Anda di halaman 1dari 12

SUMMITMAS I LANTAI 3, JL. JEND. SUDIRMAN KAV. 61-62, JAKARTA 12190 TEL. 021-5201266, FAX 021-5251750.

e-mail : pkj@jpf.or.id

Vol. 15/No. 1 - Januari 2013

ISSN 1411-335X

Dari Redaksi
Director General dan segenap Staf The Japan Foundation, Jakarta mengucapkan :

Laporan Pelaksanaan Seminar Internasional ASPBJI di Bali 2012


Oleh : Dr. Agus Suherman Suryadimulya, MA., Ketua ASPBJI Pusat

SELAMAT TAHUN BARU 2013


Terima kasih atas dukungan dan kerjasama Anda selama tahun 2012, dan mohon selalu dukungan dan kerjasamanya di tahun yang baru ini.

Dr. Agus Suherman S., MA

isi edisi ini

hal

A s o s i a s i St u d i Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia (ASPBJI) Pusat bekerjasama dengan Sekolah TInggi Bahasa Seminar Internasional ASPBJI di Bali 2012 Asing Saraswati Denpasar dengan sponsor utama The Japan ini, para guru maupun dosen selain sebagai Foundation telah menyelenggarakan Semi- peserta juga berkesempatan menjadi nar Internasional berkala yang bertajuk pemakalah yang pada hakikatnya merupakan ruang representasi sekaligus aktualisasi diri sebagai insan pendidik yang komunikatif, atau TOWARD IMPROVING THE kreatif, invatif, cakap, andal dan terpercaya. COMPETENCE OF CONVERSATION SKILL Dalam seminar internasional ini, ASPBJI IN LEARNING JAPANESE LANGUAGE IN menghadirkan keynote speaker dan guest SECONDARY AND HIGHER EDUCATION lecturer, yakni : IN INDONESIA sebagai bagian dari kemitra- 1. Prof. Dr. OZAKI Akita, (Ketua Asosiasi an strategis yang berorientasi pada upaya Pendidikan Bahasa Jepang di Jepang) pengejawantahan proses pembelajaran 2. Prof. USAMI Mayumi (Tokyo University of bahasa Jepang yang inovatif, kreatif, humanis Foreign Studies) dan menstimulasi aktor-aktor pembelajaran 3. Prof. KAMADA Osamu (Nanzan University) yang terlibat di dalamnya. Kegiatan seminar 4. Prof. YUI Kikuko (Kyoto University of berkala ini diselelenggarakan pada tanggal Foreign Studies) 21~22 Oktober 2012 bertempat di Hotel 5. Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt Nirmala, Denpasar Bali. (Universitas Negeri Surabaya/UNESA) Seminar Internasional ini dihadiri oleh Pada kesempatan kali ini juga, ASPBJI 192 orang peserta yang terdiri dari peneliti, Pusat telah mengundang 20 pemakalah praktisi, guru-guru pengajar bahasa Jepang kategori undangan yang terdiri dari 17 orang tingkat Sekolah Menengah dan dosen dari dalam negeri, 2 orang dari Jepang, dan program studi D3 maupun S1 Bahasa dan seorang pemakalah dari Taiwan. Di samping Sastra Jepang serta penutur asli dari berbagai pemakalah undangan, juga menghadirkan lembaga di seluruh Indonesia. Melalui seminar bersambung ke hal. 2
1

EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

sambungan dari hal. 1 38 pemakalah kategori Call for Papers yang ditampilkan secara paralel. Pelaksanaan kegiatan ilmiah ini diwarnai dengan 2 sesi diskusi panel. Prof. Dr. OZAKI Akita, Prof. Djodjok Soepardjo, M.Litt dan Nandang Rahmat, M.A. Ph.D tampil pada sesi 1 diskusi panel, kemudian 3 orang tenaga ahli dalam bidang pendidikan bahasa Jepang khususnya dalam bidang terkait tampil pada sesi 2 diskusi panel yang memberikan suatu wawasan baru, bahwa kegiatan pendidik yang paling menonjol dan dominan untuk meraih sukses meningkatkan mutu pendidikan percakapan adalah memilih strategi pembelajaran yang tepat dan variatif. Dengan ketepatan pemilihan strategi pembelajaran, guru mampu membawa anak didik bisa menangkap materi ajar dengan senang, aktif, dan terampil. Terkait dalam menciptakan inovasi pembelajaran percakapan, pengajar harus selalu mempelajari dan menerapkan macam-macam strategi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh dosen-dosen atau pengajar bahasa Jepang khususnya di berbagai universitas di Indonesia, Kendala / masalah yang dihadapi dalam pengajaran percakapan kepada para pembelajar adalah penitikberatan pada pola kalimat, konteks kalimat seperti yang di dalam buku ajar, penggunaan bahasa Jepang yang terasa kurang alami serta penggunaan bahasa Jepang yang kurang tepat sesuai dengan situasinya. Terhadap masalah-masalah di atas, para dosen / pengajar bahasa Jepang telah sangat berusaha memberikan ide-ide atau kontribusi yang sangat berharga dengan menjawab masalah / kendala tersebut sesuai dengan kebutuhan, minat dan kelemahan para pembelajar bahasa Jepang di Indonesia. Sebagai jawabannya ada dosen yang berusaha meningkatkan kemampuan berbicara melalui komik, drama, debat, silabus situasional, power point, rekaman video, social network (facebook) dll. Meskipun seminar ini sangat singkat, diharapkan semua peserta mendapat banyak sekali hal-hal yang sangat bermanfaat dan menjadi bahan referensi yang bisa diaplikasikan dalam pengajaran penerapan di tempat mengajar masing-masing. Semoga penelitian-penelitian semakin terus berkembang untuk melahirkan cara-cara pengajaran yang lebih baik di masa depan.

DAFTAR PEMAKALAH DAN JUDUL MAKALAHNYA

EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

Learning Japanese at the Secondary School Level: Exploring Ways to Promote Mutual Understanding and Community Building
- The Third Annual International Symposium of Foreign Language Learning NAKANO Kayoko

Bersama dengan Direktor SEAMEO QITEP in Language

Bersama dengan para pembicara dan Direktur SEAMEO QITEP in Language & Director General JF Jakarta

Berbincang dengan Pengajar Bahasa Jepang SMA & PT di Jabodetabek

Pada tahun 2012 ini The Japan Foundation kembali mendapat undangan dari Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Centre for QITEP in Language untuk menghadirkan Keynote Speaker dalam kegiatan The Third Annual International Symposium of Foreign Language Learning (The 3 rd AISOFOLL) pada tanggal 31 Oktober s/d 1 November 2012 bertempat di Jakarta yang mengambil tema : Exploring Issues on Foreign Language Learning and Teaching in Southeast Asia.

Kali ini The Japan Foundation menghadirkan Ms. NAKANO Kayoko, Special Assistant to the Executive Director, The Japan Foundation Japanese Language Institute di Urawa, Jepang sebagai keynote speaker dengan makalah yang disampaikan dalam bahasa Inggris berjudul : Learning Japanese at the Secondary School Level: Exploring Ways to Promote Mutual Understanding and Community Building. Pembicara dari The Japan Foundation ini tampil pada Plenary Session di hari pertama bersama dengan pembicara dari beberapa negara, antara lain dari Jerman, Australia, Singapore, Brunei Darussalam dan tuan rumah, Indonesia yang mewakili 5 bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Inggris, Jepang, Jerman, Mandarin. Pada hari kedua, dilaksanakan Parallel Session untuk masing-masing bahasa. Pada sesi bahasa Jepang yang juga Bersama dengan Pembicara & Peserta Parallel Session Bahasa Jepang

dihadiri oleh guru bahasa Jepang SMA di Jabodetabek ini, tampil 3 orang pembicara dari perguruan tinggi di Jabodetabek, yaitu: 1) Lea Santiar, M.Ed. (Universitas Indonesia) Tema : Strategi Pengajaran Dokkai. 2) Tetet Sulastri, M.Si (Universitas Nasional) Tema : Ochugen dan Oseibo: Suatu Kajian Semiotik Studi Kasus Hankyu Department Store. 3) Dwi Astuti Retno, M.Hum., M.Ed. (Universitas Negeri Jakarta) Tema : Pengembangan Bahan Ajar Menyimak Bahasa Jepang Tingkat DasarPengenalan Strategi Memprediksi melalui Kegiatan koe no kuroozu Pada waktu istirahat di hari kedua, Ms. Nakano berkesempatan untuk berbincang dengan para pengajar bahasa Jepang di PT dan SMA terkait dengan pengajaran bahasa Jepang di Indonesia, beserta kendala-kendala yang dihadapi oleh para pengajar tersebut di lembaganya masing-masing.

