Anda di halaman 1dari 186

PENGGUNAAN MEDIA GOOGLE FORM

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


SISWA KELAS VII SMPN 8 KOTA TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
(S.Pd.)

Oleh:

Sheva Widianti Putri


NIM 11170130000041

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
ABSTRAK

Sheva Widianti Putri. 11170130000041. Penggunaan Media Google Form


dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMPN 8 Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Dr. H. Mahsusi, M.M. Tahun 2021.

Penelitian ini tentang penggunaan media Google Form dalam pembelajaran


Bahasa Indonesia siswa kelas VII SMPN 8 Kota Tangerang Tahun Pelajaran
2020/2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penggunaan media
Google Form dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di masa pandemi Covid-
19. Penelitian dilaksanakan di kelas VII-C tahun pelajaran 2020/2021 yang
bertempat di SMPN 8 Kota Tangerang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi data. Responden
penelitian ini ialah 30 siswa kelas VII-C dan guru pengampu mata pelajaran
Bahasa Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media Google Form


dalam pembelajaran Bahasa Indonesia masuk dalam kategori baik. Hasil nilai
rata-rata latihan soal menggunakan Google Form mencapai 84,3. Terdapat
empat peningkatan yang terlihat yaitu, fokus, kemandirian, minat dalam
mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan minat literasi siswa. Jadi,
media Google Form dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
dan hasilnya baik.

kata kunci: media; google form; pembelajaran; bahasa Indonesia.

i
ABSTRACT

Sheva Widianti Putri. 11170130000041. The use of Google Form Media in


Indonesian Language Learning Students Class VII SMPN 8 Tangerang City
for the 2020/2021 Academic Year. Scripsi.. Department of Indonesian
Language and Literature Education. Faculty of Educational Sciences. Syarif
Hidayatullah Islamic State University. Supervisor: Dr. H. Mahsusi, M.M.
2021.

The study of the use of Google Form media in the study of Indonesian class
VII SMPN 8 of Tangerang City Study Year 2020/2021 aims to reveal the use
of Google Form media in the study of Indonesian language during the COVID-
19 pandemic. The study was conducted in class VII-C of the 2020/2021 school
year which took place in SMPN 8 Tangerang City. The method used in this
study is descriptive qualitative. Data collection techniques are performed by
observation, interview, documentation, and triangulation. The respondents to
this study were 30 class VII-C students and teachers who were proficient in
Indonesian.

Research results show that the use of Google Form media in Indonesian
language learning falls into good categories. The average score on Google
Form was 84.3. There are four noticeable improvements: focus, independence,
interest in studying Indonesian subjects, and interest in literacy. Thus, Google
Form media can be used in Indonesian language learning and results are
good.

keywords: media; google form; learning; Indonesian language.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji serta syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan segala nikmat,
berkah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
tepat waktu. Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada kepada Nabi
Muhammad saw., juga kepada keluarga, kerabat, sahabat, dan serta kita sebagai
umatnya.
Skripsi dengan judul “Penggunaan Media Google Form dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMPN 8 Kota Tangerang Tahun Pelajaran
2020/2021”, ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S1 Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
mencurahkan segenap pikiran, bantuan material maupun spiritual, dan memberikan
dorongan dan motivasi sebagai peneliti. Sebagai ungkapan rasa hormat dan
ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Novi Diah Haryanti, M. Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. H. Mahsusi, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan pikiran, arahan, serta motivasi kepada penulis dengan penuh
kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Dr. Elvi Susanti, M. Pd. dan Didah Nurhamidah, M. Pd., selaku dosen
penguji yang sudah memberikan waktu, arahan, kritik dan sarannya kepada
penulis.

iii
6. Dr. Nuryani S.Pd., M.A., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan motivasi selama perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang
bermanfaat untuk penulis.
8. Kepala perpustakaan dan seluruh staf Perpustakaan Utama serta
Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Suryani Harahap, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 8
Tangerang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
10. Budi Siswanto, S.Pd., dan Muhammad Ali, S.Sos., selaku Wakil Kepala
Sekolah bagian Kurikulum dan Administrasi Kepegawaian yang telah
banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
11. Nurus Samawati Annisa, S.Pd., selaku guru pengampu mata pelajaran
Bahasa Indonesia sekaligus wali kelas VII-C yang telah banyak membantu
serta memberikan arahan dan motivasi kepada penulis selama penelitian
dilaksanakan.
12. Peserta didik SMP Negeri 8 Tangerang terutama seluruh peserta didik kelas
VII-C atas kerja sama dan semangat selama penelitian dilaksanakan.
13. Teristimewa untuk orang tua penulis, ayah Didi Nurhadi, ayah Ade
Kurniawan Dwi Saputro dan mama Wiwi Dwi Yanuarti yang tercinta yang
selalu memberikan dukungan baik moral dan material agar penulis
dilancarkan dalam menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini.
14. Teruntuk adik tersayang, Naya Widya Asmarandita Putri dan nenek penulis
yang selalu menjadi penyemangat dan penghibur penulis selama proses
menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2017,
khususnya kelas B yang sedari awal telah tumbuh bersama dengan penulis
menjalani perkuliahan hingga ditahap akhir ini.

iv
16. Teruntuk Bella Choirunnisa, Desy Anggraini, Laeli Hidayanti, dan Nuri
Handayani yang telah bersedia mencurahkan suka duka selama perkuliahan
dan menjadi tim penyemangat penulis sampai akhir perkuliahan.
17. Bangtan Sonyeondan. Terima kasih banyak lirik lagu dan keberadaan kalian
selalu memberikan kekuatan dan motivasi untuk penulis.
18. Semua teman-teman penulis yang selalu menemani penulis, memberikan
dukungan, saran dan kritik untuk penulis selama proses menyelesaikan
skripsi ini.
19. Terima kasih yang paling istimewa untuk diriku sendiri. Terima kasih,
apapun yang terjadi selanjutnya semoga selalu diberi kekuatan untuk
menghadapi. Seperti salju yang baru saja turun, bernapaslah kembali, seperti
pertama kali.
20. Seluruh pihak terkait tanpa mengurangi rasa hormat tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan mendukung penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan selanjutnya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca, serta menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan.
Wassalamualaikum wr. wb.

Jakarta, Oktober 2021

Sheva Widianti Putri

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORETIS .................................................................... 9
A. Media Pembelajaran .................................................................................. 9
1. Pengertian Media Pembelajaran .......................................................... 9
2. Klasifikasi Media Pembelajaran........................................................ 12
3. Manfaat Media Pembelajaran ........................................................... 15
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................................................... 19
C. Media Google Form ................................................................................ 30
1. Pengertian Media Google Form ......................................................... 30
2. Fungsi Media Google Form ............................................................... 33
D. Penelitian Relevan................................................................................... 34
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 36
A. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................. 36
B. Metodologi Penelitian .............................................................................. 36
C. Subjek dan Objek .................................................................................... 38

vi
D. Fokus Penelitian ...................................................................................... 40
E. Teknik Penelitian ..................................................................................... 42
F. Instrument Penelitian ............................................................................... 48
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 49
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 52
A. Deskripsi Tempat Penelitian ................................................................... 52
B. Pembahasan Data Penelitian ................................................................... 60
1. Hasil Analisis Data Wawancara Peserta Didik .................................... 65
2. Hasil Analisis Data Wawancara Guru Pengampu................................ 88
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian .................................................................. 91
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 93
A. SIMPULAN........................................................................................... 93
B. SARAN ................................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 95
LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tangerang ............................ 40
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 8 Tangerang .............. 41
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Siswa Kelas VII-C ................. 43
Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Pengampu ..................... 46
Tabel 3.5 Kualifikasi Penilaian Menurut Burhan Nurgiyantoro ....................... 49
Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa .......................................................................... 56
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Peserta Didik ...................................................... 61

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Latihan Soal di Google Form ....................................................... 61


Gambar 4.2 Nilai Latihan Soal Aisyah Mutiara Dilla ...................................... 61
Gambar 4.3 Nilai Latihan Soal Najla Dzakiyah Hana ...................................... 62
Gambar 4.4 Nilai Latihan Soal Siti Neza Hardiyanti........................................ 62

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi


Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Pernyataan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Hasil Wawancara Peserta Didik
Lampiran 8 Hasil Wawancara Guru Pengampu
Lampiran 9 Riwayat Penulis

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pertukaran informasi berlangsung dengan cepat. Perubahan budaya
dan peradaban manusia ke depan akan banyak ditentukan oleh perubahan
yang terjadi dalam bidang pendidikan. Era globalisasi menggulirkan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuat dunia seperti
seolah tanpa batas. Pendidikan dan sistem pendidikan sudah tentu akan ikut
berubah. Tujuan pendidikan harus menyesuaikan perkembangan,
kurikulum harus ikut diadaptasi, dan macam-macam keterampilan yang
diperlukan dalam komunikasi global harus diakomodasikan.
Kata pendidikan sendiri, secara bahasa datang dari kata “pedagogi”
yaitu “paid” yang memiliki arti anak serta “agogos” yang memiliki arti
menuntun, jadi pedagogi dapat diartikan pengetahuan dalam menuntun
anak. Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk
mencapai kemajuan yang lebih baik. Pendidikan dapat terjadi di bawah
bimbingan orang lain ataupun secara otodidak atau belajar sendiri. Merujuk
pada Pasal 13 ayat 1, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi “Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi
dan memperkaya”.
Pendidikan formal ialah jalur pendidikan yang dilaksanakan secara
resmi, seperti di sekolah-sekolah pada umumnya. Pendidikan nonformal
ialah jalur pendidikan yang berada di luar pendidikan formal tetapi tetap
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal ialah
lingkungan pendidikan yang terbentuk pertama kali di dalam keluarga,
setelah seorang anak tumbuh besar pendidikan informal yang ia dapat juga
berasal dari lingkungan masyarakat sekitarnya. Pendidikan informal tidak
berjenjang dan seseorang bisa mendapat pendidikan informal ini di mana
saja dan kapan saja.

1
2

Pandemi virus yang terjadi di Indonesia menyebabkan beberapa


hambatan pada beberapa bidang, pendidikan salah satunya. Proses
pendidikan pada hakikatnya berfokus pada kegiatan belajar. Kegiatan
belajar yang biasanya dilaksanakan langsung di ruang kelas dan tatap muka,
kini kegiatan tersebut terpaksa berubah karena keadaan. Sebuah langkah
harus diambil untuk memutus rantai persebaran virus ini dan mencegah
penularan dari satu orang ke yang lain. Langkah yang diambil juga harus
mempertimbangkan beberapa hal, agar masyarakat tetap bisa menjalankan
kehidupan juga tetap terhindar dari virus ini. Anjuran untuk tidak
berkerumun di satu tempat yang terdapat banyak orang dan untuk menekan
angka penularan dan persebaran Covid-19, maka pemerintah mengambil
langkah untuk melakukan kegiatan dari rumah saja.
Pelaksanakan pembelajaran daring adalah salah satu model
pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi, karena dalam prinsip
kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan
kesehatan dan keselamatan para peserta didik, para pendidik, tenaga
kependidikan, keluarga, dan masyarakat pada umumnya, dalam rangka
pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menerapkan kebijakan untuk
Learning From Home atau Belajar Dari Rumah (BDR).
Penerapan pembelajaran daring ini tentu menuntut kesiapan
berbagai pihak, baik dari pihak sekolah, pemangku jabatan, dan pihak
peserta didik itu sendiri. Pembelajaran daring dapat dilaksanakan dengan
menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen
System (LSM). Misalnya dengan menggunakan aplikasi WhatsApp,
Google, Zoom, dan alternatif pembelajaran yang lain-lain. Di tengah
pandemi ini, dalam menggunakan pembelajaran daring tentu memberikan
dampak bagi kita yang menjalankannya. Salah satu dampak positifnya
ialah guru dan siswa menjadi lebih mampu dalam menggunakan aplikasi
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih mudah sebab bisa
dilaksanakan di rumah dan di mana saja. Selain itu, pembelajaran daring
3

ini tentu juga memiliki dampak negatif. Misalnya, terjadi kesalahpahaman,


karena komunikasi dilakukan tanpa tatap muka, jaringan internet sering
tidak lancar terutama daerah pelosok yang susah jangkauan, dan
memerlukan teknologi yang baik.
Adanya pembelajaran daring ini membuat dilema tersendiri bagi
orang-orang yang menjalankannya, bagi para siswa, guru, terutama bagi
orangtua yang harus mendampingi anak-anaknya belajar, terlebih lagi
orangtua yang memiliki lebih dari satu orang anak. Tak jarang orangtua
banyak yang mengeluh dan merasa kewalahan akan pembelajaran daring.
Anak-anak tentunya membutuhkan pendampingan dalam belajar, mereka
harus melaksanakan berbagai macam tugas yang harus dikumpulkan
dalam waktu yang telah ditentukan. Guru dalam pembelajaran daring ini
juga mempunyai dilema tersendiri, yakni sulitnya mengukur pencapaian
pembelajaran karena antara materi yang satu dengan yang lainnya.
Terkadang ada di antara peserta didik yang tidak menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru, dan kalau ada menyelesaikan tentunya sulit
memastikan apakah itu hasil kerja anak atau hasil kerja orang lain, dalam
hal ini tentu orangtua.
Untuk dapat mengetahui keberhasilan dari pencapaian tujuan
pendidikan, perlu diadakannya evaluasi. Sebagai tolak ukur untuk
mengetahui besarnya perubahan perilaku pada diri siswa adalah dengan
melakukan kegiatan evaluasi. Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan
secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi
perubahan pada diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan
dalam pribadi siswa.1 Maka dari itu, evaluasi hadir sebagai alat untuk
mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Siswa sebagai
objek penilaian dapat diketahui sejauh mana tingkat pemahaman terhadap
suatu materi pembelajaran. Guru dapat menindaklanjuti apakah tujuan
pembelajaran tercapai atau tidak. Guru turut mengetahui ketercapaian
1
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 1.
4

dirinya dalam membantu siswa selama kegiatan pembelajaran. Siswa yang


belum atau kurang memahami materi yang telah disampaikan guru, akan
terlihat dari hasil evaluasi belajarnya.
Sisi positif yang bisa diambil dari pembelajaran daring ialah ketika
teknologi tersebut dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar
oleh guru kepada siswa. Maka dari itu, seharusnya guru menggunakan
media pembelajaran dalam proses belajar agar siswa merasa tertarik.
Siswa akan mencari tahu apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga
proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan tentu tujuan
pembelajaran tercapai. Sebagai guru dan siswa yang berada pada
kemajuan teknologi yang semakin tinggi, terbuka pada media ialah hal
penting untuk menyeimbangkan pembelajaran dengan teknologi yang
tersedia. Termasuk dalam menggunakan media untuk mengakses, menilai,
dan menganalisis informasi serta kemampuan untuk menggunakan bentuk-
bentuk media yang baru untuk mengomunikasikan informasi yang telah
didapat.
Ada beberapa tantangan dalam pemanfaatan telekomunikasi pada
pembelajaran daring ini. Tantangan yang dihadapi oleh para siswa yang
pertama ialah belum memiliki fasilitas seperti handphone atau laptop,
sekitar 50% siswa yang masih belum memiliki fasilitas yang memadai
untuk media pembelajaran. Yang kedua, beberapa siswa hanya memakai
media handphone untuk pembelajaran daring. Yang ketiga, perlunya
kesiapan mental secara batin maupun fisik untuk melakukan pembelajaran
daring, karena para siswa butuh menyesuaikan diri agar tidak kaget dan
terbiasa melakukan pembelajaran melalui daring. Para siswa juga harus
memanfaatkan waktu luang mereka untuk mencari informasi tentang
materi yang diajarkan dan juga mengatur jam belajar mereka agar
memenuhi tuntutan tugas dari para pengajar.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu yang terdampak
dari pembelajaran daring akibat pandemi Covid-19 ini. Beberapa siswa
berpendapat ketika ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia dibutuhkan
5

kemampuan membaca dan menyimak yang baik. Soal-soal yang


dihadapkan ke siswa diharuskan untuk dipahami dan dijawab dengan teliti.
Tidak sedikit siswa merasa kehilangan fokus dan konsentrasi ketika
membaca lembaran soal ujian tersebut. Bagi guru juga menjadi kendala
ketika dihadapkan pada soal ujian evaluasi yang harus dicetak ulang,
mulai dari memasukkan data, mengoreksi, sampai mengolah kembali
menjadi sebuah nilai dibutuhkan waktu yang lama.
Dalam kegiatan pembelajaran daring, ada juga platform yang bisa
dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran. Serta memberikan peluang
pada para guru agar memahami teknologi informasi. Yang pertama adalah
e-learning, e-learning merupakan telekomunikasi untuk mengaktifkan
para pelajar di mana pun dan kapan pun. Proses pembelajaran ini dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu yang pertama dilakukan pada jam yang
sama atau dapat dilakukannya interaksi antara guru dan siswa secara
online, lalu pembelajaran ini juga bisa dilakukan secara virtual namun
bersifat nyata. Para siswa dapat melakukan pembelajaran dengan
terhubung langsung melalui internet. Proses pembelajaran yang kedua
adalah pembelajaran yang tidak dilakukan pada jam yang sama,
pembelajaran ini bisa berupa video, bacaan, tes, kuis, atau hal lain yang
diberikan guru kepada siswa.
Sejalan dengan itu, Google sebagai salah satu teknologi saat ini
sangat membantu dalam dunia pendidikan. Salah satu fitur yang dapat
digunakan untuk pembelajaran dalam keadaan seperti ini ialah Google
Form. Google Form dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran
daring yang tidak harus bertatap muka. Google Form digunakan secara
online, baik pengajar dan siswa dapat bebas akses asalkan terhubung
dengan koneksi internet. Melalui Google Form dapat dimanfaatkan untuk
menggunakan latihan soal contohnya.
Google Form adalah salah satu platform yang menyediakan
layanan pembuatan formulir online. Untuk dapat mengaksesnya, pastikan
untuk memiliki akun Gmail terlebih dahulu. Semenjak hadir, aplikasi ini
6

digunakan sebagai penelitian, survei, pembuatan formulir, hingga


digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara online. Keuntungan
menggunakan Google Form adalah dapat melihat langsung hasil dari
aplikasi tersebut, dapat melihat satu per satu formulir yang telah diisi oleh
para responden atau rangkumannya. Hasil Google Form juga dapat dibuat
dalam bentuk Spreadsheet atau dalam format PDF.
Google Form dapat digunakan oleh guru karena kemudahan akses
aplikasinya. Aplikasi ini berbasis web sehingga seseorang dapat
memberikan tanggapan terhadap formulir yang sedang diisi secara cepat
dimanapun ia berada dengan menggunakan aplikasi internet
komputer/laptop ataupun handphone. Selain itu, Google Form ini dapat
menjadi media alternatif untuk siswa yang memiliki keterbatasan dana
untuk membeli aplikasi berbayar. Apabila media pembelajaran lain
menggunakan pembayaran untuk meningkatkan kualitas pengerjaannya,
maka Google Form ini tidak berbayar sama sekali untuk diakses.
Berdasar uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penggunaan Media Google Form dalam Hasil
Pembelajaran Daring Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMPN 8
Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Peranan media Google Form belum banyak digunakan sebagai media
pembelajaran.
2. Media Google Form kurang dimanfaatkan karena belum pernah
digunakan sebagai media pembelajaran.
3. Media Google Form belum pernah digunakan sebagai media dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII di SMPN 8 Tangerang.
7

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas,
maka pembatasan masalah yang dilakukan penulis ialah pada penggunaan
media Google Form sebagai media pembelajaran dan pemanfaatan media
Google Form dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII-C di
SMPN 8 Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan pokok yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peranan Google Form sebagai media pembelajaran?
2. Bagaimana pemanfaatan media Google Form dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas VII di SMPN 8 Tangerang?
3. Bagaimana hasil pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media
Google Form siswa kelas VII di SMPN 8 Tangerang?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengungkap peranan Google Form sebagai media
pembelajaran.
2. Untuk mengungkap pemanfaatan media Google Form dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VII di SMPN 8
Tangerang.
3. Untuk mengungkap hasil pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
media Google Form siswa kelas VII di SMPN 8 Tangerang.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan Bahasa Indonesia.
8

b. Mengetahui cara untuk mengembangkan alat alternatif penilaian


belajar siswa.
c. Memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan mengenai Google
Form sebagai media pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga pendidikan, dapat digunakan sebagai sumber
informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
yang berkaitan dengan media pembelajaran yang akan dicapai oleh
siswa.
b. Bagi peneliti, sebagai bahan referensi atau bahan pembanding bagi
peneliti yang ingin mengkaji masalah yang relevan.
c. Bagi Kepala Sekolah SMPN 8 Tangerang, dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana
sekolah.
d. Bagi guru, dapat menjadi bahan masukan untuk lebih terampil
dalam menggunakan media pembelajaran.
e. Bagi siswa, sebagai bahan masukan dalam proses pembelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORETIS

A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam suatu proses
pembelajaran, dua unsur yang sangat penting ialah metode mengajar dan
2
media pembelajaran. Seiring dengan perkembangan waktu,
perkembangan teknologi yang semakin canggih. Kata media menjadi tidak
asing lagi. Media kini menjadi sebuah kajian yang menarik dan diminati
oleh banyak orang. Tidak sedikit disiplin ilmu yang memakai media
sebagai bahasan kajiannya, meskipun dengan pemberian nama yang
berbeda-beda. Seperti contoh pada media dakwah, media telekomunikasi,
media pembelajaran, dan lain sebagainya.
Media, bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana
komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini merujuk
pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah
penerima.3 Media dalam proses pembelajaran merupakan perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan sehingga terdorong serta terlibat dalam
pembelajaran. Proses pembelajaran pada dasarnya juga merupakan proses
komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut
media pembelajaran.4 Jadi, media pembelajaran ialah sarana komunikasi

2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.
15.
3
M. Ilyas Ismail, dkk., Teknologi Pembelajaran sebagai Media Pembelajaran,
(Makassar: Cendekia Publisher, 2020), h. 43.
4
Mustofa Abi Hamid, Media Pembelajaran, (Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis,
2020), h. 3-4.

9
10

atau dapat disebut juga sebagai perantara dalam proses belajar


mengajar yang digunakan untuk membantu mengirimkan informasi juga
membantu mencapai sebuah tujuan dari pembelajaran.
Media pembelajaran ialah komponen strategi penyampaian yang
dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa
orang ataupun alat, atau bahan. Kata media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar.5 Jadi, media pembelajaran ialah alat bantu yang
menjadi perantara dalam pembelajaran antara tenaga pengajar dan peserta
didik.
Media merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau sebagai perantara saluran komunikasi antara
pemberi pesan dengan yang menerima pesan. Dengan kata lain, media
adalah alat bantu atau komponen yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perhatian, perasaan, dan minat siswa dalam proses belajar
sehingga proses pembelajaran berlangsung secara efektif.6 Jadi, media
pembelajaran ialah alat yang dimanfaatkan atau digunakan sebagai
perantara komunikasi. Pembelajaran memanfaatkan media sebagai alat
untuk menarik perhatian siswa agar proses pembelajaran lebih aktif dan
menyenangkan.
Media sering kali diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau alat elektronik yang berfungsi untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal dalam proses
pembelajaran. Media merupakan segala bentuk alat yang dipergunakan
dalam proses penyaluran atau penyampaian informasi. 7 Jadi, salah satu
fungsi utama media pembelajaran ialah sebagai alat bantu mengajar yang

5
Arief S. Sadiman, et. Al, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 6.
6
Ramen A. Purba, dkk., Pengantar Media Pembelajaran, (Sumatera Utara: Yayasan
Kita Menulis, 2020). h. 26.
7
Ahmad Suryadi, Teknologi dan Media Pembelajaran: Jilid I, (Sukabumi: Jejak,
2020), h. 13.
11

mempengaruhi lingkungan belajar yang akan disusun dan diciptakan oleh


guru. Media pembelajaran menjadi perantara komunikasi antara guru dan
peserta didik.
Media pembelajaran meliputi alat yang secara spesifik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan komponen sumber belajar yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang memotivasi siswa untuk belajar.
Sumber belajar terdiri dari atas sumber-sumber yang mendukung proses
pembelajaran siswa termasuk sistem penunjang, materi, dan lingkungan
pembelajaran. Sumber belajar mencakup segala yang tersedia untuk
membantu individu belajar dan menunjukkan kemampuan dan
8
kompetensinya. Media pembelajaran ialah alat yang dapat menjadi
sumber belajar siswa, di mana dengan menggunakan sumber belajar
tersebut menjadi mempermudah siswa dalam proses pembelajaran.
Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya, mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan televisi kalau
digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media
9
pembelajaran. Berdasar pengertiannya, media pembelajaran ialah alat
bantu yang dipergunakan selama proses pembelajaran. Beberapa alat bantu
juga dapat dimanfaatkan apabila dapat digunakan pada proses
pembelajaran, maka alat tersebut dapat disebut dengan media
pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, lima komponen yang sangat
penting adalah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran.
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut

8
Ahmad Suryadi, Ibid., h. 15.
9
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Penerbit
Kencana, 2015), h. 204.
12

10
mempengaruhi, motivasi, kondisi, dan lingkungan belajar. Media
pembelajaran memegang peranan penting dalam proses berjalannya
kegiatan pembelajaran. Di mana media pembelajaran ialah langkah utama
untuk daya minat peserta didik untuk mencari tahu lebih dalam mengenai
materi yang akan dipelajari.
Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam
11
keberlangsungan proses belajar mengajar. Kesimpulannya media
pembelajaran ialah perantara yang digunakan guru untuk membantu
menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar, lewat media
pembelajaran yang beragam sangat mudah dalam menarik minat belajar
peserta didik sehingga tujuan belajar lebih efektif dan cepat tercapai.
Media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan materi,
membantu peserta didik untuk lebih memahami materi pelajaran dan
meningkatkan minat belajar peserta didik.

