Anda di halaman 1dari 15

UNIT KOMPETENSI BELAJAR MANDIRI (UKBM)

BAHASA INDONESIA-3.8/4.8/6/8-8
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

KD : 3.8
Nama Peserta Didik :

Nomor Absen :

Kelas/ Jurusan : XII/ IPA- /IPS-

Semester / Tahun Pel. : 6 (Genap) / 2021-2022

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PARE
Jalan Pahlawan Kusuma Bangsa 41 Pare-Kediri Telp./ Fax (0354) 391132
Web. www.sman1pare.sch.id ; Email. info@sman1pare.sch.id
KEDIRI

Menafsirkan dan Menyajikan Pandangan


Pengarang Novel
1
BIN-3.8/4.8/6/8-8

1. IDENTITAS
a. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia (Wajib)
b. Semester : 6 (Enam)
c. Kompetensi Dasar

3.8 Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang


dibaca.
4.8 Menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang.

d. Materi Pokok : Pandangan Pengarang Novel


e. Alokasi waktu : 4 x pertemuan (180 menit)
f. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi dan analisis, peserta


didik dapat menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang
dibaca; dan menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang,
sehingga peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya, mengembangkan sikap jujur, peduli, dan bertanggungjawab, serta
dapat mengembangankan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkola-
borasi, berkreasi (4C), berliterasi, dan berkarakter.

g. Materi Pembelajaran:
1) Fakta
a) Novel berjudul ... karya ... Penerbit ....
b) Kutipan Teks Novel dalam Buku Siswa [Maman Suryaman, Suherli, dan
Istiqomah. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Edisi
Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.] halaman 109 s.d.124.

2) Konsep
a) Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan
menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan
menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan
manusia. Hal ini mengacu pada pendapat Santoso dan Wahyuningtyas (2010:
46), yang menjelaskan, "Kata novel berasal dari bahasa latin novellas, yang
terbentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa inggis. Karena
novel adalah bentuk karya sastra yang datang dari karya sastra lainnya seperti
puisi dan drama. Ada juga yang mengatakan bahwa novel berasal dari bahasa
Italia novella yang artinya sama dengan bahasa latin. Novel juga diartikan
sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman,
tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya

2
mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan seseorang
(dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan yang pokok-pokok
saja. Juga perwatakan pelaku-pelakunya digambarkan secara garis besar saja,
tidak sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya. Dan kejadian yang
digambarkan itu mengandung suatu konflik jiwa yang mengakibatkan adanya
perubahan nasib".
b) Sebutan novel dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Itali novella, dalam
bahasa Jerman novelle berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian
diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini istilah novella
dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet
(Inggris: novelette) yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang tidak terlalu
panjang namun juga tidak terlalu pendek.
c) Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk
sastra ini paling beredar, karena daya komunikasinya yang luas pada masyarakat.
Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu sastra
serius dan sastra hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel
serius bukan saja dituntut menjadi karya yang indah, menarik dan juga
memberikan hiburan kepada pembacanya, tetapi lebih dari itu. Syarat utama
novel adalah harus menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah
orang selesai membacanya.
d) Novel yang baik adalah novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai
saja, yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk
menyelesaikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya
fungsi sosial, sedangkan novel hiburan hanya berfungsi personal. Novel
berfungsi sosial karena novel yang baik ikut membina orang tua, masyarakat
menjadi manusia. Sedangkan novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita
yang dihidangkan tidak membina manusia yang terpenting bahwa novel tersebut
memikat orang untuk segera membacanya
3) Prosedur
a) Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.
b) Menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang dalam novel.

3
2. PETA KONSEP

3. KEGIATAN PEMBELAJARAN (Proses Belajar)

a. Petunjuk Umum Penggunaan UKBM

Cek pemahaman &


Baca buku BTP dan Ikuti kegiatan Evaluasi (soal – soal U
sumber lain tentang belajar pada UKBM & SBMPTN)
materi terkait

Tes Checklist Refleksi


UKBM
Formatif Guru Diri
selanjutnya
b. Pendahuluan
Peristiwamembaca novel merupakan satu kegiatan yang mengasyikkan. Terlebih
lagi jika novel yang dibaca adalah karya pengarang yang Anda idolakan. Akan tetapi,
pernahkah Anda membacakan novel dengan intonasi yang tepat? Pada dasarnya,
membacakan novel sama dengan membacakan cerpen.

