Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)
Oleh:
i
ABSTRACT
The study of the use of Google Form media in the study of Indonesian class
VII SMPN 8 of Tangerang City Study Year 2020/2021 aims to reveal the use
of Google Form media in the study of Indonesian language during the COVID-
19 pandemic. The study was conducted in class VII-C of the 2020/2021 school
year which took place in SMPN 8 Tangerang City. The method used in this
study is descriptive qualitative. Data collection techniques are performed by
observation, interview, documentation, and triangulation. The respondents to
this study were 30 class VII-C students and teachers who were proficient in
Indonesian.
Research results show that the use of Google Form media in Indonesian
language learning falls into good categories. The average score on Google
Form was 84.3. There are four noticeable improvements: focus, independence,
interest in studying Indonesian subjects, and interest in literacy. Thus, Google
Form media can be used in Indonesian language learning and results are
good.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji serta syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan segala nikmat,
berkah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
tepat waktu. Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada kepada Nabi
Muhammad saw., juga kepada keluarga, kerabat, sahabat, dan serta kita sebagai
umatnya.
Skripsi dengan judul “Penggunaan Media Google Form dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMPN 8 Kota Tangerang Tahun Pelajaran
2020/2021”, ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S1 Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
mencurahkan segenap pikiran, bantuan material maupun spiritual, dan memberikan
dorongan dan motivasi sebagai peneliti. Sebagai ungkapan rasa hormat dan
ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Novi Diah Haryanti, M. Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. H. Mahsusi, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan pikiran, arahan, serta motivasi kepada penulis dengan penuh
kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Dr. Elvi Susanti, M. Pd. dan Didah Nurhamidah, M. Pd., selaku dosen
penguji yang sudah memberikan waktu, arahan, kritik dan sarannya kepada
penulis.
iii
6. Dr. Nuryani S.Pd., M.A., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan motivasi selama perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang
bermanfaat untuk penulis.
8. Kepala perpustakaan dan seluruh staf Perpustakaan Utama serta
Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Suryani Harahap, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 8
Tangerang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
10. Budi Siswanto, S.Pd., dan Muhammad Ali, S.Sos., selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian Kurikulum dan Administrasi Kepegawaian yang telah
banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
11. Nurus Samawati Annisa, S.Pd., selaku guru pengampu mata pelajaran
Bahasa Indonesia sekaligus wali kelas VII-C yang telah banyak membantu
serta memberikan arahan dan motivasi kepada penulis selama penelitian
dilaksanakan.
12. Peserta didik SMP Negeri 8 Tangerang terutama seluruh peserta didik kelas
VII-C atas kerja sama dan semangat selama penelitian dilaksanakan.
13. Teristimewa untuk orang tua penulis, ayah Didi Nurhadi, ayah Ade
Kurniawan Dwi Saputro dan mama Wiwi Dwi Yanuarti yang tercinta yang
selalu memberikan dukungan baik moral dan material agar penulis
dilancarkan dalam menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini.
14. Teruntuk adik tersayang, Naya Widya Asmarandita Putri dan nenek penulis
yang selalu menjadi penyemangat dan penghibur penulis selama proses
menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2017,
khususnya kelas B yang sedari awal telah tumbuh bersama dengan penulis
menjalani perkuliahan hingga ditahap akhir ini.
iv
16. Teruntuk Bella Choirunnisa, Desy Anggraini, Laeli Hidayanti, dan Nuri
Handayani yang telah bersedia mencurahkan suka duka selama perkuliahan
dan menjadi tim penyemangat penulis sampai akhir perkuliahan.
17. Bangtan Sonyeondan. Terima kasih banyak lirik lagu dan keberadaan kalian
selalu memberikan kekuatan dan motivasi untuk penulis.
18. Semua teman-teman penulis yang selalu menemani penulis, memberikan
dukungan, saran dan kritik untuk penulis selama proses menyelesaikan
skripsi ini.
19. Terima kasih yang paling istimewa untuk diriku sendiri. Terima kasih,
apapun yang terjadi selanjutnya semoga selalu diberi kekuatan untuk
menghadapi. Seperti salju yang baru saja turun, bernapaslah kembali, seperti
pertama kali.
20. Seluruh pihak terkait tanpa mengurangi rasa hormat tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan mendukung penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan selanjutnya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca, serta menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan.
Wassalamualaikum wr. wb.
v
DAFTAR ISI
vi
D. Fokus Penelitian ...................................................................................... 40
E. Teknik Penelitian ..................................................................................... 42
F. Instrument Penelitian ............................................................................... 48
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 49
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 52
A. Deskripsi Tempat Penelitian ................................................................... 52
B. Pembahasan Data Penelitian ................................................................... 60
1. Hasil Analisis Data Wawancara Peserta Didik .................................... 65
2. Hasil Analisis Data Wawancara Guru Pengampu................................ 88
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian .................................................................. 91
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 93
A. SIMPULAN........................................................................................... 93
B. SARAN ................................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 95
LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tangerang ............................ 40
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 8 Tangerang .............. 41
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Siswa Kelas VII-C ................. 43
Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Pengampu ..................... 46
Tabel 3.5 Kualifikasi Penilaian Menurut Burhan Nurgiyantoro ....................... 49
Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa .......................................................................... 56
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Peserta Didik ...................................................... 61
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Peranan media Google Form belum banyak digunakan sebagai media
pembelajaran.
2. Media Google Form kurang dimanfaatkan karena belum pernah
digunakan sebagai media pembelajaran.
3. Media Google Form belum pernah digunakan sebagai media dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII di SMPN 8 Tangerang.
7
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas,
maka pembatasan masalah yang dilakukan penulis ialah pada penggunaan
media Google Form sebagai media pembelajaran dan pemanfaatan media
Google Form dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII-C di
SMPN 8 Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan pokok yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peranan Google Form sebagai media pembelajaran?
2. Bagaimana pemanfaatan media Google Form dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas VII di SMPN 8 Tangerang?