2. Klasifikasi Media Pembelajaran


Perangkat media pembelajaran sendiri terbagi menjadi dua jenis,
yaitu hardware dan software. Baik software dan hardware, keduanya
memiliki keterkaitan yang erat. Software diartikan sebagai bahan media
yaitu sesuatu yang digunakan untuk menyimpan pesan dengan wujud
bendanya sendiri, seperti filmstrip, film, gambar, grafik, dan film slide.
Hardware yang biasa disebut peralatan diartikan sebagai sesuatu yang
digunakan untuk memindahkan sesuatu yang telah disimpan dari material
untuk diberikan pada audien, contohnya video tape recorder, proyektor
film, papan tempel.
Media pembelajaran yang mulai digunakan sekarang ini tidak hanya
terdiri dari 1 (satu) media saja, tetapi beberapa pembagian. Bretz (1971)

10
Iwan Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran”, Jurnal Lingkar
Widyaiswara, Vol. 1 No. 4, 2014, h. 104.
11
Muhammad Joko Susilo, “Analisis Kualitas Media Pembelajaran Insektarum dan
Herbarium untuk Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah”, Jurnal Bioedukatika, Vol. 3
No. 1, 2015.
13

dalam bukunya “A Taxonomy of Communication Media”


mengklasifikasikan media berdasarkan tiga ciri khusus, yaitu: suara
(audio), bentuk (visual), dan gerak (motion). Berdasarkan ketiga ciri
tersebut, Bretz mengelompokkan media menjadi 8 kelompok, di antaranya:
1) Media audio-motion-visual
Adalah media yang memiliki ciri atau unsur suara, terdapat gerakan dan
bentuk objeknya dapat dilihat. Media dengan jenis ini merupakan media
yang paling lengkap dan sempurna. Jenis media pembelajaran yang
termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video tape dan film bergerak.
2) Media audio-still-visual
Adalah media yang memiliki ciri atau unsur suara, objeknya dapat dilihat,
namun tidak ada gerakan. Media pembelajaran yang masuk dalam
kelompok ini ialah film strip bersuara, slide bersuara, atau rekaman televisi
dengan gambar tidak bergerak (television still recording).
3) Media audio-semi motion
Adalah media yang memiliki unsur atau ciri suara dan gerakan, namun
tidak dapat menampilkan gerakan secara utuh atau lengkap. Media
pembelajaran yang masuk dalam kelompok ini adalah teleboard.
4) Media motion-visual
Adalah media yang memiliki unsur gambar (visual) dan objek yang
bergerak (motion). Media pembelajaran yang masuk dalam kelompok ini
ialah film bisu (bergerak namun tak memiliki suara), phantomim, dan lain
sebagainya.
5) Media still-visual
Adalah media yang memiliki unsur objek tetapi tidak memiliki gerakan
(motion). Media pembelajaran yang masuk dalam kelompok ini ialah film
strip, gambar atau grafik, halaman cetak, dan lain sebagainya.
6) Media semi-motion (semi gerak)
Adalah media yang memiliki unsur garis dan tulisan, seperti tele-autograf.
7) Media audio
Adalah media yang memiliki unsur suara (radio), seperti siaran radio.
14

8) Media cetakan
Adalah media yang hanya memiliki unsur simbol-simbol verbal atau
tulisan, seperti modul, buku, buletin, dan lain sebagainya.12
Klasifikasi media pembelajaran juga terbagi menjadi media
pembelajaran dua dimensi dan tiga dimensi. Bagi media pembelajaran yang
dimaksud dengan dua dimensi ialah media atau alat yang hanya memiliki
ukuran panjang dan lebar dan berada pada satu bidang datar. Media
pembelajaran yang termasuk dalam dua dimensi sendiri terdiri dari, media
grafis, media bentuk papan, dan media cetak. Sedangkan media
pembelajaran yang dimaksud dengan tiga dimensi ialah media yang
disajikan secara visual atau sebagai benda asli baik hidup ataupun mati,
dan bisa juga sebagai benda tiruan yang mewakili benda aslinya. Media
pembelajaran yang termasuk ke dalam media tiga dimensi misalnya peta
timbul, globe, boneka, dan sebagainya.
Klasifikasi lain juga ditemukan, di mana media dibagi menjadi 4
(empat) jenis. Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi:
1) Media visual, adalah media yang bisa dilihat. Media ini mengandalkan
indera penglihatan. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar tempel,
poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga, dan sebagainya.
2) Media audio, adalah media yang bisa didengar. Media ini mengandalkan
indera telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik dan lagu, alat
musik, siaran radio, dan kaset suara, atau CD dan sebagainya.
3) Media audio visual, adalah media yang bisa didengar dan dilihat secara
bersamaan. Media ini menggerakkan indera pendengaran dan penglihatan
secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan
media yang sekarang menjamur (VCD).
4) Multimedia, adalah semua jenis media yang terangkum menjadi satu.
Contohnya: internet, belajar dengan menggunakan media internet artinya

12
Mustofa Abi Hamid, Op. Cit., h. 19-20.
15

mengaplikasikan semua media yang ada, termasuk pembelajaran jarak


jauh.13
Secara umum, media pembelajaran terdiri dari media visual, media
audio, dan media gerak. Namun setelah dibedah lagi media pembelajaran
tidak hanya terdiri dari 3 (tiga) jenis itu saja. Klasifikasi di atas adalah
salah satu contoh dari penjabaran beberapa jenis media pembelajaran yang
biasa dimanfaatkan atau digunakan.

3. Manfaat Media Pembelajaran


Memanfaatkan media pembelajaran, menurut Hadi dalam Ramen
A Purba, adalah penting memberikan petunjuk umum guna memudahkan
dan mengarahkan untuk memanfaatkan dan memaksimal media
pembelajaran sebagai berikut:
1) Tidak akan ada satupun media yang dikatakan sebagai yang paling baik
guna mencapai tujuan maksimal dalam proses pembelajaran. Masing-
masing media pembelajaran karakteristik tersendiri. Oleh sebab itu
penggunaan penggabungan dua atau beberapa media akan sangat baik
guna mampu membantu tercapainya tujuan dan harapan dari
pembelajaran.
2) Pemanfaatan media pembelajaran harus dilandasi pada tujuan dan
harapan pembelajaran yang hendak dituju atau dicapai. Dengan
demikian penggunaan media pembelajaran wajib sebagai bagian inti
dari proses aktivitas pelajaran.
3) Pemanfaatan media pembelajaran wajib mengacu kepada aspek
kesesuaian komposisi media pembelajaran dengan karakteristik bahan
pembelajaran yang akan ditampilkan dan dipaparkan.
4) Pemanfaatan media pembelajaran wajib diselaraskan dengan wujud
aktivitas pembelajaran yang akan diberlakukan seperti belajar secara
klasikal, belajar dengan kelompok kecil, belajar individu, maupun
belajar secara individu.
13
Satrianawati, Media dan Sumber Belajar, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 10.
16

5) Pemanfaatan perangkat pembelajaran wajib diawali dengan persiapan


yang cukup dan matang seperti pengetahuan akan media yang
digunakan, mempersiapkan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan di
lokasi pembelajaran sebelum pelajaran dilakukan dan sebelum peserta
masuk ke lokasi pembelajaran. Dengan cara ini penggunaan media
pembelajaran diharapkan tidak akan mengganggu kelancaran proses
pembelajaran dan mengurangi waktu belajar.
6) Para pelajar (siswa/mahasiswa) harus ditempa dan diarahkan di awal
untuk memperkenalkan perangkat ajar yang akan digunakan, tujuannya
agar para pelajar dapat fokus memperhatikan poin inti ketika
pemaparan materi ajar menggunakan perangkat pembelajaran
dilakukan.
7) Pemanfaatan perangkat pembelajaran wajib diupayakan sehingga
menyebabkan terjadinya hubungan timbal balik yang baik dan aktif
dengan para peserta didik.14
Media pembelajaran dalam proses pembelajaran memiliki peran
yang penting. Fungsi media dalam pembelajaran ialah untuk
meningkatkan stimulasi para peserta didik dalam belajar. Adapun manfaat
yang diberikan media dalam pembelajaran, di antaranya:
1) Membantu proses pembelajaran yang berlangsung antara pendidik dan
peserta didik. Tidak semua materi pembelajaran dapat disampaikan
dengan verbal saja, tetapi perlu alat bantu (tools) lain yang dapat
membantu mengirimkan pesan atau konsep materi kepada peserta didik.
Pendidik terbantu dalam menyampaikan materi pembelajaran,
sedangkan peserta terbantu dan lebih mudah dalam memahami konsep
materi yang disampaian oleh pendidik. Sehingga, transfer for
knowledge dan transfer of value dapat dilakukan secara maksimal.
2) Meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam proses
pembelajaran, rasa ingin tahu dan antusiasme peserta didik meningkat,

14
Ramen A. Purba, dkk., Teknologi Pendidikan, (Sumatera Utara: Yayasan Kita
Menulis, 2020), h. 11-12.
17

serta interaksi antar peserta didik, pendidik dan sumber belajar dapat
terjadi secara interaktif. Dapat membantu menyampaikan materi yang
bersifat abstrak menjadi lebih konkret. Beberapa informasi dan konsep
materi pembelajaran yang bersifat abstrak, rumit, kompleks, tidak dapat
hanya disampaikan secara verbal saja. Sehingga, perlu adanya alat
bantu media pembelajaran untuk menyampaikan materi tersebut.
Konsep materi yang bersifat abstrak, rumit, kompleks dapat
dikonkretkan melalui media biasanya berupa simulasi, pemodelan, alat
peraga, dan lain-lain.
3) Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
Beberapa materi pembelajaran yang kompleks membutuhkan ruang dan
waktu yang panjang untuk penyampaiannya. Oleh karena itu, media
pembelajaran dapat disesuaikan dengan karakteristik materinya,
sehingga keterbatasan tersebut dapat teratasi. Misalnya, dengan media
pembelajaran online, e-learning, mobile e-learning, web based
learning, yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja menembus
batas ruang dan waktu. Materi pembelajaran dapat diakses kapan saja
dan di mana saja.15
Berdasar pemaparan di atas, manfaat media pembelajaran ini
berlaku untuk guru dan peserta didik terutama. Media pembelajaran
menghasilkan inovasi dalam kegiatan pembelajaran yang disampaikan
guru, guru bebas menampilkan kreativitas dalam pemaparan materi
pembelajarannya, peserta didik tidak merasa bosan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, daya minat peserta didik meningkat karena
rasa ingin tahu akan materi pembelajaran, dan pembelajaran menjadi
menyenangkan juga tujuan pembelajaran tercapai.
Satu konsep lain yang sangat berkaitan dengan media
pembelajaran adalah istilah sumber belajar. Bagaimana kaitan antara
media belajar dengan sumber belajar? Sebagaimana telah dibahas di muka,
sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas daripada media belajar.
15
Mustofa Abi Hamid, Op. Cit., h. 7-8.
18

Sumber belajar bisa berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik dan
latar/lingkungan. Apa yang dinamakan media sebenarnya adalah bahan
dan alat belajar tersebut. Bahan sering disebut perangkat lunak (software),
sedangkan alat juga disebut sebagai perangkat keras (hardware).16 Jadi,
baik perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) bisa
termasuk dalam media pembelajaran. Media pembelajaran juga termasuk
atau bagian dari sumber belajar.
Sebelumnya, media pembelajaran hanya dimaksudkan sebagai alat
bantu bagi pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran. Alat bantu yang
digunakan misalnya ialah alat bantu visual seperti gambar, grafis, dan
yang lainnya. Penggunaan alat bantu itu sendiri ditujukan untuk memberi
motivasi peserta didik, menciptakan pengalaman yang lebih nyata,
meningkatkan daya ingat dalam proses pembelajaran. Begitu media dan
belajar memiliki hubungan yang kuat untuk menciptakan kondisi belajar
yang efektif dan efisien. Semakin bagus sebuah media pembelajaran itu
dirancang, maka semakin baik dan memuaskan hasil belajar yang akan
didapat.
Fungsi media pembelajaran dalam proses pembelajaran ialah
sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).
Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam
menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran ini tentunya untuk mengurangi berbagai
hambatan yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Beberapa contoh
hambatan komunikasi dalam pembelajaran diantaranya, misal peserta
didik yang tidak mengerti arti dari sebuah kata karena hanya menirukan
apa yang ia dengar dari penjelasan lisan guru (ceramah). Kemudian,
peserta didik yang salah tafsir atau kurang memahami materi yang
diberikan guru karena biasanya guru hanya menjelaskan lisan tanpa
dibantu oleh gambar, bagan, model. Terakhir hambatan yang sering

16
Iwan Falahudin, “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran”, Jurnal Lingkar
Widyaiswara, Vol. 1 No. 4, 2014, h. 109.
19

ditemui ialah peserta didik yang tidak fokus, hal ini banyak terjadi ketika
cara mengajar guru membosankan sehingga peserta didik kehilangan
minat dalam kegiatan pembelajaran.
Karakteristik media pembelajaran terbagi menjadi media
pembelajaran dua dimensi dan tiga dimensi. Bagi media pembelajaran yang
dimaksud dengan dua dimensi ialah media atau alat yang hanya memiliki
ukuran panjang dan lebar dan berada pada satu bidang datar. Media
pembelajaran yang termasuk dalam dua dimensi sendiri terdiri dari, media
grafis, media bentuk papan, dan media cetak. Sedangkan media
pembelajaran yang dimaksud dengan tiga dimensi ialah media yang
disajikan secara visual atau sebagai benda asli baik hidup ataupun mati,
dan bisa juga sebagai benda tiruan yang mewakili benda aslinya. Media
pembelajaran yang termasuk ke dalam media tiga dimensi misalnya peta
timbul, globe, boneka, dan sebagainya.
Beberapa poin di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media pembelajaran ini banyak membantu dalam berlangsungnya proses
pembelajaran. Guru dibebaskan dalam berkreasi menyampaikan materinya
dan tentu juga mempermudah guru. Peserta didik disuguhkan materi yang
beda seperti biasanya. Materi yang disajikan lebih menarik karena
penyampaian media pembelajaran yang digunakan oleh guru bermacam-
macam.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia


Sebelum masuk dalam pembahasan pembelajaran daring di masa
pandemi kini. Pembahasan akan dimulai dari pengertian pembelajaran itu
sendiri. Kemudian, baru masuk pada pembahasan pembelajaran daring
yang sedang dilaksanakan karena keadaan yang memaksa di Indonesia.
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal
dari kata dasar “ajar”, yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahui. Kata pembelajaran yang semula diambil dari kata “ajar”
ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”,
20

diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan


17
sehingga anak didik mau belajar. Pembelajaran yang berasal dari
beberapa kata dapat diartikan sebagai cara guru mengajarkan peserta didik.
Proses selama kegiatan belajar mengajar itulah yang disebut pembelajaran.
Rumusan tentang apa yang dimaksud dengan belajar cukup
bervariasi. Perbedaan tersebut tentu saja diwarnai atas perbedaan
pandangan dan tekanan masing-masing. Beberapa ahli mengartikan belajar
sebagai berikut:
1) W.H. Buston memandang belajar sebagai perubahan tingkah laku pada
individu dan individu dengan lingkungannya. Buston berpendapat
bahwa unsur utama dalam belajar adalah terjadinya perubahan pada
seseorang. Perubahan tersebut menyangkut aspek kepribadian yang
tercermin dari perubahan yang bersangkutan, yang tentu juga
bersamaan dengan interaksinya dengan lingkungan di mana dia berada.
2) J. Neweg melihat dari dimensi yang berbeda. Dia menganggap bahwa
belajar adalah suatu proses di mana perilaku seseorang mengalami
perubahan sebagai akibat pengalaman unsur. Paling tidak, ada tiga
unsur menurut Neweg. Pertama, dia melihat belajar itu sebagai suatu
proses yang terjadi dalam diri seseorang. Sebagai suatu proses berarti
ada tahap-tahap yang dilalui seseorang. Unsur kedua ialah pengalaman.
Belajar itu baru akan terjadi kalau proses seperti yang disebutkan
terdahulu dialami sendiri oleh yang bersangkutan. Belajar itu pada
dasarnya mengalami, learning by experience. Unsur ketiga ialah
perubahan perilaku. Muara dari proses yang dialami seseorang itu ialah
terjadinya perubahan perilaku pada yang bersangkutan.
3) Skiner berpendapat agak lain, dia berpandangan bahwa belajar adalah
suatu perilaku. Pada seseorang yang belajar maka responnya akan

17
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenada Media Grup, 2016), h. 19.
21

menjadi lebih baik. Sebaliknya bila tidak belajar, responnya menjadi


menurun.18
Adapun arti pembelajaran menurut Slamet PH dalam buku Sutiah,
pembelajaran merupakan pemberdayaan peserta didik yang dilakukan
melalui interaksi perilaku pengajar dan perilaku peserta didik, baik di
ruang maupun di luar kelas. Karena proses belajar mengajar merupakan
pemberdayaan peserta didik, maka penekanannya bukan sekadar
penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan (logos), tetapi
merupakan internalisasi tentang apa yang diajarkan, sehingga tertanam dan
berfungsi sebagai muatan nurani, dihayati serta dipraktekkan oleh peserta
didik.19
Jadi dapat disimpulkan, belajar dan pembelajaran memiliki
pengertian yang hampir sama. Belajar diartikan di mana seseorang mulai
terjadi perubahan tingkah lakunya. Individu tersebut mulai memiliki
pengalaman yang ia alami sendiri. Pembelajaran ialah kelanjutan dari
proses belajar, di mana pendidik mulai berusaha untuk membelajarkan
peserta didik. Peserta didik sudah memiliki penguasaan pengetahuan.
Proses pembelajaran kemudian dijalankan dalam rangka tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari konsep
mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak
pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas
subjek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu sistem.
Sehingga, dalam sistem belajar ini terdapat komponen-komponen siswa
atau peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas, dan
prosedur serta alat media yang harus dipersiapkan.20
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan belajar
peserta didik ialah kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat anak. Faktor

18
Moh. Suardi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 8-9.
19
Sutiah, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2016),
h. 6.
20
Moh. Suardi, Op. Cit., h. 17.
22

yang sebagian penyebabnya tergantung pada guru, yaitu: kemampuan


(kompetensi), suasana belajar, dan kepribadian guru. Kiranya dapat
dikatakan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada faktor
dari dalam siswa dan faktor dari luar siswa. 21 Banyak faktor yang bila
dianalisis bisa menjadi faktor keberhasilan dan penghambat dalam proses
belajar peserta didik. Beberapa yang disebutkan sebelumnya ialah contoh
dari faktor-faktor tersebut.
Pembelajaran daring dilaksanakan di Indonesia ialah karena
terjadinya sebuah pandemi yang merata di seluruh wilayah Indonesia,
bahkan dunia. Pembelajaran daring ini diputuskan adalah untuk
memutuskan rantai penyebaran virus Covid-19. Virus Covid-19 ini dapat
cepat menular dengan kontak langsung dengan penderitanya. Maka, untuk
mencegah penyebaran virus ini pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
melakukan aktivitas hanya dari rumah saja. Tidak hanya bidang
pendidikan yang terdampak virus ini, tetapi bidang lain pun banyak.
Belajar dari rumah (Learning From Home) dengan pelaksanaan secara
daring atau online diterapkan pemerintah agar para pelajar masih tetap
bisa melakukan pembelajaran tetapi juga terhindar dari virus Covid-19.
Pembelajaran berbasis daring atau online suatu kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan internet sebagai sarana utama untuk
menyelesaikan pekerjaan. Selain internet, sarana lain yang dibutuhkan
adalah aplikasinya online dan perangkat komputer. Pembelajaran online
memanfaatkan fitur server untuk mengelola dan menyimpan data. Berbeda
dengan belajar secara tatap muka, pembelajaran daring mengharuskan
untuk menginstal aplikasi dan menyimpan data di dalam komputer.
Pengertian online merupakan kebalikan dari offline. Kata online itu
berasal dari kata on dan line, on artinya hidup, line artinya saluran.
Pengertian online adalah keadaan komputer yang terkoneksi/ terhubung ke
jaringan internet. Sehingga apabila komputer kita online maka dapat
mengakses internet, mencari informasi-informasi di internet. Berikut
21
Ahmad Susanto, Op.Cit., h. 14.
23

beberapa keuntungan yang didapat ketika menggunakan aplikasi secara


online:
1) Beberapa pekerjaan membutuhkan aplikasi berbayar untuk bisa
diselesaikan. Hal ini tidak perlu dilakukan ketika anda
memanfaatkan fitur aplikasi online, bahkan anda tidak perlu
melakukan instalasi komputer,
2) Hanya dengan akses internet dan email, anda sudah bisa
mernyelesaikan pekerjaan,
3) Media penyimpanan bukan masalah, file pekerjaan bisa disimpan
langsung melalui server aplikasi yang bersangkutan,
4) Bisa berbagi pakai melalui internet, berkolaborasi, serta melakukan
publikasi dengan cepat dan mudah,
5) Menghemat biaya, tenaga, dan waktu.
Selain memiliki kelebihan, tentu saja hal ini memiliki kelemahan.
Adapun kelemahan dari menggunakan aplikasi secara online, ialah:
1) Dibutuhkan koneksi intranet dan internet yang handal dan stabil, hal
ini bertujuan agar pada saaat dilaksanakan aplikasi berjalan dengan
baik dan lancar,
2) Dibutuhkan sistem keamanan yang baik dikarenakan aplikasi
dijalankan secara terpusat, sehingga apabila server di pusat down
maka sistem aplikasi tidak berjalan.22
Pandemi global Covid-19 yang dipandang berefek negatif ternyata
disisi lain masih menyimpan dampak positif bagi dunia pendidikan.
Melalui kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dengan membawa suasana
baru dengan menghadirkan secara online pada tingkat sekolah hingga
perguruan tinggi yang disebut dalam system Electronic University (e-
University), maka dapat dijelaskan beberapa dampak positif model
pembelajaran di era Covid-19, yaitu:

22
Sri Gusty, dkk., Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi
Covid-19, (Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 3.
24

1) Akselerasi Transformasi Dunia Pendidikan, bahwa telah lama kita


berada pada era Revolusi 4.0, tetapi proses belajar masih didominasi
oleh model konvensional. Sehingga pada kondisi sekarang ini
mengharuskan semua proses belajar mengajar diakses menggunakan
teknologi digital,
2) Meningkatkan minat penelitian. Pelajar, mahasiswa hingga dosen
seakan berlomba menuangkan ide dengan melakukan berbagai riset
untuk menemukan vaksin yang bisa menghambat perkembangan
virus Corona,
3) Proses belajar mengajar yang efektif dan efisien melalui berbagai
macam platform pembelajaran online yang bisa diakses gratis dan
mudah,
4) Banyaknya kegiatan-kegiatan yang dapat diakses gratis melalui
berbagai macam seminar online,
5) Hubungan emosional antara anak dan orangtua lebih terbangun
dengan belajar yang intens dilakukan di rumah,
6) Pendampingan belajar yang dilakukan oleh orangtua terhadap
anaknya sehingga banyak orangtua yang melek informasi dan
teknologi.23
Ciri dari pembelajaran online atau daring adalah integrasi teknologi
dan inovasi yang ada di dalamnya. Hal ini dilakukan dari jenjang
pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. 24 Melalui penjabaran
beberapa poin di atas, pembelajaran daring memiliki dampak yang baik
(positif) yang bisa peserta didik dapatkan. Meskipun beberapa orang
mengatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan secara daring atau
online memberikan dampak tidak baik (negatif) selama proses belajar
mengajar.

