Anda di halaman 1dari 46

C.

1.

URAIAN MATERI
Pengertian Bahan Ajar
a. Menurut DIKMENJUR
Bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran
(teaching materials) yang disusun secara sistematis, menampilkan sososk
utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa alam kegiatan pembelajaran.
b. National Center for Vocational Education Research Ltd/National
Center for Competency Based Training
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis.
c. Badan Standar Nasional Pendidikan (2006)
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru/instruktur

untuk

perencanaan

dan

penelaahan

pembelajaran.
d. Sudjana (1996 : 95)
Bahan ajar merupakan suatu pendekatan yang

implementasi

digunakan oleh

seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran


melalui tahapan-tahapan tertentu sehingga siswa dapat mengikuti proses
belajar mengajar.
e. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( 2008 : 125)
Bahan ajar adalah secara garis besar terdiri dari pengetahuan
keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah di tentukan.
f. Wingkel (1991 : 193)
Bahan ajar adalah bahan yang digunakan untuk belajar dan mencapai tujuan
intruksional, dimana siswa harus melakukan sesuatu terhadap sesuatu
menurut perilaku tertentu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan

bahan ajar adalah kumpulan

dari materi materi pelajaran yang disusun dan dikemas secara sistematis
baik berupa cetak maupun non cetak, yang dapat digunakan dalam belajar
dan pembelajaran.

2.

Keterkaitan Mata Kuliah Bahan Ajar dengan Kawasan Teknologi Pendidikan


Keterkaitan mata kuliah Bahan Ajar dengan jurusan Teknologi Pendidikan bisa dilihat dari
kawasan Teknologi Pendidikan itu sendiri. Yaitu:
1. Kawasan Desain
Kawasan desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Melalui Jim
Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang
menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran.
Demikian

