Anda di halaman 1dari 25

METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA MANDARIN

Analisa Kesesuaian Metode Pengajaran Bahasa Suggestopedia, Natural


Method, Communicative Method, dan Metode Ceramah dengan Keterampilan
Bahasa Mandarin Terpadu dan Lintas Budaya

Dosen Pengampu :
Vanya Zelia, S. S., M.Pd. dan
Rizky Wardhani, S. S., M. Pd., M. TCSOL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dan menjadi pengganti UAS
mata kuliah Metodologi Pengajaran Bahasa Mandarin.

Disusun Oleh :
Raditha Rizky Damayanti (1213618020)

Pendidikan Bahasa Mandarin


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisa Kesesuaian
Metode Pengajaran Bahasa Suggestopedia, Natural Method, Communicative Method, dan
Metode Ceramah dengan Keterampilan Bahasa Mandarin Terpadu dan Lintas Budaya”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir dan sebagai pengganti Ujian Akhir Semester
untuk mata kuliah Metodologi Pengajaran Bahasa Mandarin.
Selanjutnya dengan rendah hati penulis meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat direvisi kembali. Karena penulis sangat menyadari
bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian hingga
rampungnya makalah ini. Demikianlah yang dapat penulis ucapkan, penulis berharap agar
makalah ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Jakarta, 15 Juli 2020

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang ……………………………………………………………......... 1
1. 2 Perumusan Masalah ……………………………………………………………... 2
1. 3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ……………………………………………………………………... 3
2. 1. 1 Metode Suggestopedia ……………………………………………..… 3
2. 1. 2 Metode Alamiah …………………………………………………….... 6
2. 1. 3 Metode Komunikatif ……………………………………………….… 7
2. 1. 4 Metode Ceramah ……………………………………………………... 9
2. 1. 5 Teori Pembelajaran Bahasa Mandarin Terpadu …………………….. 10
2. 1. 6 Teori Pembelajaran Bahasa Mandarin Lintas Budaya ……………… 10
BAB III : PEMBAHASAN
3. 1 Kesesuaian Metode dengan Keterampilan Bahasa …………………………….. 12
3. 2 Proses Pembelajaran pada Video Pembelajaran ……………………………….. 14
BAB IV : PENUTUP
4. 1 Kesimpulan …………………………………………………………………….. 18
4. 2 Saran …………………………………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Setiap pengajaran pengajar menggunakan berbagai macam metode yang sesuai
untuk mengajarkan materi pelajaran tersebut. Ketika sedang mengajar suatu mata
pelajaran, pengajar menggunakan suatu metode pengajaran. Dalam metode
pengajaran bahasa asing sendiri, telah ada cukup banyak jenis metode pengajaran
yang dikemukan oleh para ahli, seperti yang dikemukan oleh Mackey, Richard dan
Rodgers, serta Savignon.
Di zaman yang semakin maju ini, mempelajari bahasa asing menjadi sebuah
keharusan. Bahasa asing dalam pembelajaran bahasa adalah bahasa yang dipelajarai
oleh seorang siswa di samping bahasa siswa itu sendiri (Parera, 1993:16).
Pembelajaran bahasa asing sebaiknya dilakukan dengan mencakup empat aspek
keterampilan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Parera
(1996 : 156) menjelaskan lebih lanjut bahwa hakikat pembelajaran bahasa asing
adalah berkomunikasi. Oleh karena itu pembelajaran bahasa diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik secara lisan
maupun tertulis. Keempat aspek keterampilan bahasa sebaiknya mendapatkan porsi
yang seimbang dan dilaksanakan secara terpadu.
Sekarang ini, banyak orang yang tertarik mempelajari bahasa Mandarin karena
Cina yang mulai berpengaruh dalam pasar ekonomi dunia. Teori pembelajaran
terpadu merupakan teori yang diterapkan secara menyeluruh sehingga siswa dapat
menguasai seluruh keterampilan berbahasa Mandarin. Teori ini memiliki tujuan untuk
memberikan wawasan dan keterampilan yang luas dari bahasa yang dipelajari.
Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin di Universitas Negeri Jakarta
memiliki mata kuliah Metodologi Pengajaran Bahasa Mandarin yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan serta wawasan tentang metode pengajaran bahasa secara
umum dan khusus, melatih siswa menerapkan metode-metode tersebut dalam
mengajarkan bahasa Mandarin dalam bentuk simulasi mengajar, dan menulis tugas
akhir berupa makalah hasil analisa yang membahas kesesuaian metode pengajaran
yang digunakan dengan keterampilan yang disampaikan.

1
Dalam makalah ini, penulis akan membahas dan menganalisa metode
pengajaran yang dilakukan oleh Assyifa Mentari Putri dalam video pembelajaran
Bahasa Mandarin terpadu dan lintas budaya dengan metode yang digunakan yaitu
metode suggestopedia, natural method, communicative method, dan metode ceramah.

