Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

“Jenis-Jenis Komunikasi”

Dosen Pembimbing : Dewi Ika Sari HP, SST., M.Kes

Disusun Oleh :

Ilham Novarittama Fanicko (01.2.19.00691)

Ragil Putro Prasongko (01.2.19.00701)

Rycho Luchas Puspo Ndaru (01.2.19.00704)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karuniaNya makalah “Jenis-Jenis Komunikasi” dapat terselesaikan. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen Dewi Ika Sari HP, SST., M.Kes atas
bimbingannya kami dapat menyusun makalah ini, serta kepada pihak-pihak lain
yang sudah mendukung proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
sebab itu, kami berharap kepada setiap pembaca untuk memberikan kritik dan
sarannya. Supaya kedepan makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna
bagi setiap pembaca.

Kediri, 9 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar88

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan masalah

1.4 Manfaat penulisan

Bab II Pembahasan

2.1 Jenis-jenis komunikasi

2.2 Komunikasi verbal

2.3 Komunikasi non-verbal

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan

Daftar pustaka

Lampiran

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia membutuhkan orang
lain untuk kelangsungan hidupnya. Dan komunikasi adalah salah satu cara
yang dipakai manusia untuk menjalin hubungan sosial. Namun apakah semua
orang mengetahui apa saja jenis-jenis komunikasi? Dan seperti apa
komunikasi yang baik itu? Dalam makalah ini kami akan memberikan
penjelasan mengenai masalah tersebut.
Seorang tenaga medispun harus memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik, supaya dalam menghadapi kalien/pasien dapat berlangsung dengan
baik dan kalien/pasien dapat menerima infromasi atau arahan dengan baik
pula.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja jenis-jenis komunikasi?
1.2.2 Apa itu komunikasi verbal?
1.2.3 Apa itu komunikasi non-verbal?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Menjelaskan jenis-jenis komunikasi.
1.3.2 Menjelaskan mengenai komunikasi verbal.
1.3.3 menjelaskan mengenai komunikasi non- verbal.
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini ditulis dengan maksud supaya pembaca sekalian terkhusus
tenaga medis lebih memahami apa itu komunikasi dan mampu melakukan
komunikasi dengan baik.

BAB II

PEMBA’HASAN

2.1 Jenis-Jenis Komunikasi


Kata komunikasi berasal dari bahasa latin coomunicare yang
mengandung arti berpartisipasi atau memberitahukan. Secara umum
komunikasi dapat di artikan sebagai proses penyampaian pesan dari individu ke

1
individu atau kelompok. Pengertian komunikasi menurut definisi James A.F
Stones adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian
dengan cara pemindahan pesan. Sedangkan menurut definisi Prof. Drs.
H.A.W. Widjaya mengatakan bahwa komunikasi adalah hubungan kontak
antar dan antara manusia baik individu atau kelompok.
Sebagai dasar pengetahuan tentang komunikasi terdapat empat prinsip
dasar dari komunikasi yang disampaikan oleh Seiler (1988), yaitu: (1)
komunikasi adalah suatu proses, (2) komunikasi adalah suatu sistem, (3)
komunikasi merupakan suatu interaksi dan transaksi, (4) komunikasi dapat
terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja.
2.1.1 Menurut cara penyampaiannya
2.1.1.1 Komunikasi verbal
Komunikasi yang dilakukan secara langsung tanpa adanya batas
jarak. Contohnya: rapat, wawancara, atau dua orang yang sedang
berbicara. Komunikasi lisan juga dapat dilakukan secara jarak
jauh. Contohnya: telepon, teleconference, video call.
2.1.1.2 Komunikasi non-verbal
Merupakan komunikasi yang pesannya disampaikan bukan
dengan kata-kata, melainkan dengan cara-cara non-verbal seperti,
gestur tubuh, ekspresi wajah, bahasa isyarat, kontak mata,
hentakan kaki, dan cara lainnya.
2.1.2 Menurut berlangsungnya
2.1.4.1 Komunikasi langsung
Komunikasi ini dilakukan secara langsung, dimana pengirim
pesan (komunikator) bertemu dan bertatap muka langsung dengan
penerima pesan (komunikan) tanpa ada media atau perantara.
2.1.4.2 Komunikasi tidak langsung
Komunikasi yang dilakukan tanpa bertatap muka, bisa
disampaikan melalui media atau perantara tertentu seperti telepon,
email, sosial media atau pihak ketiga.
2.1.3 Menurut ruang lingkup
2.1.5.1 Komunikasi internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup organisasi
atau kelompok tertentu, yang hanya melibatkan anggota
organisasi atau perusahaan tersebut saja.
2.1.5.2 Komunikasi eksternal

