Anda di halaman 1dari 11

BAB III

VOKAL BAHASA JEPANG


3.1 Fonem Vokal
Fonem vokal bahasa Jepang dapat dicari dengan menggunakan analisis
pasangan minimal seperti yang sudah dibahas pada Bab II. Adapun analisis pasangan
minimal yang ditemukan dalam fonem vokal bahasa Jepang, sebagai berikut :

Tulisan Kata Struktur Fonemis* Ucapan Fonem Arti


橋 hashi /hasi/ [ha∫i] /a/ jembatan

星 hoshi /hosi/ [ho∫i] /o/ bintang

秋 aki /aki/ [aki] /i/ musim gugur

駅 eki /eki/ [eki] /e/ stasiun

牛 ushi /usi/ [u∫i] /u/ lembu

石 ishi /isi/ [i∫i] /i/ batu

*Struktur fonemis adalah susunan fonem-fonem terutama fonem vokal dan fonem
konsonan yang membentuk ucapan dari suku kata.

Analisis pasangan minimal di atas menurunkan fonem vokal dasar bahasa


Jepang sebanyak lima buah, yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/. Adapun ciri fonetis dari
masing-masing fonem vokal adalah :

Fonem Ciri Fonetis


/a/ = vokal rendah-depan-takbundar
/i/ = vokal tinggi-depan-takbundar
/u/ = vokal tinggi-belakang-takbundar
/e/ = vokal sedang-depan-takbundar
/o/ = vokal sedang-belakang-bundar

Vokal /u/ bahasa Jepang memang pada umumnya adalah vokal takbundar, dimana
mulut tidak dikerucutkan, sehingga akan berucapan [ʉ], misalnya :
Kata ushi dengan fonemis /usi/ akan diucapkan [ʉʃi]
Kata kaku dengan fonemis /kaku/ akan diucapkan [k’ak’ʉ]
Kata haabu dengan fonemis /ha:bu/ akan diucapkan [ha:bʉ]
Namun, ada kalanya juga terdengar sebagai vokal bundar [u], terutama bila berada
dalam lingkungan fonetis vokal bundar /o/, misalnya :

大丈夫 daijoubu /daijo:bu/ [daijo:bu] tidak apa-apa

空港 kuukou /ku:ko:/ [ku:ko:] bandara

航空便 koukuubin /ko:ku:biN/ [ko:ku:biN] pos udara


Nilai fonetis vokal dasar bahasa Jepang bila dibandingkan dengan vokal
kardinal, adalah sebagai berikut :

No. Fonem Vokal Nilai Fonetis Vokal Dasar Bahasa Jepang


1. /i/ bukan vokal nasal, dibandingkan dengan [i] vokal kardinal,
pembentukannya sedikit lebih rendah.
2. /e/ bukan vokal nasal, pembentukannya kira-kira di tengah-tengah
antara [e] dan [ε] dari vokal kardinal.
3. /a/ bukan vokal nasal, bentuk mulut bundar, pembentukannya
kira-kira berposisi di antara [a] dan [ɑ] dari vokal kardinal
tetapi sedikit ke depan mendekati vokal [a].
4. /o/ bukan vokal nasal, bentuk mulut bundar, pembentukannya
kira-kira berposisi di antara [o] dan [ɔ] dari vokal cardinal
tetapi sedikit lebih ke depan dan rendah, serta lidah depan
berposisi sedikit ditinggikan.
5. /u/ bukan vokal nasal, bentuk mulut tidak bundar, pembentukan-
nya kira-kira berposisi di antara [o] dan [u] dari vokal cardinal
tetapi sedikit lebih ke depan, dan lidah depan berposisi sedikit
ditinggikan.

Sebaliknya, nilai fonetis vokal dasar bahasa Indonesia bila dibandingkan


dengan vokal dasar bahasa Jepang, adalah sebagai berikut :