1. 2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana kesesuaian metode pengajaran suggestopedia, natural method,
communicative method, dan metode ceramah dengan keterampilan bahasa
Mandarin terpadu dan lintas budaya?
2. Bagaimana proses pembelajaran keterampilan bahasa Mandarin terpadu dan lintas
budaya dengan menggunakan metode suggestopedia, natural method,
communicative method, dan metode ceramah?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui kesesuaian metode pengajaran Suggestopedia, natural method,
communicative method, dan metode ceramah dengan keterampilan bahasa
Mandarin terpadu dan lintas budaya.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran keterampilan bahasa Mandarin
terpadu dan lintas budaya dengan menggunakan metode suggestopedia, natural
method, communicative method, dan metode ceramah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Kajian Teori
2.1.1 Metode Suggestopedia
Georgi Losanov, seorang ahli psikiatri dan pendidikan dari Bulgaria adalah
orang yang mencetuskan metode suggestopedia dalam proses pembelajaran,
karena beliau percaya bahwa dalam proses pengajaran ada kendala psikologi.
Dasar pikiran inilah yang dijadikan landasan teoretis oleh pencetus metode
suggestopedia untuk diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa. (Arifin dan
Haryono, 2016:103)
Suggestopedia merupakan aplikasi sugesti dalam pedagogi yang dengan
perasaan siswa mengalami kegagalan dapat dihilangkan. Dalam model
pengajaran suggestopedia, kendala psikologi siswa dapat diatasi (Brown,
2001:28).

2. 1. 1. 1 Prinsip Pembelajaran Suggestopedia


Menurut Lozanov, di samping faktor sugesti yang merupakan
prinsip dasar pendekatan suggestopedia, metode ini didasarkan pada
asumsi dasar tentang pembelajaran, yaitu belajar melibatkan fungsi-
fungsi sadar dan bawah sadar manusia, dan siswa yang tersugesti akan
mampu belajar lebih cepat dibandingkan rata-rata siswa (dalam Arifin
dan Haryono, 2016). Dikarenakan asumsi-asumsi dan hambatan-
hambatan di atas, suggestopedia mencoba menghindari norma-norma
umum, seperti; belajar itu sulit, dan kendala-kendala yang lainnya,
seperti; siswa harus selalu tidak boleh membuat kesalahan, agar tidak
terjadi ketegangan-ketegangan dalam diri siswa. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pengajar dianjurkan menimba semua potensi
terpendam dalam diri siswa. Menurut G. Lozanov (dalam Nababan,
1993: 59), pengajaran bahasa tidak akan berhasil jika tidak memenuhi
kriteria berikut, prinsip-prinsip tersebut yaitu:
a. Penekanan yang kuat pada perasaan menikmati dan menganggap
belajar itu sangat mudah

3
b. Interaksi yang mesra dan hangat antar siswa yang memberi kesan
mendalam di hati mereka.
2. 1. 1. 2 Prosedur dan Teknik Metode Suggestopedia
Richards and Rodgers (2001: 100-101) menjelaskan bahwa kelas
pembelajaran bahasa asing yang menggunakan metode suggestopedia
mempunyai tiga kegiatan utama yang fokusnya berbeda-beda, yaitu:
1. Bagian tinjauan lisan
Bagian ini (sesudah hari pertama, tentunya) dipakai untuk
mengulang bahan pelajaran hari sebelumnya. Bahan-bahan yang
dipelajari sebelumnya dipakai sebagai dasar untuk diskusi oleh
pengajar dan dua belas siswa di kelas itu.
2. Penyajian bahan baru dan didiskusikan
Bahan baru disajikan dalam konteks melalui dialog-dialog panjang
yang diperkenalkan atau dilanjutkan dalam dua fase "konser". Dialog
dialog tersebut (10 di antaranya dipakai pada pelajaran pertama)
menggambarkan situasi-situasi pemakaian bahasa khas dalam budava
sasaran. Dialog-dialog itu disusun sedemikian rupa sehingga
mempunyai kesinambungan dalam alur dan hubungan dalam plot dan
konteks di seluruh pelajaran.
3. Semedi rileksasi
Yang betul-betul unik dalam metode ini adalah bagian ketiga yang
dinamakan semedi rileksasi. Yaitu para siswa duduk dengan santai
seperti sedang melakukan yoga. Kegiatan semedi terdiri dari dua
macam, yang aktif dan yang pasif, dan kegiatan ini berlangsung sekitar
satu jam.

Richards dan Rodgers (2001: 100-101) menjelaskan lebih lanjut


bahwa kegiatan pengajaran bahasa dengan suggestopedia terdiri atas
tiga tahap, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Diadakan tinjauan kembali atau mengulang bahan pelajaran hari
sebelumnya. Ini dilakukan dalam bentuk percakapan, permainan,
sketsa, cerita lucu, dan akting. Bila siswa membuat kesalahan, ia
dibetulkan tetapi dengan nada yang mendorong ke arah positif.
Pada bagian ini, praktik yang mekanistik harus dihindari.

