Anda di halaman 1dari 30

Laporan Magang

Judul

Pengajaran Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Asing (Neresuan


University) Dalam Keterampilan Berbicara Dengan Memperkenalkan
Budaya Indonesia

Nama :Silvia Tanjung

NPM: (18080049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN(STKIP) PG


RI SUMATERA BARAT

PADANG

2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG

Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur AsingUntuk Meningkatkan


Keterampilan Menyimak Untuk Mahasiswa Nareuswan Thailand

JUDUL

Nama: Silvia Tanjung

NPM:18080049

Telah disetujui:

Dosen Pembimbing Dosen pengajar


BIPA

( Refa Lina Tiawati R., M.Pd) (Refa Lina Tiawati R., M.Pd)

NIND:1027088704 NIND:1027088704

Mengetahui :
Ketua prodi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI SUMBAR

(Dra.Indriani Nisja,M.pd)

NIND:1027076701

Kata Pengantar

Assalamu'alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan
bimbinganNya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang program BIPA di
Naresuan University secara online yang berjudul “ Pengajaran Bahasa Indonesia
Untuk Mahasiswa Asing (Neresuan University) Dalam Keterampilan Berbicara
Dengan Memperkenalkan Budaya Indonesia, Program BIPA Di Naresuan
University Padang tahun 2021”.

Dengan kegiatan magang ini, penulis dapat mengetahui bagaimana


pengajaran dalam program BIPA sehingga penulis mendapatkan pengalaman yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk persiapan diri dan mental bila
nanti sudah tamat. Dalam penyusunan laporan magang ini, penulis mendapat
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra.Indriani Nisja, M.Pd selaku ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Ibu Samsiarni. S.S.M.Hum selaku sekretaris Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
3. Ibu Refa Lina Tiawati R, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing
Magang Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
4. Bapak dan Ibu dosen serta staf administrasi Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
5. Mahasiswa/Mahasiswi Naresuan University yang telah bekerja
sama dan berpartisipasi terhadap kelompok 3
6. Terimakasih kepada orang tua penulis Ayahanda dan Ibunda yang
telah memberikan Do’a dan dukungan yang baik kepada penulis
7. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan
laporan magang ini
Laporan magang ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan pada bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan
magang ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari bantuan yang
telah diberikan dari banyak pihak, baik dalam bentuk moril maupun
materil sehingga dapat ditentukan seiring waktu yang telah ditentukan.
Semoga penulisan laporan magang ini memberikan banyak manfaat bagi
semua pihak, khususnya bagi penulis sendiri.

Padang,27 Maret
2021
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………..

Daftar isi…………………………………………………………………………..

Daftar Lampiran…………………………………………………………………

BAB
IPendahuluan……………………………………………………………………

1.1 Latar Belakang


Masalah…………………………………………………………..

1.2 Permasalahan………………………………………………………………

1.3 TujuanPenelitian………………………………………………………………

1.4 Manfaat/kegnaan……………………………………………………………….

BAB
II………………………………………………………………………………

2.1 Gambaran Umum Tempat Magang…………………………………………….

2.2 Masalah yang dihadapi………………………………………………………..

BAB II Kerangka Teori Ke Arah Penyelesaian


Masalah………………………..

BAB IV Solusi Alternatif Penyelesaian Masalah………………………………

BAB V Penutup…………………………………………………………………..

