Anda di halaman 1dari 17

APRESIASI SASTRA ANAK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Keilmuan Sastra SD
Yang dibina oleh Ibu Isna Khuni Mu‟alimah M.Pd

Oleh
Ilhama Anisa'u Kamila (2186206114)
Migy Hadi Setyawan (2186206074)
Muchamad Rizal Ilham Pratama (2186206086)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FEBRUARI 2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah


memberikan rahmat dan karuniaNya pada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Apresiasi Sastra Anak”, untuk memenuhi
tugas matakuliah kuliah Keilmuan Sastra SD.

Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada.


1. Isna Khuni Mu‟alimah M.Pd selaku dosen pembina matakuliah Keilmuan
Sastra SD.
2. Teman-teman PGSD angkatan 2021 atas kerjasamanya.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
demi terselesaikannya makalah ini dengan lancar. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan kalian, amin.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca dan makalah selanjutnya.

Blitar, 4 Februari 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ II

DAFTAR ISI ......................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 1

1.2.1 Bagaimanakah konsep apresiasi sastra anak ? .................................. 1

1.2.2 Bagaimanakah pendekatan dalam apresiasi sastra SD ? ................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

1.3.1 Untuk mengetahui konsep apresiasi sastra anak. .............................. 1

1.3.2 Untuk mengetahui pendekatan dalam apresiasi sastra SD. ............... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2

2.1 Konsep Apresiasi sastra anak ................................................................... 2

2.1.1 Hakikat Apresiasi .............................................................................. 2

2.1.2 Bekal Apresiator................................................................................ 3

2.1.3 Tujuan Apresiasi Sastra..................................................................... 5

2.1.4 Fungsi Apresiasi Sastra ..................................................................... 5

2.2 Pendekatan dalam Apresiasi Sastra SD .................................................... 6

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12

3.2 Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Makalah ini merupakan pemenuhan tugas Keilmuan Sastra SD yang
memang harus terpenuhi. Disamping itu, makalah ini sangat bermanfaat bagi
pembaca karena pada makalah ini sedikit/banyaknya terdapat ilmu yang dapat
diambil sebagai pengetahuan atau wawasan.
Karya Sastra adalah penciptaan yang disampaikan dengan komunikatif
tentangmaksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering mengatakan,
baik di pertamaatau ketiga orang, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai
perangkat sastra yang berhubungan dengan waktu mereka. Karya sastra ada dua
jenis yaitu fiksi dan non fiksi. Didalam karya sastra terdapat hubungan antara
pembaca dengan karya sastra sehingga pembaca dapat menilai suatu karya sasta
tersebut. penilaian suatu karya sastra disebutdengan apresiasi. Apresiasi adalah
adalah penghargaan atau penilaian yang positif terhadap suatu karya tertentu.
Seorang pembaca atau penikmat dalam mengapresiasi karya sastra terdapat
masalah yaitu sulitnya untuk mengetahui makna suatu karya sastra, sehingga
munculah pendekatan-pendekatan apresiasi sastra yang bertujuan untuk
memudahkan pembaca dalam mengapresiasi karya sastra.
Dengan izin Allah dalam makalah ini kami akan menjelaskan dan
membahas tentang Apresiasi sastra anak.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Bagaimanakah konsep apresiasi sastra anak ?
1.2.2 Bagaimanakah pendekatan dalam apresiasi sastra SD ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui konsep apresiasi sastra anak.
1.3.2 Untuk mengetahui pendekatan dalam apresiasi sastra SD.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Apresiasi sastra anak
2.1.1 Hakikat Apresiasi
2.1.1.1 Pengertian Apresiasi
Apresiasi berasal dari kata appreciation yang berarti mengenal,
memahami, dan menghargai sebuah karya seni.
2.1.1.2 Pengertian Apresiasi Sastra
Aktivitas merasakan atau menikmati suatu karya seni seperti menikmati
puisi disebut dengan apresiasi sastra. Sedangkan menurut S. Effendi (dalam
Liberatus Tongsoe, 1988: 16-17) apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya
sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan,
kepekaan pikiran kritis dan kepekaan yang baik terhadap karya sastra.
Apresiasi dalam diri seseorang tumbuh seiring dengan adanya
pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu karya, termasuk karya sastra.
Pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap karya sastra berkaitan dengan
kemampuannya mengapresiasi karya sastra. Apresiasi terhadap karya sastra hanya
dapat dicapai mana kala seseorang memahami dan menghayati karya sastra
dengan baik. Penghayatan dan pemahaman yang baik terhadap karya sastra
diperoleh melalui „pergaulan‟ dengan karya sastra. Jadi, apresiasi satra artinya
penilaian, pemahaman, dan penghargaan terhadap suatu karya sastra.
Memahami karya sastra dengan benar, memampukan seseorang memaknai
hidupnya melalui pembacaan dan perenungan karya sastra, seseorang dapa
memahami kehidupan suatu masyarakat dalam kurun waku tertentu. Tentang adat
istiadatnya, tentang kondisi ekonomi, tentang situasi politik dan berbagai hal yang
melatarbelakangi terciptanya suatu karya sastra. Dengan perenungan karya sastra
orang dapat mengenal dan memahami norma-norma yang berlaku dalam suatu
masyarakat. Singkatnya, melalui pembacaan dan perenungan karya sastra, orang
menjadi lebih teguh dan kokoh menghadapi berbagai peristiwa kehidupan.
Saat ini, karya sastra tidak lagi mendapat perhatian karena dianggap
sebagai sesuatu yang terbelakang, bahkan hampir-hampir terlupakan. Perubahan-
perubahan dalam berbagai bidang terjadi karena perkembangan teknologi