4
2) Bahan baru disajikan dalam konteks melalui dialog-dialog panjang
dan caranya tidak jauh berbeda dengan cara yang tradisional: bahan
disajikan dan diperagakan, diikuti dengan keterangan kata-kata
baru dan tata bahasa. Dialog yang dipergunakan sebagai bahan
pelajaran harus relevan, riil, menarik, dan dipergunakan sesuai
dengan isinya.
3) Bagian yang disebut séance. Séance adalah pertemuan perkuliahan
yang tujuannya ialah untuk reinforcement bahan baru pada taraf
bawah sadar. Pada tatap muka ini siswa duduk-duduk dan
menyantaikan diri mereka dengan postur duduk yang dinamakan
Savasana. Kegiatan séance terdiri dari dua macam, yang aktif dan
yang pasif, dan kegiatan ini berlangsung selama satu jam.
2. 1.1. 4 Kelebihan dan Kelemahan Metode Suggestopedia
Adapun kelebihan dan kelemahan metode suggestopedia
menurut Fauziya dan Saeruloh (2018 : 71-72) adalah sebagai berikut.
1. Kelebihan
Kelebihan yang dimiliki metode ini adalah:
a) Metode ini bisa menumbuhkan kesenangan dalam diri siswa,
dengan tokoh khayalan yang diperankan siswa, dengan gaya
non-evaluatif pengajar dan dengan materi ajar yang menarik,
termasuk penggunaan lagu klasik.
b) Kesinambungan dan panjangnya dialog-dialog yang digunakan
efektif membekali siswa dengan dunia khayalan di mana dia
dapat berimprovisasi di dalamnya.
c) Jumlah siswa yang maksimum 12 orang melahirkan perasaan
kerja sama yang kuat antara mereka sendiri karena mereka
saling tolong- menolong dalam menyerap semua pelajaran yang
diterima.
d) Suasana kelas yang santai seakan-akan siswa tidak berada
dalam kelas.
2. Kelemahan
Sementara kelemahan-kelemahan metode suggestopedia, antara
lain:

5
a) Hanya dapat digunakan bagi kelompok kecil, dengan jumlah
siswa maksimum 12 orang.
b) Dengan sejumlah sarana dan prasarana yang lengkap, sudah
tentu sangat mahal biaya penyelenggaraannya.
c) Meskipun unik, tetapi penyajian materi yang sebagian besar
berdasarkan tata bahasa struktural memberi kesan bahwa
metode ini tidak jauh berbeda dengan metode-metode yang
lain.
d) Teknik mendengarkan rekaman pada waktu tidur atau sleep-
learning belum terbukti dapat menambah keterampilan para
siswa dengan lebih cepat. Ada kemungkinan timbul kelelahan
(fatigue) dalam jiwa siswa karena tidak dapat beristirahat
dengan tenang.

2. 1. 2 Metode Alamiah (Natural Method)


Metode Alamiah (Natural Method) mengembangkan pikiran bahwa cara-
cara pemerolehan bahasa ibu pada anak merupakan cara yang sangat ideal bagi
pembelajaran bahasa asing. Dalam pelaksanannya, pembelajaran diakukan
dengan metode langsung (direct method), yaitu pengajar menyajikan materi
pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikit pun, kecuali
di waktu-waktu tertentu. Dalam metode ini pun siswa difokuskan untuk mampu
mengungkapkan bahasa dengan makna yang jelas walaupun tata bahasa yang
digunakan tidak terlalu akurat (Muneo, yang dikutip dalam Sudjianto, 2010).

2. 1. 2. 1 Ciri-Ciri Metode Alami


Ciri-ciri metode alami menurut Izzan (2011 : 89)
1) Pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak atau
mendengarkan kemudian percakapan, membaca, menulis, dan
terakhir tata bahasa.
2) Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang
sederhana yang telah diketahui siswa, kemudian mempraktekkan
benda-benda.
3) Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu
sangat diperlukan.

6
4) Karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap
snagat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran tata bahasa
kurang diperhatikan.
2. 1. 2. 2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Alami
1. Kelebihan
Berikut adalah kelebihan dari metode alami (Fachrurrazi, 2000:88-
90).
a) Setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana lingkungan
sesungguhnya untuk aktif mendengarkan dan menggunakan
percakapan dalam bahasa asing.
b) Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing
sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatikal diajarkan
sewaktu-waktu saja.
c) Pengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap siswa, karena
setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks
(hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa.
2. Kelemahan
Kelemahan metode alami antara lain sebagai berikut (Oensyar dan
Hifni, 2015 : 78).
a) Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal
dasar bahasa asing terutama pada tingkat-tingkat pemula.
b) Siswa dan pengajar bersikap tradisional mengutamakan
gramatika lebih dahulu daripada membaca dan percakapan,
sesuatu hal yang salah secara ilmiah dan amat perlu diubah.
c) Kurangnya macam-macam media/alat peraga yang diperlukan
dalam pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah.
d) Pengajar yang kurang memiliki kemampuan dan pengalaman
praktis dalam berbahasa asing merupakan faktor sulitnya
diterapkan dan berhasil dengan baik metode ini.

2. 1. 3 Metode Komunikatif (Communicative Method)


Metode Komunikatif merupakan modifikasi dari metode Grammar-
Translation yang menekan unsur penjelasan dan pemahaman secara
komunikatif. Metode komunikatif didasarkan atas asumsi bahwa setiap manusia

7
memiliki kemampuan bawaan yang disebut dengan “alat pemerolehan bahasa”.
Oleh karena itu itu kemmapuan bahasa bersifat kreatif dan lebih ditentukan oleh
faktor internal, sehingga relevansi dan efektivitas kegiatan pembiasaan dengan
metode latihan dipersoalkan (Fuad, 2009 : 67).

