Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Prosa Arab pada Prosa Indonesia Lama:

Para Nabi dan Pahlawan Pra Islam

Makalah ini diajukan untuk salah satu tugas mata kuliah al-Adab al-Muqoron

Disusun oleh kelompok 9:


M. Attariqh Shadiq (11190210000045)
Lilis Malikatus Sakinah (11190210000052)

Dosen Pembimbing:
Dr. Rizqi Handayani, MA

Semester 7 B
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Adab dan Humaniora
Bahasa dan Sastra Arab
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat dan hidayah
serta taufiq-Nya sehingga kita bisa berkomunikasi bertatap muka kembali dalam
keadaan yang berbahagia. Dimana kami dapat menyampaikan isi makalah kami
kepada teman teman sekalian. Shalawat serta salam kita junjung kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW, yang mana telah menuntun kami ke jalan yang benar.

Dan kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dan
mendukung dalam menyelesaikan makalah “Pengaruh Prosa Arab pada Prosa
Indonesia Lama: Para Nabi dan Pahlawan Pra Islam” dan juga terima kasih kepada
Pembimbing kepada mata kuliah kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini

Ciputat , 06 Oktober 2022

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1. Sekilas Tentang Karya Sastra & Prosa Lama Indonesia.................................................3
2.2. Pengaruh Prosa Arab Pada Prosa Lama Indonesia dengan Para Nabi............................5
2.3.) Pengaruh Prosa Arab dengan Pahlawan Islam..............................................................7
BAB III.....................................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................9
3.2. Saran..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prosa sastra Arab atau an-Natsr al-Adaby memiliki makna perkataan yang
tidak terikat oleh wazan dan qafiyah. Menurut Muhammad Sa’ad Al-Husain, prosa
sastra Arab adalah prosa estetis yang bertujuan untuk membangkitkan rasa dan emosi
para penikmatnya. Agar dapat disebut prose estetis, sebuah karya tersebut harus
memenuhi empat unsur sastra yaitu fikrah (gagasan), athifah (emosi), lafadz atau
uslub (bahasa), dan khayal (imajinasi).
Prosa sastra Arab mengalami perubahan karakteristik yang berbeda-beda di
setiap masanya mulai dari masa klasik hingga masa modern. Prosa Arab pada masa
klasik memiliki tingkat bahasa yang tinggi, rigkas, padat dan berisi. Pada masa ini
gaya bahasa yang digunakan dalam prosa kaya akan konotasi seperti syi’ir dan berisi
seruan untuk mengobarkan semangat. 1 Berbeda dengan prosa pada masa klasik, pada
masa modern sastra realis menjadi lebih dominan. Para pembacanya pun lebih
menginginkan adanya keterkaitan teks sastra dengan realitas sosial.2
Pengaruh sastra Arab mulai merambah kepada prosa lama Indonesia terlihat
pada banyaknya kisah-kisah para Nabi yang khususnya terdapat pada Al-Qur'an dan
tafsirnya, keterpengaruhan ini tentu saja juga terdapat dalam prosa Indonesia lama
bercorak Islam yang dipengaruhi sastra Arab adalah cerita para tokoh Islam, dari
mulai Nabi Muhammad hingga para sahabat dan para wali (padri/sufi) Islam.

1.2 Rumusan Masalah

1.1.1 Apa Pengertian Karya Sastra Dan Prosa Lama Indonesia?


1.1.2 Bagaimana Keterpengaruhan Prosa Arab Pada Cerita Para Nabi?
1.1.3 Bagaimana Keterpengaruhan Prosa Arab Pada Cerita Pahlawan Islam?

1
Dyah Nurul Azizah ,Karakteristik Prosa dalam Sastra Arab, Tsaqofah & Tarikh, Vol. 4 No. 2, Juli -
Desember 2020, hal. 125 .UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2
Fadlil Munawwar Manshur, “Sejarah Perkembangan Kesusastraan Arab Klasik dan Modern”,
(Yogyakarta : UGM, 2007), hal 22.