2
informasi yang begitu pesat, menjadi penyebab karya sastra tidak mendapat
perhatian yang serius. Meskipun diakui bahwa ke depan dengan berbagai
kemajuan yang dicapai akan mengakibatkan distorsi nilai-nilai yang harusnya
dipelihara.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat, persaingan pun
menjadi sangat ketat. Kompetisi di berbagai bidang menyebabkan rasa
kebersamaan menjadi terkikis. Unsur individual menjadi kebutuhan yang
mendesak. Bagaimana memenangkan sesuatu dengan menyingkirkan lawan-
lawan.
Namun, perlu disadari bahwa dalam bersaing secara individual dibutuhkan
kerja sama. Seseorang tidak akan mencapai tujuan individu tanpa didukung oleh
adanya suatu kerja sama. Oleh karena itu, berkolaborasi merupakan media
mencapai kesuksesan, dan hal ini harus ditumbuhan melalui berbagai bidang,
terutama melalui pendidikan.

2.1.2 Bekal Apresiator


Aminudin mengutip pendapat E.E Kellet (dalam Liberatus Tongsoe, 1988:
21) bahwa di saat membaca karya sastra Kellet berusaha menciptakan sikap serius
namun dalam suasana batin yang tenang. Keseriusan ini penting karena
bagaimanapun juga karya sastra lahir dari daya kontemplatif pengarang, sehingga
untuk memahaminya dibutuhkan daya kontemplatif juga. Lebih-lebih karya sastra
itu merupakan bentuk ungkapan keindahan yang aktual dan imajinatif. Menurut
Boulton (dalam Liberatus Tongsoe, 1988: 21) di samping mengekspresikan
keindahan, karya sastra juga mengandung pandangan yang berhubungan dengan
perenungan atau kontemplasi batin, baik berhubungan dengan masalah agama,
filsafat, politik, maupun berbagai problematika hidup yang lain.
Melihat uraian diatas kita dapat menyimpulkan betapa kompleks, unik,
dan peliknya karya sastra itu. Maka dari itulah untuk menjadi aprsiator sastra yang
baik diperlukan beberapa bekal awal. Dengan bekal awal ini diharapkan seseorang
mampu mendekati dan menggeluti karya sastra dengan sungguh-sungguh, hingga
tumbuh penghargaan dan kecintaannya terhadap karya sastra.

