Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG dalam Menggunakan KAKUJOSHI (Studi Deskriptif terhadap Mahasiswa Tingkat I,II,III dan

n IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011/2012)

A. Latar Belakang Masalah Bahasa itu unik. Artinya memiliki ciri khas yang spesifik yang tidak dimiki oleh yang lain (Chaer,2003:51). Sifat bahasa ini tentu juga berlaku dalam bahasa Jepang. Keterampilan berbahasa mencakup 4 aspek penting, yaitu: keterampilan membaca(reading skill), keterampilan menyimak(listening skill), keterampilan berbicara(speaking skill), dan keterampilan menulis(writing skill). Diantara keempat keterampilan tersebut keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan yang paling produktif. Karena pada hakikatnya tujuan pembelajaran bahasa adalah agar pembelajar bahasa mampu

berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan bahasa yang dipelajarinya. Saat berkomunikasi lisan maupun tulisan harus memperhatikan berbagai hal, seperti dari segi fonetik, morfologi, sintaksis, semantic dan pragmatic, dengan tujuan agar lawan komunikasi atau penerima pesan dapat memahami maksud yang disampaikan oleh pemberi pesan serta mencegah kesalah pengertian (miss understanding). Sintaksis yang secara tradisional dikenal dengan istilah tata bahasa atau gramatika (bunpou) diartikan Iwabuchi (dalam Sudjianto,2007:133) sebagai aturan-aturan mengenai bagaimana menggunakan dan menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat(bun). Ia juga menambahkan, aturan-aturan mengenai bagaimana menyusun beberapa bunsetsu untuk membuat sebuah kalimat pun disebut gramatika.

Sudjianto (2007:136,148) menyatakan bahwa kata(tango) sebagai satuan terkecil yang membentuk kalimat(bun), dibagi menjadi dua bagian besar yakni jiritsugo dan fuzokugo. Selanjutnya ia menyatakan bahwa jiritsugo adalah kelas kata yang dengan sendirinya dapat menjadi bunsestu, sedangkan fuzokugo adalah kelas kata yang dengan sendirinya tidak dapat menjadi bunsetsu (Ibid:2007:148).Yang termasuk dalam kelompok jiritsugo adalah kelas kata meishi(mina), dooshi(ajektiva), keiyooshi atau i-keiyooshi(ajektiva-i), keiyoodooshi atau na-keiyooshi(ajektiva-na), fukushi(adverbia), rentaishi(premina), setsuzokushi(konjungsi), dan kandooshi(interjeksi). Yang termasuk kelompok fuzokugo adalah kelas kata joshi(partikel) dan jodooshi(verba bantu). Menurut Sudjianto (2007:181) joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antar kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. Ia mempertegas pernyataannya bahwa joshi tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, satu bunsetsu, apalagi sebagai satu kalimat. Hal ini senada dengan pendapat Sutedi(2007:167) bahwa kata bantu(joshi) merupakan kata yang tidak bisa berdiri sendiri dalam suatu kalimat. Hirai membagi joshi berdasarkan fungsinya menjadi empat macam (dalam Sudjianto, 2007:181), yaitu kakujoshi, setsuzokushi, fukujoshi dan shuujoshi. Menurut Sutedi (2007:167) kakujoshi adalah kata bantu yang digunakan untuk menyatakan hubungan antara suatu kata dengan kata lainnya; menyatakan hubungan antara subjek, objek dengan predikatnya, seperti kata bantu (joshi) ga, , o, ni, e, de, to, ya, yori dan kara. Berdasarkan pernyataan di atas diketahui bahwa termasuk dalam kakujoshi. Ia tidak bisa berdiri sendiri, kakujoshi akan memiliki arti jelas jika mengikuti kelas kata lain, fungsi kakujoshi beragam atau bermakna banyak bila digunakan dalam kalimat. Selanjutnya, Sutedi mengemukakan bahwa kakujoshi umumnya berfungsi untuk