Abstrak makalah yang dipresentasikan oleh Ms. Nakano pada Plenary Session dalam The 3rd AISOFOLL
Presentasi saya mulai dengan menekankan pentingnya pendidikan bahasa dalam pembangunan komunitas regional lintas negara. Sementara upaya terakhir di Eropa untuk mengembangkan pendidikan bahasa majemuk/plurilingual dan budaya majemuk/pluricultural mengandung banyak implikasi, mereka setidaknya menjelaskan bahwa pendidikan bahasa merupakan kunci untuk membangun komunitas dan hal itu penting untuk mempromosikan pembelajaran bahasa dan budaya secara timbal balik di wilayah ini, dengan penghormatan penuh terhadap keragaman bahasa dan budaya. Dengan keyakinan akan pentingnya pendidikan bahasa dalam membangun komunitas, saya turut terlibat dalam upaya mempromosikan pendidikan bahasa pada pendidikan tingkat dasar dan menengah, baik di dalam maupun di luar Jepang yang dilaksanakan oleh sebuah yayasan swasta Jepang. Penekanan khusus ditempatkan pada mempromosikan pendidikan bahasa timbal balik di Asia Timur dan menggabungkan budaya dalam pendidikan bahasa dalam rangka untuk mempromosikan saling pengertian. Dalam presentasi saya, saya berniat untuk memperkenalkan materi pendidikan dan pedoman yang kami kembangkan di yayasan ini dengan tujuan memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kompetensi mereka untuk menyelaraskan diri di antara keragaman budaya, serta menumbuhkan kapasitas mereka untuk berbaur dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Saya ingin menyatakan dengan rasa hormat bahwa negara-negara
EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

di Asia Tenggara menyadari pentingnya pendidikan bahasa di tingkat sekolah menengah, seperti yang ditunjukkan oleh SEAMEO QITEP in Language dan oleh kebijakan dari kementerian pendidikan negaranegara anggotanya. Sebagai bagian dari pekerjaan saya dengan The Japan Foundation yang dimulai sejak bulan April tahun ini, saya ingin memberikan kontribusi bagi pendidikan bahasa Jepang pada jenjang pendidikan sekolah menengah di kawasan ini. Secara khusus, pada kesempatan ini saya ingin memperkenalkan sebuah proyek baru berbasis program pendidikan bahasa Jepang yang akan dilaksanakan mulai tahun depan. Atas dasar semangat saling pengertian yang merupakan filsafat yang mendasari JF Standar bagi Pendidikan Bahasa Jepang, kami akan melaksanakan program ini untuk menghubungkan siswa dan pengajar dari negara-negara Asia Tenggara dan Jepang dengan menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa perantara/penghubung. Kata kunci/keywords dari presentasi yang disampaikan oleh Ms. Nakano adalah: Pendidikan bahasa, membangun komunitas regional, keragaman bahasa dan budaya, pendidikan bahasa majemuk (plurilingual)/budaya majemuk (pluricultural), pendidikan bahasa Jepang di tingkat sekolah menengah, materi pengajaran dan pedoman untuk mempromosikan pemahaman budaya.
3

laporan kegiatan ASPBJI

Seminar Tahunan ke-12 ASPBJI Korwil Jabodetabek


Oleh: Rita Susanti, M.Si., Ketua ASPBJI Korwil Jabodetabek

Seminar tahunan ASPBJI Korwil Jabodetabek XII pada tahun 2012 ini diselenggarakan pada tanggal 4 Oktober 2012 lalu, bertempat di Graha Wira Bakti Universitas Darma Persada, Jakarta dengan tema Bahasa Tulis yang digunakan dalam Penyampaian Informasi. Acara dimulai dengan laporan Ketua Panitia (Hani Wahyuningtias, M.Si, MA), kemudian Sambutan dari Dekan Fakultas Sastra (Syamsul Bachri, M.Si), Ketua ASPBJI Korwil Jabodetabek (Rita Susanti, S.Pd. S.S, M.Si), Director General The Japan Foundation, Jakarta (Ogawa Tadashi), Rektor Universitas Darma Persada (Dr. Oloan .P. Siahaan). Sesi pertama di pagi hari, seminar diawali oleh keynote lecturer, yakni Ms. Ozaki Hiroko (Tenaga Ahli Bahasa Jepang JF) dengan makalah yang berjudul . Ozaki sensei memberikan penjelasan berkaitan dengan teknik penulisan bahasa tulis yang baik dan benar, dalam bentuk surat, memo maupun e-mail. Presentasi selanjutnya disampaikan oleh : - Abigail M Indriana, M.Hum (STBA LIA) yang mengangkat tema Strategi Pragmatik Dalam Korespodensi Melalui Surat Elektronik Dalam Bahasa Jepang dan data diperoleh dari e-mail yang diterima oleh rekan pemakalah. - Koda Natsumi B.A (Universitas Bina Nusantara) dengan tema yang mengambil data dari e-mail maupun berita yang diterima Koda sensei melalui facebook. - Irawati Agustine, S.S (Universitas Darma Persada) dengan tema Ketidaklaziman Ungkapan Bahasa Jepang Dalam Bahasa Tulis Sebagai Akibat Adanya Interferensi Bahasa Pada Mahasiswa Bahasa Jepang Di Universitas Darma Persada dan data diperoleh dari mahasiswa yang mengikuti mata kuliah korespodensi. Menjelang sesi kedua peserta seminar dihibur sejenak oleh paduan suara Mutiara Choir, kemudian penjelasan workshop oleh Riri Hendriati, S.S, M.Si. Sebelum membahas workshop lebih lanjut, perlu kiranya dijelaskan sedikit tentang
4

pelatihan pra-workshop yang dilakukan sebanyak 4 kali oleh ASPBJI Jabodetabek, Tenaga ahli The Japan Foundation Jakarta, fasilitator, dan panitia dari Universitas Darma Persada. Pelatihan tersebut berkaitan dengan alur yang akan dilakukan pada saat workshop. Fasilitator adalah pengajar yang merupakan wakil dari beberapa universitas yang ada di Jabodetabek. Pada pertemuan pertama dibahas mengenai bahan yang akan digunakan pada saat workshop serta alur workshop dan

diputuskan email yang akan dijadikan materi workshop, yakni . Dari kedua materi email tersebut ditetapkan bahwa peserta workshop diminta untuk membalas email yang berisi penolakan dari . Selain membalas email, para peserta juga diminta untuk menilai hasil kerja dari kelompok lain. Pada pelatihan workshop kedua dan ketiga diisi dengan penyempurnaan dari jalannya workshop dan pada pertemuan bersambung ke hal. 5

*Situasi untuk menolak permohonan (

Anda adalah Budi, karyawan perusahaan Jepang di bagian personalia. Atasan anda bernama NakamuraTakeshi (34 tahun). Atasan Anda baru dipindahkan dari kantor pusat di Jepang ke Indonesia 1 bulan yang lalu. Beliau pernah belajar bahasa Indonesia tetapi bahasa Indonesia Beliau kurang lancar. Oleh karena di bagian personalia hanya Anda yang dapat berbahasa Jepang, atasan anda lebih sering berkomunikasi dengan Anda dibanding dengan karyawan lain. Sebagai informasi, usia anda 2 tahun di bawah atasan Anda dan karyawan di bagian personalia ada 5 orang (termasuk anda).

Tabel Penilaian
1. Tidak bagus Struktur 1 2 3 4 2. Kurang bagus 3. Bagus 4. Sangat bagus A1 Nilai rata-rata Pilihan Kata 1 2 3 4 Pencapai tujuan 1 2 3 4 Kesan (kesopanan) 1 2 3 4
EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

Komentar

sambungan dari hal. 4

Seminar dan Workshop ASPBJI Korwil Sumatera Barat


Oleh : Drs. Anwar Nasihin, M. Hum. (Ka. ASPBJI Korwil Sumatera Barat Periode 2007-2012)

keempat pelatihan dilaksanakan di Universitas Darma Persada satu hari sebelum seminar berlangsung, lengkap dari keynote lecturer sampai jalannya workshop. Kembali lagi ke sesi kedua seminar, yakni sesi workshop merupakan aplikasi dari teori yang ada pada sesi pertama. Peserta workshop yang berjumlah 42 orang dibagi dalam 8 kelompok. Empat kelompok membahas dan empat kelompok . Dari masing-masing membahas kelompok ditentukan siapa yang menjadi ketua dan dibantu oleh seorang fasilitator. Langkah selanjutnya : - Setiap kelompok disediakan satu buah laptop lengkap dengan bahan yang akan dikerjakan, yakni e-mail yang isinya ataupun , dengan dipandu oleh fasilitator peserta mengerjakan tugasnya. - Para anggota kelompok bekerjasama menulis jawaban atas e-mail berisi penolakan ( ), lalu data diprint. - Setiap anggota kelompok mendapatkan satu lembar form penilaian dan fasilitator dari tiap kelompok berputar memperlihatkan hasil print lembar jawaban yang merupakan hasil dari jawaban anggota kelompoknya kepada kelompok lain. - Lembar jawaban dari kelompok lain yang diperlihatkan oleh fasilitator diberi penilaian oleh masing-masing anggota kelompok lain dengan format yang sudah ditetapkan. - Tiap kelompok secara bergantian diberi kesempatan untuk menganalisa dan memberikan penilaian atas jawaban yang ). dibuat oleh kelompok lain ( - Wakil dari masing-masing kelompok berunding untuk menentukan jawaban email yang terbaik. - Presentasi oleh wakil kelompok dan terhadap e-mail yang dianggap baik beserta alasannya. - Umpan balik diberikan juga oleh Ozaki Sensei dan Nihei Sensei. Dengan penjelasan dari tenaga ahli bahasa Jepang The Japan Foundation, Jakarta ini diharapkan peserta workshop mampu memahami aturan-aturan yang sebaiknya boleh atau tidak boleh dilakukan untuk menghasilkan e-mail yang baik dan memenuhi kesantunan berbahasa. Seminar dan workshop ini ditutup dengan pemberian kenang-kenangan kepada pemakalah dan tenaga ahli dari The Japan Foundation dan tidak lupa acara foto bersama.
EGAO, 15 / No. 1 - Januari 2013

Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang (ASPBJI) Korwil Sumatera Barat telah menyelenggarakan seminar dan workshop Pengajaran Bahasa Jepang mengenai Peningkatan Kemampuan Menulis Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Menengah - Atas di Sumatera Barat dan Sumatera Tengah pada tanggal 6-7 Oktober 2012 di ruang seminar FIB-Universitas Andalas, Padang. Peserta yang hadir selain para staf pengajar dari perguruan tinggi dan para instruktur kursus bahasa Jepang di Sumatera Barat juga hadir guru-guru bahasa Jepang dari SMA/SMK dan SMP yang tergabung dalam MGMP Bahasa Jepang di Sumatera Barat dengan jumlah peserta sekitar 75 orang. Tujuan diadakan seminar dan workshop ini; pertama, sebagai wadah pertukaran informasi dan hasil penelitian dalam pengajaran sakubun bahasa Jepang. Kedua, menemukan dan mampu menerapkan metode pengajaran sakubun bahasa Jepang. Hadir sebagai pembicara keynote speaker adalah Prof. Dr. Nadra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Selain itu, hadir Ozaki Sensei, tenaga ahli bahasa Jepang the Japan Foundation sebagai pembicara tamu dalam workshop pengajaran sakubun. Para pemakalah undangan dan pemakalah call paper yang hadir adalah; Hendri Zalman, S.Hum, M.Si (Univ. Negeri Padang), Dra. Kania Dewi I, M.Hum. Drs. Anwar Nasihin, M.Hum. (Univ. Bung Hatta), Lady Diana Yusri, S.S, M.Hum, Rina Yuniastuti, S.S., M.Hum, Dini Maulia, S.S, M.Hum., Radhia Elita, S.S., M.A., Idrus, S.S. (Univ. Andalas), dan Fitriyansyah, S.Pd (MGMP Sumbar). Tema Utama dari seminar ini adalah

Pengajaran sakubun Bahasa Jepang untuk meningkatkan keterampilan menulis. Berbagai tulisan dan presentasi dari para pemakalah membicarakan mengenai pengajaran sakubun dilihat dari berbagai bidang dan disiplin ilmu. Misalnya, pengajaran sakubun sebagai pengajaran mengarang untuk keperluan penulisan laporan, surat-menyurat, naskah pidato dalam bahasa Jepang, dan lain-lain. Berikut beberapa judul makalah yang ditampilkan; Alternatif Pembelajaran Sakubun Bahasa Jepang, Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Jepang, Penulisan Kalimat Pendapat Iken Bun, Strategi Pembelajaran Sakubun untuk Tingkat Dasar, Penggunaan Teknik 5W+1H di dalam Pembelajaran Menulis Sakubun, dan lain-lainnya. Sebagai kesimpulan dari kegiatan seminar tersebut adalah bahwa pengajaran menulis atau sakubun perlu diajarkan sejak awal perkuliahan, dimulai dengan pola-pola kaimat yang sederhana dan penggunaan tema tentang kehidupan sehari-hari. Kemudian perlu diciptakan suasana yang menyenangkan selama pembelajaran sakubun di dalam kelas dan menghilangkan rasa takut yang dikarenakan mahasiswa/siswa tidak bisa mengembangkan kalimat-kalimat sederhana dalam bahasa Jepang. Kemudian, dengan teknik 5W+1H dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan topic atau karangan. Pada kesempatan tersebut, telah dilaksanakan pemilihan pengurus ASPBJI Korwil Sumatera Barat untuk periode 20122015. Hasilnya, telah terpilih secara demokratis sebagai ketua korwil adalah Ibu Lady Diana Yusri, menggantikan Bapak Anwar Nasihin yang telah memegang jabatan sebagai ketua korwil selama 2 periode (2007-2012).