1
1.3 Tujuan Penulisan

1.1.1 Dapat memahami Pengertian Karya Sastra Dan Prosa Lama Indonesia
1.1.2 Dapat mengetahui Keterpengaruhan Prosa Arab Pada Cerita Para Nabi
1.1.3 Dapat mengetahui Keterpengaruhan Prosa Arab Pada Cerita Pahlawan
Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sekilas Tentang Karya Sastra & Prosa Lama Indonesia

Sebelum mempelajari tentang karya sastra, ada baiknya mengetahui pengertian


karya sastra. Sastra berasal dari kata sansekerta susastra, su berarti baik atau indah
dan sastra berarti tulisan. Sastra berarti tulisan yang indah, tetapi bukan tulisan yang
indah seperti kaligrafi. Yang dimaksud di sini adalah konten verbal yang indah dan
pedih sehingga emosi pembaca meleleh ke dalam teks. Karya sastra adalah karya
pengarang berdasarkan sudut pandang pengarang, pengalaman, pengetahuan ilmiah,
apa yang dilihatnya, dan suasana hatinya. Sastra adalah karya yang menuangkan
imajinasi pengarangnya ke dalam kata-kata. Sastra ada sebagai hasil perenungan
pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai fiksi memiliki pemahaman
yang lebih dalam, tidak hanya narasi imajiner dan angan-angan pengarang, tetapi juga
kreativitas pengarang saat ia mengeksplorasi dan mengolah ide-ide dalam pikirannya.3

Dari pengertian di atas, dapat diungkapkan bahwa karya sastra adalah sebuah hasil
ciptaan manusia yang menggambarkan kehidupan (baik gambaran nyata maupun
tidak nyata). Karya sastra dapat digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan
pemikiran dan perasaan mereka melalui karangan yang memiliki seni, sehingga
menjadi petunjuk atau pembelajaran bagi kita yang membaca hasil karya sastra
pengarang. Perkembangan dan tumbuhnya sastra tersebut juga didasari oleh manusia
sendiri serta zaman yang mendorong pemikiran manusia untuk mengembangkan
sastra, terbukti dari adanya karya sastra lama dan karya sastra modern.

Karya sastra tidak terlepas dari eksistensi manusia. Tokoh-tokoh yang menjadi
subjek atau pelaku dalam penceritaan akan mencerminkan karakter individu atau
karakter sosial tertentu. Artinya, jika karya sastra tersebut berasal dari daerah bagian
timur Indonesia, perwujudan eksistensi manusia tidak akan terlepas dari kebiasaan
atau keadaan nyata masyarakat di sana. Manusia, dengan eksistensi dan segala
pengetahuan yang dimiliki, memungkinkan dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Sedangkan, prosa menurut Zainuddin adalah pengungkapan peristiwa secara jelas


dengan penguraikan seluruh pikiran dan juga seluruh perasaan serta tidak terikat
syarat-syarat tertentu dalam sebuah karya sastra. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yg
terdapat dalam puisi). Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa
baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya
barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.4

3
Ratna, Nyoman Kutha, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Penulis,
2015, h. 35
4
Iye, R., & Susiati, S, Nilai Edukatif Dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo, 2018, h. 185-191

3
Karya sastra dibagi menjadi tiga jenis yaitu prosa fiksi, puisi dan drama. Prosa
fiksi juga dibedakan menjadi beberapa jenis dalam berbagai bentuk seperti roman,
novel, novelet, maupun cerpen. Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa
juga diistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita berplot.
Pengertian prosa fiksi tersebut adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku
pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu
yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.5

Sedangkan Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh
dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul
disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Prosa
lama memiliki ciri-ciri diantaranya sebagai berikut:

a.) Bersifat Statis

Prosa lama memiliki bentuk sama, pola-pola kalimatnya sama, banyak kalimat
dan ungkapan yang sama, tema ceritanya sama sesuai dengan perkembangan
masyarakat yang lambat.

b.) Diferensiasi sedikit

Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena
perhubungan beberapa unsur kuat sekali.

c.) Bersifat tradisional

Prosa lama bersifat tradisional, kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang


sama terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita juga
sering diulang.

d.) Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat (anonim)

Prosa lama merupakan milik bersama yaitu menggambarkan tradisi masyarakat


yang lebih menonjolkan kekolektifan daripada keindividualan.

e.) Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun

Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan tentang asal usul raja dan kaum
bangsawan dan kejadian-kejadian yang penting, tanpa memperhatikan perurutan
waktu dan kejadian-kejadiannya (tidak kronologis) sehingga alur cerita sulit dipahami

f.) Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional

Bahasanya bersifat klise, bahasanya dipengaruhi oleh kesustraan Budha dan


Hindu yang sulit untuk dipahami dan dipengaruhi bahasa melayu.

g.) Sifatnya fantasis tau khayal

5
Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2018, h. 66

4
Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa ke
dalam khayal dan fantasi.

