Anda di halaman 1dari 3

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Daerah

Bahasa daerah adalah bahasa yang berkembang dan dituturkan di suatu


wilayah tertentu di dalam sebuah negara. Bahasa daerah juga merupakan salah
satu aset kekayaan nasional suatu bangsa yang secara tradisional digunakan oleh
kelompok masyarakat tertentu untuk berkomunikasi. Bahasa daerah atau yang
sering disebut juga dengan bahasa ibu atau bahasa etnis jugs telah menjadi agenda
UNESCO dengan menetapkan Hari Bahasa Ibu Internasional setap tanggal 21
Februari. Tindakan yang dilakukan oleh UNESCO ini menunjukkan betapa
pentingnya upaya mempertahankan pemakaian serta pemberdayan fungsi bahasa
daerah disamping pemakaian bahasa nasional di tengah-tengah masyarakat.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya akan keberagaman.


Indonesia memiliki berbagai macam suku dan kelompok etnis yang tersebar di
seluruh penjuru tanah air. Tiap suku dan kelompok etnis mempunyai bahasa
masing-masing yang digunakan dalam berkomunikasi sesama suku maupun
antaretnis.

Ada lebih dari 700 macam bahasa daerah di Indonesia yang dalam
Seminar Politik Bahasa Nasional tahun 1975 di Jakarta, disimpulkan fungsi-
fungsinya yakni:

“Di dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa-bahasa seperti Sunda,


Jawa, Bali, Madura, Bugis, Makassar, dan Batak berfungsi sebagai (1) lambang
kebanggaan daerah, (2) lambang identitas daerah, dan (3) alat perhubungan di
dalam keluarga dan masyarakat daerah.

Adapun fungsi bahasa daerah di dalam hubungannya dengan fungsi bahasa


Indonesia yaitu :

a. Bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional


Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang
keberadaannya diakui oleh Negara. UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2)
menegaskan bahwa “Negara menghormati dan memilihara bahasa daerah
sebagai kekayaan budaya nasional.” Dan juga perumusan Kongres Bahasa
Indonesia II tahun 1954 di Medan, menegaskan bahwa bahasa daerah sebagai
pendukung bahasa nasional merupakan sumber pembinaan bahasa Indonesia.
Sehingga perkembangan bahasa daerah dan bahasa nasional bersifat timbal
balik.

b. Bahasa daerah sebagai bahasa pengantar di sekolah dasar di daerah tertentu


pada tingkat permulaan untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan
mata pelajaran lain
Di beberapa daerah di Indonesia, bahasa daerah boleh dipergunakan
sebagai bahasa pengantar pendidikan di sekolah dasar. Kondisi pendidikan
berbahasa Indonesia yang berbeda-beda di setiap daerah terkadang akan
menyulitkan bagi siswa yang belum terbiasa menggunakan bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, penggunaan bahasa daerah bertujuan supaya siswa lebih
mudah mengerti dan memahami materi yang diiberikan di sekolah.

c. Bahasa daerah sebagai sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa


Indonesia
Kosakata bahasa daerah merupakan sumber kebahasaan untuk
pengembangan kosakata bahasa Indonesia. Penyerapan kosakata bahasa daerah
tidak hanya memperkaya bahasa Indonesia, tetapi juga berguna bagi
pengembangan bahasa daerah itu sendiri. Selain itu, keberagaman kosakata
daerah yang terserap di dalam bahasa Indonesia juga menjadi tolak ukur
seberapa jauh perhatian dan upaya pemerintah dalam pelestarian bahasa daerah

Selain itu, dalam situasi tertentu bahasa daerah dapat menjadi pelengkap bahasa
Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintah di tingkat daerah.

Kedudukan dan fungsi bahasa daerah seperti yang dikemukakan di atas


merupakan rumusan fungsi yang ideal bagi perkembangan bahasa daerah. Akan
tetapi, jika kita lihat kondisi Indonesia saat ini, telah terjadi pergeseran dari
pemakaian bahasa daerah menjadi bahasa Indonesia.

Contoh paling mudah dapat kita temui dalam lingkup pergaulan anak-anak
muda. Kalangan muda pada umumnya memiliki persepsi bahwa seseorang akan
dianggap tidak gaul saat seseorang menggunakan bahasa daerahnya. Apalagi
remaja masa kini sangat menyukai sesuatu yang berbau milenial. Bahasa daerah
dianggap sebagai sesuatu yang tidak milenial sehingga ditinggalkan begitu saja.
Kini, persepsi ini tidak hanya di berkembang di kalangan muda saja, tapi juga di
kalangan masyarakat umum. Akibatnya jumlah penutur bahasa daerah pun
semakin berkurang dan wilayah pemakaiannya pun semakin menyusut. Hal ini
tentu dapat memicu kepunahan bahasa daerah. Dalam hal ini, UNESCO telah
mencatat ada sekitar 139 bahasa daerah yang terancam punah dan 15 bahasa
benar-benar telah mati di Indonesia.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah tertuang


dalam ikrar Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda telah menjadi tonggak dimulainya
perjuangan bangsa Indonesia yang awalnya bersifat kedaerahan menjadi satu
kebangsaan Indonesia. Tetapi, perlu digarisbawahi bahwa Sumpah Pemuda tidak
mengikrarkan untuk berbahasa yang satu, melainkan menjunjung tinggi bahasa
persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Sehingga urgensi bahasa Indonesia menjadi
bahasa resmi negara dan bahasa persatuan tidak lantas membuat kita mematikan
penggunaan, fungsi, dan kedudukan bahasa daerah.

Keberadaan bahasa daerah tidak dapat dipisahkan dengan bahasa


Indonesia karena bahasa daerahlah yang menjadi kunci dalam perkembangan
bahasa Indonesia. Melestarikan bahasa daerah sama artinya dengan melestarikan
bahasa Indonesia. Menggunakan bahasa daerah bukan berarti tidak gaul, tetapi
itulah salah satu bentuk cinta kita kepada Indonesia. Punahnya bahasa daerah
harus menjadi pemikiran kita bersama agar bahasa daerah tetap dapat lestari.
Ironis sekali jika melihat masyarakat kita yang hanya membanggakan kekayaan
budaya bangsa Indonesia tetapi tidak mau melakukan sebuah aksi untuk
melestarikannya.

Anda mungkin juga menyukai