Achmad Samsudin, hikayat berasal dari bahasa Arab hikayah, artinya kisah, cerita, atau
dongeng. Dalam sastra Melayu lama, pengertian hikayat adalah cerita rekaan berbentuk
prosa panjang berbahasa Melayu, yang menceritakan tentang kehebatan dan kepahlawanan
orang ternama dengan segala kesaktian dan keanehan yang dimiliki.
Menurut KBBI, hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi
cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau
gabungan sifat-sifat itu. Hikayat biasanya dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat
juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Orang ternama yang menjadi tokoh dalam
hikayat biasanya raja, putera-puteri raja, orang-orang suci, dan sebagainya. Contoh hikayat
adalah antara lain: Hikayat Hang Tuah, Hikayat Perang Palembang, Hikayat Seribu Satu
Malam, Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Bunga
1. Abstraksi
Adalah suatu ringkasan ataupun inti dari cerita, dimana akan dikembangkan menjadi
rangkaian – rangkaian peristiwa maupun juga gambaran awal pada cerita. Abstrak bersifat
opsional dimana artinya sebuah teks hikayat boleh tidak memakai abstrak ini.
2. Orientasi
Orientasi merupakan bagian teks yang berkaitan dengan waktu, suasana, ataupun tempat yang
berkaitan dengan hikayat tersebut.
3. Komplikasi
Komplikasi biasanya berisikan urutan kejadian – kejadian yang dihubungkan secara sebab
serta akibat (kausalitas). Pada bagian ini dari kita bisa mendapatkan karakter maupun watak
tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.
4. Evaluasi
Konflik yang terjadi dimana mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaiannya
atas konflik tersebut.
5. Resolusi
Di bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan yang telah dialami
tokoh atau pelaku.
6. Koda
Koda merupakan nilai maupun pelajaran yang bisa diambil dari suatu teks cerita oleh
pembacanya.
Nilai Cerita Rakyat Hikayat
Nilai adalah suatu yang berharga, bermutu, menunjukan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Dalam karya sastra berwujud makna di balik apa yang ditulis melalui unsur instrinsik seperti
perilaku, dialog, peristiwa, setting, dan sebagainya. Menurut Suherli, dkk. terdapat enam
nilai dalam hikayat, yaitu:
1. Nilai religi adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama. Nilai religi biasanya
ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa-pahala,
serta surga-neraka.
2. Nilai-nilai moral adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku,
atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau
dinikmatinya.
3. Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi
nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun
menurun di masyarakat. Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah
masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu
yang buruk akan menimpanya.
5. Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni.
6. Nilai edukasi adalah nilai berkaitan dengan pendidikan.
Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa nilai-nilai pada hikayat yaitu nilai religi, nilai
moral, nilai sosial, nilai budaya, nilai estetika, dan nilai edukasi.
Gaya bahasa hikayat menggunakan bahasa melayu klasik. Ciri bahasa yang dominan dalam
hikayat adalah banyak menggunakan konjungsi pada setiap awal kalimat dan penggunakan
kata arkais. Meskipun bahasa yang digunakan dalam hikayat adalah bahasa Indonesia
(berasal dari bahasa Melayu), tidak semua kata dalam hikayat dijumpai dalam bahasa
Indonesia sekarang. Kata-kata dalam hikayat sudah jarang digunakan atau bahkan sudah
asing disebut sebagai kata-kata arkais.
Dari segi kebahasaan hikayat mempunyai kekhasan yaitu menggunakan bahasa Melayu
klasik. Ciri bahasa yang dominan dalam hikayat adalah ditandai dengan: Penggunaan banyak
konjungsi (kata penghubung) pada setiap awal kalimat seperti maka, ketika. Penggunaan
kata-kata arkais, yaitu kata-kata yang sudah jarang digunakan atau bahkan asing karena
hikayat lebih tua dari negara Indonesia, contoh beroleh, titah, buluh, mahligai, inang, upeti,
bejana.
Persamaan hikayat dan cerpen adalah antara lain: Sama-sama teks narasi fiksi. Mempunyai
unsur intrinsik yang sama, yaitu tema, tokoh dan penokohan, sudut pandang, latar, gaya
bahasa, dan alur. Penggunaan gaya bahasa (majas) dan konjungsi yang menyatakan urutan
waktu dan urutan kejadian.
Untuk mengetahui apakah sebuah dialog atau bukan dengan melihat apakah ada tanda baca
(“...”) dan tuturan kata langsung atau tidak. Contohnya : Adi berkata : “Jangan makan saja!”.
Abstraksi
Abstraksi merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstraksi didalam cerpen ini bersifat opsional
alias boleh ada dan boleh tidak.
Orientasi
Orientasi pada cerpen berisi pengenalan latar dari cerita, berfungsi untuk menghidupkan
suasana cerita serta sarana pengekspresian watak baik fisik maupun psikis dari tokoh yang
ada didalam cerpen.
Komplikasi
Di dalam komplikasi ini berisi urutan kerjadian yang hanya dihubungkan secara sebab-akibat
kemudian berbagai masalah akan muncul.
Evaluasi
Evaluasi ini berisi akhiran dari komplikasi yang terdapat arahan pemecahan masalah
sehingga mulai tampak penyelesaian dari masalah tersebut.
Resolusi
Bagian resolusi ini berisi solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh dalam cerpen.
Koda
Pada bagain terakhir dari cerpen yaitu koda ini berisi nilai-nilai atau pelajaran yang dapat
dipeik atau diambil oleh pembaca dari kejadian didalam cerpen tersebut. Koda juga biasa
disebut dengan reorientasi.
Tema
Tema merupakan gagasan utama dalam sebuah cerita atau sering disebut otak awal cerita.
Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang ada didalam sebuah cerita.
Penokohan
Penokohan adalah sifat atau karakter atau watak yang dimiliki oleh tokoh di dalam cerita.
Alur
Alur merupakan jalannya cerita. Alur terbagi menjadi tiga yaitu alur maju, alur mundur, dan
campuran (maju-mundur).
Apa sajakah nilai yang ada didalam cerpen itu? Berikut akan disebutkan sekaligus dijelaskan
secara ringkas mengenai nilai-nilai tersebut.
Nilai sosial
Sesama manusia harus saling membantu jika orang lain berada dalam kesusahan, sebab
manusia sebagai makhluk sosial jadi tidak bisa hidup sendiri-sendiri.
Nilai moral
Saling menghormati antar sesama dan jangan saling menghina baik antar individu, kelompok,
ras, agama, maupun yang lainnya.
Nilai agama
Memberitahu pembaca untuk melakukan perintah Tuhan YME dan menjauhi larangan-Nya.
Nilai pendidikan
Tidak mudah putus asa dengan menghadapi kesulitan tetapi haurs selalu berusaha.
Nilai budaya
Memegang teguh adat istiadat atau kebiasaan lama dengan kebiasaan baru.
Materi:
Nilai-
nilai