Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN II

“Tahap IV: Implementasi Keperawatan”

Dosen Pembimbing: Erva Elli K, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

Reka Diah Ayukusuma (01.2.19.00702)

Rycho Luchas P. N. (01.2.19.00704)

Silvia Juriah Marlena (01.2.19.00705)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ”Tahap IV:
Implementasi Keperawatan” dengan baik. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada dosen pembimbing Erva Elli K, S.Kep., Ns., M.Kep yang atas
kesediaannya memberikan arahan dalam menyusun makalah ini.

Dalam makalah ini kami merasa masih adanya kekurangan. Oleh sebab itu,
kepada segenap pembaca diperkenankan untuk memberikan kritik dan saran
supaya makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi makalah yang lebih baik.
Sehingga kedepannya makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik.

Kediri, 9 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan.......................................................................................1

Latar Belakang Masalah.................................................................................1

Rumusan Masalah...........................................................................................1

Tujuan Masalah..............................................................................................1

Bab II Pembahasan.......................................................................................2

Implementasi Keperawatan............................................................................2

Proses Berpikir Kritis Dalam Implementasi...................................................2

Standar Intervensi Keperawatan.....................................................................3

Proses Implementasi.......................................................................................5

Perawatan Langsung.......................................................................................7

Perawatan Tidak Langsung.............................................................................8

Mencapai Tujuan Klien..................................................................................9

Bab III Penutup..........................................................................................11

Kesimpulan...................................................................................................11

Daftar Pustaka............................................................................................12

Lampiran.....................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Proses keperawatan merupakan penerapan dari suatu konsep
keperawatan. Bisa juga disebut dengan pendekatan problem-solving yang
pastinya memerlukan ilmu, teknik, dan keterampilan tenaga medis. Proses
keperawatan terdiri dari lima tahap yang saling berhubungan, antara lain
pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kelima tahap
tersebut saling berintegrasi dalam mendefinisikan suatu tindakan keperawatan,
salah satunya adalah pelaksanaan atau implementasi.
Pada tahap implementasi ini perawat harus melaksanaan tindakan dari
hasil perencanaan yang dilihat dari diagnosis keperawatan. Yang artinya
perawat membantu klien/pasien dari masalah kesehatannya kestatus yang lebih
baik sesuai dengan harapan. Sehingga pada proses ini, rasa tanggung jawab dan
tanggung gugat harus dimiliki oleh seorang perawat. Supaya tindakannya tidak
merugikan klien/pasien dan menghindari adanya tindakan yang legal.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana proses berpikir dalam implementasi?
1.2.2 Apa standar intervensi keperawatan?
1.2.3 Bagaimana proses implementasi?
1.2.4 Apa itu perawatan langsung?
1.2.5 Apa itu perawatan tidak langsung?
1.2.6 Bagaimana cara mencapai tujuan klien?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Menjelaskan proses berpikir dalam implementasi.
1.3.2 Menjelaskan standar implementasi keperawatan.
1.3.3 Menjelaskan proses implementasi.
1.3.4 Menjelaskan tentang perawatan langsung.
1.3.5 Menjelaskan tentang perawatan tidak langsung.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Implementasi Keperawatan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Implementasi mengandung
arti pelaksanaan atau penerapan. Implementasi adalah pelaksanaan rencana
tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan klien/pasien terpenuhi
secara optimal (Depkes, 1993). Pengertian implementasi juga dijelaskan oleh
Kozier, bahwa implementasi adalah fase ketika perawat menerapkan
perencanaan ke dalam tindakan (1995). Implementasi adalah tahap keempat
dari proses keperawatan yang terkait dengan pelaksanaan perencanaan yang
telah dibuat dan mengacu pada rencana keperawatan yang telah dibuat.
Perawat bertanggung jawab dalam pelaksanaan rencana keperawatan dengan
melibatkan klien/pasien dan keluarga serta anggota tim keperawatan dan
kesehatan yang lain.
1.2.1 Proses berpikir dalam implementasi
1.2.1.1 Mengkaji ulang
Apakah sebelum melakukan implementasi perawat melakukan
pengkajian ulang untuk mengetahui apakah tindakan tersebut
masih dibutuhkan oleh kalien/pasien atau tidak?
1.2.1.2 Menentukan kebutuhan akan asisten perawat
Sebelum melakukan implementasi, perawat melakukan
pengkajian apakah tindakan dapat dilaksanakan oleh perawat
seorang diri atau membutuhkan asisten.
1.2.1.3 Melaksanakan tindakan keperawatan
Apakah saat mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat
secara berkesinambungan mengkaji respons klien terhadap
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan?
Apakah semua rencana keperawatan diimplementasikan dengan
menerapkan sikap-sikap berpikir kritis seperti integritas, kasih
sayang, percaya diri, dan keinginan untuk menerima serta
memahami respons klien?