2. 1. 3. 1 Langkah-langkah Penyajian Metode Komunikatif


Salah satu prosedur proses belajar mengajar dalam metode
komunikatif yang digambarkan oleh Finochiaro dan Brumfit dalam
Nur Edi (2011 : 7) adalah sebagai berikut.
1) Dialog pendek disajikan dengan didahului penjelasan tentang
fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog itu dan situasi di mana dialog
itu mungkin terjadi.
2) Latihan mengucapkan kalimat-kalimat pokok secara perorangan,
kelompok atau klasikal.
3) Pertanyaan diajukan tentang isi dan situasi dalam dialog itu,
dilanjutkan pertanyaan serupa tetapi langsung mengenai situasi
masing-masing siswa.
4) Siswa membahas ungkapan-ungkapan komunikatif dalam dialog.
5) Siswa diharapkan menarik sendiri kesimpulan tentang aturan tata
bahasa yang termuat dalam dialog. Pengajar memfasilitasi dan
meluruskan apabila terjadi kesalahan dan penyimpulan.
6) Siswa melakukan kegiatan menafsirkan dan menyatakan suatu
maksud dari latihan komunikasi yang lebih bebas dan tidak
sepenuhnya berstruktur.
7) Pengajar melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari
penampilan siswa dalam kegiatan komunikasi bebas.
2. 1. 3. 2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Komunikatif
Keunggulan serta kelemahan metode komunikatif menurut Effendi
yang dikutip dalam Khodijah dan Astuti (2017:148) adalah sebagai
berikut.
1. Keunggulan
a) Siswa termotivasi dalam belajar karena pada hari pertama
pelajaran, langsung dapat berkomunikasi dengan bahasa sasaran.

8
b) Siswa lancar berkomunikasi, dalam arti menguasai kompetensi
gramatikal, sosiolinguistik, wacana, dan strategis.
c) Suasana kelas hidup dengan aktivitas komunikasi antar siswa
dengan berbagai model interaksi dan tingkat kebebasan yang
cukup tinggi, sehingga tidak membosankan.
2. Kelemahan
a) Memerlukan pengajar yang menguasai keterampilan komunikasi
secara memadai dalam bahasa sasaran.
b) Kemampuan membaca tidak mendaptkan porsi yang cukup.
c) Loncatan langsung ke aktivitas komunikatif bisa menyulitkan
siswa dalam tingkat permulaan.

2. 1. 4 Metode Ceramah (Lecture Method)


Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin yang dikutip dalam Fauzi
(2016:2) adalah ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree,
lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar
sebagai akibat dari pengajar menyampaikan pelajaran dengan membaca dari
buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.

2. 1. 4. 1 Penggunaan Metode Ceramah


Metode ceramah dapat digunakan dalam kondisi sebagai berikut
(Arifin dan Haryono, 2016 : 68-69).
1) Pengajar ingin mengajarkan topik baru, berceramah untuk
mengantarkan gambaran umum tentang topik tersebut.
2) Tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa sehingga siswa
dituntut kreativitasnya untuk membuat catatan-catatan penting
dari bahan pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
3) Pengajar menghadapi jumlah siswa yang cukup banyak
sehingga tidak emmungkinkan untuk memerhatikan siswa
secara individual,
4) Pengajar ingin membangkitkan semangat belajar pada siswa,
5) Proses belajar memerlukan penjelasan secara lisan.
2. 1. 4. 2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah

9
Kelebihan dan kekurangan metode ceramah (Arifin dan
Haryono, 2016: 69) adalah sebagai berikut.
1. Kelebihan
a) Pengajar mudah menguasai kelas,
b) mudah dilaksanakan,
c) dapat diikuti siswa dalam jumlah besar, dan
d) pengajaran mudah menerangkan bahan pengajaran jumlah
besar.
2. Kekurangan
a) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-
kata),
b) siswa yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar
menerimanya,
c) apabila terlalu lama akan membosankan,
d) sukar mengontrol seberapa jauh pemerolehan belajar siswa, dan
e) menyebabkan siswa pasif.

2. 1. 5 Teori Pembelajaran Bahasa Mandarin Terpadu


Mata pelajaran komprehensif merupakan mata pelajaran yang mencakup
seluruh aspek keterampilan bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca,
menulis, tata bahasa, dan pengetahuan budaya. Mata pelajaran komprehensif ini
bertujuan untuk memberikan wawasan dan keterampilan yang luas dari bahasa
yang sedang dipelajari. Dengan konsep ini, dalam jangka panjang, target
penguasaan kemahirwacanaan itu bisa tercapai (Hanna, 2014:58).
Dalam praktiknya, mata pelajaran komprehensif ini mempunyai empat
kegiatan yang dapat digunakan oleh pengajar, yaitu meninjau kembali materi
sebelumnya, mengajarkan materi baru, meringkas hasil pembelajaran materi
yang telah disampaikan, dan memberikan tugas kepada siswa. Kegiatan-
kegiatan ini dapat diterapkan di dalam kelas agar siswa dapat menguasai
keseluruhan materi yang diajarkan.