3. Bagaimana hasil pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media
Google Form siswa kelas VII di SMPN 8 Tangerang?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengungkap peranan Google Form sebagai media
pembelajaran.
2. Untuk mengungkap pemanfaatan media Google Form dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII di SMPN 8
Tangerang.
3. Untuk mengungkap hasil pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
media Google Form siswa kelas VII di SMPN 8 Tangerang.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan Bahasa Indonesia.
8
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam suatu proses
pembelajaran, dua unsur yang sangat penting ialah metode mengajar dan
2
media pembelajaran. Seiring dengan perkembangan waktu,
perkembangan teknologi yang semakin canggih. Kata media menjadi tidak
asing lagi. Media kini menjadi sebuah kajian yang menarik dan diminati
oleh banyak orang. Tidak sedikit disiplin ilmu yang memakai media
sebagai bahasan kajiannya, meskipun dengan pemberian nama yang
berbeda-beda. Seperti contoh pada media dakwah, media telekomunikasi,
media pembelajaran, dan lain sebagainya.
Media, bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana
komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini merujuk
pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah
penerima.3 Media dalam proses pembelajaran merupakan perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan sehingga terdorong serta terlibat dalam
pembelajaran. Proses pembelajaran pada dasarnya juga merupakan proses
komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut
media pembelajaran.4 Jadi, media pembelajaran ialah sarana komunikasi
2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.
15.
3
M. Ilyas Ismail, dkk., Teknologi Pembelajaran sebagai Media Pembelajaran,
(Makassar: Cendekia Publisher, 2020), h. 43.
4
Mustofa Abi Hamid, Media Pembelajaran, (Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis,
2020), h. 3-4.
9
10
5
Arief S. Sadiman, et. Al, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 6.
6
Ramen A. Purba, dkk., Pengantar Media Pembelajaran, (Sumatera Utara: Yayasan
Kita Menulis, 2020). h. 26.
7
Ahmad Suryadi, Teknologi dan Media Pembelajaran: Jilid I, (Sukabumi: Jejak,
2020), h. 13.
11
8
Ahmad Suryadi, Ibid., h. 15.
9
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Penerbit
Kencana, 2015), h. 204.
12
10
mempengaruhi, motivasi, kondisi, dan lingkungan belajar. Media
pembelajaran memegang peranan penting dalam proses berjalannya
kegiatan pembelajaran. Di mana media pembelajaran ialah langkah utama
untuk daya minat peserta didik untuk mencari tahu lebih dalam mengenai
materi yang akan dipelajari.
Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam
11
keberlangsungan proses belajar mengajar. Kesimpulannya media
pembelajaran ialah perantara yang digunakan guru untuk membantu
menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar, lewat media
pembelajaran yang beragam sangat mudah dalam menarik minat belajar
peserta didik sehingga tujuan belajar lebih efektif dan cepat tercapai.
Media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan materi,
membantu peserta didik untuk lebih memahami materi pelajaran dan
meningkatkan minat belajar peserta didik.
10
Iwan Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran”, Jurnal Lingkar
Widyaiswara, Vol. 1 No. 4, 2014, h. 104.
11
Muhammad Joko Susilo, “Analisis Kualitas Media Pembelajaran Insektarum dan
Herbarium untuk Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah”, Jurnal Bioedukatika, Vol. 3
No. 1, 2015.
13
8) Media cetakan
Adalah media yang hanya memiliki unsur simbol-simbol verbal atau
tulisan, seperti modul, buku, buletin, dan lain sebagainya.12
Klasifikasi media pembelajaran juga terbagi menjadi media
pembelajaran dua dimensi dan tiga dimensi. Bagi media pembelajaran yang
dimaksud dengan dua dimensi ialah media atau alat yang hanya memiliki
ukuran panjang dan lebar dan berada pada satu bidang datar. Media
pembelajaran yang termasuk dalam dua dimensi sendiri terdiri dari, media
grafis, media bentuk papan, dan media cetak. Sedangkan media
pembelajaran yang dimaksud dengan tiga dimensi ialah media yang
disajikan secara visual atau sebagai benda asli baik hidup ataupun mati,
dan bisa juga sebagai benda tiruan yang mewakili benda aslinya. Media
pembelajaran yang termasuk ke dalam media tiga dimensi misalnya peta
timbul, globe, boneka, dan sebagainya.
Klasifikasi lain juga ditemukan, di mana media dibagi menjadi 4
(empat) jenis. Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi:
1) Media visual, adalah media yang bisa dilihat. Media ini mengandalkan
indera penglihatan. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar tempel,
poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga, dan sebagainya.
2) Media audio, adalah media yang bisa didengar. Media ini mengandalkan
indera telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik dan lagu, alat
musik, siaran radio, dan kaset suara, atau CD dan sebagainya.
3) Media audio visual, adalah media yang bisa didengar dan dilihat secara
bersamaan. Media ini menggerakkan indera pendengaran dan penglihatan
secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan
media yang sekarang menjamur (VCD).
4) Multimedia, adalah semua jenis media yang terangkum menjadi satu.
Contohnya: internet, belajar dengan menggunakan media internet artinya
12
Mustofa Abi Hamid, Op. Cit., h. 19-20.
15
14
Ramen A. Purba, dkk., Teknologi Pendidikan, (Sumatera Utara: Yayasan Kita
Menulis, 2020), h. 11-12.
17
serta interaksi antar peserta didik, pendidik dan sumber belajar dapat
terjadi secara interaktif. Dapat membantu menyampaikan materi yang
bersifat abstrak menjadi lebih konkret. Beberapa informasi dan konsep
materi pembelajaran yang bersifat abstrak, rumit, kompleks, tidak dapat
hanya disampaikan secara verbal saja. Sehingga, perlu adanya alat
bantu media pembelajaran untuk menyampaikan materi tersebut.
Konsep materi yang bersifat abstrak, rumit, kompleks dapat
dikonkretkan melalui media biasanya berupa simulasi, pemodelan, alat
peraga, dan lain-lain.
3) Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
Beberapa materi pembelajaran yang kompleks membutuhkan ruang dan
waktu yang panjang untuk penyampaiannya. Oleh karena itu, media
pembelajaran dapat disesuaikan dengan karakteristik materinya,
sehingga keterbatasan tersebut dapat teratasi. Misalnya, dengan media
pembelajaran online, e-learning, mobile e-learning, web based
learning, yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja menembus
batas ruang dan waktu. Materi pembelajaran dapat diakses kapan saja
dan di mana saja.15
Berdasar pemaparan di atas, manfaat media pembelajaran ini
berlaku untuk guru dan peserta didik terutama. Media pembelajaran
menghasilkan inovasi dalam kegiatan pembelajaran yang disampaikan
guru, guru bebas menampilkan kreativitas dalam pemaparan materi
pembelajarannya, peserta didik tidak merasa bosan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, daya minat peserta didik meningkat karena
rasa ingin tahu akan materi pembelajaran, dan pembelajaran menjadi
menyenangkan juga tujuan pembelajaran tercapai.
Satu konsep lain yang sangat berkaitan dengan media
pembelajaran adalah istilah sumber belajar. Bagaimana kaitan antara
media belajar dengan sumber belajar? Sebagaimana telah dibahas di muka,
sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas daripada media belajar.
15
Mustofa Abi Hamid, Op. Cit., h. 7-8.
18
Sumber belajar bisa berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik dan
latar/lingkungan. Apa yang dinamakan media sebenarnya adalah bahan
dan alat belajar tersebut. Bahan sering disebut perangkat lunak (software),
sedangkan alat juga disebut sebagai perangkat keras (hardware).16 Jadi,
baik perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) bisa
termasuk dalam media pembelajaran. Media pembelajaran juga termasuk
atau bagian dari sumber belajar.
Sebelumnya, media pembelajaran hanya dimaksudkan sebagai alat
bantu bagi pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran. Alat bantu yang
digunakan misalnya ialah alat bantu visual seperti gambar, grafis, dan
yang lainnya. Penggunaan alat bantu itu sendiri ditujukan untuk memberi
motivasi peserta didik, menciptakan pengalaman yang lebih nyata,
meningkatkan daya ingat dalam proses pembelajaran. Begitu media dan
belajar memiliki hubungan yang kuat untuk menciptakan kondisi belajar
yang efektif dan efisien. Semakin bagus sebuah media pembelajaran itu
dirancang, maka semakin baik dan memuaskan hasil belajar yang akan
didapat.
Fungsi media pembelajaran dalam proses pembelajaran ialah
sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).
Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam
menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran ini tentunya untuk mengurangi berbagai
hambatan yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Beberapa contoh
hambatan komunikasi dalam pembelajaran diantaranya, misal peserta
didik yang tidak mengerti arti dari sebuah kata karena hanya menirukan
apa yang ia dengar dari penjelasan lisan guru (ceramah). Kemudian,
peserta didik yang salah tafsir atau kurang memahami materi yang
diberikan guru karena biasanya guru hanya menjelaskan lisan tanpa
dibantu oleh gambar, bagan, model. Terakhir hambatan yang sering
16
Iwan Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran”, Jurnal Lingkar
Widyaiswara, Vol. 1 No. 4, 2014, h. 109.
19
ditemui ialah peserta didik yang tidak fokus, hal ini banyak terjadi ketika
cara mengajar guru membosankan sehingga peserta didik kehilangan
minat dalam kegiatan pembelajaran.
Karakteristik media pembelajaran terbagi menjadi media
pembelajaran dua dimensi dan tiga dimensi. Bagi media pembelajaran yang
dimaksud dengan dua dimensi ialah media atau alat yang hanya memiliki
ukuran panjang dan lebar dan berada pada satu bidang datar. Media
pembelajaran yang termasuk dalam dua dimensi sendiri terdiri dari, media
grafis, media bentuk papan, dan media cetak. Sedangkan media
pembelajaran yang dimaksud dengan tiga dimensi ialah media yang
disajikan secara visual atau sebagai benda asli baik hidup ataupun mati,
dan bisa juga sebagai benda tiruan yang mewakili benda aslinya. Media
pembelajaran yang termasuk ke dalam media tiga dimensi misalnya peta
timbul, globe, boneka, dan sebagainya.
Beberapa poin di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media pembelajaran ini banyak membantu dalam berlangsungnya proses
pembelajaran. Guru dibebaskan dalam berkreasi menyampaikan materinya
dan tentu juga mempermudah guru. Peserta didik disuguhkan materi yang
beda seperti biasanya. Materi yang disajikan lebih menarik karena
penyampaian media pembelajaran yang digunakan oleh guru bermacam-
macam.
17
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenada Media Grup, 2016), h. 19.
21
18
Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 8-9.
19
Sutiah, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2016),
h. 6.
20
Moh. Suardi, Op. Cit., h. 17.
22
22
Sri Gusty, dkk., Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi
Covid-19, (Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 3.
24
23
Sri Gusty, dkk., Ibid., h. 4.
24
R. Gilang K., Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Covid-19, (Penerbit CV.
Lutfi Gilang: 2019), h. 4.
25
25
Firmina Angela Nai, Teori Belajar & Pembelajaran: Implementasinya dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, SMA, dan SMK, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h.
37-38.
26
Haerun Anna, “Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Konteks Multibudaya”,
Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 9 No. 2, 2016, hlm. 76.
27
pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan
tertentu, ataukah dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan
lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan
materi yang dalam suatu kesatuan multidisiplin ilmu.27
Pendekatan dan metode pembelajaran yang dipilih haruslah yang
dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan sekaligus bermakna yang menekankan kepada belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar
menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup bersama (learning
to live together). Ada juga istilah akronim yang dikembangkan untuk itu,
yaitu PAIKEM, alias pembelajaran yang aktif, intensif, kreatif, efektif, dan
sekaligus menyenangkan.28
Pendekatan dalam pembelajaran bahasa merujuk kepada teori
mengenai hakikat bahasa dan pembelajaran yang berfungsi sebagai sumber
landasan prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa
mengemukakan asumsi mengenai hakikat, karakteristik, unsur, serta fungsi
dan pemakaian bahasa sebagai suatu media komunikasi dalam masyarakat
bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis dalam
belajar bahasa seperti yang dikemukakan dalam psikolinguistik. Dari
pendekatan tersebut kemudian lahir metode pembelajaran bahasa yang
disebut Metode Tata Bahasa (Grammar Method).
Bahasa sendiri memiliki delapan prinsip dasar yang merupakan
hakikat dari bahasa itu. Untuk menjalankan tugas sebagai guru bahasa
dengan baik, seharusnya guru bahasa mengetahui dan memahami delapan
prinsip dasar ini. Adapun delapan prinsip bahasa itu, ialah:
1) Bahasa adalah suatu sistem. Secara linguistik kita melihat tata bahasa
bukan untuk memperkenalkan atau mengenal bagian-bagian ujaran,
27
Suyono dan Hariyanto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2015), hlm. 55.
28
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2018), h. 6.
28
29
Henry Guntur Tarigan, Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Penerbit Angkasa, 2008), hlm 19-22.
29
30
Sukirman Nurdjan, Firman, dan Mirnawati, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi, (Sulawesi: Penerbit Aksara Timur, 2018), h. 5-6.
30
31
Vladimir L. Uskov, Robert J. Howlett, & Lakhmi C. Jain, Smart Education ande-
Learning 2021, (Singapore: Springer, 2021), h. 95.
31
32
Yoyo Sudaryo, dkk., Metode Penelitian Survei Online dengan Google Forms,
(Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2019), h. 1.
33
Carl A. Young & Clarice M. Moran, Applying the Flipped Classroom Model to
English Language Arts Education, (United States of America: IGI Global, 2017), h. 109.
32
34
Olivier Rebiere dan Christina Rebiere, Use Google Forms for Evaluation: Google
Forms and Quizzes as Effective Educational Tools, (Poland: Rebiere, 2019), h. 2.
33
35
Hamdan Husein Batubara, “Penggunaan Google Form sebagai Alat Penilaian
Kinerja Dosen di Prodi PGMI Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari”, Jurnal Al-Bidayah:
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 8 No. 1, 2016, h. 41.
34
D. Penelitian Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan penulis adalah sebagai berikut:
Penelitian pertama yang ditulis oleh Siti Urifah pada tahun 2021, dengan
judul “Efektivitas Penggunaan Media Google Form terhadap Peningkatan
Respon Peserta Didik dalam Mengerjakan Tugas Pembelajaran Daring Mata
Pelajaran SKI di MTS Bahrul Ulum Blawi” (Skripsi: Universitas Pendidikan
Indonesia). Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
Google Form dalam pembelajaran diperoleh nilai sebesar 69,5%, yang berada
di antara rentang 50% - 74% kriterianya tergolong baik.37 Jika dianalisis
persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang dilakukan penulis ialah
persamaannya menggunakan media Google Form. Perbedaannya terletak pada
lokasi penelitian, waktu penelitian, dan subjek penelitiannya.
Penelitian kedua yang ditulis oleh Ilham Andyansyah pada tahun 2018,
dengan judul penelitian “Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif Berbasis
Google Form untuk Mengukur Kedisiplinan Siswa dalam Pembelajaran
36
Yoyo Sudaryo, dkk., Op. Cit., h. 2.
37
Siti Urifah, “Efektivitas Penggunaan Media Google Form terhadap Peningkatan
Respon Peserta Didik dalam Mengerjakan Tugas Pembelajaran Daring Mata Pelajaran SKI
di MTS Bahrul Ulum Blawi”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2021.
35
Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Nahdlatul Ulama Pakis” (Skripsi:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim). Hasil penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini layak digunakan dengan hasil kelayakan
blue print dari ahli psikologi dan bahasa 98,3%, kelayakan butir pernyataan
dari ahli psikologi dan bahasa 92,8%, ahli media 90%, dan guru mata
pelajaran PAI 100%.38 Jika dianalisis persamaan dan perbedaan terhadap
penelitian yang dilakukan penulis ialah persamaannya menggunakan media
Google Form. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian,
dan subjek penelitiannya.
Penelitian ketiga yang ditulis oleh Nike Nur Jahroh pada tahun 2018,
dengan judul penelitian “Pengembangan Tes Tertulis Pendidikan Agama
Islam Berbasis Online Menggunakan Google Form pada Materi Kewajiban
Menuntut Ilmu dan Haji Kelas X SMA Swadiptha Natar” (Skripsi: Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung). Hasil penelitiannya adalah produk
perangkat lunak berupa website Google Form meliputi pembahasan tiap
indikator dan memenuhi kriteria kelayakan, terdapat 5 kategori soal yang tidak
valid dari 20 soal pilihan ganda dan telah diujicobakan secara terbatas, dan
39
produk telah diterima baik oleh siswa saat uji coba. Jika dianalisis
persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang dilakukan penulis ialah
persamaannya menggunakan media Google Form. Perbedaannya terletak pada
lokasi penelitian, waktu penelitian, dan subjek penelitiannya.
38
Ilham Andyansyah, “Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif Berbasis Google
Form untuk Mengukur Kedisiplinan Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas VII SMP Nahdlatul Ulama Pakis”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
pada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2018.
39
Nike Nur Jahroh, “Pengembangan Tes Tertulis Pendidikan Agama Islam Berbasis
online Menggunakan Google Form pada Materi Kewajiban Menuntut Ilmu dan Haji Kelas X
SMA Swadipha Natar”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metodologi Penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian jenis penelitian yang temuan-temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya dan
bertujuan mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai
instrumen kunci. Penelitian kualitatif ialah riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.40
Dalam penelitian kualitatif, analisis dan penarikan kesimpulan telah dimulai
sejak awal pengumpulan data, sedangkan landasan teori dan kerangka berpikir
kurang ditampilkan secara eksplisit, dalam arti peneliti tidak dibenarkan
“menggiring” informan dalam pengumpulan data berdasarkan teori yang telah
dimiliki peneliti sehubungan dengan fokus yang ditelitinya. Informan yang dipilih
ialah narasumber dalam fokus masalah yang diteliti. Peneliti hendaklah “mencair
dan melebur diri” dalam konteks yang sesungguhnya bersama informan. Bingkai,
batasan, dan sekat pemisah antara peneliti dan informan menjadi hilang, menyatu
dalam situasi sosial, sesuai dengan konteksnya, dan alami (natural setting).41
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Secara
40
Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis,
(Yogyakarta: Suaka Media, 2017), h. 8.