2
Apakah saat intervensi keperawatan diimplementasikan, rencana
perawatan dimodifikasi sesuai dengan respons klien?
1.2.1.4 Mendokumentasikan tindakan keperawatan
Apakah setelah melaksanaan tindakan keperawatan, perawat
mendokumentasikan ke dalam format catatan keperawatan dan
menandatanganinya?
Apakah pencatatan sudah dibuat secara ringkas, jelas, dan objektif
serta memenuhi kriteria bahwa pencatatan yang dibuat
menunjukkan diagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif;
pencatatan yang dibuat menggambarkan intervensi keperawatan
dan respons klien terhadap intervensi tersebut; pencatatan yang
dibuat mencakup semua data tambahan yang relevan?
Apakah pendokumentasian catatan keperawatan menggunakan
kalimat aktif? Perawat harus memperhatikan respons klien, baik
respons yang diungkapkan klien (subjektif) maupun respons yang
dilihat perawat (objektif).

2.2 Standar Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu
klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan
dalam hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah
semua tindakan asuhan yang perawat lakukan atas nama klien/pasien. Tindakan
ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh perawat, dokter, atau intervensi
kolaboratif (McCloskey & Bulechek, 1994).
Intervensi atau perencanaan adalah kegiatan dalam keperawatan yang
meliputi: meletakkan pusat tujuan pada klien/pasien, menetapkan hasil yang
ingin dicapai, dan memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
(Potter & Perry, 1997). Pada tahap perencanaan ini tenaga medis, klien/pasien
dan keluarga klien/pasien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan
guna mengatasi masalah yang dialami klien/pasien.
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan, yaitu intervensi yang
diprakarsai oleh perawat, dokter, dan intervensi kolaboratif. Kategoru

3
pemilihan didasarkan pada kebutuhan klien/pasien. Satu klien/pasien mungkin
membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien/pasien lainnya
mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan
dokter.
2.2.1 Intervensi Perawat
Intervensi perawat adalah suatu respon perawat terhadap kebutuhan
perawatan klien/pasien dan diagnosa keperawatan klien/pasien.
Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain.
Contohnya, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien/pasien
tentang nutrisi yang adekuat atau aktivitas kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan hygiene adalah tindakan keperawatan mandiri.
2.2.2 Intervensi Dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap diagnosa
medis, dan perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter (McCloskey
& Bulechek, 1994). Memberikan medikasi, mengimplementasikan suatu
prosedur invasif, mengganti balutan dan menyiapkan klien/pasien untuk
pemeriksaan diagnostik adalah contoh dari intervensi dokter.
2.2.3 Intervensi Kolaboratif
Intervensi kolaboratif adalah terapi yang membutuhkan
pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dari berbagai profesional
perawatan kesehatan.
Jadi, intervensi perawat, intervensi dokter, dan intervensi
kolaboratif membutuhkan penilaian keperawatan yang kritis dan
pembuatan keputusan. Ketika menghadapi intervensi dokter atau
intervensi kolaboratif, perawat tidak secara langsung
mengimplementasikan terapi, namun harus menentukan apakah
intervensi yang diminta sesuai untuk klien/pasien.

Karena intervensi merupakan hal yang penting dalam asuhan


keperawatan, maka terdapat syarat-syarat yang mengikuti dalam pembuatan
intervensi, antara lain: (1) aman dan sesuai usia, kesehatan, dan kondisi
individu, (2) dapat dicapai dengan sumber yang tersedia, (3) sesuai dengan

4
nilai, kepercayaan, dan budaya klien/pasien, (4) sesuai dengan terapi lain, (5)
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman keperawatan atau pengetahuan dari
ilmu pengetahuan yang relevan, (6) memenuhi standar asuhan baku yang
ditentukan oleh huku negara bagian, asosiasi profesional (American Nurses
Association), dan kebijakan institusi.

