Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Kemajuan teknologi telah mengantarkan umat manusia semakin mudah untuk

berhubungan antar satu dengan yang lainnya, Berbagai informasi dan peristiwa

yang terjadi dibelahan dunia secara cepat dapat diketahui oleh manusia pada benua

yang lain. Era globalisasi yang ditandai dengan semakin majunya teknologi

komunikasi juga disebut era informasi.

Terdorong oleh nalurinya sebagai homo sapiens (makhluk berpikir), maka

manusia selalu cenderung untuk berpikir dan melakukan perenungan.

Kecenderungan tersebut merupakan motivasi yang lahir dari keingina-keinginan

untuk menata kehidupan yang lebih baik secara dinamis dalam menyikapi

statusnya sebagai makhluk yang mempunyai kecenderungan bermasyarakat.

Sebagai makhluk sosial , manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia

lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa

yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini kemudian memaksa manusia ingin

berkomunikasi.

Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak

dan tangisannya yang pertama kali saat lahir adalah suatu tansa komunikasi.

Dimana dalam kehidupan sehari-hari disadari bahwa komunikasi nerupakan

1
bagian dari kehidupan manusia. Termasuk untuk menjalin hubungan kemanusiaan

yang baik dan harmonis antara sesama manusia dibutuhkan saling pengertian

antara manusia, dalam hal ini faktor yang paling menentukan adalah faktor

komunikasi.

Komunikasi Islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan

oleh para pemikir Muslim. Tujuan akhirnya adalah menjadikan komunikasi Islam

sebagai komunikasi alternatif, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia. Kesesuaian

nilai-nilai komunikasi dengan dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi

manfaat terhadap kesejahteraan manusia sejagat. Sehingga dalam perspektif ini,

komunikasi Islam merupakan proses penyampaian atau tukar menukar informasi

yang menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi dalam Alquran.

B. Rumusan Maslah
1. Bagaimana Komunikasi dalam Perspektif Islam ?
2. Bagaimana Defenisi Komunikasi Islam ?

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Komunikasi Perspektif Islam


Ilmu komunikasi Islam, sebagaimana juga ilmu komunikasi umum, membahas

tentang manusia. Komunikasi ada pada semua aspek kehidupan manusia. Tidak

ada bidang kehidupan bermasyarakat yang tidak ada komunikasinya. Dengan

konteks inilah sebetulnya ilmu komunikasi tidak memiliki tanah atau lahan yang

khusus bagi dirinya sendiri namun berdiri dari ilmu-ilmu sebelumnya seperti

psikologi, antropologi dan lainnya seperti di kemukakan di atas.


Dengan demikian, komunikasi harus meminjam metode-metode dari disiplin-

disiplin ilmu lain untuk memahami teorinya sendiri. Bagi Islam, komunikasi

memang jelas sebagai salah satu fitrah manusia. Hal itu dapat dilihat pada Al-

Qur’an surat ar-Rahmān/55, ayat 1-4. Firman Allah:

‫ه ٱحلب مميا م‬
٤‫ن‬ ‫ ع مل ر م‬٣ ‫ن‬
‫م ن‬ ‫خل مقم ٱحلإإن م‬
‫س م‬ ‫ م‬٢‫ن‬ ‫م ٱحل ن‬
‫قحرمءا م‬ ‫ ع مل ر م‬١ ‫ن‬ ‫ٱلررحح م‬
‫م ن‬
Terjemahnya:
“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al Quran. Dia
menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.”(Q. S Ar-Rahman/55: 1-4)1
Kata-kata “al-bayan” di dalam salah satu ayat tersebut ditafsirkan As-

Syaukani dalam tafsirnya Fath al-Qadir, sebagaimana dikutip Jalaluddin Rakhmat,

diartikan sebagai kemampuan berkomunikasi.