menyatakan kepunyaan; menggabungkan beberapa kata benda menjadi satu kata benda majemuk; dan mengubah kata sifat atau kata kerja menjadi kata benda, atau kata yang bisa diperlakukan sebagai seperti kata benda dalam suatu kalimat. Keragaman fungsi kakujoshi dalam kalimat ini seringkali menyebabkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang, terutama yang bahasa ibunya bukan bahasa Jepang atau yang serumpun dengannya. Kesulitankesulitan ini berakibat terjadinya kekeliruan pembelajar dalam mengaplikasikannya ke dalam kalimat. Pembelajar masih suka tertukar dalam menggunakan kakujoshi satu dengan yang lainnya. Kekeliruan seperti ini berujung pada kesalahan yang sifatnya permanen bila tidak segera diatasi. Kekurangpahaman pembelajar, keengganan pembelajar untuk bertanya atas permasalahan yang dihadapi, kurang jelasnya materi, serta kurangnya perhatian pengajar dalam proses pembelajaran berakibat terjadinya kesalahan pembelajar dalam menggunakan kakujoshi dalam kalimat cenderung permanen, sehingga terus terbawa hingga ke jenjang pembelajaran selanjutnya. Pembelajaran bahasa, terlebih bahasa Jepang sebagai bahasa kedua atau bahasa asing di Indonesia, ibarat mengajarakan bahasa pertama pada bayi atau anak-anak, tidak memiliki pengetahuan sebelumnya, benar-benar belajar dari l. Ada anggapan umum yang mengatakan bahwa anak-anak adalah pemebelajar bahasa yang lebih baik daripada orang dewasa. Anggapan itu ada benarnya jika kita melihat dari sudut psikologis anak-anak. Sifat anak-anak yang suka meniru sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa belajar bahasa itu diperoleh melalui proses peniruan. Namun, apakah hal itu sepenuhnya benar? Brown (2008:2) menyatakan bahwa anggapan itu generalisasi berlebihan, kalau bukan sepenuhnya meragukan. Ada banyak faktor seseorang berhasil dan gagal dalam menguasai suatu bahasa, diantaranya faktor usia, frekuensi belajar, latar belakang belajar bahasa dan lainnya. Sekait

dengan hal tersebut, penulis bermaksud untuk meneliti dan mencari faktor apa sajakah yang menyebabkan seseorang mampu dan gagal dalam menguasai penggunaan kakujoshi dalam kalimat, mengingat karakter pembelajar bahasa Jepang yang bervariasi, latar belakang pendidikan, lama waktu belajar mahasiswa dan lain-lain. Penelitian yang hendak penulis lakukan adalah analisis tingkat kemampuan mahasiswa JPBJ FPBS UPI, yang difokuskan terhadap pengusaan menggunakan kakujoshi . Sampel yang akan diukur kemampuannya adalah mahasiswa tingkat I,II,III,dan IV tahun ajaran 2011/2012, sampel diambil dengan teknik sampling berstrata atau sampling bertingkat, dengan alasan perbedaan tingkat atau kelas mahasiswa yang bervariasi. Ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menggambarkan sejauh mana tingkat kemampuan mahasiswa setelah sekian waktu belajar bahasa Jepang. Apakah ada perbedaan kemampuan antara mahasiswa tingkat I,II,III, dan IV? Jika ada, sejauh manakah perbedaan itu, signifikan atau tidak? Adakah kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menggunakan kakujoshi ? Jika ada, apa faktor yang menyebabkan kesalahankesalahan tersebut terjadi? Sejauh manakah faktor-faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemampuan mahasisiwa? Penelitian ini mengambil sudut pandang dari toeri pemerolehan bahasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan metodologi penelitiannya adalah studi deskriptif.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya diantaranya ditulis oleh Kusumawati (1998) dengan judul Analisis Kata

Bantu dalam vel Uranai meijin Moko chan. Dilakukan dengan metode deskriptif, penelitian ini menganalisis kata bantu dari segi linguistic, seperti struktur, sintaksis dan semantiknya. Memfokuskan fungsi dan makna dalam suatu kalimat. Data yang diperoleh melalui kajian pustaka, studi dokumentasi. Berikutnya penelitian Hadiyanti (2005) dengan judul Analisis Tingkat Kemampuan Mahasiswa Tingkat II Dalam Menggunakan Kakujoshi.

