DI SUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok
dalam bentuk makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca dapat lebih memahami
tentang materi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna karena kemampuan dan keterbatasan penulis, maka dari itu penulis
mohon maaf jika ada kata-kata penulis yang kurang berkenan di hati. Oleh
karena itu, penulis mohon kritikan dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak agar makalah ini dapat berguna sepenuhnya bagi penulis sendiri
dan pembaca sekalian.Sekian dan terimakasih.
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pemahaman umum, bahasa Indonesia sudah diketahui sebagai alat berkomunikasi. Setiap
situasi memungkinkan seseorang memilih variasi bahasa yang akan digunakannya. Berbagai
faktor turut menentukan pemilihan tersebut, seperti penulis, pembaca, pokok pembicaraan, dan
sarana.
Dalam berbahasa Indonesia, tingkat kesadaran dan kepatuhan akan kaidah-kaidah kebahasaan
secara jelas tergambarkan melalui perilaku berbahasa kita, baik ketika kita menggunakan bahasa
Indonesia dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Tata bahasa baku bahasa Indonesia
pada dasarnya merupakan rambu-rambu yang harus disadari dan sekaligus dipatuhi oleh para
pemakai bahasa Indonesia agar perilaku berbahasa mereka tetap memperlihatkan ciri kerapian
dan kecermatan. Kerapian dan kecermatan berbahasa ini hanya mungkin apabila bahasa
Indonesia itu sendiri sebagai alat komunikasi memang telah siap untuk digunakan secara rapi dan
cermat.
Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi oleh bahasa Indonesia agar bahasa persatuan dan
bahasa negara milik bangsa Indonesia itu tetap mantap dapat digunakan sebagai alat komunikasi
yang efektif dan efisien. Pertama, kaidah-kaidah kebahasaannya harus mantap. Kedua,
perbendaharaan kata dan peristilahannya harus kaya dan lengkap. Apabila kedua macam
persyaratan itu terpenuhi, bahasa Indonesia telah siap untuk digunakan secara rapi dan cermat
untuk berbagai keperluan komunikasi, termasuk dalam konteks upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Kaidah Dasar Bahasa Indonesia?
2. Kaidah Dasar Bahasa Indonesia mengenai kata yang penting disebutkan atau ditulis lebih
dahulu, sesudah itu baru keterangannya.
3. Kaidah Dasar Bahasa Indonesia Tidak mengenal perubahan bentuk kata benda sebagai akibat
penjamanakan.
4. Kaidah Dasar Bahasa Indonesia Tidak mengenal tingkatan dalam pemakaian.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kaidah Dasar Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai beberapa kaidah dasar yang memberi ciri khas bahasa Indonesia.
Kaidah-kaidah dasar tersebut antara lain berkaitan dengan hukum Diterangkan – Menerangkan
(DM), perubahan kata benda akibat proses penjamakan, dan tingkatan pemakaian bahasa.
Hukum DM memberdakan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Frase “anak pandai” dalam
bahasa Indonesia akan diungkapkan dengan clever boy dalam bahasa Inggris, bukan boy clever.
Perubahan akibat proses penjamakan lazim ditemui dalam penggunaan bahasa Arab. Bahasa
Arab mengenal proses morfologis yang disebut sharf. Sharf merupakan pedoman untuk
membentuk kata dengan mengacu kepada perubahan-perubahan kata yang terjadi akibat
perubahan jumlah pelaku. Proses penjamakan dalam bahasa Arab dilakukan dengan mengubah
bentuk kata. Kata alim (orang pandai satu) berubah menjadi ulama (orang pandai banyak). Kata
kitab (buku satu) menjadi kutub (buku banyak). Kata muslim (satu orang Islam) menjadi
muslimin (orang Islam banyak).
Tingkatan pemakaian bahasa lazim ditemukan dalam bahasa Jawa. Bahasa Jawa adalah bahasa
yang sangar memperhatikan tingkat pemakaian bahasa berdasarkan perbedaan status sosial.
bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan orang tua atau pejabat berbeda dengan bahasa
yang digunakan untuk menyebut anak kecil atau orang kecil.
Contoh :
c. Kata keterangan
Saya berangkat tadi malam
Adik sedang belajar
Anak itu sangat rajin
3. Kaidah Dasar Bahasa Indonesia Tidak mengenal perubahan bentuk kata benda sebagai
akibat penjamanakan.
Untuk menyatakan jamak atau banyak, bahasa Indonesia menggunakan kata bilangan, baik
bilangan tertentu maupun tidak. Kata bilangan tertentu misalnya : dua, empat, seratus, seribu dan
sebagainya, sedangkan bilangan tidak tentu misalnya : sedikit, sejumlah, sekelompok, beberapa,
dan sebagainya.
Dengan demikian, yang ada dalam bahasa Indonesia ialah :
Sekelompok mahasiswa
Sejumlah peserta
Dua ekor kerbau
Seratus buah rumah
Dan bukan
Sekelompok mahasiswa-mahasiswa
Sejumlah peserta-peserta
Dua ekor kerbau-kerbau
Seratus buah rumah-rumah
Bentuk-bentuk diatas merupakan kerancuan di bidang reduplikasi yang diakibatkan oleh dua
bentuk yang masing-masing mempunyai makna jamak. Satu kata menganduung arti jamak dan
kata yang lain mengandung arti jamak lain pula akibat proses reduplikasi. Reduplikasi tersebut
banyak macamnya, salah satunya adalah yang mengandung makna “banyak yang tak tentu”
(Gorys Keraf 1984 : 121), yang biasanya merupakan reduplikasi penuh.
Berikut ini beberapa contoh kreancuan yang dimaksud :
Pemikiran frase banyak + bentuk ualng yang menyatakan banyak yang tak tentu.
2
a. Selama ini banyak hasil-hasil penelitian yang hanya disimpan saja.
4. a. Dengan sebagian dari anugerah ini, saya bisa membantu sejumlah anak.
b. Dengan sewbagian dari anugerah ini, saya bisa membantu anak-anak.
Pemakaian frase beberapa+bentuk ulang yang menyatakan jamak yang tak tentu
4
BAB III
PENUTUP
Dalam pembelajaran kaidah dasar bahasa Indonesia, dapat mendatangkan aspek fungsional.
Dimana Aspek fungsional adalah bahwa bahasa tidak sekedar alat untuk berkomunikasi, namun
bagaimana tata bahasa yang baik dan benar namun juga efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Rumaningsih Endang, Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, Semarang : Rasail Media
Group, 2012.