UENO Mika

MGMP Sulawesi Utara

MGMP Sumatera Barat

MGMP Sumatera Utara

Para pembaca sekalian, apa kabar. Saya UENO Mika, tenaga Japanese Language Expert (JLE) yang bertugas untuk membantu MGMP di berbagai wilayah. Selama 3 tahun ini, Jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia meraih peringkat 3 di dunia! Dan peringkat 1 di ASEAN! Maka dengan bertujuan untuk membantu sebisa mungkin, saya akan berusaha mendengarkan suara para pengajar sekalian dengan berkeliling ke wilayah yang tidak dikirimkan JLE. Sudah 6 bulan berlalu sejak saya mulai bertugas 20 Juni 2012, saya sudah mengikuti benkyoukai dan diklat singkat MGMP wilayah Sulawesi Utara, Bali, Sumatera Barat, Sumatera Utara. Kali ini saya bermaksud untuk memperkenalkan kegiatan saya. Untuk itu, mari kita melihat kembali upaya JF yang sudah dilakukan selama ini pada 4 wilayah tersebut.

ini sambil berdiskusi dengan para pengajar masing-masing wilayah. Baiklah, mungkin ada pengajar yang juga berpikir apakah wilayah lain selain 4 wilayah tersebut tidak akan diberikan bantuan?. Tentu saja sebisa mungkin, kami The Japan Foundation juga akan membantu para pengajar di daerah yang lain. Hanya saja, MGMP itu dibuat dari usaha trial and error berulang-ulang dari para pengajar di Indonesia. Selagi kami berusaha untuk membantu, saya bermaksud bekerja bersama dengan para pengajar di Indonesia yang luas ini untuk membuat pendidikan bahasa Jepang lebih baik lagi. Oleh karena itu, saya akan senang sekali jika anda sekalian bisa memberitahukan saya berbagai hal yang tidak saya ketahui sebagai orang Jepang seperti

Nama Tahun 1996~2000 2000~2004 2004~2008 2008~2012 MGMP Sumatera Utara Sumatera Barat Bali Sulawesi Utara = Dikirim JLE = Tidak ada JLE (Bimbingan keliling) Kelanjutan kegiatan MGMP

Dari tabel diatas, terlihat bahwa sejak tahun 1996, tiap wilayah tersebut dikirimkan staf JLE, akan tetapi, untuk saat ini staf JLE yang menetap secara permanen hanya di wilayah Jabodetabek dan Jawa Tengah saja. Sedangkan, untuk 4 wilayah yang disebutkan diatas serta wilayah lainnya, The Japan Foundation, Jakarta memberikan bantuan pada MGMP dalam bentuk memberikan kuliah pada benkyoukai atau Diklat singkat oleh Tenaga ahli bahasa Jepang atau JLE wilayah Jabodetabek. Saya pergi ke MGMP masing-masing wilayah secara periodik sebagai JLE yang bertanggung jawab memberikan bimbingan keliling. Itulah tugas saya. Walaupun MGMP di 4 wilayah tersebut tidak ada staf JLE, akan tetapi para pengajar sendiri tetap bisa mengelola MGMP dengan baik. Saya selalu merasa terharu dengan hal tersebut, sehingga membuat saya ingin selalu memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh MGMP saat
6

karakteristik daerah, kebaikan pembelajar serta lembaga, atau mungkin permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan memahami keadaan sekolah serta daerahnya, saya bermaksud untuk bisa memecahkan salah satu masalah saat ini dengan terus memikirkannya bersama para pengajar yang lain. Kepada para pengajar di wilayah yang belum pernah saya temui, jangan sungkan untuk menghubungi saya di ueno@jpf.or.id. Sudah setengah tahun berlalu, sejak saya mulai bertugas. Demi bisa bertemu dengan senyuman indah para pengajar (serta makan Bika Ambon, Rendang, Babi Guling, Mie Cakalang yang enak), saya akan berkeliling dengan penuh semangat. Untuk seterusnya, mohon bantuan dan kerjasamanya.
oleh : UENO Mika, JLE untuk beberapa wilayah di Indonesia

Selamat siang, saya NIHEI Tomoko, tenaga ahli bahasa Jepang. Sudah 6 bulan saya bertugas di kantor The Japan Foundation, Jakarta. Selama enam bulan ini, saya banyak bertemu dengan orang Indonesia yang mengajar bahasa Jepang. Pada saat seperti itu, ada hal yang sering saya dengar, yaitu Saya mempunyai masalah, murid saya tidak punya motivasi belajar. Yang dimaksud dengan motivasi di sini adalah semangat belajar. Hal ini sangat penting karena menjadi unsur penentu sikap siswa terhadap pelajaran, jumlah dan mutu latihan di luar kelas yang pada akhirnya akan menjadi prestasi hasil belajar. Bagi kita para pengajar, menimbulkan motivasi belajar siswa melalui pemelajaran merupakan salah satu peran penting kita, bukan? Sebenarnya, apakah yang sebaiknya kita lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa? Saya rasa yang terbayang adalah kita menggunakan gambar dan realita di kelas, menggunakan game/permainan, kerja kelompok dan berbagai cara lainnya. Akan tetapi, apabila kegiatan itu hanya baik untuk kondisi itu, kita tak dapat mengharapkan hasil pemelajaran darinya. Yang penting adalah menimbulkan minat belajar dan menjaga agar minat tersebut tidak hilang. Jadi, apa yang dapat dilakukan oleh pengajar untuk menimbulkan minat dan menjaga semangat belajar siswa itu? Menurut saya, setiap pertemuan dibuat sebagai pemelajaran memahami siswa sebagai subjek. Yang dimaksud dengan siswa sebagai subjek di sini adalah pengajar tidak mengajarkan arti kosakata atau tata bahasa secara satu arah, tetapi mengkondisikan agar siswa berpikir dan mendapatkan jawaban sendiri. Manusia tidak mudah melupakan halhal yang ditemukannya sendiri ataupun halhal yang dipikirkannya. Selain itu, kegembiraan menemukan sesuatu karena usaha sendiri pun akan menghubungkan dengan langkah berikutnya. Kalau begitu, bagaimana bila kita masukkan kegiatan seperti itu pada setiap pertemuan? Kali ini saya ingin menyampaikan berbagai ide kegiatan kelas dengan kata kunci mengkondisikan siswa berpikir dan menemukan sendiri. 1. Ketika menyampaikan target capaian dan isi pembelajaran Akhir-akhir ini, ditekankan pentingnya memberikan kesadaran mengenai tujuan dan target pemelajaran kepada siswa. Sangat penting disampaikan secara konkret bahwa melalui pemelajaran hari ini apa yang akan dicapai, misalnya, dalam 1 jam ke depan akan menjadi lebih pandai apa dibandingkan dengan sebelum memulai belajar, kalau hari ini belajar dengan baik, akan bisa berbicara apa dengan orang Jepang, dan sebagainya. Akan tetapi, sering saya dengar dari para pengajar saya
EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

Bantuan untuk wilayah lain

Bimbingan keliling MGMP

ONE POINT LESSON

NIHEI Tomoko

tidak yakin hal itu sudah tersampaikan dengan jelas atau tidak atau saya sudah menyampaikan isi dan target capaian pemelajaran, tapi hasilnya tak terasa. Jadi, sepertinya kalau kita hanya menyampaikan penjelasan dengan kata-kata, siswa tidak akan mendengarkan. Apakah yang akan kita dapatkan kalau kita berpikir dari sudut pandang mengkondisikan siswa berpikir dan menemukan sendiri? Ada pemikiran seperti berikut ini. Contoh : Penjelasan pola kalimat Prosedur : Minta 2 orang siswa untuk berdiri di depan kelas (A dan B) A akan mengajak B dengan bahasa Indonesia untuk menonton film (Pada waktu itu, siswa diminta menyampaikan isi percakapan secara konkret, mereka diminta berperan sambil memikirkan informasi apa saja yang diperlukan (cara mengajak, waktu, tempat, dsb.) Pada siswa lainnya, diminta menjelaskan situasi seperti apa, bagaimana isi pembicaraan. Pengajar menyampaikan isi dan target pemelajaran hari ini. Dengan meminta siswa memerankan sendiri maka akan lebih menarik perhatian para siswa lainnya sehingga mereka menjadi lebih mengerti secara konkret apa isi pemelajaran hari itu dan apa yang bisa mereka lakukan dengan pelajaran tersebut. Kemudian, setelah selesai memelajari pola tersebut, berikutnya siswa diminta memerankan hal yang sama tetapi dalam bahasa Jepang. Akan lebih baik bila siswa dapat merasakan sendiri dari yang semula dia tidak bisa menjadi bisa (mengajak dalam bahasa Jepang). 2. Ketika mengajarkan huruf Bagaimanakah Anda mengajarkan huruf? Misalnya mengajarkan huruf Hiragana, mungkin Anda menerangkan sambil menulis kan hurufhuruf tersebut satu per satu. Ada berbagai cara pengajaran Hiragana, tetapi apakah yang dapat kita lakukan bila kita berpikir dari sudut pandang mengondisikan siswa berpikir dan menemukan sendiri seperti yang kita lakukan sebelumnya? Contoh : Penjelasan huruf Hiragana Prosedur : Bentuk kelompok, bagikan Daftar Hiragana. Bersama kelompoknya, siswa diminta mencari huruf-huruf yang bentuknya mirip. (misalnya : dan , dan dst.) Mendiskusikan bagian apa yang mirip/serupa dan bagian mana yang berbeda. Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil di depan kelas Mulai mengajarkan hiragana satu per satu. Yang penting dalam kegiatan ini adalah pengajar jangan memberitahukan Hati-hati ya
EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

karena dan itu mirip tetapi biarkan siswa sendiri yang menemukan hal-hal tersebut. Oleh karena itu, kegiatan ini dilakukan pertama kali pada saat mengajarkan hiragana. Dengan demikian, sewaktu mengajarkan hiragana satu per satu, siswa akan menjadi tahu karena lebih memperhatikan bentuknya dan bagian manakah yang perlu diperhatikan. 3. Ketika mengajarkan kosakata Bagaimana Anda ketika mengajarkan kosakata? Apakah banyak yang mengajar dengan menggunakan kartu gambar? Saya pun menggunakan kartu gambar ataupun foto ketika mengajarkan kosakata baru. Misalnya, ketika mengajarkan kegemaran, satu sisi kartu bergambar dan sisi lainnya tertulis kosakata, lalu ditunjukkan bergantian sambil dibaca bersama. Biasanya memang selesai hanya sampai di sini, tetapi kalau seperti ini, tema kita mengondisikan siswa berpikir dan menemukan sendiri tidak tercapai. Jadi, kegiatan seperti apa yang dapat dilakukan untuk mengajarkan kosakata? Contoh : Tema pemelajaran: kosakata mengenai kegemaran (dilakukan kepada seluruh anggota kelas ataupun dalam kelompok) Kegiatan 1) Prosedur : Deretkan kartu gambar kegemaran (ataupun kartu kosakata). Pengajar mengajukan pertanyaan. T1 Rini sangat suka berlari. Apakah kegemaran Rini? T2 Agus sering pergi ke kolam renang. Apakah kegemaran Agus? Siswa memilih jawaban dari kartu. Kegiatan 2) Prosedur : Deretkan 4 5 lembar kartu gambar (atau kartu kosakata). Saat itu, masukkan 1 buah kartu yang bukan termasuk dalam kelompok kegemaran. Contoh 1 : membaca menonton film berenang mendengarkan lagu Contoh 2 : baseball sepak bola tenis jogging badminton Pengajar mengajukan pertanyaan T Kata manakah yang tidak termasuk dalam kelompok ini? Siswa memilih jawaban dari kartu Pengajar bertanya mengapa kartu itu bukan termasuk dalam kelompok tersebut Siswa memberikan alasannya. Sekilas kegiatan ini hanya seperti main-main, tetapi sebenarnya ini kegiatan mengenalkan kosakata. Kegiatan ini penting dalam melatih

kosakata. Oleh karena itu, siapkanlah lebih dari 10 pertanyaan baik untuk kegiatan 1) maupun kegiatan 2) dan lanjutkan permainan dalam tempo yang tepat. Dengan kegiatan ini, siswa akan menganalisis sendiri dan terpaksa mengajukan jawaban kosakata yang ditanyakan, sehingga pemahaman kata pun akan lebih mendalam. 4. Ketika mengajarkan pola kalimat Selama ini sudah banyak diperkenalkan bagaimana mengajarkan pola kalimat baru. Bagaimanakah Anda mengajarkannya? Ketika mengajarkan pola kalimat, tentunya juga sangat penting sudut pandang mengondisikan siswa berpikir dan menemukan sendiri, bukan? Di sini saya akan memperkenalkan cara memasuki tema pemelajaran yang sering digunakan. Contoh : pokok pemelajaran Prosedur : Dengan menggunakan kartu gambar ( , dst.) pengajar memastikan apakah siswa mampu mengucapkan dengan benar. Pengajar menyerahkan kartu gambar kepada seorang siswa (si A) dan memintanya melakukan seperti yang ditunjukkan pada gambar. Pengajar akan bertanya dan siswa akan menjawab (boleh dalam bahasa Indonesia) Pengajar beberapa kali mengatakan Pengajar memberikan kartu gambar lain kepada siswa lainnya, ulangi kegiatan seperti tadi. Pengajar bertanya, dan siswa akan menjawab Lakukan hal yang sama pada siswa lainnya. Terakhir kali, pengajar menanyakan apa bagian akhir kalimat dan menurut siswa bagaimana artinya. Saya sudah memikirkan berbagai kegiatan dengan kata kunci mengondisikan siswa berpikir dan menemukan sendiri. Apabila kita dapat membuat siswa sendiri berpikir Oh! Bagian ini berbeda! AH! Ini ya?! berarti kita sebagai pengajar berhasil karena dapat membuat siswa terlibat aktif dalam pemelajaran. Dengan memasukkan kegiatan seperti ini dalam setiap pertemuan, lama kelamaan maka siswa akan terbiasa dengan berpikir dan menemukan sendiri. Apabila kebiasaan tersebut sudah tertanam, secara alamiah minat belajar pun akan meningkat. Silakan Anda juga merancang pemelajaran dengan fokus mengondisikan siswa berpikir dan menemukan sendiri.

Oleh : NIHEI Tomoko, Tenaga Ahli Bahasa Jepang. The Japan Foundation, Jakarta
7

Pengalaman ikut kegiatan ASEAN Speech Contest ke-27 di Jepang

Cinta dan Kerja Keras dalam Tsukiji


Oleh : Jessica Yowiko (Ubinus, Jakarta)

Di atas Tsukiji Fish Market.

Penulis adalah Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Jepang bagi Umum & Mahasiswa Tingkat Nasional ke-41 tahun 2012 yang dilaksanakan oleh The Japan Foundation, Jakarta bekerjasama dengan Persada dan RRI Jakarta di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2012. Dua orang peserta lomba yang terpilih sebagai Juara 1 dan Juara 2 mendapat undangan berkunjung ke Jepang untuk mengikuti kegiatan ASEAN Speech Contest yang diselenggarakan oleh JOEA di Tokyo pada 14 ~ 20 Oktober 2012, dan diikuti oleh wakil dari 7 negara ASEAN, yaitu Indonesia, Thailand, Pilipina, Brunei, Malaysia, Vietnam dan Laos. Berikut adalah oleh-oleh cerita pengalaman yang paling berkesan bagI Penulis. (red) Sejak umur 15 tahun, saya sudah memiliki impian untuk dapat belajar di Jepang melalui beasiswa Monbukagakusho. Meskipun impian tersebut tidak tercapai, tahun ini saya diberi kesempatan untuk mengikuti program Asean Speech Contest, Winners Performance ke-27 di Tokyo setelah menjadi pemenang dari Lomba Pidato Bahasa Jepang Tingkat Nasional di Jakarta bulan Juni lalu. Sejak bulan Juli, saya berada di Osaka dengan program dual study dari Universitas Bina Nusantara. Oleh karena itu, saya berangkat menuju Tokyo dengan bus malam dari Osaka. Kami menjadi tamu dari Nihon Zaigai Kigyou Kyoukai/Japan Overseas Entreprises Association (JOEA) mulai tanggal 14 s/d 21 Oktober 2012. Nihon Zaigai Kigyou Kyoukai, atau Nichigaikyou menjadi tuan rumah bagi sepuluh pemenang lomba pidato Bahasa Jepang dari delapan negara ASEAN. Hari Minggu tanggal 14 Oktober adalah hari kedatangan kami semua ke Tokyo, dan acara baru dimulai pada tanggal 15 Oktober. Acara pidato seluruh peserta dilaksanakan di Tokyo pada tanggal 18 Oktober. Di tanggal lain, kami mengikuti berbagai macam kegiatan menarik yang telah diagendakan oleh Nichigaikyou. Di antara semua acara, yang paling berkesan bagi saya adalah ketika kami mengadakan kunjungan ke Pasar Tsukiji, pasar pelelangan ikan terbesar di Tokyo. Berusia 78 tahun dengan luas 408.000 m2, nama Tsukiji Fish Market terkenal sampai ke luar Jepang. Saat memasuki Tsukiji, saya merasa sangat gembira dan sekaligus takut. Gembira karena mengunjungi Tsukiji merupakan impian saya, tetapi takut karena terdapat ratusan mesin-mesin pengangkut barang yang berseliweran ke sana kemari.