juga

Gagne

dan

briggs

pada

tahun

1960an

```````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````telah
menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang
membuat konsep pembelajaran menjadi hidup.
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk
menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program dan kurikulum; dan pada
tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain meliputi studi mengenai desain
sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karateristik pemelajar.
Desain Sistem Pembelajaran (DSP)
Adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah penganalisaan, perancangan,
pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Dalam istilah yang sederhana,
penganalisaan adalah proses perumusan apa yang akan dipelajari; perancangan adalah proses
penjabaran bagaimana cara mempelajarinya; pengembangan adalah proses penulisan dan
pembuatan bahan pembelajaran; pengaplikasian adalah pemanfaatan bahan dan strategi
pembelajaran; dan penilaian adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran. Semua proses ini
harus tuntas agar dapat berfungsi sebagai alat kontrol.
Desain Pesan
Menurut Grabowski desain pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik
dari pesan (dalam Seels, Barbara B, 1994:33) yang mengandung prinsip perhatian, persepsi dan
daya serap agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Menurut Flemming dan levi
Membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang memodifikasi perilaku
kognitif,afektif dan psikomotor (dalam Seels, Barbara B.1994 :34). Karakteristik desain harus
spesifik terhadap medianya dan tugas belajarnya.

Strategi Pembelajaran
Menurut Reigeluth Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Strategi
pembelajaran meliputi situasi belajar seperti belajar induktif serta komponen proses belajar
mengajar seperti motivasi dan elaborasi (dalam Seels, BarbaraB,1994:34).
Menurut Reigeluth (1983a) membagi strategi pembelajaran menjadi 2 variabel strategi:

Variabel strategi mikro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan pembelajaran


dalam suatu gagasan tunggal (yaitu sebuah konsep, prinsip yang tunggal dan sebagainya). Hal
tersebut mencakup komponen strategi seperti definisi, contoh, latihan, dan bentuk sajian lain.

Variabel strategi makro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan aspek-aspek


pembelajaran yang berhubungan dengan gagasan lebih dari satu, seperti mengurutkan, membuat
sintesa, dan membuat ringkasan (mempreview dan mereview) gagasan-gagasan yang diajarkan
(dalam Seels, Barbara B, 1994:35).
Karakteristik Pemelajar
Karakteristik pemelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman pembelajar yang
berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya. Lingkup strategi pembelajaran menggunakan
penelitian motivasi untuk mengidentifikasi variabel yang harus diperhitungkan dan bagaimana
caranya hal tersebut dapat diperhitungkan. Oleh sebab itu karakteristik pemelajar mempengaruhi
komponen belajar yang diteliti dalam lingkup strategi pembelajaran. Karakteristik pemelajar
tidak hanya berinteraksi dengan strategi pembelajaran juga dengan situasi atau konteks dan isi
(menurut Bloom, 1976). (dalam Seels, Barbara B, 1994:35).
2. Kawasan Pengembangan
Kawasan

pengembangan

ini

berakar

pada

produksi

media.

Diawali

dengan

perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran non proyeksi sampai munculnya media
film yang merupakan tonggak perkembangan era audiovisual ke era teknologi pembelajaran
modern. Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam variasi
teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Kawasan pengembangan dapat dijelaskan
dengan adanya pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori dan
manifestasi fisik dari teknologi berupa perangkat keras, perangkat lunak dan bahan

pembelajaran. Kawasan pengembangan diorganisasikan dalam 4 kategori : teknologi cetak,


teknologi audiovisual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu.
Teknologi Cetak
Adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku dan bahanbahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi
ini adalah dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pelajaran lain.
Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah contoh penggunaan
teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk cetakan, inilah
yang merupakan teknologi cetak. Berikut karakteristik dari teknologi cetak/visual :

Teks dibaca secara linier, sedang visual direkam menurut ruang.


Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah.
Keduanya berbentuk visual statis.
Pengembangannya sangat bergantung pada prinsip linguistik dan persepsi visual.
Keduanya berpusat pada pemelajar.
Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
Teknologi Audiovisual
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan peralatan mekanis dan
elektronis untuk menyajikan pesan audio (melalui pendengaran) dan visual (melalui
penglihatan). Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, `pemutaran
suara dan penayangan visual yang berukuran besar seperti film, film bingkai dan transparansi.
Televisi merupakan teknologi unik yang menjembatani teknologi audiovisual ke teknologi
komputer dan terpadu. Karakteristik teknologi audiovisual sebagai berikut:

Bersifat linier.
Menampilkan visual yang dinamis.
Digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembangnya.
Cenderung berupa bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.
Dikembangkan berdasarkan prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.
Sering berpusat pada guru, kurang interaktif dengan pemelajar.
Teknologi Berbasis Komputer
Merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan
perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi ini berbeda dengan teknologi lain

karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital bukan sebagai bahan
cetak/visual dan ditampilkan melalui tayangan di layar monitor. Beberapa jenis aplikasi
komputer biasanya disebut Computer Based Instruction (CBI), Computer Assisted Instruction
(CAI), atau Computer Managed Instruction (CMI). Pengaplikasiannya dapat bersifat tutorial,
dimana pembelajaran utama diberikan: latihan dan perulangan untuk mengembangkan kefasihan
dalam bahan yang telah dipelajari, permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan
menggunakan pengethauan yang baru dipelajari, dan sumber data yang memungkinkan
pemelajar mengakses sendiri. Teknologi komputer baik perangkat lunak maupun keras memiliki
karakteristik sebagai berikut:

Digunakan secara acak disamping secara linier.


Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang

desainer/pengembang.
Gagasan diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan grafis.
Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang

tinggi.

Teknologi Terpadu
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa
jenis media yang dikendalikan komputer. Komponen perangkat keras dari sistem terpadu dapat
terdiri dari komputer dengan memori besar yang dapat mengakses secara acak, memiliki internal
hard drive, dan sebuah monitor beresolusi tinggi. Peralatan pelengkapnya mencakup alat pemutar
video, alat penayangan tambahan, perangkat keras jaringan (networking), dan sistem audio.
Sedang perangkat lunaknya berupa disket video, compact disk, program jaringan, serta informasi
digital. Kesemuanya dijalankan dan dikendalikan dalam suatu program belajar hymermedia
menggunakan sistem authoring seperti hypercard atau toolbook. Pembelajaran dengan teknologi
terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

Digunakan secara acak disamping secara linier.


Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang

desainer/pengembang.
Gagasan diungkapkan secara realistik dalam konteks pengalaman pemelajar, relevan dengan

kondisi pemelajar dan dibawah kendali pemelajar.


Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.
Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan
bahan pembelajaran.

Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengethauan


terbentuk pada saat digunakan.
Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dari banyak sumber.

3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran / Pendidikan tertua
diantara kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur
mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran sistematik.
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar mereka
yang terlibat dalam pemafaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar
dengan bahan dan aktivitas yang specifik, menyiapkan pemelajar agar dapat berintekrasi dengan
bahan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, membekan penilaian atas
hasil yang dicapai pemelajar serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang
berkelanjutan.
Pemanfaatan Media
Pemanfaatan Media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Proses
pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi
desain pembelajaran.
Difusi Inovasi
Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan
tujuan untuk diadopsi. Menurut Rogers (1983) langkah-langkah difusi tersebut adalah
pengetahuan, persuasi atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.
Implementasi dan Pelembagaan
Implementasi dan pelembagaan adalah pengunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam
keadaan yang sesungguhnya, sedangkan pelembagaan adalah penggunaan yang rutin dan
pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan Regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat/ wakilnya yang
mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan Teknologi Pendidikan. Bidang Teknologi

Pendidikan telah ikut berjasa dalam penentuan kebijakan tentang televisi pembelajaran dalam
masyarakat
Keterkaitan Mata Kuliah Bahan Ajar dengan dengan Kompetensi S1 Teknologi
Pendidikan
Berdasarkan kompetensi lulusan, mata kuliah bahan ajar akan menjadikan mahasiswa
sebagai:

Menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran yang mampu merancang, mengembangkan,


memanfaatkan

dan

mengelola

serta

mengevaluasi

program,

proses

dan

produk

pendidikan/pembelajaran dan pelatihan


Menghasilkan tenaga pendidik dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta

multimedia di jenjang pendidikan dasar dan menengah.


Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum, pengelola atau teknisi
sumber belajar (termasuk perpustakaan sekolah), laboran dan tenaga administratif yang

menguasai teknologi informasi dan komunikasi.


Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang

teknologi pendidikan/pembelajaran.
Memberdayakan masyarakat melalui

penerapan

berbagai

hasil

karya

teknologi

pendidikan/pembelajaran.
Berdasarkan kawasan TP, seorang sarjana teknologi pendidikan dapat berprofesi sebagai
berikut:

Perancang proses dan sumber belajar ; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan

sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar


Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan
teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan teknologi terpadu

lainnya.
Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar ; dimana lingkup pekerjaannya meliputi
pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institusionalisasi

model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.


Pengelola proses dan sumber belajar ; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek,
pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem
informasi pendidikan.

Evaluator/peneliti proses dan sumber belajar ; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan
analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian
kawasan pendidikan lanilla.
Berdasarkan kompetensi lulusan, mata kuliah bahan ajar akan menjadikan mahasiswa
sebagai:

Menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran yang mampu merancang, mengembangkan,


memanfaatkan

dan

mengelola

serta

mengevaluasi

program,

proses

dan

produk

pendidikan/pembelajaran dan pelatihan


Menghasilkan tenaga pendidik dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta

multimedia di jenjang pendidikan dasar dan menengah.


Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum, pengelola atau teknisi
sumber belajar (termasuk perpustakaan sekolah), laboran dan tenaga administratif yang

menguasai teknologi informasi dan komunikasi.


Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang

teknologi pendidikan/pembelajaran.
Memberdayakan masyarakat melalui

penerapan

berbagai

hasil

karya

teknologi

pendidikan/pembelajaran.
3.

Tujuan Penyusunan Bahan Ajar


Bahan ajar disusun dengan tujuan:
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di
samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4.
a.
1)
2)
3)

Manfaat Bahan Ajar


Bagi Guru
Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum
Sebagai pegangan dalam menentukan metode pembelajaran
Dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat
bertahan untuk waktu yang lama

4)
5)

Buku

yanguniform

memberikan

kesamaan

mengenai

bahan

dan

kestandaran bahan ajar


Memberi metode pengajaran yang mantap bila guru digunakan dari tahun

ke tahun
6)
Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk
diperoleh
7)
Memperkaya

karena

dikembangkan

dengan

menggunakan

berbagai

8)

referensi
Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis

9)

bahan ajar
Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada

gurunya
10) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan
b. Bagi Siswa
1)
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulang pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru
2) Memberikan pengetahuan yang lebih mantap untuk siswa
3) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
4) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru.
c. Bagi Pihak Terkait
1) Dapat mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan
pembelajaran yang dibutuhkan murid disekolah
2) Dapat memberi masukan kepada guru atau penyusun bahan pembelajaran
agar bahan pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dengan
segenap lingkungannya
3) Dapat membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat
pembelajaran lainnyya yang medukung keberhasilan penguasaan bahan
pembelajaran oleh siswa
4) Sebagai alat pemberian reword terhadap guru yang secara kreatif
menyusun serta mengembangkan bahan pembelajaran
d. Manfaat bahan ajar dalam pembelajaran individual dan kelompok
Metode pembelajaran individual lebih menekankan pada aktivitas siswa
dibanding guru, sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi
secara mandiri. Metode ini dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa secara
individual dengan berbagai macam ragam dan perbedaan dalam kecepatan

pembelajaran. Manfaatnya lebih bersifat sebagai bahan utama dan sangat


menentukan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan bahan ajar
individual atau mandiri ini hanya berisi informasi dan pengetahuan tentang
materi- materi yang harus dipelajari dan dikuasai siswa, lebih dari itu harus
tersusun dengan baik sehingga mampu mengontrol dan mengawasi kegiatan
belajar siswa.
Sedangkan manfaat bahan ajar dalam pembelaaran kelompok adalah
sebagai bahan pendukung atau suplemen dari bahan belajar utama dan
seharusnya dirancang dan disusun sedemikian rupa sehingga mampu
menumbuhkan

dan

meningkatkan

motivasi

belajar

siswa.

Metode

pembelajaran kelompok diletakkan pada pendekatan dan teknik yang


dirancang

khusus

dan

bahan

belajarnya.

Sehingga

minim

sekali

membutuhkan bahan ajar dalam bentuk tertulis.


5.

Jenis-jenis Bahan Ajar


Dilihat dari aspek fungsi bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung
dan tidak langsung.
Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung, bahan
pembelajaran merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib
dalam penbelajaran. Contohnya : yaitu buku teks, modul, hand out, dan
bahan-bahan panduan utama lainnya. Bahan pembelajaran dikembangkan
mengacu pada kurikulum yang berlaku. Khususnya yang terkait dengan
tujuan dan materi kurikulum seperti kompetensi, standar materi dan
indikator pencapaian.

Gambar 1 : Buku teks, modul dan hand out


Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung,
bahan pembelajaran merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai
pelengkap. Contohnya: buku bacaan, majalah, program video, leaflat, poster
dan komik pembelajaran. Bahan pembelajaran ini pada umumnya disusun
diluar lingkup materi kurikulum. Tetapi memiliki keterkaitan yang erat
dengan tujuan utamanya. Yaitu memberikan pendalaman dan pengayaan
bagi siswa.

Gambar 2 : buku bacaan, komik pembelajaran dan leaflet

Gambar 3 : majalah dan poster


Selain itu juga ada jenis bahan ajar dilihat dari aspek wujudnya
bahan ajar dibagi menjadi dua jenis, yaitu : bahan ajar printed materials
seperti : hand out, buku pelajaran, modul. Dan electronic materials seperti :
CD interaktive, TV dan radio.

8.

Macam-Macam Bahan Ajar


a. Menurut Feren Universitaet and Open University respectively
Macam-macan bahan bahan ajar adalah Media tulis, audio visual elektronik,
dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagai medienverbund

(bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau mediamix.


b. Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit Bildmedien
Mengelompokkan bahan ajar menjadi tiga besar, yaitu :
1)
auditif yang menyangkut radio (Rundfunk), kaset (Tonkassette), piringan
2)

hitam (Schallplatte).
visual (visuell) yang menyangkut Flipchart, gambar (Wandbild), film bisu
(Stummfilm), video bisu (Stummvideo), program komputer (ComputerLernprogramm), bahan tertulis dengan dan tanpa gambar (Lerntext, mit und

3)

ohne Abbildung).
audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbicara dengan gambar
(Rede mit Bild), pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau),dan film/video.
c. Berdasarkan teknologi yang digunakan
Berdasarkan teknologi yang digunakan bahan ajar dengar (audio) seperti
kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang
dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar
multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer
Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif,
dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).Bahan cetak
dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun
secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan
seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:

1)

Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi


seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang

2)
3)
4)

sedang dipelajari
Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi

5)
6)

individu
Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan

7)
8)

aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa


Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri

1)

d. Bahan ajar cetak


Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389,
handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah
disiapkan oleh pembicara.
Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki
relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan
berbagai cara, antara lain dengan cara download dari internet, atau
menyadur dari sebuah buku.
Gambar 5 : Contoh handout

2)

Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah
pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari
berbagai cara misalnya: hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi

pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut


sebagai fiksi. Menurut kamus oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book is
number of sheet of paper, either printed or blank, fastened together in a
cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong
yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang
berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam
bentuk tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa
yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi
dengan

gambar

dan

keterangan-keterangannya,

isi

buku

juga

menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku


pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh
peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi
si penulis, dan seterusnya.
Gambar 6 : contoh buku Ajar

3)

Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

modul berisi paling tidak tentang:


Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
Kompetensi yang akan dicapai
Content atau isi materi
Informasi pendukung
Latihan-latihan
Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
Evaluasi
Balikan terhadap hasil evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah
menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang
peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat

menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik


lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan
dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang
baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
Gambar 7 : contoh modul

4)

Lembar Kegiatan Siswa


Kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya
berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu
tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan
dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa
saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh
peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau
referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya.
Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis
dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah
artikel

tertentu,

kemudian

membuat

resume

untuk

dipresentasikan.

Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja


lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu
di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru,
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan
belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas
tertulis.

Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan


keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi
paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah KD
dikuasai oleh peserta didik.
Gambar 8 : contoh lembar kerja siswa

5)

Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa
halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi
(Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan
demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama
sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin
saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang
menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur
didesain hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan
menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.
Gambar 9 : contoh brosur

6)

Leaflet

A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched


(Websters New World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa
lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik
biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan
menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.
Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat
menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.
Gambar 10 : contoh leaflet

7)

Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau
grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat
lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan
menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart
biasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran,
namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain
sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan
ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan
bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus
makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.

Gambar 11 : contoh wallchart

8)

Foto/Gambar
Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan
tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu
rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian
foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai
satu atau lebih KD. Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien
menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya
dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat
hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat
30%.

Foto/gambar

yang

didesain

secara

baik

dapat

memberikan

pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus
dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara
menggunakannya dan atau bahan tes.
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai
berikut:
(a)

Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan

penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar


yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
(b)
Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si
pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
(c)
Lengkap, rasional untuk digunakan dalam

proses

pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan


sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar.

Gambar 12 : contoh foto dan gambar


e. Bahan ajar non cetak audio
1) Kaset/Piringanhitam/Compact disk
a) Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan
b)

besar kecilnya materi.


Petunjuk penggunaan kaset/PH/D, dimaksudkan agar kaset/PH/D mudah

c)

digunakan.
Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam

bentuk tertulis yang kemudian direkam dalam pita kaset/Ph/CD.


d) Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain,misalnya berupa tugas
mendengarkan dan menjawab pertanyaan.
e)
Tugas lain misalnya menugaskan siswa

untuk

mendengarkan

f)

kemudian menirukan apa yang mereka dengar dari pita kaset.


Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang

g)

diberikan yaitu sewaktu mereka menirukan apa yang mereka dengar.


Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian sebagai bahan
dalam membuat program audio.

Gambar 13 : contoh kaset, piringan hitam dan compact disc

2)
a)

Radio
Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan
besar kecilnya materi.

b)
c)

Petunjuk

pemanfaatan

radio,

dimaksudkan

agar

siswa

tahu

bagaimana cara menggunakan radio sebagai bahan ajar.


Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam
bentuk tertulis yang kemudian dibacakan atau diputar dengan pita

d)

kaset pada program siaran radio.


Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas
mendengarkan program radio dan membuat laporan tentang apa yang

e)

mereka dengar.
Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan

f)

yaitu sewaktu mereka menyusun laporan.


Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian sebagai bahan
dalam membuat program radio.

f. Bahan ajar pandang dengar (audio visual)


1) Video /Film
a) Judul diturunkan dari kompeternsi dasar atau materi pokok sesuai dengan
b)

besar kecilnya materi.


Membuat sinopsis yang menggambarkan secara singkat dan jelas tentang

materi yang akan dibahas dalam sebuah program video.


c) Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam
storyboard/naskah.

Gunakan

berbagai

sumber

belajar

untukmemperkaya materi misalnya buku, majalah, video, internet, jurnal


hasil penelitian. Sebuah storyboard biasanya ditulis dalam duakolom, dimana
kolom satu berisi tantang gambar/bagan yang dilengkapi dengan perintahperintah pengambilan gambar dan kolomlainnya berupa narasi yang
menjelaskan gambar.
d)
Kejelasan sebuah storyboard akan memudahkan dalam memproduksi
sebuah programvideo/film.
e) Pengambilan gambar dilakukan atas dasar storyboard. Agar hasilnya baik
f)

dikerjakan oleh orang yang menguasai alat rekam gambar.


Editing dilakukan oleh yang mengetahui alat edit didampingi oleh orang
yang menguasai substansi/isimateri video/film.

g)

Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya sebelum digandakan dilakukan


penilaian

terhadap

program

secara

keseluruhan

baik

h)

secarasubstansi,edukasi maupun sinematografinya.


Program video/film biasanya tidak interaktif, namun tugas-tugasnya dapat

i)

diberikan pada akhir penayangan melalui presenter


Tugas-tugas dapat juga ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa
tugas praktek yaitu mempraktekkan apa yang telahdilihat dalam program

j)
k)

video
Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok.
Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban tertulis dari pertanyaan dalam

2)
a)

program video/film atau hasil karya dari tugas yangdiberikan.


Orang/Narasumber
Judul diturunkan dari kompeternsi dasar atau materi pokok disesuaikan

dengan besar kecilnya materi.


b) Menentukan orang/nara sumber sesuai dengan materi yang akan disajikan.
c)
Nara sumber biasanya digunakan untuk materi-materi spesifik yang
memerlukan

ahli,

misalnya

untuk

materi

yang

berkaitan

denganperkembangan teknologi informasi, materi tentang pencemaran


d)

lingkungan mengundang ahli lingkungan dari kementerianKLH.


Informasi yang akan diberikan oleh nara sumber diberitahukan terlebih
dahulu kepada nara sumber tentang ruang lingkup bahasanyangharus

e)

disajikan. Sebaiknya disampaikan kepada nara sumber dalam bentuk tulisan.


Tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik misalnya membuat notulen

f)
g)

hasil pemaparan dan diskusi dengan nara sumber.


Tugasdapat dilakukan secara individual atau kelompok.
Penilaian dilakukan terhadap hasil notulen yang dilakukan oleh peserta

h)

didik.
Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

D.

RANGKUMAN
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis.(National Center for Vocational Education Research Ltd/National
Bahan ajar disusun dengan tujuan: (a) menyediakan bahan ajar yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting
atau lingkungan sosial peserta didik, (b) membantu peserta didik dalam
memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang
sulit

diperoleh,

dan

(c)

memudahkan

guru

dalam

melaksanakan

pembelajaran.
Sedangkan manfaat bahan ajar terbagi atas dua yaitu : (1)Manfaat bagi
guru meliputi diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, tidak lagi tergantung kepada
buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, memperkaya karena
dikembangkan

dengan

menggunakan

berbagai

referensi,

menambah

khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,


membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada
gurunya, menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan
diterbitkan ; (2) manfaat bagi peserta didik yaitu kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik, kesempatan untuk belajar secara mandiri dan
mengurangi

ketergantungan

terhadap

kehadiran

guru,

mendapatkan

kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya


(Center

for

Competency

Based

Training).Guru

harus

memiliki

atau

menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik


sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.
Perbedaan bahan ajar dengan buku teks. (1) bahan ajar : menimbulkan
minat baca, ditulis

dan dirancang untuk

siswa, menjelaskan tujuan

instruksional , disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel , struktur


berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai,
memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih, mengakomodasi kesulitan
siswa, memberikan rangkuman, gaya penulisan komunikatif dan semi formal,
kepadatan berdasar kebutuhan siswa, dikemas untuk proses instruksional,

mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa dan


menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
Sedangkan buku teks mengasumsikan minat dari pembaca , ditulis
untuk pembaca (guru, dosen), dirancang untuk dipasarkan secara luas,
belum tentu menjelaskan tujuan instruksional, disusun secara linear, stuktur
berdasar logika bidang ilmu, belum tentu memberikan latihan, tidak
mengantisipasi

kesukaran

belajar

siswa,

belum

tentu

memberikan

rangkuman, gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif, sangat padat,


dan tidak memilki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari
pembaca.
Jenis Bahan Ajar : (a) bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan
cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti
model/maket, (b) bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan
hitam, dan compact disk audio, (c) bahan ajar pandang dengar (audio visual)
seperti video compact disk, film, dan (d) bahan ajar multimedia interaktif
(interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction),
compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar
berbasis web (web based learning materials).
E.

LATIHAN
1. Rumuskan pengertian bahan aja menurut Anda sendiri !
2. Jelaskanlah perbedaan antara buku teks dengan bahan ajar!
3. Jelaskan alasan yang melatarbelakangi guru perlu membuat bahan ajar!

F.
DAFTAR BACAAN
Jasmadi, dkk. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Wahyu, Wibowo.2012. Menulis Buku Ajar Perguruan Tinggi. Jakarta: Bidik Phronesia
Arifin, samsul. 2007. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta: PT Grasindo

1. Apa bahan ajar (materi pembelajaran) itu?


Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
2. Apa prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar?
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b)
konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip
konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka
bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya
materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi
dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika
terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
3. Bagaimana langkah-langkah dalam memilih bahan ajar?
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa
hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar
meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi
jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan
ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai
siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan
kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi
pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi
empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis
fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang,
peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi
konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil,

rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis prosedur berupa langkahlangkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara
pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran aspek
afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
2. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep,
prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan
kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran
teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai
dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi
jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap
jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan
sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta
atau hafalan adalah dengan menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan
(mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah demonstrasi.
3. Memilih sumber bahan ajar.Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah
menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan
dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media
audiovisual, dsb.
3. Bagaimana menentukan cakupan dan urutan bahan ajar?
a. Menentukan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah
jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah
aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan
dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman
materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang
dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut
seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh
siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau
memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek
materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan
untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit,
atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
b. Menentukan urutan bahan ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari
atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran

mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam
mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan
belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum
dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan
langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya
langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video.
Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke
atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk
mempelajari materi berikutnya.
4.Apa yang dimaksud dengan sumber bahan ajar?
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari
sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip pembelajaran
siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi
pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud
dapat disebutkan di bawah ini: (a) buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan
sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas, (b) laporan hasil
penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk
mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir, (c) Jurnal penerbitan hasil penelitian
dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari
para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya, (d) Pakar atau ahli bidang
studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai
kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb., (e) Profesional yaitu
orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di
bidang ekonomi dan keuangan, (f) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi
bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan
pokok-pokok materi, (g) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulananyang banyak
berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran, (h) Internet yang
yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk
berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau
dikopi, (i) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui
siaran televisi, dan (j) lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Perlu
diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan
tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan
pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti
buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau
buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan
dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku,
tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak

sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku
teks dan buku penunjang yang lain.
5. Bagaimana strategi dalam memanfaatkan bahan ajar?
Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat i dua strategi, yaitu: (a) Strategi
penyampaian bahan ajar oleh Guru dan (b) Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
a. Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya: (1) Strategi urutan penyampaian
simultan; (2)Strategi urutan penyampaian suksesif; (3) Strategi penyampaian fakta; (4) Strategi
penyampaian konsep; (5) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip; dan (6) Strategi
penyampaian prosedur.
1. Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan,
materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi
satu (Metode global);
2. Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif,
sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan
menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
3. Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk
jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama
lambang atau simbol, dsb.),
4. Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa
definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat
menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi,
dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan
bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan
(exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan
balik, dan kelima berikan tes;
5. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis
prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
6. Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat
melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal.
Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu
tugas secara urut.
b. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa

Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru
menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan
terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran.
Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu : (1) menghafal; (2) menggunakan; (3) menemukan; dan (4) memilih.
1. Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal
(remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal
adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang
harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat,
lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dsb.
Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa
adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase).
Yang penting siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD
1945, definisi saham, dalil Archimides, dsb.
2. Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami
kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu
memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan materi
yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam
rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun
proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk
menggeneralisasi dan membedakan. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk
memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk
dikerjakan atau dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai
atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan mencuci
setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.
3. Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalahmenemukan cara
memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat
tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah
mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa dapat membuat peralatan
penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari
sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe,
model, atau maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.
4. Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih
di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih
membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati peraturan lalu lintas
tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dsb.
6. Apa yang dimaksud dengan materi prasyarat dan perbaikan, dan pengayaan?
Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar terdapat beberapa
kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal pengetahuannya, siswa mengalami

kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai materi pembelajaran. Kemungkinan pertama siswa
belum memiliki pengetahuan psyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang
diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian
siswa harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki
pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test). Jika berdasar tes
tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat, maka siswa tersebut harus diberi materi
atau bahan pembekalan. Bahan pembekalan (matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul
di bawahnya. Dalam menghadapi kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau
hambatan dalam menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan
(remedial). Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak
penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial perlu
disediakan modul remidial. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan
cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan bahan pengayaan
(enrichment). Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik
untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang
relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya
akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk
keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.
=========
Disarikan : dari Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta

10/03/12
PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsisp-prinsip
pembelajaran.Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi,
konsistensi, dan kecukupan. Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai
berikut:
1. Relevansi: keterkaitan, ada kaitan;
Artinya ada kaitan, hubungan, atau bahkan ada jaminan bahwa bahan ajar yang dipilih itu
menunjang tercapainya kompetensi yang dibelajarkan (KD, SK). Cara termudah ialah dengan
mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip
dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta,
konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru
terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan
KD.
Contoh:
KD 1.1 SMP Kelas IX Mengidentifikasi bangun-bangun yang sama dan sebangun (kongruen),
maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya Syarat dua bangun yang
sama dan sebangun (kongruen), foto dan model berskala, syarat dua bangun yang sebangun, dan
panjang sisi pada dua bangun yang sama dan sebangun (kongruen).
2. Konsistensi: keajegan;
Artinya ada kesesuaian (jumlah/banyaknya) antara kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi
dasar yang ingin dibelajarkan mencakup keempat keterampilan berbahasa, bahan yang
dipilih/dikembangkan juga mencakup keempat hal itu.

Contoh:
KD 5.1 SMP Kelas IX, Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar, maka
kompetensi yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan mengidentifikasi sifat-sifat bilangan
berpangkat dan bentuk akar, misalkan membedakan bilangan berpangkat dan bentuk akar, serta
membedakan sifat-sifat keduanya.
3. Kecukupan: memadai keluasannya, ketercukupannya;
Artinya bahan ajar yang dipilih/ dikembangkan ada jaminan memadai/ mencukupi untuk
mencapai kompetensi yang dibelajarkan; tidak terlalu sedikit sehingga kurang menjamin
tercapainya KD/SK. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Di antara


prinsip pembelajaran tersebut adalah:
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang
abstrak,