2. 1. 6 Teori Pembelajaran Bahasa Mandarin Lintas Budaya


Bahasa dan budaya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Mempelajari suatu bahasa tidak hanya mengenal struktur tata bahasanya tetapi

10
juga harus mengenal budaya. Memahami budaya dan bahasa itu sendiri
diperlukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam penggunaannya di masyarakat.
Dalam mempelajari bahasa asing selain harus memahami budaya
bahasa sasaran, juga harus mempertimbangkan aspek sosial budaya bahasa
asing tersebut. Pada pembelajaran bahasa Mandarin, selain memahami tulisan
dan penggunaan tata bahasa pasti ada pengenalan budaya sebelum memulai
mempelajari bahasanya.
Sutami (2007:332) menjelaskan tujuan khusus pengajaran bahasa
Mandarin pada tahap lanjut adalah mempelajari ilmu pengetahuan dari negara
tersebut seperti sejarah, politik, seni, obat-obatan, pengobatan tradisional
akupuntur, dan sebagainya. Akan tetapi, tujuan dalam hubungan antarbangsa
adalah memahami kebudayaan, adat istiadat, dan kebiasaan orang Cina melalui
bahasanya.

11
BAB III
PEMBAHASAN
Analisa Video Pembelajaran

3. 1 Kesesuaian Metode dengan Keterampilan Bahasa


Berikut ini adalah hasil analisa penulis mengenai kesesuaian metode yang
digunakan oleh pengajar dengan keterampilan bahasa mandarin terpadu.

3. 1. 1 Metode Suggestopedia
Dalam video pembelajaran yang dibuat oleh pengajar, terlihat tidak
adanya metode suggetopedia yang digunakan, baik dari pemberian motivasi
kepada siswa untuk belajar, video-video yang menarik perhatian siswa, atau
pun musik. Video berisi dialog yang disajikan agak panjang, sesuai dengan
kegiatan pengajaran bahasa metode suggestopedia yang dikemukakan oleh
Richard dan Rodgers, akan tetapi dialog tersebut kurang dibahas oleh
pengajar, karena tidak dibahasnya terjemahan dari dialog, dialog terjadi di
situasi seperti apa, sehingga siswa tidak bisa menjelajah isi dari dialog tersebut
lebih jauh dan bebas. Selain itu, tidak adanya pembahasan ulang mengenai
pelajaran sebelumnya juga sangat memengaruhi pembelajaran. Pembahasan
ulang pelajaran sebelumnya dapat membantu siswa untuk memasuki pelajaran
lebih cepat dan tidak berada di ambang antara memahami materi atau tidak,
seperti yang dijelaskan oleh Richard dan Rodgers.

3. 1. 2 Metode Alamiah
Sama seperti metode suggestopedia, metode alamiah tidak terlihat
dalam video pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar, hanya terlihat pada
bagian awal saja, tetapi tidak dikembangkan lebih lanjut. Bagian awal metode
alamiah adalah poin yang disebutkan oleh Izzan, yaitu pelajaran mula-mula
diberikan melalui menyimak atau mendengarkan kemudian percakapan,
membaca, menulis, dan terakhir tata bahasa. Teknik yang digunakan dalam
metode ini adalah menyimak dengan mendengar kosakata yang dibacakan
oleh pengajar, dilanjutkan dengan siswa yang mengikuti membaca kosakata,

12
dan tata bahasa dengan pengajar menjelaskan poin-poin tata bahasa, tidak ada
bagian menulis. Perlu diketahui, keterampilan bahasa yang diajarkan adalah
keterampilan bahasa Mandarin terpadu. Selain itu, ada ton yang tidak tepat
diucapkan untuk beberapa kata, seperti kata 哥 哥 , 医 院 , dan 姐 姐 .
Sedangkan dalam metode alamiah, pengajar harus bisa berbicara
menggunakan bahasa sasaran dengan tepat.

3. 1. 3 Metode Komunikatif
Metode Komunikatif yang digunakan oleh pengajar sangatlah baik,
terutama dalam penjelasan tata bahasa. Pengajar pertama-tama menjelaskan
tentang materi yang akan dibahas dan memberikan latihan membuat dialog
menggunakan kalimat dan kata yang telah dipelajari. Setelah itu, pengajar
melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari penampilan siswa dalam
kegiatan membuat dialog tersebut, sesuai dengan langkah-langkah pengajaran
metode komunikatif. Akan tetapi, partisipasi siswa kurang terlihat jelas karena
minimnya proses tanya jawab yang dilakukan, sehingga tidak diketahui
bagaimana proses penafsiran siswa terhadap pelajaran yang diberikan.

3. 1. 4 Metode Ceramah
Menurut penulis, sebenarnya metode ceramah ini tidak harus
dimasukkan dalam rencana pengajaran dan digunakan oleh pengajar, karena
penjelasan menggunakan metode komunikatif juga sudah cukup memenuhi.
Selain itu, perlu dilihat juga kondisi penggunaan metode ceramah ini. Salah
satu kondisinya adalah tidak adanya sumber bahan pelajaran sehingga siswa
harus kreatif mencatat penjelasan pengajar, sedangkan dalam video
pembelajaran, pengajar memiliki sumber bahan pelajaran, yaitu buku, serta
menggunakan media video untuk dialog. Bahan pelajaran yang diterangkan
sesungguhnya juga tidak terlalu besar, sehingga penulis dapat berpendapat
bahwa pengajar tidak harus menggunakan metode ceramah.

3. 1. 5 Kesesuaian dengan Keterampilan Bahasa Mandarin Terpadu dan Lintas


Budaya

13
Dalam video pembelajaran yang dibuat oleh pengajar, keterampilan
bahasa Mandarin yang terlihat paling jelas dilakukan adalah keterampilan
menyimak, percakapan, dan membaca. Tidak terdapat keterampilan menulis,
walalupun pengajar memberikan tugas menulis untuk siswa, tapi tidak ada
pengajaran yang berkaitan dengan menulis, seperti membahas radikal dalam
kosakata, ataupun cara menulis aksara Han (Hanzi) yang terdapat dalam
kosakata dan pembahasan tata bahasa. Selain itu, keterampilan percakapan
juga kurang karena tidak adanya partisipasi siswa, hanya dari membaca
kosakata mengikuti pengajar dan siswa membuat dialog mengenai materi
terkait sebagai latihan yang akan ditampilkan di depan kelas. Dialog yang
dibuat siswa sebagai latihan juga tidak ditampilkan atau pun dibacakan oleh
pengajar, sehingga sulit untuk mengetahui sebenarnya sampai mana
pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
Teori lintas budaya juga tidak terlihat, karena tidak membahas
bagaimana orang Cina menyebutkan alamat rumah mereka dan kebiasaan
yang lain. Penyebutan alamat di Indonesia dengan di Cina tentu berbeda. Di
Cina penyebutan alamat dimulai dari yang terbesar, seperti negara dan
provinsi, sedangkan di Indonesia penyebutan alamat dimulai dari yang
terkecil, yaitu nama jalan. Pengajar bisa membahas tentang ini sebagai teori
lintas budaya.

3. 2 Proses Pembelajaran pada Video Pembelajaran


3. 2. 1 Poin-Poin Penilaian Kegiatan Simulasi
1) Kemampuan Membuka Perkuliahan
a. Menarik perhatian siswa
b. Memberi acuan bahan ajar yang akan disajikan
2) Sikap dalam Pembelajaran
a. Kejelasan suara, volume
b. Antusiasme penampilan mimik
c. Mobilitas posisi tempat
3) Penguasaan Bahan Ajar
a. Bahan ajar yang disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang
direncanakan

14
b. Kejelasan dalam menerangkan materi
c. Kejelasan dalam menerangkan contoh
d. Mencerminkan keluasan wawasan
4) Proses Pembelajaran
a. Kesesuaian penggunaan strategi/metode pokok bahasan
b. Penyajian bahan ajar relevan dengan teknik pembelajaran
c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon
d. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu
5) Menggunakan Media
a. Ketepatan saat penggunaan
b. Keterampilan dalam mengoperasionalkan
c. Membantu keefektifan proses pembelajaran
6) Kemampuan Menutup Perkuliahan
a. Meninjau kembali
b. Memberikan kesempatan bertanya
c. Memberikan tugas rumah
d. Menginformasikan bahan berikutnya

3. 2. 2 Hasil Pengamatan
Kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh Assyifa Mentari Putri dalam
video pembelajaran Bahasa Mandarin terpadu dengan topik “ 你 家 住 在 哪
儿?” sudah cukup baik. Berikut adalah hasil pengamatan penulis tentang
pengajar terkait poin-poin penilaian simulasi.
1) Kemampuan Membuka Perkuliahan
Pembelajaran dibuka dengan menyapa para siswa dan langsung
memasuki pelajaran dengan sedikit menanyakan tentang materi
yang akan dibahas hari itu. Kekurangan pada poin ini adalah tidak
membahas ulang mengenai pelajaran sebelumnya, sehingga akan
sulit mengevaluasi apakah para siswa telah memahami sepenuhnya
materi yang lalu. Selain itu, pengajar tidak mengecek daftar hadir
siswa, yang sebenarnya sangat diperlukan untuk memastikan
jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran.
2) Sikap dalam Pembelajaran

15
Sikap pengajar dalam pembelajaran sangat baik, terlihat
antusiasme pengajar saat sedang memberikan pengajaran. Suara
dan volume pun terdengar jelas, walaupun ada sedikit gangguan
suara tapi tidak mempengaruhi jalannya pengajaran. Akan tetapi,
mobilitas tempat pengajar kurang karena pengajar hanya duduk
diam. Posisi laptop juga menutupi sebagian tubuh pengajar,
sehingga gerak tubuh yang dilakukan pengajar tidak terlihat jelas.
3) Penguasaan Bahan Ajar
Penguasaan bahan ajar sudah cukup baik, sesuai dengan yang
disebutkan dalam rencana pengajaran. Meskipun begitu, ada
beberapa penjelasan mengenai tata bahasa yang kurang jelas dan
membingungkan. Contohnya saat menjelaskan poin “ 在 ” ,
dijelaskan bahwa 在 sebagai klausa dan jika menjadi kata
keterangan akan ditempatkan di depan kata kerja. Penjelasan ini
membingungkan karena pengajar menyebut 在 sebagai klausa.
Selain itu, contoh yang diberikan juga kurang bervariasi.
4) Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran berjalan dengan baik, akan tetapi dari
hasil pengamatan penulis, pengajar menekankan hanya
keterampilan percakapan dan menyimak dalam video pembelajaran
miliknya. Sedangkan keterampilan bahasa yang diajarkan adalah
komprehensif (terpadu), yaitu meliputi semua keterampilan bahasa.
Materi yang diajarkan juga tidak fokus sepenuhnya. Topik yang
diambil adalah “ 你 家 住 在 哪 儿 ? ” , yang berarti menanyakan
tempat tinggal. Topik ini sesuai untuk siswa yang baru belajar
Bahasa Mandarin, yaitu kelas 10 SMA sebagaimana yang ditulis
dalam rencana pengajaran. Akan tetapi, dalam video pembelajaran
juga membahas tentang keluarga dan pekerjaan anggota keluarga,
yang merupakan topik berbeda. Berdasarkan kurikulum, materi
mengenai keluarga seharusnya diajarkan di kelas 11 SMA karena
kalimat yang digunakan juga semakin kompleks. Selain itu,
penjelasan yang agak panjang membuat siswa tidak memiliki