2.2. Pengaruh Prosa Arab Pada Prosa Lama Indonesia dengan Para Nabi

Pengaruh sastra Arab, khususnya Alquran dan tafsirnya, terhadap prosa sastra
Indonesia kuno (Nusantara) dapat dilihat, misalnya, dalam kisah para nabi sebelum
Nabi Muhammad. Tentu saja, fenomena kisah para nabi juga dipengaruhi oleh
berbagai kitab berbahasa Arab yang memuat kisah-kisah para nabi pra-Islam. Liaw
Yock Fang bahkan secara harfiah menyebut kisah-kisah para nabi dan tokoh saleh
pra-Islam dalam sastra Indonesia kuno sebagai "Cerita Al Quran". Kisah-kisah para
nabi dalam sastra prosa Islam Nusantara memiliki plot menarik yang sulit, bahkan
tidak mungkin, ditemukan dalam kisah-kisah para nabi lainnya. Setidaknya ada klaim-
klaim tertentu yang bersumber dari didaktik/perubahan sosial dalam Islam, meskipun
tentu saja kisah para nabi dalam prosa Indonesia kuno mencerminkan pola masyarakat
Islam awal di Nusantara.6

Misalnya, kisah Nabi Yusuf terjadi setelah ia menjadi wazir yang bertanggung
jawab atas perbendaharaan dan dua tahun setelah kematian wazir Mesir ('aziz) Qutfir
yang merawatnya. Raja menikahkan Yusuf dengan Zulaikha, mantan istri Qutfir.
Sumber lain mengatakan, bahkan Yusuf menikah dengan Zulaikha di surga. Awalnya
Zulaikha tidak mau, karena dia tidak secantik dulu, dia sudah tua dan matanya sakit.
Namun setelah Jibril mengusap wajahnya dengan daun syajarah al-Muntaha, ia
menjadi lebih cantik dari sebelumnya. Zulaikha, yang masih perawan karena suami
aslinya tidak pernah menyentuhnya, kemudian setuju untuk menikah dengan Yusuf.
Tentu ada juga plot, seperti plot dalam ayat Al-Qur'an (QS. Yusuf: 89-92) Yusuf
memaafkan tindakan buruk saudara-saudaranya, yang menyebabkan penderitaan,
yaitu dipukuli ketika dia masih muda dan dibuang ke dalam sumur serta dijual sebagai
budak oleh para pedagang.7

Berdasarkan plot yang disebut pertama dalam kisah Yusuf di atas juga, berdoa
untuk mempelai pengantin agar dianugerahi cinta Yusuf kepada Zulaikha pun menjadi
absah. Doa itu bunyi lengkapnya: "Ya Allah, berilah cinta kepada kedua mempelai
sebagaimana cinta Adam kepada Hawa, Cinta Yusuf kepada Zulaikah, dan cinta Nabi
Muhammad kepada Khadijah al-Kubra". Doa ini belakangan sering dimasalahkan,
karena Zulaikha dinilai sebagai wanita penggoda yang tidak baik dengan merujuk
pada Surat Yusuf dalam al-Qur'an, semenatara dalam al-Qur'an tidak ada plot yang
mengsahakn pernikahan Yusuf dengan Zulaikha.