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang
mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya
untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang
terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara
tentang berbagai jenis pasar lainnya.
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep.
Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik
daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan
lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus
disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.

3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa


Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang sekedarnya atas hasil
kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan
pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ya benar atau ya kamu pintar atau,itu benar,
namun akan lebih baik kalau begini... akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia
telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan
mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap
hasil kerja siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk
itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan
(motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan
memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh,
ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian
tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu
standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga,
semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu
kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan
pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga
tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan
Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita
akan melewati kota-kota lain. Kita akan senang apabila pemandu perjalanan kita
memberitahukan setiap kota yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan
berapa jauh lagi kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat
pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir
yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan

memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi perjalanan. Dengan demikian,
semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak
akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai
kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar
tuntas.

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN GURU


Dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi dan
mempertimbangkan hal-hal berikut:
1.

Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan potensi

vokasional.
2. Relevansi dengan karakteristik daerah.
Jika peserta didik dan sekolah berlokasi bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi
pembelajaran diupayakan agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai.
3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik.
4. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
Pengembangan materi pembelajaran diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik
dalam waktu yang relatif singkat setelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.
5. Struktur keilmuan.
Mengembangkan materi pembelajaran matematika harus didasarkan pada struktur keilmuan
matematika.
6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran.
Mengembangkan materi pembelajaran hendaknya selalu mempertimbangkan potensi peserta
didik, tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, alokasi waktu,
dan perkembangan peradaban dunia.
7. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
8. Alokasi waktu.

DAFTAR PUSTAKA
Azis,

Abdul.

2005.

Pengambangan

Bahan

Ajar,

(http://blog.uin-

malang.ac.id/azistatapangarsa/2011/06/05/pengembangan-bahan-ajar/, diakses 8 Maret 2012).


Icetea. 2010. Materi Pelajaran, (http://iceteazegeg.wordpress.com/2010/09/10/materi-pelajaran/, diakses
8 Maret 2012).
Zulkarnaini.

2009.

Teknik

Penyusunan

Bahan

(http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2009/06/28/131/, diakses 8 Maret 2012).

Ajar,

Kriteria Pemilihan Bahan Ajar

Bahan ajar yang baik akan menunjang pembelajaran yang efektif. Hal ini
ditegaskan Prastowo (2011: 23) yang menyatakan bahwa Bahan ajar memiliki
kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh
sebab itu guru harus selektif dalam memilih dan menyusun ajar. Beberapa kriteria
selazimnya diterapkan agar bahan ajar itu tepat dan sesuai bagi siswa.
Pengertian Bahan Ajar
Menurut National Centre For Competency Based Training dalam Prastowo (2011: 16)
Bahan Ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Sedangkan menurut Pannen dalam Prastowo (2011: 17) Bahan ajar adalah bahanbahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala
bentuk bahan atau materi pelajaran yang dibuat atau disusun secara sistematis
guna membantu guru atau instruktur dalam proses pembelajaran.

Tujuan Penyusunan Bahan Ajar


Bahan ajar disusun dengan berbagai tujuan dan manfaat baik bagi guru maupun
bagi siswa. Menurut Prastowo (2011: 23) ada empat pokok tujuan penyusuan bahan
ajar, yakni:
a.

membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu

b.
menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah timbulnya
rasa bosan pada peserta didik
c.

memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran

d.

agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Kriteria Pemilihan Bahan Ajar


Audrey dan Nichols dalam Hidayat (2001: 93) mengungkapkan kriteria bahan ajar
sebagai berikut.

1) Isi pelajaran hendaknya cukup valid, artinya kebenaran materi tidak disangsikan
lagi dan dapat dipahami untuk mencapai tujuan.
2) Bahan yang diberikan haruslah cukup berarti atau bermanfaat. Hal itu
berhubungan dengan keluasan dan kedalaman bahan.
3) Bahan hendaknya menarik.
4) Bahan hendaknya berada dalam batas-batas kemampuan anak untuk
mempelajarinya.

Keempat kriteria pemilihan bahan ajar itu harus diperhatikan agar pembelajaran
bisa berjalan dengan baik.
Bahan Ajar Valid
Maksudnya, bahan ajar yang disuguhkan haruslah memiliki kebenaran materi dan
terutama sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sehubungan dengan kriteria ini, Semi
dalam Noviyanti (2011: 103) menjelaskan sebagai berikut.
Bahan ajar dan bahan belajar itu valid untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam
hal ini guru harus menyadari dan memahami konsepsi pendidikan dan tujuan
pembelajaran sastra, yaitu membina kemampuan menulis puisi secara kreatif,
sehingga para peserta didik memperoleh nilai-nilai manusia dan kemanusiaan,
dapat mengembangkan imajinasi, ekspresi seni, kreativitas dan kepekaan sosial.

Bahan Ajar Berarti atau Bermanfaat

Bahan ajar selazimnya memberikan arti atau kebermanfaatan bagi siswa. Artinya
dari bahan ajar itu siswa bisa mendapatkan berbagai hal, pemahaman hidup,
pengembangan estetis, daya khayal dan lain-lain. Hal ini ditegaskan Semi dalam
Noviyanti (2011: 116) yang menyatakan Bahan ajar atau bahan belajar hendaknya
dapat memenuhi kebutuhan pengembangan insting, etis dan estetis
pengembangan imaji, dan daya kritis.

Bahan Ajar Menarik


Penyusunan bahan ajar hendaknya menarik sehingga merangsang minat dan
perhatian siswa. Bahan ajar yang menarik dan sesuai dengan minat dan perhatian
siswa diharapkan mampu membuat mereka lebih bersemangat, antusias dan
termotivasi mengikuti pembelajaran.

Bahan Ajar Berada dalam Batas Kemampuan Siswa


Kriteria yang terakhir maksudnya bahan ajar yang disusun selajimnya
memperhatikan batas kemampuan intelektual siswa. Artinya bahan ajar itu

II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National
Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency
Based Training).
Menurut Mulyasa (2006), bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai. Sedangkan, menurut Gafur
(2004) bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Bahan ajar tersebut berisi materi
pelajaran yang harus dikuasai oleh guru dan disampaikan kepada siswa.
Mulyasa (2006) juga menjelaskan bahwa bahan ajar merupakan salah satu
bagian dari sumber belajar yang dapat diartikan sesuatu yang mengandung pesan
pembelajaran, baik yang diniatkan secara khusus maupun bersifat umum yang
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Dengan kata lain bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan
tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar,
mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan bimbingan

bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang
banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta
didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar bersifat mandiri,
artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri karena sistematis dan
lengkap (Panen dan Purwanto, 2004).

2.2 Bentuk-bentuk Bahan Ajar


Menurut Mulyasa (2006), bentuk-bentuk bahan ajar atau materi pembelajaran
antara lain:
a. Bahan cetak (Printed)
Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar
cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa
keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, (1994) yaitu:
1)

Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi


seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang
dipelajari.

2) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit.


3) Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara
Mudah.
4) Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi
individu.
5) Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja.
6) Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk
melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
7) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar

8) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri


Menurut Bandono (2009) dalam http://bandono.web.id, penyusunan bahan ajar
cetak memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Susunan tampilan
b. Bahasa yang mudah
c. Menguji pemahaman
d. Stimulan
e. Kemudahan dibaca
f.

Materi instruksional
Bahan cetak terdiri dari

a. hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart.
b. Audio Visual, seperti video/film,Video Compact Disc (VCD)
c. Audio, seperti radio, kaset, Compact Disc (CD) audio, piringan hitam
d. Visual, seperti foto, gambar, model/maket.
e. Multi Media, seperti CD interaktif, Computer Based, Internet

2.3 Kriteria Bahan Ajar yang Baik


Bahan ajar yang baik dan menarik mempersyaratkan penulisan yang
menggunakan ekspresi tulis yang efektif. Ekspresi tulis yang baik akan dapat
mengkomunikasikan pesan, gagasan, ide, atau konsep yang disampaikan dalam
bahan ajar kepada pembaca/pemakai dengan baik dan benar. Ekspresi tulis juga
dapat menghindarkan salah tafsir atau pemahaman.
Bahan ajar yang diberikan kepada siswa haruslah bahan ajar yang
berkualitas.

Bahan

ajar

yang

berkualitas

dapat

menghasilkan

siswa

yang

berkualitas, karena siswa mengkonsumsi bahan ajar yang berkualitas. Menurut

Furqon (2009) dalam http://www.tek-nologipendidikan.co.cc, bahan ajar yang baik


harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1.

Substansi yang dibahas harus mencakup sosok tubuh dari kompetensi atau sub
kompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.

2. Substansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta,
prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan
kompetensi.
3.

Tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi harus
sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajaran.

4.

Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas, runtut, lengkap dan mudah
dipahami.
Sedangkan

menurut

Anonim

(2009)

dalam

http://pbsindonesia.fkip-

uninus.org, dalam pengembangan bahan ajar, maka bahan ajar harus memiliki
beberapa kriteria sebagai berikut:
a) Bahan ajar harus relevan dengan tujuan pembelajaran
b) Bahan ajar harus seuai dengan taraf perkembangan anak;
c) Bahan yang baik ialah bahan yang berguna bagi siswa baik sebagai perkembangan
pengetahuannya dan keperluan bagi tugas kelak di lapangan
d) Bahan itu harus menarik dan merangsang aktivitas siswa
e) Bahan itu harus disusun secara sistematis, bertahap, dan berjenjang
f)

Bahan yang disampaikan kepada siswa harus menyeluruh, lengkap dan utuh.

2.4 Fungsi Bahan Ajar


Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang dapat
membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru tidak
terlalu banyak menyajikan materi. Di samping itu, bahan ajar dapat menggantikan

sebagian peran guru dan mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan
memberi dampak positif bagi guru, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan
untuk membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi siswa, dapat mengurangi
ketergantungan pada guru dan membiasakan belajar mandiri. Hal ini juga
mendukung prinsip belajar sepanjang hayat (life long education).
Menurut Anonim (2009) dalam http://pbsindonesia.fkip-uninus.org, fungsi
bahan ajar adalah sebagai motivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar yang
lakukan oleh guru dengan materi pembelajaran yang kontekstual agar siswa dapat
melaksanakan tugas belajar secara optimal. Sedangkan menurut Furqon (2009)
dalam http://www.tek-nologipendidikan.co.cc, bahan ajar berfungsi sebagai berikut:
1.

Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran,

sekaligus

merupakan

substansi

kompetensi

yang

seharusnya

diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.


2.

Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran,

sekaligus

merupakan

substansi

kompetensi

yang

dipelajari/dikuasainya.
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran
4. Membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
5. Membantu siswa dalam proses belajar
6. Sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran
7. Untuk menciptakan lingkungan / suasana balajar yang kondusif

2.5 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar


2.5.1 Tujuan Penyusunan Bahan Ajar
Tujuan dari penyusunan bahan ajar adalah :

seharusnya

a)

Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan


mempertimbangkan kebutuhan pesrta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.

b)

Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

c)

Mambantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping bukubuku teks yang terkadang sulit diperoleh.

2.5.2 Manfaat Penyusunan Bahan Ajar bagi Guru dan Pesetra Didik
a) Manfaat bagi guru
1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik
2) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk dipeoleh.
3) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan
ajar.
5) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan peserta didik
karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
6) Menambah angka kredit jika dikumpulkan dan diterbitkan.

b) Manfaat bagi peserta didik.

1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik


2. Kesempatan untuk belajar secara lebih mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3. Menadapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.

2.6 Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar


Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar
atau materi pembelajaran, yaitu:
1.

Prinsip relevansi
Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau
ada kaitannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta,
maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.

2.

Prinsip konsistensi
Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi
empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah
pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.

3.

Prinsip kecukupan
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika
terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.

2.7 Langkah-langkah dalam Pemilihan Bahan Ajar


Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus
dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar

menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis


besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi:
1.

Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan


kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar.
Sebelum

menentukan

materi

pembelajaran

terlebih

dahulu

perlu

diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus


dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbedabeda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan
prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama
objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian,
definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium,
paradigma, teorema. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan
sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan
telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik. Materi pembelajaran aspek afektif
meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.

2.

Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar sesuai dengan standar kompetensi


dan kompetensi dasar.
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta,
konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi.
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi
pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi
tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk

keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan


strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang
berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah
dengan menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics),
sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah demonstrasi.
3.

Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi

4.

Memilih sumber bahan ajar.


Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan
sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari
berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media
audiovisual, dsb.

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran


yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
Dengan

menerapkan

bahan

ajar

yang

telah

dikembangkan

tersebut,

diharapkan menjadi alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi


pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih baik dan
bervariasi yang pada akhirnya hasil belajar siswa juga ikut meningkat. maka dalam
makalah ini penulis akan membahas tentang bahan ajar yang merupakan bagian
dari hasil perencanaan seorang guru sebelum mengajar di kelas.

3.2 Saran

Guru sebagai pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang apa


dan

bagaimana

yang

ingin

dikembangkan

sesuai

standar

kompetensi

dan

kompetensi dasar atau tujuan yang telah ditentukan sehingga hasil bahan ajar yang
dikembangkan guru dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Diposkan oleh Nur Hidayati di

Anda mungkin juga menyukai