23
Sri Gusty, dkk., Ibid., h. 4.
24
R. Gilang K., Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Covid-19, (Penerbit CV.
Lutfi Gilang: 2019), h. 4.
25

Bahasa Indonesia ialah bahasa nasional atau bahasa negara. Standar


kompetensi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia berorientasi kepada
hakikat pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan
nilai-nilai kemanusiaannya. Tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah ialah bahasa memegang peran penting dalam perkembangan
emosional dan intelektual peserta didik. Peserta didik diharap mampu lebih
bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, SMA, dan SMK saat ini
mengacu pada pelaksanaan Kurikulum 2013 yang disusun dengan
penyempurnaan pola pikir sebagaimana tercantum dalam Permendikbud
Nomor 69 Tahun 2013 (2-3), yakni:
(1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-
pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi
yang sama;
(2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta
didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
(3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
(4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif/mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
(5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
(6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
multimedia;
(7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(user) dengan memperkuat perkembangan potensi khusus yang dimiliki
setiap peserta didik;
26

(8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodicipline) menjadi


pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (monodiciplines); dan
(9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.25
Kurikulum 2013 menjadi perubahan ketiga selama era politik
reformasi ini. Mata pelajaran Bahasa Indonesia ialah salah satu dari mata
pelajaran yang terdampak. Bila dalam Kurikulum 2006 mata pelajaran
Bahasa Indonesia lebih mengedepankan kepada keterampilan berbahasa
(dan bersastra), maka dalam Kurikulum 2013 ini, mata pelajaran Bahasa
Indonesia digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan
dan keterampilan nalar.
Materi pembelajaran Bahasa Indonesia membuat muatan
Kurikulum 2013 yang penuh secara teks. Tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia berbasis teks memang baik, namun berbeda dengan penerapan di
lapangan banyak peserta didik yang merasa jenuh karena terus disajikan
bahan bacaan teks. Materi sastra yang dapat dimanfaatkan sebagai alat
mengembangkan budi pekerti serta karakter peserta didik banyak
dihilalngkan. Materi pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013
sekiranya masih perlu banyak yang dibenahi.
Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia ialah proses belajar
memahami dan memproduksi gagasan, perasaan, pesan, informasi, data
dan pengetahuan untuk berbagai keperluan komunikasi keilmuan,
kesastraan, dunia pekerjaan, dan komunikasi sehari-hari baik secara tertulis
26
maupun lisan. Bahasa dalam kehidupan memegang peranan yang
penting. Tugas para guru bahasa ialah menyadarkan hal itu kepada para
peserta didik.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam
memilih kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu

25
Firmina Angela Nai, Teori Belajar & Pembelajaran: Implementasinya dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, SMA, dan SMK, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h.
37-38.
26
Haerun Anna, “Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Konteks Multibudaya”,
Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 9 No. 2, 2016, hlm. 76.
27

pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan
tertentu, ataukah dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan
lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan
materi yang dalam suatu kesatuan multidisiplin ilmu.27
Pendekatan dan metode pembelajaran yang dipilih haruslah yang
dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan sekaligus bermakna yang menekankan kepada belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar
menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup bersama (learning
to live together). Ada juga istilah akronim yang dikembangkan untuk itu,
yaitu PAIKEM, alias pembelajaran yang aktif, intensif, kreatif, efektif, dan
sekaligus menyenangkan.28
Pendekatan dalam pembelajaran bahasa merujuk kepada teori
mengenai hakikat bahasa dan pembelajaran yang berfungsi sebagai sumber
landasan prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa
mengemukakan asumsi mengenai hakikat, karakteristik, unsur, serta fungsi
dan pemakaian bahasa sebagai suatu media komunikasi dalam masyarakat
bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis dalam
belajar bahasa seperti yang dikemukakan dalam psikolinguistik. Dari
pendekatan tersebut kemudian lahir metode pembelajaran bahasa yang
disebut Metode Tata Bahasa (Grammar Method).
Bahasa sendiri memiliki delapan prinsip dasar yang merupakan
hakikat dari bahasa itu. Untuk menjalankan tugas sebagai guru bahasa
dengan baik, seharusnya guru bahasa mengetahui dan memahami delapan
prinsip dasar ini. Adapun delapan prinsip bahasa itu, ialah:
1) Bahasa adalah suatu sistem. Secara linguistik kita melihat tata bahasa
bukan untuk memperkenalkan atau mengenal bagian-bagian ujaran,

27
Suyono dan Hariyanto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2015), hlm. 55.
28
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2018), h. 6.
28

tetapi justru untuk mempelajari bentuk dan pola di dalam sistem


tersebut.
2) Bahasa adalah vokal. Huruf-huruf merupakan sebuah sarana dan upaya
untuk mewakili bunyi-bunyi dari suatu bahasa.
3) Bahasa tersusun dari lambang-lambang arbitrer. Hubungan antara
lambang dan makna juga bersifat arbitrer atau bisa juga disebut bersifat
mana suka.
4) Bahasa masing-masing memiliki ciri khas, keunikan sendiri. Tidak ada
dua bahasa mempunyai perangkat pola yang sama, bunyi-bunyi yang
sama, dan kata-kata atau tata kalimat yang sama baik bahasa Indonesia,
bahasa Jawa, maupun bahasa Sunda.
5) Bahasa dibangun dari kebiasaan. Cara-cara kita mengucapkan suatu
bunyi atau menyusun kata-kata menjadi kalimat kita lakukan secara
otomatis. Belajar suatu bahasa dipengaruhi oleh situasi yang menuntut
penggunaan bahasa.
6) Bahasa adalah sarana komunikasi. Bahasa itu tidak hanya dipahami
atau dimengerti oleh pemakai, tetapi juga harus dipahami oleh orang
lain.
7) Bahasa berhubungan dengan budaya setempat. Bahasa berada pada para
pembicara yang berada pada tempat tertentu untuk melakukan hal-hal
tertentu.
8) Bahasa dinamis. Bahasa selalu berubah seiring dengan tuntutan masa.
Tidak ada yang tetap di dunia ini, termaasuk bahasa. Semua berubah
semua mengalir.29
Delapan prinsip di atas sekiranya penting untuk diketahui oleh
guru yang hendak mengajar bahasa Indonesia. Setidaknya menjadi
perbekalan untuk menghadapi para peserta didik nanti di sekolah. Mata
pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebuah program pembelajaran yang
dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan

29
Henry Guntur Tarigan, Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Penerbit Angkasa, 2008), hlm 19-22.
29

berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa (dan sastra) Indonesia di


kalangan para peserta didik. Mata pelajaran Bahasa Indonesia mengemban
fungsi sebagai sarana pembinaan kesatuan bangsa, sarana peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya.
Dalam era globalisasi sekarang ini, bahasa Indonesia mendapat
saingan berat dari bahasa Inggris karena semakin banyak orang Indonesia
yang belajar dan menguasai bahasa Inggris. Hal ini, tentu saja merupakan
hal yang positif dalam mengembangkan ilmu dan teknologi. Akan tetapi,
ada gejala semakin mengecilnya perhatian orang terhadap bahasa
Indonesia. Tampaknya orang lebih bangga memakai bahasa Inggris
daripada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang dipakai juga banyak
dicampur dengan bahasa Inggris. Kurangnya kepedulian terhadap bahasa
Indonesia akan menjadi tantangan yang berat dalam pengembangan bahasa
Indonesia.30 Guru bahasa bertanggung jawab untuk menjadikan peserta
didiknya menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa dibutuhkan
agar seseorang memiliki kompetensi bahasa (language competence) yang
baik.
Setiap keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan erat.
Untuk memperoleh sebuah keterampilan bahasa, seseorang melalui
beberapa tahapan. Keterampilan pertama (menyimak) didapat ketika masa
kecil di mana kita selalu memperhatikan orang-orang di sekitar berbahasa.
Keterampilan kedua (berbicara) didapat ketika seseorang mulai menyerap
beberapa kata yang ia dapat dari hasil simakannya. Keterampilan ketiga
dan keempat (membaca dan menulis) didapat ketika seseorang sudah
memahami dan menguasai kata perkata yang kemudian ia tuangkan lagi
melalui tulisan.

30
Sukirman Nurdjan, Firman, dan Mirnawati, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi, (Sulawesi: Penerbit Aksara Timur, 2018), h. 5-6.
30

Hal ini berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia di


sekolah. Peserta didik menyimak materi pelajaran selama kegiatan belajar
mengajar, kemudian mengeluarkan secara vokal pendapatnya yang kuat
dan pengetahuan hasil simakannya tersebut. Keterampilan membaca juga
sama berkaitan erat dengan menyimak, berbicara, dan menulis. Peserta
didik yang sering menyimak sebuah informasi, ketika ia membaca akan
menjadi lebih mudah paham. Begitu juga keterampilan menulis, memiliki
hubungan yang erat dengan keterampilan lainnya. Semakin seorang peserta
didik sering menyimak informasi, menyampaikan argumentasinya, dan
memiliki wawasan yang luas karena membaca, maka semakin berbobot
tulisan yang akan ia hasilkan.
Penguasaan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia oleh peserta
didik juga menjadi acuan untuk keberhasilan mereka dalam menguasai
mata pelajaran lainnya. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia juga
diharapkan agar peserta didik dapat lebih mengenal budayanya sendiri dan
budaya lainnya. Peserta didik lebih mencintai, menghargai, dan
mengembangkan budaya. Peserta didik juga diharap mampu
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, mengemukakan pendapat
dan menggunakan pemikiran yang kritis, inovatif untuk berpartisipasi
dalam masyarakat.

C. Media Google Form


1. Pengertian Google Form
Globalisation has, effectively, led us to perceive the world as a sort
of unitary community, and this has been caused by increased technology. 31
Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi masa kini juga menjadi
semakin canggih. Dunia pendidikan salah satu yang terpengaruh secara
tidak langsung oleh perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK). Dunia pendidikan harus menyesuaikan era teknologi saat ini.

31
Vladimir L. Uskov, Robert J. Howlett, & Lakhmi C. Jain, Smart Education ande-
Learning 2021, (Singapore: Springer, 2021), h. 95.
31

Tujuan dari perkembangan teknologi yang canggih ini ialah untuk


mempermudah pelaksanaan pendidikan, guru dan peserta didik dapat
memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.
Google formulir atau yang biasa disebut dengan Google Form
adalah salah satu fitur google yang bertujuan memudahkan penggunanya
membuat suatu survei/formulir melalui internet. Pada zaman sekarang,
fasilitas-fasilitas modern sangat dibutuhkan untuk mempermudah akses
informasi. Untuk itu, Google membuat inovasi baru dalam rangka
32
memudahkan data akses elektronik. Untuk dapat mengaksesnya,
pastikan untuk memiliki akun Gmail terlebih dahulu. Google Form yang
termasuk dalam media teknologi canggih ini tentunya harus memiliki
koneksi internet untuk menghubungkan dengan Google Form. Pembuatan
Google Form dapat dilakukan melalui laptop, komputer, dan bahkan
smartphone.
Google Forms is a tool that is part of Google Drive for creating
surveys, tests, or web input forms. Google forms allows anyone to creat an
easy-to-use web form, and each users’s response is placed into a row of a
corresponding spreadsheet. Teachers have the option to allow students to
see their results immediately or at a later time, as well as to email each
student a copy of their quiz answers, with or without providing an answer
key.33
Semenjak hadir, aplikasi ini digunakan sebagai penelitian, survei,
pembuatan formulir, hingga digunakan dalam kegiatan pembelajaran
secara online. Keuntungan menggunakan Google Form adalah dapat
melihat langsung hasil dari aplikasi tersebut, dapat melihat satu per satu
formulir yang telah diisi oleh para responden atau rangkumannya. Hasil
Google Form juga dapat dibuat dalam bentuk Spreadsheet atau dalam
format PDF. Kelebihan pada Google Form ialah adanya distribusi dan

32
Yoyo Sudaryo, dkk., Metode Penelitian Survei Online dengan Google Forms,
(Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2019), h. 1.
33
Carl A. Young & Clarice M. Moran, Applying the Flipped Classroom Model to
English Language Arts Education, (United States of America: IGI Global, 2017), h. 109.
32

tabulasi online realtime, realtime colaboration (50 orang dapat mengakses


atau bekerja dalam satu berkas di dalam satu waktu, juga adanya
penyimpanan atau perubahan secara otomatis).
How to create a Google Form? Please note that to access all the
free features and applications offered by Google, you need a … Google
account. This way, you can benefit from a whole series of services and free
applications which, from our point of view, have become indispensable to
us in all our activities.34
Pendapat di atas menyatakan bahwa untuk dapat mengaksesnya,
pastikan untuk memiliki akun Gmail terlebih dahulu. Google Form yang
termasuk dalam media teknologi canggih ini tentunya harus memiliki
koneksi internet untuk menghubungkan dengan Google Form. Pembuatan
Google Form dapat dilakukan melalui laptop, komputer, dan bahkan
smartphone.
Berikut ini adalah langkah-langkah menggunakan Google Form:
1) Buka halaman https://docs.google.forms/ maka akan muncul aplikasi
pembuatan form.
2) Beri nama form yang akan dibuat dengan menekan tulisan “Formulir
Tanpa Judul”, lalu isi dengan judul form sesuai kebutuhan.
3) Kemudian silakan mengisi:
a) Judul pertanyaan, untuk mengisi judul dari setiap pertanyaan
b) Teks bantuan, untuk mengisi keterangan dari pertanyaan itu
sendiri
c) Jenis pertanyaan, untuk memilih jenis pertanyaan seperti apa yang
ingin diujikan kepada siswa
d) Opsi, untuk mengisi pilihan-pilihan jawaban
4) Ada beberapa pilihan yang dapat dimanfaatkan, yaitu edit pertanyaan,
ubah nama, lihat tanggapan, dan lihat bentuk jadi.

34
Olivier Rebiere dan Christina Rebiere, Use Google Forms for Evaluation: Google
Forms and Quizzes as Effective Educational Tools, (Poland: Rebiere, 2019), h. 2.
33

5) Setiap perubahan yang terjadi akan secara otomatis tersimpan pada


Google Drive.
6) Jika form sudah selesai dibuat, tinggal menekan “Kirim Formulir”
untuk menayangkan formulir.
7) Hasil dari tanggapan yang diisi pada Google Form dapat dilihat dan
diunduh pada aplikasi Spreadsheet.
Masyarakat menyesuaikan perkembangan jaman, maka sudah
seharusnya melek teknologi. Produk teknologi seperti Smartphone,
Komputer, Laptop, juga koneksi internet dapat dimanfaatkan dalam
pelaksanaan di bidang pendidikan sekarang ini. Google Form ialah salah
satu software yang terbilang mudah untuk dioperasikan. Google Form
juga dapat digunakan secara gratis.

2. Fungsi Google Form


Adapun beberapa fungsi Google Form bagi dunia pendidikan, ialah
sebagai berikut:
1) Memberikan tugas latihan/ulangan melalui laman website,
2) Mengumpulkan pendapat orang lain melalui laman website,
3) Mengumpulkan berbagai data siswa/guru melalui halaman website,
4) Membuat formulir pendaftaran online untuk sekolah,
5) Membagikan kuesioner kepada orang-orang secara online.35
Google menyediakan fitur yang dapat memudahkan penggunanya
dalam membuat sebuah survei maupun formulir. Tujuannya agar akses
informasi yang dibutuhkan pengguna dari responden menjadi lebih cepat
dan secara otomatis tersimpan dalam layanan Google pengguna tersebut.
Manfaat yang dirasakan oleh pengguna adalah:
1) Distribusi, tabulasi online, dan realtime.

35
Hamdan Husein Batubara, “Penggunaan Google Form sebagai Alat Penilaian
Kinerja Dosen di Prodi PGMI Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari”, Jurnal Al-Bidayah:
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 8 No. 1, 2016, h. 41.
34

2) Real-time collaboration, yaitu (misalnya) 50 orang dapat bekerja dalam


satu berkas dalam satu waktu. Setiap perubahan disimpan secara
otomatis.
3) Aman. Menyimpan berkas penting atau tugas sekolah tidak takut hilang
atau rusak atau terkena virus.36
Proses pembelajaran semakin lama berubah mengikuti
perkembangan zaman, mengingat zaman semakin maju begitu pula proses
pembelajaran. Media pembelajaran juga semakin update dan kekinian,
karena dinilai lebih efektif dan lebih mudah dipergunakan. Media seperti
Google Form salah satunya digunakan sebagai alat alternatif untuk melihat
hasil belajar siswa di sekolah.

D. Penelitian Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan penulis adalah sebagai berikut:
Penelitian pertama yang ditulis oleh Siti Urifah pada tahun 2021, dengan
judul “Efektivitas Penggunaan Media Google Form terhadap Peningkatan
Respon Peserta Didik dalam Mengerjakan Tugas Pembelajaran Daring Mata
Pelajaran SKI di MTS Bahrul Ulum Blawi” (Skripsi: Universitas Pendidikan
Indonesia). Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
Google Form dalam pembelajaran diperoleh nilai sebesar 69,5%, yang berada
di antara rentang 50% - 74% kriterianya tergolong baik.37 Jika dianalisis
persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang dilakukan penulis ialah
persamaannya menggunakan media Google Form. Perbedaannya terletak pada
lokasi penelitian, waktu penelitian, dan subjek penelitiannya.
Penelitian kedua yang ditulis oleh Ilham Andyansyah pada tahun 2018,
dengan judul penelitian “Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif Berbasis
Google Form untuk Mengukur Kedisiplinan Siswa dalam Pembelajaran

36
Yoyo Sudaryo, dkk., Op. Cit., h. 2.
37
Siti Urifah, “Efektivitas Penggunaan Media Google Form terhadap Peningkatan
Respon Peserta Didik dalam Mengerjakan Tugas Pembelajaran Daring Mata Pelajaran SKI
di MTS Bahrul Ulum Blawi”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2021.
35

Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Nahdlatul Ulama Pakis” (Skripsi:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim). Hasil penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini layak digunakan dengan hasil kelayakan
blue print dari ahli psikologi dan bahasa 98,3%, kelayakan butir pernyataan
dari ahli psikologi dan bahasa 92,8%, ahli media 90%, dan guru mata
pelajaran PAI 100%.38 Jika dianalisis persamaan dan perbedaan terhadap
penelitian yang dilakukan penulis ialah persamaannya menggunakan media
Google Form. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian,
dan subjek penelitiannya.
Penelitian ketiga yang ditulis oleh Nike Nur Jahroh pada tahun 2018,
dengan judul penelitian “Pengembangan Tes Tertulis Pendidikan Agama
Islam Berbasis Online Menggunakan Google Form pada Materi Kewajiban
Menuntut Ilmu dan Haji Kelas X SMA Swadiptha Natar” (Skripsi: Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung). Hasil penelitiannya adalah produk
perangkat lunak berupa website Google Form meliputi pembahasan tiap
indikator dan memenuhi kriteria kelayakan, terdapat 5 kategori soal yang tidak
valid dari 20 soal pilihan ganda dan telah diujicobakan secara terbatas, dan
39
produk telah diterima baik oleh siswa saat uji coba. Jika dianalisis
persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang dilakukan penulis ialah
persamaannya menggunakan media Google Form. Perbedaannya terletak pada
lokasi penelitian, waktu penelitian, dan subjek penelitiannya.

38
Ilham Andyansyah, “Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif Berbasis Google
Form untuk Mengukur Kedisiplinan Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas VII SMP Nahdlatul Ulama Pakis”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
pada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2018.
39
Nike Nur Jahroh, “Pengembangan Tes Tertulis Pendidikan Agama Islam Berbasis
online Menggunakan Google Form pada Materi Kewajiban Menuntut Ilmu dan Haji Kelas X
SMA Swadipha Natar”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Tempat penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah di Tangerang yaitu SMPN
8 Tangerang yang beralamat lengkap di Komplek Asrama Yon Mekanis 203, Jl.
Gatot Subroto No. Km, RT. 001/RW.001, Gandasari, Kec. Jatiuwung, Kota
Tangerang, Banten 15137. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan
Maret sampai dengan bulan Agustus 2021.

B. Metodologi Penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian jenis penelitian yang temuan-temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya dan
bertujuan mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai
instrumen kunci. Penelitian kualitatif ialah riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.40
Dalam penelitian kualitatif, analisis dan penarikan kesimpulan telah dimulai
sejak awal pengumpulan data, sedangkan landasan teori dan kerangka berpikir
kurang ditampilkan secara eksplisit, dalam arti peneliti tidak dibenarkan
“menggiring” informan dalam pengumpulan data berdasarkan teori yang telah
dimiliki peneliti sehubungan dengan fokus yang ditelitinya. Informan yang dipilih
ialah narasumber dalam fokus masalah yang diteliti. Peneliti hendaklah “mencair
dan melebur diri” dalam konteks yang sesungguhnya bersama informan. Bingkai,
batasan, dan sekat pemisah antara peneliti dan informan menjadi hilang, menyatu
dalam situasi sosial, sesuai dengan konteksnya, dan alami (natural setting).41
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Secara
40
Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis,
(Yogyakarta: Suaka Media, 2017), h. 8.
41
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
(Bandung: Penerbit Kencana, 2017), h. 42.

36
37

umum penelitian bahasa menggunakan dua metode dalam upaya untuk


menjelaskan fenomena kebahasaan, yaitu metode deskriptif dan metode historis
komparatif. Seorang peneliti kualitatif merencanakan dan mengembangkan berapa
jenis teori tentang apa yang telah diteliti, arah yang akan dituju datang setelah data
terkumpul, setelah waktu dihabiskan untuk meneliti subjek.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran,
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Ciri-ciri deskriptif bukan hanya
menggambarkan mengenai situasi atau kejadian, tetapi juga menerangkan
hubungan, menguji, hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan arti
dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan
data digunakan teknik wawancara, dengan menggunakan beberapa pertanyaan
tertulis yang telah disiapkan maupun interview guide.42
Pendekatan kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan
mengungkapkan suatu keadaan atau maupun suatu objek dalam konteksnya;
menemukan makna (meaning) atau pemahaman yang mendalam tentang sesuatu
masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik berupa
gambar, kata, maupun kejadian serta dalam “natural setting”.43
Adapun menurut Bailey dalam buku Muri, mengemukakan bahwa langkah
penelitian sosial atau kualitatif, ialah:
(1) Pemilihan masalah dan perumusan hipotesis,
(2) Memformulasikan rancangan penelitian,
(3) Pengumpulan data,
(4) Pemberian kode dan analisis data,
(5) Interpretasi hasil.44
Data deskriptif mengambil hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari
data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi.45 Penelitian ini

42
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Deepublish. 2018), h. 1.
43
A. Muri Yusuf, Op. Cit., h. 43.
44
A. Muri Yusuf, Ibid., h. 38.
45
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.
3.
38

termasuk dalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif. Data dalam


penelitian ini berupa kata-kata. Apabila terdapat angka-angka dalam penelitian ini,
hal tersebut hanya dimaksudkan untuk mendukung pendeskripsian hasil
penelitian. Laporan penelitian berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan
gambaran penyajian laporan kemudian. Data tersebut terdiri dari transkrip
wawancara, catatan lapangan atau observasi, fotografi, dokumen pribadi, dan
rekaman-rekaman lainnya. Keseluruhan jenis data memiliki satu aspek kunci
secara umum: analisanya terutama tergantung pada keterampilan integratif dan
interpretatif peneliti.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian
kualitatif yang berfokus pada proses membandingkan dengan hasil akhirnya.
Menurut peneliti metode kualitatif deskriptif ini sangat relevan dengan penelitian
yang berjudul Penggunaan Media Google Form dalam Pembelajaran Daring
Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMPN 8 Kota Tangerang Tahun Pelajaran
2020/2021. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena
menunjukan adanya deskripsi terhadap fenomena tentang tanggapan siswa dan
guru terhadap penggunaan Google Form sebagai alat alternatif dalam
pembelajaran. Pendekatan kualitatif digunakan untuk melakukan kajian
implementasi, daya dukung lapangan, dan observasi proses pengembangan. Jadi,
penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang akan dilakukan
peneliti.