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………

5.2 Saran………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka…………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia STKIP PGRI
Sumatera Barat adalah salah satu lembaga pendidikan yang menghasilkan
lulusan sarjana pendidikan (S1) dibidang pendidikan yang bertujuan untuk
menghasilkan lulusan dengan profil utama tenaga pendidik (Guru) Bahasa
dan Sastra Indonesia, dan profil tambahan sebagai guru BIPA dan selaras
dengan kompetensi yang ditetapkan dalam KKNI.
Untuk mencapai tujuan diatas, merupakan tugas Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk melakukan berbagai upaya
membekali dan membina Mahasiswa dengan berbagai kompetensi yang
diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga profesi dan tenaga
pendidikan Program mengajar BIPA secara online di Naresuan University
Negara Thailand.
Dalam Program BIPA ini banyak pembelajaran dan pengalaman yang
didapat dari pembimbing magang, pembimbing lapangan dan Mahasiswa
Thailand yang diberikan kepada mahasiswa magang tentu sangat berguna.
BIPA yaitu kepanjangan dari Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing
menurut pendapat penulis BIPA didalamnya mempelajari tentang program
pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia, didalam keterampilan
berbahasa Indonesia ada keterampilan berbicara, menulis, membaca dan
mendengarkan bagi penutur asing, maka orang asing yang belajar BIPA akan
mengalami proses keterampilan berbahasa Indonesia tersebut.
Dalam laporan magang ini penulis melaporkan bahwa penulis mengalami
beberapa kesulitan dalam memahami bahasa yang harus digunakan seperti
bahasa Inggris dan Thailand untuk lebih maksimak dalam berinteraksi
terhadap mahasiswa Thailand.

1.2 Permasalahan
Dari hasil permasalahan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa masalah dalam
pengucapan dalam berbicara pada mahasiswa Naresuan University
a. Bagaimana kesalahan yang dilakukan mahasiswa Naresuan saat berbicara
memperkenalakn budaya indonesia
b. Apa saja kata yang salah saat mahasiswa naresuan university berbicara
memperkenalkan budaya indonesia.
c. Bagaimana solusi agar mahasiswa naresuan university lancar dalam berbicara
bahasa indonesia yang baik dan benar.
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dan penulisan adalah agar mahasiswa Naresuan University


a. Mampu mengetahui dalam kesalahan yang dilakukan mahasiswa naresuan
university dalam memperkenalkan budaya indonesia.
b. Mampu mengucapkan huruf dalam kata teks berita dengan bener dan baik.
c. Mendapatkan solusi agar mahasiswa naresuan university bisa lancar dalam
berbicara dan mengucapkan huruf bahasa indonesia dengan bener.
1.1 Manfaat/kegunaan

Kegiatan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi yang bergelut dalam


dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah .

1. Manfaat bagi mahasiswa

Dapat memberikan masukan bagi mahasiswa dalam mempersiapakan diri


untuk terjun kedalam dunia mengajar dan juga menguji sejauh mana kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan teori saat praktik mengajar. Dan juga untuk
mendapatkan teman baru dan pengalaman baru yang cukup menegangkan dan
menyenagkan karena baru perdana mengajar secara online bertambahnya kosa
kata dalam berbahasa Inggris.

2. Manfaat bagi mahasiswa naresuan university

Bagi mahasiswa thailand terjadilinnya tali persaudaraan dengan adanya


progam BIPA untuk mendapatkan pengalaman baru,ilmu dan juga temen baru.

3. Manfaat bagi kampus

Manfaat bagi kampus untuk meningkatkan nama kampus dalam


membutuhkan rasa kebersamaan antara pihak kampus dengan kampus nareusan
University.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Magang


Kampus Naresuan University adalah salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang
ada di Negara Thailand dan merupakan salah satu kampus yang menerapkan
mata kuliah Program belajar BIPA didalam kampus. Naresuan University
adalah universitas negeri di provinsi Phitsanulok, Thailand Utara. Itu
didirikan sebagai universitas terpisah pada tanggal 29 Juli 1990, peringatan
400 tahun dimulainya pemerintahan Raja Naresuan Agung lahir di
Phitsanulok. Sebuah halaman dengan patung Raja Naresuan berada
dihalaman kampus dan para siswa secara teratur memberikan penghormatan
sebelumnya. Universitas memiliki sekitar 20.000 siswa penuh waktu.

Sejarah
Pada 18 Januari 1964, Kementerian Pendidikan memutuskan untuk membuat
cabang Sekolah Tinggi Pendidikan Bangkok di setiap wilayah negara. Pada
tanggal 25 Januari 1967, kampus Phitsanulok didirikan sebagai cabang
keempat dari Sekolah Tinggi Pendidikan dan dimaksudkan untuk melayani
sebagian besar provinsi di utara. Pada tahun 1974 Sekolah Tinggi Pendidikan
ditingkatkan statusnya menjadi universitas dan dinamai Universitas
Srinakharinwirot Awalnya, hanya tahun ketiga dan keempat studi universitas
yang ditawarkan di Phitsanulok, dan siswa diterima dengan ujian kompetitif
setelah menyelesaikan kurikulum di salah satu perguruan tinggi pelatihan
guru tingkat asosiasi nasional. Pada tahun 1976 tahun pertama dan kedua
ditambahkan jurusan lain selain pendidikan secara bertahap dimasukkan, dan
pada tahun 1990 kampus Phitsanulok menjadi independen dari Universitas
Srinakarinwirot. Itu disebut "Universitas Naresuan" selama perayaan ulang
tahun ke-400 kenaikan takhta Raja Naresuan Agung.
Universitas Naresuan memiliki kampus kedua di Phayao yang dibuka pada
tahun 1999 dan ditingkatkan ke tingkat universitas dan dinamai “ Universitas
Phayao” pada tahun 2010. Ia juga menawarkan kursus ekstensi di Sembilan
pusat pendidikan diseluruh negeri termasuk Bangkok.
Logo Naresuan University

Profil Naresuan University

Alamat

Motto มหาวิทยาลัย แหง่ การ วิจัย

Tipe Publik

Mapan 29 Juli 1990


Mapan 29 Juli 1990

Presiden Prof. Dr. Kanchana


Ngourungsi

Sarjana 25.721

Pascasarjana 5.020

Lokasi Distrik Mueang


Phitsanulok
,
Thailand

16 ° 44′43 ″ N 100 °
11′28 ″ E

Warna

Afiliasi ASAIHL

Maskot Gajah Perang

Situs web http://www.nu.ac.th/

2.2 Masalah Yang Dihadapi

Masalah yang saya hadapi dalam laporan magang ini adalah pada saat melakukan
zoom diwaktu belajar,karena pada saat hari pertama zoom mahasiswa asing
tersebut tidak memahami bahasa indonesia dengan sepenuhnya.Mereka juga
mempunyai aktifitas masing-masing sehingga membuat kami kesulitan
menentukan waktu untuk megatasi zoom pertama dan selanjutnya.Wktu zoom
hanya sebentar dan juga sering terjadinya keluar masuk karna jaringan .Terkadang
dalam melaksanakan kuliah daring mahasiswanya tidak selalu hadir dalam proses
belajar.
Bab III

Kerangka Teori kearah penyelesaian masalah

3.1Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam kehidupan


sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi,

karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Berbicara

memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ahli

bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara, diantaranya sebagai berikut.

Hariyadi dan Zamzami (1996/1997:13) mengatakan berbicara pada hakikatnya


merupakan suatu proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi pesan dari
suatu sumber ke tempat lain. Dari pengertian yang sudah disebutkan dapat
disimpulkan bahwa berbicara merupakan suatu proses untuk mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.

Burhan Nurgiyantoro (2001:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa

kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah


aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu,

kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.

Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan

8menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 2008:14). Dapat


dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat

didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah

otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang

dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang


memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan

linguistik. Selanjutnya berbicara menurut Mulgrave (melalui Tarigan, 2008:16)

merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang

disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang

pendengar atau penyimak.

Berbicara merupakan instrumen yang

mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah

pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun para

penyimaknya; apakah ia bersikap tenang atau dapat menyesuaikan diri atau

tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; dan apakah dia

waspada serta antusias atau tidak. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa lisan
merupakan dasar utama dari pengajaran bahasa karena kemampuan berbahasa
lisan (1) merupakan mode ekpresi yang sering digunakan, (2) merupakan bentuk
kemampuan pertama yang biasanya dipelajari anak-anak, (3) merupakan tipe
kemampuan berbahasa yang paling umum dipakai.
Berdasarkan pengertian berbicara yang telah disampaikan oleh beberapa

ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian berbicara adalah aktivitas

mengeluarkan kata-kata atau bunyi berwujud ungkapan, gagasan, informasi

yang mengandung makna tertentu secara lisan.

2. Hakikat Berbicara

Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide,

pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa

lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud,

1984/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para

pakar.

Tarigan (1983:15), misalnya mengemukakan berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara pada


hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab di dalamnya terjadi
pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Proses komunikasi itu dapat
digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini Ahmad Rofi'udin dan Darmayati
Zuhdi (2001/2002 : 13)

3. Proses Berbicara

Dalam proses belajar berbahasa di sekolah, anak-anak mengembangkan

kemampuan secara vertikal tidak saja horizontal. Maksudnya, mereka sudah

dapat mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna dalam


arti strukturnya menjadi benar, pilihan katanya semakin tepat, kalimatkalimatnya
semakin bervariasi, dan sebagainya. Dengan kata lain, perkembangan tersebut
tidak secara horizontal mulai dari fonem, kata, frase, kalimat, dan wacana seperti
halnya jenis tataran linguistik. Proses pembentukan kemampuan berbicara ini
dipengaruhi oleh aktivitas berbicara yang tepat. Bentuk aktivitas yang dapat
dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan siswa
antara lain: memberikan pendapat atau tanggapan pribadi, bercerita,
menggambarkan orang/barang, menggambarkan posisi, menggambarkan proses,
memberikan penjelasan, menyampaikan atau mendukung argumentasi.

Berbicara merupakan tuntunan kebutuhan siswa di SD Sutran. Komunikasi

yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan
dalam setiap siswa untuk berdiskusi atau berinteraksi dengan teman-temannya di
kelas maupun di luar kelas. Kemampuan berbicara sangat dibutuhkan dalam
berbagai kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kemampuan
ini perlu dilatihkan secara sejak awal.

4. Mengembangkan Keterampilan Berbicara

Dalam proses belajar bahasa di sekolah siswa mengembangkan sikap


keterampilan secara vertikal maksudnya mereka sudah dapat mengungkapkan

pesan secara lengkap meskipun belum sempurna makin lama keterampilan

tersebut menjadi sempurna dalam arti strukturnya menjadi semakin benar, pilihan
kata semakin tepat dan kalimat semakin bervariasi Ahmad Rofi'udin dan
Darmayati Zuhdin (2000 : 7) mengemukakan ada tiga cara untuk mengembangkan
secara vertikal keterampilan berbicara:

a. Menirukan pembicaraan orang lain (khususnya guru).

b. Mengembangkan bentuk ujaran yang dikuasai.

c. Mendekatkan/mensejajarkan dua bentuk ujaran yaitu ujaran sendiri yang


belum benar dengan ujaran orang dewasa (terutama guru) yang sudah benar.

Pengajaran berbicara yang selama ini dilaksanakan menganggap berbicara

sebagai suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Dalam praktiknya pengajaran


berbicara dilaksanakan dengan menyuruh siswa berdiri di depan kelas untuk
berbicara atau berpidato. Siswa lain diminta mendengarkan dan tidak
mengganggu. Siswa yang mendapat giliran akan terekam, akibatnya

pengajaran berbicara di sekolah kurang menarik. Agar seluruh siswa terlibat

dalam kegiatan hendaknya diingat bahwa hakekatnya kegiatan berbicara

berhubungan dengan kegiatan lain seperti menyimak, membaca serta berkaitan


dengan pokok pembicaraan. Tugas guru adalah mengembangkan pengajaran
berbicara agar aktifitas kelas dinamis hidup dan diminati siswa. Tompkins dan
Hoskisson dalam Ahmad Rofi'udin dan Darmayati Zuhdi (2001/2002: 8)
mengemukakan proses pembelajaran berbicara dengan beberapa jenis kegiatan
yaitu :

a. Percakapan

Percakapan merupakan bentuk ekspresi lisan yang alami dan bersifat tidak

resmi. Siswa diberi kesempatan bercakap-cakap dalam kelompok kecil. Mereka


belajar tentang peranan kemampuan berbicara dalam mengembangkan
pengetahuan.