No. Fonem Vokal Nilai Fonetis Vokal Dasar Bahasa Indonesia


1. /i/ bukan vokal nasal, bentuk mulut tidak bundar, secara akustis
kurang lebih sama dengan vokal /i/ bahasa Jepang.
2. /e/ bukan vokal nasal, bentuk mulut tidak bundar, pembukaan
mulut lebih lebar daripada vokal /e/ bahasa Jepang, namun
secara akustis mendekati [ε] vokal kardinal.
3. /a/ bukan vokal nasal, bentuk mulut tidak bundar, secara akustis
kurang lebih sama dengan vokal /a/ bahasa Jepang.
4. /o/ bukan vokal nasal, bentuk mulut bundar, pembukaan mulut
lebih lebar daripada vokal /o/ bahasa Jepang, namun secara
akustis mendekati [ɔ] vokal kardinal.
5. /u/ bukan vokal nasal, bentuk mulut bundar, dan inilah perbedaan
pokok dengan vokal /u/ bahasa Jepang yang pada dasarnya
bukan vokal bundar, namun secara akustis mendekati [u] vokal
kardinal.
6. /ə/ bukan vokal nasal, bentuk mulut tidak bundar, pembukaan
mulut kira-kira di antara [e] dan [ε] vokal kardinal, sehingga
vokal ini tidak ditemukan dalam bahasa Jepang.

Keberadaan fonem vokal /ə/ bahasa Indonesia dapat dilihat dari pasangan
minimal berikut ini :
1. Contoh pasangan minimal dari vokal /ə/ dan /e/ bahasa Indonesia :
Kata Struktur Fonemis Ucapan Arti
sepak /sepak/ [sepak’] tendang dengan telapak kaki
sepak /səpak/ [səpak’] satu bungkus
pentil /pentil/ [pentil] katup angin untuk kendaraan
pentil /pəntil/ [pəntil] kepala benda yang menjendul kecil
memerah /memerah/ [memerah] menjadi warna merah
memerah /məmərah/ [məmərah] memencet susu sapi keluar

2. Contoh pasangan minimal dari vokal /ə/ dan /u/ bahasa Indonesia :

Kata Struktur Fonemis Ucapan Arti


busuk /busuk/ [busuk’] keadaan makanan dll yang telah rusak
besuk /bəsuk/ [bəsuk] menjenguk orang sakit
pusat /pusat/ [pusat] bagian tengah-tengah
pesat /pəsat/ [pəsat] maju sekali
kurang /kuraŋ/ [kuraŋ] tidak cukup
kerang /kəraŋ/ [kəraŋ] hewan laut berkulit yang dimakan

3.2 Vokal Pendek dan Vokal Panjang


3.2.1 Vokal Pendek
Dalam bahasa Jepang, vokal pendek disebut dengan 短母音 (tanbo’in) atau
短 音 (tan’on). Fonem vokal pendek ada lima buah, yaitu : /a/, /i/, /u/, /e/, /o/.
Misalnya:
角 kado /kado/ [kado] pojokan

おじさん ojisan /ozisaN/ [oʤisaN] paman

すり suri /suri/ [suri] tukang copet

エゴ ego /ego/ [ego] ego

一緒 issho /iQsyo/ [i∫∫o] bersama-sama

3.2.2 Vokal Panjang


Dalam bahasa Jepang, vokal panjang disebut dengan 長母音 (choobo’in) atau
長音 (choo’on). Fonem vokal panjang ada lima buah, yaitu : /a:/, /i:/, /u:/, /e:/, /o:/.
Misalnya:
カード kaado /ka:do/ [ka:do] kartu isian

おじいさん ojiisan /ozi:saN/ [oʤi:saN] kakek

数理 suuri /su:ri/ [su:ri] dalil matematika

英語 eigo /e:go/ [e:go] bahasa Inggris

一生 isshoo /iQsyo:/ [i∫∫o:] seumur hidup


3.3 Diftong dan Rentetan Vokal
Perbedaan antara diftong dan rentetan vokal dalam bahasa Jepang dapat dilihat
pada contoh berikut ini :

Tulisan Kata Diftong Rentetan Vokal Arti


はい hai [haî] [hai] ‘ya’

こい koi [koî] [koi] ikan koi

くい kui [kuî] [kui] tonggak

Pada contoh di atas, ada dua versi pengucapan, yaitu diftong dan rentetan
vokal. Misalnya, pengucapan kata hai sebagai diftong, dimana vokal [a] terdengar
bersuara besar-jelas, dan vokal [î] terdengar bersuara kecil karena menempel pada
vokal [a]. Sedangkan, pengucapan kata hai sebagai rentetan vokal, dimana baik vokal
[a] maupun vokal [i] keduanya terdengar besar-jelas.

3.3.1 Diftong (Vokal Rangkap)


Diftong, atau dalam bahasa Jepang disebut 二重母音(nijuu bo’in), adalah
pengucapan yang dilakukan dengan pemakaian energi yang berangsur-angsur
berkurang karena dilakukan untuk satu suku kata bagi dua vokal.

3.3.2 Rentetan Vokal


Rentetan vokal, atau dalam bahasa Jepang disebut 連続母音(renzoku bo’in),
adalah pengucapan yang dilakukan dengan pemakaian energi sama kuat karena
dilakukan untuk dua suku kata bagi dua vokal. Rentetan vokal ada dua macam, yaitu
rentetan vokal sama, dan rentetan vokal taksama.

1. Contoh kata dengan rentetan vokal sama :


いい Ii /i:/ [i:] baik

大きい Ookii /o:ki:/ [o:ki:] besar

美しい Utsukushii /ucukusi:/ [utsuku∫i:] cantik

多い Ooi /o:i/ [o:i] banyak

氷 Koori /ko:ri/ [ko:ri] es

通る Tooru /to:ru/ [to:ru] melewati

2. Contoh kata dengan rentetan vokal taksama :


青い Aoi /aoi/ [aoi] warna biru

会う Au /au/ [au] bertemu

エイ Ei /ei/ [ei] ikan pari

追う Ou /ou/ [ou] mengejar


甥 Oi /oi/ [oi] keponakan laki-laki

3. Contoh kata dengan rentetan vokal yang dihadiri semi vokal sebagai bunyi sisipan :
家 Ie /ie/ [iʸe] rumah

言う Iu /iu/ [iʸu] berkata

上 Ue /ue/ [uʷe] atas

吸う Suu /suu/ [suʷu] menghisap

食う Kuu /kuu/ [kuʷu] melahap

4. Contoh kata dengan rentetan vokal yang dihadiri jeda sebagai bunyi sisipan :
多い Ooi /o:i/ [oʔoi] banyak

大きい Ookii /o:ki:/ [oʔokiʔi] besar

青い Aoi /aoi/ [aʔoi] warna biru

お手洗い Otearai /otearai/ [oteʔarai] WC; toilet

美しい Utsukushii /ucukusi:/ [utsukuʃiʔi] cantik

Selain itu, diftong dan rentetan vokal juga ditemukan dalam bahasa Indonesia.
Contoh diftong dalam bahasa Indonesia dapat dilihat pada pasangan minimal berikut
ini :

Kata Struktur Fonemis Ucapan Arti Fonem


pandai /pandaî/ [pandaî] pintar /aî/
pande /pande/ [pande] nama orang /e/
gulai /gulaî/ [gulaî] nama masakan /aî/
gulai /gulai/ [gulai] beri gula /ai/
halau /halaû/ [halaû] usir /aû/
halo /halo/ [halo] kata pembuka telepon /o/
kilau /kilaû/ [kilaû] memantulkan cahaya /aû/
kilo /kilo/ [kilo] satuan berat /o/

Diftong bahasa Indonesia [aî] banyak menjadi [e], seperti pada kata ‘satai’
menjadi ‘sate’, dan ‘cabai’ menjadi ‘cabe’, tetapi pada pasangan minimal di atas
terlihat jelas eksistensi fonem diftong /aî/ tersebut. Demikian pula dengan diftong [aû]
banyak menjadi [o], seperti pada kata ‘pulau’ menjadi ‘pulo’, dan ‘kerbau’ menjadi
‘kerbo’, tetapi pada pasangan minimal di atas juga terlihat jelas eksistensi fonem
diftong /aû/ tersebut. Fonem diftong bahasa Indonesia juga terlihat kontras pada
contoh pasangan minimal kata ‘gulai’ yang bermakna nama masakan dengan kata
‘gulai’ yang bermakna beri gula.
Sama dengan bahasa Jepang, bahasa Indonesia pun juga ditemukan sejumlah
rentetan vokal yang dihadiri semi vokal maupun jeda.
Kata Struktur Fonemis Ucapan Arti Keterangan
bau /bau/ [bau] tidak enak di rentetan vokal
hidung taksama tanpa
mau /mau/ [mau] ingin; akan bunyi sisipan
kuil /kuil/ [kuʷil] tempat ibadah rentetan vokal
agama Budha taksama
membaui /məmbaui/ [məmbauʸi] mencium dengan bunyi
sesuatu sisipan lemah
dia /dia/ [diʸa] pronomina rentetan vokal
orang ketiga taksama
tunggal dengan bunyi
kue /kue/ [kuʷe] makanan kecil sisipan jelas
uang /uaŋ/ [uʷaŋ] alat pembayaran
saat /saat/ [saʔat] ketika rentetan vokal
maaf /maaf/ [maʔaf] kata sapaan sama dengan
koordinator /koordinator/ [koʔordinator] jeda

3.4 Alofon dan Distribusinya


Alofon vokal bahasa Jepang terdiri dari :

Fonem vokal Jenis alofon Jumlah alofon


/i/ [i],[i] 2
/e/ [e] 1
/a/ [a] 1
/o/ [o],[ɔ] 2
/u/ [u],[ʉ],[ʉ],[ʉ] 4
/i:/ [i:] 1
/e:/ [e:],[ei] 2
/a:/ [a:] 1
/o:/ [o:] 1
/u:/ [u:],[ʉ:],[ʉ:] 3

Keterangan :
 Alofon [i] dan [u] adalah vokal takbersuara.
 Alofon [o] adalah vokal belakang-tinggisedang-bundar, dan alofon [ɔ] adalah
vokal belakang-rendahsedang-bundar. Menurut nilai fonetisnya, alofon [ɔ]
sama dengan vokal /o/ bahasa Indonesia.
 Alofon [u] adalah vokal belakang-tinggi-bundar. Alofon [ʉ] adalah vokal
belakang-tinggi-takbundar. Alofon [u] adalah vokal tengah-tinggi-takbundar.
Alofon [ʉ] adalah vokal tengah-tinggi-takbundar-takbersuara. Alofon [u]
secara fonetis sama dengan vokal /u/ bahasa Indonesia.
 Alofon [ʉ] bahasa Jepang diucapkan dengan mengangkat lidah ke atas
mendekati langit-langit dan menjulurkan lidah depan ke depan mulut sehingga
terbentuk ruang resonansi yang sempit oleh lidah tengah dan palatum dalam
posisi bentuk mulut yang memipih (takbundar). Warna suara vokal [ʉ] berada
di antara [i] dan [ʉ] bahasa Jepang, jauh dari vokal [ə] dan vokal [u] bahasa
Indonesia.
Fonem /i/ bahasa Jepang memiliki dua alofon yaitu [i] dan [i] dalam distribusi
bervariasi bebas. Vokal takbersuara [i] merupakan varian bebas dari [i]. Posisi
bervariasi bebas itu hanya ditemukan di belakang konsonan frikatif takbersuara /s/.
Misalnya pada kata interjeksi “moshimoshi” dengan fonem /mosimosi/ sering
diucapkan menjadi [mo∫imo∫i] yang secara akustis terdengar [mo∫mo∫] karena vokal
[i] takbersuara. Contoh alofon [i] :
木 Ki /ki/ [ki] pohon

実 Mi /mi/ [mi] buah

二 Ni /ni/ [ni] dua

会議 Kaigi /kaigi/ [kaigi] rapat

料理 Ryouri /ryo:ri/ [ryo:ri] masakan

Fonem /e/ hanya memiliki satu alofon [e]. Warna suara alofon ini mendekati
vocal [e] dari vokal kardinal, berarti pembukaan mulut pada dasarnya lebih sempit
daripada vokal /e/ bahasa Indonesia yang lebih dekat pada vokal [ε]. Contoh alofon
[e] :
絵 E /e/ [e] lukisan

毛 Ke /ke/ [ke] bulu

背 Se /se/ [se] tinggi badan

手 Te /te/ [te] tangan

目 Me /me/ [me] mata

Fonem vokal /a/ hanya memiliki satu alofon [a]. Contoh alofon [a] :
傘 Kasa /kasa/ [kasa] paying

田んぼ Tanbo /taNbo/ [tambo] sawah

七つ Nanatsu /nanacu/ [nanatsu] tujuh buah

歯 Ha /ha/ [ha] gigi

馬 Uma /uma/ [uma] kuda

Fonem vokal /o/ memiliki dua alofon [o] dan [ɔ]. Kedua alofon ini berada
dalam distribusi bervariasi bebas. Kedua alofon bernilai mendekati vokal [o] dan [ɔ]
dari vokal kardinal. Tetapi, distribusi kedua alofon tersebut lebih banyak didominasi
oleh vokal [o] dalam masyarakat Jepang, sehingga secara keseluruhan fonem /o/
bahasa Jepang sedikit lebih sempit daripada fonem vokal /o/ bahasa Indonesia, karena
alofon bahasa Indonesia pada umumnya adalah vokal [ɔ]. Contoh alofon [o] :
糸 Ito /ito/ [ito] benang
音 Oto /oto/ [oto] suara

嘘 Uso /uso/ [uso] bohong

うろこ Uroko /uroko/ [uroko] sisik

猫 Neko /neko/ [neko] kucing

Contoh kata bahasa Indonesia yang memiliki bunyi [ɔ], antara lain :
besok /besok/ [besɔk’]
tolong /toloŋ/ [tɔlɔŋ]
kokoh /kokoh/ [kɔkɔh]

Fonem vokal /u/ memiliki empat alofon, yaitu [u], [ʉ], [ʉ], dan [ʉ]. Keempat
alofon itu berada dalam distribusi komplementer tetapi ada juga yang bervariasi bebas.
a. Pada distribusi komplementer, alofon [ʉ] selalu muncul di belakang fonem
konsonan frikatif alveolar bersuara /z/, berarti posisi di belakang /z/ itu adalah
kehadiran tetap alofon [ʉ]. Misalnya :
合図 aizu /aizu/ [aizu] isyarat

傷 kizu /kizu/ [kizu] luka

スズキ suzuki /suzuki/ [suzuki] kakap putih

よこずな yokozuna /yokozuna/ [yokozuna] juara sumo Jepang

b. Alofon [ʉ] dan [ʉ] bervariasi bebas di belakang fonem konsonan frikatif
takbersuara /s/ dan fonem afrikat alveolar takbersuara /c/, berarti posisi di
belakang /s/ dan /c/ adalah posisi kehadiran tetap dari kedua alofon itu dan pada
posisi ini kedua alofon bervariasi bebas. Misalnya :
いつ Itsu /icu/ [itsu] kapan

立つ Tatsu /tacu/ [tatsu] berdiri

土 Tsuchi /cucyi/ [tsut∫i] tanah

パンツ Pantsu /paNcu/ [paNtsu] celana pendek

c. Alofon [u] dan [ʉ] bervariasi bebas pada posisi selain yang ditempati oleh alofon
[u] dan [u]. Posisi itu adalah :
 Fonem /u/ hadir sendiri membentuk suku kata, berarti tidak ada konsonan
yang hadir bersamanya. Misalnya :
鵜 u /u / [u] sejenis belibis

 Fonem /ʉ/ hadir di belakang fonem konsonan /s/, /z/, /c/. Misalnya :
盗む nusumu /nusumu/ [nusumu] mencuri

頭痛 zutsuu /zucu:/ [zutsu:] sakit kepala

包む tsutsumu /cucumu/ [tsutsumu] membungkus


Fonem /i:/, /a:/, dan /o:/, masing-masing mempunyai satu alofon, yaitu [i:], [a:],
dan [o:]. Ketiga alofon itu masing-masing adalah vokal panjang dari alofon [i], [a],
dan [o]. Berikut adalah contoh masing-masing alofon.
Alofon [i:]
キー kii /ki:/ [ki:] kunci

チーズ chiizu /chi:zu/ [chi:zu] keju

お兄さん oniisan /oni:saN/ [oni:saN] kakak laki-laki

リリース ririisu /riri:su/ [riri:su] lepas


Alofon [a:]
お母さん okaasan /oka:saN/ [oka:saN] ibu

まあまあ maamaa /ma:ma:/ [ma:ma:] sedang-sedang

カレンダー karendaa /kareNda:/ [kareNda:] kalender

ラーメン raamen /ra:meN/ [ra:meN] mi Jepang

ワープロ waapuro /wa:puro/ [wa:puro] word processor


Alofon [o:]
高校 koukou /ko:ko:/ [ko:ko:] SMA

掃除 souji /so:ji/ [so:ji] Pembersihan

当時 touji /to:ji/ [to:ji] ketika itu

能力 nouryoku /no:ryoku/ [no:ryoku] Kemampuan

方法 houhou /ho:ho:/ [ho:ho:] Cara

文法 bunpou /buNpo:/ [bumpo:] tata bahasa

Fonem vokal /e:/ memiliki dua alofon, yaitu [e:] dan [ei]. Pada dasarnya
alofon dari fonem /e:/ adalah vokal panjang [e:] juga. Tetapi, ada kalanya diftong [ei]
muncul sebagai alofon yang bervariasi bebas dengan vokal panjang [e:], misalnya
pada kata 英 語 eigo berucapan [e:go] atau [eigo], sehingga ucapan diftong [ei]
diinterpretasikan sebagai salah satu varian dari fonem vokal panjang /e:/.

Contoh alofon [e:] :


経済 keizai /ke:zai/ [ke:zai] Ekonomi

芸術 geijutsu /ge:zyucu/ [ge:jutsu] Seni

先生 sensei /seNse:/ [sense:] Guru

お姉さん oneesan /one:saN/ [one:saN] kakak perempuan

トイレー toiree /toire:/ [toire:] toilet; WC


Fonem vokal /u:/ memiliki tiga alofon, yaitu [ʉ:], [u:], dan [ʉ:], dimana
masing-masing adalah vokal panjang dari [u], [u], dan [u]. Ketiga alofon itu berada
dalam distribusi komplementer maupun bervariasi bebas.

a. Distribusi komplementer
Alofon [ʉ:] selalu hadir pada posisi fonem /u:/ berada di belakang fonem konsonan /s/,
/z/, dan /c/.
数詞 suushi /su:syi/ [su:∫i] Numeralia

算数 sansuu /saNsu:/ [sansu:] ilmu berhitung

交通 koutsuu /ko:cu:/ [ko:tsu:] lalu lintas

人数 ninzuu /niNzu:/ [ninzu:] jumlah orang

b. Bervariasi bebas
Alofon [ʉ:] dan [u:] hadir pada posisi fonem /u:/ berada pada tempat selain ditempati
oleh alofon [ʉ:], yakni pada posisi selain di belakang fonem konsonan /s/, /z/, dan /c/.
Kedua alofon tersebut berada dalam keadaan bervariasi bebas. Yang dominan adalah
alofon takbundar [ʉ:], karena fonem /u:/ pada dasarnya adalah vokal takbundar
九 kyuu /kyu:/ [kyu:] Sembilan

十 juu /zyu:/ [dзu:] Sepuluh

空気 kuuki /ku:ki/ [ku:ki] Udara

牛乳 gyuunyuu /gyu:nyu:/ [gyu:nyu:] susu segar

ルール ruuru /ru:ru/ [ru:ru] Atruran

3.5 Vokal Takbersuara


Pada bab I telah dijabarkan mengenai vokal takbersuara bahasa Jepang dengan
berbagai cara. Disini akan dibahas lebih rinci lagi mengenai hal tersebut. Seperti yang
telah diketahui bahwa vokal takbersuara adalah vokal yang diciptakan tanpa
penggetaran pita suara sehingga tidak bisa ditangkap oleh telinga secara akustis.
Adapun vokal takbersuara bahasa Jepang ada dua buah, yaitu vokal [i] merupakan
vokal depan-tinggi-takbundar-takbersuara, dan vokal [ʉ] merupakan vokal tengah-
tinggi-takbundar-takbersuara.
Vokal takbersuara [ʉ] adalah salah satu alofon dari fonem /u/ yang bervariasi
bebas dengan vokal bersuara [ʉ]. Alofon takbersuara itu hanya mungkin tampil pada
posisi di belakang konsonan frikatif alveolar takbersuara /s/. Misalnya :
です desu /desu/ [desu] verba kopula

ます masu /masu/ [masu] kata bantu verba

好き suki /suki/ [suki] Suka

ススキ susuki /susuki/ [susuki] alang-alang


Kata-kata pada contoh di atas secara akustis bila diucapkan akan terdengar [des-],
[mas-], [s-ki], dan [s-s-ki]. Tetapi, ada juga daerah yang mengucapkan jelas dengan
vokal bersuara sehingga terdengar [desu], [masu], [suki], dan [susuki].
Vokal takbersuara [i] merupakan alofon yang bervariasi bebas dengan vokal
bersuara [i]. Tetapi, alofon takbersuara itu bersifat tidak dominan, maksudnya
pemakaiannya sedikit sekali. Vokal takbersuara [i] sering muncul di belakang
konsonan takbersuara /s/. Misalnya, kata もしもし moshimoshi dengan struktur fonemis
/mosimosi/ sering diucapkan menjadi vokal takbersuara [mo∫imo∫i] yang secara
akustis terdengar menjadi [mo∫-mo∫-] seolah-olah tanpa vokal /i/.

Anda mungkin juga menyukai