C. Subjek dan Objek


Subjek penelitian dapat disebut juga sebagai responden, yaitu orang yang
memberi respon atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya. Di kalangan
peneliti kualitatif, istilah responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah
informan, yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan
peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.46 Dalam sebuah

46
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan
Kelas & Studi Kasus, (Sukabumi: CV Jejak, 2017), h. 152.
39

penelitian, subjek memiliki peran yang sangat strategis karena pada subjek
penelitian itulah data tentang variabel penelitian yang akan diamati. Bagian
terpenting dalam pemilihan subjek penelitian kualitatif adalah keterbukaan.
Artinya, peneliti harus sepenuhnya menguraikan, menjelaskan, dan memberi
justifikasi atas prosedur pemilihan responden. Subjek dalam penelitian ini adalah
penggunaan media Google Form dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Media
ini merupakan media alternatif untuk pembelajaran jarak jauh, sehingga
memudahkan siswa untuk tetap mengikuti kegiatan pembelajaran. Penelitian ini
akan menghasilkan tanggapan siswa mengenai kemudahan dan kesulitannya
selama menggunakan media Google Form.
Objek penelitian ialah sesuatu yang dikenai penelitian atau sesuatu yang
diteliti.47 Objek penelitian ini adalah siswa kelas VII-C SMP Negeri 8 Tangerang.
Siswa kelas VII-C berjumlah 36 siswa, dengan 14 siswa laki-laki dan 22 siswa
perempuan. Namun, ketika penelitian sedang berlangsung, enam siswa
berhalangan hadir. Jadi, objek penelitian ini ialah 30 siswa kelas VII-C. Pemilihan
objek penelitian merupakan saran yang diberikan langsung oleh guru bahasa
Indonesia kelas VII di SMP Negeri 8 Tangerang. Adapun alasan dipilihnya kelas
VII-C ini ialah dikarenakan kelas ini lebih aktif dan cepat tanggap mengenai
sebuah media pembelajaran jika dibandingkan kelas VII yang lain. Oleh karena
itu, peneliti mengambil kelas VII-C sebagai objek penelitian karena keaktifan
siswa sangat diperlukan untuk menyukseskan penelitian dan diperolehnya data
penelitian.
Tabel di bawah ini akan menjelaskan jumlah kelas VII yang berada di SMP
Negeri 8 Tangerang. Tidak hanya jumlah kelas, namun juga dijelaskan pula
jumlah siswa yang terdapat di dalam kelas tersebut.

47
Muslich Ansori, Metode Penelitian Kuantitatif Edisi 2, (Surabaya: Airlangga
University Press, 2017), h. 114.
40

Tabel 3.1
Daftar Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tangerang48
Siswa SMP Negeri 8 Tangerang
Kelas Jumlah Siswa
VII - A 36
VII - B 34
VII - C 36
VII - D 36
VII - E 36
VII - F 36
VII - G 36
VII - H 36
VII - I 36
Jumlah Siswa 322
(Berdasarkan studi pendahuluan arsip tata usaha SMP Negeri 8 Tangerang)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh kelas VII di SMP Negeri 8
Tangerang berjumlah 9 kelas. Urutan kelas didasarkan oleh abjad, dimulai dari A
sampai dengan I. Total jumlah siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Tangerang tahun
pelajaran 2021/2022 adalah 322 siswa.

D. Fokus Penelitian
Penentuan fokus penelitian adalah hal yang penting dalam penelitiankualitatif,
hal ini karena fokus merupakan titik pusat yang menjadi objek penelitian, bahkan
tidak ada satu peneliti yang dapat dilakukan tanpa adanya fokus. 49 Perumusan
fokus penelitian yang tepat membuat peneliti akan terhindar dari pengumpulan
data yang tidak relevan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Fokus penelitian diambil pada kelas VII-C di SMPN 8 Tangerang, karena
kelas ini ialah kelas di mana siswa lebih aktif di antara sembilan kelas VII yang

48
Daftar Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Tangerang dibuat berdasar arsip sekolah.
49
Rachel Widiawati Kimbal, Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil: Sebuah Studi
Kualitatif, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 65.
41

lain sehingga mempermudah proses penelitian. Selanjutnya, peneliti akan


melaksanakan penelitian pada bulan Maret 2021 dengan pembelajaran yang masih
daring akibat pandemik yang disebabkan oleh Virus Covid-19 di Indonesia.
Adapun di bawah ini akan diberikan detail nama siswa yang mana anggota kelas
VII-C, ialah:

Tabel 3.2
Daftar Nama Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 8 Tangerang50
No. Nama Siswa Kelas
1. Abel Fitrianti VII - C
2. Agas Dewa Prasetya VII - C
3. Ahmad Fauzan Siregar VII - C
4. Aini Trisnawati Balqis VII - C
5. Aisyah Mutiara Dila VII - C
6. Alifia Brilian Azzahra VII - C
7. Alika Nandira Febrilianthi VII - C
8. Amelia Azizah VII - C
9. Anggita Luyantari VII - C
10. Dody Agung Prastyo VII - C
11. Gabriella Vindi Margaretha VII - C
12. Ghaniy Arya Winarta VII - C
13. Keisha Rahma Nirmala VII - C
14. Muhammad Akhnan VII - C
15. Muhammad Fahrezy VII - C
16. Muhammad Fiqri Ramadhan VII - C
17. Muhammad Rizki Ramadhan VII - C
18. Nadya Nur Wardani VII - C
19. Najla Dzakiyah Hana VII - C
20. Nayla Ashhifa Khoirunnisa VII - C

50
Daftar Nama Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 8 Tangerang dibuat berdasar arsip sekolah.
42

21. Raffy Bagas Indra Saputra VII - C


22. Rahmat Nurali VII - C
23. Rana Anggraeni VII - C
24. Reanita Cahya Ashilla VII - C
25. Reina Ganes Elvaretta Arifi VII - C
26. Reyvadinah Asry Kurniawan VII - C
27. Reza Rava Ramadhan VII - C
28. Rizky Laduni VII - C
29. Sintia Sari VII - C
30. Siti Neza Hardiyanti VII - C
31. Sofy Annisa Putri VII - C
32. Surya Prasetya VII - C
33. Widuri Bunga Citra Lestari VII - C
34. Wulandari VII - C
35. Yoandra Viardana VII - C
36. Yohanes Roy Besa VII - C
(Berdasarkan studi pendahuluan arsip tata usaha SMP Negeri 8 Tangerang)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa kelas VII-C
berjumlah 36 orang. Secara detail, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 22 siswi
perempuan.

E. Teknik Penelitian
Data yang diambil dalam penelitian ini berupa penggunaan media Google
Form untuk melihat efektivitas pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Maka dari
itu, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi,
lembar wawancara, lembar angket, dan lembar validasi.
1) Lembar Observasi, mengumpulkan bahan-bahan berdasarkan keterangan
(data) yang sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti
di SMPN 8 Tangerang. Manfaatnya sebagai data awal sebelum melakukan
wawancara. Kerangka observasi pada penelitian ini menggunakan
observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan observer telah ditetapkan
43

terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor-faktor yang


telah ditetapkan dan dibatasi.
2) Lembar Wawancara, suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, di mana dua
51
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Jadi, wawancara
merupakan kegiatan percakapan yang dilakukan antara dua orang atau
lebih guna memperoleh informasi tertentu. Wawancara merupakan bentuk
pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung
dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin,
2011:233). Wawancara penelitian ini kepada guru Bahasa Indonesia kelas
VII dan bentuk pertanyaannya menggunakan pertanyaan berstruktur yaitu
responden dapat menjawab sesuai dengan apa yang terkandung dalam
pertanyaan wawancara. Adapun proses wawancara dilakukan sesuai
dengan Lincoln dan Guba (1985) dalam Zainal Arifin (2011:234), yaitu
sebagai berikut : a) Menentukan aktor yang akan diwawancarai, dalam hal
ini peserta didik dan guru pengampu di SMP Negeri 8 Tangerang, b)
Mempersiapkan kegiatan wawancara : sifat pertanyaan, alat bantu,
menyesuaikan waktu dan tempat, c) Menentukan fokus permasalahan, d)
Melaksanakan wawancara sesuai dengan persiapan pertanyaan wawancara
(pedoman wawancara), dan e) Menutup pertemuan.

Tabel 3.3
Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Siswa Kelas VII-C52
Nama :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring

51
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), h. 160.
52
Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Siswa Kelas VII-C dibuat oleh peneliti.
44

dilakukan di sekolah Anda?


2. Bagaimana pembelajaran di
sekolah Anda sebelum
pemberlakuan belajar secara
daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran
daring sama dengan waktu mulai
ketika belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami
hambatan dalam mempelajari
materi Bahasa Indonesia dan
praktiknya selama pembelajaran
daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang
digunakan untuk berkomunikasi
selama pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang
digunakan ketika pembelajaran
Bahasa Indonesia berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara
menggunakan media Google
Form?
8. Jika belum, apakah guru
memberikan penjelasan mengenai
cara penggunaan media Google
Form?
9. Apakah Anda menyukai
penggunaan media Google Form
pada pembelajaran daring Bahasa
Indonesia?
45

10. Apakah dengan menggunakan


media Google Form kamu merasa
lebih mudah mempelajari dan
memahami Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media
Google Form dapat membuat
Anda fokus dengan materi Bahasa
Indonesia?
12. Apakah menggunakan media
Google Form dapat membuat
Anda lebih mandiri dalam belajar
Bahasa Indonesia?
13. Apakah menggunakan media
Google Form dapat meningkatkan
minat Anda dalam belajar Bahasa
Indonesia?
14. Apakah menggunakan media
Google Form dapat meningkatkan
literasi dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran
Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media Google
Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Peserta Didik Peneliti

Tabel daftar pertanyaan wawancara untuk peserta didik di atas terdiri dari 15
pertanyaan. Semua pertanyaan ini akan ditanyakan langsung kepada para peserta
didik yang nantinya akan diperoleh data sebagai bahan penelitian.
46

Berikutnya, ialah tabel daftar wawancara untuk guru pengampu. Peneliti


memilih pengampu sebagai informan penelitian ke dua setelah peserta didik
dikarenakan dengan perbedaan sudut pandang. Sebagai seorang guru tentunya
memiliki sudut pandang yang berbeda dari masing-masing peserta didik.
Tabel 3.4
Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Pengampu53
Nama :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring
dilakukan di sekolah Ibu?
2. Apakah sekolah memberikan fasilitas
yang memadai untuk pembelajaran
daring?
3. Apakah selama pembelajaran daring
peserta didik selalu hadir tepat waktu
ketika memulai kelas mata pelajaran
Bahasa Indonesia?
4. Apakah mengajar secara daring
mempermudah Ibu dalam
menyampaikan materi Bahasa
Indonesia?
5. Bagaimana pembelajaran bahasa
Indonesia di SMP Negeri 8 Tangerang?
6. Bagaimana cara Ibu dalam
menyampaikan materi selama
pembelajaran daring ini berlangsung?
7. Media apa saja yang sudah Ibu
gunakan dalam pembelajaran dari
bahasa Indonesia?

53
Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Pengampu dibuat oleh peneliti.
47

8. Apakah ada penjelasan terlebih dahulu


mengenai cara penggunaan media
Google Form kepada peserta didik
sebelum pembelajaran dilaksanakan?
9. Apakah Ibu mengalami kesulitan
dalam mengaplikasikan media Google
Form untuk proses mengajar?
10. Apakah dengan menggunakan media
Google Form dapat meningkatkan
literasi pada peserta didik dalam
belajar Bahasa Indonesia?
11. Apakah dengan menggunakan media
Google Form dapat meningkatkan nilai
peserta didik dalam belajar Bahasa
Indonesia?
12. Apakah banyak keluhan dari peserta
didik selama proses pembelajaran
daring pada materi Bahasa Indonesia?
13. Apakah pembelajaran daring membuat
peserta didik lebih aktif selama
pembelajaran berlangsung?
14. Manakah yang lebih sulit mengontrol
anak belajar secara langsung tatap
muka di dalam kelas atau belajar secara
jarak jauh dengan menggunakan media
online?
15. Menurut Ibu, apakah media Google
Form cocok digunakan untuk materi
pelajaran Bahasa Indonesia?
Yang diwawancarai Pewawancara
48

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Tabel wawancara di atas ditujukan untuk guru pengampu. Di mana, dalam


tabel tersebut terdapat 15 butir pertanyaan yang akan diberikan kepada guru
pengampu. Setelah diberikan butir-butir pertanyaan tersebut maka peneliti akan
mendapat data penelitian.

F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data diperlukan instrumen dalam penelitian, instrumen
merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono
(2011:148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Alat ukur untuk mendapatkan data
harus menggunakan metode yang disebut teknik pengumpulan data.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti yang bersangkutan. Dalam
penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah penulis
sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
semuanya. Jadi berarti, saya sendiri sebagai peneliti yang berperan sebagai
perencana, pengumpulan data, dan pelaporan hasil penelitian. Selain itu
instrument yang digunakan adalah data-data yang diperoleh dari hasil observasi,
hasil wawancara, dan hasil angket.
Burhan Nurgiyantoro menjelaskan bahwa seorang siswa dapat dikatakan lulus
jika ia mampu mengerjakan dengan benar “sekian” persen dari tugas yang
diberikan. Jika penugasan tersebut mencerminkan seluruh bahan pelajaran,
49

kemampuan siswa mengedakan “sekian” persen tersebut sekaligus mencerminkan


tingkat penguasaan terhadap bahan pelajaran.54

Tabel 3.5
Kualifikasi Penilaian Menurut Burhan Nurgiyantoro
Interval Presentase Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan
Tingkat Penguasaan 1-4 D-A
86-100 4 A Baik Sekali
75-85 3 B Baik
56-74 2 C Cukup
10-55 1 D Kurang

Kualifikasi nilai ini akan diterapkan untuk penilaian latihan soal yang sudah
dikerjakan oleh peserta didik. Berdasarkan tabel kualifikasi nilai di atas, maka
peserta didik akan memperoleh keterangan predikat A (baik sekali) apabila
mendapatkan nilai rentang 86-100. Peserta didik akan memperoleh keterangan
predikat B (baik) apabila mendapatkan nilai dari rentang 75-85. Peserta didik akan
memperoleh keterangan predikat C (cukup) apabila mendapatkan nilai dari
rentang 56-74. Peserta didik akan memperoleh keterangan predikat D (kurang)
apabila mendapatkan nilai dari rentang 10-55.
Adapun alat bantu penelitian yang dipilih oleh peneliti dengan metode
kualitatif deskriptif, ialah :
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Siswa Kelas VII-C
Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Pengampu
Gambar 4.1 Contoh Latihan Soal di Google Form

G. Teknik Analisis Data


Analisis data ialah upaya peneliti menangani langsung masalah yang
terkandung pada data. Penanganan ini terlihat dari adanya tindakan mengamati

54
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2016), h. 276.
50

data, menganalisis, mengklasifikasi, menguji hasil analisis, dan menemukan


kaidah kebahasaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif.
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data hasil penilaian kelayakan
adalah dengan perhitungan rata-rata. Aktifitas dalam analisis data yaitu data
collection (pengumpulan data), reduction (reduksi data), data display (penyajian
data) dan conclusion drawing/verification (menarik kesimpulan/verifikasi).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data pada penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
a. Klasifikasi data, yaitu mengumpulkan data informasi dan memilah menjadi
kategori tertentu berdasarkan keperluan data yang diperlukan baik dari hasil
wawancara, observasi, studi dokumentasi maupun kuisioner.
b. Klarifikasi data, yaitu menguraikan kategori-kategori tersebut dan
menjelaskan hubungan satu dengan yang lain untuk memahami data atau
informasi yang sesuai dengan keperluan dalam penelitian ini.
c. Melakukan validasi instrumen khususnya pada insturmen angket untuk
memastikan bahwa instrumen tersebut valid dengan melakukan uji coba
diluar sampel penelitian.
d. Triangulasi, yaitu membandingkan informasi atau data yang diperoleh dari
sumber data (informan).
e. Reduksi Data, ialah tahapan pemilihan, penyederhanaan, transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Langkah yang dilakukan
ialah menajamkan analisis, menggolongkan atau mengakategorikan,
membuang yang tidak perlu, sehingga dapat ditarik dan verifikasi. Semakin
lama peneliti berada di lapangan maka jumlah data akan semakin banyak,
semakin rumit. Maka reduksi data dipelukan agar data tidak bertumpuk dan
tidak mempersulit analisis selanjutnya.
f. Memberikan tafsiran yang menggambarkan pandangan peneliti dalam
penelitian ini dan menyusun laporan atau interpretasi dalam bentuk laporan
penelitian yang sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan karya ilmiah.
g. Teknik Penyajian Data
51

Data yang terkumpul kemudian digolongkan menjadi 2 yaitu: data


kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berbentuk kata.
Data kualitatif akan dianalisis dengan deskriptif perhitungan rata-rata.
Adapun langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut:
1) Penelitian pendahuluan berguna untuk melihat kondisi sekolah seperti
berapa kelas yang ada, berapa jumlah siswa, serta cara mengajar guru
selama pengajaran.
2) Menentukan populasi dan sampel.
3) Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan saat
penelitian.
4) Membuat RPP untuk kelas eksperimen 1 menggunakan media Google
Form pada latihan soal Bahasa Indonesia.
5) Menjelaskan media Google Form dan membuat latihan soal sesuai
materi pelajaran yang akan disampaikan.
6) Menyiapkan instrument penelitian berupa angket.
7) Melakukan validasi instrumen.
8) Melakukan uji coba instrumen.
9) Melakukan evaluasi instrumen.
10) Melaksanakan perlakuan pada kelas eskperimen menggunakan media
Google Form pada latihan soal yang telah disusun.
11) Menganalisis hasil penelitian.
12) Membuat kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian


1. Profil Sekolah
SMP Negeri 8 Tangerang adalah salah satu sekolah negeri yang
berada di Kota Tangerang. SMP Negeri 8 Tangerang berdiri pada tahun
1983 yang bernama SMP Negeri Jatake dan berdasarkan SK telah berubah
menjadi SMP Negeri 8 Tangerang. SMP Negeri 8 Tangerang, merupakan
jenjang Sekolah Menengah Pertama yang berada di Jln. Gatot Subroto KM.
6, Komplek Asrama Yon Mekanis 203. AK, RT.001/RW.001, Jatake,
Kelurahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kabupaten/Kota Tangerang.
Dalam menjalankan kegiatannya, SMP Negeri 8 Tangerang berada di
bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMP Negeri 8
Tangerang berada di koordinat garis lintang: -6.1988 dan garis bujur:
106.5812. Sekolah ini memiliki tanah kepemilikan dengan status
kepemilikan milik Pemerintah Daerah.
SMP Negeri 8 Tangerang memiliki akreditasi A, berdasarkan
sertifikat 024/BAN-SM-Prov/SK/2018. SMP Negeri 8 Tangeranng
menyediakan listrik untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Sumber
listrik yang digunakan berasal dari PLN. SMP Negeri 8 Tangerang
menyediakan akses internet yang dapat digunakan untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih mudah. Provider yang digunakan
SMP Negeri 8 Tangerang untuk sambungan internet ialah Telkomsel
Flash.
Apabila ada keperluan atau menghubungi langsung SMP Negeri 8
Tangerang, dapat melalui beberapa media. SMP Negeri 8 Tangerang
dapat dihubungi melalui telepon dengan nomor 021 – 5918032. Apabila
ingin mengirimkan surat eletronik (email), dapat dikirimkan melalui
smpn8tangerang@yahoo.com .

52
53

2. Visi, Misi, dan Strategi Sekolah

Visi Sekolah :

“Terwujudnya Peserta Didik Yang Berakhlakul Karimah, Berprestasi


dan Kreatif.”

Misi Sekolah

a. Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha


Esa.
b. Melaksanakan KBM yang berkualitas.
c. Melaksanakan pengembangan diri.
Tujuan Sekolah
a. Membangun peserta didik yang berkarakter religius.
b. Mewujudkan peserta didik yang berahklak mulia.
c. Mewujudkan budaya sekolah yang cinta lingkungan bersih dan sehat.
d. Mewujudkan pembelajaran bermutu dan pelayanan bimbingan yang
optimal.
e. Mewujudkan pendidikan yang professional, kreatif, inovatif dan
berprestasi.
f. Meningkatkan prestasi akademik peserta didik.
g. Meningkatkan prestasi non akademik peserta didik.
h. Meningkatkan keterampilan peserta didik sesuai minat dan bakat yang
dimiliki.
i. Mewujudkan peserta didik yang memiliki kecakapan hidup.

Strategi Sekolah
Perencanaan
a. Menyusun hasil analisis SWOT fungsi-fungsi sistem SMP Negeri 8
Kota Tangerang.
b. Menetapkan target periodik prestasi sekolah.
54

c. Mengesahkan regulasi penjaminan mutu edukatif dan administratif


sekolah.
d. Menyusun program visioner inovatif pendidikan yang religious.
e. Menyusun skedul SUPMONEV personal untuk mencapai motivasi
kerja optimal.
Pelaksanaan
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
1) Melaksanakan Tadarus Jumat pagi.
2) Mengadakan setoran hafalan juz 30.
3) Melaksanakan Rohis keputrian jumat siang.
4) Melaksanakan Sholat Dhuhur berjamaah.
5) Melaksanakan jumat beramal.
6) Melaksanakan pembinaan karakter melalui PHBI.
7) Berdoa sebelum dan sesudah KBM.
8) Membudayakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun).
9) Membudayakan hidup sehat.
10) Membiasakan buang sampah pada tempatnya.
b. Melaksanakan KBM yang berkualitas
1) Masuk kelas tepat waktu.
2) Peningkatan kompetensi guru melalui diklat, workshop, IHT,
Bimtek, dll
3) Melengkapi perangkat pembelajaran.
4) Menerapkan model pembelajaran yang dianjurkan K13.
5) Melaksanakan gerakan literasi sekolah (GLS).
6) Melaksanakan pembelajaran PAIKEM.
7) Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai.
8) Melengkapi koleksi buku perpustakaan.
9) Memaksimalkan pemanfaatan fasilitas Laboratorium IPA dan
Komputer.
10) Memperindah ruang belajar dengan display kelas.
55

c. Melaksanakan Pengembangan Diri


1) Melakssanakan kegiatan ekstrakurikuler.
2) Mengadakan pameran hasil karya siswa.
3) Melaksanakan class meeting setiap akhir semester.
4) Melaksanakan pentas seni.
5) Mengadakan atau mengikuti lomba di berbagai event.
6) Menggiatkan mading kelas dan sekolah.
7) Melaksanakan karya wisata.
8) Melaksanakan studi banding.
Pengevaluasian
a. Tongkat ketercapaian program-program renstra, renop dan kurikulum
sekolah.
b. Standarisasi kesejahteraan dan penghasilan sesuai dengan beban kerja
tambahan.
c. Merevisi regulasi-regulasi sekolah kearah fungsi pengendalian
manajerial dan operatif secara lebih terukur serta tes kontrol.
d. Mengubah kegiatan prioritas sekolah sesuai dengan realitas anggaran
tahun berjalan.
e. Mengevaluasi tingkat pencapaian kompetensi hasil pembelajaran

3. Guru dan Tenaga Kependidikan


SMP Negeri 8 Kota Tangerang melaksanakan peningkatan dalam
pelayanan pendidikan agar lebih berkualitas yang dapat menyesuaikan
perkembangan baik seiring dengan globalisasi dan juga masyarakat.
Penunjang terwujudnya pelayanan kualitas mutu yang baik datang tidak
hanya dari kurikulum pembelajaran, sarana dan prasarana, tetapi juga
diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang ahli dalam bidangnya. Guru
dan tenaga kependidikan hadir untuk melengkapi pelayanan kualitas yang
baik.
Suryani Harahap, S. Pd. sebagai kepala sekolah SMP Negeri 8 Tangerang.
SMP Negeri 8 Tangerang memiliki 40 tenaga pendidik dan 12 tenaga
56

kependidikan. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri dari enam orang
dan bahasa Inggris terdiri empat orang. Guru mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam terdiri dari tujuh orang dan Ilmu Pengetahuan Sosial
terdiri dari lima orang. Untuk mata pelajaran Matematika terdiri dari enam
orang dan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari tiga orang.
Guru mata pelajaran Penjaskes terdiri dari tiga orang, mata pelajaran
Prakarya terdiri dari lima orang, guru mata pelajaran Seni Budaya terdiri dari
tiga orang, dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terdiri dari tiga
orang. Satu orang guru untuk Bimbingan Konseling.
Selain tenaga pendidik, SMP Negeri 8 Tangerang memiliki 12 tenaga
kependidikan di mana kegunaannya ialah untuk membantu tenaga pendidik
menjalankan tugasnya. Administrasi kepegawaian satu orang, administrasi
kesiswaan satu orang, petugas perpustakaan satu orang, administrasi barang
satu orang, operator dapodik satu orang, operator umum satu orang,
pelaksana kebersihan dengan empat orang, dan satpam berjumlah dua orang.