3
Menurut Aminudin (dalam Liberatus Tongsoe, 1988: 22) bekal awal bagi
seorang apresiator antara lain sebagai berikut:
1. Kepekaan Emosi
Kepekaan emosi dapat diartikan sebagai perasaan atau emosi
sehingga pembaca mampu memahami maupun menikmati unsur-unsur
keindahan yang ada d dalam suatu karya sastra. Tanpa kepekaan emosi
yang terlatih, mapembaca akan sulit menangkap keindahan dari dalam
suatu karya sastra.
2. Pengetahuan dan Pengalaman yang Berhubungan dengan Masalah
Kehidupan dan Kemanusiaan
Pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah
kehidupan dan kemanusiaan itu dapa dicari lewat penghayatan kehidupan
secara intensif-kontemplatif ataupun lewat membaca buku-buku yang
berhubungan dengan masalah humanitas misalnya buku filsafat, psikologi,
sejarah, geografi, hokum dan sebagainya.
3. Pemahaman terhadap Aspek Kebahasaan
Sastra merupakan ungkapan esetetis yang memakai bahasa sebagai
wahananya. maka dari itu, untuk memahami makna karya sastra kita harus
memiliki pemahaman terhadap aspek kebahasaan. Misalnya saja dalam
sebuah puisi memilih kata “lentik angin” bukan “hembusan angin”,
memilih kata “hanya” bukan “cuma” dan sebagainya meskipun keduanya
memiliki makna sama. Setiap kata yang dipilih adalah kata yang
mendukung suasana tertentu, yang efeknya pada musikalitas dan totalitas
suasana puisi atau karya sastra. Dengan memahami aspek kebahasaan baik
berupa arti kata, bunyi, kalimat, bahkan paragraf secara baik, kita akan
lebih mudah menangkap arti atau makna dari sebuah karya sastra.
4. Pemahaman terhadap Unsur Intrinsik Karya Sastra
Unsur intrinsik karya sasra sebenarnya merupakan unsur-unsur
yang membangun karya sastra terlepas dari masalah pengarang, pembaca,
stuasi sosial politik, pendidikan, dan sebagainya.
Plot, karakterisasi, tema dan sebagainya merupakan unsur intrinsik
yang membangun bangunan prosa fiksi. Sedangkan bait, baris, makna dan

4
sebagainya merupakan unsur intrinsik yang ada dalam puisi. Unsu-unsur
ini perlu kita pahami benar, agar dengan tepat kita dapat mengapresiasi
sebuah hasil karya sastra.
2.1.3 Tujuan Apresiasi Sastra
Seseorang yang membaca karya sastra bertujuan untuk memahami atau
mengerti makna atau tema dari karya yang dibacanya. Makna tersebut hanya bisa
ditemukan ketika pembaca atau penikmat karya sastra belajar memahami berbagai
aspek yang membangun karya sastra.
Secara rinci tujuan apresiasi sastra sebagai berikut:
1. Memperhalus budi pekerti (kepekaan perasaan). Karya sastra mengandung
kebaikan dan kebenaran. Dengan seringnya membaca dan bergaul dengan
karya sastra, maka kepekaan perasaan akan tajam.
2. Peduli dengan sesama. Karya sastra kapan dan dimana saja selalu
berbicara mengenai kemanusiaan. Dengan mengapresiasi karya sastra
maka kepedulian terhadap sesama semakin tinggi.
3. Menumbuhkan sikap manusiawi (kemanusiaan).

2.1.4 Fungsi Apresiasi Sastra


Istilah apresiasi berasal dari abahsa Latin apreciatio yang berarti
“mengindahkan” atau “menghargai”. Menurut Squire dan Taba (Aminuddin,
2004:34-35) bahwa apresiasi melibatkan tiga unsur instinsik, yaitu
(1) aspek kognitif, berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam
upaya memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif yaitu yang
dapat berhubungan langsung dengan unsur-unsur secara internal
terkandung dalam teks sastra tersebut atau unsur intrinsik dan di luar teks
sastra itu atau 142 Rini Dwi Susanti Pembelajaran Apresisasi Sastra di
Sekolah Dasar unsur ekstrinsik
(2) aspek emotif, yaitu yang berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi
pembaca dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks
sastra yang dibacanya, bersifat subjektif.
(3) aspek evaluatif yaitu aspek yang berhubungan dengan kegiatan
memberikan penilaian terhadapa baik-buruk, suka tidak suka atau berbagai

5
ragam penilaian yang bersifat kritik dan bersifat umumserta terbatas pada
kemampuan aspirator dalam merespon teks sastra yang dibaca sampai
pada tahapan pemahaman dan penghayatan sekaligus mampu
melaksanakan penilaian.

Dari pengertian di atas pembelajaran apresiasi sastra di sekolah


dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menikmati,
menghayati, memahami dan mamanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan
dalam kemampuan berbahasa. Tujuan tersebut dicapai melalui pembelajaran
apresiasi puisi, drama, prosa fiksi, kritik sastra dan penulisan kreatif sastra.

2.2 Pendekatan dalam Apresiasi Sastra SD


Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan oleh
seseorang sewaktu mengapresiasi karya sastra dapat bermacam-macam.
Keanekaragaman pendekatanyang digunakan itu dalam hal ini lebih banyak
ditentukan oleh (1) tujuan dan apa yang akandi apresiasi lewat teks sastra yang
dibacanya, (2) kelangsungan apresiasi itu terproses lewatkegiatan bagaimana, dan
(3) landasan teori yang digunakan dalam kegiatan apresiasi.Pemilihan dan
penentuan pendekatan tersebut tentu sangat ditentukan oleh tujuan pengapresiasi
itu sendiri.
Bertolak dari tujuan dan apa yang akan diapresiasi, pembaca dapat
menggunakansejumlah pendekatan meliputi
1. Pendekatan parafratis
2. Pendekatan emotif
3. Pendekatan analitis
4. Pendekatan historis
5. Pendekatan sosiopsikologis
6. Pendekatan dikdatis
Uraian tentang pengertian setiap jenis pendekatan tersebut, prinsip dasar
yangmelatarbelakanginya serta gambaran penerapannya dalam kegiatan apresiasi
sastra dapatdiuraikan sebagai berikut.

6
2.2.1 Pendekatan prafratis
Pendekatan prafratis adalah startegi pemahaman kandungan makna dalam
suatu cipta sastradengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang
disampaikan pengarang denganmenggunakan kata-kata maupun kalimat yang
berbeda dengan kata-kata dan kalimat yangdigunakan pengarangnnya. Tujuan
akhir dari pendekaran parafratis itu adalah untukmenyederhanakan pemakaian
kata atau kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebihmudah memahami
kandungan makna yang terdapat dalam suatu cipta sastra.
Prinsip dasar dari penerapan pendekatan parafratis oada hakikatnya berangkat
dari pemikiran bahwa (1) gagasan yang sama dapat disampaikan lewat bentuk
yang berbeda, (2)simbol-simbol yang bersifat konotatif dalam suatu cipta sastra
dapat diganti dengan lambangatau bentuk lain yang tidak mengandung ketaksaan
makna, (3) kalimat-kalimat atau baris dalam suatu cipta sastra mengalami
pelepasan dapat dikembalikan lagi kepada bentukdasarnya, (4) pengubahan suatu
cipta sastra baik dalam hal kata maupun kalimat yangsemula simbolik dan eliptis
menjadi suatu bentuk kebahasaan yang tidak lagi konotatif akanmempermudah
upaya sesorang untuk memahami kandungan makna dalam suatu bacaan, dan(5)
pengungkapan kembali suatu gagasan yang sama dengan menggunakan media
atau bentuk yang tidak sama oleh seorang pembaca akan mempertajam
pemahaman gagasanyang diperoleh dari pembaca itu sendiri.
Dari prinsip dasar pada butir 5 itu dapat disimpilkan juga bahwa penerapan
pendekatan parafratis selain untuk mempermudah upaya pemahaman makna suatu
bacaan, jugadigunakan untuk mempertajam, memperluas dan melengkapi
pemahaman makna yangdiperoleh pembaca itu sendiri. Sebab itu, dalam
pelaknsanaannya nanti, pendekatan parafratis ini, selain dapat dilaksanakan pada
awal kegiatan mengapresiasi sastra, juga dapatdilaksanakan setelah kegiatan
apresiasi berlangsung.
2.2.2 Pendekatan emotif
Pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra adalah suatu pendekatan
yang berusahamenemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan
pembaca. Ajukan emosi itudapat berhubungan dengan keindahan penyajian

7
bentuk maupun ajukan emosi yang berhubungan dengan isi atau gagasan yang
lucu dan menarik.
Prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi adanya pendekatan emotif ini
adalah pandangan bahwa cipta sastra merupakan bagian dari karya seni yang hadir
diahadapan masyarakat pembaca untuk dinikmati sehingga mampu memberikan
hiburan dan kesenangan. Dandengan pendekatan emotif inilah diharapkan
pembaca mampu menemukan unsur-unsurkeindahan maupun kelucuan yang
terdapat dalam suatu karya sastra.
Sebab itulah dalam pelaksanaannya pendekatan emotif ini pembaca akan
dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan tentang: ada kah unsur-unsur keindahan
dalam cipta sastra yang akansaya baca ini? Bagaimana cara pengarang
menampilkan keindahan itu? Dan bagaimanawujud keindahan itu sendiri setelah
digambarkan pengarangnya? Bagaimana cara pembacamenemukan keindahan itu?
serta berapa banyak keindahan itu dapat ditemukan? Selain berhubungan dengan
masalah keindahan yang lebih lanjut akan berhubungan denganmasalah gaya
bahasa seperti metafor, simile, maupun penaraan setting yang mampu
menghasilkan panorama yang menarik. Penikmatan keindahan itu juga dapat
berhubungandengan penyampaian cerita, peristiwa, maupun gagasan tertentu yang
lucu dan menariksehingga mampu memberikan hiburan dan kesenangan kepada
pembaca.
Untuk menemukan dan menikmati cipta sastra yang mengandung
kelucuan, anda tentunya juga harus memilih cipta sastra yang termasuk dalam
ragam-ragam tertentu. Ragam itumisalnya humor, satirik, sarkasme, maupun
ragam komedi.
2.2.3 Pendekatan analitis
Pendekatan analitis merupakan suatu pendekatan yang berusaha
memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau mengimajikan
ide-idenya, sikap pengarang dalammenampilkan gagasan-gagasan, elemen
intrinsik dan mekanisme hubungan dari setiapelemen intrinsik itu sehingga
mampu membangun adanyan keselarasan dan kesatuan dalamrangkan
membangun totalitas bentuk maupun totalitas makna.

8
Penerapan pendekatan analitis itu pada dasarnya akan menolong pembaca
dalam upayamengenal unsur-unsur intrinsik sastra yang secara aktual telah berada
dalam suatu ciptasastra dan bukan dalam rumusan-rumusan atau definisi yang
terdapat dalam kajian teorisastra. Selain itu, pembaca juga dapat memahami
bagaimana fungsi setiap elemen ciptasastra dalam rangka membandung
keseluruhannya. Dengan kata lain, pendekatan analitis iniadalah suatu pendekatan
yang bertujuan menyusun sintetis lewat analisis. Lewat penerapan pendekatan ini
diharapkan pembaca pada umumnya menyadari bahwa cipta sastra itu
padadasarnya diwujudkan lewat kegiatan yang serius dan terencana sehingga
tertanamkanlah rasa penghargaan atau sikap yang baik terhadap karya sastra.
Dalam kehadiran pendekatan analitis ini, prinsip dasar yang
melatarbelakanginya adalahanggapa bahwa (1) cipta sastra itu dibentuk oleh
elemen-elemen tertentu, (2) setiap elemendalam cipta sastra memiliki fungsi
tertentu dan senantiasa memiliki hubungan antara yangsatu dengan lainnya
meskipun karakteristik masing-masing berbeda, (3) dari adanya cirikarakteristik
setiap elemen itu, maka antara elemen yang satu dengan elemen yang lain,
padaawalnya dapat dibahas secara terpisah meskipun pada akhirnya setiap elemen
itu harusdilengkapi sebagai suatu kesatuan.
Dalam pelaksanaannya, penerapan pendekatan analitis ini diawali dengan
kegiatan membacateks secara keseluruhan. Setelah itu, pembaca menampilkan
beberapa pertyanyaan yang berhubungan dengan unsur-unsur intrinsik yang
membandung cipta sastra yang dibacanya.Setelah itu, pembaca kembali membaca
ulang sambil berusaha menganilis setiap unsur yangtelah ditetapkannya. Dari hasil
analisis setiap unsur itu, pembaca lebih lanjut berusahamemahami bagaimana
mekanisme hubungan. Lewat analisis mekanisme hubungan ini lebihlanjut
pembaca menganlisis bagaimana fungsi setiap elemen itu dalam rangka
mewujudkansuatu cipta sastra.
Kegiatan mengapresiasi sastra dengan menerapkan pendekatan analitis ini
dapat dianggapsebagai suatu kerja yang bersifat saintifik karena dalam
menerapkan pendekatan itu pembaca harus berangkat dari landasan teori tertentu,
bersikap objektif dan harusmewujudkan hasil analisis yang tepat, sistematis, dan
diakui kebenarannya oleh umum.

9
2.2.4 Pendekatan historis
Pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menekankan pada
pemahaman tentang biografi pengarang, latar belakang peristiwa kesejarahan yang
melatarbelakangi terwujudnyacipta sastra yang di baca, serta tentang bagaimana
perkembangan kehidupan penciptaanmaupun kehidupan sastra itu sendiri pada
umumnya dari zaman ke zaman.
Prinsip dasar yang melatarbelakangi lahirnya pendekatan historis ini
adalah anggapan bahwacipta sastra bagaimanapun juga merupakan bagian dari
zamannya. Selain itu, pemahamanterhadap biografi pengarang juga sangat penting
dalam upaya memahami kandungan maknadalam suatu cipta sastra. Sebab itulah
telaah makna suatu teks dalam pendekatansosiosemantik sangat mengutamakan
konteks, baik konteks sosio-budaya, situasi zamanmaupun konteks kehidupan
pengarangnnya sendiri.
2.2.5 Pendekatan sosiopsikologis
Pendekatan sosiopsikologis adalah suatu pendekatan yang berusaha
memahamilatarbelakang kehidupan sosial-budayanya, kehidupan masyarakat
maupun tanggapankejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan
kehidupannya ataupun zamannya padasaat cipta sastra itu diwujudkan. Dalam
pelaksanaannya pendekatan ini memang seringtumpang tindih dengan pendekatan
historis. Dalam pendekatan sosiopsikologis apresiator berusaha memahami
bagaimana kehidupan sosuak masyarakat pada masa itu, bagaimana
2.2.6 Pendekatan didaktis
Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan
memahamigagasan, tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang terhadap
kehidupan. Gagasan,tanggapan maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu
terwujud dalam suatu dalam suatu pandangan etis, filosofis, maupun agamis
sehingga akan mengandung nilai-nilai yangmampu memperkaya kehidupan
rohaniah pembaca.
Dalam pelaksanaanya, penggunaan pendekatan dikdaris diawali dengan
upaya pemahamansatuan-satuan pokok pikiran yang terdapat dalam suatu cipta
sastra. Satuan pokok pikiran itu pada dasarnya disarikan dari paparan gagasan
pengarang, baik berupa tuntutan ekspresif,komentar, dialog, lakuanm maupun

10
deskripsi peristiwa dari pengarang atau penyairnya.Dalam penerapan pendekatan
didaktis ini, sebagai pembimbing kegiatan berpikirnya, pembaca dapat berangkat
dari pola berpikir, misalnya jika malin kundang itu akhirnya matukarena durhaka
kepada ibunya, maka dalam hidupnya, manusia itu harus bersifat baikkepada
orang tua.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktivitas merasakan atau menikmati suatu karya seni seperti menikmati
puisi disebut dengan apresiasi sastra. Sedangkan menurut S. Effendi apresiasi
sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh hingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan yang baik
terhadap karya sastra.
Bekal awal bagi seorang apresiator meliputi kepekaan emosi, pengetahuan
dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah kehidupan dan kemanusiaan,
pemahaman terhadap aspek kebahasaan, dan pemahaman terhadap unsur intrinsik
karya sastra.
Tujuan apresiasi sastra yaitu Memperhalus budi pekerti, Peduli dengan
sesama, dan Menumbuhkan sikap manusiawi.
Menurut Squire dan Taba (Aminuddin, 2004:34-35) bahwa apresiasi
melibatkan tiga unsur instinsik, yaitu aspek kognitif, aspek emotif dan aspek
evaluatif
Pendekatan apresiasi sastra itu muncul karena sulitnya pembaca atau
penikmat sastradalam mengapresiasi sastra. Pendekatan sebagai suatu prinsip
dasar atau landasan yangdigunakan oleh seseorang sewaktu mengapresiasi karya
sastra dapat bermacam-macam.Keanekaragaman pendekatan yang digunakan itu
dalam hal ini lebih banyak ditentukan oleh(1) tujuan dan apa yang akan di
apresiasi lewat teks sastra yang dibacanya, (2) kelangsunganapresiasi itu terproses
lewat kegiatan bagaimana, dan (3) landasan teori yang digunakandalam kegiatan
apresiasi. Pemilihan dan penentuan pendekatan tersebut tentu sangatditentukan
oleh tujuan pengapresiasi itu sendiri.

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena

12
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gasong, Dina. (2019). Apresiasi Sastra Indonesia. Sleman Yogyakarta: CV


Budi Utama. Tersedia di aplikasi iPusnas.
Tjahjono, Liberatus Tengsoe. (1988). Sastra Indonesia Pengantar Teori dan
Apresiasi. Flores NTT: Nusa Indah
Rini Dwi Susanti. 2015. Hal 142. Pembelajaran apresisasi sastra di sekolah
dasar. Kudus.
Alfin, Jauharoti. (2014). Apresiasi sastra Indonesia. Surabaya CV. Cahaya In
tan XII

14

Anda mungkin juga menyukai