Komunikasi Islam membahas bagaimana cara berkomunikasi dan etika

komunikasi ke semua dimensi komunikasi menuju kembali ke fitrah allah agar

dimensi –dimensi manusia tidak bergeser.2

1
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya (Jakarta:
Halim) h. 531
2
Armawati Arbi, Komunikasi intrapribadi, Integrasi Komunikasi Spiritual, Komunikasi Islam
dan Komunikasi Lingkungan (Cet I; Jakarta: Kencana, 2019) h. 23

3
Setiap individu memiliki hasrat untuk bcrbicara. mengungkapkan pendapat

dan menyampaikan intorrnasi yang dimilikinya. karena pada dasarnya manusia

adalah mahluk yang ingin serba tahu. Kedudukan komunikasi dalam Islam

mendapatkan perhatian khusus, karena kornunikasi dapat digunakan baik sebagai

anggota masyarakat maupun sebagal rnakhluk Allah di muka humi. Dalam al-

Qur’an sendiri terdapat banyak sekali ayat yang menggamharkan tentang proses

kornunikasi. Salah satu diantaranya adalah dialog yang terjadi pertama kali antara

Allah SWT, malaikat dan manusia (Adam). Dialog tersebut sekaligus

menggambarkan salah satu potensi manusia (Adam) yang Allah anugerahkan

kepadanya yaitu potensi berkomunikasi dengan baik. Dalam ayat ini Allah

gambarkan tentang potensi komunikasi yang dimiliki manusia (Adam). Potensi itu

merupakan keistimewaan yang Allah berikan dan dengan kemampuannya dalam

herargurnentasi, manusia akan mampu mengekspresikan apa yang terlintas dalam

benaknya serta dengan kamanpuan tersebut manusia dapat menangkap bahasa

yang telah Allah ajarkan.3


Jika kita perhatikan lebih jauh. sebenarnya dakwah itu merupakan komunikasi

dengan proses dasar. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan adanya penggunaan

bahasa bersama atau dengan kata lain ada yang rnenìheri informasi (mengirim)

dan ada yang menerima informasi. Kornunikasi secara sederhana dapat kita

definisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh seorang komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan adanya akibat tertentu. Dalam

3
Abdul Pirol, Komunikasi dan Dakwah Islam (Cet. I; Yogyakarta: Deepublish, 2018) h. 1

4
kegiatan sehan-hari, komunikasi dapat dilakukan secara primer (langsung)

mauupun secara sekunder (tidak langsung). Dikatakan sebagai primer langsung

karena kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau

gagasan secara sederhana. Dcngan dcmikian, kegiatan komunikasi dapat dipaharni

scbagai kegiatan penyampaian pesan atau ide, disampaikan dan satu pihak ke

pihak lain dengan tujuan untuk menghasilkan kesepakatan bersama terhadap ide

atau pesan yang di sampaikan tersebut.4


Dakwah merupakan bagian dan informasi sebagai suatu sistem yang penting

dalam gerakan-gerakan Islam. Dakwah dapat dipandang sebagai proses peruhahan

yang diarahkan dan direncanakan dengan harapan terciptanya individu, keluarga

dan masyarakat serta peradaban dunia yang diridhai Allah swt.


Ketika kita merujuk makna antara kornunikasi dengan dakwah. maka

keduanya secara konsepsional mungkin berbeda. Tetapi secara operasional

memiliki kesamaan. Proses dakwah dan proses komunikasi memiliki persamaan

akan tetapi sebagian ada yang menganggap bahwa proses dakwah dengan

komunikasi berbeda. sehingga tidak mengherankan jika kemudian muncul

beragam pandangan masyarakat mengenai dua masalah ini (dakwah dengan

komunikasi). Banyak orang yang mendefinisikan bahwa proses dakwah

merupakan bagian dari komunikasi, namun tidak sedikit pula orang yang

memberikan pendapat bahwa komunikasi itu merupakan bagian dan (proses)

dakwah.5
B. Definisi Komunikasi Islam

4
Abdul Pirol, Komunikasi dan Dakwah Islam… h. 2
5
Abdul Pirol, Komunikasi dan Dakwah Islam… h. 3

5
Istilah komunikasi dari bahasa Inggris yaitu “communication” yang berarti :

perhubungan, kabar, perkabaran.6 Istilah tersebut berasal dari bahasa latin yaitu

“communicatio” artinya pemberitahuan, memberi bahagian, pertukaran dimana si

pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya. Kata

sifatnya yaitu communis yang berarti “bersifat umum dan terbuka, bersama-sama”.

Sedangkan kata kerjanya adalah “communicara” yang berarti “bermusyawarah”,

berunding dan berdialog”.7

Komunikasi pada hakekatnya adalah kesamaan makna terhadap apa yang

diperbincangkan.Dimana kesamaan bahasa yang digunakan dalam sebuah

percakapan belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain

mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa

itu. Artinya komunikasi efektif itu minimal harus mengandung kesamaan makna

antara dua pihak yang terlibat, dan yang terpenting lagi adalah orang lain bersedia

menerima paham atau keyakinan, melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan lain

dari hasil komunikasi tersebut.

Onong Uchjana menyimpulkan tentang komunikasi sebagai berikut:

1. Pesan (massage)

2. Pengiriman pesan

3. Penyampaian pesan

6
S. Wojowarsito dan W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris Indonesia-Indonesia
Inggris (Cet. II; Jakarta : Hasta, 1974) h. 25.
7
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi ; Sebuah Pengantar Ringkas (Bandung : CV. Armico,
1984) h. 14

6
4. Pemilihan sarana atau media

5. Penerimaan pesan

6. Respons, efek atau pengaruh.8

Dari beberapa pengertian terebut diatas, dapat dipahami bahwa komunikasi

merupakan suatu proses sosial yang sanagt mendasar dan vital dalam kehidupan

manusia. Dikatakan mendasar karena setiap manusia baik yang primitf maupun

modern berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai

aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki

kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu-individu lainnya yang dengan

demikian dapat menetapkan kredibilitasnya dalam melangsungkan kehidupannya.

Dalam bahasa Arab, komunikasi sering menggunakan istilah tawashul dan

ittishal. Tawashul artinya adalah proses yang dilakukan oleh dua pihak untuk

saling bertukar informasi sehingga pesan yang disampaikan dipahami atau sampai

kepada dua belah pihak yang berkomunikasi. Ittishal adalah melakukan cara yang

terbaik dan menggunakan sarana yang terbaik untuk memindahkan informasi,

makna, rasa dan pendapat kepada pihak lain dan memengaruhi pendapat mereka

serta meyakinkan mereka dengan apa yang kita inginkan apakah dengan

menggunakan bahasa atau dengan yang lainnya.9

Pada hakekatnya kehidupan manusia ditandai denga pergaulan diantara

manusia dalm keluarga, lingkungan, masyarakat, sekolah, tempat kerja, organisasi


8
Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992) h. 18
9
Harjani Hefni, Komunikasi Islam (Cet. II; Jakarta: Kencana, 2017), h. 3

7
sosial dan sebagainya. Semuanya ditunjukkan tidak saja pada derajat suatu

pergaulan, jenis relasi, mutu interaksi diantara mereka, tetapi juga terletak pada

sejauh mana keterlibatan mereka dengan satu sama lainnyadan bagaimana saling

mempengaruhi.10 Dalam hal ini komunikasi bertujuan untuk menyampaikan

informasi kepada mereka, agar apa yang disampaikan atau diterima dapat

dimengerti, sehingga dengan demikian komunikasi dapat tercapai.11

Sedangkan Islam menurut bahasa secara umum artinya adalah tunduk,

menyerahkan diri kepada Allah, damai, serta selamat. Damai dan selamat adalah

tujuan, sedangkan sarananya adalah tunduk dan menyerahkan diri dengan seluruh

aturan Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan yang paling

pokok diantaranya adalah rukun Islam. Dengan makna bahasa seperti ini, kita bisa

menangkap roh dari dinul Islam secara keseluruhan, yaitu kedamaian dan

keselamatan.12 Jalan yang mengantarkan kepada kedamaian dan keselamatan itu

adalah ajaran islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi

Muhammad SAW. Islam dalam arti kedamaian dan keselamatan inilah yang

mewarnai seluruh dimensi ajaran Islam. Dengan semangat dan roh ini slogan Islam

untuk menebar rahmat bagi seluruh alam bukan sekedar slogan, tapir oh yang

melekat dengan nama islam itu sendiri.

10
Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi (Cet. I; Bandung : 1991) h. 11
11
Wijaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Cet. I; Jakarta : Bina Aksara, 1986) h.1
12
Harjani Hefni, Komunikasi Islam… h. 13-14

8
Setelah mengetahui defenisi komunikasi dan Islam, dapat diketahui secara

jelas bahwa yang dimaksud dengan komunikasi perspektif Islam adalah

komunikasi yang dibangun dengan prinsip-prinsip Islam yang memiliki roh

kedamaian, keramahan dan keselamatan.

Berdasarkan informasi dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah ditemukan bahwa

komunikasi Islam adalah komunikasi yang berupaya membangun hubungan

dengan diri sendiri dengan Sang Pencipta, serta dengan sesama untuk

menghadirkan kedamaian, keramahan, dan keselamatan buat diri dan lingkungan

dengan cara tunduk dengan perintah Allah dan Rasulnya. Tindakan apapun dalam

komunikasi yang membuat hati seseorang menjadi rusak atau hati seseorang

menjadi rusak atau hati orang menjadi sakit atau luka bertentangan dengan roh

komunikasi dalam Islam.13

Oleh Karena itu komunikasi Islam bukan hanya sekedar pemberian label

Islam untuk komunikasi itu sendiri . Lebih dari itu bahwa dalam komunikasi

perspektif Islam peduli dengan komunikasi yang menyelamatkan , meskipun

secara sistematis sebagai sebuah ilmu belum mapan sebagaimana ilmu

komunikasi yang sudah ada.

13
Harjani Hefni, Komunikasi Islam… h. 14

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari urain diatas maka dapat diketahui secara jelas bahwa yang dimaksud

dengan komunikasi perspektif Islam adalah komunikasi yang dibangun dengan

prinsip-prinsip Islam yang memiliki roh kedamaian, keramahan dan keselamatan,

10
dimana komunikasi Islam berupaya membangun hubungan dengan diri sendiri

dengan Sang Pencipta, serta dengan sesama untuk menghadirkan kedamaian,

keramahan, dan keselamatan buat diri dan lingkungan dengan cara tunduk dengan

perintah Allah dan Rasulnya.

B. Saran

Demikian makalah yang kami susun mengenai komunikasi dalam perspektif

Islam, Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan olehnya itu kritik dan saran dari pembaca maupun dosen pembimbing

sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arbi Armawati, Komunikasi intrapribadi, Integrasi Komunikasi Spiritual,


Komunikasi Islam dan Komunikasi Lingkungan (Cet I; Jakarta: Kencana,
2019).

Arifin Anwar, Strategi Komunikasi ; Sebuah Pengantar Ringkas (Bandung : CV.


Armico, 1984) .

11
Efendi Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
1992).

Hefni Harjani, Komunikasi Islam (Cet. II; Jakarta: Kencana, 2017).

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya


(Jakarta: Halim).

Liliweri Alo, Komunikasi Antar Pribadi (Cet. I; Bandung : 1991).

Pirol Abdul, Komunikasi dan Dakwah Islam (Cet. I; Yogyakarta: Deepublish, 2018).

Wijaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Cet. I; Jakarta : Bina Aksara, 1986).

Wojowarsito dan W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris Indonesia-


Indonesia Inggris (Cet. II; Jakarta : Hasta, 1974).

12

Anda mungkin juga menyukai