Dalam cerita Nabi Musa ada plot yang saat kaumnya, Bani Israil, ditinggalkanya
untuk menghadap Allah di Gunung Türi Sină, umatnya menyembang berhala buatan
6
Sukron Kamil, Sastra Banding, Depok: Rajawali Buana Pustaka, 2020, H. 108
7
Sukron Kamil, Sastra Banding, Depok: Rajawali Buana Pustaka, 2020, H. 109

5
Samiri. Meski ini bukan plot baru yang dikisahkan dalam teks cerita yang lain, plot ini
merupakan penegasan bahwa sejarah manusia bisa diawali dengan diperkenalkannya
tauhid oleh Nabi Adam, lalu manusia bisa terjerumus menyembah berhala karena satu
dan lain hal, seperti yang dialami anak-anak Adam dari pihak Qabil. Seolah plot ini
menolak gagasan dalam antropologi agama bahwa agama manusia dari awalnya
dalam bentuk animisme dan dinamisme, lalu politeisme, dan diakhiri dengan
monoteisme, meski secara sejarah, gradulitas atau perkembangan agama ke arah yang
lebih baik seperti itu lebih bisa dipahami.

Yang merupakan plot baru dalam hikayat Nabi Musa versi prosa sastra Indonesia
lama yang berbeda dengan plot umumnya kisah Nabi Musa yang lain adalah plot
bahwa setelah Fir'aun yang didakwahi ajaran tauhid oleh Nabi Musa, meninggal
karena tenggelam di laut yang terbelah oleh tongkat Nabi Musa, Nabi Musa kembali
ke Mesir dengan kaumnya. Segala harta Fir'aun di kerajaannya dirampas Musa dan
dibagikan kepada kaum Bani Israil. Kemudian mereka menjadi kaya dan memperoleh
keadilan ekonomi. Ada juga plot Musa membawa istrinya Safur saat berumur 40
tahun tinggal di Mesir dengan dua orang anak perempuan.

Tentu saja, plot umum juga ada. Misalnya, penolakan Qarun untuk diperintahkan
oleh nabi Musa untuk memberi sedekah kepada orang miskin adalah sikap arogan,
percaya bahwa kekayaannya bukan karena kasih karunia Allah, tetapi hasil usaha dan
ilmunya sendiri. Setelah itu, atas permintaan nabi Musa, Qarun disiksa oleh Tuhan.
Ada pula persekongkolan Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidir yang memiliki
ilmu 'irfani' yang irasional dan empiris, sebagaimana diceritakan dalam Surat al-
Kahfi. Nabi Musa juga memprotes Nabi Khidir ketika dia membunuh seorang anak
yang dia yakini tidak bersalah. Karena Musa menganggap apa yang dilakukan Khidir
sebagai dosa besar menurut syariat/ilmu hukum. Nabi Khidir juga mengatakan itu
adalah perintah dari langit. Anak itu bukanlah anak yang shaleh, tetapi dia adalah
anak dari orang tua yang saleh, maka dia dibunuh dengan sengaja. Setelah itu, Nabi
Khidir berkata bahwa Allah akan menggantikannya dengan anak yang shaleh.8

Dalam kisah Nabi Sulaiman yang juga seorang raja yang mewarisi kerajaan
ayahnya, Nabi Daud, disebutkan bahwa Nabi Sulaiman memiliki cincin tersebut.
Cincin itu bisa melakukan berbagai keajaiban. Cincin itu kemudian dicuri oleh roh
bernama Istilha, setelah itu Nabi Sulaiman diusir dari istananya sendiri, karena jin
memerintah istana. Cincin itu akhirnya ditemukan oleh Nabi Sulaiman setelah putri
seorang nelayan, salah satu istri Nabi Sulaiman, menemukan cincin itu di dalam perut
ikan. Karena tidak tahan mendengar ayat-ayat suci di istana Sulaiman, cincin itu
dibuang ke laut oleh roh-roh yang telah mencuri istana Sulaiman.