16
kesempatan untuk bertanya, sehingga pemanfaatan waktu juga
kurang baik.
5) Menggunakan Media
Penggunaan media untuk mengajar sangatlah baik karena
bervariasi, yaitu menggunakan sumber dari buku dan juga video,
serta power point untuk bagian kosa kata. Penggunaan media yang
bervariasi sangatlah membantu kefektifan proses pembelajaran.
6) Kemampuan Menutup Perkuliahan
Dalam bagian ini, tidak ada penjelasan ulang singkat yang dapat
membantu siswa untuk memahami materi lebih jelas. Pengajar
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, tetaapi jawaban
yang diberikan seharusnya bisa dijawab lebih jelas. Seperti
penjelasan untuk 多少, mungkin bisa dikatakan bahwa kata tanya
tersebut digunakan untuk jawaban jumlah yang lebih dari sepuluh.
Tugas rumah yang diberikan agak rumit karena juga harus menulis
tentang anggota keluarga serta profesi anggota keluarga mereka.
Tugas yang diberikan yang berkaitan dengan topik alamat adalah
perkenalan diri. Siswa dapat menulis perkenalan diri singkat teman
sekelas yang berisi nama, alamat, dan sekolah. Seperti yang telah
penulis sampaikan di poin proses pembelajaran, materi anggota
keluarga adalah materi yang diajarkan pada tingkat kedua SMA,
sesuai dengan yang ada dalam kurikulum.

17
BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori yang dimengerti penulis, penulis menyimpulkan
bahwa metode suggestopedia, metode alami, dan metode komunikatif sangatlah
sesuai dalam pembelajaran keterampilan bahasa Mandarin terpadu dan lintas budaya.
Metode ceramah juga dapat digunakan dalam pengajaran keterampilan bahasa ini,
dengan catatan kondisi penggunaan metode ceramah juga sesuai. Sebab, penggunaan
metode suggestopedia, metode alami, dan metode komunikatif dapat mendorong
siswa lebih aktif belajar dan tertarik terhadap bahasa asing, yaitu bahasa mandarin,
terutama untuk sasaran siswa SMA yang baru belajar bahasa Mandarin. Penggunaan
metode-metode tersebut juga membuat siswa dapat menyimpulkan pelajaran yang
mereka dapatkan dan dapat mengembangkannya secara mandiri.
Dalam video pembelajaran, metode komunikatif adalah yang paling menonjol
digunakan. Penjelasan-penjelasan menggunakan metode komunikatif membuat
pelajaran lebih menarik ditambah dengan media pembelajaran video untuk dialog.
Selain itu, pembuatan dialog yang dilakukan dapat membuat siswa berkreasi
menggunakan kalimat-kalimat serta kata yang baru saja dibahas. Penilain dilakukan
dengan menampilkan dialog yang telah dibuat. Tidak diberitahukan unsur-unsur
penilaian yang dilakukan dan tidak ditunjukkan timbal balik kepada siswa oleh
pengajar mengenai penampilan mereka secara mendetail. Bagian awal metode
alamiah telah terpenuhi, yaitu pelajaran diberikan melalui menyimak atau
mendengarkan kemudian percakapan, membaca, dan terakhir tata bahasa. Akan tetapi,
metode ini tidak dikembangkan lebih lanjut. Penggunaan metode suggestopedia baik
dalam pemberian motivasi belajar siswa, video-video menarik atau pun musik juga
tidak terlihat.
Dalam pengajaran keterampilan bahasa Mandarin terpadu, kurangnya
keterampilan menulis sangat terlihat jelas, menekankan hanya pada keterampilan
percakapan dan menyimak. Teori lintas budaya juga tidak terlihat dalam pengajaran
yang dilakukan oleh pengajar.

18
Pengajaran yang dilakukan dalam video pembelajaran sudah cukup baik.
Sebagian besar pengajaran yang dilakukan oleh pengajar telah sesuai dengan poin-
poin penilaian kegiatan simulasi. Meskipun begitu, pengajar kurang memperhatikan
pon-poin kegiatan simulasi secara menyeluruh, sehingga masih ada beberapa
kekurangan seperti mobilitas pengajar yang kurang dan tidak adanya peninjauan
kembali dengan materi yang baru saja diajarkan. Pengajar hanya duduk diam
menjelaskan, membuat pengajaran yang dilakukan menjadi agak membosankan.
Penjelasan ulang secara singkat sebenarnya sangatlah penting dalam pengajaran,
karena dapat membantu siswa untuk memahami materi lebih jelas.
Dari penjelasan tersebut, penulisan menyimpulkan bahwa penggunaan metode
suggestopedia, metode alamiah, dan metode komunikatif sesuai dengan keterampilan
bahasa Mandarin terpadu dan lintas budaya, hanya saja praktik penerapan dari
metode-metode tersebut yang dilakukan oleh pengajar seharusnya bisa dikembangkan
lebih baik. Metode ceramah sebagai metode tambahan yang digunakan juga
sesungguhnya sesuai dalam pengajaran yang dilakukan, akan tetapi perlu diperhatikan
lagi apakah kondisi untuk mengggunakan metode ini sesuai atau tidak. Proses
pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar juga sudah cukup baik, akan lebih baik
lagi jika pengajar memperhatikan dengan baik poin-poin penilaian simulasi, karena
poin-poin tersebut dapat menjadi pedoman bagaimana seharusnya kegiatan
pengajaran berjalan.