b. Berbicara estetik

Teknik bercerita yang dilakukan oleh siswa setelah membaca karya sastra. Hal
penting dalam memilih cerita antara lain : cerita sederhana, alur jelas, pelaku tidak
banyak mengandung dialog.
c. Berbicara untuk menyampaikan informasi atau mempengaruhi Kegiatan ini
adalah siswa melaporkan informasi secara lisan, wawancara dan debat. Dalam
melaporkan informasi secara lisan siswa memilih topik yang kemudian
dikembangkan. Saat menyajikan informasi siswa tidak akan membaca catatan.
Siswa lain mendengarkan, mengajukan pertanyaan dan memberikan penghargaan.

d. Kegiatan Dramatik

Kegiatan ini melatih siswa untuk berinteraksi dengan teman sekelas berbagai
pengalaman dan mencoba menafsirkan sendiri naskah. Keterampilan lebih mudah
dikembangkan jika siswa memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan
sesuatu secara alami kepada orang lain dalam kesempatan bersifat informal
walaupun demikian kesempatan untuk berbicara di kelas merupakan kondisi yang
harus diciptakan karena bermanfaat bagi pembelajaran untuk mempelajari aspek-
aspek pragmatik dan aspek-aspek lain dalam kaitannya penggunaan bahasa. Untuk
mengembangkan keterampilan ini siswa memerlukan konteks yang bermakna
misalnya berbicara dengan guru dan kelompok. Bermain peran, bercerita,
membawa membawa sesuatu dari rumah dan menceritakannya.

a. Menyampaikan informasi

Di kelas tinggi bentuk kegiatan ini misalnya berpidato. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan rasa percaya diri dalam berbicara, belajar menyusun dan
menyajikan suatu pembicaraan dan mempelajari cara yang terbaik untuk berbicara
dihadapan sejumlah pendengar .

b. Partisipasi dalam diskusi

Diskusi memberi kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain dan
guru, mengekspresikan secara lengkap, menyajikan berbagai pendapat dan
mempertimbangkan perubahan pendapat. Menurut hasil penelitian menunjukan
bahwa diskusi merupakan strategi yang membuat siswa lebih bergairah dalam
proses pembelajaran.

c. Berbicara menghibur dan menyajikan pertunjukan.

Siswa dapat menyajikan pertunjukan untuk teman orang tua dan masyarakat.
Siswa menyajikan sandiwara boneka, bercerita dan membaca puisi atau partisipasi
dalam pementasan drama. Dalam penelitian ini lebih memilih diskusi untuk
mengembangkan keterampilan berbicara karena diskusi sangat berguna bagi siswa
dalam melatih dan mengembangkan keterampilan berbicara dan siswa juga turut

memikirkan masalah yang didiskusikan

5. Metode Pembelajaran Berbicara

Pembelajaran berbicara mempunyai sejumlah komponen yang pembahasanya


diarahkan pada segi metode pengajaran. Guru harus dapat mengajarkan

keterampilan berbicara dengan menarik dan bervariasi. Menurut Tarigan

(2008: 106) ada 4 metode pengajaran berbicara antara lain:

a. Percakapan

Percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik tertentu
antara dua atau lebih pembaca. Greene dan Petty dalam Tarigan (2008: 106).
Percakapan selalu terjadi dua proses yakni proses menyimak dan berbicara secara
simultan. Percakapan biasanya dalam suasana akrab dan peserta merasa dekat satu
sama lain dan spontanlitas. Percakapan merupakan dasar keterampilan berbicara
baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.
b. Bertelepon

Menurut Tarigan (2008: 124) telepon sebagai alat komunikasi yang sudah
meluas sekali pemakaianya. Keterampilan menggunakan telepon bisnis,
menyampaikan berita atau pesan. Penggunaan telepon menuntut syarat-syarat
tertentu antara lain: berbicara dengan bahasa yang jelas, singkat dan lugas.
Metode bertelepon dapat digunakan sebagai metode pengajaran berbicara. Melalui
metode bertelepon diharapkan siswa didik berbicara jelas, singkat dan lugas.
Siswa harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin.

c. Wawancara

Menurut Tarigan (2008: 126) wawancara atau interview sering digunakan


dalam kehidupan sehari-hari, misalnya wartawan mewawancarai para menteri,
pejabat atau tokoh-tokoh masyarakat mengenai isyu penting. Wawancara dapat
digunakan sebagai metode pengajaran berbicara, pada hakekatnya wawancara
adalah bentuk kelanjutan dari percakapan atau Tanya jawab. Percakapan dan
tanya jawab sudah biasa digunakan sebagai metode pengajaran berbicara.

d. Diskusi

Diskusi sering digunakan sebagai kegiatan dalam kelas. Metode diskusi sangat
berguna bagi siswa dalam melatih dan mengembangkan keterampilan berbicara
dan siswa juga turut memikirkan masalah yang didiskusikan. Menurut Kim Hoa
Nio dalam Tarigan (2008: 128) diskusi ialah proses pelibatan dua atau lebih
individu yang berintraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang
sudah tentu melalui cara tukar menukar informasi untuk memecahkan masalah.

6. Penilaian Keterampilan Berbicara


Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001:58) tes berbicara merupakan suatu cara
untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan
siswa. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes praktik berbicara , yaitu
melalui diskusi kelas dengan cara salah satu dari kelompok yang sudah dibagi
guru secara heterogen maju di depan kelas mempresentasikan hasil diskusi
kelompok kecil mereka tentang mengungkapkan isi gagasan, isi cerita, dan unsur
instrinsik. Tes ini dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara siswa.

Kegiatan penilaian dengan tes perlu dilakukan, hal ini disebabkan untuk
mengurangi unsur subjektifitas. Jika hanya mengandalkan penilaian yang hanya
mengandalkan teknik observasi maka ada kemungkinan terjadinya unsur
subjektifitas. Panduan penyekoran ini menggunakan teknik penilaian yang

dikembangkan oleh Jakobovist dan Gordon (dalam Burhan Nurgiyantoro,

2001:290) yang telah dimodifikasi. Penilaian yang dikembangkan Jakobovist dan

Gordon (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001:290)

NO Aspek yang dinilai Skor

1 pelafar 1 2 3 4 5

2 Volum suara

3 Pilihan kata

4 Intonasi dan jeda

5 kelancaran

6 Percaya diri

Keterangan Skor tabel:

5: Sangat baik
4: Baik

3: Cukup

2: Kurang

1:Tidak baik

Deskripsi Skor:

1) Aspek Pelafalan

a)Pelafalan fonem sangat jelas, tidak terpengaruh dialek asal, intonasi sangat jelas.

Pelafalan fonem jelas, tidak terpengaruh dialek asal, intonasi jelas.

b)Pelafalan fonem cukup jelas, sedikit terpengaruh dialek asal, intonasi cukup
jelas.

c) Pelafalan fonem kurang jelas, terpengaruh dialek asal, intonasi tidak begitu

jelas.

d) Pelafalan fonem tidak jelas, terpengaruh dialek asal, intonasi tidak jelas.

2) Aspek Volume Suara

a )Volume suara keras dan lantang, sehingga bisa didengar oleh seluruh

pendengar.

b)Volume suara keras namun kurang lantang, terdengar oleh seluruh

pendengar.

c )Volume suara dapat didengar namun tidak keseluruhan pendengar

menengar.

d )Volume kurang terdengar dan tidak jelas.


e)Volume suara tidak terdengar dan tidak jelas.

3) Aspek Pilihan Kata

a Kata-kata sangat sopan, tidak ambigu, dan tidak menyinggung perasaan

dan sesuai dengan topik.

B Kata-kata sopan, tidak ambigu, dan tidak menyinggung perasaan sesuai

dengan topik.

c Kata-kata cukup sopan, sedikit membingungkan, tidak menyinggung

perasaan sesuai dengan topik.

D Kata-kata kurang sopan, ambigu, sedikit menyinggung perasaantidak

sesuai dengan topik.

E.Kata-kata tidak sopan, ambigu, dan menyakiti perasaan tidak sesuai

dengan topik.

Aspek intonasi dan jeda

A.penempatan jeda sangat tepat, nada dan intonasi suara sangat sesuai.

B.penempatan jeda tepat, nada dan intonasi suara sesuai.

C. penempatan jeda cukup baik, intonasi kurang sesuai.

D. penempatan jeda kurang, dan dan intonasi kurang sesuai.

e penempatan jeda tidak sesuai, nada dan intonasi tidak sesuai.

5) Aspek Kelancaran
a Berbicara lancar, tidak tersendat-sendat, penempatan jeda sesuai.

b Berbicara lancar, tidak tersendat-sendat, penempatan jeda kurang sesuai.

c Berbicara lancar, tidak tersendat-sendat, tidak ada jeda.

d Berbicara kurang lancar, tersendat-sendat, tidak ada jeda.

e Berbicara tidak lancar, tersendat-sendat, tidak ada jeda.

6) Aspek Percaya Diri

aTidak malu-malu, tenang, menguasai panggung, dan tidak grogi.

bTidak malu-malu, tenang, penguasaan panggung cukup, dan tidak grogi.

c Sedikit malu-malu, cukup tenang, penguasaan panggung cukup, dan

sedikit grogi.

d Malu-malu, panik, penguasaan panggung kurang, sedikit grogi.

e Malu-malu, panik, penguasaan panggung tidak baik, dan grog


BAB VI

Solusi Alternatif penyelesain masalah

Berdaarkan masalah yang ditemukan ,penulis dapat mengetahui dan


menyadari bahwa memang banyak kendala yang tidak ingin terjadi,contonya
seperti jaringan atau listrik .Solusi alternatif penyelesaian masalah yang harus
saya sampaikan sebaiknya pada saat kondisi tidak mengizinkan zoom tunngu
sampai cuaca membaik agar proses cara mengajar secara daring terlaksanakan
dengan baik.

Didalam peyampaian saat berbicara kita harus mengucapkan kosa kata


dengan baik dan bener,karena jika ada salah satu huruf saja yang salah dalam
pengucapan saat berbicara akan tidak enak untuk didengar.
BAB V

Penutup

5.1 Kesimpulan

Bahasa adalah salah satu aspek yang memegang peran penting dalam
lingkungan masyarakat bahasa juga merupakan ungkapan yang mengandung
maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain, sesuatu yang dimaksud
oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara
melalui bahasa yang diuangkapkan. Dalam kehidupan manusia berbicara tidak
dapat dipisahkan dalam kegiatan membaca, karena dengan membaca kita akan
mendapatkan berbagai informasi. Maka melalui magang program BIPA yang
dilaksanakan secara online ini yaitu untuk mengajarkan cara berbicara
menggunakan bahasa Inonesia yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
berbicara bagi Mahasiswa Naresuan University.
5.2 Saran
Semoga magang online ini bisa lebih baik lagi kedepannya jika masih
magang online pada tahun berikutnya. Namun penulis berharap kedepannya
magang program BIPA ini bisa berjalan lebih efektif dan lancar.
Daftar Pustaka

Muliastuti,Liliana.(2016) .Bahasa Indonesia bagi penutur Asing,acuan teori dan


acuan dan pendekatan.Jakarta: Pustaka obor Indoesia

Brown,H.Douglas.2017 .Prinsip pembelajaran dan pengajaran


bahasa.Terjemahan oleh noor cholis dan yusi avianto.Jakarta.

Bundhowi,M. 1999.Komponen Budaya dalampengajaran BIPA.(Online)

Rahim, Farida. 2008. Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT


Bumi Aksara.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai