Anda di halaman 1dari 7

3.

Pengertian Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku


A. Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
bentuknya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model
oleh masyarakat Indonesia secara luas. (Sanggup Barus, 2014 : 9)
Ragam bahasa ini disusun dengan tujuan agar bahasa Indonesia dapat
berkembang secara teratur, terarah dan terencana.
Bahasa Indonesia baku dipergunakan dalam acara-acara tertentu yang lebih
mengikat dan resmi. Bahasa ini biasanya dipergunakan dalam :
a. Komunikasi resmi, seperti : surat-menyurat resmi, penamaan lembaga-lembaga
pemerintah, perundang-undangan, peraturan pemerintah, berita-berita dalam
radio dan televisi, dsb.
b. Wacana teknis, seperti : laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran pekerjaan,
karya ilmiah, dsb.
c. Pembicaraan di depan umum, seperti : pidato, ceramah, mengajar, diskusi, rapat
dinas, kuliah dan penataran.
d. Berbicara dengan orang yang dihormati, seperti : berbicara dengan atasan,
dengan orang tua, dosen, pejabat pemerintah, dan dengan orang yang tidak
dikenal.

7. Ciri-Ciri Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia baku menurut Harimurti Kridalaksana mempunyai penanda-
penanda tertentu yang diperlihatkan dengan :
1. Pelafalan sebagai bagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang
relatif bebas atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek.
Contoh :
Kata keterampilan diucapkan ketrampilan.
2. Pemakaian prefiks/awalan me- dan ber- sebagai bagian morfologi bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Contoh :
Banjir menyerang Jakarta dua bulan yang lalu. (baku)
Banjir serang Jakarta dua bulan yang lalu. (tidak baku)
Sampai berjumpa lagi di Medan ! (baku)
Sampai jumpa lagi di Medan ! (tidak baku)
Kuliah sudah berjalan dengan baik. (baku)
Kuliah sudah jalan dengan baik. (tidak baku)
3. Pemakaian konjugsi bahwa dan karena sebagai bagian morfologi Bahasa
Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Contoh :
Adik mengetahui bahwa kakak jadi juga pergi ke rumah sakit. (baku)
Adik mengetahui kakak jadi juga pergi ke rumah sakit. (tidak baku)
Dia tidak percaya kepada siapapun, karena semua orang dianggapnya penipu.
(baku)
Dia tidak percaya kepada siapapun, semua orang dianggapnya penipu. (tidak
baku)
4. Penggunaan partikel –kah, -lah, dan –pun sebagai morfologi bahasa Indonesia
baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Contoh :
Bacalah buku itu sampai selesai !
Bagaimanakah cara menjadi lebih percaya diri ?
Bagaimanapun perubahan itu harus diterima dengan lapang dada.
5. Preposisi atau kata depan sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Contoh :
Saya bertemu dengan adiknya kemarin.
Ia benci sekali kepada orang itu.
6. Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia
baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Contoh :
Orang-orang itu harus diwaspadai setiap saat.
Negara-negara maju harus melaksanakan pembangunan ekonomi.
7. Penggunaan polaritas tutur sapa sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia
baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Contoh :
Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.
Aku – engkau sama-sama menyukai hal tersebut.
Saya – saudara seharusnya bisa memandang hal itu dengan pemikiran yang
sama.
8. Pola kelompok kata kerja + agen + kata kerja sebagai bagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Contoh :
Surat Anda sudah saya baca.
Kiriman buku sudah dia terima.
9. Penggunaan konstruksi sintesis atau susunan terpadu sebagai bagian kalimat
bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam
kalimat.
Contoh :
Adik membersihkan halaman rumah. (baku)
Adik bikin bersih halaman rumah. (tidak baku)
Kami memberitahukan kedatangannya. (baku)
Kami kasih tahu kedatangannya. (tidak baku)
10. Pemakaian fungsi gramatikal (subjek, predikat, objek) sebagai bagian kalimat
bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam
kalimat.
Contoh :
Ayah dan Ibu pergi ke Bandung kemarin. (baku)
Ayah dan Ibu ke Bandung kemarin. (tidak baku)
11. Struktiur kalimat baik tunggal maupun majemuk ditulis atau diucapkan secara
jelas sebagai bagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara
jelas dan tetap di dalam kalimat.
Contoh :
Mereka sedang mengikuti perkuliahan Dasar-Dasar Akuntansi I.
Sebelum analisis data dilakukannya, dia mengumpulkan data secara sungguh-
sungguh.
12. Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan
secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Contoh :
Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa,
mengatakan, pergi, tidak begini, begitu, silahkan.
13. Pemakaian ejaan resmi sebagai bagian bahasa Indonesia baku ditulis secara
jelas dan tetap baik kata, kalimat, maupun tanda-tanda baca sesuai dengan EYD.
14. Pemakaian peristilahan baku sebagai bagian bahasa Indonesia baku dipakai
sesuai dengan Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh
Pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Ciri-ciri bahasa Indonesia baku secara umum sama antar lisan dan tulis. Gleason
dalam (Syafi’I, 1984 : 42) juga mengatakan bahwa “Struktur bahasa lisan
menunjukkan kesamaan di dalam berbagai hal dengan struktur bahasa tulis.”

B. Bahasa Indonesia Nonbaku


Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak
dikodifikasi, tidak diterima, dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat
Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
Bahasa Indonesia nonbaku dipergunakan dalam acara-acara yang lebih
longgar, lebih santai, serta tidak resmi. Biasanya dipergunakan pada saat:
1. Surat-menyurat antara suami-isteri, surat menyurat yang tidak resmi, dan
surat menyurat pribadi.
2. Bercakap-cakap dengan teman atau orang yang akrab dengan kita di
warung, pasar, terminal maupun kedai kopi.
3. Tulisan untuk catatan pribadi dan buku harian.
4. Pembicaraan ketika arisan dan perayaan ulang tahun.
5. Berdoa.

Bahasa nonbaku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan santai (tidak resmi)
sehari-hari yang biasanya digunakan pada keluarga, teman, dan di pasar. Fungsi
penggunaan bahasa nonbaku adalah untuk mengakrabkan diri dan menciptakan
kenyamanan serta kelancaran saat berkomunikasi (berbahasa).
A. Ciri Bahasa Baku
Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga,
yaitu:
Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan
aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan
bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang
teratur, logis, dan masuk akal.
Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai
taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam
bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.
Ciri-ciri lain bahasa baku adalah:

tidak terpengaruh bahasa daerah;


tidak dipengaruhi bahasa asing;
bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari;
pemakaian imbuhannya secara eksplisit;
pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat;
tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
B. Ciri Bahasa Nonbaku
Bahasa nonbaku juga memiliki ciri khas yaitu:

walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama;
dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman;
dapat terpengaruh oleh bahasa asing;
digunakan pada situasi santai/tidak resmi;

RECOMMEND
Perbedaan Majas Simile dan Majas Asosiasi dalam Bahasa Indonesia
01:42:03 pm
Saturday 10th, March 2018 /
16 December,2016

Go to...

Home » Kata Kata » 111 Ciri Ciri Kata Baku dan Tidak Baku Beserta Contohnya

111 Ciri Ciri Kata Baku dan Tidak Baku


Beserta Contohnya
Dalam pembahasan artikel sebelumnya tentang kata kata sudah dibahas mengenai jenis-
jenis kata ulang, jenis-jenis kata bilangan, jenis-jenis kata sifat, jenis jenis kata
depan, jenis jenis kata kerja, dan fungsi kata tanya. Pada kesempatan kali ini topik yang
terpilih adalah ciri ciri kata baku dan tidak baku. Selamat belajar…
Pasti sudah sering kan mendengar istilah kata baku dan kata tidak baku? Atau paling
tidak pasti pernah mendengar guru Bahasa Indonesia meminta “Gunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar”. Nah..artinya adalah gunakan bahasa baku atau kata-
kata baku dalam perbincangan. Tapi sebenarnya, apa sih kata baku itu? apa itu kata
tidak baku? dan bagaimana mengetahui kata ini merupakan kata baku atau kata tidak
baku?.

Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku


Kata baku adalah kata yang sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia. Sedangkan
kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan ejaan kaidah bahasa Indonesia.
Kaidah bahasa Indonesia ini lebih dikenal sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Selain pedoman EYD, kamus bahasa Indonesia
juga menjadi salah satu rujukan dalam penentuan baku atau tidaknya suatu kata.

Kata baku sering digunakan pada kalimat resmi ataupun percakapan resmi, misalnya
pada pidato atau ketika berbicara kepada orang yang lebih dihormati. Kata tidak baku
lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, misalnya dengan teman atau
anggota keluarga. Kata tidak baku dapat dikenali salah satunya dari penulisannya.

Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku


Kata baku bukan hanya ditujukan agar pembicaraan atau penulisan menjadi lebih resmi,
akan tetapi terdapat fungsi lain. Fungsi kata baku dalam bahasa antara lain:

1. Pemersatu

Pemakaian kata baku penting diterapkan di seluruh wilayah Indonesia yang berupa
kepulauan. Hal ini dapat membuat bahasa menjadi salah satu alat pemersatu beragam
kelompok. Kekhasan dialek bahasa pada masing-masing kelompok dapat dipersatukan
dengan bahasa baku sehingga menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa Indonesia.

2. Pemberi kekhasan

Penggunaan bahasa baku menjadi pembeda dari bahasa yang lain. Dengan itu
penerapan kata atau bahasa baku dapat memperkuat rasa kepribadian nasional
masyarakat Indoensia.

3. Pembawa Wibawa

Penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia dapat memperlihatkan kewibawaan


masyarakat Indonesia itu sendiri. Masyarakat yang bertutur kata dengan baik dan benar
akan memperoleh wibawa dan kehormatan di mata orang lain. Dan pada akhirnya dapat
membuat orang lain kagum atas bahasa Indonesia.

4. Kerangka Acuan

Kaidah dalam penggunaan kata baku menjadi tolak ukur tentang benar atau tidaknya
pemakaian dan penerapan bahasa seseorang.

Fungsi kata baku lebih berkaitan dengan urusan yang berkaitan dengan bangsa,
sedangkan kata tidak baku mempunyai fungsi dalam area yang lebih kecil. Kata tidak
baku berfungsi dalam menciptakan kenyamanan, keakraban, dan suasana santai ketika
bercengkerama atau berkomunikasi dengan keluarga dan teman.

Ciri ciri Kata Baku dan Tidak Baku


Beberapa penentuan kata baku dapat dilihat dari ciri-cirinya. Ciri ciri kata baku antara
lain:

1. Kata baku tidak dapat berubah setiap saat


2. Tidak terpengaruh bahasa daerah
3. Bukan bahasa percakapan sehari-hari
4. Tidak terpengaruh bahasa asing
5. Penggunaan kata baku sesuai dengan konteks di dalam kalimat
6. Kata baku tidak mempunyai arti yang rancu
7. Kata baku tidak mengandung arti pleonasme (lebih dari apa yang diperlukan)
8. Pemakaian imbuhan pada kata baku secara eksplisit

Ciri-ciri kata tidak baku antara lain:

1. Dapat terpengaruh bahasa daerah atau bahasa asing


2. Terpengaruh oleh perkembangan zaman
3. Digunakan pada percakapan santai
4. Dapat dibuat oleh siapa saja sesuai keinginannya

2.5 Fungsi Bahasa Nonbaku

Bahasa nonbaku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan santai


(tidak resmi) sehari-hari yang biasanya digunakan pada keluarga, teman, dan
di pasar. Fungsi penggunaan bahasa nonbaku adalah untuk mengakrabkan
diri dan menciptakan kenyamanan serta kelancaran saat berkomunikasi
(berbahasa).

Anda mungkin juga menyukai