Anda di halaman 1dari 5

1.

Hakikat
Sastra anak adalah karya seni imajinatif yang bermediumkan bahasa, khususnya untuk anak-anak usia
6-13 tahun, mencakup genre seperti dongeng, legenda, dan mite. Hakikatnya menonjolkan unsur
fantasi, mencerminkan dunia dan alam kehidupan anak-anak, dengan fokus pada penyajian nilai dan
imbauan sebagai pedoman tingkah laku.
2. Genre Sastra Anak

1. Fiksi:
a. Fantasi:
 Unsur willing suspension of disbelief.
 Cerita fantasi, fantasi tinggi, fiksi sains.
b. Fiksi Formula:
 Cerita misterius dan detektif, romantis, novel serial.
2. Cerita Realisme:
a. Cerita Realisme:
 Fokus pada tokoh yang atasi konflik.
b. Realisme Binatang:
 Gambarkan binatang tanpa unsur fiksi.
c. Realisme Historis:
 Cerita sejarah sesuai masa lampau.
d. Realisme Olahraga:
 Berkaitan dengan dunia olahraga.
3. Fiksi Sejarah:
a. Mengisahkan masa lalu atau latar waktu berbeda.
4. Bacaan Nonfiksi:
a. Buku Informasi:
 Memberikan informasi konsep, sebab-akibat, fakta.
b. Biografi:
 Riwayat hidup, biasanya dalam bentuk komik.
5. Puisi:
a. Puisi naratif, lirik, deskriptif.
b. Ekspresi pemikiran, ide, atau emosi dengan bahasa indah.
6. Sastra Tradisional:
a. Melibatkan fabel, dongeng rakyat, mitos, legenda, epos.
b. Turun-temurun, memiliki nilai-nilai moral.
7. Komik:
a. Cerita bergambar dengan sedikit tulisan.
b. Ekspresi pesan dengan gambar dan balon teks.

3. Ciri Sastra Anak:

1. Unsur Pantangan:
o Hindari tema seks, cinta erotis, kekejaman, dan kematian.
o Jika tema negatif diangkat, akhir cerita bersifat positif.
o Contoh: Cinderella, Bawang Merah dan Bawang Putih.
2. Penyajian Langsung:
o Deskripsi singkat, langsung menuju sasaran.
o Dialog wajar, organis, dan hidup.
o Tokoh cenderung hitam putih.
3. Fungsi Terapan:
o Bersifat informatif dan bermanfaat.
o Fokus pada pengetahuan, keterampilan, dan pertumbuhan anak.
o Terlihat melalui unsur intrinsik dalam teks.

4. Fungsi Sastra Anak

1) Fungsi Personal:
a. Perkembangan Emosional: - Sastra anak merangsang kegembiraan dan
mengajarkan pengelolaan emosi.
b. Perkembangan Intelektual: - Cerita sastra melibatkan logika pengurutan
peristiwa, mengajarkan anak memahami hubungan sebab-akibat.
c. Perkembangan Imajinasi: - Sastra anak membawa anak ke petualangan
imajinatif, mendukung kreativitas dan daya cipta.
d. Pertumbuhan Rasa Sosial: - Cerita sastra menampilkan interaksi sosial tokoh,
mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan empati.
e. Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius: - Sikap etis dan religius tokoh tercermin
dalam cerita, mentransmisikan nilai moral dan etika.

2) Fungsi Pendidikan:
a) Eksplorasi: - Sastra anak memfasilitasi eksplorasi imajinatif dan penemuan
solusi.
b) Perkembangan Bahasa: - Membaca sastra anak mendukung pemerolehan
bahasa, membentuk kosakata dan struktur berbahasa.
c) Pengembangan Nilai Kebidupan: - Sastra menyampaikan nilai-nilai keindahan
dan moral, memuaskan kebutuhan batin.
d) Penanaman Wawasan Multikultural: - Sastra anak menciptakan pemahaman
tentang perbedaan budaya, menumbuhkan kesadaran multikultural.
e) Penanaman Kebiasaan Membaca: - Sastra anak memotivasi membaca,
membentuk budaya membaca sejak dini untuk kemajuan bangsa.

5. Unsur Pembangun Sastra Anak


1. Unsur Sastra Berbentuk Fiksi (Prosa)
a. Karakter atau Perwatakan - Tokoh sebagai pemain cerita. - Karakterisasi
melalui penggambaran analitik atau dramatik.
b. Tema - Gagasan sentral yang menjadi dasar cerita. - Ditemukan dari tokoh,
perwatakan, situasi, dan alur cerita.
c. Alur - Rangkaian peristiwa dalam cerita. - Struktur fungsional yang menandai
urutan bagian-bagian.
d. Latar atau Setting - Lingkungan tempat peristiwa. - Sosial dan fisik,
memberikan konteks pada cerita.
e. Gaya Penceritaan - Tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa. -
Memberikan penekanan tertentu.
f. Pusat Pengisahan - Penempatan diri pengarang dalam cerita. - Sudut pandang
orang pertama atau ketiga.
2. Unsur Sastra Berbentuk Puisi
a. Unsur Intrinsik Puisi - Tema: Gagasan sentral cerita. - Amanat: Pesan atau
nasihat pengarang. - Suasana/Nada/Perasaan: Ekspresi perasaan penyair. -
Tipografi: Tata wajah puisi. - Rima: Persamaan bunyi. -
Citraan/Pengimajian: Penggambaran untuk memperjelas. - Gaya
Bahasa/Irama/Ritme: Cara khas penyair.
b. Unsur Ekstrinsik Puisi - Unsur Biografi: Kehidupan pengarang. - Unsur
Kesejarahan: Konteks historis karya. - Unsur Kemasyarakatan: Konteks
sosial masyarakat.
3. Unsur Sastra Berbentuk Komik
a. Penokohan - Tokoh lucu-aneh, sederhana, dan kuat. - Penggambaran
karakter melalui gambar dan kata-kata.
b. Alur - Rangkaian peristiwa yang bersebab-akibat. - Peralihan gambar dan
konflik sebagai pengembangan alur.
c. Tema dan Moral - Pesan atau moral yang ingin disampaikan. - Kandungan
positif yang ditujukan khusus untuk anak-anak.
d. Gambar dan Bahasa - Media representasi utama komik. - Gambar dan kata-
kata sebagai unsur bentuk dan isi komik.

1. Bentuk Penyajian:
o Format buku, bentuk huruf, variasi warna kertas, ukuran huruf, dan ilustrasi
gambar sangat memperhatikan kebutuhan dan preferensi anak-anak.
o Ilustrasi gambar pada sampul dan di dalam buku harus mewakili tema dan
sesuai dengan khalayak penikmatnya.
o Penjilidan yang kuat dan variasi warna yang menarik berkontribusi pada
pengalaman visual anak-anak.
2. Bahasa yang Digunakan:
o Bahasa dalam cerita anak-anak harus sederhana dan sesuai dengan tingkat
perkembangan bahasa anak SD.
o Penggunaan kosakata dan kalimat harus memperhitungkan pemahaman dan
kemampuan bahasa anak.
o Ilustrasi gambar atau deskripsi digunakan untuk membantu pemahaman kata-
kata yang mungkin asing bagi anak.
3. Cara Penuturan:
o Teknik penuturan cerita memperhatikan pemilihan kata, gaya bahasa,
penggambaran tokoh, dan latar cerita.
o Teknik naratif banyak digunakan, dengan dukungan elemen-elemen reportatif
dan deskriptif, serta ilustrasi gambar.
o Pemilihan teknik penuturan disesuaikan dengan kesiapan anak dan kecocokan
dengan tingkat perkembangan membaca mereka.
4. Jenis-Jenis Cerita Anak-anak:
o Cerita jenaka, dongeng, fabel, legenda, dan mite atau mitos adalah beberapa
jenis cerita anak yang cocok untuk anak SD.
o Penyesuaian jenis cerita dengan tingkat kelas berdasarkan kelas rendah,
menengah, dan tinggi.
5. Pertimbangan untuk Kelas Menengah dan Akhir:
o Pemilihan jenis bacaan cerita berbeda untuk kelas menengah dan akhir, sesuai
dengan tingkat kognitif dan minat mereka.
o Tahap operasi kongkret dan formal mempengaruhi jenis bacaan yang cocok
untuk anak-anak.
6. Tingkat Kesulitan Bahasa:
o Penggunaan kata-kata dan kalimat disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang
sesuai untuk kelas awal dan kelas akhir.
7. Minat Anak Terhadap Bacaan Sastra:
o Minat anak terhadap bacaan sastra dipengaruhi oleh empati, kehendak, proses
kognitif, emosi, intuisi, dan pengalaman dunia anak.
o Minat dapat berbeda antara kelas menengah dan kelas akhir, dengan preferensi
cerita fantasi, cerita-cerita rakyat, cerita realistik, kesejarahan, cerita ilmiah,
dan biografi.

3.7 Strategi Pembelajaran Sastra Anak

Pembelajaran sastra anak di sekolah umumnya terintegrasi dengan pembelajaran Bahasa


Indonesia, mencakup keterampilan berbahasa secara aktif-reseptif (menyimak, membaca,
berbicara, menulis). Diperlukan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran
sastra anak.

Enam Strategi Pembelajaran Sastra Anak:

1. Strategi Bercerita:
o Guru memainkan peran penting dalam membawakan cerita.
o Kriteria pemilihan cerita: menarik, sesuai dengan anak, sesuai dengan tingkat
usia dan kemampuan anak.
o Teknik bercerita: menggunakan buku, ilustrasi gambar, mendongeng,
menggunakan papan flanel, boneka, dramatisasi, bermain peran, dan teknik
memainkan jari-jari tangan.
2. Strategi Membaca dan Dibacakan:
o Membaca: anak yang sudah bisa membaca cerita sendiri.
o Dibacakan: untuk anak yang belum bisa membaca, dilakukan oleh guru atau
orangtua. Contoh buku: ABC book, Counting book, dan concept book.
3. Strategi Melihat dan Mendengarkan Cerita:
o Mendengarkan cerita dari rekaman atau media radio untuk melatih
keterampilan menyimak.
o Melihat dan mendengarkan cerita langsung atau lewat media elektronik seperti
video YouTube.
4. Strategi Membaca Puisi, Deklamasi, dan Praktik Bercerita:
o Membaca puisi dengan suara nyaring atau deklamasi.
o Praktik bercerita: anak diberi kesempatan untuk menceritakan cerita.
5. Strategi Bermain Peran:
o Anak diminta untuk memerankan tokoh dalam karya sastra.
o Fokus pada dramatisme, melibatkan anak dalam aktivitas bermain peran.
6. Praktik Menulis Karya Sastra:
o Bagian dari strategi menulis, fokus pada menulis puisi.
o Langkah-langkah: membaca puisi anak, menyalin puisi, memparafrasa,
menulis sendiri.
o Anak didik juga dilibatkan dalam menulis cerita sesuai dengan tingkat kelas
mereka.

Strategi ini mendukung tujuan pembelajaran sastra anak dengan melibatkan anak secara aktif
dalam kegiatan yang menarik dan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.

Anda mungkin juga menyukai