Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Disusun Oleh:
Ahmad Nurul Khoiri
Adit Oktavianto

Kelas B D3 Produksi Tanaman Pangan


Politeknik Negeri Lampung
Tahun Ajaran 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa indonesia yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. Namun dalam penerapan masih
banyak orang yang jauh dari berbahasa indonesia yang baik dan benar dalam
komunikasi sehari-hari.
Kita sering mendengar ungkapan berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Selain
itu juga anjuran pakailah bahasa indonesia yang baik dan benar. Pusat pembinaan dan
pengembangan bahasa secara resmi juga menghimbau agar kita berbahasa indonesia
dengan baik dan benar. Akan tetapi apakah kita telah mengetahui atau memahami apa
yang dimaksud dengan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Oleh karena itu makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai
bagaimana berbahasa indonesia yang baik dan benar.
RUMUSAN MASALAH

1.Apakah pengertian bahasa indonesia


yang baik dan benar? 3.Apa saja Ciri-ciri ragam bahasa baku?

2.Pengertian bahasa indonesia baku? 4.Apa saja Fungsi bahasa baku?

5.Apa saja kesalahan umum penggunaan


bahasa indonesia?
1. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Sesungguhnya dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar


terkandung dua pengertian yang berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama
berkaitan dengan ungkapan “bahasa Indonesia yang baik”. Sebutan baik atau
tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian yaitu serasi atau
sesuai dengan situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan dengan istilah
“bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar atau betul di sini berhubungan
dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang
benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa.
Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang
dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan
berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah
diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik
pelajaran bahasa pada khayalak.
2.Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia terdiri atas berbagai ragam, tiap-tiap ragam itu memiliki kekhasan. Akan tetapi, dari berbagai
ragam itu masih dapat dikenali dan dimengerti sebagai bahasa Indonesia karena masing-masing memiliki ciri
umum yang sama, yang mengacu pada salah satu ragam yang dianggap sebagai patokannya. Ragam yang dianggap
sebagai patokan inilah yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian ragam yang lain. Dengan adanya tolok ini
orang dapat mengetahui mana pemakaian bahasa yang benar dan mana yang tidak benar. Ragam bahasa yang
mengemban fungsi sebagai tolok semacam itu disebut dengan bahasa baku atau bahasa standar. Dengan
demikian, bahasa Indonesia baku merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai tolok
bandingan bagi pemakaian ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baku disebut juga bahasa Indonesia yang
formal, yaitu bahasa Indonesia yang dituturkan dalam situasi resmi.
Secara lebih rinci, ragam bahsa Indonesia baku dipakai dalam situasi berbahasa
sebagai berikut:
1. Untuk komunikasi resmi, seperti dalam upacara-upacara kenegaraan, rapat-
rapat dinas, surat-menyurat resmi,dan sebagainya.
2. Untuk wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran
pekerjaan, karya ilmiah,dan sebagainya.
3. Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah, pengajaran di
sekolah,dan sebagainya.
4. Berbicara dengan orang yang patut dihormati misalnya guru, pejabat
pemerintahan, atasan, atau orang yang belum atau baru saja dikenal.
3.Ciri-ciri

Ragam bahasa baku atau standar memiliki tiga ciri yaitu :


1.Kemantapan dinamis
Bahwa bahasa baku haruslah memiliki kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat
berubah setiao saat,jadi kaidah-kaidah haruslah konsisten.
2. Kecendekiaan
Bahwa perwujudannya dalam kalimat, paragraph, dan satuan bahasa lain yang lebih besar
mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
3. Keseragaman
Bahwa bahasa baku mempraanggapkan, adanya keseragaman kaidah.Akan tetapi, perlu diingat bahwa
yang terjadi adalah penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman
ragam/variasi bahasa.

4. Fungsi

Selain memiliki ciri-ciri, bahasa baku atau standar memiliki berbagai fungsi. Fungsi yang dimaksud ada
empat yaitu:
1.Fungsi pemersatu,
2. Fungsi pemberian kekhasan,
3. Fungsi pembawa kewibawaan, dan
4. Fungsi sebagai kerangka acuan.
5.Kesalahan Umum Penggunaan Bahasa Indonesia

Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, ditemukan berbagai kesalahan umum yang
biasa dilakukan oleh para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Kesalahan-kesalahan itu menurut Widjono (2005:153) dapat dirinci sebagai berikut:

A. Kesalahan struktur
1. Kalimat aktif tanpa subjek.
Contoh:
~Menurut ahli hokum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berakhir jika hukum ditegakkan. (salah)
~Ahli hukum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berahkhir jika hokum ditegakkan. (benar)

2. Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan.
Contoh:
~Di Pekalongan memiliki pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (salah)
~Di Pekalongan terdapat pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (benar)

3. Tanpa unsur predikat menempatkan kata yang di depan predikat, dengan kata ini predikat berubah fungsi menjadi
perluasan subjek.
Contoh:
~Dokter yang bekerja di rumah sakit. (salah)
~Dokter bekerja di rumah sakit. (benar)

4. Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata
depan.
Contoh:
~Mereka mendiskusikan tentang keselamatan di jalan. (salah)
~Mereka mendiskusikan keselamatan di jalan. (benar)
5. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat.
Contoh:
~ Ia rajin. Sehingga selalu mendapat juara kelas. (salah)
~ Ia rajin belajar sehingga selalu mendapat juara kelas. (benar)

6. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat.


Contoh:
~ Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah)
~ Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja karas. (benar)

7. Salah urutan.
Contoh:
~Majalah itu saya baca. (salah)
~Saya sudah membaca majalah itu. (benar)
. Kesalahan diksi

1. Diksi kalimat salah jika :

a, Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa: agar- supaya,adalah -merupakam,
bagi- untuk, demi- untuk, naik- ke atas, turun- ke bawah, dan lain-lain
.Contoh:
~ Ia selalu minum obat agar supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (salah)
~ Ia selalu minum obat supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (benar)

b. Menggunakan kata Tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana, yang mana,
bagaimana, mengapa, dan lain-lain.Contoh:
~Desa di mana kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (salah)
~Desa tempat kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (benar)

c. Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak


hanya – tetapi seharusnya tidak … tetapi atau tidak hanya – tetapi juga, bukan
hanya – tetapi juga seharusnya bukan hanya – melaikan juga.Contoh:
~Ia tidak hanya cantik melainkan juga sopan santun. (salah)
~Ia tidak hanya cantik tetapi juga sopan santun. (benar)
D .Menggunakan kata berpasangan (verba berpreposis) secara idiomatic yang tidak sesuai.
Misalnya:
Contoh:
~Model pakaian itu sesuai bagi minat orang tersebut. (salah)
~Model pakaian itu sesuai dengan minat orang tersebuat. (benar)

e. Penempatan numeralia distrubituf


Kata setiap, tiap-tiap, dan masing-masing termasuk numeralia distributif. Kata setiap atau tiap-
tiap memiliki arti yang sangat mirip dengan kata masing-masing. Perbedaannya adalah kata masing-
masing berdiri sendiri tanpa nomina, sedangkan kata setiap dan tiap-tiap tidak bisa berdiri sendiri tanpa
nomina. Contoh:
~Masing-masing mahasiswa dianjurkan memiliki buku ajar. (salah)
~Setiap mahasiswa dianjurkanmemiliki buku ajar. (benar)

2. Diksi atau kalimat kurang baik (kurang santun)

a. Menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya: aku dan saya.


b. Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif, misalnya: menurut pendapat saya…
sebaiknya menggunakan data menunjukkan bahwa… penelitian membuktikan bahwa…, pengalaman
membuktikan bahwa…
c. Menggunakan kata yang tidak jelas maknanya.
d. Diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi.
e. Penolakan dan pembuktian tanpa makna yang pasti (eksak).
Kesalahan ejaan

Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil


kualitas kalimat melainkan juga dapat mengakibatkan kesalahan kalimat. Oleh karena itu, penggunaan
ejaan perlu diperhatikan dalam keseluruhan penulisan (lebih lanjut lihat Buku Ejaan Yang
Disempurnakan).
Jenis kesalahan ejaan:

1. Penggunaan huruf capital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal,


2. Pemenggalan kata,
3. Penulisan kata baku,
4. Penulisan unsure serapan
5. Penulisan kata asing tidak dicetak miring,
6. Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda petik satu(‘…’), tanda
penyngkatan (‘…), dan lain-lain
7. Penulisan kalimat atau paragarf: induk kalimat dan anak kalimat,kutipan langsung, kutipan tidak
langsung,
8. Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi
9. Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat kabar, majalah, jurnal,
10. Penulisan judul bab, subbab, bagian, subbagian,
11. Penulisan: daftar pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam urainan diatas dapat dismpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah
bahasa Indonesia yang dalam penggunaan nya sesuai dengan kaidah tata bahasa.Kaidah bahasa yaitu kaidah
bahasa Indonesia baku atau yang danggap baku. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia
dianjurkan menggunakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi maupun
kehidupan sehari-hari.Namun masih minim nya pengetahuan tentang bagaiman bahsa Indonesia yang baik
dan benar,sehingga masih banyak yang tidak menggunakan nya secara tidak tepat.

Anda mungkin juga menyukai