4. 2 Saran
Untuk metode suggestopedia yang tidak terlihat, pengajar dapat menggunakan
video animasi Cina berbahasa Mandarin mengenai topik atau poin tata bahasa yang
digunakan, agar siswa dapat jauh lebih tertarik dengan pelajaran dan teori lintas
budaya pun dapat terpenuhi. Selain penggunaan video, penerapan metode
suggestopedia bisa dilakukan dengan pengajar memberikan motivasi kepada siswa,
memberitahukan bahwa materi yang diajarkan mudah.
Ada teknik yang bisa dilakukan oleh pengajar untuk memenuhi keterampilan
menulis dalam pengajaran bahasa Mandarin terpadu ini, yaitu pengajar menulis
kosakata di papan tulis, membahas radikal dalam setiap aksara Han (Hanzi) di bagian
kosakata, atau melakukan permainan mencocokkan aksara Han yang dapat menjadi
teknik metode alamiah dan metode suggestopedia juga. Permainan ini dilakukan

19
secara berkelompok, pengajar memberikan beberapa kertas berukuran besar yang
telah dituliskan aksara Han dalam kosakata, dan setiap pengajar menyebutkan sebuah
kosakata, setiap kelompok harus dengan cepat mengangkat kertas bertuliskan aksara
han yang sesuai dengan kosakata yang disebutkan pengajar.
Beberapa cara agar pengajar bisa menunjukkan teori lintas budaya dalam
materi ini yaitu dengan menjelaskan perbedaan mengatakan alamat di Indonesia dan
di Cina. Di Indonesia, penyebutan alamat dimulai dari yang terkecil, yaitu nama jalan,
hingga yang terbesar yatu provinsi atau negara. Sedangkan di Cina, penyebutan
alamat dimulai dari yang terbesar yaitu negara dan yang terkecil yaitu nama gedung
dan nomor rumah. Perlu diketahui pula, kebanyakan rumah di Cina berbentuk
apartemen, tidak seperti Indonesia yang kebanyakan merupakan rumah tanah.
Dalam melakukan kegiatan pengajaran, pengajar sebaiknya lebih
memperhatikan lagi bagaimana proses pembelajaran berjalan. Poin-poin penilaian
simulasi yang diberikan dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan kegiatan
pengajaran.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal, dan Agung Haryono. (Ed.). (2016). Metodologi Pengajaran Bahasa

dan Sastra. Tangerang: PT Pustaka Mandiri

Brown, H. Douglas. (2001). Teaching by Principle: An Interactive Approach to Language

Pendagogy. New York : Longman.

Fachrurrazi, Aziz. (2000). Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta : Bania Publishing.

Fuad, Ahmad. (2009). Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang : Misykat.

Izzan, Ahmad. (2011). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Humaniora

Nababan, Sri Utari Subyakto. (1993). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Oensyar, Kamil Ramma, dan Hifni, Ahmad. (2015). Pengantar Metodologi Pembelajaran

Bahasa Arab. Banjarmasin : IAIN Antasari Press

Parera, Josh Daniel. (1993). Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama

Parera, Josh Daniel. (1996). Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Jakarta :

PT. Gramedia Widia Sarana.

Richards, Jack C. & Rodgers, Theodore S. (2001). Approaches and Methods in Language

Teaching. New York: Cambridge University Press.

Sudjianto. (2010). Metode Pembelajaran Keterampilan Bahasa Jepang. Bekasi : Kesaint

Blanc

Hanna. (2014). Pembelajaran Bahasa Indonesia Mau Dibawa Ke Mana. Bahtera 13(1) : 58.

21
Khodijah, dan Astuti, Mardiah. (2017). Pendekatan Komunikatif Terhadap Keterampilan

Berbicara Siswa Pelajaran Bahasa Inggris di MIN 1 Palembang. Jurnal Ilmiah PGMI,

3(2): 148.

Sutami, Hermina. (2007). Kekhasan Pengajaran Bahasa Mandarin di Indonesia. Wacana,

9(2): 332.

Fauziya, dan Saeruloh, Hasan. (2018). Pengaruh Penggunaan Metode Suggestopedia dalam

Pembelajaran Bahasa Arab pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Jamblang. El-
Ibtikar,

7(1) : 71-72

Fauzi, Alhaviz. (2016). Penerapan Metode Pembelajaran Literasi Media untuk Meningkatkan

Kemampuan Siswa dalam Mengolah Informasi dari Media Televisi di SMP Lab

School UPI Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. (diakses dari

perpustakaan.upi.edu)

Nur Edi, Relit. (2011). Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Arab.

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. (diakses dari

www.neliti.com/id/publicatons/74272/pendekatan-komunikatif-dalam-pembelajaran-
bahasa-arab.)

22

Anda mungkin juga menyukai