Jessica Yowiko

Di atas Tsukiji Fish Market bersama pemandu.

Kunjungan ke kantor pusat Panasonic Jepang.

Para peserta program bersama dengan panitia di JOEA.

Namun ketika mendengarkan penjelasan seorang pekerja dari pasar tersebut yang menjadi pemandu kami, rasa takut saya sirna. Saya menjadi kagum dan terkesan akan Tsukiji. Bukan hanya karena kecakapan maupun kejelasan dari informasi pemandu kami, tetapi rasa cintanya pada pasar tersebut. Beliau telah bekerja bertahun-tahun di Tsukiji, dan walaupun tidak dikatakannya secara langsung, saya dapat melihat betapa beliau sangat menyukai Tsukiji. Mulai dari pelelangan ikan pada jam 3 pagi, semua pekerja di Tsukiji benar-benar berdedikasi kepada pekerjaan mereka. Sebagai pasar terbesar yang menjadi pemberi makan dapur-dapur Tokyo, pekerja di Tsukiji memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk bekerja dengan baik, cepat, bersih, dan rapi. Barang ditata dengan rapi, dan pekerjanya dilarang merokok. Walaupun waktu kami sempit, pada akhir kunjungan, pemandu kami sangat ingin mengantar kami ke suatu tempat di Tsukiji yang biasanya tidak termasuk dalam acara tur. Ternyata pemandu kami membawa kami semua ke atap gedung sehingga kami bisa melihat seluruh pasar Tsukiji dari atas. Di atap tersebut, beliau mengatakan bahwa pasar Tsukiji akan ditutup tahun depan untuk direlokasi. Walaupun beliau mengatakannya dengan cara yang sama seperti ketika di dalam pasar, saya dapat merasakan kesedihan dalam kata-katanya. Kunjungan ke Tsukiji menunjukkan secara langsung kepada saya etos kerja seorang Jepang. Di Tsukiji, apapun pekerjaannya, bagaimanapun beratnya, semuanya memiliki makna. Semua orang bekerja keras dan mendukung satu sama lain. Di balik semua kerja keras dalam pasar Tsukiji yang luas, terdapat cinta terhadap kota Tokyo.
EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

seri kehidupan orang Jepang

Persiapan untuk menghadapi Bencana


Apakah ini ? Selamat Siang!! Saya SETO Ayako yang bertugas di Bandung, Jawa Barat. Para pembaca sekalian, apa Anda tahu ini foto apa? Menurut pembaca sekalian kapan dan dimana barang ini digunakan?

SETO Ayako

Tas Darurat (Emergency Bag)

Isi tas darurat (Emergency Bag)

Perihal 11 Maret Pada tanggal 11 Maret 2011, terjadi gempa besar yang berpusat di lepas pantai Tohoku. Jumlah korban yang dinyatakan hilang atau meninggal karena bencana gempa besar ini mencapai 20.000 orang. Selain itu, setelah bencana ini banyak orang yang menjalani kehidupan di tempat penampungan dan terpisah dari tempat tinggalnya. Air minum dan makanan, serta barang kebutuhan lain sepertinya susah untuk didapatkan karena transportasi yang menghubungkan daerah bencana tersebut terputus. Bencana Alam di Jepang Di Jepang banyak terjadi bencana alam. Gempa bumi (Gempa Bumi Besar Tohoku tahun 2011, Gempa Bumi Chuetsu tahun 2004, Gempa Bumi Besar Hanshin tahun 1995, dll), letusan gunung berapi (Shinmoedake tahun 2010, Miyakejima tahun 2000, Unzen-Fugen Dake tahun 1991), longsor salju, banjir, angin topan dll. Karena bencana alam, rumah dan kota menjadi rusak, bahkan kehidupan sehari-hari menjadi terganggu, hal seperti itu sering terjadi di Jepang. Persiapan untuk Menghadapi Bencana Kita tidak tahu kapan dan dimana bencana alam akan terjadi. Di Jepang dijual berbagai macam barang penanggulangan bencana untuk persiapan menghadapi bencana alam. Foto di atas, menunjukkan salah satu barang penanggulangan bencana yang disebut Tas Darurat (Emergency Bag). Baiklah, mari kita lihat isinya. Lebih baik mempersiapkan barang-barang berikut supaya bisa melewati beberapa hari di saat darurat dan taruhlah di tempat yang mudah terjangkau jika dibutuhkan pada saat darurat.
Referensi : Foto Tas Darurat (Emergency Bag) Foto isi dari tas darurat (Emergency Bag) Foto Toilet Portabel Foto Makanan Darurat
EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

Makanan : air (1 orang sehari 3 liter) / makanan darurat (makanan kaleng, kue dll) / Pakaian : pakaian dalam dan pakaian / jas hujan / leisure sheet / Kesehatan : pocket heater / selimut / kacamata / obat-obatan pribadi / kantong sampah (untuk menghadapi dingin) / pembalut / masker / Kebersihan : tisu / tisu basah / handuk / radio / baterai / toilet portable / dry shampoo / Alat Komunikasi : telepon genggam dan pengisi baterai darurat / foto keluarga (untuk memastikan saat kehilangan) / catatan alamat kontak Mobilisasi : lampu senter / plastik pembungkus / peluit (digunakan saat tertimbun reruntuhan dll) / kantong plastik / sarung tangan tentara / uang koin (digunakan untuk menelepon di telepon umum) / lakban / spidol / tali / pisau lipat / kertas koran Yang lainnya : uang tunai / kartu tanda pengenal / cap kartu asuransi / music player (untuk menenangkan pikiran) / Kesadaran Penanggulangan Bencana Orangorang Jepang Ada berita yang mengatakan bahwa selama ini omset penjualan suatu perusahan kue mencapai penjualan tertinggi selama ini dikarenakan gempa besar Tohoku yang terjadi tahun 2011. Pada saat itu perusahaan kue tersebut menjual suatu barang makanan darurat dengan batas waktu kadaluarsa

diperpanjang dari 1 tahun menjadi 5 tahun. Penjualan yang naik ini menunjukkan bahwa kesadaran orang-orang Jepang untuk penanggulangan bencana itu sangat tinggi, kan? Bagaimana di Indonesia..? Sama seperti Jepang, Indonesia juga sering terjadi gempa dan bencana alam lainnya. Apa pembaca sekalian di Indonesia juga melakukan persiapan jika suatu saat terjadi bencana? Demi melindungi keluarga dan sahabat kita, bagaimana kalau pembaca sekalian juga mencoba mempersiapkan Tas Darurat seperti ini?

Toilet Portable

oleh : SETO Ayako, Japanese Language Assistant Lecturer JF : http://store.shopping.yahoo.co.jp/bousai/482050.html : http://www.rakuten.ne.jp/gold/seasonproshop/cat_bosai.html : http://www.bosaijoho.jp/tradefair/ct010/item_2150.html : http://topics.foodpeptide.com/?eid=1267082

Makanan Darurat

Sayonara........
ragam program
Deputy Director The Japan Foundation, Jakarta

LAPORAN PROGRAM JF TAHUN FISKAL 2012/2013

Laporan Kegiatan MGMP di beberapa Provinsi

Saya telah kembali ke Jepang pada tanggal 17 Januari 2013 karena masa tugas saya di Indonesia telah berakhir. Berkat kerjasama dan dukungan yang begitu besar dari Bapak/Ibu sekalian, saya dapat melaksanakan tugas maupun menjalani kehidupan selama 5 tahun ini dengan lancar. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih. Meskipun saya kembali ke Jepang, tapi saya akan senang sekali jika suatu hari dapat berjumpa lagi dengan Anda sekalian.

hajimemashite Sulawesi Utara: Hasil dan Permasalahan Seluruh peserta secara keseluruhan mendapatkan hasil baik karena mampu membuat SAP dan menyelenggarakan praktik pengajaran sesuai dengan tema pelatihan yang telah ditetapkan, yaitu Alur Pemelajaran. Di lain pihak, dilihat dari rata-rata lama pengalaman mengajar para peserta yaitu 4 tahun dan setiap bulannya ada pula pengajar yang hadir di MGMP, maka selanjutnya perlu dipikirkan isi pelatihan agar mereka mendapatkan pengetahuan dan pengalaman, yaitu alur pengajaran + a. Sumatera Barat: Hasil dan Permasalahan Peserta dan instruktur dapat berdiskusi secara aktif dan dapat berbagi permasalahan yang dikhawatirkan (setiap orang) mengenai pemelajaran harian Apakah cara menjelaskan seperti ini sudah baik? Oleh karena ini adalah pelatihan satu hari sama seperti di Sumatera Utara, perlu dipikirkan oleh semua pihak mengenai materi pelatihan dan alur yang efektif. Sumatera Utara: Hasil dan Permasalahan Bagi para pengajar baru, pelatihan ini popular karena sangat bermanfaat untuk memelajari Alur Pemelajaran dengan memfokuskan pada Latihan Dasar. Pelatihan di Sumatera Utara ini hanya sehari dan pesertanya pun banyak, karena itu memerlukan waktu panjang untuk kerja kelompok memikirkan SAP dan mempresentasikannya. Perlu dipikirkan materi pelatihan yang dapat diberikan dalam satu hari dan dapat didiskusikan secara aktif oleh seluruh peserta. Bali: Hasil dan Permasalahan Berdasarkan penilaian diri dari para peserta, bahwa melalui workshop pembuatan tes para peserta menjadi mengerti poin-poin penting pada saat pembuatan soal dan jenis-jenis soal. Pada saat belajar bersama (benkyookai) memang ada keterbatasan waktu. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan waktu peserta dan efek (workshop ini), perlu dipikirkan dengan cermat materi benkyookai (berikutnya).

Deputy Director The Japan Foundation, Jakarta

Perkenalkan. Nama saya, NISHIMATSU Hideki. Saya tiba di Jakarta pada tanggal 10 Januari 2013 untuk menangani kegiatan bahasa Jepang yang dilaksanakan oleh The Japan Foundation, Jakarta. Di Indonesia terdapat banyak orang yang belajar bahasa Jepang dan sangat sibuk. Namun demikian, saya akan berusaha keras. Saya juga belajar bahasa Indonesia dan akan senang sekali apabila dapat berteman dengan Bapak/Ibu yang berada di Indonesia. Mohon dukungan dan kerjasama dari Anda semua.
10

Pada tanggal 19 September 2012, bertempat di Hall The Japan Foundation Jakarta, telah diselenggarakan Workshop Penyusunan Silabus dan RPP Berkarakter. Kegiatan workshop ini diikuti oleh 90 orang guru SMA, SMK, MA yang sebagian besar berasal Jabodetabek, namun di antaranya juga hadir perwakilan dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Barat. Dalam workshop ini para guru bersama mencoba untuk memahami dan menerapkan nilai karakter pada silabus dan RPP bahasa Jepang. Semoga, hasil workshop ini dapat disebarluaskan kepada guru-guru di wilayah masing-masing dan bermanfaat dalam persiapan perangkat pembelajaran.
EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

Workshop Penyusunan Silabus dan RPP Berkarakter

PROGRAM JF TAHUN FISKAL 2012/2013 Seminar ASPBJI Korwil Sumatera Utara


Seminar ASPBJI Korwil Sumatera Utara ini diselenggarakan di kampus USU Medan pada tanggal 8 Desember 2012, dan diikuti oleh sekitar 60 orang, terdiri dari para pengajar pada perguruan tinggi dan kursus, guru-guru SMA, peserta program pasca sarjana yang ada di Sumatera Utara. Tema seminar adalah Metode Pengajaran Sakubun, dan The Japan Foundation, Jakarta menghadirkan Ms. OZAKI Hiroko, tenaga ahli bahasa Jepang. Setelah acara pembukaan yang dihadiri oleh Wakil Konsul Jenderal Bp. Akira SAITO, dimulailah kegiatan seminar dengan makalah yang dibawakan oleh Dra. Eman Kusdiyana, M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Jepang, FIB-USU berjudul Kendala-kendala dalam Pembuatan Karangan Berbahasa Jepang. Acara dilanjutkan dengan Workshop dengan judul Metode Pengajaran Sakubun oleh Ms. OZAKI. Setelah itu, peserta seminar dibagi dalam 8 kelompok dan dilakukan kegiatan. Alur kegiatan adalah sebagai berikut: Setiap kelompok membuat satu karangan membaca karangan kelompok lain, dan memberi komentar serta penilaian terhadap karangan tersebut setiap kelompok mempertimbangkan komentar yang didapat dari kelompok lain wakil dari 2 kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan karangan dari kelompoknya masing-masing, serta menyampaikan komentar dan penilaian dari kelompok lain. Workshop berlangsung hingga pk. 14:00 dengan dipotong ishoma. Semua peserta yang terbagi atas 8 kelompok ini mengikuti kegiatan workshop dengan antusias. Seminar ditutup dengan presentasi hasil penelitian oleh 2 orang. Seluruh peserta seminar berharap nantinya akan dapat menerapkan pemelajaran Sakubun seperti yang sudah dipelajari dalam seminar ini.

Rencana Kegiatan MGMP di beberapa Provinsi

Kepada para pengajar anggota MGMP di setiap provinsi

Saya akan menentukan tema dan materi pelatihan bersama dengan Bapak/Ibu semua. Saya ingin merencanakan workshop atau ** yang sesuai dengan tema sambil menyadari 1) hal yang bermanfaat ketika mengajar murid di SMA/SMP; 2)meningkatkan kemampuan bahasa Jepang (operasional) para pengajar. Oleh karena itu, jangan sungkan-sungkan menghubungi saya bila ada masalah cara pengajaran (pemelajaran/bahasa Jepang) atau ada hal yang ingin diketahui/dipelajari melalui e-mail : ueno@jpf.or.id.

Jadwal Kursus JF April ~ Juli 2013


The Japan Foundation, Jakarta akan membuka Kursus Bahasa Jepang yang tertera di bawah ini pada bulan April 2013. Ingin meningkatkan kemampuan bahasa Jepang ! Ingin belajar bahasa dan budaya Jepang ! Bagi Anda yang berminat, kami tunggu partisipasinya. Jadwal Kursus Bahasa Jepang The Japan Foundation, Jakarta (April ~ Juli 2013)
Jenis Tingkatan Pemula Nama Kursus Kelas Pemula 2 Kelas Menengah Awal 1 Kelas Menengah Lanjut 3 JF Standard Level A1 Jadwal 8 April ~ 5 Juni 2013 (18 Pertemuan) Senin & Rabu, Pkl. 18:30 ~ 20:00 9 April ~ 4 Juli 2013 (24 Pertemuan) Selasa & Kamis, Pkl. 18:30 ~ 20:00 9 April ~ 4 Juli 2013 (24 Pertemuan) Selasa & Kamis, Pkl. 18:30 ~ 20:00 Peserta 25 Orang

Kursus Bahasa Jepang Tingkat Pemula 1 (A1) dan Menengah Lanjutan 2 (B1) dimulai !
Sejak bulan Desember 2012 telah dimulai kursus Bahasa Jepang Tingkat Pemula 1 dan Tingkat Menengah Lanjutan 2 oleh The Japan Foundation, Jakarta. Tingkat Pemula 1 : Ditujukan untuk orang yang belum pernah belajar bahasa Jepang sama sekali agar Suasana belajar tingkat Pemula 1 dapat mengucapkan salam dalam bahasa Jepang, mengutarakan hal yang disukai dan menceritakan kegiatan sehari-hari dalam bahasa Jepang yang mudah. Peserta juga belajar hiragana, katakana dan tata bahasa sederhana. Tingkat Menengah Lanjutan 2 : Kelas lanjutan pembelajaran Bahasa Jepang tingkat Menengah yang ditujukan untuk orang yang memiliki kemampuan setingkat JLPT N3 agar dapat mengutarakan pemikiran sendiri dan opini sembari bertukar informasi. Keduanya adalah kelas baru dengan penerapan JF Standard yang mengutamakan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Jepang.
EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

Menengah Awal Menengah Lanjut

A2 ~ B1

25 Orang

B1

25 Orang

*Pendaftaran kursus dibuka sekitar bulan Februari 2012. Informasi rinci : di Bagian Bahasa, The Japan Foundation, Jakarta.
11

ragam program

PROGRAM JF TAHUN FISKAL 2012/2013


Lomba Pidato Bahasa Jepang bagi Siswa SLTA Tahun 2013

Seminar Nasional Tahunan ASPBJI Korwil Jawa Barat


Kajian kejepangan pada masa kini semakin berkembang pada bidang bahasa, pendidikan, budaya, dan sastra secara lebih luas. Hasil Kajiankajian tersebut sangat perlu disebarluaskan sebagai informasi dan rujukan bagi penelitian kejepangan dan bagi pengembangan penyelenggaraan pendidikan bahasa dan budaya Jepang khususnya di Indonesia. Hal ini mendorong ASPBJI Korwil Jabar untuk melaksanakan seminar nasional dengan mengambil tema Hasil-hasil Penelitian Kejepangan dan Implementasinya dalam Pendidikan Bahasa Jepang. Seminar ini diselenggarakan dengan tujuan membahas dan mendiskusikan secara kritis tentang berbagai kajian kejepangan dalam semua bidang baik itu linguistik, sastra, pendidikan, budaya, maupun bahasa Jepang terapan serta bagaimana implementasinya dalam pengajaran, serta mempererat hubungan antara pengajar bahasa Jepang dan mewadahi pertukaran informasi penting terkait pengembangan pengajaran bahasa Jepang. Seminar ini akan diselenggarakan pada: 1. Waktu 2. Tempat 3. 4. 5. 6. : Sabtu, 26 Januari 2013 : Auditorium Miracle Kampus Universitas Komputer Indonesia, Jl. Dipatiukur 112, Bandung Pukul : 08:00 s/d 15:00 Peserta : Anggota ASPBJI Korwil Jabar, mahasiswa, dan umum Pemakalah : Para anggota ASPBJI Korwil Jabar Informasi rinci, hubungi : gakkaijabar@yahoo.co.jp atau Tlp. 081321111277 (Susi), 081281971937 (Riska)

Kegiatan lomba pidato atas kerjasama The Japan Foundation, Jakarta dengan Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah, Kemdikbud akan dilaksanakan untuk ke-12 kalinya pada tahun 2013. Lomba akan dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu: 1. Lomba Pidato Tingkat Daerah Tahun 2013 Lomba ini dilaksanakan oleh MGMP Bahasa Jepang SMA di Sumbar, Sumut, Jabodetabek, Jabar, Jateng & D.I. Yogyakarta, Jatim, Bali dan Sulut (koordinasi dengan kantor dinas pendidikan setempat) dalam bulan Januari 2013.

2.

Jadwal Lomba Pidato Bahasa Jepang Tingkat Daerah Tahun 2013:


Wilayah Sumut Sumbar Jabodetabek Jabar Tanggal Tempat 19 Januari 2013 SMA Al-Wasliyah 1 Medan 20 Januari 2013 MAN 2 Payakumbuh 12 Januari 2013 SMA Al-Azhar, Bekasi 13 Januari 2013 SMAN 10 Bandung

Jateng & 20 Januari 2013 SMAN 3 Yogyakarta D.I. Yogyakarta Jatim Bali Sulut 13 Januari 2013 SMAN 1 Gondang, Mojokerto 20 Januari 2013 Kandis Pendikpora Prov. Bali, Denpasar 18 Januari 2013 SMAN 2 Manado

Lomba Pidato Tingkat Nasional ke-12 Tahun 2013 Lomba tingkat nasional ini akan dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2013 dan akan diikuti oleh 13 orang siswa pemenang lomba pidato tingkat daerah di 8 wilayah MGMP Bahasa Jepang. Kegiatan ini dilaksanakan oleh The Japan Foundation, Jakarta bersama dengan Subdit. Kesiswaan, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah, Kemdikbud. Pada tahun 2013, kegiatan Lomba Pidato Tingkat Nasional kembali akan dilaksanakan di Auditorium RRI Jakarta hasil kerjasama The Japan Foundation, Jakarta dengan RRI. Selain itu, rencananya sebagian dari kegiatan ini akan disiarkan langsung di RRI Pro2 FM dan di-relay oleh stasiun RRI daerah di wilayah seluruh peserta lomba. Seperti pada tahun sebelumnya, pemenang lomba pidato tingkat nasional ini selain mendapat hadiah berupa sertifikat dan barang, juga akan dicalonkan untuk program kunjungan ke Jepang dari The Japan Foundation Japanese Language Institute, Kansai dan Japanese Speech Award (JSA).

Kegiatan Lomba Pidato Bahasa Jepang bagi Siswa SLTA ini juga disponsori oleh Ritsumeikan Asia Pacific University, PT. Panasonic Manufacturing Indonesia, PT. Asuransi MSIG Indonesia dan PT. Hoyu Indonesia.

KEMDIKBUD

Subdit Kesiswaan Direktorat Pembinaan SMA

Radio Republik Indonesia (RRI)

Kedutaan Besar Jepang


merupakan terbitan berkala dari Bagian Bahasa Jepang The Japan Foundation, Jakarta yang berisikan informasi bahasa Jepang dan pengajaran bahasa Jepang, dan dibagikan secara cumacuma bagi lembaga-lembaga yang berkecimpung maupun yang terkait dengan pengajaran bahasa Jepang di Indonesia. Jika para pembaca ingin menyampaikan tulisan tentang pendidikan bahasa Jepang atau pun saran, pendapat dan harapan mengenai tema dan topik yang telah atau akan dimuat dalam EGAO, silakan layangkan surat Anda ke alamat kami :

Bagian Bahasa Jepang, The Japan Foundation, Jakarta Summitmas I Lantai 3, Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62, Jakarta 12190. Tel. 021-5201266, Fax 021-5251750, e-mail : pkj@jpf.or.id
Penanggung Jawab Umum : TAKAHASHI Yuuichi. Pemimpin Redaksi : Apin Supinah Redaktur : OZAKI Hiroko, NIHEI Tomoko, MORIBAYASHI Ken, UENO Mika, Evi Lusiana, Tetriana Sawitri

12

EGAO, Vol. 15 / No. 1 - Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai