Adanya petunjuk penggunaan dalam bahan ajar audio

c. Informasi pendukung yang ada pada bahan ajar audio dijelaskan secara pada, jelas, dan
menarik dalam bentuk tertulis yang kemudian direkam dalam piringan hitam, compact disk,
atau pita kaset.

d. Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain.

e. Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan, yang sewaktu
peserta didik menirukan apa yang mereka dengar

f. Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi, misalnya majalah,
buku, internet, atau jurnal hasil penelitian sebagai bahan dalam membuat program audio.

● Teknik penyusunan bahan ajar audio visual

Teknik penyusunan bahan ajar audio visual cukup rumit untuk dikerjakan. Apalagi bagi para
pendidik yang kurang familiar dengan teknologi, maka maka teknik penyusunan bahan ajar
audio visual merupakan sebuah kesulitan yang teramat sangat. Namun, jika kita mempunyai
kemauan dan usaha yang besar untuk belajar sungguh-sungguh tentang aplikasi teknologi,
sebenarnya penyusunan bahan ajar audio visual tidak akan menjadi sesuatu yang menyulitkan,
bahkan bisa menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan. Teknik penyusunan bahan ajar
audio visual meliputi:

a. Analisis kurikulum yang sedang digunakan

b. Penentuan media ajar

c. Skema yang menunjukkan sekuensi (atau biasa. dikenall dengan skenario) dari sebuah
program video, film, dan skrip.

d. Pengambilan gambar

e. Proses pengeditan

● Teknik penyusunan bahan ajar interaktif

Teknik penyusunan bahan ajar secara garis besar yaitu sebagai berikut:

a. Ketika menyusun bahan ajar interaktif, diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang
mendukung dan memadai, terutama dalam hal mengoperasikan peralatan yang dibutuhkan,
seperti kamera foto, kamera video, dan komputer.

b. Penyajian bahan ajar interaktif biasanya dalam bentuk compact disk (CD)

c. Judul dari kompetensi dasar atau materi pokok diturunkan sesuai dengan besar kecilnya
materi

d. Dalam penyusunan bahan ajar interaktif, harus ada petunjuk pembelajarannya

e. Bahan ajar interaktif dapat menjelaskan informasi pendukung secara padat, jelas, dan
menarik dalam bentuk tertulis maupun gambar diam dan bergerak

f. Dalam bahan ajar interaktif, dituliskan tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik

g. Adanya kegiatan penilaian terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan kepada peserta
didik, yang pada akhir pembelajaran dapat dilihat oleh pendidik melalui komputer.

h. Bahan ajar interaktif menggunakan sumber belajar dari berbagai hal yang dapat
memperkaya isi materi yang biasanya dapat berupa majalah, buku, materi dari internet, dan
jurnal hasil penelitian sebagai bahan dalam membuat program bahan ajar interaktif.
2.) Aspek-aspek Yang diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar Yaitu :

a. Aspek Materi

Menurut Abidin (2013: 268) aspek materi dalam bahan ajar yang dikembangkan guru
hendaknya memperhatikan beberapa hal Berikut :

- Pertama, kesesuaian kurikulum.


- Kedua, kesesuaian materi dengan tujuan pendidikan.
- Ketiga, kebenaran materi menurut ilmu yang diajarkan.
- Keempat, kesesuaian materi dengan perkembangan kognisi peserta didik.

Berdasarkan paparan tersebut, aspek materi yang disajikan dalam buku ajar perlu disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai serta harus memperhatikan kebenaran
materi yang disusun.

Menurut Komalasari (2013: 48) penyusunan materi pada buku ajar meliputi beberapa hal
Berikut :

- Pertama keakuratan, maksudnya materi yang disusun harus akurat dan benar ditinjau
dari segi keilmuannya.
- Kedua relevan, yakni materi pembelajaran harus berkaitan atau relevan dengan
kompetensi dasar yang hendak dicapai.
- Ketiga memadai, untuk dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi.
- Keempat aktual, yang berarti materi yang diajarkan harus disesuaikan dengan ilmu
dan teknologi yang sedang berkembang.
- Kelima sesuai dengan struktur keilmuan, hal ini berarti materi yang disajikan sesuai
dengan struktur keilmuan setiap mata pelajaran.

Jadi berdasarkan paparan tersebut, materi yang disajikan dalam buku ajar perlu disesuaikan
dengan kompetensi yang hendak dicapai dan perlu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang sedang berlangsung.

Selanjutnya menurut Kurniasih (2014: 69) aspek materi yang perlu diperhatikan dalam bahan
ajar meliputi empat hal Berikut :

- Pertama buku ajar harus memuat materi minimal hal yang perlu dikuasai oleh peserta
didik.
- Kedua materi ajar harus relevan dengan tujuan pendidikan.
- Ketiga materi ajar harus disusun sesuai jenjang pendidikan peserta didik.
- Keempat isi dari materi tersebut tidak mengandung muatan politis maupun hal yang
berbau sara.

Berdasarkan uraian tersebut, materi ajar hendaknya disusun secara relevan agar berguna
dengan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami
bahwa aspek materi sangat penting sekali dalam penyusunan bahan ajar, karena pada
dasarnya tidak akan ada bahan ajar tanpa adanya materi pembelajaran, dengan demikian
materi merupakan aspek pokok dalam penyusunan bahan ajar.

b. Aspek Penyajian Materi

Dalam aspek penyajian ini, penulis akan menyajikan materi berdasarkan tingkat kerumitan
materi. Penulis akan memulai dengan materi yang mudah menuju materi yang sulit.

Menurut Abidin (2014: 268-269) menyatakan bahwa berdasarkan aspek penyajian, bahan ajar
yang hendak dikembangkan guru hendaknya perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :

● Tujuan pembelajaran harus dinyatakan secara eksplisit. Jadi penyajian tersebut


disampaikan secara terus terang dan tidak berbelit-belit, hal tersebut menghindari
kesalahpahaman mengenai materi pembelajaran.
● Penahapan pembelajaran dilakukan berdasarkan kerumitan materi. Jadi, materi
pembelajaran disusun dimulai dari yang mudah sampai tingkat kesukaran yang tinggi.
● Penahapan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan tahapan model tertentu
yang dipilih dan digunakan guru dalam pembelajaran. Jadi, materi yang disajikan
mengikuti model pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas.
● Penyajian materi harus membangkitkan minat dan perhatian peserta didik. Dalam hal
tersebut, materi yang disusun hendaknya dirancang secara kreatif sehingga peserta
didik antusias terhadap pembelajaran.
● Penyajian materi harus mudah dipahami siswa. Materi yang disusun harus disesuaikan
dengan tingkat pendidikan, maka bahasa yang digunakan perlu diperhatikan dengan
baik.
● Penyajian materi harus mendorong keaktifan siswa untuk berfikir dan belajar. Materi
yang disajikan perlu disusun dengan mempertimbangkan keaktifan berpikir peserta
didik, contohnya materi yang diberikan memberi kesempatan peserta didik dalam
berpendapat secara mandiri.
● Bahan kajian yang berkaitan harus dihubungkan dengan materi yang disusun. Jadi,
guru perlu menyesuaikan bahan kajian yang akan disampaikan dengan materi yang
sudah dirancang sebelumnya.
● Penyajian materi harus mendorong kreativitas dan keaktifan siswa untuk berpikir dan
bernalar. Jadi, kreativitas peserta didik hendaknya terlihat berdasarkan materi yang
disajikan.
● Materi hendaknya disajikan berbasis penilaian formatif autentik. Dalam hal ini,
penilaian yang diberikan harus dapat dilihat dan dihitung jumlahnya.
● Soal disusun setiap akhir pelajaran. Soal yang berupa latihan-latihan disusun pada
akhir pembelajaran, guna mengetahui kemampuan akhir peserta didik.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa penyajian materi merupakan aspek
penting dalam penyusunan bahan ajar. Bahan ajar harus disusun secara sistematis dan
membangkitkan minat siswa sehingga peserta didik dapat mudah memahami materi. Sebab
dengan baiknya penyajian materi dalam suatu bahan ajar akan dapat mempermudah guru
maupun peserta didik saat pembelajaran.

c. Aspek Grafika

Menurut Wibowo (2005:56), grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkaitan
dengan fisik buku, meliputi ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, dan
ilustrasi, yang membuat siswa menyenangi buku yang dikemas dengan baik dan akhirnya
juga meminati untuk membacanya.

Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa aspek grafika yang disajikan dalam buku ajar perlu
memperhatikan jenis kertas yang digunakan. Hal tersebut karena bahan ajar yang digunakan
secara berkala, harus terbuat dari material yang baik. Sehingga peserta didik dapat
menggunakannya dengan nyaman.
3.)

Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK)
3. Memahami pengetahuan 3.7 Mengidentifikasi unsur- 3.7.1. Merumuskan pengertian puisi
(faktual, konseptual, dan unsur pembangun teks puisi 3.7.2. Merumuskan unsur-unsur
prosedural) berdasarkan rasa yang diperdengarkan atau pembangunan teks puisi
ingin tahunya tentang ilmu dibaca 3.7.3 Mengidentifikasi unsur-unsur
pengetahuan, teknologi, seni, pembangunan teks puisi
budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan 4.7 Menyimpulkan unsur- 4.7.1 Menjawab pertanyaan
menyaji dalam ranah konkret unsur pembangun dan tentangunsur-unsur pembangun
(menggunakan, mengurai, makna teks puisi yang teks puisi yang diperdengarkan
merangkai, memodifikasi, dan diperdengarkan atau dibaca. 4.7.2 Menyimpulkan unsur-unsur
membuat) dan ranah abstrak pembangun teks puisi yang
(menulis, membaca, diperdengarkan
menghitung, menggambar, dan 4.7.3 Menyimpulkan makna teks
mengarang) sesuai dengan puisi yang diperdengarkan
yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

4.) Langkah - langkah dalam menyusun tes Yaitu :

1. Menetapkan tujuan penilaian atau tujuan tes. Setiap orang yang akan melakukan kegiatan
penilaian harus sadar tujuan akan penilaian tersebut.

2. Menguraikan materi tes dan kompetensi. Dalam menguraikan isi tes harus menjaga agar
tes yang ditulis itu tidak keluar lingkup materi yang telah ditentukan oleh batasan kawasan
ukur tetapi juga menjaga agar tidak ada bagian isi yang penting yang terlewatkan dan tidak
tertuang dalam tes. Materi tes haruslah komprehensif dan berisi butir-butir yang relevan.
Dalam hal ini yang perlu dilakukan antara lain:
a. Penguraian materi berdasarkan bagian-bagianya, yakni penguraian disandarkan pada
topic-topik dalam kurikulum atau bab-bab buku acuan pengajaran atau berdasarkan
bahasan selama proses pembelajaran.
b. Pemberian bobot tes sesuai dengan kepentingannya. Semakin tinggi bobot bagian
suatu materi semakin banyak ia harus dituangkan dalam bentuk item dan semakin
rendah suatu bobot maka semakin sedikit ia harus dituangkan dalam bentuk item.

3. Mengembangkan kisi-kisi. Kisi-kisi adalah matrik atau format yang memuat informasi
yang dapat dijadikan pedoman oleh penulis soal untuk menulis soal menjadi tes. Dalam kisi-
kisi terdapat 2 komponen utama, yaitu:

a. Identitas, yakni mencakup aspek jenis sekolah atau jenjang sekolah, mata pelajaran,
kurikulum yang diacu, tingkat kelas, alokasi waktu, dan jumlah soal.
b. Matriks, yakni mencakup komponen yang ingin diungkap, indikator hasil belajar,
tema/konsep/pokok bahasan/sub pokok bahasan, pokok materi soal, bentuk soal, dan
nomor soal.

Adapun langkah-langkah penyusunan kisi-kisi untuk menentukan proporsi materi dan


kompetensi adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi pokok-pokok materi yang akan diujikan dengan memebrikan


imbangan bobot untuk masing-masing bahasan.
b. Mengidentifikasi tingkatan ranah kognitif yang termuat dalam rumusan indikator
dalam memberikan imbangan bobot untuk masing-masing tingkatan ranah.
c. Memasukkan ranah dan pokok-pokok materi yang telah teridentifikasi ke dalam tabel
spesifikasi.
d. Memperinci banyaknya butir soal dalam setiap pokok materi dan ranah yang akan
dicapai.

4. Pemilihan bentuk tes. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa faktor seperti: tujuan tes,
jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi
tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.

5. Panjang tes. Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah jumlah soal yang akan diujikan dalam
suatu ujian. Ada 3 hal utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah soal yang
diujikan, yaitu: bobot masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, keandalan
yang diinginkan dan waktu yang tersedia. Analisis rasional adalah menganalisis kembali soal
yang telah dirumuskan, ditimbang, baik oleh sendiri maupun orang lain dengan berpedoman
pada kisi-kisi dan aturan penulisan soal.

5.

Anda mungkin juga menyukai