2
Merupakan jenis komunikasi yang berlangsung antara pihak
organisasi atau kelompok tertentu kepada pihak masyarakat yang
ada di luar organisasi atau kelompok tertentu.
2.1.4 Menurut aliran informasi
2.1.4.1 Komunikasi satu arah
Komunikasi yang berlangsung satu pihak saja (one way
communication). Pada umumnya komunikasi ini terjadi dalam
keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi karena sistem
yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga
kerahasiaan atau untuk menjaga kewibawaan pimpinan.
2.1.4.2 Komunikasi dua arah
Komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways
communication). Dalam hal ini komunikasi diberi kesempatan
untuk memberikan respon atau feed back kepada komunikatornya.
Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah
pihak.
2.1.5 Menurut perilakunya
2.1.5.1 Komunikasi formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi atau
perusahaan yang tatacaranya telah diatur dalam struktur
organisasinya misalnya, rapat perusahaan, konferensi, seminar
dan sebagainya.

2.1.5.2 Komunikasi informal


Komunikasi yang terjadi didalam organisasi atau perusahaan yang
tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapatkan
pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap
kepentingan organisasi atau perusahaannya, kabar burung, desas-
desus dan sebagainya.
2.1.5.3 Komunikasi non-formal
Komunikasi yang terjadi diantara komunikasi yang bersifat
formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan
kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan
tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan dan
sebagainya.
2.1.6 Menurut jumlah pelaku

3
2.1.6.1 Komunikasi perseorang
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual
antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat
pribadi juga.
2.1.6.2 Komunikasi kelompok
Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau grup
tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak
orang dalam kelompok.
2.1.7 Menurut pesan yang disampaikan
2.1.7.1 Komunikasi tertulis
Komunikasi ini sudah sangat familiar pada zaman ini, yaitu
melalui aplikasi atau media teknologi. Bisa melalui Short
Message Service (SMS), WhatsApp (WA), Facebook Messanger,
BlackBerry Messenger (BBM), atau secara klasik yaitu
menggunakan surat, melalui naskah, dan gambar yang dibubuhi
kata-kata. Dalam komunikasi secara tertulis ini harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu mempertimbangkan maksud
dan tujuan berkomunikasi, serta mempertimbangkan resiko dari
apa yang sudah ditulis.
2.1.7.2 Komunikasi lisan
Dalam komunikasi lisan pesan disampaikan secara tatap muka
tanp ada batas atau jarak.
2.1.8 Menurut maksudnya
Komunikasi akan terlaksana tergantung oleh inisiatif komunikator,
oleh karena itu maksud dari komunikasi juga ditentukan oleh
komunikator tersebut.
2.1.9 Menurut jalan informasi
2.1.9.1 Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas merupakan komunikasi yang terjadi dari
bawahan kepada atasan
2.1.9.2 Komuniksi ke bawah
Komunikasi ke bawah yaitu komunikasi yang terjadi dari atasan
kepada bawahan.
2.1.9.3 Komunikasi ke samping
Komunikasi ke samping merupakan komunikasi yang terjadi
diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar. Dengan
demikian arah informasi tersebut akan dianut sebagai bentuk
interaksi komunikasinya.

4
2.1.10 Menurut jaringan kerja
2.1.10.1 Komunikasi jaringan kerja rantai
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarki organisasi dengan

jaringan komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.


2.1.10.2 Komunikasi jaringan kerja lingkaran
Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk
seperti lingkaran.
2.1.10.3 Komunikasi jaringan bintang
Komunikasi yang terjadi melalui satu sentral dan saluranya yang
dilalui lebih pendek.

2.2 Komunikasi Verbal


Komunikasi dengan menggunakan bahasa sebagai ekspresi ide atau
pengungkapan perasaan. Dengan arti lainnya, komunikasi verbal dilakukan
secara lisan. Kata-kata digunakan sebagai alat atau simbol yang dipakai dalam
pengekspresian ide atau perasaan, mengembangkan dan membangkitkan
respons emosional, atau menguraikan objek, observasi dan ingatan.
Komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung dengan percakapan tatap
muka, maupun tidak langsung yaitu melalui telepon, teleconference dan
sebagainya.
Didalam pelayanan tenaga medis pasti akan mendapatkan klien/pasien
dari berbagai daerah dengan berbagai bahasa. Perbedaan bahasa ini pasti akan
menimbulkan kesalah pahaman atau salah persepsi. Oleh sebab itu, untuk
membuat pesan menjadi jelas dan relevan dibutuhkan komunikasi verbal yang
efektif. Karakteristik komunikasi verbal yang efektif adalah sebagai berikut:
2.2.1 Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek, dan langsung.
Contohnya: penggunaan kalimat “Katakan pada saya dimana rasa nyeri
anda” lebih baik daripada “Saya ingin anda menguraikan kepada saya
bagian yang anda rasakan tidak enak”.
2.2.2 Perbendaharaan kata
Komunikasi tidak akan berhasil jika penerima pesan tidak mampu
menerjemahkan kata dan ucapan pengirim pesan. Lebih baik
mengucapkan istilah yang dimengerti oleh klien/pasien. Contohnya:
“Coba ibu tidur terlentang, sementara saya akan periksa kehamilan ibu”
lebih baik daripada menggunakan kalimat “Tidurlah, sementara saya
palpasi perut ibu”.

5
2.2.3 Arti denotatif dan konotatif
Suatu kata dapat mengandung beberapa arti. Arti denotatif memberikan
pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti
konotatif merupakan pikiran, perasaan, atau ide yang terdapat dalam
suatu kata.

2.2.4 Intonasi
Bunyi suara pembicaraan dapat mempengaruhi arti pesan. Seperti,
“Bagaimana keadaan Ibu?” dapat diekspresikan dengan penuh perhatian,
gembira, susah dll. Emosi seseorang secara langsung mempengaruhi
intonasi suaranya.
2.2.5 Kecepatan bicara
Keberhasilan komunikasi verbal dipengaruhi oleh kecepatan bicara.
Bidan sebaiknya tidak berbicara terlalu cepat sehingga kata-katanya
menjadi tidak jelas. Bila perlu menanyakan kepada klien apakah ia
berbicara terlalu cepat atau terlalu lama.
2.2.6 Humor
Dugan (1989) menyatakan bahwa tertawa membantu mengurangi
ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh setres serta dapat
meningkatkan keberhasilan bidan dalam memberikan dukungan emosi
terhadap klien. Namun, bidan perlu berhati-hati agar tidak menggunakan
humor untuk menutupi ketidak mampuannya dalam berkomunikasi
dengan klien

2.3 Komunikasi Non-Verbal


Disebut juga bahasa tubuh, meliputi isyarat, pergerakan tubuh, dan
penampilan fisik. Komunikasi non verbal dapat diamati pada karakteristik
sebagai berikut:
2.3.1 Penampilan fisik
Penampilan fisik seseorang meliputi karakteristik fisik dan cara
berpakaian. Pakaian menggambarkan status sosial, budaya, agama,
konsep diri, dan lain-lain. Bedanya memperhatikan penampilan dirinya
dapat menggambarkan citra diri yang positif dan sikap professional.
2.3.2 Sikap tubuh dan cara berjalan
Sikap tubuh dan cara berjalan menggambarkan konsep diri, mood, dan
kesehatan. Bidan dapata mengumpulkan informasi yang bermanfaat
dengan mengamati sikap tubuh dan cara berjalan klien. Cara berjalan

6
dapat dipengaruhi faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau gangguan
fungsi tubuh (fraktur).
2.3.3 Ekspresi wajah
Wajah merupakan bagian tubuh yang paling ekspresif. Perasaan marah,
sedih, terkejut, santai, bahagia, jijik, dan bosan dapat digambarkan
melalui ekspresi wajah. Oleh karena itu, bidan harus belajar mengontrol
perasaan seperti marah, situasi yang menjemukkan, dan lainnya. Kontak
mata adalah elemen penting dalam komunikasi non verbal
2.3.4 Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui
sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan
antara bidan dan klien, namun harus diperhatikan juga norma sosial.
Ketika memberikan pelayanann, bidan menyentuh klien, seperti
melakukan pemeriksaan.

BAB III

7
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran, gagasan, informasi atau
perasaan dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi dibagi dalam beberapa
hal, antara lain: (1) Menurut cara penyampaian. (2) Menurut berlangsungnya.
(3) Menurut ruang lingkup. (4) Menurut aliran informasi. (5) Menurut
perilakunya. (6) Menurut jumlah pelaku. (7) Menurut pesan yang disampaikan.
(8) Menurut maksudnya. (9) Menurut jalan informasinya. (10) Menurut
jaringan kerja.
Dalam bentuknya komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi
verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal dilakukan secara tatap
muka atau tidak, sedangkan komunikasi non-verbal disampaikan melalui gestur
atau bahasa tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

8
Arya. 2019. Proses Komunikasi: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Contohnya
(Lengkap). GeneratePress. Diunduh: 8 Maret 2020. Pukul: 13.24 WIB.

https://kitchenuhmaykoosib.com/proses-komunikasi/

Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Munir, Rajil. 2017. Pengertian Komunikasi, Macam-macam, Tujuan, Fungsi, dan


Model-model Komunikasi. WordPress dan HitMag. Diunduh: 8 Maret 2020.
Pukul: 13.30 WIB

https://forum.teropong.id/2017/08/30/pengertian-komunikasi-macam-macam-
tujuan-fungsi-dan-model-model-komunikasi/

Sheldon, Kennedy Lisa. 2009. Komunikasi untuk Keperawatan: Berbicara


dengan Pasien. Jakarta: Erlangga.

Yulifah, Rita., dan Yuswanto, Agus Johan Tri. 2009. Komunikasi dan Konseling
dalam Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai