Hikayat
A.Karakteristik hikayat
1) Kemustahilan
Terdapat kemustahilan dalam cerita, baik dari segi bahasa maupun dari segi
cerita. Yang dimaksud kemustahilan adalah cerita tersebut tidak logis atau tidak
bisa dinalar.
2) Kesaktian
3) Anonim
Anonim dalam hikayat adalah tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau
pengarang. Hal ini dikarenakan hikayat disampaikan secara lisan dan
masyarakat pada zaman dahulu percaya bahwa hal yang diceritakan adalah hal
yang nyata dan terjadi begitu saja.
4) Istana Sentris
Cerita berbingkai adalah cerita di dalam cerita. Atau, di dalam cerita pokok
tersebut ada cerita lainnya.
1. Nilai agama
2. Nilai sosial
3. Nilai budaya
4. Nilai moral
adalah inti atau tema dasar dari sebuah cerita hikayat. Ide atau tema hikayat
biasanya didapat dari kisah-kisah aktual yang terjadi di masa itu atau juga bisa
bersumber dari berbagai kitab keagamaan dan sumber-sumber lainnya. Setelah
tema ditentukan, pengarang bisa mengembangkan tema atau ide tersebut
melalui penokohan, alur, gaya bahasa, serta unsur-unusr intrinsik lainnya.
2. Sudut Pandang
3. Penokohan
Merupakan unsur hikayat yang berisi tokoh-tokoh apa saja yang terlibat di
dalamnya. Tokoh-tokoh dalam cerita hikayat bisa berupa tokoh protagonis
(tokoh utama atau tokoh yang dianggap baik dalam hikayat), tokoh antagonis
(tokoh yang dianggap berseberangan dengan tokoh protagonis), dan tokoh-
tokoh lainnya. Sebuah tokoh bisa diceritakan oleh pengarang secara dettil, baik
itu ciri-ciri fisiknya, maupun perangai dan pola pikirnya.
4. Latar
Merupakan unsur cerita yang berisi tempat, waktu, dan suasana yang
terkandung di dalam hikayat. Latar bisa diambil dari kenyataan sehari-hari
maupun hasil rekaan si pengarang.
5. Alur Cerita (Plot)
Merupakan jalan cerita yang hendak dibangun oleh sebuah hikayat. Biasanya,
alur atau plot ini terdiri atas pengenalan awal cerita, pengenalan peristiwa,
konflik, puncak konflik, dan penyelesaian konflik. Dalam hikayat, semua unsur
alur tersebut harus ada dan penempatannya harus runtut, mulai dari pengenalan
hingga penyelesaian masalah.
6. Gaya
7. Amanat
Adalah pesan atau ajaran moral yang hendak disampaikan oleh seorang
pengarang. Amanat ini biasanya tidak disampaikan secara lugas, melaikan
secara tersirat dibalik hikayat yang disampaikan. Oleh karena itu, pembaca
mesti membaca hikayat hingga tuntas agar amanat dibalik hikayat dapat
ditemukan dan dipelajari oleh pembaca.
Terdiri dari nilai moral, agama, budaya dan sebagainya yang mempengaruhi
terbentuknya sebuah hikayat. Unsur ini bisa diketahui dari nilai-nilai apa saja
yang dianut oleh seorang pengarang atau nilai-nilai dan kebudayaan apa saja
yang saat itu dominan di masyarakat.
2.Majas
2.1 Majas perbandingan
1. Personifikasi
Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap
layaknya manusia.
2. Metafora
Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin
disampaikan dalam bentuk ungkapan.
3. Asosiasi
Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan
pemberian kata sambung bagaikan, bak, ataupun seperti.
Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya
memiliki wajah yang sangat mirip.
4. Hiperbola
Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus
bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.
5. Eufemisme
Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan
padanan yang lebih halus.
6. Metonimia
Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada
benda umum.
Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini
merujuk pada air mineral.
7. Simile
Hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan,
ataupun seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang
berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.
8. Alegori
9. Sinekdok
Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan
sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang
menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda.
Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya
bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda
atau situasi.
Contoh:
Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.
Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali
berturut-turut.
10. Simbolik
1. Litotes
Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk memiliki artian sebagai
rumah.
2. Paradoks
3. Antitesis
4. Kontradiksi Interminis
1. Ironi
Yaitu menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada.
Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang
bisa ditiduri.
2. Sinisme
3.Sarkasme
1. Pleonasme
2. Repetisi
3. Retorika
Yaitu memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu
dijawab.
Contoh: Kapan pernah terjadi harga barang kebutuhan pokok turun pada saat
menjelang hari raya?
4. Klimaks
Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya
memiliki asuransi kesehatan.
5. Antiklimaks
6. Pararelisme
Gaya bahasa ini biasa terdapat dalam puisi, yakni mengulang-ulang sebuah kata
dalam berbagai definisi yang berbeda. Jika pengulangannya ada di awal, disebut
sebagai anafora. Namun, jika kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat,
disebut sebagai epifora.
7. Tautologi
Contoh: Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua anggota
keluarga saling menyayangi.
3.Negosiasi
1. Struktur teks negosiasi
4.EKSPOSISI
1.fakta dan opini teks eksposisi
Fakta adalah suatu kejadian yang benar benar terjadi dan bukan mitos serta
dapat dibuktikan kebenarannya.
Opini merupakan ide, pikiran, gagasan atau pendapat seseorang yang biasanya
bersifat tidak objektif.
Fakta :
1. Bersifat objektif.
Opini :
1. Bersifat subjektif.
5. Pronomina
Kata Ganti Orang Pertama tunggal : Saya, aku, daku, diriku.
6.Observasi
teks observasi mempunyai pengertian sebagai sebuah isi teks dimana
menjelaskan suatu informasi baik itu informasi mengenai sebuah hewan,
tanaman, fenomena alam, hasil karya manusia, serta fenomena sosial yang
sesuai berdasarkan dengan fakta.
1. mengandung fakta
2. bersifat objektif
3. ditulis secara runtut dan sistematis
5.disajikan secara menarik, baik dalam hal tata bahasa yang jelas,
isinya berbobot, maupun susunan logis
7. teks anekdot
Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lucu
dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya
bertopik tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial.
1. Abstraksi
Abstraksi menjadi struktur teks humor paling awal yang ada dalam sebuah teks
bernama anekdot.
2. Orientasi
Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang
menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi.
3. Krisis
5. Koda
Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah Koda. Koda
merupakan bagian yang menutup cerita dalam teks tersebut.
1) Tema: anekdot biasanya bertema politik, gejala social dan topic topic actual
lainnya yang sedang ramai dibicarakan
4) Sudut pandang : sudut pandang penulis sangat berpengaruh pada alur cerita
karena ini adalah cerita yang bersifat mengkritik atau sindiran.