Dalam kisah Nabi Ayyub yang menceritakan tentang kesabaran dalam menghadapi
penyakit, disebutkan bahwa Nabi Ayyub jatuh sakit karena tidak mau membantu
ulama yang dahulu dianiaya oleh raja. Pada saat itu, daging tubuhnya meleleh. Setelah

8
Sukron Kamil, Sastra Banding (Depok: Rajawali Buana Pustaka, 2020), h. 110

6
menderita kusta selama delapan tahun, Nabi Ayub diampuni Allah dan sembuh dari
penyakitnya.9

2.3.) Pengaruh Prosa Arab dengan Pahlawan Islam

Kisah-kisah pejuang Islam dalam prosa sastra Indonesia kuno sebagai


pengaruh pada sastra/teks Arab muncul antara lain dari Hikayat Amir Hamzah dan
Muhammad Hanafia, yang menceritakan kisah Sayyidina Hamzah, putra Abdul-
Mutalib, kakek dari Nabi. Dia adalah pemimpin militer yang mampu menaklukkan
Yaman dan memimpin rajanya ke agama Nabi Ibrahim. Ketika diminta untuk
membawa beberapa upeti kepada raja Persia Nusirwan, ia jatuh cinta dengan putri raja
Persia Nusirwan. Namun salah satu menterinya, Bakhtik (Bekhtek), tidak setuju.
Supaya mati, ia diperintahkan untuk mengumpulkan pajak dari raja-raja Mesir, Roma
dan Yunani. Amir Hamzah mampu menyelesaikan misinya dengan memerangi
mereka. Namun, dia tidak hanya mengumpulkan pajak, tetapi dia berkhotbah terutama
tentang agama monoteistik yang dikembangkankan oleh Nabi Ibrahim, dan orang-
orang Yunani, Romawi, dan Mesir juga Muslim. Meskipun demikian, ia adalah
korban dari upaya musuh eksternal, seperti Raja Mesir, dan upaya musuh dari dalam,
atas perintah Bakhtik, yang mencoba meracuni perdana menteri Nusyirwan. Hamzah
pernah mengalami kebutaan, akan tetapi ia sembuh. Dan pada saat perang Uhud ia
gugur dalam membela Nabi.10

Hikayat Amir Hamzah merupakan hikayat yang memiliki halaman ribuan yang
panjang. Dua naskah Leiden yang diselidiki oleh Ph. S. Van Ronkel, yaitu naskah
pertama pada tahun 1697 dan naskah kedua pada tahun 1698, terdiri dari 91 cerita
yang keduanya memiliki jumlah 1225 dan 1843 halaman. Keduanya dalam segi jalan
cerita hampir sama. Hanya saja pada pendahuluan askah pertama, sebagian dalam
bahasa Parsi yang rusak, sedangkan naskah yang kedua lebih terpelihara bahasanya.
Perbedaan menonjol pada kedua naskah ini adalah nama orang.11

Akan tetapi dalam versi yang terpenting adalah versi Jawa yang dikenal
dengan nama Menak artinya pahlawan. Menak merupakan sastra Jawa yang terkenal
Menak yang terkenal disusun oleh Jasadipura. Menurut Van Rokel, salah satu sarjana
yang melakukan penyelidikan. Menurutnya, Menak sebenarnya merupakan saduran
dari bahasa Melayu, yaitu Amir Hamzah dalam isi yang lebih luas daripada versi
Melayu. Sebab dia orang Jawa yang gemar mengembangkan dan meluaskan bacaan
yang dibaca. Misalnya, jika diceritakan bahwa Hamzah maju menentang musuh,

9
Liaw Yock Fang, Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik 1, (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 205-234 dan
Ismail Hamid, Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam, h. 49-63.
10
Sukron Kamil, Sastra Banding (Depok: Rajawali Buana Pustaka, 2020), h. 113
11
Liaw Yock Fang, Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik 1, (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 313

7
bebrapa orang Halubalang tela dikalahkan, kotanya juga ditawan, dalam bahasa Jawa,
yaitu Menak. 12

Sedangkan Hikayat Muhammad Hanafiah berisi kisah Muhammad Hanafiah


(638-701 M), Ali bin Abi Thalib dari istri seorang Persia, dari suku Bani Hanifah, la
bermimpi bertemu Nabi Muhammad agar menuntut balas kepada Yazid, khalifah
Dinasti Umayyah yang menggantikan Muawiyah, ayah Yazid. Yazid diminta
bertangung jawab atas kematian saudaranya yang beda ibu, dua putra Ali dari istrinya
Fatimah, cucu Nabi Muhammad sendiri, yaitu Hasan dan Husein. Pada pertempuran
menuntut balas dendam tersebut Yazid terbunuh, kemudian kepemimpinnya
berpindah ke tangan putra Husein, Zainal Abidin yang menjadi raja (khalifah).