4. Data Peserta Didik


SMP Negeri 8 Tangerang ialah sebuah lembaga pendidikan jenjang
menengah. Terdiri dari kelas VII, VIII, dan IX. Masing-masing jenjang
memiliki sembilan (9) kelas dan total seluruh kelas yaitu berjumlah dua puluh
tujuh (27) kelas.
Berikut penjabaran lebih lanjut mengenai total jumlah keseluruhan
peserta didik yang berada di SMP Negeri 8 Tangerang:

Tabel 4.1
Data Jumlah Siswa
Jumlah Jumlah Jumlah
Kelas
L P L+P Rombel

VII 143 177 320 9

VIII 140 178 318 9


57

IX 130 186 316 9

Jumlah 413 541 954 27

Dari tabel di atas, dapat dilihat kelas VII memiliki jumlah peserta
didik 320 peserta didik dengan Sembilan (9) kelas. Kelas VIII memiliki 318
jumlah peserta didik dengan sembilan (9) kelas. Kelas IX memiliki 316
jumlah peserta didik dengan Sembilan (9) kelas. Masing-masing kelas
memiliki sembilan rombongan belajar, di mana jumlah peserta didik secara
keseluruhan ialah 954 peserta didik.

5. Ekstrakulikuler
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakulikuler Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ekstrakulikuler ialah kegiatan
pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik.
Kegiatan ekstrakulikuler ini dilakukan di luar jam belajar sehingga tidak
mengganggu berjalannya kegiatan belajar mengajar siswa. SMP Negeri 8
Tangerang memiliki beberapa jenis kegiatan ekstrakulikuler yang bisa diikuti
siswa. Pembina untuk kegiatan ekstrakulikuler ini diambil dari guru SMP
Negeri 8 Tangerang, sedangkan untuk pelatih dari luar sekolah. Pembina
memantau, sedangkan pelatih terjun langsung mengajar.
Adapun kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di SMP Negeri 8
Tangerang yaitu pramuka (kegiatan wajib), paskibra, PMR, taekwondo, sains,
marawis, seni tari dan vokal, olahraga (seperti futsal, atletik, basket).

B. Pembahasan Data Penelitian


Penelitian ini berbasis pada Google Form yang menggunakan teknik
wawancara. Subjek penelitian pada skripsi ini ialah peserta didik di kelas VII
SMP Negeri 8 Kota Tangerang. Penggunaan media Google Form sebagai
perantara pembelajaran, kini marak dilakukan. Tidak lain, dikarenakan
58

adanya sebuah pandemi yang mengharuskan pemerintah untuk menutup


sekolah untuk beberapa waktu, namun peserta didik diwajibkan untuk tetap
mengikuti pembelajaran walaupun hanya dari rumah saja.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat penggunaan dari media
Google Form dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Penelitian ini akan menampilkan hasil dari penilaian peserta didik
yang didapat setelah menggunakan media Google Form sebagai media
pembelajaran. Penelitian ini juga dikuatkan dengan adanya tes dan
wawancara yang dilakukan kepada 30 peserta didik. Seharusnya 36 jumlah
peserta didik, namun peneliti mendapat 30 data wawancara yang diisi peserta
didik sementara enam lainnya berhalangan hadir. Peneliti juga mewawancarai
wali kelas sekaligus sebagai guru pengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Peneliti menggunakan media Google Form untuk membuat soal
terlebih dahulu. Penelitian ini menggunakan satu (1) materi pelajaran Bahasa
Indonesia yang dibuat menjadi latihan soal melalui Google Form. Peneliti
menggunakan latihan soal berupa pilihan ganda yang kemudian akan diberi
kepada peserta didik untuk diisi. Soal terdiri dari 10 pertanyaan di mana
masing-masing soal bernilai 10 poin.
Setelah peserta didik mengerjakan soal yang peneliti buat di Google
Form, kemudian peneliti akan mewawancarai peserta didik mengenai
tanggapannya menggunakan media Google Form sebagai alat pembelajaran
daring. Sebelumnya, peneliti akan mulai dengan menampilkan dahulu contoh
soal yang sudah dibuat di Google Form:

Gambar 4.1
Latihan Soal di Google Form
59

Materi yang diambil peneliti ialah Menyimpulkan Isi Surat Pribadi


dan Surat Dinas. Sebanyak 30 peserta didik mengisi latihan soal di Google
Form. Berikutnya, peneliti akan menampilkan beberapa peserta didik yang
sudah mengerjakan soal di Google Form dan otomatis terlihat nilainya:

Gambar 4.2
Nilai Latihan Soal Aisyah Mutiara Dilla
60

Gambar 4.3
Nilai Latihan Soal Najla Dzakiyah Hana

Gambar 4.4
Nilai Latihan Soal Siti Neza Hardiyanti
61

Dari tiga contoh nilai latihan soal yang peneliti tampilkan di atas
ialah milik Aisyah Mutiara Dilla, Najla Dzakiyah Hana, dan Siti Neza
Hardiyanti. Berikut ialah tabel yang menjelaskan keseluruhan nilai peserta
didik setelah mengerjakan latihan soal di Google Form:

Tabel 4.2
Rekapitulasi Nilai Siswa
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Ahmad Fauzan Siregar 90 Baik Sekali
2. Aini Trisnawati Balqis 100 Baik Sekali
3. Aisyah Mutiara Dila 80 Baik
4. Alifia Brilian Azzahra 100 Baik Sekali
5. Alika Nandira Febrilianthi 80 Baik
6. Amelia Azizah 90 Baik Sekali
7. Anggita Luyantari 90 Baik Sekali
8. Dody Agung Prastyo 100 Baik Sekali
9. Gabriella Vindi Margaretha 70 Cukup
10. Ghaniy Arya Winarta 80 Baik
11. Keisha Rahma Nirmala 90 Baik Sekali
12. Muhammad Fahrezy 70 Cukup
13. Muhammad Fiqri Ramadhan 70 Cukup
14. Muhammad Rizki Ramadhan 90 Baik Sekali
15. Nadya Nur Wardani 90 Baik Sekali
16. Najla Dzakiyah Hana 100 Baik Sekali
17. Nayla Ashhifa Khoirunnisa 70 Cukup
18. Raffy Bagas Indra Saputra 90 Baik Sekali
19. Rahmat Nurali 60 Cukup
20. Reanita Cahya Ashilla 70 Cukup
21. Reina Ganes Elvaretta Arifi 80 Baik
62

22. Reyvadinah Asry Kurniawan 100 Baik Sekali


23. Reza Rava Ramadhan 80 Baik
24. Siti Neza Hardiyanti 100 Baik Sekali
25. Sofy Annisa Putri 70 Cukup
26. Surya Prasetya 90 Baik Sekali
27. Widuri Bunga Citra Lestari 80 Baik
28. Wulandari 100 Baik Sekali
29. Yoandra Viardana 80 Baik
30. Yohanes Roy Besa 70 Cukup
Total 2530

Untuk mendapatkan nilai rata-rata, maka perlu dijumlahkan dahulu


jumlah nilai peserta didik kemudian dibagi dengan jumlah peserta didik yang
mengisi latihan soal.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 2530
Rata-rata = = = 84,3
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 30
𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘

Berdasarkan nilai di atas, maka sesuai dengan kualifikasi nilai


menurut Burhan Nurgiyantoro, nilai di atas masuk ke dalam predikat baik. Di
mana predikat baik adalah rentang nilai dari 75-85.
Selanjutnya, peneliti menggunakan triangulasi data untuk
menganalisis data. Pendekatan kualitatif memakai kontrol berupa negative
evidence, triangulasi, kredibilitas, dependabilitas, transferabilitas, dan
konfirmabilitas. Alat-alat pada pendekatan berupa aktivitas paska penelitian
untuk lebih meyakinkan dengan mengulang pemeriksaan data, bertanya
obyektif pada para ahli, hubungan-hubungan yang pasti, kepercayaan yang
berulang-ulang mempola, dan seterusnya.55
Triangulasi data disarankan untuk mengkonfirmasi temuan
penelitian dengan data baru tentang orang, waktu, dan ruang yang berbeda,
dengan menggunakan metode yang sama, peneliti yang sama, dan bahkan

55
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: Jejak
Publisher, 2018), h. 3.
63

teorinya juga sama, hanya saja peneliti mencoba ambil data fenomena yang
sama dari sampel berbeda, dan hasilnya bisa dikorelasikan/disandingkan
pada hasil analisis yang sudah ada.56 Penelitian ini menggunakan observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Maka, peneliti
melakukan penelitian kepada peserta didik dan guru pengampu mata
pelajaran.
Analisis pertama yang dilakukan peneliti adalah kepada peserta didik.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, peserta didik yang menjadi sumber
data penelitian ini berjumlah 30 peserta didik. Peneliti mengambil tiga
pilihan topik untuk melakukan analisis data wawancara, yaitu : perubahan
waktu pembelajaran, penggunaan media pembelajaran Google Form, dan
proses belajar secara jarak jauh. Di bawah ini, ialah hasil dari data analisis
wawancara:

1. Hasil Analisis Data Wawancara Peserta Didik


1) Analisis Wawancara Ahmad Fauzan Siregar
Setelah melakukan wawancara, peneliti mendapat informasi
bahwa pembelajaran daring dilakukan sejak pandemi datang. Sebellum
diberlakukan belajar dengan sistem daring ini SMP Negeri 8 Tangerang
melakukan pembelajaran seperti biasa di dalam kelas. Waktu untuk
pembelajaran daring dan pembelajaran di kelas adalah sama.
Ketika ditanya mengenai hambatan selama pembelajaran daring,
Fauzan menjawab bahwa ia mengalami sedikit hambatan di awal
karena pembelajaran hanya dilakukan secara online saja. Adapun alat
pembelajaran yang Fauzan pakai yaitu telepon genggaam seluler
miliknya sendiri. Media online yang sering dipakai oleh guru untuk
melakukan pembelajaran daring ialah Whatsapp, Zoom Meeting, dan
Google Classroom. Guru juga memberikan penjelasan mengenai cara

56
Dede Rosyada, Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2020), h. 236.
64

penggunaan Google Form terlebih dahulu untuk peserta didik yang


kurang mengerti menggunakan Google Form.
Fauzan menyukai penggunaan Google Form sebagai media
alternatif pembelajaran daring Bahasa Indonesia. Menurutnya, dengan
menggunakan Google Form lebih mudah dipelajari dan dipahami.
Kemudian, penggunaan media Google Form juga membuatnya lebih
fokus dan lebih mandiri ketika belajar Bahasa Indonesia. Minat dan
literasi Fauzan juga meningkat ketika menggunakan media Google
Form sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia. Terakhi, Fauzan
menyetujui bahwa media Google Form cocok digunakan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
2) Analisis Wawancara Aini Trisnawati Balqis
Setelah melakukan wawancara, peneliti mendapat informasi
bahwa pembelajaran daring dilakukan sejak awal ajaran baru tahun
2020 masuk pelajaran pertama kelas 1 SMP Negeri 8 Tangerang.
Pemberlakuan kegiatan pembelajaran sebelum adanya pembelajaran
daring ialah pembelajaran tatap muka di kelas. Ketika ditanya mengenai
pembelajaran daring apakah terasa sama dengan pembelajaran tatap
muka, Aini menjawab itu tidak sama, dia lebih menyukai pembelajaran
tatap muka ketimbang pembelajaran daring. Waktu yang digunakan
untuk pembelajaran daring dan tatap muka di kelas menurutnya sama.
Mengenai hambatan selama pembelajaran daring, Aini
menuturkan bahwa untuknya tidak mengalami kesulitan karena guru
kami menerangkan lewat video dan lewat zoom juga untuk sesi tanya
jawab. Hanya kuota internet saja, untuk yang tidak memiliki kuota tidak
bisa ikut pembelajaran daring. Mengenai alat pembelajaran, Aini
mengungkapkan bahwa yang sering digunakan ialah Whatsapp, Zoom,
Google Classroom dan sekarang ada aplikasi daring milik sekolah juga
yang baru diterapkan. Aini juga mengetahui media Google Form dan ia
juga bisa menggunakannya. Pertanyaan mengenai pemberian
penjelasan dari guru mengenai cara penggunaan media Google Form,
65

Aini mengatakan bahwa tidak ada penjelasan karena siswa diminta


untuk aktif mencari informasi di Youtube.
Aini menyukai penggunaan media Google Form untuk
pembelajaran daring Bahasa Indonesia. Menurutnya, penggunaan media
Google Form mempermudah ia dalam mempelajari dan memahami
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penggunaan media Google Form juga
membuatnya lebih fokus dan mandiri selama pembelajaran daring.
Peningkatan minat terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
penggunaan media Google Form juga Aini akui, dan minat literasinya
menjadi bertambah. Aini mengaku juga pernah terlambat
mengumpulkan tugas ketika pembelajaran daring, karena terbentur
kuota internet. Terakhir, Aini setuju bahwa pelajaran Bahasa Indonesia
cocok digunakan dengan media pembelajaran Google Form.
3) Analisis Wawancara Aisyah Mutiara Dilla
Pembelajaran daring dilakukan sejak munculnya virus Covid-19.
Sebelumnya, pembelajaran di sekolah dilaksanakan langsung di sekolah.
Namun, untuk waktu pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka
ialah sama saja.
Ketika disinggung mengenai hambatan pembelajaran daring,
Aisyah mengatakan bahwa ia sempat mengalami hambatan di awal
karena belum terbiasa dengan pembelajaran daring. Adapun, alat
pembelajaran yang peserta didik pakai ialah handphone dan laptop.
Sebelumnya, pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan dengan media
Google Classroom, Google Form, dan Zoom Meeting. Aisyah
mengetahui cara menggunakan media Google Form. Menurutnya, guru
telah melakukan penjelasan di awal kepada peserta didik sebelum
menggunakan media Google Form dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.
Penggunaan media Google Form disukai oleh Aisyah, karena
pembelajaran Bahasa Indonesia bisa menjadi lebih mudah dan cepat
dipahami. Penggunaan media Google Form dalam pembelajaran
66

Bahasa Indonesia juga menjadikan peserta didik lebih fokus dengan


materi Bahasa Indonesia. Penggunaan media Google Form juga
menjadikan peserta didik lebih lebih mandiri dan meningkatkan minat
literasi peserta didik terhadap pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut
Aisyah, penggunaan media Google Form sangat cocok dilakukan di
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
4) Analisis Wawancara Alifia Brillian Azzahra
Pemberlakuan pembelajaran daring dilaksanakan sejak virus
Covid-19 datang ke Indonesia. Sebelum adanya pembelajaran daring,
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan langsung di sekolah. Menurut
Alifia, waktu yang digunakan untuk pembelajaran daring dengan waktu
yang digunakan untuk pembelajaran langsung di kelas adalah sama
saja.
Alifia mengaku tidak memiliki hambatan dalam mempelajari
Bahasa Indonesia dan praktiknya selama pembelajaran daring. Alat
pembelajaran yang digunakan oleh Alifia adalah handphone dan laptop.
Media belajar online yang digunakan menurut Alifia adalah Zoom
Meetings. Alifia mengetahui cara menggunakan Google Form karena
guru sudah menjelaskan di awal penggunaan Google Form sebagai
media pembelajaran.
Alifia menyukai penggunaan media Google Form sebagai media
pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurutnya, dengan Google Form
Alifia bisa lebih mudah mempelajari dan memahami pelajaran Bahasa
Indonesia. Google Form juga membuat Alifia lebih fokus dan mandiri
ketika pembelajaran dimulai. Penggunaan media Google Form juga
meningkatkan minat dan literasi Alifia dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Menurut Alifia, pembelajaran Bahasa Indonesia cocok
digunakan dengan media Google Form.
5) Analisis Wawancara Alika Nandira Febrilianthi
Sejak diberlakukan PSBB, pembelajaran di SMP Negeri 8
Tangerang dilakukan secara daring. Sebelumnya, pembelajaran hanya
67

seperti biasa yang dilakukan di sekolah. Menurut Alika, baik


pembelajaran daring dan pembelajaran langsung di dalam kelas
memiliki waktu yang sama untuk memulai pembelajaran.
Pembelajaran daring membuat Alika mendapati hambatan di
awal pelaksanaannya. Adapun, alat pembelajaran yang Alika miliki
ialah sebuah handphone. Media pembelajaran yang digunakan selama
pembelajaran daring ialah Whatsapp, Zoom Meetings, Google
Classroom, dan e-delta (aplikasi online milik sekolah). Alika
mengetahui cara mengguanakn media Google Form karena adanya
penjelasan oleh guru terlebih dahulu sebelum pembelajaran di mulai.
Alika menyukai pembelajaran daring menggunakan media
Google Form. Alika juga setuju bahwa Google Form bisa
mempermudah pembelajaran Bahasa Indonesia. Penggunaan media
Google Form juga meningkatkan fokus dan mandiri peserta didik.
Peningkatan terhadap minat dan literasi ke dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia juga didapatkan dengan media Google Form. Terakhir, Alika
menyetujui bahwa penggunaan media Google Form sangat cocok
digunakan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
6) Analisis Wawancara Amelia Azizah
Menurut Amelia, pemberlakuan pembelajaran daring
dilaksanakan setelah pandemi Covid-19. Sebelumnya, pembelajaran
dilaksanakan langsung di sekolah. Waktu pembelajaran daring dan
pembelajaran di kelas ialah sama saja.
Amelia tidak memiliki hambatan untuk mempelajari mata
pelajaran Bahasa Indonesia secara daring. Alat pembelajaran yang
digunakan ialah handphone. Media online yang digunakan ialah
Whatsapp, Google Form, dan Zoom Meetings. Amelia mengetahui cara
penggunaan media Google Form karena guru sudah memberikan tahu
sebelumnya.
Amelia menyukai penggunaan media Google Form sebagai
media pembelajaran Bahasa Indonesia. Media Google Form
68

mempermudah peserta didik untuk mempelajari mata pelajaran Bahasa


Indonesia. Penggunaan media Google Form juga melatih fokus dam
kemandirian peserta didik. Media Google Form juga meningkatkan
minat dan literasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Amelia
menyetujui penggunaan media google form cocok untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia
7) Analisis Wawancara Anggita Luyantari
Setelah melakukan wawancara, peneliti mendapat informasi
bahwa pembelajaran daring dilaksanakan sejak adanya virus Covid-19.
Kegiatan pembelajaran sebelum adanya daring ialah seperti biasa
belajar dilakukan tatap muka di dalam kelas tanpa menggunakan
handphone. Menurut Anggi, pembelajaran daring ini sangat berbeda
dengan pembelajaran dilakukan dalam kelas karena ketika
pembelajaran daring ia tidak bisa bertemu dengan teman-temannya.
Waktu mulai pembelajaran daring dinilai sama dengan waktu ketika ia
melakukan pembelajaran dalam kelas. Anggi mengaku tidak memiliki
hambatan ketika melakukan pembelajaran daring. Alat pembelajaran
yang ia gunakan selama pembelajaran daring ialah handphone dan
laptop.
Media online yang sering digunakan menurutnya ialah Google
Classroom, Whatsapp, Youtube, Edelta (aplikasi daring sekolah), Zoom.
Anggi juga mengetahui media pembelajaran Google Form dan ia
mengatakan bahwa ia mahir dalam menggunakan Google Form. Guru
juga memberi pemahaman dahulu sebelum memulai kelas
menggunakan media Google Form, agar peserta didik mengetahui cara
memakai media Google Form. Anggi juga mengaku ia menyukai dan
penggunaan media Google Form mempermudahnya dalam
pembelajaran daring ini. Penggunaan media Google Form lebih mudah
untuk mempelajari dan memahami suatu materi pelajaran. Ia memilih
menggunakan media Google Form untuk pembelajaran Bahasa
Indonesia dibanding tidak menggunakannya.
69

Penggunaan media Google Form juga membuatnya lebih fokus


dan mandiri dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Juga, penggunaan
media Google Form meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia dan
meningkatkan minat literasinya. Untuk pengumpulan tugas ia
mengatakan bahwa tidak pernah telat mengumpulkan, baik untuk
pembelajaran langsung dalam kelas atau pembelajaran daring. Terakhir,
menurut Anggi penggunaan media Google Form cocok untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia karena dianggap lebih mempermudah.
8) Analisis Wawancara Dody Agung Prastyo
Sejak pemberlakuan pandemi, pembelajaran daring di SMP
Negeri 8 Tangerang diterapkan. Sebelum diterapkan pembelajaran
daring, pembelajaran dilakukan langsung di sekolah. Untuk waktu yang
digunakan untuk pembelajaran daring dan pembelajaran langsung di
sekolah ialah sama.
Dody mengaku hambatan yang ia rasakan ialah karena
pembelajaran daring sulit ia mengerti. Alat pembelajaran yang ia
gunakan ialah handphone. Media pembelajaran yang digunakan ialah
Whatsapp, Google, dan Zoom Meetings. Dody mengetahui sedikit
mengenai penggunaan media Google Form. Guru juga sudah
menjelaskan mengenai penggunaan media Google Form sebelum
pembelajaran daring di mulai.
Dody menyukai penggunaan media Google Form pada
pembelajaran Bahasa Indonesia, alasannya karena ia bisa lebih cepat
untuk mengerjakan soal. Dody menyetujui bahwa dengan menggunakan
media Google Form ia bisa lebih fokus dan mandiri dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, dan peningkatan dalam hal minat dan
literasinya. Dody juga menyetujui bahwa media Google Form cocok
untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.
9) Analisis Wawancara Gabriella Vindi Margaretha
Pemberlakuan pembelajaran daring dilakukan sejak datangnya
pandemi. Sebelumnya, peserta didik belajar seperti biasa di sekolah.
70

Waktu untuk pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka di


kelas, sama saja.
Gabriel mengaku memiliki hambatan ketika di awal
pembelajaran daring. Adapun alat pembelajaran yang digunakan ialah
handphone. Media pembelajaran yang digunakan ialah Google
Classroom dan Zoom Meetings. Gabriel mengetahui cara menggunakan
media Google Form dan mengaku bahwa guru sudah menjelaskan di
awal terkait penggunaan media Google Form itu sendiri.
Gabriel menyukai penggunaan media Google Form pada
pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurutnya, penggunaan media
Google Form juga mempermudah ia sehingga lebih cepat mempelajari
materi pelajaran. Penggunaan media Google Form juga melatih fokus
dan kemandiriannya, dan meningkatkan minat literasinya terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia. Gabriel juga menyetujui bahwa
Google Form cocok untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.
10) Analisis Wawancara Ghaniy Arya Winata
Wawancara bersama Ghaniy mulai memberi tahu bahwa
pembelajaran daring ini dilakukan sejak mulai pandemi. Sebelumnya,
pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Untuk waktu pembelajaran
daring dan pembelajaran tatap muka, sama saja.
Pada awal pembelajaran daring, Ghaniy mengaku mengalami
hambatan karena belum melakukan penyesuaian. Alat pembelajaran
yang ia gunakan ialah handphone. Untuk media pembelajaran yang ia
gunakan ialah Whatsapp, Google Form, dan Zoom. Ghaniy mengetahui
cara penggunaan media Google Form dan guru sudah memberi
penjelasan mengenai cara penggunaannya di awal pelajaran.
Ghaniy menyukai penggunaan media Google Form sebagai
media pembelajaran Bahasa Indonesia. Ghaniy juga merasa dengan
Google Form ia lebih mudah paham dan cepat mempelajari materi
pelajaran. Ia juga mulai terlatih fokus dan kemandiriannya karena
71

media Google Form. Ghaniy menyetujui kalau penggunaan media


Google Form cocok untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.
11) Analisis Wawancara Keisha Rahma Nirmala
Pembelajaran daring dilakukan sejak adanya pandemi Covid-19.
Pembelajaran sebelumnya dilakukan langsung di dalam kelas. Untuk
waktu pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka ialah sama.
Keisha mengalami hambatan mempelajari mata pelajaran
Bahasa Indonesia di awal. Adapun alat pembelajaran yang digunakan
oleh Keisha ialah handphone dan laptop. Media pembelajaran yang
digunakan ialah Google Classroom, Zoom, dan Whatsapp Group.
Keisha sudah mengetahui cara menggunakan Google Form. Guru pula
sudah memberikan penjelasan mengenai cara menggunakan media
Google Form.
Keisha cukup menyukai penggunaan media Google Form dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Keisha, penggunaan media
Google Form ini mempermudah ia untuk menangkap materi pelajaran,
melatih kemandirian dan fokusnya dalam mengerjakan latihan soal, dan
menarik minat literasinya dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Keisha
juga setuju dengan penggunaan media Google Form dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, ia nilai sangat cocok.
12) Analisis Wawancara Muhammad Fahrezy
Pembelajaran daring dilakukan setelah pandemic virus Covid-19.
Sebelumya pembelajaran dilakukan langsung di dalam kelas. Waktu
mulai pembelajaran daring sama dengan waktu pembelajaran di dalam
kelas Ezy mengakui ia mengalami hambatan di awal pelaksanaan
pembelajaran daring.
Alat pembelajaran yang digunakan Ezy ialah telepon seluler
miliknya dan milik Ibunya. media online yang digunakan selama
pembelajaran daring ialah Google Classroom, Google Form, Google
Meet, dan Whatsapp. Ezy mengetahui cara menggunakan media Google
72