c. Kegiatan Inti

4
Sastra, dalam banyak hal, memberi peluang kepada pembaca untuk mengalami
posisi orang lain atau sebuah kegiatan dan berempati kepada nasib dan situasi
manusia lain. Diakui atau tidak pengalaman dan kesempatan manusia pada dasarnya
terbatas. Sastra memperluasnya dengan memberi Anda peluang untuk mengalami
nasib dan posisi orang lain sehingga memungkinkan Anda untuk dapat merasakan
kehidupan mereka sehari-hari..

Kegiatan 1
Nilai Kehidupan dalam Karya Sastra
Saat pengarang menciptakan sebuah karya sastra, sebetulnya ada nilai-nilai
kehidupan yang ingin disampaikannya kepada pembaca. Nilai-nilai tersebut antara
lain sebagai berikut:
Nilai Moral
Sebuah karya sastra dikatakan mengandung nilai moral jika isi karya sastra
berkaitan dengan masalah:
 baik/buruk,
 jahat/sabar,
 adil/egois,
 jujur/bohong, dsb.
Nilai Sosial
Sebuah karya sastra dikatakan mengandung nilai sosial jika isi karya sastra
berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut hubungan antar manusia. Misalnya:
 Hubungan majikan yang berseteru dengan anak buahnya;
 seseorang yang bertengkar dengan pacarnya;
 Orang tua yang bermasalah dengan anaknya;
 dsb.
Nilai Religiusitas/Keagamaan
Sebuah karya sastra dikatakan mengandung nilai religiusitas/keagamaan jika isi
karya sastra berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Misalnya:
 cerita tentang ketaatan seseorang pada ajaran agamanya
 cerita tentang keteguhan manusia pada jalan yang dikehendaki Tuhan
 cerita tentang pertobatan manusia
 dan sebagainya
Nilai Estetika/Keindahan
Sebuah karya sastra dikatakan mengandung nilai estetika/keindahan jikaisikarya
sastra berkaitan dengan pengungkapan keindahan. Secara eksplisit tampak pada
pemilihan diksi yang indah dan menarik. Misalnya:
 indahnya jatuh cinta,
 Keindahan pemandangan,
 Keindahan taman
 Keindahan hidup
 dsb.
Nilai Didaktis/Pendidikan
Sebuah karya sastra dikatakan mengandung nilai didaktis/pendidikan jika isi
karya sastra berkaitan dengan pendidikan kepada masyarakat, anak, remaja, orangtua,
dsb. agar berusaha hidup lebih baik. Misalnya:
 cerita tentang pentingnya bergotong royong
 cerita tentang manfaat sedekah

5
 cerita tentang cara mendidik anak
 cerita tentang pemimpin yang sedang menggugah kesadaran masyarakat agar mau
berjuang memperbaiki keadaan, dan sebagainya
Nilai Budaya
Sebuah karya sastra dikatakan mengandung nilai budaya jikaisikarya sastra
berkaitandenganadatistiadat, kebiasan hidup masyarakat, kepercayaan masyarakat
(animisme/dinamisme). Misalnya:
 cerita tentang seseorang yang percaya pada jimat, feng shui
 cerita tentang roh halus, tempat-tempat keramat
 cerita yang di dalamnya menggambarkan adanya upacara adat, cara berpakaian,
cara berkomunikasi (logat/dialek) dan kebiasaan berperilaku di daerah tertentu
 dan sebagainya.
Tugas
1. Carilah buku novel di perpustakaan sekolahmu!
2. Temukan sebanyak-banyaknya pesan dalam buku tersebut sesuai dengan teori yang
disampaikan sebelumnya!
3. Tambahkan pula kutipan dalam setiap pesan yang Anda temukan sebagai bukti
orisinalitas karya Anda!
4. Sampaikan dalam bentuk ulasan!

Jawab : 2.) amanat / pesan Dalam novel perahu kertas

1.Realitas hidup salah satunya adalah kenyataan bahwa tidak semua yang kita cita-
citakan akan terwujud.

2. Terdapat konsekuensi dari setiap pilihan, kita harus bijak dalam menentukan
pilihan hidup.

3.Jadilah seperti siapa diri kita apa adanya

3) Kutipan

1. Jika anda tidak berusaha untuk mencapai cita citamu, cita cita tersebut tidak akan
terwujud.

2. Kita harus selalu berpikir dahulu sebelum memilih suatu pilihan hidup

3. Jadilah dirimu sendiri dan tidak meniru yang lain

6
Kegiatan 2
Menginterpretasikan ungkapan pesan pengarang
Dalam membuat novel, setiap pengarang pasti memiliki pesan tersendiri. Saah
satu teknik untuk menginterpretasikan ungkapan pengarang dapat dilihat dari
ungkapan simpati atau empati yang disajikan dalam novel. DalamKamusBesar Bahasa
Indonesia (KBBI) disebutkanbahwasimpatiberarti: (1) rasa kasih; (2) rasa setuju; (3)
keikutsertaanmerasakanperasaan orang lain. Sementara itu, empati berarti keadaan
mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan
perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Contoh ungkapan empati:


Di saat yang sama pula Jim, Ayah Derek sudah sampai di tribun bawah. Ia segera
melompati pagar lalu berlari melewati para penjaga menuju Anaknya yang berjalan
menyelesaikan perlombaan dengan tertatih kesakitan. Kepada para penjaga ia hanya
berkata, “Itu anakku, dan aku akan menolongnya!” (Kisah Atlet dan Ayahnya)

Contoh ungkapan simpati:


Ibu teman saya terpaku melihat polah sang nenek. Sesampainya di mobil, ia masih
terus berpikir, bagaimana mungkin di zaman sekarang masih ada orang yang begitu
jujur, mandiri, dan mempunyai harga diri yang begitu tinggi. (Pelajaran Nenek
Penjual Sapu)
Jika kasih ibu, adalah melindungi kita dari kelamnya dunia, maka kasih sayang
seorang Ayah adalah mendorong kita untuk menguasai dunia itu. Seorang Ayah akan
senantiasa mendukung, memotivasi, men-support, dan membersamai kita dalam
kondisi apapun. Ayah pulalah yang akan meneriakkan kita untuk bangkit, lalu
memapah kita hingga ke garis finish. Karena mereka tak ingin kita menyerah pada
keadaan, sebagaimana yang ia contohkan. (Kisah Atlet dan Ayahnya)

Tugas
1. Carilah buku novel di perpustakaan sekolahmu
2. Kutiplah ungkapan simpati yang terdapat dalam bagian novel tersebut
3. Kutiplah ungkapan empati yang terdapat dalam bagian novel tersebut
4. Maknailah kutipan kedua ungkapan tersebut bersama teman di sebelahmu
5. Sampaikanlah hasil pemaknaanmu dalam diskusi kelas
Jawab :