Untuk kisah Muhammad Hanafiah, meski menekankan tokohnya yang


memiliki sifatnya wara' (memelihara agama) dan visi penegakan keadilan dan
kebenaran, kisah ini berisi kisah kepahlawan kaum Syi'ah. Di dalamnya diuraikan
tokoh Muhammad Hanafiah, pejuang yang menegakan keadilan bagi kalangan
penganut mazhab Syiah. Bahkan, di dalamnya ada tiga imam Syiah Hasan, Husein,
dan Zainal Abidin. Meski bagi kalangan Sunni fanatis, ini menjadi permasalahan,
kisah Muhammad Hanafiah memperlihatkan bahwa boleh jadi Islam yang lebih awal
masuk ke Indonesia adalah Islam versi Syiah, antara lain jalurnya dari Persia, selain
dari Yaman/Saudi dan India sufi. Karena, pada tahun 1980-an, di daerah seperti
Bogor pada tahun 1980-an adalah biasa melakukan sedekah bumi dengan memakan
bubur merah pada tanggal 10 Muharram. Juga di daerah seperti Ternate, Maluku
Utara, Indonesia Bagian Timur. Bubur merah sepertinya pengganti ritual merusak diri
hinga melahirkan darah yang berwarna merah. Pada tanggal 10 Muharram juga
adalah hari suci bagi kaum Syiah, yaitu hari wafatnya Husein oleh Yazid sebagai
syahid, selain hari untuk memperhatikan anak yatim bagi kaum Sunni. Jika dibaca
hari ini, keberadaan kisah ini dalam masyarakat Indonesia la harusnya menjadi
teladan/dorongan/untuk memberikan hak-hak kebebasan beragama bagi kaum Syiah
di Indonsia saat ini, sebagaimana pola Islam Timur Tengah. Sikap itu lebih sejalan
dengan anjuran menegakkan ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan sesama Muslim)13

12
Liaw Yock Fang, Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik 1, (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 315
13
Sukron Kamil, Sastra Banding (Depok: Rajawali Buana Pustaka, 2020), h. 114

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pengaruh sastra Arab terhadap prosa sastra Indonesia lama dapat dilihat,
misalnya, dalam kisah para nabi sebelum Nabi Muhammad. Tentu saja, fenomena
kisah para nabi juga dipengaruhi oleh berbagai kitab berbahasa Arab yang memuat
kisah-kisah para nabi pra-Islam. Banyak kemungkinan yang terdapat pada pengaruh
prosa sastra Arab terhadap prosa lama Indonesia yaitu berpengaruh sebelum Islam
berkembang di Indonesia, sehingga banyak keselarasan pada prosa Arab dan Prosa
Indonesia lama.

3.2. Saran

Kami mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
harap kritik dan saran yang membangun dari teman-teman dan dosen pengampu mata
kuliah al-Adab al-Muqoron agar kedepannya kami dapat mengetahui dan
memperbaiki kekurangan yang ada di makalah ini, sekian terimakasih

9
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra (Bandung: Sinar Baru Algensindo,


2013)

Azizah, Dyah Nurul , Karakteristik Prosa dalam Sastra Arab, Tsaqofah & Tarikh,
Vol. 4 No. 2, Juli - Desember 2020, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Fang, Liaw Yock, Sejarah Kesusastraaan Melayu Klasik (Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, Penerbit Airlangga, 2011)

Iye, R., & Susiati, S, Nilai Edukatif Dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit
Kairo, (Sirok Bastra, 2018)

Kamil, Sukron, Sastra Banding (Depok: Rajawali Buana Pustaka, 2020)

Manshur, Fadlil Munawwar, “Sejarah Perkembangan Kesusastraan Arab Klasik dan


Modern”, (Yogyakarta : UGM, 2007).
Mustafa Mohd. Isa, Sastra Melayu Klasik Bercorak Islam, h. 91-108.

Ratna, Nyoman Kutha, Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra (Yogyakarta:
Pustaka Penulis, 2015)

10

Anda mungkin juga menyukai