Form dan guru sudah memberikan penjelasan mengenai cara


penggunaan media tersebut.
Ezy lumayan menyukai penggunaan media Google Form dalam
pembelajaran daring, karena baginya lebih cepat dan mudah dipahami
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Ia juga menambahkan bahwa
fokus dan kemandiriannya terlatih seiring penggunaan media Google
Form. Juga meningkatnya minat dan literasi terhadap pembelajaran
Bahasa Indonesia. Ezy menyetujui bahwa Google Form cocok dengan
pembelajaran Bahasa Indonesia.
13) Analisis Wawancara Muhammad Fiqri Ramadhan
Setelah melakukan wawancara, peneliti mendapat informasi
bahwa pembelajaran daring dilakukan setelah datang dan merebaknya
kasus virus Corona. Sebelum pemberlakuan belajar daring,
pembelajaran di sekolah dilaksanakan seperti biasa yaitu belajar
langsung di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran daring menurut Fiqri
berbeda dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka di
sekolah. Untuk waktu pembelajaran daring dan pembelajaran langsung
di sekolah adalah sama menurut Fiqri. Ketika ditanya, apakah ia
mengalami hambatan selama pembelajaran daring ia menjawab bahwa
ia mengalami hambatan itu dikarenakan ketika pembelajaran daring di
rumah ia hanya seorang diri saja tidak bisa bertanya dan berdiskusi
langsung dengan teman terkait mata pelajaran.
Alat pembelajaran yang ia gunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring ialah handphone. Media online sebagai media
pembelajaran yang sering digunakan ia menyebutkan Whatsapp,
Google Form, dan Google Classroom. Ia mengetahui media Google
Form dan ia belajar cara menggunakannya. Menurutnya, guru juga
sudah memberikan penjelasan terkait cara penggunaan media Google
Form sebelum dimulai pembelajaran. Fiqri juga mengatakan bahwa ia
menyukai penggunaan media Google Form dan merasa lebih mudah
penggunaannya. Menurutnya, dengan penggunaan media Google Form
73

ia dapat mengerjakan latihan soal lebih cepat. Ketika diminta untuk


memilih menggunakan media Google Form untuk pembelajaran atau
tidak menggunakannya, Fiqri memilih menggunakannya.
Menurutnya, Google Form dapat membuat ia lebih fokus dan
lebih mandiri selama pembelajaran. Juga, penggunaan media Google
Form ini meningkatkan minatnya dalam belajar Bahasa Indonesia dan
meningkatkan literasinya. Fiqri juga menambahkan bahwa ia tidak
pernah terlambat mengumpulkan tugas baik itu dalam pembelajaran
daring maupun pembelajaran tatap muka di kelas. Fiqri juga menyetujui
bahwa pelajaran Bahasa Indonesia cocok ketika digunakan dengan
media Google Form.
14) Analisis Wawancara Muhammad Rizki Ramadhan
Pembelajaran daring dilakukan sejak pandemi. Sebelumnya,
pembelajaran dilakukan di dalam kelas seperti biasa. Waktu untuk
pembelajaran daring dan pembelajaran di dalam kelas, tidak ada
bedanya.
Riski mengaku mengalami hambatan di awal pembelajaran
daring diterapkan. Alat pembelajaran yang digunakan oleh Riski ialah
handphone dan laptop. Media pembelajaran yang digunakan ketika
pembelajaran daring berlangsung ialah Whatsapp dan Zoom. Riski
mengetahu cara menggunakan media Google Form dan mengatakan
bahwa guru sudah menjelaskannya di awal sebelum pembelajaran
berlangsung.
Riski menyukai penggunaan media Google Form pada
pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurutnya, dengan menggunakan
media Google Form ia menjadi lebih cepat memahami pembelajaran
Bahasa Indonesia. Menurutnya juga, ia menjadi lebih fokus dan mandiri
ketika pembelajaran daring menggunakan media Google Form.
Meningkatnya daya minat dan literasinya terhadap pembelajaran
Bahasa Indonesia, akhirnya membuat ia setuju bahwa Google Form
cocok digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
74

15) Analisis Wawancara Nadya Nur Wardani


Setelah melakukan wawancara, peneliti mendapat informasi
bahwa pembelajaran daring dilakukan sejak adanya pandemi sekitar
bulan Maret atau April tahun 2020. Nanda mengatakan bahwa ketika ia
masuk ke Sekolah Menengah Pertama ia belum pernah merasakan tatap
muka di kelas, namun sebelum pandemi ia sudah merasakan datang ke
sekolah dan melakukan pembelajaran tatap muka di sekolahnya dahulu.
Nanda setuju bahwa kegiatan pembelajaran daring sangat berbeda
dibanding kegiatan pembelajaran langsung dalam kelas. Waktu mulai
pembelajaran daring menurutnya sama dengan waktu untuk belajar di
dalam kelas.
Nanda juga mengakui adanya hambatan ketika ia mempelajari
mata pelajaran Bahasa Indonesia dan praktiknya dalam keadaan daring
ini. Alat pembelajaran daring yang digunakan Nanda ialah Handphone
dan laptop. Adapun beberapa media yang disebut Nanda sebagai media
pembelajaran perantara selama daring ialah Google Classroom,
Whatsapp, Google Form, dan Quiziz. Nanda mengetahui cara
menggunakan Google Form, namun ia tidak terlalu menguasainya.
Nanda juga mengatakan, sebelum pembelajaran dimulai guru selalu
menjelaskan terlebih dahulu. Nanda menyukai penggunaan media
Google Form sebagai media pembelajaran, karena menurutnya
penggunaan media Google Form lebih mudah dimengerti dan tidak
ribet. Nanda memilih menggunakan media Google Form selama
pembelajaran Bahasa Indonesia dibanding tidak menggunakannya.
Menurutnya, penggunaan media Google Form dapat meningkatkan
fokus dan kemandiriannya dalam belajar Bahasa Indonesia.
Penggunaan media Google Form juga meningkatkan minat dan
literasi terhadap pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk pengumpulan tugas,
Nanda mengaku bahwa ia tidak pernah telat baik dalam pembelajaran
daring ataupun pembelajaran langsung di kelas. Terakhir, menurutnya
75

penggunaan media Google Form cocok untuk digunakan dalam


pembelajaran Bahasa Indonesia.
16) Analisis Wawancara Najla Dzakiyah Hana
Najla menuturkan bahwa pembelajaran daring diberlakukan
mulai dari pandemi yang datang ke Indonesia. Pembelajaran
sebelumnya dilakukan di sekolah seperti biasa. Waktu pembelajaran
daring sama saja dengan waktu pembelajaran di sekolah.
Najla mengalami hambatan terkait pembelajaran daring di awal
pemberlakuannya. Alat pembelajaran yang dilakukan selama
pembelajaran daring ialah handphone. Adapun media pembelajaran
yang digunakan ialah Whatsapp, Zoom, Google Classroom, dan E-delta.
Najla mengetahu cara penggunaan media Google Form. Guru juga
memberikan penjelasan di awal pembelajaran mengenai cara
penggunan media Google Form.
Najla menyukai penggunaan media Google Form dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurutnya, ini lebih mempermudah
dan ia lebih cepat menangkap isi pembelajaran. Menurutnya juga, ia
menjadi lebih fokus dan mandiri ketika mengerjakan latihan soal.
Bahkan, daya minat dan literasinya meningkat terhadap pembelajaran
Bahasa Indonesia. Najla menyetujui bahwa Google Form cocok
digunakan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia.
17) Analisis Wawancara Nayla Ashifa Khoirunnisa
Pembelajaran daring diberlakukan ketika pandemi datang ke
Indonesia. Pembelajaran sebelumnya dilakukan secara langsung di
dalam kelas. Waktu dimulainya pembelajaran daring sama dengan
waktu dimulainya pembelajaran di kelas.
Nayla mengungkapkan bahwa di awal pemberlakuan
pembelajaran daring, dirinya mengalami sedikit hambatan karena
belum terbiasa namun sekarang sudah tidak lagi. Alat pembelajaran
yang digunakan ialah handphone miliknya sendiri. Media pembelajaran
yang digunakan selama pembelajaran daring ialah Whatsapp, Google
76

Classroom, Google Form, dan Zoom. Nayla mengatakan bahwa ia


mengetahui cara menggunakan media Google Form dan mengatakan
bahwa guru sudah memberikan penjelasan mengenai Google Form
sebelumnya.
Nayla menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakaan media Google Form. Baginya, dengan media Google
Form ini mempermudah ia untuk memahami isi pembelajaran Bahasa
Indonesia. Ia juga menjadi lebih fokus dan mandiri dalam mengerjakan
latihan soal, juga daya minat literasinya sudah cukup meningkat
terhadap pelajaran Bahasa Indonesia. Nayla menyetujui bahwa
penggunaan media Google Form sangat cocok digunakan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
18) Analisis Wawancara Raffy Bagas Indra Saputra
Raffy menuturkan bahwa pembelajaran daring dilakukan sejak
adanya pandemi Covid-19. Pembelajaran yang dilakukan sebelumnya
ialah tatap muka di dalam kelas. Mengenai waktu dimulainya
pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka ialah sama saja.
Raffy tidak memiliki hambatan mengenai pemberlakuan
pembelajaran daring. Alat pembelajaran yang digunakan olehnya ialah
telepon seluler. Media pembelajaran yang digunakan selama
pembelajaran daring ialah Zoom dan Whatsapp. Raffy mengetahui cara
menggunakan media Google Form yang digunakan selama
pembelajaran daring. Menurut Raffy, guru sudah memberikan
penjelasan mengenai cara penggunaan media Google Form.
Raffy menyukai penggunaan media Google Form sebagai media
pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurutnya, dengan penggunaan
media Google Form sebagai media pembelajaran itu memudahkan ia
untuk cepat memahami pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurutnya
juga, media Google Form ini melatih kefokusan dan kemandiriannya.
Daya minat dan literasinya mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia
77

juga meningkat. Raffy setuju bahwa media Google Form cocok


digunakan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia.
19) Analisis Wawancara Rahmat Nurali
Pembelajaran daring dilakukan sejak pandemi. Pembelajaran
yang dilakukan di SMP Negeri 8 Tangerang sebelum pandemi ialah
tatap muka di kelas. Waktu mulai pembelajaran daring dengan
pembelajaran tatap muka ialah sama, tidak ada beda.
Ali mengaku bahwa ia mengalami sedikit hambatan di awal
pemberlakuan pembelajarn daring. Alat pembelajaran yang di lakukan
ialah handphone. Media pembelajaran daring yang digunakan ialah
Zoom Meeting dan Whatsapp. Ali mengetahui cara penggunaan media
Google Form.
Ali menyukai pembelajaran dengan menggunakan media Google
Form, karena menurutnya ini lebih mempermudahnya memahami
pelajaran Bahasa Indonesia. Ali mengatakan bahwa ia lebih fokus
ketika mengerjakan latihan soal Bahasa Indonesia dengan
menggunakan media Google Form. Ia juga mengatakan bahwa
penggunaan media Google Form meningkatkan minat dan literasinya
pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Ali menyetujui bahwa
penggunaan media Google Form cocok diterapkan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
20) Analisis Wawancara Reanita Cahya Ashilla
Di dalam wawancara, Reanita menuturkan bahwa pembelajaran
daring ini dilakukan sejak adanya PSBB dan himbauan belajar dari
rumah. Pembelajaran sebelumnya dilakukan seperti biasa, tatap muka di
kelas. Kemudian, waktu dimulainya pembelajaran daring dengan
pembelajaran tatap muka menurut Reanita ialah sama saja.
Reanita mengakui bahwa di awal pemberlakuan pembelajaran
daring ia sempat mengalami hambatan. Alat pembelajaran yang ia
gunakan ialah handphone. Media pembelajaran yang digunakan selama
pembelajaran daring ialah Whatsapp dan Zoom. Reanita sebelumnya
78

sudah mengetahui cara penggunaan media Google Form dan


mengatakan bahwa guru sudah memberikan contoh cara
penggunaannya di awal pembelajaran.
Reanita menyukai pembelajaran daring dengan menggunakan
media Google Form. Menurutnya, ini mempermudah dan melatih
kefokusan serta kemandiriannya dalam mengerjakan latihan-latihan
soal yang diberikan guru. Penggunaan media Google Form juga
meningkatkan minat dan literasinya terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia. Reanita juga menyetujui bahwa Google Form cocok
digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
21) Analisis Wawancara Reina Ganes Elvaretta Arifi
Setelah melakukan wawancara dengan Reina, pemberlakuan
pembelajaran daring ini diterapkan tahun 2020 ketika pandemi mulai
datang. Pembelajaran yang dilakukan sebelumnya ialah pembelajaran
tatap muka di dalam kelas, sedangkan waktu pembelajaran daring sama
saja dengan pembelajaran tatap muka.
Reina mengaku memiliki hambatan ketika di awal menggunakan
pembelajaran Bahasa Indonesia melalui daring. Alat pembelajaran yang
digunakan Reina ialah handphone dan laptop miliknya. Media
pembelajaran daring yang digunakan ialah Whatsapp, Zoom Meeting,
dan Google Form. Reina mengetahui cara menggunakan media Google
Form dan mengatakan bahwa guru sudah menjelaskan perihal
penggunaan media Google Form.
Reina lumayan menyukai penggunaan media Google Form
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurutnya, penggunaan media
Google Form dapat mempermudah ia mempelajari isi pembahasan
materi pada hari itu. ia juga mengatakan ini melatiha kemandirian dan
kefokusannya dlam mengerjakan latihan soal. Daya minat literasinya
terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat. Reina mengatakn
bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia sangat cocok menggunakan
media Google Form.
79

22) Analisis Wawancara Reyvadinah Asry Kurniawan


Setelah melakukan wawancara, peneliti mendapat informasi
bahwa pembelajaran daring dilaksanakan sejak pemberlakuan PSBB.
Menurut Reyva, keadaan sekolahnya sebelum ada pembelajaran daring
ialah pembelajaran tatap muka di sekolah seperti biasa. Kegiatan
pembelajaran daring tidak terasa sama dengan pembelajaran tatap muka.
Tetapi, untuk waktu mulai pembelajaran daring sama dengan waktu
pembelajaran tatap muka menurutnya. Reyva mengatakan bahwa ia
mengalami hambatan karena materi yang diberikan oleh guru hanya
lewat video pembelajaran saja. Alat pembelajaran yang dilakukan
selama pembelajaran daring ialah handphone. Adapun, media yang
digunakan ketika pembelajaran daring berlangsung ialah Google
Classroom dan E-delta (aplikasi media pembelajaran sekolah).
Ketika ditanya apakah ia mengetahui media Google Form,
Reyva menjawab iya mengetahuinya dan juga bisa menggunakannya.
Menurutnya, guru sudah memberikan penjelasan kepada siswa yang
belum bisa menggunakan Google Form. Reyva menyukai pembelajaran
Bahasa Indonesia menggunakan media Google Form. Penggunaan
media Google Form ini tentu sangat mempermudah untuk memahami
isi materi apa yang sedang di jelaskan oleh guru. Ketika ditanya apa
yang ia rasakan dengan penggunaan media Google Form, ia merasa
senang karena media ini penggunaannya mudah. Ketika disuruh
memilih untuk menggunakan media Google Form selama pembelajaran
Bahasa Indonesia atau tidak menggunakannya, Reyva memilih
menggunakan Google Form.
Penggunaan media Google Form juga dapat meningkatkan fokus
dan melatih kemandiriannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Tidak hanya itu, penggunaan media Google Form juga meningkatkan
minat dalam belajar Bahasa Indonesia dan dapat meningkatkan minat
literasi dalam diri Reyva. Untuk pengumpulan tugas, Reyva mengaku ia
tidak pernah terlambat dalam mengumpulkan baik untuk pembelajaran
80

daring maupun pembelajaran tatap muka. Terakhir, Reyva mengatakan


bahwa penggunaan media Google Form sangat cocok untuk
pembelajaran Bahasa Indonesia karena materi yang di masukkan ke
Google Form sangat mudah di pahami.
23) Analisis Wawancara Reza Rava Ramadhan
Setelah melakukan wawancara, peneliti mendapat informasi
bahwa pembelajaran daring dilakukan sejak tahun 2020. Reza juga
mengatakan karena ia baru saja naik kelas dan berada di kelas 1
Sekolah Menengah Pertama, maka ia belum pernah merasakan belajar
tatap muka di kelas setelah ia menjadi siswa kelas 1. Kegiatan
pembelajaran daring juga dinilai jelas sangat berbeda dibandingkan
dengan kegiatan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran daring juga
dinilai berbeda ketika membicarakan mengenai waktu pembelajaran,
menurutnya waktu untuk belajar daring berbeda dengan waktu yang
digunakan untuk belajar tatap muka seperti biasa. Reza juga mengakui
adanya hambatan ketika ia harus mempelajari mata pelajaran Bahasa
Indonesia secara daring. Adapun alat yang ia gunakan selama
pembelajaran daring ialah handphone miliknya.
Reza juga menyebutkan media online yang sering digunakan
selama pembelajaran daring ialah Google Classroom. Reza juga
mengakui bahwa ia sudah mengetahui media pembelajaran Google
Form, namun ia tidak terlalu mahir dalam penggunaannya. Guru juga
sudah memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai media Google
Form. Reza juga mengatakan bahwa ia menyukai penggunaan media
Google Form selama pembelajaran daring, karena menurutnya tidak
ribet. Namun, ketika ditanya mengenai apa yang lebih ia pilih untuk
menggunakan media Google Form selama pembelajaran Bahasa
Indonesia atau tidak menggunakan Google Form, ia tidak bisa
menjawabnya.
Reza mengatakan bahwa selama menggunakan media Google
Form ia menjadi lebih fokus dan lebih mandiri dalam pembelajaran
81

Bahasa Indonesia. Penggunaan media Google Form juga dapat


meningkatkan literasi dalam diri peserta didik. Ketika ditanya mengenai,
apakah ia sering telat mengumpulkan tugas ketika pembelajaran dalam
kelas atau ketika pembelajaran daring? Reza menjawab, tidak. Terakhir,
menurutnya penggunaan media Google Form cocok untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
24) Analisis Wawancara Siti Neza Hardiyanti
Wawancara diawali dengan peneliti mengajukan pertanyaan
pemberlakuan pembelajaran daring ini sejak kapan, Siti menjawab
bahwa pembelajaran daring dilakukan sejak adanya himbauan untuk
belajar dari rumah. Pembelajaran yang dilakukan sebelumnya di SMP
Negeri 8 Tangerang ialah tatap muka di dalam kelas. Adapun, waktu
dimulainya pembelajaran daring dengan pembelajaran tatap muka ini
tidak ada bedanya. Pembelajaran daring dilakukan sesuai dengan
jadwal waktu yang sudah ditetapkan.
Siti mengatakan bahwa ia mengalami hambatan ketika di awal
pembelajaran daring karena bingung untuk menyesuaikan waktu untuk
mempersiapkan pembelajaran daring. Alat pembelajaran yang
digunakan selama pembelajaran daring ialah handphone dan laptop.
Media pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran Bahasa
Indonesia berlangsung ialah Whatsapp dan Zoom. Siti neza menetahui
cara penggunaan media Google Form dan mengatakn bahwa sebelum
pembelajaran berlangsung guru sudah menjelaskan secara detail
mengenai cara menggunakan media Google Form.
Siti menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
media Google Form. Menurut Siti, ia menjadi lebih mudah dan cepat
memahami pelajaran. Media Google Form juga membuatnya lebih
fokus dan mandiri dalam mengerjakan latihan-latihal soal. Penggunaan
media Google Form menurutnya cukup meningkatkan minat dan
literasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Siti neza menyetujui
penggunaan media Google Form cocok dengan pembelajaran Bahasa
82

Indonesia karena menurutnya pembelajaran menjadi cepat dipahami


dan lebih menyenangkan.
25) Analisis Wawancara Sofy Annisa Putri
Pembelajaran daring dilakukan sejak pandemi Covid-19.
Pembelajaran sebelumnya dilakukan dengan tatap muka langsung di
dalam kelas. Untuk waktu pembelajaran daring dan pembelajaran tatap
muka di dalam kelas, tidak ada bedanya.
Sofy mengatakan bahwa ia mengalami hambatan di awal
pembelajaran daring, tetapi sekarang sudah bisa mengatasinya. Alat
pembelajaran yang digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring ialah handphone. Media pembelajaran yang
digunakan ialah Google Form, Google Classroom, Zoom Meeting, dan
Whatsapp. Sofy mengatakan bahwa ia belum tahu sebelumnya
mengenai Google Form, tetapi setelah guru menjelaskan di awal
pembelajaran ia bisa mengikuti sedikit-sedikit.
Sofy menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan media Google Form. Menurutnya, pembelajaran daring
dengan Google Form lebih mudah dan cepat dipahami. Menurutnya
juag, pembelajaran dari dengan Google Form ini melatih fokus dan
mandiri karena dilakukan masing-masing di rumahnya. Media Google
Form ini juga menarik daya minat dan literasinya karena menjadi lebih
seru dan penyajiannya berbeda. Media Google Form sangat cocok
digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
26) Analisis Wawancara Surya Prasetya
Pembelajaran daring dilakukan sejak adanya pandemi virus.
Pembelajaran sebelumnya dilakukan di dalam kelas. Untuk waktu
dimulainya pembelajaran daring jika dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka adalah tidak ada bedanya. Waktu
pembelajaran disesuaikan dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
Surya mengalami sedikit hambatan di awal pembelajaran daring.
Alat pembelajaran yang digunakan ialah telepon seluler. Media
83

pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran Bahasa Indonesia


ialah Whatsapp dan Zoom. Surya sebelumnya belum mengetahui cara
menggunakan media Google Form, namun karena adanya penjelasan
guru sebelum dimulainya pembelajaran maka Surya sangat terbantu.
Surya mengatakan bahwa ia menyukai penggunaan media
Google Form dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penggunaan
media Google Form juga memberikan kemudahan untuk mengerjakan
soal dan menjadikan materi seperti kesimpulan yang dijelaskan secara
singkat dan jelas. Surya juga menyetujui bahwa penggunaan media
Google Form ini dapat meningkatkan daya minat dan literasinya
terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Penggunaan media Google
Form dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ini dinilai cocok oleh
Surya penerapannya.
27) Analisis Wawancara Widuri Bunga Citra Lestari
Wawancara diawali dengan Widuri yang menuturkan bahwa
pemberlakuan pembelajaran daring ini ialah sejak adanya pandemi.
Pembelajaran yang dilakukan sebelumnya ialah pembelajaran tatap
muka di dalam kelas. Waktu pembelajaran daring sama dengan
pembelajaran tatap muka di kelas.
Widuri mengatakan bahwa ia juga mengalami hambatan di awal
pembelajaran daring Bahasa Indonesia. Alat pembelajaran yang
digunakan untuk berkomunikasi selama pembelajara daring ialah
telepon seluler. Media pembelajaran yang digunakan selama
pembelajaran daring Bahasa Indonesia ialah Whatsapp dan Zoom.
Widuri mengatakan bahwa ia mengetahui cara menggunakan Google
Form namun sedikit bingung. Tetapi sangat terbantu karena guru
menjelaskan cara penggunaannya di awal sebelum pembelajaran di
mulai.
Widuri menyukai pembelajaran dari Bahasa Indonesia dengan
media pembelajaran Google Form. Penggunaan media Google Form
membuatnya menjadi lebih mudah dan cepat memahami latihan soal.
84

Media pembelajaran dengan Google Form juga melatih kefokusan serta


mandirinya dalam mengerjakan latihan-latihan soal. Widuri
mengatakan bahwa media pembelajaran Google Form untuk digunakan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat cocok.
28) Analisis Wawancara Wulandari
Wulan mengatakan pembelajaran daring ini dilakukan sejak
pemerintah memberlakukan adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala
Besar). Pembelajaran sebelum adanya peraturan PSBB di SMP Negeri
8 Tangerang dilakukan seperti sekolah pada umumnya yaitu tatap muka
di kelas. Waktu dimulai pembelajaran daring sama saja dengan
pembelajaran tatap muka di kelas.
Wulan mengaku bahwa ia mengalami sedikit hambatan ketika
pembelajaran dilakukan secara daring. Alat pembelajaran yang
digunakan untuk berkomunikasi selama pembelajaran daring ialah
handphone. Media pembelajaran yang digunakan ialah Whatsapp dan
Google Form. Wulan sudah mengetahui sebelumnya mengenai cara
penggunaan media Google Form, namun lebih memahami lagi setelah
mendengar penjelasan yang diberikan oleh guru pengampu.
Wulan menilai penggunaan media Google Form dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia ini sangat membantu. Menurutnya, ini
melatih fokus dan kemandiriannya dalam mengerjakan latihan soal.
Juga, meningkatkan minat dan literasinya terhadap pembelajaran
Bahasa Indonesia. Komentar Wulan mengenai penggunaan media
Google Form dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ialah sangat cocok
untuk diterapkan.
29) Analisis Wawancara Yoandra Viardana
Pembelajaran daring dilakukan sejak dimulainya pandemi.
Sekolah ditutup karena pemerintah mengeluarkan peraturan untuk
belajar dari rumah. Pembelajaran sebelumnya dilakukan secara tatap
muka di dalam kelas. Waktu yang digunakan dalam pembelajaran
daring adalah sama dengan pembelajaran tatap muka di kelas.
85

Yoan tidak memiliki hambatan ketika pembelajaran daring


dilakukan. Alat pembelajaran yang digunakan ialah handphone. Media
pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran daring ialah Zoom
dan Whatsapp. Yoan mengatakan bahwa ia mengetahui cara
penggunaan media Google Form.
Yoan menyukai penggunaan media Google Form dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia karena ia merasa lebih mudah
memahami inti pelajarannya. Ini juga melatih kefokusannya ketika
mengerjakan latihan soal. Yoan juga merasa pembelajaran daring
Bahasa Indonesia menggunakan media Google Form lebih seru. Yoan
mengatakan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media Google Form.
30) Analisis Wawancara Yohanes Roy Besa
Wawancara diawali dengan yohanes menuturkan bahwa
pembelajaran daring di SMP Negeri 8 Tangerang ini dilakukan sejak
adanya pandemi. Sebelum adanya pandemi, pembelajaran dilakukan
secara langsung tatap muka di dalam kelas. Waktu juga disesuaikan
dengan jadwal mata pelajaran yang sudah ditetapkan, tidak ada bedanya
dengan waktu dimulai pembelajaran di kelas.
Yohanes menguturkan bahwa di awal pembelajaran daring
dilakukan ia sedikit mengalami hambatan. Alat yang digunakan dalam
pembelajaran daring ialah handphone. Adapun, media pembelajaran
yang digunakan selama pembelajaran daring Bahasa Indonesia ialah
Zoom Meeting, Google Classroom, dan Google Form. Yohanes
berbicara bahwa ia sudah mengetahui cara penggunaan media Google
Form sebelumnya, tetapi penjelasan dari guru pengampu mengenai cara
penggunaan media Google Form juga sangat membantu ia.
Yohanes memilih untuk menggunakan media Google Form, ia
menyukainya karena dengan Google Form ia menjadi lebih mudah
memahami mata pelajaran yang dibahas hari ini. Ditambah lagi dengan
adanya penjelasan dari guru, ia merasa lebih memahami. Kefokusan
86

dan kemandirian juga ia rasakan ketika ia mengerjakan latihan-latihan


soal. Media Google Form juga meningkatkan minat dan literasinya
terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, karena penyajiannya yang
berbeda dibanding dengan penggunaan kertas yang hanya monoton itu-
itu saja. Wawancara bersama Yohanes ditutup dengan ia mengatakan
bahwa media Google Form cocok digunakan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.

2. Hasil Analisis Data Wawancara Guru Pengampu


Setelah melakukan analisis data wawancara kepada peserta didik,
selanjutnya peneliti akan menjabarkan hasil dari wawancara dari pihak
yang berhubungan dengan penelitian ini berdasar metode triangulasi.
Peneliti akan menjabarkan hasil analisis data wawancara yang diperoleh
dari Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia sekaligus wali
kelas.
Setelah melakukan wawancara, peneliti mendapat informasi
bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau juga disebut pembelajaran
daring ini dilakukan sejak awal pandemi Covid-19. Pembelajaran di SMP
Negeri 8 Tangerang diputuskan untuk dilakukan secara daring. Mengenai
fasilitas yang diberikan sekolah untuk penunjang siswa selama
pembelajaran daring berlangsung, ibu Nurus selaku pengampu mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan sekaligus wali kelas menjawab bahwa
pembelajaran daring difasilitasi sekolah dengan wi-fi yang ada di sekolah.
Jadi untuk para guru yang diharapkan tetap datang ke sekolah sesuai
jadwal mengajar daringnya. Jika daring dilaksanakan untuk keseluruhan
kelas, sudah disediakan zoom meeting dengan kuota peserta yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Kegiatan lain yang masih dilakukan oleh
peserta didik sehingga mengharuskan mereka untuk datang ke sekolah
ialah pembagian buku paket dan LKS untuk pembelajaran dan juga
pembagian jadwal vaksin peserta didik kemarin.
87

Kehadiran tepat waktu ataukah tidak peserta didik dinilai lebih


baik dari tahun lalu. Jika tahun lalu, masih banyak peserta didik yang
kesulitan beradaptasi dengan pembelajaran daring (contohnya masih
banyak yang menggunakan handphone orang tuanya untuk mengikuti
pembelajaran daring) namun sekarang sudah lebih baik karena baik
peserta didik dan wali murid sudah bisa beradaptasi dengan pembelajaran
daring. Menurut Ibu Nurus, pembelajaran daring juga mempermudah
beliau dalam menyampaikan materi Bahasa Indonesia. Pembelajaran
daring yang dilakukan di SMP Negeri 8 Tangerang ialah dengan
menggunakan e-learning. Tanya jawab mengenai hal yang belum
dipahami peserta didik dan dilakukan di grup whatsapp. Penyampaian
materi yang dilakukan selama pembelajaran daring disampaikan melalui
video YouTube, pesan suara, dan file/foto. Menurut Ibu Nurus juga, siswa
berperan aktif selama pembelajaran daring berlangsung.
Adapun media yang sudah Ibu Nurus gunakan selama
pembelajaran daring ialah YouTube, Google Form, dan Quiziz. Media
Google Form sudah digunakan bahkan sebelum pembelajaran daring ini
berlangsung. Mengenai pemberitahuan kepada peserta didik terkait cara
penggunaan media Google Form sebelum dimulai pembelajaran, Ibu
Nurus mengatakan bahwa beliau sudah menuliskan secara detail langkah-
langkah yang harus dilakukan peserta didik dan menurutnyatidak terlalu
susah untuk membuka media Google Form. Ibu Nurus memberitahu
bahwa beliau tidak mengalami kesulitan selama penggunaan media
Google Form secara daring. Menurutnya juga, dengan menggunakan
media Google Form peserta didik dapat meningkatkan minat literasi
mereka dan juga meningkatkan nilai peserta didik dalam belajar Bahasa
Indonesia.
Ketika ditanya mengenai apakah peserta didik selalu
mengumpulkan tepat waktu tugas mereka, Ibu Nurus menjawab bahwa
tidak selalu tepat waktu tetapi ketika guru menggunakan media Google
Form atau Quiziz maka hasil akhir atau hasil nilai peserta didik akan
88

langsung muncul. Jadi, tidak perlu memakan banyak waktu dan sangat
mempermudah guru merekap nilai. Merespon ada atau tidaknya keluhan
dari peserta didik mengenai pembelajaran daring, Ibu Nurus menjawab
bahwa ada tetapi hanya di awal penggunaan e-learning saja berkaitan
dengan masalah teknis, tidak bisa akses, tidak bisa mengirim tugas, atau
tidak bisa membuka materi. Namun, menurutnya jumlah peserta didik
yang tidak hadir selama pembelajaran daring semakin meningkat. Tetapi
juga, pembelajaran daring membuat peserta menjadi lebih aktif. Ketika
ditanya mengenai lebih sulit mana untuk mengontrol peserta didik ketika
pemmbelajaran daring atau pembelajaran langsung? Ibu Nurus menjawab,
lebih susah mengontrol ketika pembelajaran daring. Menurut Ibu Nurus,
penggunaan media Google Form cocok untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan juga mempermudah guru ketika akan melakukan evaluasi
nilai.

C. Rekapitulasi Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil akhir penelitian pada 30 peserta didik kelas VII-C
dan satu guru pengampu Bahasa Indonesia sekaligus wali kelas VII-C.
Peneliti menemukan beberapa penemuan yang berkaitan dengan efektivitas
pembelajaran daring pada saat Covid-19. Peneliti akhirnya memfokuskan
kepada tiga bagian dalam wawancara:
1. Perubahan waktu pembelajaran daring
Hasil analisis pada penelitian menunjukkan bahwa waktu
pembelajaran daring bahwa 30 peserta didik kelas VII-C dan guru
pengampu Bahasa Indonesia setuju bahwa selama pelaksanaan
pembelajaran daring tidak terjadi perubahan waktu yang signifikan
dibanding dengan sebelum pembelajaran daring karena jadwal pelajaran
tetap berjalan seperti biasanya. Bedanya hanya kegiatan pembelajaran
dilakukan di luar sekolah, kecuali untuk guru yang tetap bisa datang sesuai
jadwal mengajar daring mereka.
2. Pemanfaatan media pembelajaran Google Form
89

Hasil analisis pada penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan


media pembelajaran Google Form dapat dilihat dengan respon wawancara
guru pengampu dan peserta didik yang mengatakan bahwa Google Form
bebas diakses kapan saja, mempersingkat waktu, dan ramah lingkungan.
Media Google Form juga digunakan selama daring dengan handphone dan
laptop. SMP Negeri 8 Tangerang juga baru-baru ini menggunakan sebuah
aplikasi yang memang dikhususkan untuk melakukan pembelajaran daring
(e-delta). Selain itu, ada juga media pembelajaran yang digunakan sebagai
perantara pembelajaran jarak jauh. Beberapa media yang sering digunakan
ialah Google Clasroom, Google Form, Whatsapp Group, Quiziz, dan
Zoom Meeting.
Terkait penggunaan media pembelajaran online ini, dilihat dari
beberapa wawancara dari peserta didik dan guru pengampu mata pelajaran
bahwa mereka sudah mengetahui dan memahami cara menggunakan
aplikasi media online tersebut. Hal tersebut bisa terwujud karena adanya
partisipasi aktif, baik dari peserta didik dan guru pengampu. Pembelajaran
daring ini tidak jauh dari beberapa hambatan dan kendala yang seringkali
menjadi masalah selama pembelajaran daring ini berlangsung. Beberapa
hambatan seperti contohnya, materi yang disampaikan kurang jelas karena
keterbatasan media, kesediaan kuota jaringan untuk mengakses internet
masing-masing individu terbatas, adanya gangguan koneksi internet, dan
waktu yang terbatas.
3. Hasil pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII-C menggunakan media
Google Form
Hasil analisis pada penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII-C menggunakan media Google
Form selama pembelajaran daring didapat dari 30 peserta didik. Hasil
yang pertama, peserta didik menjadi lebih fokus dalam pembelajaran.
Kedua, peserta didik menjadi lebih mandiri mengerjakan latihan soal
selama pembelajaran daring. Ketiga, penggunaan media Google Form
selama pembelajaran daring Bahasa Indonesia menjadikan peserta didik
90

mengalami peningkatan dalam minat mempelajari mata pelajaran Bahasa


Indonesia. Keempat, penggunaan media Google Form selama
pembelajaran daring Bahasa Indonesia menjadikan peserta didik memiliki
peningkatan dalam hal literasi. Peningkatan yang didapat peserta didik
tidak luput dari kerjasama lembaga sekolah dan rumah, atau lebih khusus
kepada guru pengampu dan wali murid. Peserta didik dapat belajar dengan
nyaman karena adanya fasilitas yang ia dapat, baik dari lembaga sekolah
dan juga wali murid yang berusaha memenuhi kebutuhan peserta didik.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Setelah melakukan penelitian dengan beberapa langkah untuk
mencapai hasil yang tepat. Pada bab ini merupakan langkah akhir untuk
penelitian skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Google Form dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMPN 8 Kota Tangerang
Tahun Pelajaran 2020/2021”, hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Google Form membawa peran yang baik pada pembelajaran Bahasa
Indonesia. Dibuktikan dengan wawancara 30 peserta didik dan guru
pengampu yang memberi respon media Google Form cocok digunakan
sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Pemanfaatan media Google Form dapat dilihat dari hasil wawancara pada
30 peserta didik dan guru pengampu bahwa media Google Form dapat
diakses kapan saja, tidak membuang banyak waktu dan ramah lingkungan.
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia membawa dua hasil. Pertama,
dikategorikan “Baik”. Dibuktikan dengan penggunaan Google Form
dalam latihan soal, 30 peserta didik secara keseluruhan mendapatkan hasil
nilai 84,3 tingkat penguasaannya. Di mana, dalam kualifikasi nilai
menurut Burhan Nurgiyantoro nilai 84,3 berada di rentang dari 75-85 yang
dikategorikan “Baik”. Kemudian yang kedua, peserta didik mencapai 4
peningkatan, yaitu melatih kefokusan, kemandirian, menambah minat
mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan minat literasi bagi
siswa.

91
92

B. Saran
Berdasarkan hasil akhir penelitian ini, maka peneliti dapat
menjabarkan saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah, selalu menjaga komunikasi serta mengevaluasi dan
memperbaiki metode pembelajaran yang akan disampaikan secara daring
dengan media online, sehingga target pembelajaran akan tercapai.
2. Bagi pihak guru pengampu Bahasa Indonesia, selalu menggunakan
pembelajaran daring agar menjadi sarana peningkatan untuk menarik
minat belajar dan minat literasi Bahasa Indonesia.
3. Bagi peneliti lain, selalu mengembangkan wawasan dalam pembelajaran
daring terutama dalam penggunaan media Google Form untuk
pembelajaran daring.
DAFTAR PUSTAKA

Andyansyah, Ilham, Skripsi: Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif Berbasis


Google Form Untuk Mengukur Kedisiplinan Siswa dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Nahdlatul Ulama Pakis.
Diunduh pada 13.31 WIB tanggal 28 Februari 2021.
Anggito, Albi dan Johan Setiawan. Metode Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak
Publisher. 2018.
Anna, Haerun. “Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Konteks Multibudaya”.
Jurnal Al-Ta’dib. Vol. 9 No. 2. 2016.
Ansori, Muslich. Metode Penelitian Kuantitatif Edisi 2. Surabaya: Airlangga
University Press. 2017.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011.
Batubara, Hamdan Husein. “Penggunaan Google Form Sebagai Alat Penilaian
Kinerja Dosen di Prodi PGMI Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari”.
Jurnal Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 8 No. 1. 2016.
Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Emzir. Metode Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA. Jakarta: Rajawali Pers,
2010.
Falahudin, Iwan. “Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran”. Jurnal Lingkar
Widyaiswara. Vol. 1 No. 4. 2014.
Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak. 2017.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Gusty, Sri, dkk.. Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi
Covid-19. Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis. 2020.
Hamid, Mustofa Abi. Media Pembelajaran. Sumatera Utara: Yayasan Kita
Menulis. 2020.
Ismail, M. Ilyas., dkk. Teknologi Pembelajaran Sebagai Media Pembelajaran.
Makassar: Cendekia Publisher. 2020.

93
94

Jahroh, Nike Nur, Skripsi: Pengembangan Tes Tertulis Pendidikan Agama Islam
Berbasis online Menggunakan Google Form Pada Materi Kewajiban
Menuntut Ilmu dan Haji Kelas X SMA SWADIPHA NATAR. Diunduh
pada 13.15 WIB tanggal 28 Februari 2022.
Kimbal, Rachel Widiawati. Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil: Sebuah
Studi Kualitatif. Yogyakarta: Deepublish. 2015.
Nai, Firmina Angela. Teori Belajar & Pembelajaran: Implementasinya dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, SMA, dan SMK. Yogyakarta:
Deepublish. 2017.
Nurdjan, Sukirman Firman, dan Mirnawati. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Sulawesi: Penerbit Aksara Timur. 2018.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2018.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2016.
Purba, Ramen A. dkk. Teknologi Pendidikan. Sumatera Utara: Yayasan Kita
Menulis. 2020.
Purba, Ramen A., dkk. Pengantar Media Pembelajaran. Sumatera Utara: Yayasan
Kita Menulis. 2020.
R. Gilang. Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Covid-19. Penerbit CV.
Lutfi Gilang. 2019.
Rebiere, Olivie dan Christina Rebiere. Use Google Forms for Evaluation: Google
Forms and Quizzes as Effective Educational Tools. Poland: Rebiere.
2019.
Rukajat, Ajat. Pendekatan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Deepublish. 2018.
Sadiman, Arief S., et. Al,. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Kencana. 2015.
Satrianawati. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish. 2018.
Suardi, Moh. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish. 2018.
95

Sudaryo, Yoyo. dkk.. Metode Penelitian Survei Online dengan Google Forms.
Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2019.
Sugiarto, Eko. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Suaka Media, 2017.
Sukiman. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, 2012.
Suryadi, Ahmad. Teknologi dan Media Pembelajaran: Jilid I. Sukabumi: Jejak.
2020.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenada Media Grup, 2016.
Susilo, Muhammad Joko. “Analisis Kualitas Media Pembelajaran Insektarum dan
Herbarium untuk Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah”. Jurnal
Bioedukatika. Vol. 3 No. 1, 2015.
Sutiah. Teori Belajar dan Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
2016.
Suyono dan Hariyanto. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset. 2015.
Tarigan, Henry Guntur. Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa. 2008.
Urifah, Siti. Skripsi: Efektivitas Penggunaan Media Google Form Terhadap
Peningkatan Respon Peserta Didik dalam Mengerjakan Tugas
Pembelajaran Daring Mata Pelajaran SKI di MTS Bahrul Ulum Blawi”.
Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya. Diunduh pada 14.41 WIB tanggal 17
April 2022.
Uskov, Vladimir L., Robert J. Howlett, & Lakhmi C. Jain. Smart Education and e-
Learning 2021. Singapore: Springer. 2021.
Young, Carl A. & Clarice M. Moran. Applying the Flipped Classroom Model to
English Language Arts Education. United States of America: IGI Global.
2017.
96

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan. Bandung: Penerbit Kencana. 2017.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2

Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 3

Surat Permohonan Izin Penelitian


Lampiran 4

Surat Pernyataan Penelitian dari Sekolah


Lampiran 5
Lampiran 6

DOKUMENTASI

Foto Bersama Wakasek Bid. Foto Bersama Guru Pengampu


Kurikulum Bahasa Indonesia sekaligus Wali
Kelas VII-C

Kegiatan Pembelajaran Daring Kegiatan Pembelajaran Daring


Rangkaian Penutupan Penelitian Rangkaian Penutupan Penelitian

Kegiatan Pembelajaran di Google Latihan Soal di Quizizz


Classroom

Latihan Soal di Google Form Pemberian Materi di Youtube


Lampiran 7

HASIL WAWANCARA PESERTA DIDIK

1. Ahmad Fauzan Siregar


Nama : Ahmad Fauzan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak pandemi
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Tatap muka di kelas
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama saja
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Kadang iya, karena
dalam mempelajari materi Bahasa cuma lewat online
Indonesia dan praktiknya selama belajarnya
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone saya
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp, Google
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia Classroom, Zoom
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tau sedikit
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya di awal
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Saya suka
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya lebih mudah
Google Form kamu merasa lebih belajarnya
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya, karena
Form dapat membuat Anda fokus penjelasannya tertulis
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya lebih gampang
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya karena soalnya
Form dapat meningkatkan literasi tertulis jadi harus
dalam diri Anda? dibaca
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya cocok google form
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

A. Fauzan Siregar
Peserta Didik Peneliti

2. Aini Trisnawati Balqis


Nama : Aini Trisnawati B.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran Sejak awal ajaran baru tahun 2020
daring dilakukan di sekolah masuk pelaran pertama kelas 1
Anda? SMP Negeri 8 Tangerang
2. Bagaimana pembelajaran di Sebelum pembelajaran daring
sekolah Anda sebelum disekolah kami. Adalah tatap
pemberlakuan belajar secara muka dikelas.
daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Kalau waktu sama
daring sama dengan waktu mulai
ketika belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami Alhamdulilah tidak ada kesulitan
hambatan dalam mempelajari karena guru kami menerangkan
materi Bahasa Indonesia dan lewat Vidio dan lemat zoom juga
praktiknya selama pembelajaran untuk sesi tanya jawab. Cuma
daring? Kendalanya kuota internet saja.
Kasihan bagi yg TDK memiliki
kuota TDK ikut daring
5. Alat pembelajaran apa saja Wa.zoom dan classroom sekarang
yang digunakan untuk tambah lagi e-delta yg baru
berkomunikasi selama diterapkan
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang Wa.classrom,dan zoom
digunakan ketika pembelajaran
Bahasa Indonesia berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Google form adalah layanan dari
menggunakan media Google google yg memungkinkan anda
Form? untuk membuat survei, tanya
jawab dengan fitur formulir online
yg bisa di gunakan sesuai
kebutuhan.
8. Jika belum, apakah guru Tidak ada penelasan kita siswa
memberikan penjelasan mengenai dituntut aktif mencari informasi
cara penggunaan media Google dari YouTube.
Form?
9. Apakah Anda menyukai Menyukai
penggunaan media Google Form
pada pembelajaran daring Bahasa
Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan Iya
media Google Form kamu
merasa lebih mudah mempelajari
dan memahami Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat membuat
Anda fokus dengan materi Bahasa
Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat membuat
Anda lebih mandiri dalam belajar
Bahasa Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat meningkatkan
minat Anda dalam belajar Bahasa
Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat
meningkatkan literasi dalam diri
Anda?
15. Menurut Anda, apakah Iya
pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media Google
Form?