41
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
(Bandung: Penerbit Kencana, 2017), h. 42.
36
37
42
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Deepublish. 2018), h. 1.
43
A. Muri Yusuf, Op. Cit., h. 43.
44
A. Muri Yusuf, Ibid., h. 38.
45
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.
3.
38
46
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan
Kelas & Studi Kasus, (Sukabumi: CV Jejak, 2017), h. 152.
39
penelitian, subjek memiliki peran yang sangat strategis karena pada subjek
penelitian itulah data tentang variabel penelitian yang akan diamati. Bagian
terpenting dalam pemilihan subjek penelitian kualitatif adalah keterbukaan.
Artinya, peneliti harus sepenuhnya menguraikan, menjelaskan, dan memberi
justifikasi atas prosedur pemilihan responden. Subjek dalam penelitian ini adalah
penggunaan media Google Form dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Media
ini merupakan media alternatif untuk pembelajaran jarak jauh, sehingga
memudahkan siswa untuk tetap mengikuti kegiatan pembelajaran. Penelitian ini
akan menghasilkan tanggapan siswa mengenai kemudahan dan kesulitannya
selama menggunakan media Google Form.
Objek penelitian ialah sesuatu yang dikenai penelitian atau sesuatu yang
diteliti.47 Objek penelitian ini adalah siswa kelas VII-C SMP Negeri 8 Tangerang.
Siswa kelas VII-C berjumlah 36 siswa, dengan 14 siswa laki-laki dan 22 siswa
perempuan. Namun, ketika penelitian sedang berlangsung, enam siswa
berhalangan hadir. Jadi, objek penelitian ini ialah 30 siswa kelas VII-C. Pemilihan
objek penelitian merupakan saran yang diberikan langsung oleh guru bahasa
Indonesia kelas VII di SMP Negeri 8 Tangerang. Adapun alasan dipilihnya kelas
VII-C ini ialah dikarenakan kelas ini lebih aktif dan cepat tanggap mengenai
sebuah media pembelajaran jika dibandingkan kelas VII yang lain. Oleh karena
itu, peneliti mengambil kelas VII-C sebagai objek penelitian karena keaktifan
siswa sangat diperlukan untuk menyukseskan penelitian dan diperolehnya data
penelitian.
Tabel di bawah ini akan menjelaskan jumlah kelas VII yang berada di SMP
Negeri 8 Tangerang. Tidak hanya jumlah kelas, namun juga dijelaskan pula
jumlah siswa yang terdapat di dalam kelas tersebut.
47
Muslich Ansori, Metode Penelitian Kuantitatif Edisi 2, (Surabaya: Airlangga
University Press, 2017), h. 114.
40
Tabel 3.1
Daftar Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tangerang48
Siswa SMP Negeri 8 Tangerang
Kelas Jumlah Siswa
VII - A 36
VII - B 34
VII - C 36
VII - D 36
VII - E 36
VII - F 36
VII - G 36
VII - H 36
VII - I 36
Jumlah Siswa 322
(Berdasarkan studi pendahuluan arsip tata usaha SMP Negeri 8 Tangerang)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh kelas VII di SMP Negeri 8
Tangerang berjumlah 9 kelas. Urutan kelas didasarkan oleh abjad, dimulai dari A
sampai dengan I. Total jumlah siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Tangerang tahun
pelajaran 2021/2022 adalah 322 siswa.
D. Fokus Penelitian
Penentuan fokus penelitian adalah hal yang penting dalam penelitiankualitatif,
hal ini karena fokus merupakan titik pusat yang menjadi objek penelitian, bahkan
tidak ada satu peneliti yang dapat dilakukan tanpa adanya fokus. 49 Perumusan
fokus penelitian yang tepat membuat peneliti akan terhindar dari pengumpulan
data yang tidak relevan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Fokus penelitian diambil pada kelas VII-C di SMPN 8 Tangerang, karena
kelas ini ialah kelas di mana siswa lebih aktif di antara sembilan kelas VII yang
48
Daftar Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tangerang dibuat berdasar arsip sekolah.
49
Rachel Widiawati Kimbal, Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil: Sebuah Studi
Kualitatif, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 65.
41
Tabel 3.2
Daftar Nama Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 8 Tangerang50
No. Nama Siswa Kelas
1. Abel Fitrianti VII - C
2. Agas Dewa Prasetya VII - C
3. Ahmad Fauzan Siregar VII - C
4. Aini Trisnawati Balqis VII - C
5. Aisyah Mutiara Dila VII - C
6. Alifia Brilian Azzahra VII - C
7. Alika Nandira Febrilianthi VII - C
8. Amelia Azizah VII - C
9. Anggita Luyantari VII - C
10. Dody Agung Prastyo VII - C
11. Gabriella Vindi Margaretha VII - C
12. Ghaniy Arya Winarta VII - C
13. Keisha Rahma Nirmala VII - C
14. Muhammad Akhnan VII - C
15. Muhammad Fahrezy VII - C
16. Muhammad Fiqri Ramadhan VII - C
17. Muhammad Rizki Ramadhan VII - C
18. Nadya Nur Wardani VII - C
19. Najla Dzakiyah Hana VII - C
20. Nayla Ashhifa Khoirunnisa VII - C
50
Daftar Nama Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 8 Tangerang dibuat berdasar arsip sekolah.
42
E. Teknik Penelitian
Data yang diambil dalam penelitian ini berupa penggunaan media Google
Form untuk melihat efektivitas pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Maka dari
itu, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi,
lembar wawancara, lembar angket, dan lembar validasi.
1) Lembar Observasi, mengumpulkan bahan-bahan berdasarkan keterangan
(data) yang sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti
di SMPN 8 Tangerang. Manfaatnya sebagai data awal sebelum melakukan
wawancara. Kerangka observasi pada penelitian ini menggunakan
observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan observer telah ditetapkan
43
Tabel 3.3
Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Siswa Kelas VII-C52
Nama :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring
51
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), h. 160.
52
Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Siswa Kelas VII-C dibuat oleh peneliti.
44
Tabel daftar pertanyaan wawancara untuk peserta didik di atas terdiri dari 15
pertanyaan. Semua pertanyaan ini akan ditanyakan langsung kepada para peserta
didik yang nantinya akan diperoleh data sebagai bahan penelitian.
46
53
Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Pengampu dibuat oleh peneliti.
47
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data diperlukan instrumen dalam penelitian, instrumen
merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono
(2011:148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Alat ukur untuk mendapatkan data
harus menggunakan metode yang disebut teknik pengumpulan data.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti yang bersangkutan. Dalam
penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah penulis
sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
semuanya. Jadi berarti, saya sendiri sebagai peneliti yang berperan sebagai
perencana, pengumpulan data, dan pelaporan hasil penelitian. Selain itu
instrument yang digunakan adalah data-data yang diperoleh dari hasil observasi,
hasil wawancara, dan hasil angket.
Burhan Nurgiyantoro menjelaskan bahwa seorang siswa dapat dikatakan lulus
jika ia mampu mengerjakan dengan benar “sekian” persen dari tugas yang
diberikan. Jika penugasan tersebut mencerminkan seluruh bahan pelajaran,
49
Tabel 3.5
Kualifikasi Penilaian Menurut Burhan Nurgiyantoro
Interval Presentase Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan
Tingkat Penguasaan 1-4 D-A
86-100 4 A Baik Sekali
75-85 3 B Baik
56-74 2 C Cukup
10-55 1 D Kurang
Kualifikasi nilai ini akan diterapkan untuk penilaian latihan soal yang sudah
dikerjakan oleh peserta didik. Berdasarkan tabel kualifikasi nilai di atas, maka
peserta didik akan memperoleh keterangan predikat A (baik sekali) apabila
mendapatkan nilai rentang 86-100. Peserta didik akan memperoleh keterangan
predikat B (baik) apabila mendapatkan nilai dari rentang 75-85. Peserta didik akan
memperoleh keterangan predikat C (cukup) apabila mendapatkan nilai dari
rentang 56-74. Peserta didik akan memperoleh keterangan predikat D (kurang)
apabila mendapatkan nilai dari rentang 10-55.
Adapun alat bantu penelitian yang dipilih oleh peneliti dengan metode
kualitatif deskriptif, ialah :
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Siswa Kelas VII-C
Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Pengampu
Gambar 4.1 Contoh Latihan Soal di Google Form
54
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2016), h. 276.
50
52
53
Visi Sekolah :
Misi Sekolah
Strategi Sekolah
Perencanaan
a. Menyusun hasil analisis SWOT fungsi-fungsi sistem SMP Negeri 8
Kota Tangerang.
b. Menetapkan target periodik prestasi sekolah.
54
kependidikan. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri dari enam orang
dan bahasa Inggris terdiri empat orang. Guru mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam terdiri dari tujuh orang dan Ilmu Pengetahuan Sosial
terdiri dari lima orang. Untuk mata pelajaran Matematika terdiri dari enam
orang dan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari tiga orang.
Guru mata pelajaran Penjaskes terdiri dari tiga orang, mata pelajaran
Prakarya terdiri dari lima orang, guru mata pelajaran Seni Budaya terdiri dari
tiga orang, dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terdiri dari tiga
orang. Satu orang guru untuk Bimbingan Konseling.
Selain tenaga pendidik, SMP Negeri 8 Tangerang memiliki 12 tenaga
kependidikan di mana kegunaannya ialah untuk membantu tenaga pendidik
menjalankan tugasnya. Administrasi kepegawaian satu orang, administrasi
kesiswaan satu orang, petugas perpustakaan satu orang, administrasi barang
satu orang, operator dapodik satu orang, operator umum satu orang,
pelaksana kebersihan dengan empat orang, dan satpam berjumlah dua orang.
Tabel 4.1
Data Jumlah Siswa
Jumlah Jumlah Jumlah
Kelas
L P L+P Rombel
Dari tabel di atas, dapat dilihat kelas VII memiliki jumlah peserta
didik 320 peserta didik dengan Sembilan (9) kelas. Kelas VIII memiliki 318
jumlah peserta didik dengan sembilan (9) kelas. Kelas IX memiliki 316
jumlah peserta didik dengan Sembilan (9) kelas. Masing-masing kelas
memiliki sembilan rombongan belajar, di mana jumlah peserta didik secara
keseluruhan ialah 954 peserta didik.
5. Ekstrakulikuler
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakulikuler Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ekstrakulikuler ialah kegiatan
pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik.
Kegiatan ekstrakulikuler ini dilakukan di luar jam belajar sehingga tidak
mengganggu berjalannya kegiatan belajar mengajar siswa. SMP Negeri 8
Tangerang memiliki beberapa jenis kegiatan ekstrakulikuler yang bisa diikuti
siswa. Pembina untuk kegiatan ekstrakulikuler ini diambil dari guru SMP
Negeri 8 Tangerang, sedangkan untuk pelatih dari luar sekolah. Pembina
memantau, sedangkan pelatih terjun langsung mengajar.
Adapun kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di SMP Negeri 8
Tangerang yaitu pramuka (kegiatan wajib), paskibra, PMR, taekwondo, sains,
marawis, seni tari dan vokal, olahraga (seperti futsal, atletik, basket).
Gambar 4.1
Latihan Soal di Google Form
59
Gambar 4.2
Nilai Latihan Soal Aisyah Mutiara Dilla
60
Gambar 4.3
Nilai Latihan Soal Najla Dzakiyah Hana
Gambar 4.4
Nilai Latihan Soal Siti Neza Hardiyanti
61
Dari tiga contoh nilai latihan soal yang peneliti tampilkan di atas
ialah milik Aisyah Mutiara Dilla, Najla Dzakiyah Hana, dan Siti Neza
Hardiyanti. Berikut ialah tabel yang menjelaskan keseluruhan nilai peserta
didik setelah mengerjakan latihan soal di Google Form:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Nilai Siswa
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Ahmad Fauzan Siregar 90 Baik Sekali
2. Aini Trisnawati Balqis 100 Baik Sekali
3. Aisyah Mutiara Dila 80 Baik
4. Alifia Brilian Azzahra 100 Baik Sekali
5. Alika Nandira Febrilianthi 80 Baik
6. Amelia Azizah 90 Baik Sekali
7. Anggita Luyantari 90 Baik Sekali
8. Dody Agung Prastyo 100 Baik Sekali
9. Gabriella Vindi Margaretha 70 Cukup
10. Ghaniy Arya Winarta 80 Baik
11. Keisha Rahma Nirmala 90 Baik Sekali
12. Muhammad Fahrezy 70 Cukup
13. Muhammad Fiqri Ramadhan 70 Cukup
14. Muhammad Rizki Ramadhan 90 Baik Sekali
15. Nadya Nur Wardani 90 Baik Sekali
16. Najla Dzakiyah Hana 100 Baik Sekali
17. Nayla Ashhifa Khoirunnisa 70 Cukup
18. Raffy Bagas Indra Saputra 90 Baik Sekali
19. Rahmat Nurali 60 Cukup
20. Reanita Cahya Ashilla 70 Cukup
21. Reina Ganes Elvaretta Arifi 80 Baik
62
55
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: Jejak
Publisher, 2018), h. 3.
63
teorinya juga sama, hanya saja peneliti mencoba ambil data fenomena yang
sama dari sampel berbeda, dan hasilnya bisa dikorelasikan/disandingkan
pada hasil analisis yang sudah ada.56 Penelitian ini menggunakan observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Maka, peneliti
melakukan penelitian kepada peserta didik dan guru pengampu mata
pelajaran.
Analisis pertama yang dilakukan peneliti adalah kepada peserta didik.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, peserta didik yang menjadi sumber
data penelitian ini berjumlah 30 peserta didik. Peneliti mengambil tiga
pilihan topik untuk melakukan analisis data wawancara, yaitu : perubahan
waktu pembelajaran, penggunaan media pembelajaran Google Form, dan
proses belajar secara jarak jauh. Di bawah ini, ialah hasil dari data analisis
wawancara:
56
Dede Rosyada, Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2020), h. 236.
64
langsung muncul. Jadi, tidak perlu memakan banyak waktu dan sangat
mempermudah guru merekap nilai. Merespon ada atau tidaknya keluhan
dari peserta didik mengenai pembelajaran daring, Ibu Nurus menjawab
bahwa ada tetapi hanya di awal penggunaan e-learning saja berkaitan
dengan masalah teknis, tidak bisa akses, tidak bisa mengirim tugas, atau
tidak bisa membuka materi. Namun, menurutnya jumlah peserta didik
yang tidak hadir selama pembelajaran daring semakin meningkat. Tetapi
juga, pembelajaran daring membuat peserta menjadi lebih aktif. Ketika
ditanya mengenai lebih sulit mana untuk mengontrol peserta didik ketika
pemmbelajaran daring atau pembelajaran langsung? Ibu Nurus menjawab,
lebih susah mengontrol ketika pembelajaran daring. Menurut Ibu Nurus,
penggunaan media Google Form cocok untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan juga mempermudah guru ketika akan melakukan evaluasi
nilai.
A. Simpulan
Setelah melakukan penelitian dengan beberapa langkah untuk
mencapai hasil yang tepat. Pada bab ini merupakan langkah akhir untuk
penelitian skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Google Form dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMPN 8 Kota Tangerang
Tahun Pelajaran 2020/2021”, hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Google Form membawa peran yang baik pada pembelajaran Bahasa
Indonesia. Dibuktikan dengan wawancara 30 peserta didik dan guru
pengampu yang memberi respon media Google Form cocok digunakan
sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Pemanfaatan media Google Form dapat dilihat dari hasil wawancara pada
30 peserta didik dan guru pengampu bahwa media Google Form dapat
diakses kapan saja, tidak membuang banyak waktu dan ramah lingkungan.
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia membawa dua hasil. Pertama,
dikategorikan “Baik”. Dibuktikan dengan penggunaan Google Form
dalam latihan soal, 30 peserta didik secara keseluruhan mendapatkan hasil
nilai 84,3 tingkat penguasaannya. Di mana, dalam kualifikasi nilai
menurut Burhan Nurgiyantoro nilai 84,3 berada di rentang dari 75-85 yang
dikategorikan “Baik”. Kemudian yang kedua, peserta didik mencapai 4
peningkatan, yaitu melatih kefokusan, kemandirian, menambah minat
mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan minat literasi bagi
siswa.
91
92
B. Saran
Berdasarkan hasil akhir penelitian ini, maka peneliti dapat
menjabarkan saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah, selalu menjaga komunikasi serta mengevaluasi dan
memperbaiki metode pembelajaran yang akan disampaikan secara daring
dengan media online, sehingga target pembelajaran akan tercapai.
2. Bagi pihak guru pengampu Bahasa Indonesia, selalu menggunakan
pembelajaran daring agar menjadi sarana peningkatan untuk menarik
minat belajar dan minat literasi Bahasa Indonesia.
3. Bagi peneliti lain, selalu mengembangkan wawasan dalam pembelajaran
daring terutama dalam penggunaan media Google Form untuk
pembelajaran daring.
DAFTAR PUSTAKA
93
94
Jahroh, Nike Nur, Skripsi: Pengembangan Tes Tertulis Pendidikan Agama Islam
Berbasis online Menggunakan Google Form Pada Materi Kewajiban
Menuntut Ilmu dan Haji Kelas X SMA SWADIPHA NATAR. Diunduh
pada 13.15 WIB tanggal 28 Februari 2022.
Kimbal, Rachel Widiawati. Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil: Sebuah
Studi Kualitatif. Yogyakarta: Deepublish. 2015.
Nai, Firmina Angela. Teori Belajar & Pembelajaran: Implementasinya dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, SMA, dan SMK. Yogyakarta:
Deepublish. 2017.
Nurdjan, Sukirman Firman, dan Mirnawati. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Sulawesi: Penerbit Aksara Timur. 2018.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2018.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2016.
Purba, Ramen A. dkk. Teknologi Pendidikan. Sumatera Utara: Yayasan Kita
Menulis. 2020.
Purba, Ramen A., dkk. Pengantar Media Pembelajaran. Sumatera Utara: Yayasan
Kita Menulis. 2020.
R. Gilang. Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Covid-19. Penerbit CV.
Lutfi Gilang. 2019.
Rebiere, Olivie dan Christina Rebiere. Use Google Forms for Evaluation: Google
Forms and Quizzes as Effective Educational Tools. Poland: Rebiere.
2019.
Rukajat, Ajat. Pendekatan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Deepublish. 2018.
Sadiman, Arief S., et. Al,. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Kencana. 2015.
Satrianawati. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish. 2018.
Suardi, Moh. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish. 2018.
95
Sudaryo, Yoyo. dkk.. Metode Penelitian Survei Online dengan Google Forms.
Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2019.
Sugiarto, Eko. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Suaka Media, 2017.
Sukiman. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, 2012.
Suryadi, Ahmad. Teknologi dan Media Pembelajaran: Jilid I. Sukabumi: Jejak.
2020.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenada Media Grup, 2016.
Susilo, Muhammad Joko. “Analisis Kualitas Media Pembelajaran Insektarum dan
Herbarium untuk Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah”. Jurnal
Bioedukatika. Vol. 3 No. 1, 2015.
Sutiah. Teori Belajar dan Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
2016.
Suyono dan Hariyanto. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset. 2015.
Tarigan, Henry Guntur. Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa. 2008.
Urifah, Siti. Skripsi: Efektivitas Penggunaan Media Google Form Terhadap
Peningkatan Respon Peserta Didik dalam Mengerjakan Tugas
Pembelajaran Daring Mata Pelajaran SKI di MTS Bahrul Ulum Blawi”.
Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya. Diunduh pada 14.41 WIB tanggal 17
April 2022.
Uskov, Vladimir L., Robert J. Howlett, & Lakhmi C. Jain. Smart Education and e-
Learning 2021. Singapore: Springer. 2021.
Young, Carl A. & Clarice M. Moran. Applying the Flipped Classroom Model to
English Language Arts Education. United States of America: IGI Global.
2017.
96
DOKUMENTASI
A. Fauzan Siregar
Peserta Didik Peneliti
Alifia Brilian A.
Peserta Didik Peneliti
Alika Nandira F.
Peserta Didik Peneliti
6. Amelia Azizah
Nama : Amelia Azizah
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi covid-19
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Bertemu di sekolah
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Iya sama waktunya
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Tidak
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone saja
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp, google
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia form, zoom
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya guru memberikan
penjelasan mengenai cara penggunaan contoh penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Suka
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya lebih mudah
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya cocok dengan
Bahasa Indonesia cocok menggunakan google form
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara
Amelia Azizah
Peserta Didik Peneliti
7. Anggita Luyantari
Nama : Anggita Luyantari
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran Sejak adanya virus covid-19
daring dilakukan di sekolah
Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di Belajar dilakukan secara tatap muka
sekolah Anda sebelum didalam kelas tanpa menggunakan
pemberlakuan belajar secara handphone
daring?
3. Apakah waktu mulai Ya sama
pembelajaran daring sama
dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami Tidak
hambatan dalam mempelajari
materi Bahasa Indonesia dan
praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa Handphone dan laptop
saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang Google classroom, whatsapp,
digunakan ketika pembelajaran youtube, edelta, zoom, dsb
Bahasa Indonesia berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana Ya,tahu
cara menggunakan media
Google Form?
8. Jika belum, apakah guru Ya,guru memberikan penjelasan
memberikan penjelasan terlebih dahulu agar semua siswa dan
mengenai cara penggunaan siswi paham mengenai atau cara
media Google Form? memakai google form
9. Apakah Anda menyukai Ya
penggunaan media Google
Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan Ya
media Google Form kamu
merasa lebih mudah
mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
Gabriel
Peserta Didik Peneliti
Ghaniy Arya
Peserta Didik Peneliti
Keisha R. N.
Peserta Didik Peneliti
M. Fahrezy
Peserta Didik Peneliti
M. Fiqri Ramadhan
Muhammad Riski R.
Peserta Didik Peneliti
Najla Dzakiyah
Peserta Didik Peneliti
Nayla A. K.
Peserta Didik Peneliti
Raffy Bagas
Peserta Didik Peneliti
Reina Ganes E. A.
Peserta Didik Peneliti
Reyvadinah A K
Peserta Didik Peneliti
Siti Neza H.
Peserta Didik Peneliti
Sofy Annisa P.
Peserta Didik Peneliti
Widuri Bunga
Peserta Didik Peneliti
28. Wulandari
Nama : Wulandari
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Mulai PSBB
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Lewat tatap muka
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama saja
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya mengalami sedikit
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Iya, handphone
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp group dan
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia google form
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya penjelasan di awal
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Lumayan
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media iya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iiya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Cocok dengan
Bahasa Indonesia cocok menggunakan pelajaran bahasa
media Google Form? Indonesia.
Yang diwawancarai Pewawancara
Wulandari
Peserta Didik Peneliti
Yoandra Viardana
Peserta Didik Peneliti
RIWAYAT PENULIS