2.3 Proses Implementasi


Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan
klien/pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Kozier et al.,
1995). Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi
keperawatan. Komponen yang ada pada format dokumentasi implementasi
pada pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan: (1) Nama
klien/pasien, umur. (2) Ruangan, kamar, bed. (3) Nomor registrasi, nomor
rekam medik. (4) Hari, tanggal, dan waktu. (5) Nomor diagnosa. (6) Tindakan
keperawatan dan hasil, respon klien/pasien. (7) Paraf dan nama jelas perawat.
Ada beberapa pedoman dalam melaksanakan implementasi keperawatan
(Kozier et al., 1995) adalah sebagai berikut: (1) Berdasarkan respon
klien/pasien. (2) Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan,
standar pelayanan profesional, hukum, dan kode etik keperawatan. (3)
Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia. (4) Sesuai dengan
tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan. (5) Mengerti dengan
jelas pesanan-pesanan yang ada dalam intervensi keperawatan. (6) Harus dapat
menciptakan adaptasi dengan klien/pasien sebagai individu dalam upaya
peningkatan peran serta untuk merawat diri sendiri atau self care. (7)
Menekakan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan.
(8) Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien/pasien. (9)
Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan. (10) Bersifat holistik. (11)
Kerjasama dengan profesi lain. (12) Melakukan dokumentasi.

5
2.3.1 Tahap I: Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan menuntut perawat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam tindakan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan: (1) Menggali perasaan, analisis kekuatan dan
keterbatasan profesional pada diri sendiri. (2) Memahami rencana
keperawatan secara baik. (3) Menguasai keterampilan teknis
keperawatan. (4) Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan
dilakukan. (5) Mengetahui sumber daya yang diperlukan. (6) Memahami
standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan. (7)
memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul. (8)
Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam keperawatan.
(9) Penampilan perawat harus menyakinkan.
2.3.2 Tahap II: Pelaksanaan
Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik
dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan
Independen, Dependen, dan Interdependen. Hal-hal yang perlu
diperhatikan: (1) Menginformasikan kepada klien/pasien semua tentang
keputusan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat. (2)
Beri kesempatan pada klien/pasien untuk mengekspresikan perasaannya
terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh perawat. (3) Menerapkan
pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan
kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang diberikan oleh perawat. (4) Energi klien/pasien,
pencegahan kecelakaan atau komplikasi, rasa aman, privasi dan respon
terhadap tindakan yang diberikan perawat.
2.3.3 Tahap III: Terminasi
Setelah melakukan tahap pelaksanaan dilanjutkan dengan tahap
terminasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan: (1) Terus memperhatikan
respons klien/pasien terhadap tindakan perawat. (2) Tinjau kemajuan
klien/pasien dari tindakan keperawatan yang sudah diberikan. (3)

6
Rapikan peralatan dan lingkungan klien/pasien dan lakukan terminasi. (4)
Lakukan pendokumentasian.
2.3.4 Tahap IV: Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan. Dalam tahapan ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan: (1) Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan. (2) Mencatat
diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan intervensi tersebut.
(3) Mencatat semua jenis intervensi termasuk hasilnya. (4) Memberiakn
tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang telah
melakukan intervensi.

2.4 Perawatan Langsung


Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang
ada hubungan khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual
(Nursalam, 2015). Perawatan yang dilakukan ketika menerima pasien yang
baru masuk. Komponen dalam perawatan langsung ini adalah (1) Adanya
petugas. (2) Ruang penerimaan pasien, dan (3) Ruang tindakan. Unit yang
terkait dengan perawatan langsung, yaitu Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan
Instalasi Rawat Inap (IRI). Prosedur dari tindakan perawatan langsung antara
lain:
2.4.1 Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.

2.4.2 Lihat kondisi klien/pasien (bisa bendiri, duduk atau berbaring).

2.4.3 Lakukan pengakajian data melalui anamesa dan pemeriksaan fisik.

2.4.4 Laporankan klien/pasien pada penanggung jawab ruangan.

2.4.5 Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di
rumah sakit, serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada.

2.4.6 Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medis dan catatan
perawat klien/pasien.

2.4.7 Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera di lakukan.

7
2.5 Perawatan Tidak Langsung
Perawatan tidak langsung merupakan perawatan yang dilakukan untuk
menunjang atau meningkatkan derajat kesehatan pada lingkungan pasien yang
mana akan berdampak pada kesehatan pasien. Perawatan tidak langsung antara
lain, (1) Mempersiapkan ruang perawatam klien/pasien dan lingkunganya. (2)
Memelihara ruang perawatan klien/pasien dan lingkungannya. (3)
Mempersiapakan larutan desinfektan. (4) Memberikan desinfektan dan
sterilisasi. (5) Memelihara peralatan perawatan dan kedokteran.
2.5.1 Mempersiapkan ruang perawatan dan lingkungan klien/pasien
Mempersiapkan ruang perawatan dan lingkungan klien/pasien
dalam rangka pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan. Dengan
tujuan mencegah terjadinya infeksi silang, menumbuhkan kepercayaan
dan kesan baik dalam diri klien/pasien dan keluarga maupun masyarakat
terhadap rumah sakit. Komponen ruang perawatan antara lain: (1)
Tempat tidur. (2) Meja klien/pasien. (3) Meja tulis untuk petugas. (4)
Kursi. (5) Wastafel. (6) Kasur. (7) Bantal. (8) Berbagai linen.
2.5.2 Memelihara ruang perawatan klien/pasien
Mempertahankan kebersihan ruang perawatan klien/pasien dan
lingkungannya dengan cara membersihkan setiap hari pada waktu
tertentu. Dengan tujuan supaya ruangan dan peralatannya tetap bersih,
terpelihara dan enak dipandang, memberikan rasa nyaman dan aman,
serta mencega terjadinya infeksi silang. Lingkup kegiatannya adalah (1)
Memelihara tempat tidur dengan merapikan dan membersihkannya. (2)
membersihkan peralatan. (3) Membersihkan langit-langit, dinding, pitu,
jendela, lubang angin, lampu, dll. (4) Menyapu, menyikat dan mengepel
lantai. (5) Membersihkan kamar mandi dan WC.
2.5.3 Mempersiapkan larutan desinfektan
Menyiapkan atau membuat laruan desinfektan sesuai kebutuhan,
seperti mencuci linen, peralatan dokter dan sebagainya.

8
2.5.4 Memelihara peralatan perawatan dan kedokteran
Melaksanakan pemeliharaan peralatan keperawatan dan kedokteran
dengan cara membersihkan, mendesinfeksikan atau mensterilkan serta
menyimpan. Dengan tujuan menyiapkan peralatan perawatan dan
kedokteran dalam keadaan siap pakai, mencegah peralatan rusak dan
mencegah terjadinya infeksi silang.

2.6 Mencapai Tujuan Klien


Tujuan dari pelaksanaan atau implementasi adalah membantu
klien/pasien mencapai tujuan klien/pasien yang telah ditetapkan, yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan
dan memfasilitasi koping. Ada empat aspek yang dapat digunakan untuk
melihat pencapaian tujuan klien/pasien, yaitu:
2.6.1 Kognitif (Pengetahuan)
2.6.1.1 Interview (Tanya jawab)
Menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan
oleh perawat untuk mengklarifikasi pemahaman klien/pasien atau
keluarga terhadap pengetahuan yang telah diberikan. Hal ini
penting dilakukan untuk memastikan bahwa apa yang telah
disampaikan benar-benar dipahami dengan baik dan benar.
2.6.1.2 Tulis
Teknik ini digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan
kognitif dengan mengajukan pertanyaan tertulis. Pertanyaan
sudah disiapkan berdasarkan keriteria evaluasi yang telah
ditetapkan. Teknik ini jarang dipakai secara individu, namun
umunnya dilakukan kepada kelompok dengan topik yang sama.
2.6.2 Afektif (Status emosional)
2.6.2.1 Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung terhadap
perubahan emosional klien/pasien.