Kegiatan 3
Mendalami Novel

7
Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan
menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan
bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan manusia. Hal ini
mengacu pada pendapat Santoso dan Wahyuningtyas (2010: 46), yang menjelaskan,
"Kata novel berasal dari bahasa latin novellas, yang terbentuk dari kata novus yang
berarti baru atau new dalam bahasa inggis. Karena novel adalah bentuk karya sastra
yang datang dari karya sastra lainnya seperti puisi dan drama. Ada juga yang
mengatakan bahwa novel berasal dari bahasa Italia novella yang artinya sama dengan
bahasa latin. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih
pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya
hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan
seseorang (dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan yang pokok-
pokok saja. Juga perwatakan pelaku-pelakunya digambarkan secara garis besar saja,
tidak sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya. Dan kejadian yang digambarkan itu
mengandung suatu konflik jiwa yang mengakibatkan adanya perubahan nasib".
Sedangkan menurut Sumarjo (dalam Santosa dan Wahyuningtyas, 2010: 47),
“Novel” diartikan sebagai “Novel adalah produk masyarakat. Novel berada
dimasyarakat karena novel dibentuk oleh anggota masyarakat berdasarkan desakan-
desakan emosional atau rasional dalam masyarakat”. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia 1996 (dalam Siswanto 2008:141), “Novel” diartikan sebagai
"Karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang-orang    disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.
Masalah yang dibahas tidak sekompleks roman. Biasanya novel menceritakan
peristiwa pada masa tertentu. Bahasa yang digunakan lebih mirip bahasa sehari-hari.
Meskipun demikian, penggarapan unsur-unsur intrinsiknya masih lengkap, seperti
tema, plot, latar, gaya bahasa, nilai tokoh dan penokohan. Dengan catatan, yang
ditekankan aspek tertentu dari unsur intrinsik tersebut".
Sebutan novel dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Itali novella, dalam
bahasa Jerman novelle berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan
sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini istilah novella dan novelle
mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet (Inggris :
novelette) yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang tidak terlalu panjang namun juga
tidak terlalu pendek.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra
ini paling beredar, karena daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai
bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu sastra serius dan sastra
hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja
dituntut menjadi karya yang indah, menarik  dan juga memberikan hiburan kepada
pembacanya, tetapi lebih dari itu. Syarat utama novel adalah harus menarik,
menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang selesai membacanya.
Novel yang baik adalah novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai
saja, yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk 
menyelesaikannya.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya
fungsi sosial, sedangkan novel hiburan hanya berfungsi personal. Novel berfungsi
sosial karena novel yang baik ikut membina orang tua, masyarakat menjadi manusia.
Sedangkan novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak
membina manusia yang terpenting bahwa novel tersebut memikat orang untuk segera
membacanya.
Banyak sastrawan yang memberi batasan atau definisi novel. Batasan atau
definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka

8
pergunakan juga berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga
berbeda-beda. Definisi-definisi itu antara lain adalah sebagai berikut:
 Novel adalah bentuk sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling
banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas
pada masyarakat (Drs. Jakob Sumardjo)
 Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya,
sosial, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd,
Dra. Abdul Roni, M.Pd)
 Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur intrinsik
dan unsur ekstrinsik, dan keduanya saling berhubungan karena sangat
berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji, M.Pd, Agus
Priantoro, S.Pd)
 Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur
intrinsik (Paulus Tukam, S.Pd)

Tugas
1. Carilah satu buku novel
2. Apakah novel yang kalian baa sudah sesuai dengan definisi novel pada kegiatan 3?
Jelaskan pendapatmu
3. Apakah kalian menemukan keunikan yang diungkapkan oleh pengarang melalui novel
yang kalian baca? Jelaskan!
4. Pesan apa yang disampaikan oleh pengarang melalui novel yang kalian baca?
5. Setelah membaca teori tentang novel dan membaca contoh novel, sekarang buatlah
definisi novel menurut pendapatmu!

Kegiatan 4
Menginterpretasi pandangan pengarang melalui tema Novel
Menurut Scharbach dalam Aminuddin (1987: 91), tema adalah ide yang
mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang
dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Lebih lanjtu Brooks berpendapat
seperti yang dikutip Aminudddin (1987: 72), bahwa dalam mengapresiasi suatu cerita,
apresiator harus memahami ilmu humanitas, karena tema sebenarnya merupakan
pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah
kemanusian serta masalah lain yang bersifat universal.
Tema sebagaimana pendapat Sudjiman (1988: 51) merupakan sebuah gagasan
yang mendasari karya sastra. Tema kadang-kadang di dukung oleh pelukisan latar,
dalam karya yang lain tersirat dalam lakukan tokoh, atau dalam penokohan. Tema
bahkan menjadi faktor yang mengikat peristiwa-peristiwa dalam satu alur.
Tema sebagaimana pendapat-pendapat di atas merupakan pemikiran pusat yang
inklusif di dalam sebuah cerita (karya sastra). Kedudukannya menyebar pada
keseluruhan unsur-unsur signifikan karya sastra. Tema tersebut ada yang dinyatakan
dengan jelas, ada pula yang dinyatakan secara simbolik atau tersembunyi (Scharbach,
1963:273). Aminuddin (1987:92) merinci upaya pemahaman tema sebagai berikut:
1) Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca

9
2) Memahami penokohan atau perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang
dibaca.
3) Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa
fiksi yang dibaca.
4) Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca.
5) Menghubungkan pokok pikiran-pokok pikiran yang satu dengan yang lainnya
yang disimpulkan dari satu-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita.
6) Menentukan sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkan.
7) Mengidentifikasikan tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak
dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang
ditampilkannya.
8) Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu
dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan.
Selain upaya pemahaman tema seperti di atas, untuk memahami tema, seorang
pembaca atau apresiator perlu juga memahami latar belakang kehidupan yang
diungkapkan pengarang lewat prosa fiksi yang merupakan usaha pengarang dalam
memahami keseluruhan masalah kehidupan yang berhubungan dengan keberadaan
seorang individu maupun dalam hubungan antara individu dengan kelompok
masyarakatnya

Tugas
Berdasarkan teori tentang tema yang diungkapkan dalam kegiatan 4 maka carilah tema dalam
novel yang kalian baca dengan panduan pertanyaan berikut!
1. Jelaskan setting novel yang Anda baca!
2. Jelaskan perwatakan tokoh utama dalam novel yang Anda baca!
3. Ringkaslah kembali peristiwa utama dalam novel tersebut!
4. Jelaskan keberpihakan penyair pada novel tersebut melalui tokoh yang dimenangkan
pada cerita!
5. Jelaskan tema yang diangkat oleh penulis!
6. Berdasarkan tema tersebut, maka sesungguhnya untuk siapakah novel tersebut ditulis!
7. Adakah pesan khusus yang disampaikan dalam novel?
8. Interpretasilah harapan penulis pada pembaca melalui pesan yang disampaikan dalam
novelnya!
d. Penutup
1) Evaluasi
Soal 1
Pagi itu, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon
filicium tua yang rindang meneduhhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk
pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap
orang tua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di
depan kami. Hari itu adalah hari pertamaku masuk SD.
Petikan novel tersebut termasuk bagian struktur….
A. orientasi

10
B. komplikasi
C. evaluasi
D. resolusi
E. koda
Jawab 1:
Pembahasan:

Soal 2
Diperiksanya sekali lagi, lebih cermat, lebih teliti. Hasil pemeriksaan seperti tadi
juga. Sehat. Heran, ajaib. Terpikir ia, jika pakai ilmu psikiatrinya, amat boleh jadi Kus
ini sakit buat-buatan agar orang-orang belas kasihan atau adamaksud tersembunyi.
Perihal Kus, ia telah mengenalnya bertahun-tahun. Dahulu, Kus menjadi pelajar
Sekolah Hakim Tinggi, baru kandidat II. Ia seorang yang lekas goncang pendiriannya,
kurang teguh.
Ungkapan yang tepat untuk menggambarkan karakter tokoh Kus adalah …
A. sempit hati
B. lapang dada
C. lepas tangan
D. kecil hati
E. lemah hati
Jawab 2:
Pembahasan:

Soal 3
“Sebentar lagi panas terik, Mbah,” kata seorang kuli bangunan yang mengaduk
pasir dan semen. “Ini sedang ketiga musim (musim kemarau). Kalau yang nyangkut
tidak diambil, sebentar lagi kering. “Biar nanti saya bantu mengambilnya, Mbah.”
Kata kuli yang lain. Mbah Jum mendengar komentar itu, tetapi tidak peduli. Dia terus
mengengadah. Terus mengait dan ranting berdaun war uterus berjatuhan. Di sana, di
dekat, tersangkut di pagar seng., lalu ada yang menimpa sirinya. Masih terus saja
Mbah Jum menengadah. Untuk mendapatkan uang paling sedikit Rp3.000,00
timbunan ranting harus menggunung setinggi lututnya. Selembar daun dihargai tiga
puluh rupiah. Meskipun di bawah lipatan pakaian di kardus, masih tersimpan
beberapa ribu rupiah sisa upah membantu dapur kondangan. Lalu, dia ingin membeli
kain bercorakp parang yang sudah lama ia idam-idamkan. (Daun Waru di Samirono,
Nh. Dini)
Jenis sudut pandang pada petikan novel tersebut adalah …
A. orang pertama pelaku utama
B. orang pertama pelaku sampingan
C. orang kedua di luar cerita
D. orang ketiga terarah
E. orang ketiga serbatahu
Jawab 3:
Pembahasan:

Soal 4
“Sebentar lagi panas terik, Mbah,” kata seorang kuli bangunan yang mengaduk
pasir dan semen. “Ini sedang ketiga musim (musim kemarau). Kalau yang nyangkut

11
tidak diambil, sebentar lagi kering. “Biar nanti saya bantu mengambilnya, Mbah.”
Kata kuli yang lain. Mbah Jum mendengar komentar itu, tetapi tidak peduli. Dia terus
mengengadah. Terus mengait dan ranting berdaun war uterus berjatuhan. Di sana, di
dekat, tersangkut di pagar seng., lalu ada yang menimpa sirinya. Masih terus saja
Mbah Jum menengadah. Untuk mendapatkan uang paling sedikit Rp3.000,00
timbunan ranting harus menggunung setinggi lututnya. Selembar daun dihargai tiga
puluh rupiah. Meskipun di bawah lipatan pakaian di kardus, masih tersimpan
beberapa ribu rupiah sisa upah membantu dapur kondangan. Lalu, dia ingin membeli
kain bercorakp parang yang sudah lama ia idam-idamkan. (Daun Waru di Samirono,
Nh. Dini)
Nilai sosial yang terdapat pada petikan novel tersebut adalah …
A. Seorang yang sudah berusia lanjut tetap berusaha.
B. Menyuruh orang lain untuk mengerjakan pekerjaan kita.
C. Menghargai hasil kerja orang lain tanpa melihat usia.
D. Mengumpulkan daun waru untuk memenuhi kebutuhan
E. Mencari penghasilan dengan bekerja sendiri.
Jawab 4:
Pembahasan:

Soal 5
“Sebentar lagi panas terik, Mbah,” kata seorang kuli bangunan yang mengaduk
pasir dan semen. “Ini sedang ketiga musim (musim kemarau). Kalau yang nyangkut
tidak diambil, sebentar lagi kering. “Biar nanti saya bantu mengambilnya, Mbah.”
Kata kuli yang lain. Mbah Jum mendengar komentar itu, tetapi tidak peduli. Dia terus
mengengadah. Terus mengait dan ranting berdaun war uterus berjatuhan. Di sana, di
dekat, tersangkut di pagar seng., lalu ada yang menimpa sirinya. Masih terus saja
Mbah Jum menengadah. Untuk mendapatkan uang paling sedikit Rp3.000,00
timbunan ranting harus menggunung setinggi lututnya. Selembar daun dihargai tiga
puluh rupiah. Meskipun di bawah lipatan pakaian di kardus, masih tersimpan
beberapa ribu rupiah sisa upah membantu dapur kondangan. Lalu, dia ingin membeli
kain bercorakp parang yang sudah lama ia idam-idamkan. (Daun Waru di Samirono,
Nh. Dini)

Watak tokoh Mbah Jum yang tidak tergambar pada petikan novel tersebut adalah …
A. mandiri
B. rajin
C. pekerja keras
D. hemat
E. rajin menabung
Jawab 5:
Pembahasan:

2) Refleksi Diri

Bagaimana pemahaman Anda sekarang?

12
Setelah Anda belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1, 2, 3, dan 4 berikut
diberikan Tabel untuk mengukur diri Anda terhadap materi yang sudah Anda pelajari.
Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKBM ini di Tabel berikut.

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi


No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah Anda telah memiliki pengalaman membaca novel?
2. Apakah Anda mampu menangkap informasi dalam membaca
novel?
3. Apakah Anda mampu menemukan nilai kehidupan novel?
4. Apakah Anda mampu memahami teori novel?
5. Apakah Anda mampu memaknai novel?
6. Apakah Anda mampu mengaplikasikan pesandari novel yang
anda baca dalam kehidupan sehari-hari?
7. Apakah Anda memahami tema dalam novel?
8. Apakah Anda mampu menginterpretasi pesan yang disampaikan
pengarang melalui novelnya?

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi
tersebut dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) dan pelajari ulang kegiatan belajar 1, 2, dan 3
yang sekiranya perlu Anda ulang dengan bimbingan Guru atau teman sejawat. Jangan putus
asa untuk mengulang lagi!. Dan apabila Anda menjawab “YA” pada semua pertanyaan,
maka lanjutkan dengan meminta tes formatif pada gurumu.

Pemahaman Anda pantas dinilai dengan angka berapa?


Ukurlah diri kalian dalam menguasai materi Pandangan Pengarang Novel dalam rentang
0–100, tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.

Setelah kalian menuliskan penguasaanmu terhadap materi Pandangan Pengarang Novel,


lanjutkan kegiatan berikut untuk mengevaluasi penguasaan kalian!

3) Petunjuk Tindak Lanjut

Setelah menyelesaikan soal di atas dan mengikuti kegiatan belajar 1 s.d. 4,


silahkan kalian berdiskusi dengan teman sebangku atau teman lain jika memang
masih ada beberapa hal yang perlu dikaji ulang.
Ini adalah bagian akhir dari UKBM materi Pandangan Pengarang Novel, mintalah
tes formatif kepada Guru kalian sebelum belajar ke UKBM berikutnya.

4. Daftar Pustaka
Maman Suryaman, Suherli, dan Istiqomah. 2018. Bahasa Indonesia untuk
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.

13
Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII Kelompok
Wajib. Jakarta: Erlangga.
Kosasih, Engkos. 2017. Jenis-Jenis Teks. Bandung: Yrama Widya

Yuk Cek Penguasaanmu terhadap Materi Pandangan


Pengarang Novel dengan TES FORMATIF!
Cermati kutipan ulasan novel berikut!
Novel karya Ahmad Fuadi ini berisi kisah lima orang sahabat yang mondok di
Pesantren Pondok Madani (PM). Novel laris ini merupakan novel pertama dari trilogi
yang secara apik bercerita tentang dunia pendidikan khas pesantren, lengkap dengan
segala pernak-pernik kehidupan para santrinya.
Alif Fikri adalah seorang yang sangat menginginkan sekolah SMA Bukit Tinggi,
Sumatera Barat, dengan berbekal nilai ujian yang lumayan bagus. Namun, mimpinya
musnah tak berbekas karena amaknya tidak mengizinkan bersekolah di sana. Beliau
ingin Alif sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasis agama dengan alasan amak ingin
Alif menjadi ustaz. Dengan setengah hati, Alif menerima keinginan amaknya untuk
bersekolah agama. Mulanya dia sangat kaget dengan segala peraturan kuat dan
kegiatan pondok. Untunglah, dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah
yang benar-benar menyenangkan. Di bawah menara PM inilah, mereka berlima justru
menciptakan mimpi-mimpi lewat imajinasinya menatap langit dan merangkul awan
akan mantra ampuh yang mereka dapatkan dari Kyai Rais, guru besar PM, yaitu man
jadda wajada, ‘siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil’
Isi novel ini mampu mengubah pola piker kita tentang kehidupan pondok yang
tidak hanya belajar agama saja. Selain ilmu agama, juga dipelajari ilmu umum, seperti
bahasa Inggris, Arab, Kesenian, dan sebagainya. Pelajaran yang dapat dipetik adalah
jangan pernah meremehkan sebuah mimpi setinggi apa pun itu, karena Allah maha
mendengar doa dari umat-Nya.

1. Judul novel yang dikritik pada teks tersebut adalah …


A. Edensor
B. Negeri 5 Menara
C. Lascar Pelangi
D. Disayang Allah
E. Cinta Brontosaurus
Jawab 1:
Pembahasan:

2. Pandangan pengarang novel yang diulas tersebut berkaitan dengan …


A. pola pengajaran di pondok pesantren
B. di pesantren tidak hanya belajar tentang agama
C. wujudkan mimpi dengan bersungguh-sungguh
D. allah maha mendengar doa setiap umat-Nya
E. mengutamakan belajar agama di pesantren
Jawab 2:

14
Pembahasan:

3. Pandangan pengarang novel yang diulas tersebut mengandung nilai …


A. pendidikan tentang bersosialisasi
B. pendidikan tentang agama
C. pendidikan tentang budi pekerti
D. pendidikan tentang bekerja keras dan tidak mudah menyerah
E. pendidikan tentang persahabatan di lingkungan pesantren
Jawab 3:
Pembahasan:

Nama Peserta Didik :

Nomor Absen :

Kelas/ Jurusan : XII/ IPA- /IPS-

Semester / Tahun Pel. : 6 (GENAP) / 2021-2022

KD 3.8/4.8 Tuntas Tgl. :

Penilaian/ Paraf Guru :

15

Anda mungkin juga menyukai