Subjek penelitian Hadiyanti adalah tingkat kemampuan mahasiswa yang difokuskan terhadap mahasiswa tingkat II(sampel). Objeknya adalah kakujoshi, yaitu semua kata yang termasuk kakujoshi, seperti ga, o, ni, di, de, e, to, yori dan kara. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif. Selanjutnya, Permatawaty dengan judul Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Teams Games Tournament Untuk Meningkatkan Pemahaman Kakujoshi (Penelitian Eksperimen Terhadap Pengajaran Bahasa Jepang di SMAN 1 Bandung Kelas XI Tahun Ajaran 2010/2011), pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan metodologi penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba), yaitu adanya kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai pembandingnya. Sampelnya adalah siswa SMA kelas XI SMAN 1 Bandung tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini memfokuskan terhadap

keefektivitasan suatu metode pembelajaran terhadap peningkatan pemahaman kakujoshi siswa. Atas permasalahan yang diungkapkan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG DALAM MENGGUNAKAN KAKUJOSHI

B. Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah secara umum penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat kemampuan mahasiswa tingkat I,II,III, dan IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011/2012 dalam menggunakan kakujoshi ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan penggunaan kakujoshi ? 3. Apakah perbedaan lama waktu belajar mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menguasai penggunaan kakujoshi ?

Untuk menghindari terjadinya perluasan yang dapat mengaburkan poin masalah yang diangkat, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya akan meneliti bagaimana tingkat kemampuan mahasiswa tingkat I,II,III dan IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011/20012 dalam penggunaan kakujoshi . 2. Penelitian ini hanya akan meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan dalam menggunakan kakujoshi yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011/2012 3. Penelitian ini hanya akan meneliti apakah perbedaan lama waktu belajar mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menggunakan kakujoshi .

C. Tujuan Penelitian Penelitian hendaknya memiliki tujuan yang jelas, sehingga sasaran yang ingin dicapai dapat dengan mudah tercapai. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. Tingkat kemampuan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011/2012 dalam menggunakan kakujoshi . 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan dalam menggunakan kakujoshi . 3. Apakah lama waktu belajar mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menggunakan kakujoshi . D. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat memperdalam pengetahuan mengenai joshi, terutama kakujoshi . b. Bagi mahasiswa Penelitian ini dapat dijadikan referensi belajar kakujoshi , sehingga mahasiswa diharapkan dapat menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi. c. Bagi Pendidik Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana tingkat kemampuan mahasiswa dalam menggunakan kakujoshi . Sehingga dapat dijadikan feedback(umpan balik) bagi pendidik untuk mencari pemecahan dalam pembelajaran di kelas. E. Definisi Operasional Istilah Dalam melaksanakan penelitian ini, agar masalah yang dikemukakan oleh peneliti tidak terjadi salah pengertian, maka peneliti perlu menjelaskan judul skripsi, sebagai berikut: 1. Analisis Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya), untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya (sebab-musabab, duduk perkara dan sebagainya) (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Yang dimaksud analisis dalam penelitian ini adalah penyelidikan terhadap tingkat kemampuan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2011/2012 dalam menggunakan kakujoshi . 2. Kemampuan Kesanggupan; kecakapan; kekuatan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecakapan dalam menggunakan kakujoshi .

3. Kakujoshi Kakujoshi adalah kata bantu yang digunakan untuk menyatakan hubungan antara suatu kata dengan kata lainnya; menyatakan hubungan antara subjek, objek dengan predikatnya, seperti kata bantu (joshi) ga, , o, ni, e, de, to, ya, yori dan kara (Sutedi, 2007:167). Selanjutnya Sutedi (2007:170) mengemukakan bahwa kakujoshi yaitu kakujoshi yang pada umumnya berfungsi untuk menyatakan kepunyaan;

menggabungkan beberapa kata benda menjadi satu kata benda majemuk; dan mengubah kata sifat atau kata kerja menjadi kata benda, atau kata yang bisa diperlakukan sebagai seperti kata benda dalam suatu kalimat. F. Anggapan Dasar Anggapan dasar (asumsi) pada penelitian, menurut Suharsimi Arikunto (2006:65) adalah: 1. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti. 2. Guna mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatiannya. 3. Guna menentukan dan merumuskan tujuan. Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah dalam bahasa Jepang terdapat perbedaan penggunaan kakujoshi dan bila salah dalam penggunaannya maka akan merubah arti dan mengakibatkan kesalahan dalam berkomunikasi. G. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,2006:71). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan

mahasiswa tingkat I,II,III,dan IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011/2012. Hk: terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan mahasiswa tingkat I,II,III,dan IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011/2012 dalam penggunaan kakujoshi . Ho: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan mahasiswa tingkat I,II,III,dan IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011/2012 dalam penggunaan kakujoshi . H. Metode Penelitian 1. Jenis dan Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyo (2009:14), penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Yakni penelitian yang bertujuan untuk memerikan (menjabarkan) suatu keadaan atau femena yang ada secara apa adanya(Sutedi,2009:20). Sesuai metode penelitian tersebut, maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai kemampuan mahasiswa tingkat I,II,III,dan IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011/2012 dalam penggunaan kakujoshi . 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi penelitian Populasi menurut Arikunto (2006:130) adalah keluruhan subjek penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 20111/2012. b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2006:131). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tingkat I,II,III dan IV tahun ajaran 20111/2012. Teknik penyampelan yang digunakan adalah teknik stratifikasi. Teknik ini digunakan karena karakter populasinya bervariasi. I. Instrumen penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dan sesuai dengan tema penelitian, maka diperlukan metode atau teknik pengumpulan data, sehingga data yang diperoleh adalah data yang valid, obyektif dan tidak menyimpang dari tema penelitian. Adapun metode atau teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: 1. Studi literatur Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori pendukung yang relevan dengan penelitian ini. 2. Tes Tes yang diberikan kepada sampel berupa sejumlah soal kalimat berbahasa Jepang dan paragraf bahasa Jepang yang dikosongkan beberapa bagiannya. Tes diberikan untuk mengetahui kesalahan yang banyak dilakukan oleh sampel dan mengukur kemampuan sampel. 3. Angket Angket adalah instrument pengumpulan data yang diberikan kepada responden (mahasiswa yang menjadi subjek penelitian) untuk mengetahui data kualitatif berupa sejumlah informasi mengenai lamanya pengalaman belajar mahasiswa, bahasa ibu yang digunakan, pemahaman tentang kakujoshi , kesulitan dan penyebab kesalahan mahasiswa dalam menggunakan kakujoshi , serta pendapat mahasiswa tentang materi kakujoshi .

J. Teknik pengolahan data Untuk mengolah data yang terkumpul dan dalam rangka untuk mendapat jawaban, maka diperlukan suatu teknik analisa data. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu data hasil test sampel penelitian (responden) sedangkan data kualitatif adalah angket. Oleh karena itu, data kuantitatif ini akan diolah dengan statistik, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Data Tes a. Data yang diperoleh dari tes dalam bentuk lembar soal. b. Jawaban tes sampel dihitung berdasarkan kunci jawaban. c. Pengelompokan data diklasifikasikan berdasarkan tingkat d. Pembuatan tabel analisis data, e. Analisis data 1. Menghitung mean tingkat I,II,III, dan IV untuk mengetahui kemampuan mahasiswa tiap tingkat; 2. Menguji perbedaan mean dengan menggunakan teknik ANAVA untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan yang signifikan antara tingkat I,II,III, dan IV; 3. Menginterpretasi data dan menyimpulkannya. 2. Data Angket Data yang diperoleh dari hasil angket akan dianalisis dengan cara: a. Menjumlahkan setiap jawaban angket; b. Menyusun frekuensi dan persentase jawaban; c. Membuat tabel frekuensi dan persentase jawaban; d. Menginterpretasi data dan menyimpulkan.

K. Sistematika penulisan Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu: BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, anggapan dasar dan hipotesis, definisi operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teoritis. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berhubungan dengan fokus penelitian serta toeri-teori yang mendukung penelitian ini. BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan tahapan analisis kemampuan. BAB IV : Pembahasan. Dalam bab ini penulis mendeskripsikan data hasil temuan tentang kakujoshi , deskripsi tes, analisis hasil angket, dan gambaran umum lain hasil penelitian. BAB V : Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini penulis membuat kesimpulan hasil penelitian, serta memberikan saran atau rekomendasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis.

L. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Brown, H.Douglas. 2008. Pinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Danasasmita,Wawan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung: Rizqi Press Tim Penyusun Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia: edisi ke-empat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa; Tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjianto dan Dahidi, Ahmad. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang . Bekasi Timur: Kesaint Blanc. Sugiyo. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Sutedi, Dedi. 2007. Nihongo Bunpou; Tata Bahasa Jepang Tingkat Dasar. Bandung: Humaniora Tim Penerjemah. 2006. Penjelasan & Daftar Kosakata Shokyu Nihongo. Bandung: UPI

ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG dalam Menggunakan KAKUJOSHI (Kata Bantu) (Studi Deskriptif terhadap Mahasiswa Tingkat I,II,III dan IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011/2012)

Proposal Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Disusun Oleh: Ratna Nurlinda Oktavianti 0808156

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2011

Anda mungkin juga menyukai