Yang diwawancarai Pewawancara

AINI TRISNAWATI BALQIS

Peserta Didik Peneliti

3. Aisyah Mutiara Dila


Nama : Aisyah Mutiara Dilla
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak muncul virus
dilakukan di sekolah Anda? covid-19
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Belajar langsung di
Anda sebelum pemberlakuan belajar sekolah
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Iya sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Waktu awal iya karena
dalam mempelajari materi Bahasa belum terbiasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone dan laptop
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Google Classroom,
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia Google Form, Zoom
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya di awal bu guru
penjelasan mengenai cara penggunaan menjelaskan caranya
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Sangat menyukai
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya lebih mudah pake
Google Form kamu merasa lebih google form
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya karena latihan soal
Form dapat meningkatkan literasi danmaterinya harus
dalam diri Anda? dibaca
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Menurut saya iya
Bahasa Indonesia cocok menggunakan cocok
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara
Aisyah M. D.
Peserta Didik Peneliti

4. Alifia Brilian Azzahra


Nama : Alifia Brillian Azzahra
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak virus covid-19
dilakukan di sekolah Anda? datang ke Indonesia
dan pandemi
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Belajar di sekolah
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Tidak
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Hp dan laptop
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Zoom
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya diberitahu di awal
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya saaya menyukai
media Google Form pada pembelajaran dengan google form
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya lebih fokus
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya merasa lebih
Form dapat membuat Anda lebih mandiri
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya minat membaca
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya sangat cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Alifia Brilian A.
Peserta Didik Peneliti

5. Alika Nandra Febrilianthi


Nama : Alika Nandira Febrilianthi
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak pemberlakuan
dilakukan di sekolah Anda? PSBB
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Seperti biasa, belajardi
Anda sebelum pemberlakuan belajar sekolah
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Iyah sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Awal pembelajaran
dalam mempelajari materi Bahasa daring cukup
Indonesia dan praktiknya selama mengalami hambatan,
pembelajaran daring? tetapi sudah tidak
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone saya
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp, zoom,
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia google classroom,
berlangsung? e-delta
7. Tahukah Anda bagaimana cara Iya tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya memberikan
penjelasan mengenai cara penggunaan penjelasan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Ya
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya lebih mudah
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya saya jadi banyak
Form dapat meningkatkan literasi membaca
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan menggunakan google
media Google Form? form
Yang diwawancarai Pewawancara

Alika Nandira F.
Peserta Didik Peneliti

6. Amelia Azizah
Nama : Amelia Azizah
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi covid-19
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Bertemu di sekolah
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Iya sama waktunya
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Tidak
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone saja
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp, google
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia form, zoom
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya guru memberikan
penjelasan mengenai cara penggunaan contoh penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Suka
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya lebih mudah
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya cocok dengan
Bahasa Indonesia cocok menggunakan google form
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Amelia Azizah
Peserta Didik Peneliti

7. Anggita Luyantari
Nama : Anggita Luyantari
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran Sejak adanya virus covid-19
daring dilakukan di sekolah
Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di Belajar dilakukan secara tatap muka
sekolah Anda sebelum didalam kelas tanpa menggunakan
pemberlakuan belajar secara handphone
daring?
3. Apakah waktu mulai Ya sama
pembelajaran daring sama
dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami Tidak
hambatan dalam mempelajari
materi Bahasa Indonesia dan
praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa Handphone dan laptop
saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang Google classroom, whatsapp,
digunakan ketika pembelajaran youtube, edelta, zoom, dsb
Bahasa Indonesia berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana Ya,tahu
cara menggunakan media
Google Form?
8. Jika belum, apakah guru Ya,guru memberikan penjelasan
memberikan penjelasan terlebih dahulu agar semua siswa dan
mengenai cara penggunaan siswi paham mengenai atau cara
media Google Form? memakai google form
9. Apakah Anda menyukai Ya
penggunaan media Google
Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan Ya
media Google Form kamu
merasa lebih mudah
mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?

11. Apakah menggunakan media Ya


Google Form dapat membuat
Anda fokus dengan materi
Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Ya
Google Form dapat membuat
Anda lebih mandiri dalam
belajar Bahasa Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Ya
Google Form dapat
meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa
Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Ya
Google Form dapat
meningkatkan literasi dalam
diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah Ya, karna lebih mudah
pelajaran Bahasa Indonesia
cocok menggunakan media
Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara
Anggita.Luyantari

Peserta Didik Peneliti

8. Dody Agung Prastyo


Nama : Dody Agung Prastyo
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pemberlakuan
dilakukan di sekolah Anda? pandemi
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Langsung di sekolah
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya, sulit mengerti
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp, google,
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia zoom
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu sedikit
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Seingat saya iya
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya lebih cepat
Google Form kamu merasa lebih mengerjakan soal
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya sanagt cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Dody Agung Prastyo


Peserta Didik Peneliti

9. Gabriella Vindi Margaretha


Nama : Gabriella V. M.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Belajar d sekolah
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya di awal
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Hp
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Google classroom,
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia zoom
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya dijelasin
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Suka
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Gabriel
Peserta Didik Peneliti

10. Ghaniy Arya Winata


Nama : Ghaniy Arya Winata
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak pandemi mulai
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Langsung di dalam
Anda sebelum pemberlakuan belajar kelas
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Iya sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Di awal mengalami
dalam mempelajari materi Bahasa hambatan karena
Indonesia dan praktiknya selama belum mneyesuaikan
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone saja
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp group,
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia google form, zoom
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya diberitahu di awal
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya menyukai
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya menjadi lebih
Google Form kamu merasa lebih mudah
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya menurut saya
Bahasa Indonesia cocok menggunakan bahasa Indonesia
media Google Form? cocok menggunakan
media google form.
Yang diwawancarai Pewawancara

Ghaniy Arya
Peserta Didik Peneliti

11. Keisha Rahma Nirmala


Nama : Keisha R. N.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak adanya pandemi
dilakukan di sekolah Anda? virus covid-19
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Sebelumnya belajar di
Anda sebelum pemberlakuan belajar dalam kelas langsung
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya mengalami di awal
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone dan laptop
digunakan untuk berkomunikasi selama saya
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Google classroom,
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia zoom, whatsapp group
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya memberikan
penjelasan mengenai cara penggunaan penjelasan di awal
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya cukup menyukai
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya lebih mudah
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya saya lebih fokus
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya saya suka dan
Bahasa Indonesia cocok menggunakan menurut saya sangat
media Google Form? cocok dengan google
form
Yang diwawancarai Pewawancara

Keisha R. N.
Peserta Didik Peneliti

12. Muhammad Fahrezy


Nama : M. Fahrezy
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi virus
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Belajar langsung di
Anda sebelum pemberlakuan belajar kelas
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone saya dan
digunakan untuk berkomunikasi selama mama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp zoom
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu sediikit
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya diberikan
penjelasan mengenai cara penggunaan penjelasan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Lumayan
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya lumayan
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya sangat cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

M. Fahrezy
Peserta Didik Peneliti

13. Muhammad Fiqri Ramadhan


Nama : M. Fiqri Ramadhan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran Ketika virus corona datang
daring dilakukan di sekolah
Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di Belajar langsung di dalam kelas
sekolah Anda sebelum
pemberlakuan belajar secara
daring?
3. Apakah waktu mulai Sama
pembelajaran daring sama
dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami Iya. Karena sendirian jadi tidak bisa
hambatan dalam mempelajari bertanya pada siapapun.
materi Bahasa Indonesia dan
praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja Handphone dan laptop saya
yang digunakan untuk
berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang whatsapp, google form,Google
digunakan ketika clasroom
pembelajaran Bahasa
Indonesia berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana Iya
cara menggunakan media
Google Form?
8. Jika belum, apakah guru Iya, guru menjelaskan sebelum
memberikan penjelasan pelajaran dimulai
mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai Iya
penggunaan media Google
Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan Iya
menggunakan media Google
Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan
memahami Bahasa
Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat membuat
Anda fokus dengan materi
Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat membuat
Anda lebih mandiri dalam
belajar Bahasa Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat
meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa
Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat
meningkatkan literasi dalam
diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah Iya
pelajaran Bahasa Indonesia
cocok menggunakan media
Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

M. Fiqri Ramadhan

Peserta Didik Peneliti

14. Muhammad Rizki Ramadhan


Nama : Muhammad Riski R.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak awal pandemi
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Belajar di sekolah
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya mengalami di awal
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone dan laptop
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp dan zoom
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google IYa
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Muhammad Riski R.
Peserta Didik Peneliti

15. Nadya Nur Wardani


Nama : Nadya Nur Wardani
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran Pandemi, sekitar bulan Maret atau
daring dilakukan di sekolah April tahun 2020.
Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di Belum pernah masuk kelas. Tetapi
sekolah Anda sebelum waktu SD saya datang ke sekolah
pemberlakuan belajar secara dan belajar langsung di kelas seprti
daring? biasa
3. Apakah waktu mulai IYa, sama
pembelajaran daring sama
dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami Sedikit
hambatan dalam mempelajari
materi Bahasa Indonesia dan
praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja Handphone dan laptop kadang
yang digunakan untuk
berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang Google clasroom, whatsapp,
digunakan ketika google form, quiziz
pembelajaran Bahasa
Indonesia berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana Iya
cara menggunakan media
Google Form?
8. Jika belum, apakah guru Sebelum memulai pelajaran guru
memberikan penjelasan selalu menjelaskan terlebih dahulu
mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai Suka
penggunaan media Google
Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan Iya
media Google Form kamu
merasa lebih mudah
mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat membuat
Anda fokus dengan materi
Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat membuat
Anda lebih mandiri dalam
belajar Bahasa Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat
meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa
Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat
meningkatkan literasi dalam
diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah Iya
pelajaran Bahasa Indonesia
cocok menggunakan media
Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara
Nadya N.W.

Peserta Didik Peneliti

16. Najla Dzakiyah Hana


Nama : Najla Dzakiyah
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak pandemi
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Pembelajaran di
Anda sebelum pemberlakuan belajar sekolah langsung
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Mengalami hanya di
dalam mempelajari materi Bahasa awal saja
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone seluler
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp, zoom,
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia google zlassroom,
berlangsung? e-delta
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya suka saja
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya lebih mudah
Google Form kamu merasa lebih dipahami
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya cukup fokus
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya cocok menurut
Bahasa Indonesia cocok menggunakan saya jadi lebih
media Google Form? dipahami dan lebih
seru.
Yang diwawancarai Pewawancara

Najla Dzakiyah
Peserta Didik Peneliti

17. Nayla Ashifa Khoirunnisa


Nama : Nayla A. K.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Mulai pembelajaran
dilakukan di sekolah Anda? online waktu pandemi
virus.
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Pembelajaran
Anda sebelum pemberlakuan belajar sebelumnya dilakukan
secara daring? di sekolah.
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Iyah sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Pada awalnya, saya
dalam mempelajari materi Bahasa mengalami kesulitan
Indonesia dan praktiknya selama tapi sekarang sudah
pembelajaran daring? tidak lagi.
5. Alat pembelajaran apa saja yang Telepon seluler saya.
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp, Zoom,
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia Google Classroom,
berlangsung? Google Form.
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya memberikan
penjelasan mengenai cara penggunaan penjelasan di awal
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya cukup menyukai
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media iya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya lebih fokus karena
Form dapat membuat Anda fokus kalau latihan soal
dengan materi Bahasa Indonesia? cukup panjang
soalnya.
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Cocok sekali
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Nayla A. K.
Peserta Didik Peneliti

18. Raffy Bagas Indra Saputra


Nama : Raffy Bagas
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi covid-19
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Tatap muka
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Tidak terlalu
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Telepon handphone
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Zoom dan whatsapp
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya menjelaskan
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya menyukai
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya lebih mudah
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Cukup
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Cukup
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Raffy Bagas
Peserta Didik Peneliti

19. Rahmat Nurali


Nama : Rahmat Nuaril
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Tatap muka
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Sedikit
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Hp
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Zoom Meeting dan
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia Whatsapp
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu mungkin
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya mudah
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara
Rahmat Nurali
Peserta Didik Peneliti

20. Reanita Cahya Ashilla


Nama : Reanita Cahya A.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak adanya PSBB
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Di dalam kelas
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya mengalami di awal
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp dan zoom
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya memberikan
penjelasan mengenai cara penggunaan contoh
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya fokus
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Sangat cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Reanita Cahya Ashilla


Peserta Didik Peneliti

21. Reina Ganes Elvaretta Arifi


Nama : Reina Gannes E. A.
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Tahun lalu
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Tatap muka di kelas
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama aja
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya waktu diawal
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone dan laptop
digunakan untuk berkomunikasi selama saya
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp, zoom
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia meetings, dan google
berlangsung? form
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya di awal
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya lumayan
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iyah
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya sangat fokus
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya sngat cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan dengan google form.
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Reina Ganes E. A.
Peserta Didik Peneliti

22. Reyvadinah Asry Kurniawan


Nama :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran Sejak di berlakukan nya PSBB
daring dilakukan di sekolah
Anda?
2. Bagaimana pembelajaran Sekolah seperti hal biasanya
di sekolah Anda sebelum
pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai Sama
pembelajaran daring sama
dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami Ya, saya mengalami hambatan. Karena
hambatan dalam materi yang diberikan oleh guru hanya
mempelajari materi Bahasa lewat Vidio pembelajaran saja
Indonesia dan praktiknya
selama pembelajaran
daring?
5. Alat pembelajaran apa saja Handphone
yang digunakan untuk
berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang Gogle Classroom, E-delta
digunakan ketika
pembelajaran Bahasa
Indonesia berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana Ya, Tahu
cara menggunakan media
Google Form?
8. Jika belum, apakah guru Ya, guru saya memberikan penjelasan
memberikan penjelasan kepada siswa yang belum bisa
mengenai cara penggunaan menggunakan Gogle form
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai Ya, Suka
penggunaan media Google
Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan Iya, dengan adanya Google form ini
menggunakan media tentu sangat mudah memahami isi
Google Form kamu merasa materi apa yang sedang di jelaskan
lebih mudah mempelajari
dan memahami Bahasa
Indonesia?
11. Apakah menggunakan Ya
media Google Form dapat
membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa
Indonesia?
12. Apakah menggunakan Ya
media Google Form dapat
membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar
Bahasa Indonesia?
13. Apakah menggunakan Ya
media Google Form dapat
meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa
Indonesia?
14. Apakah menggunakan Ya
media Google Form dapat
meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah Sangat Cocok, karena materi yang di
pelajaran Bahasa Indonesia masukan ke gogle form sangat mudah
cocok menggunakan media di pahami
Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Reyvadinah A K
Peserta Didik Peneliti

23. Reza Rava Ramadhan


Nama : Reza Rava Ramadhan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran Tahun 2020
daring dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di Saya belum pernah merasakan
sekolah Anda sebelum belajar tatap muka mulai dari
pemberlakuan belajar secara masuk kelas 7.
daring?
3. Apakah waktu mulai Berbeda
pembelajaran daring sama dengan
waktu mulai ketika belajar di
dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami Sedikit
hambatan dalam mempelajari
materi Bahasa Indonesia dan
praktiknya selama pembelajaran
daring?
5. Alat pembelajaran apa saja Hp
yang digunakan untuk
berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang Class room
digunakan ketika pembelajaran
Bahasa Indonesia berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tau
menggunakan media Google
Form?
8. Jika belum, apakah guru Iya
memberikan penjelasan mengenai
cara penggunaan media Google
Form?
9. Apakah Anda menyukai Iya
penggunaan media Google Form
pada pembelajaran daring Bahasa
Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan Iya
media Google Form kamu merasa
lebih mudah mempelajari dan
memahami Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat membuat
Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat membuat
Anda lebih mandiri dalam belajar
Bahasa Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat meningkatkan
minat Anda dalam belajar Bahasa
Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Iya
Google Form dapat
meningkatkan literasi dalam diri
Anda?
15. Menurut Anda, apakah Iya
pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media Google
Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Reza Rava Ramadhan


Peserta Didik Peneliti

24. Siti Neza Hardiyanti


Nama : Siti Neza Hardiyanti
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak adanya
dilakukan di sekolah Anda? himbauan belajar dari
rumah.
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Belajar di kelas
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama saja
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Ketika di awal sedikit
dalam mempelajari materi Bahasa bingung menyesuaikan
Indonesia dan praktiknya selama waktunya.
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone dan laptop.
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp dan zoom
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia meeting.
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya memberikan
penjelasan mengenai cara penggunaan penjelasan di awal
media Google Form? penggunaan Google
Form.
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Iya saya menyukai.
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya, saya merasa lebih
Google Form kamu merasa lebih mudah dan dapat
mudah mempelajari dan memahami dipahami dengan
Bahasa Indonesia? cepat.
11. Apakah menggunakan media Google Iya.
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya lebih mandiri
Form dapat membuat Anda lebih dalam mengerjakan
mandiri dalam belajar Bahasa latihan-latihan soal.
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Cukup
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya menurut saya
Bahasa Indonesia cocok menggunakan cocok, karena
media Google Form? pelajaran Bahasa
Indonesia menjadi
cepat dipahami dan
lebih menyenangkan.
Yang diwawancarai Pewawancara

Siti Neza H.
Peserta Didik Peneliti

25. Sofy Annisa Putri


Nama : Sofy Annisa Putri
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi corona.
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Langsung tatap muka
Anda sebelum pemberlakuan belajar di kelas.
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Iya sama saja.
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Tidak, hanya sedikit di
dalam mempelajari materi Bahasa awal.
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Handphone saja.
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp, Google
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia Classroom, Google
berlangsung? Form, Zoom Meeting,
dan E-delta.
7. Tahukah Anda bagaimana cara Kurang tahu.
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya guru memberi
penjelasan mengenai cara penggunaan penjelasan terlebih
media Google Form? dahulu di awal.
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Saya scukup
media Google Form pada pembelajaran menyukai.
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya, lebih mudah dan
Google Form kamu merasa lebih dipahami.
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya.
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya, karena dengan
Form dapat membuat Anda lebih mengerjakan latihan
mandiri dalam belajar Bahasa soal masing-masing di
Indonesia? rumah.
13. Apakah menggunakan media Google Iya, menjadi seru
Form dapat meningkatkan minat Anda belajar bahas
dalam belajar Bahasa Indonesia? Indonesia.
14. Apakah menggunakan media Google Iya.
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Sangat cocok, google
Bahasa Indonesia cocok menggunakan form dengan pelajaran
media Google Form? bahasa Indonesia.
Yang diwawancarai Pewawancara

Sofy Annisa P.
Peserta Didik Peneliti

26. Surya Prasetya


Nama : Surya Prasetya
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi virus.
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Belajar di kelas
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Tidak, sama saja.
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Sedikit
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Telepon seluler
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Wa group dan zoom
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Belum
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya di awal
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Lumayan
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya, lumayan cocok.
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara
Surya Prasetya
Peserta Didik Peneliti

27. Widuri Bunga Citra Lestari


Nama : Widuri Bunga
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi.
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Langsung di dalam
Anda sebelum pemberlakuan belajar kelas.
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Beberapa
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Wa group dan google
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia classroom
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tau, tapi sedikit
menggunakan media Google Form? bingung
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya jelasin
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Suka
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media iya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Widuri Bunga
Peserta Didik Peneliti

28. Wulandari
Nama : Wulandari
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Mulai PSBB
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Lewat tatap muka
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Sama saja
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya mengalami sedikit
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Iya, handphone
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Whatsapp group dan
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia google form
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya penjelasan di awal
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Lumayan
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media iya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iiya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Cocok dengan
Bahasa Indonesia cocok menggunakan pelajaran bahasa
media Google Form? Indonesia.
Yang diwawancarai Pewawancara

Wulandari
Peserta Didik Peneliti

29. Yoandra Viardana


Nama : Yoandra Viardana
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Langsung di kelas
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Ya
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Tidak
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Hp
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Zoom dan whatsapp
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Tahu
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Ya
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Suka
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media ya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Ya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Ya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Ya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Ya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Yoandra Viardana
Peserta Didik Peneliti

30. Yohanes Roy Besa


Nama : Yohanes Roy Besa
No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Pandemi
dilakukan di sekolah Anda?
2. Bagaimana pembelajaran di sekolah Di kelas
Anda sebelum pemberlakuan belajar
secara daring?
3. Apakah waktu mulai pembelajaran Iya
daring sama dengan waktu mulai ketika
belajar di dalam kelas?
4. Apakah Anda mengalami hambatan Iya
dalam mempelajari materi Bahasa
Indonesia dan praktiknya selama
pembelajaran daring?
5. Alat pembelajaran apa saja yang Hp
digunakan untuk berkomunikasi selama
pembelajaran daring?
6. Media online apa saja yang digunakan Zoom meeting, google
ketika pembelajaran Bahasa Indonesia classroom,google form
berlangsung?
7. Tahukah Anda bagaimana cara Sedikit
menggunakan media Google Form?
8. Jika belum, apakah guru memberikan Iya
penjelasan mengenai cara penggunaan
media Google Form?
9. Apakah Anda menyukai penggunaan Suka
media Google Form pada pembelajaran
daring Bahasa Indonesia?
10. Apakah dengan menggunakan media Iya
Google Form kamu merasa lebih
mudah mempelajari dan memahami
Bahasa Indonesia?
11. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
12. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat membuat Anda lebih
mandiri dalam belajar Bahasa
Indonesia?
13. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan minat Anda
dalam belajar Bahasa Indonesia?
14. Apakah menggunakan media Google Iya
Form dapat meningkatkan literasi
dalam diri Anda?
15. Menurut Anda, apakah pelajaran Iya lumayan cocok
Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media Google Form?
Yang diwawancarai Pewawancara

Yohanes Roy Besa


Peserta Didik Peneliti
Lampiran 8

HASIL WAWANCARA GURU PENGAMPU

Nama : Nurus Samawati Annisa


No. Pertanyaan Jawaban
1. Sejak kapan pembelajaran daring Sejak awal pandemic covid-
dilakukan di sekolah Ibu? 19, pembelajaran di SMP
Negeri 8 Tangerang
diakukan secara daring.
2. Apakah sekolah memberikan Pembelajaran daring
fasilitas yang memadai untuk difasilitasi sekolah dengan
pembelajaran daring? wifi yang ada di sekolah. Jadi
saat guru mengajar daring
diharapkan tetap datang ke
sekolah sesuai jadwal
mengajarnya. Jika daring
dilaksanakan untuk
keseluruhan kelas disediakan
zoom meeting dengan kuota
peserta sesuai kebutuhan.
3. Apakah selama pembelajaran Tahun kemarin tidak bisa
daring peserta didik selalu hadir hadir tepat waktu semua
tepat waktu ketika memulai kelas karena masih ada siswa yang
mata pelajaran Bahasa Indonesia? masih menggunakan hp orang
tua untuk pembelajaran
daring. Namun tahun ini
hanya sedikit siswa yang tidak
hadir tepat waktu. Kendalanya
hanya pada habisnya kuota
atau kuota yang hanya sedikit.
4. Apakah mengajar secara daring Ya.
mempermudah Ibu dalam
menyampaikan materi Bahasa
Indonesia?
5. Bagaimana pembelajaran bahasa Pembelajaran tahun ini
Indonesia di SMP Negeri 8 menggunakan eleaning. Tanya
Tangerang? jawab mengenai hal yang
belum dipahami dilakukan di
grup wa
6. Bagaimana cara Ibu dalam Materi disampaikan melalui
menyampaikan materi selama video YouTube, pesan suara,
pembelajaran daring ini dan file/foto.
berlangsung?
7. Media apa saja yang sudah Ibu YouTube, google form,
gunakan dalam pembelajaran dari quizizz
bahasa Indonesia?
8. Apakah ada penjelasan terlebih Hanya dengan memberi
dahulu mengenai cara penggunaan perintah untuk klik lik google
media Google Form kepada form anak sudah paham.
peserta didik sebelum
pembelajaran dilaksanakan?
9. Apakah Ibu mengalami kesulitan tidak
dalam mengaplikasikan media
Google Form untuk proses
mengajar?
10. Apakah dengan menggunakan Dapat
media Google Form dapat
meningkatkan literasi pada peserta
didik dalam belajar Bahasa
Indonesia?
11. Apakah dengan menggunakan Ya
media Google Form dapat
meningkatkan nilai peserta didik
dalam belajar Bahasa Indonesia?
12. Apakah banyak keluhan dari Hanya di awal penggunaan
peserta didik selama proses elearning berkaitan dengan
pembelajaran daring pada materi masalah teknis, tidak bisa
Bahasa Indonesia? akses, tidak bisa mengirim
tugas, atau tidak bisa
membuka materi.
13. Apakah pembelajaran daring Ya
membuat peserta didik lebih aktif
selama pembelajaran berlangsung?
14. Manakah yang lebih sulit daring
mengontrol anak belajar secara
langsung tatap muka di dalam
kelas atau belajar secara jarak jauh
dengan menggunakan media
online?
15. Menurut Ibu, apakah media Cocok dan memudahkan guru
Google Form cocok digunakan dalam melakukan evaluasi
untuk materi pelajaran Bahasa
Indonesia?
Yang diwawancarai Pewawancara

Guru Mata Pelajaran Peneliti


Lampiran 9

RIWAYAT PENULIS

Sheva Widianti Putri atau yang biasa


dipanggil Sheva, lahir di Tangerang pada
03 Mei 2000. Penulis merupakan anak
pertama dari dua bersaudara, pasangan
Bapak Didi Nurhadi dan Ibu Wiwi Dwi
Yanuarti. Penulis bertempat tinggal di
Cluster Mutiara Cukanggalih Blok J
Nomor 05, Sukabakti, Curug, Kabupaten
Tangerang.
Penulis mengawali pendidikan pada
tahun 2004 di TK Al-Falah, Tangerang.
Kemudian pada tahun 2005 hingga 2011, penulis melanjutkan pendidikan di SDN
Jatake 04, Tangerang. Lalu, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 12
Tangerang tahun 2011 hingga 2014. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMAN 15 Tangerang tahun 2014 dan lulus di tahun 2017. Setelah itu, penulis
melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
Penulis menyelesaikan studi S1 dengan menulis skripsi berjudul,
“Penggunaan Media Google Form dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas VII SMPN 8 Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021”.

Anda mungkin juga menyukai