9
2.6.2.2 Feed back dan staf kesehatan lain
Umpan balik, masukan, dan pengamatan dari staf yang lain
dapat juga dipakai sebagai salah satu informasi tentang aspek
afektif klien/pasien.
2.6.3 Psikomotor (Kemampuan)
Pengukuran perubahan aspek psikomotor dapat dilakukan melalui
observasi secara langsung terhadap perubahan perilaku klien/pasien.
2.6.4 Perubahan fungsi tubuh dan gejala
Pada umumnya diambil dari daftar diagnosis keperawatan yang ada
dan dilakukan dengan tiga cara, antara lain: (1) Observasi. (2) Interview.
(3) Pemeriksaan fisik.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam implementasi berpikir kritis sangat diperlukan dan diwujudkan


dengan berbagai analisi, antara lain: (1) Mengkaji ulang. (2) Menentukan
kebutuhan akan asisten perawat. (3) Melaksanakan tindakan keperawatan. (4)
Mendokumentasikan tindakan keperawatan.

Sebelum melakukan implementasi perawat diharuskan menyiapkan


intervensi dengan baik supaya dalam implementasi tercapai harapan semua
pihak. Didalam intervensi ada tiga jenis, yaitu : (1) Intervensi Perawat. (2)
Intervensi Dokter, dan (3) Intervensi Kolaboratif.

Dalam implementasi ada tahapan yang harus diperhatikan, seperti: (1)


Tahap I: Persiapan. (2) Tahap II: Pelaksanaan. (3) Tahap III: Terminasi. (4)
Tahap IV: Dokumentasi.

Istilah perawatan langsung dan tidak langsung selalu ada dalam proses
asuhan keperawatan. Perawatan langsung adalah tindakan yang dilakukan saat
klien/pasien masuk ke rumah sakit, pelayanan berupa fisik, psikis dan lainnya.
Sedangkan perawatan tidak langsung adalah pelayanan yang dilakukan tidak
kepada klien/pasien langsung melainkan lingkungan dan semua yang
dibutuhkan atau digunakan klien/pasien.

Implementasi merupakan tahap yang penting, dimana semua pihak


mengharapkan adanya perubahan yang lebih baik bagi klien/pasien. Untuk
mengukur keberhasilan implementasi digunakanlah beberapa cara, seperti: (1)
Interview. (2) Observasi. (3) Tulis. (4) Feedback dan staf kesehatan lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Auliyah Putri, Asfiera. 2016. Makalah Metodologi Kep. ‘Intervensi


Keperawatan’. Diunduh: 8 Maret 2020. Pukul: 16.48 WIB.
https://www.google.com/amp/s/safieraputriauliyah.wordpress.com/2016/02/11/ma
kalah-metodologi-kep-intervensi-keperawatan/amp/

Natasha, Istianah. 2019. Perawatan Dasar Langsung. Diunduh: 8 Maret 2020.


Pukul: 18.09 WIB.
https://id.scribd.com/document/421254878/Perawatan-Dasar-Langsung

Nurcholis, M. Makalah Dokumentasi Keperawatan Implementasi Keperawatan.


Diunduh: 8 Maret 2020. Pukul: 16.00 WIB.
https://www.academia.edu/8537857/Makalah_Dokumentasi_Keperawatan_Imple
mentasi_Keperawatan

Putra, Ade. 2010. Dokumentasi Keperawatan (Dokumentasi Keperawatan_


Implementasi dan Evaluasi). Diunduh: 8 Maret 2020. Pukul: 21.41 WIB.
https://www.kompasiana.com/detra18/551ff2d98133113b719de1be/dokumentasi-
keperawatan-dokumentasi-keperawatanimplementasi-dan-evaluasi?page=3

Pradita, Adelia. 2015. Implementasi Keperawatan. Diunduh: 8 Maret 2020. Pukul:


20.15 WIB.
https://www.scribd.com/doc/253378597/Implementasi-keperawatan

Setiawan, Ebta. 2019. KBBI Online. Diunduh: 6 Maret 2020. Pukul: 12.58 WIB.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/implementasi.html

Siti Maryam, R. 2007. Buku Ajar Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC.

LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai