Anda di halaman 1dari 174

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL


SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMPN 2 TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh :
Rizkia Auliani
1110013000061

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK

RIZKIA AULIANI. NIM: 1110013000061. Skripsi “Peningkatan Kemampuan


Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VIII
Semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dra. Hindun,
M.Pd. 2015.

Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui peranan penggunaan media


audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan
media audio visual siswa kelas VIII Semester II SMPN 2 Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2013/2014. 2) untuk mengetahui respons siswa terhadap
penggunaan media audio visual dalam pembelajaran di kelas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksankan dua siklus, satu siklus terdiri dari
empat tahapan, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah berupa tes (tes uraian pertama dan kedua) dan nontes (observasi, lembar
observasi, dan kuesioner).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan
menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual. Pada saat
pratindakan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 59,76. Setelah diadakan
tindakan melalui dua siklus nilai rata-rata yang diperoleh adalah 87,14. Dengan
demikian dapat dilihat adanya perubahan nilai yang diperoleh siswa menjadi lebih
baik saat menggunakan media audio visual, ini membuktikan bahwa penggunaan
media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa
berdampak positif dan memberikan kemudahan dalam pembelajaran menulis teks
berita.

Kata Kunci: Kemampuan Menulis Teks Berita, Media Audio Visual

i
ABSTRACT

RIZKIA AULIANI. NIM: 1110013000061. Skripsi "Writing Ability by Using Text


News Media Audio Visual Grade VIII Semester II SMPN2 South Tangerang
academic year 2013/2014". Education Department of Indonesian Language and
Literature, Faculty of MT and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta. Supervisor: Dra. Hindun, M.Pd. 2015.

This research aims to: 1) to know the role of the use of audio visual media
on the ability to write a text news using audio visual media on students Junior
high school of Class VIII Semester II SMP 2 South Tangerang Lessons 2013/2014
of year. 2) to know the response of students to the use of audio visual media in the
classroom.
The method used in this study was a qualitative study using descriptive
method. All file obtained by researchers in the field are described using words or
explanations. File collection techniques in this study is a test (test first and the
second description) and also non test (observation, Letters observation, and
questionnaires).
The method used in this study is a research methods class action (PTK) or
action research. AThis study was carried out in their two cycles, one cycle
consists of four stages: planning (planning), implementation (acting), observation
(observing), and reflection (reflecting). Data collection techniques in this study is
in the form of a test (test description of the first and second) and nontes
(observation, observation sheets and questionnaires).
The results showed that there was an increase in the ability to write a text
message using the audio-visual media. At the time before action is taken the
average value obtained was 59.76. After an action through two cycles of the
average value obtained was 87.14. Thus it can be seen a change in the value
obtained by the students to be better when using audio-visual media, this proves
that the use of audio-visual media on the ability to write a text message to the
students had a positive impact and provide ease in learning to write text.

Keywords: Text Writing Ability News, Media Audio Visual

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW pembawa rahmat dan teladan bagi seluruh umat
manusia.

Skripsi yang berjudul ”Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita


dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 2
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.” Judul ini penulis teliti
berdasarkan latar belakang keingintahuan terhadap kemampuan menulis teks
berita dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMPN 2
Tangsel. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat, terutama pada
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Selama penulisan skripsi ini banyak sekali hambatan dan kesulitan yang
dialami. Namun, berkat doa, kerja keras, serta dukungan dari berbagai pihak,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini:

1. Nurlena Rifa‟i, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dona Aji Karunia Putra, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Dosen Penasehat Akademik, dan selaku Dosen
Pembimbing yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, saran, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

iii
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan
selama perkuliahan.
6. Drs. H. Antasa, M.M., Pd., selaku Kepala Sekolah SMPN 2 Tangerang
Selatan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di Sekolah.
7. Dra. Hj. Siti Alawiyah, selaku Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Tangerang
Selatan yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, pengalaman, dan
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Seluruh Guru SMPN 2 Tangerang Selatan dan Pelaksana Tata Usaha, terima
kasih atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis dalam
melaksanakan penelitian.
9. Secara khusus dan paling istimewa terima kasih untuk Mama (Ratmini) dan
Bapak (Dalimin) tercinta yang senantiasa selalu melimpahkan kasih
sayangnya yang tidak terhingga dan tak henti-hentinya memberikan doa
tulusnya, kesabaran, dorongan, serta motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Kakak tersayang: Yanti dan Encep Ade yang selalu memberikan arahan dan
motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini serta keponakan tercinta Athariz
Rey Alteza yang selalu memberikan keceriaan setiap hari.
11. Teruntuk sahabat-sahabat di kostan tercinta: Fitri Khoiriani, Ade Fauziah,
Dwina Agustin, Aulia Herdiana Puspasari, Mawaddah, Tazka Adiati,
Humairoh, Mabruroh, Yunia Ria Rahayu, Ade Rufaida, terima kasih atas doa
kalian, motivasi, dan kasih sayang kalian, serta sahabat-sahabat kostan yang
lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga kebersamaan kita
menjadi kenangan terindah yang tidak akan terlupakan untuk menggapai
kesuksesan bersama dimasa yang akan datang.
12. Spesial untuk Galih Astria Saputra yang selalu memberikan semangat, arahan,
dan tempat berkeluh kesah penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.

iv
13. Sahabat-sahabat tersayang: Vivi Kristiani, Yusnita Fitriani, Marsu, Ferry,
terima kasih atas doa kalian, motivasi, dan kasih sayang kalian, serta sahabat
yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
14. Teman-teman PBSI-B angkatan 2010 yang telah banyak membantu,
memberikan motivasi kepada penulis dan memberikan kenangan terbaik yang
tak bisa dilupakan selama 4 tahun bersama.
15. Siswa-siswa SMPN 2 Tangerang Selatan, khususnya kelas VIII-3 yang telah
berpartisipasi dalam membantu penelitian ini.

Terima kasih penulis sampaikan bagi nama-nama yang tidak dapat disebut
satu persatu oleh penulis. Harapan penulis, semoga Allah SWT selalu
melimpahkan berkah dan membalas semua kebaikan yang pernah kalian berikan.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dapat
menambah pengetahuan dalam dunia pendidikan.

Jakarta, Agustus 2014

Penulis,

Rizkia Auliani

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ........................................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 6
D. Perumusan Masalah.............................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................... 9


A. Hakikat Menulis ................................................................................................... 9
1. Pengertian Menulis.......................................................................................... 9
2. Fungsi Menulis ................................................................................................ 11
3. Tujuan Menulis ............................................................................................... 12
4. Manfaat Menulis ............................................................................................ 13
B. Teks Berita............................................................................................................ 14
1. Pengertian Berita ............................................................................................. 14
2. Unsur-Unsur Berita ........................................................................................ 17
3. Jenis-Jenis Berita ............................................................................................ 18
4. Sumber Berita ................................................................................................. 19

vi
5. Teknik Penulisan Berita ................................................................................. 20
C. Media Pembelajaran ............................................................................................. 21
1. Pengertian Media ........................................................................................... 21
2. Fungsi Media Pembelajaran ............................................................................ 23
3. Manfaat Media Pembelajaran ......................................................................... 25
4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran .................................................................... 26
5. Media Audio Visual (Video)........................................................................... 27
a. Kelebihan Media Video .............................................................................. 28
b. Kelemahan Media Video ............................................................................ 29
c. Langkah-Langkah Pemanfaatan Media ..................................................... 29
D. Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 29
E. Kerangka Berpikir ................................................................................................ 32
F. Hipotesis Tindakan ............................................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 34


A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 34
1. Tempat Penelitian............................................................................................ 34
2. Waktu Penelitian ............................................................................................. 34
B. Metode Penelitian ................................................................................................. 34
C. Subjek Penelitian .................................................................................................. 36
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .......................................................... 36
E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................................... 36
1. Tahapan prapenelitian ..................................................................................... 36
2. Tahapan perencanaan (planning) .................................................................... 37
3. Tahapan pelaksanaan (acting) ......................................................................... 37
4. Tahapan pengamatan (observing) ................................................................... 37
5. Tahapan refleksi (reflecting) .......................................................................... 37
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan......................................................... 38
G. Data dan Sumber Data.......................................................................................... 38
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 38
1. Tes .................................................................................................................. 38

vii
2. Nontes ............................................................................................................ 39
a. Observasi ................................................................................................... 39
b. Lembar Observasi ....................................................................................... 40
c. Kuesioner (Angket)..................................................................................... 40
I. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................... 41
J. Analisis Data dan Interpretasi Data ....................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 51


A. Deskripsi Data ...................................................................................................... 51
1. Profil Sekolah .................................................................................................. 51
2. Sejarah singkat SMP Negeri 2 Tangerang Selatan ......................................... 51
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ........................................................................ 53
a. Visi SMPN 2 Tangerang Selata................................................................ 53
b. Misi SMPN 2 Tangerang Selatan .............................................................. 53
c. Tujuan SMPN 2 Tangerang Selatan .......................................................... 53
4. Kondisi Sekolah Tahun Pelajaran 2013/2014 ................................................. 53
a. Kondisi Siswa ............................................................................................ 53
b. Kondisi Guru dan Pegawai ....................................................................... 54
c. Prestasi Siswa ........................................................................................... 54
1) Perolehan Nilai Rata-Rata Ujian Nasional (3 tahun terakhir) .............. 54
2) Prestasi Non-Akademik Tahun Pelajaran 2013/2014 .......................... 55
5. Kegiatan Pembelajaran ................................................................................... 55
a. Paket Mata Pelajaran yang harus Diampuh ............................................... 55
b. Kegiatan Pengembangan Diri ................................................................... 56
c. Kegiatan Pembiasaan ................................................................................ 57
B. Pembahasan .......................................................................................................... 57
1. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Data ................................ 57
a. Tindakan Pembelajaran ............................................................................. 57
b. Pertemuan Pertama (Siklus I).................................................................... 58
1) Tahap Perencanaan ............................................................................... 58
2) Tahap Pelaksanaan ............................................................................... 58

viii
3) Tahap Pengamatan ............................................................................... 59
4) Tahap Refleksi...................................................................................... 59
b. Pertemuan Kedua (Siklus II) ..................................................................... 59
1) Tahap Perencanaan ............................................................................... 59
2) Tahap Pelaksanaan ............................................................................... 60
3) Tahap Pengamatan ............................................................................... 60
4) Tahap Refleksi...................................................................................... 61
2. Deskripsi Data Tes Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan
Media Audio Visual (Pretest/Tes Uraian Pertama) ................................. 61
3. Deskripsi Data Tes Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan
Media Audio Visual (Posttest/Tes Uraian Kedua) .................................. 64
4. Analisis Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa ........................................ 68
a. Analisis Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media
Audio Visual (Tes Uraian Pertama) ........................................................ 68
b. Analisis Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media
Audio Visual (Tes Uraian Kedua)........................................................... 76
5. Deskripsi dan Analisis Data Angket Sebelum Menggunakan Media
Audio Visual ................................................................................................. 83
a. Deskripsi Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio
Visual ...................................................................................................... 83
b. Analisis Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio
Visual ...................................................................................................... 85
6. Deskripsi dan Analisis Data Angket Sesudah Menggunakan Media
Audio Visual ................................................................................................. 93
a. Deskripsi Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio
Visual ...................................................................................................... 93
b. Analisis Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio
Visual ...................................................................................................... 96
7. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Menulis Teks Berita Sebelum
Menggunakan Media Audio Visual .............................................................. 107

ix
8. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Menulis Teks Berita Sesudah
Menggunakan Media Audio Visual .............................................................. 110
9. Pembahasan ..................................................................................................... 112

BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 167


A. Simpulan ............................................................................................................. 116
B. Saran ..................................................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LEMBAR UJI REFERENSI

RIWAYAT PENULIS

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Observasi Pembelajaran Menulis Teks Berita ...................................... 42

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Pretest/Tes Uraian Pertama ................................................... 43

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Posttest/Tes Uraian Kedua .................................................... 45

Tabel 3 Rubrik Penilaian Menulis Teks Berita Berdasarkan Rangsang Visual


dan Suara ........................................................................................................... 48

Tabel 3.5 Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Presentase untuk Skala


Empat .................................................................................................................................... 49

Tabel 4.1 Hasil Data Pretest/Tes Uraian Pertama Siswa Kelas VIII-3 ............................. 61

Tabel 4.2 Hasil Data Posttest/Tes Uraian Kedua Siswa Kelas VIII-3 .............................. 65

Tabel 4.3 Data Hasil Angket Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media
Audio Visual ..................................................................................................... 83

Tabel 4.4 Minat Siswa dalam Kegiatan Menulis ............................................................. 86

Tabel 4.5 Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Menulis ......................................... 87

Tabel 4.6 Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Berita ............................................. 88

Tabel 4.7 Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita ............................................... 89

Tabel 4.8 Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Tema Bencana
Alam ................................................................................................................ 90

Tabel 4.9 Intensitas Penggunaan Media dalam Pembelajaran Menulis ........................... 91

Tabel 4.10 Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Media ........................................... 91

Tabel 4.11 Kesulitan Siswa dengan Penulisan Ejaan yang Benar .................................... 92

Tabel 4.12 Data Hasil Angket Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media
Audio Visual .................................................................................................. 94

Tabel 4.13 Pengetahuan Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Menggunakan
Media Audio Visual ....................................................................................... 97

xi
Tabel 4.14 Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Menggunakan
Media Audio Visual ....................................................................................... 97

Tabel 4.15 Kesulitan Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Tema Pendidikan
dengan Menggunakan Media Audio Visual .................................................. 99

Tabel 4.16 Kesulitan Siswa dalam Penulisan Ejaan yang Benar ...................................... 100

Tabel 4.17 Ketertarikan Siswa dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Media


Audio Visual .................................................................................................. 101

Tabel 4.18 Ketertarikan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan
Menggunakan Media Audio Visual ................................................................ 102

Tabel 4.19 Solusi Mengatasi Kesulitan dalam Menulis Teks Berita dengan Tema
Pendidikan ..................................................................................................... 103

Tabel 4.20 Pendapat Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual Terhadap
Pembelajaran Menulis Teks Berita ................................................................ 104

Tabel 4.21 Pendapat Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual ....................... 105

Tabel 4.22 Alasan Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual dalam
Menulis Teks Berita ....................................................................................... 106

Tabel 4.23 Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis
Teks Berita tanpa Menggunakan Media Audio Visual .................................. 108

Tabel 4.24 Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis
Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual................................ 109

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan


pribadi yang lebih baik bagi peserta didiknya, khususnya mengembangkan
kognitif, afektif, psikomotorik peserta didik. Dunia pendidikan sekarang ini,
aspek dari ketiganya sangat diperlukan demi kelancaran dan tercapainya
keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Ketiga aspek ini dibutuhkan agar
peserta didik dapat memperoleh informasi, memahami, dan memanfaatkannya
di dalam kehidupan nyata.

Sejalan dengan perkembangan kehidupan sekarang, teknologi akan


semakin berkembang dari tahun ke tahun. Apalagi di era globalisasi ini,
teknologi sudah pada jenjang dunia pendidikan dari tingkatan Sekolah Dasar
sampai jenjang Perguruan Tinggi.

Pendidikan tentunya dapat terjadi dan dilakukan di mana saja tanpa


mengenal situasi dan kondisi, serta dapat dilakukan oleh siapa saja. Karena
pada dasarnya setiap makhluk hidup telah mendapat pendidikan sejak dalam
kandungan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dengan penuh kasih
sayang, dimana anak dan orang tua sudah terjalin suatu komunikasi. Tentunya
orang tua berperan sangat besar dalam membentuk, membimbing, mendidik,
dan mengarahkan anak, agar anak tersebut bisa berkembang menjadi manusia
yang mampu berinteraksi dengan sekitarnya dan mampu menjadikan manusia
yang memiliki pribadi dan akhlak yang baik bagi sesama.

Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga mempunyai peran


yang penting dalam membentuk sikap, dan tingkah laku sebagai panutan dan
contoh untuk menghasilkan anak bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti
yang baik. Oleh karena itu, pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah

1
2

harus berjalan dengan selaras, agar peserta didik bisa memiliki kepribadian
yang lebih baik lagi.

Dalam lingkungan sekolah perlu dikembangkan pendidikan yang dapat


saling membantu dalam proses pendidikan. Anak didik ikut berpartisipasi
dalam proses belajar mengajar, dan perlu diciptakan suasana belajar yang
harmonis antara guru dan peserta didik. Sehingga antara guru dengan peserta
didik dapat berperan sebagai subjek dan sekaligus objek pendidikan (pemberi
informasi dan penerima informasi).

Dengan proses belajar mengajar yang melibatkan keaktifan peserta didik


akan membantu peserta didik dalam menuangkan kemampuan atau daya pikir
yang dimiliki. Sehingga pengetahuan peserta didik semakin meningkat dan
bertambah selama proses belajar mengajar berlangsung.

Pendidikan yang hanya berpusat pada kemampuan/pengetahuan guru


dan buku teks pada masa sekarang ini dianggap kurang baik untuk digunakan
dalam proses belajar mengajar. Ada baiknya di dalam proses belajar mengajar
diadakan penambahan media guna memperbaiki sistem pembelajaran yang
telah ada sehingga dapat meningkatkan hasil prestasi belajar yang lebih baik
lagi. Salah satunya dengan adanya pemanfaatan teknologi yang dapat
menunjang selama proses belajar mengajar di sekolah.

Pemanfaatan teknologi dalam proses belajar mengajar tersebut akan


menambah berbagai informasi/pengetahuan yang akan diperoleh peserta didik
serta pengetahuan yang sebelumnya telah di miliki peserta didik akan terus
tergali untuk bisa dikembangakan lebih baik lagi. Dengan pemanfaatan
teknologi seorang guru dapat memberikan pengarahan dan bimbingan kepada
peserta didiknnya sehingga peserta didik tidak salah dalam menggunakan
teknologi tersebut, dan peserta didik dapat memanfaatkan teknologi secara
baik.
3

Teknologi merupakan cara melakukan sesuatu untuk memenuhi


kebutuhan manusia atau memecahkan masalah yang sedang dihadapi manusia
dengan bantuan alat dan akal. Teknologi yang dimaksud berfungsi sebagai
penghubung agar permasalahan yang ada bisa terpecahkan dan terselesaikan
dengan baik.

Dalam perkembangan masyarakat sekarang ini, sekolah-sekolah sudah


banyak yang memanfaatkan media teknologi guna meningkatkan kualitas
yang baik bagi sekolahnya. Bagi setiap sekolah akan selalu berupaya
memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya. Salah satu upaya sekolah
dengan menambah media teknologi didalam proses belajar mengajar, yang
akan menciptakan suasana baru bagi peserta didik. Dengan adanya media
teknologi akan membantu peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses
belajar mengajar, sehingga pengetahuan yang akan diperoleh peserta didik
tidak terbatas.

Kemajuan teknologi merupakan sesuatu hal yang tidak bisa di hindari


dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi dapat memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, dan sebagai
cara baru dalam melakukan aktivitas manusia dalam hal memecahkan
masalah.

Aspek keterampilan berbahasa di dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra


Indonesia terkait dengan empat hal, yaitu: aspek menyimak, aspek berbicara,
aspek membaca, dan aspek menulis. Keempat aspek tersebut merupakan
kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan di dalam proses belajar mengajar
guna terciptanya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang baik dan
benar.

Aspek menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dalam


seluruh proses belajar mengajar peserta didik di sekolah. Selama proses
belajar mengajar di sekolah, peserta didik sering diajarkan dan diberi tugas
4

untuk menulis, oleh karena itu mereka diharapkan akan terbiasa dengan
kegiatan menulis dan mempunyai wawasan yang lebih luas serta mendalam
setelah melakukan kegiatan menulis.

Kegiatan menulis merupakan kegiatan penuangan ide, pikiran, gagasan,


dan pengetahuan yang ingin disampaikan kepada orang lain untuk dipahami
dalam bentuk tulisan. Kegiatan menulis merupakan salah satu cara untuk
mengemukakan ide-ide yang ada pada diri seseorang dalam bentuk tulisan,
dan dapat memberikan manfaat bagi orang lain yang membaca tulisan
tersebut.

Tidak semua kegiatan menulis disenangi oleh peserta didik, apalagi


kegiatan menulis merupakan suatu tuntutan untuk menyelesaikan suatu tugas.
Biasanya kegiatan menulis dilakukan untuk mengisi waktu luang saja, dan
hanya orang yang gemar menulis yang sering melakukan hal ini. Orang yang
gemar menulis, tidak akan merasa terbebani jika ia diberi tugas untuk menulis,
tetapi ia akan merasa senang dan bersemangat sehingga hasil yang ia dapatkan
sangat baik. Lain halnya dengan orang yang menulis karena tuntutan suatu
tugas, ia akan merasa terpaksa melakukan kegiatan menulis ini, dan tidak
heran jika hasil yang ia dapatkan tidak lebih dari sekedar cukup. Maka
diperlukan latihan dalam kegitan menulis, khususnya bagi peserta didik yang
kurang menggemari kegiatan menulis. Dalam hal ini, seorang guru dituntut
untuk memberikan pengajaran yang berbeda dari sebelumnya, guna
menciptakan pembelajaran yang akan disenangi oleh peserta didik dan dapat
memberikan hasil belajar yang lebih baik lagi di dalam proses belajar
mengajar.

Teks berita merupakan tulisan yang berisi tentang fakta mengenai


peristiwa terkini yang menarik dan dapat disampaikan kepada khalayak umum
melalui media televisi, radio, dan koran. Biasanya, teks berita yang dimuat di
surat kabar tidak panjang, tetapi singkat dan jelas beritanya. Sebuah berita
yang baik di dalamnya mengandung unsur 5W+1H.
5

Berita adalah sesuatu hal yang akrab dalam kehidupan kita. Karena
berita sering sekali kita jumpai setiap hari melalui media. Namun, dalam
keterampilan menulis teks berita masih banyak yang mengalami kesulitan,
dalam hal menentukan judul yang sesuai dengan tema berita, merangkai
kalimat berita dengan baik, dan kurangnya pengetahuan dalam penulisan
berita yang sesuai EYD. Hal tersebut diketahui setelah penulis melakukan
observasi dan wawancara terhadap guru bidang studi Bahasa Indonesia yaitu
Ibu Siti Alawiyah di SMPN 2 Tangerang Selatan.

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam hal menulis teks berita
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kreativitas menulis bagi peserta
didik. Pembelajaran di sekolah cenderung mengacu kepada buku teks yang
dapat membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan di dalam pembelajaran.
Atas dasar permasalahan tersebut, perlu adanya perbaikan dalam proses
pembelajaran. Dengan tujuan untuk membantu peserta didik dalam mengatasi
kesulitan tersebut, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Salah satu bentuk perbaikan dalam proses pembelajaran adalah dengan


melakukan pengembangan media pembelajaran yang dapat menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar. Pemanfaatan teknologi di dalam
kegiatan pembelajaran guna sebagai salah satu upaya meningkatkan minat
belajar peserta didik, dan menimbulkan semangat dalam kegiatan
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang telah ada, yakni media
audio visual sebagai media pembelajaran. Dengan pemanfaatan media audio
visual dapat meningkatkan kegiatan menulis peserta didik untuk dapat
menuangkan ide dan pikiran yang luas mengenai tayangan tentang berita yang
telah disampaikan melalui media audio visual dalam kegiatan belajar. Jadi
dengan penggunaan media audio visual diharapkan proses pembelajaran
menjadi aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan peserta didik.

Oleh karena itu, penulis memilih untuk membuat skripsi yang membahas
tentang keterampilan menulis dalam pembelajaran di sekolah. Karena kegiatan
6

menulis merupakan salah satu aspek di dalam proses belajar mengajar.


Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita
dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VIII Semester II
SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis telah buat, maka dapat di


identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Tidak semua siswa senang dengan kegiatan menulis


2. Kurangnya kesadaran guru dalam menumbuhkan minat siswa pada aspek
menulis
3. Kurangnya kreativitas yang dimiliki guru dalam kegiatan pengajaran, guru
terlihat monoton sehingga menyebabkan terhambatnya proses
pembelajaran di kelas
4. Adanya keterbatasan keterampilan penggunaan audio visual dikalangan
guru
5. Adanya kendala sarana audio visual yang tidak dimiliki oleh sekolah

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan identifikasi permasalahan yang telah penulis buat,


maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada “ Peningkatan Kemampuan
Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas
VIII Semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”.
7

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penggunaan media audio visual terhadap kemampuan menulis


teks berita pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan?
2. Bagaimana respons siswa terhadap penggunaan media audio visual yang
diberikan oleh guru dalam pembelajaran di kelas?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penggunaan media audio visual terhadap kemampuan


menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan.
2. Untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan media audio visual
dalam pembelajaran di kelas.

F. Manfaat Penelitian

Diadakannya sebuah penelitian tentu saja harus memiliki sebuah manfaat


baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Oleh sebab itu manfaat dari
penelitian tersebut adalah:

1. Teori
a. Penulis:
1) Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang penggunaan media audio visual terhadap kemampuan
menulis teks berita

b. Siswa:
1) Memberikan pengetahuan kepada siswa penggunaan struktur
Bahasa Indonesia yang tepat dalam menulis teks berita
2) Memberikan pengetahuan kepada siswa peranan media audio
visual terhadap pembelajaran menulis teks berita
8

c. Guru:
1) Untuk guru Bahasa dan Sastra Indonesia, penambahan materi
pembelajaran dalam kegiatan menulis teks berita
2) Untuk guru Bahasa dan Sastra Indonesia, penambahan
keterampilan dalam metode yang digunakan saat pembelajaran di
kelas

d. Bagi Universitas Islam Negeri:


1) Menambah referensi bagi perpustakaan UIN

2. Praktis
a. Siswa:
1) Memberikan motivasi kepada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang
Selatan dalam pembelajaran menulis teks berita
2) Untuk menumbuhkan ketertarikan siswa dalam kegiatan menulis
teks berita
3) Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dalam kegiatan
proses belajar mengajar

b. Guru:
1) Membantu guru dalam memilih metode yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran
2) Memberi masukan bagi guru untuk menggunakan media dan
metode yang tepat dalam pembelajaran menulis
c. Sekolah:
1) Memberikan tambahan referensi kepada sekolah tentang
penggunaan media audio visual dalam proses kegiatan belajar
mengajar
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Menulis

1. Pengertian Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek berbahasa yang


berhubungan dengan pengetahuan seseorang tentang hal yang akan ditulisnya.
Menulis adalah salah satu bentuk komunikasi kepada orang lain, melalui sebuah
tulisan. Menulis sama halnya dengan berbicara, karena berhubungan dengan
penyampaian ide, gagasan, atau informasi kepada orang lain, hanya saja berbeda
cara dalam menyampaikannya. Aspek berbicara menggunakan bahasa lisan untuk
dapat menyampaikan sesuatu hal/pesan kepada orang lain, sedangkan dalam
aspek menulis menggunakan bahasa tulisan untuk menyampaikan sesuatu
hal/pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain.

Henry Guntur Tarigan mengungkapkan menulis berarti:

Suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk


berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu. Menulis merupakan representasi bagian
dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.1

Menulis sangat penting dalam pendidikan karena memudahkan para pelajar


berpikir. Juga dapat menolong untuk berpikir secara kritis. Selain itu dapat
memudahkan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap

1
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), Ed. Revisi, h. 3 dan 22

9
10

atau persepsi seseorang, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun


urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu seseorang untuk menjelaskan
pikiran-pikirannya.
“Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa
dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil”.2
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang
semakin penting untuk dikuasai. Kemampuan menulis merupakan kemampuan
yang sangat penting dalam kehidupan tidak hanya penting dalam lingkungan
pendidikan tetapi juga penting untuk di masyarakat.3 Sementara itu Yeti Mulyati
mengemukakan “menulis pada hakikatnya menyampaikan ide atau gagasan dan
pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulisan)”.4
“Menulis adalah meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang
menyatakan pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat
membaca simbol-simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan-satuan
ekspresi bahasa”.5
Ada pendapat dari para ahli mengenai pengertian menulis yaitu sebagai
berikut:
a. Depdikbud dalam buku Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi menulis
adalah membuat huruf (angka, dsb) dengan pena, melahirkan pikiran dan
perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan, mengarang di
majalah, mengarang roman (cerita, membuat surat).
b. Tarigan dalam buku Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang

2
Alex, S.S, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), Ed. 1, Cet.
1, h. 106
3
Budinuryanta Y, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008), Cet. 2, h. 12.2 dan 12.26
4
Yeti Mulyati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), Cet. 15, h. 2.44
5
Lado dalam Mukhsin Ahmadi, Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan
Apresiasi Sastra, (Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang, 1990), Edisi 1, Cet.1, h. 28
11

lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka


memahami bahasa gambar itu.
c. Suriamiharja dalam buku Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi menulis
adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga
dikatakan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran,
perasaan, kehendak kepada orang lain secara tertulis.
d. Robert Lado dalam buku Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi menulis
adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu
bahasa yang dimengerti oleh seseorang kemudian dapat dibaca oleh orang lain
yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.6
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang memegang peranan
strategis dalam upaya memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Kemampuan
menulis perlu dikembangkan karena merupakan keterampilan dasar yang secara
mutlak harus dikuasai siswa untuk mencurahkan ide dan gagasannya ke dalam
bentuk tulisan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis


merupakan kegiatan penuangan ide, gagasan, pikiran, dan informasi yang ingin
disampaikan kepada orang lain untuk dipahami dalam bentuk tulisan.

2. Fungsi Menulis
Dalam kegiatan berbahasa menulis memiliki fungsi utama yaitu sebagai
alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung. Menulis juga memiliki fungsi
lain, yaitu:
a. Fungsi Penataan
Ketika mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran pendapat,
imajinasi dan yang lainnya, serta terhadap penggunaan bahasa untuk
mewujudkannya. Oleh karena itu, pikiran dan lainnya mempunyai wujud yang
tersusun.
b. Fungsi Pengawetan
Mengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu
dalam wujud dokumen tertulis. Dokumen sangat berharga, misalnya untuk
mengungkapkan kehidupan pada zaman dahulu.

6
Novi Resmini, Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung:
UPI PRESS, 2007), Ed. Kesatu, Cet. Kesatu, h. 115-116
12

c. Fungsi Penciptaan
Dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang mewujudkan sesuatu
yang baru. Karangan sastra menunjukkan fungsi demikian. Begitu pula karangan
filsafat dan keilmuan ada yang menunjukkan fungsi penciptaan.
d. Fungsi Penyampaian
Penyampaian itu terjadi bukan saja kepada orang yang berdekatan
tempatnya melainkan juga kepada orang yang berjauhan. Malah penyampaian
dapat terjadi pada masa yang berlainan.7

3. Tujuan Menulis
“Tujuan dari kegiatan menulis antara lain memberitahukan atau
menginstruksikan, meyakinkan atau mempersuasikan, menghibur atau
menyenangkan, dan mencurahkan perasaan”.8
Program pengajaran menulis pada dasarnya dilaksanakan untuk mencapai
tujuan-tujuan berikut:
a. Mendorong siswa/mahasiswa untuk menulis dengan jujur dan bertanggung
jawab, dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa secara berhati-hati,
integritas, dan sensitif;
b. Merangsang dan imajinasi daya pikir atau intelek siswa/mahasiswa;
c. Menghasilkan tulisan/karangan yang bagus organisasinya, tepat, jelas, dan
ekonomis penggunaan bahasanya dalam membebaskan segala sesuatu yang
terkandung dalam hati dan pikiran.9

Tujuan menulis menurut Hugo Hartig, sebagai berikut:


a. Tujuan penugasan
Seseorang menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri
(misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yang
ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).
b. Tujuan altruistik
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah
dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Tujuan altruistik adalah kunci
keterbacaan sesuatu tulisan.

7
Ibid., h. 116
8
Budinuryanta Y, Op. Cit., h. 12.2
9
Mukhsin Ahmadi, Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi
Sastra, (Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang, 1990), Ed. 1, Cet.1, h. 28-29
13

c. Tujuan persuasif
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan
yang diutarakan.
d. Tujuan informasional, tujuan penerangan
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan
kepada para pembaca.
e. Tujuan pernyataan diri
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
f. Tujuan kreatif
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya
dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman.
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
g. Tujuan pemecahan masalah
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.
Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara
cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti
dan diterima oleh para pembaca.10

4. Manfaat Menulis
Kemampuan menulis memberikan beberapa manfaat, antara lain:
a. Pertama, dengan menulis akan lebih mengenali kemampuan potensi diri.
Dapat mengetahui sampai di mana pengetahuan potensi diri tentang suatu
topik.
b. Kedua, melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan.
c. Ketiga, kegiatan menulis membuat seseorang untuk mencari, serta menguasai
informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Dengan demikian kegiatan
menulis akan memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai
fakta-fakta yang bersangkutan.
d. Keempat, menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta
mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, kegiatan menulis dapat
menjelaskan permasalahan yang semula masih samar.
e. Kelima, melalui tulisan akan dapat meninjau serta menilai gagasan diri sendiri
secara lebih objektif.
f. Keenam, dengan menuliskan diatas kertas akan lebih mudah memecahkan
permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks
yang lebih konkret.

10
Tarigan, Op. Cit., h. 25-26
14

g. Ketujuh, tugas menulis mengenai suatu topik mendorong seseorang belajar


secara aktif. Seseorang tersebut harus menjadi penemu sekaligus pemecah
masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
h. Kedelapan, kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan diri berpikir
serta berbahasa secara tertib.11

B. Teks Berita
1. Pengertian Berita
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) “berita berarti (1)laporan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, (2)informasi (resmi) dari
pemerintah, dan (3)laporan pers”.12 Dari segi isi berita dikenal jenis-jenis berita
seperti berita acara, berita keluarga, berita kematian, berita kriminal, berita
negara, berita polisi, berita sensasi, dan berita singkat.

Berita memang harus bersifat unik, aktual, menarik, menjadi interes atau
kepentingan umum, dan dapat dipercaya kebenarannya. Berita harus bersumber
dari kejadian yang sebenarnya dan biasanya disampaikan oleh badan resmi dan
atau tidak resmi yang kejujuran, wibawa, dan integritasnya tidak disangsikan
lagi.13
Dalam KBBI berita yaitu cerita atau keterangan mengenai kejadian atau
peristiwa yang hangat. Berita juga diartikan sebagai kabar, laporan dan
pemberitahuan, atau pengumuman. Dalam konteks pembicaraan jurnalistik berita
adalah sebagai keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Hangat
dalam artian tentu saja sesuatu yang baru saja terjadi dan penting untuk diketahui
oleh khalayak. Sementara itu, Sudirman Tebba menyatakan secara ringkas bahwa
berita adalah:
“jalan cerita tentang peristiwa. Menurutnya peristiwa tanpa jalan
cerita menjadi hal yang penting dalam sebuah berita, karena menurut
pratisi jurnalistik ini cerita tanpa peristiwa bukanlah sebuah berita
11
Budinuryanta Y, Op. Cit., h. 12.2-12.3
12
Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005),
Cet. 17, h. 2.19
13
Ibid., h. 4.4
15

dan peristiwa tanpa jalan cerita juga bukan berita. Ia menjadi berita
ketika memiliki jalan cerita atau peristiwa.”14
AS Haris Sumadiria menyatakan berita adalah semua hal yang
terjadi di dunia, apa yang ditulis dalam surat kabar, apa yang disiarkan di
radio, dan apa yang ditayangkan oleh televisi. Berita menampilkan fakta,
tetapi tidak setiap fakta merupakan berita, berita menyangkut orang-orang
walau tidak setiap orang menjadi berita, dan berita merupakan sejumlah
peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi sebagian kecil yang dilaporkan.15
Sementara itu, Ashadi Siregar menyatakan bahwa berita adalah
“melaporkan seluk-beluk peristiwa yang telah, sedang, atau akan terjadi.
Melaporkan disin berarti menuliskan apa yang dilihat, didengar, atau
dialami seseorang atau sekelompok orang”.16

Pendapat lain mengemukakan berita adalah sesuatu yang nyata-news


is real. Berita merupakan peristiwa yang segar, yang baru saja terjadi, plus
dan minus. “Dari peristiwa itu, berita merentang sedikit ke masa lampau
dan masa datang”.17 Ada juga yang mendefinisikan bahwa “berita adalah
informasi yang penting dan/atau menarik bagi khalayak audien”.18

Paul De Maeseneer mendefinisikan berita adalah sebagai informasi


baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna (significant),
yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak
dinikmati oleh mereka. Definisi berita mengandung unsur-unsur:

14
Sudirman Tebba dalam Suhaimin dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 27
15
Ibid., h. 27-28
16
Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa,
(Yogyakarta: Kanisius, 2003), Cet. Ke-5, h. 19
17
Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, (Jakarta: Buku Kompas, 2007),
Cet. 3, h. 52
18
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, Cet. 2, h. 8
16

a. Baru dan penting,


b. Bermakna dan berpengaruh,
c. Menyangkut hidup orang banyak,
d. Relevan dan menarik.19

Pengertian berita juga disampaikan oleh pakar jurnalistik, sebagai berikut:

a. Williard C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing mengatakan, berita


adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh wartawan untuk dimuat dalam
surat kabar karena menarik atau mempunyai makna bagi pembaca.
b. William S. Moulsby dalam Getting The News mengatakan, berita adalah suatu
penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai
arti penting dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para pembaca surat
kabar yang memuat berita tersebut.
c. Chilton R. Bush dalam Newspaper Reporting of Public Affairs mengatakan,
berita adalah laporan mengenai peristiwa yang penting diketahui masyarakat
dan juga laporan peristiwa yang semata-mata menarik karena berhubungan
dengan hal yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam situasi yang
menarik.
d. Eric C. Hepwood berita adalah laporan pertama dari kejadian penting yang
dapat menarik perhatian umum.
e. Curtis MacDougall berita adalah apa saja yang menarik hati orang dan berita
yang terbaik adalah yang menarik hati orang sebanyak-banyaknya.
f. Dja‟far H. Assegrafi dalam Jurnalistik Masa Kini mengatakan, berita adalah
laporan tentang fakta atau ide yang terkini, yang dipilih oleh wartawan untuk
disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca.
g. Jakob Oetama dalam bukunya Perspektif Pers Indonesia mengatakan, berita
itu bukan fakta, tapi laporan tentang fakta itu sendiri. Suatu peristiwa menjadi
berita hanya apabila ditemukan dan dilaporkan oleh wartawan dan
membuatnya masuk dalam kesadaran publik dan dengan demikian menjadi
pengetahuan publik.20
Burton Rascoe menyatakan “A news sense is really a sense of what is
important, what is vital, what has color and life-what people are interested in.
That’s journalism.” Dari pendapat tersebut menyatakan bahwa "sebuah berita

19
Helena Olii, Berita & Informasi Jurnalistik Radio, (Indonesia: PT Indeks, 2007), Cet.
Ke-1, h. 25
20
Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknik Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga,
2010), h. 26
17

adalah apa yang benar-benar penting, memiliki warna dan kehidupan- yang
membuat orang tertarik atas berita itu. Itu adalah kewartawanan." Gerry Goldstein
menyatakan "News is truth that matters." Dari pendapat tersebut berarti bahwa
“berita adalah kebenaran yang penting."21

Dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu peristiwa atau kejadian yang
berupa fakta, baru, dan menarik yang disampaikan kepada khalayak umum. Berita
itu merupakan informasi terbaru, ada fakta-faktanya, yang disampaikan kepada
orang banyak melalui media televisi, radio, dan koran.

2. Unsur-Unsur Berita
Unsur-unsur berita meliputi:
a. Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu. Unsur ini mengandung makna
sesuatu yang baru.
b. Nyata, yakni informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau karangan.
Sebuah berita harus merupakan informasi tentang suatu yang sesuai dengan
keadaan sebenernya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya.
c. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak.
d. Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang ditulis.22
Seperti halnya dalam satu kesatuan anatomi, maka dalam berita pun ada
anatomi, atau unsur-unsur senyawanya. Para pakar sepakat bahwa di dalam
sebuah berita terdapat 6 unsur, yang disingkat menjadi 5W+1H.23
Unsur-unsur berita yang dimaksud yaitu:

a. What (apa): yang menyangkut apa peristiwanya.


b. Why (mengapa): yang menyangkut latar belakang mengapa hal itu terjadi,
mengapa diliput, apa yang diharapkan, apa pentingnya bagi khalayak.
c. How (bagaimana): bagaimana peliputan berita dilaksanakan dan disampaikan
sehingga tujuan tercapai.
d. Who (siapa): siapa yang terlibat dalam peristiwa itu.

21
Melvin Mencher‟s, News Reporting and Writing, (New York: McGraw-Hill, 2006),
Cet. 10, h. 57
22
Asep Syamsul Romli dalam Suhaimin dan Rulli Nasrullah, Op. Cit., h. 31-32
23
Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita & Feature, (Indonesia: PT. Indeks, 2006), h. 38
18

e. When (kapan): kapan peristiwa dilaksanakan/terjadi, rincian waktu tiap-tiap


tahap kegiatan (pagi, siang, malam, dini hari).
f. Where (di mana): tempat kejadian berlangsung.24

3. Jenis-jenis Berita
Berita yang banyak muncul dalam surat kabar atau majalah, digolongkan atas:
a. Berita Langsung
Berita yang digunakan untuk menyampaikan kejadian-kejadian penting
yang secepatnya perlu diketahui pembaca. Disebut berita langsung (straight news)
karena unsur-unsur terpenting dari peristiwa itu harus langsung (sesegera
mungkin) disampaikan kepada pembaca.
Berita langsung ada juga yang disebut sebagai spot news, wartawan harus
berhadapan langsung dengan kejadian, lalu melaporkan kejadian itu. Berita
langsung juga disebut sebagai hard news, fakta yang digunakan untuk
memberitahu suatu peristiwa adalah fakta keras. Yang dimaksud dengan fakta
keras adalah fakta yang segera dapat diukur berdasarkan persepsi inderawi
manusia.
b. Berita Ringan
Berita yang tidak mengutamakan unsur penting yang hendak diberitakan,
melainkan sesuatu yang menarik. Berdasarkan kejadiannya, berita ringan dapat
dibedakan atas dua jenis. Pertama, berita ringan yang kejadiannya merupakan
sampiran dari peristiwa penting yang diberitakan lewat berita langsung (disebut
side bar). Kedua, berita ringan yang kejadiannya berdiri sendiri, jadi tidak terkait
dengan suatu peristiwa penting yang bisa dituliskan sebagai berita langsung.
c. Berita Kisah
Suatu tulisan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan, ataupun
yang menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasan rinci, lengkap, serta
mendalam. Berita ini tidak terikat akan aktualitas. Nilai utamanya adalah dalam
unsur manusiawi atau informasi yang dapat menambah pengetahuan.

24
Olii, Op. Cit., h. 36-38
19

d. Laporan Mendalam
Laporan mendalam digunakan untuk menuliskan permasalahan secara lebih
lengkap, mendalam, dan analitis. Cara penulisan seperti ini dimaksudkan untuk
menyajikan informasi agar pembaca lebih memahami duduk perkara suatu
masalah.25

Adapun pendapat lain mengemukakan program informasi dapat dibagi


menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft
news).

a. Berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan/atau menarik
yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus
segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya.
b. Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan menarik
yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera
ditayangkan.26

4. Sumber Berita
Sumber berita adalah siapa saja yang dinilai mempunyai posisi mengetahui
atau berkompeten terhadap suatu fakta, peristiwa atau kejadian, gagasan, serta
data atau informasi yang bernilai berita.27
Sumber berita dapat dikategorikan sebagai berikut antara lain:

a. Wartawan di lapangan: dalam beberapa kejadian wartawan sudah memperoleh


informasi rahasia sebelum sebuah peristiwa terjadi. Ini berarti sesama rekan
wartawan saling bertukar informasi mengenai satu peristiwa.
b. Pusat-pusat informasi: yaitu petugas kepolisian, staf rumah sakit, karyawan
hotel, sipir penjara, bahkan preman terminal yang harus selalu dijaga

25
Siregar, Op. Cit., h. 154-158
26
Morissan, Op. Cit., h. 25-27
27
Barus, Op. Cit., h. 53-54
20

hubungannya sebab mereka sering memberikan informasi mengenai peristiwa


kriminal.
c. God-given facts: sumber semua berita yang datang sebagai akibat kecelakaan
atau peristiwa dadakan seperti bencana alam, kebakaran, kapal tenggelam, dan
sebagainya.
d. Internet: media baru di bidang diseminasi informasi yang bisa diakses untuk
memperoleh berita karena internet biasanya melakukan pembaruan berita
dalam hitungan menit ke menit atau jam ke jam.
e. Saksi mata: orang-orang yang menyaksikan langsung terjadinya peristiwa.
f. Kantor berita: seperti Reuters, AFP, Antara, dan sebagainya yang memang
didirikan khusus untuk menjual berita bagi media.

5. Teknik Penulisan Berita


“Menulis naskah berita adalah satu pekerjaan utama seorang reporter
televisi. Naskah berita televisi sering disebut dengan istilah narasi berita, naskah,
atau skrip berita. Menulis berita pada dasarnya adalah proses merangkum dan
memilih sejumlah fakta terpenting yang akan membantu reporter atau penulis
naskah untuk mengungkapkan atau menceritakan suatu peristiwa”.28

Untuk menulis berita, dilakukan dua cara, yaitu:


a. Piramida terbalik
Selama ini gaya penyusunan struktur berita yang paling disarankan adalah
struktur piramida terbalik (inverted pyramida). Gaya penulisan piramida terbalik
yang dinilai paling sesuai untuk menata informasi dan menyusun cerita mengenai
fakta. MacDougall menyebutkan bahwa gaya piramida terbalik sama dengan gaya
spiral, yaitu tulisan yang lebar di atasnya dan kian menyempit ke bawahnya.

28
Morissan, Op. Cit., h. 153
21

Struktur Pola Piramida Terbalik

Judul Berita

Teras (Lead) Sangat Penting

Tubuh Berita Penting

Akhir Berita Kurang penting

b. Berita ditulis dengan formula 5W+1H


“Suatu cara penataan berita yang tidak selalu merupakan urutan jawaban
atas enam pertanyaan. Dengan kata lain, letak jawaban atas pertanyaan seperti
who, where, how, atau lainnya tidak harus berurutan atau bisa diletakkan di mana
pun (di awal, di tengah-tengah, atau di akhir).”29

C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar.
Demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di
sekolah pada khususnya. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang
secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada
penerima pesan.30

29
Barus, Op. Cit., h. 91
30
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 15, h. 3
22

“Gearlach & Ely menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian, yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal”.31 “Sementara
itu Atwi Suparman mendefinisikan bahwa media merupakan alat yang digunakan
untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan”.32

Pendapat dari para ahli mengenai pengertian media yaitu sebagai berikut:

a. AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi


batasan tentang media sebagai segala bentuk digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi.
b. Fleming, mengemukakan media sering diganti dengan kata mediator, adalah
penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya. Istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya,
yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses
belajar-siswa dan isi pelajaran.
c. Heinich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara
yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film,
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan,
dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-
pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
d. Hamidjojo dalam Latuheru memberi batasan media sebagai semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar
ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
e. Gagne‟ dan Briggs mengatakan media adalah sumber belajar atau wahana
fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar.33

31
Ibid., h. 3
32
Pupuh Fathurrohman, Stategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2009),
Cet. 3, h. 65
33
Arsyad, Op. Cit., h. 3-5
23

Dalam pengertian teknologi pendidikan yang dikutip oleh Arief S. Sadiman


menyatakan bahwa:
Media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan kompenan dari
sistem instruksional di samping pesan, orang, teknik latar dan
peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan
peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi
pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan
mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras
(hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang
terkandung pada media tersebut.34
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang dapat digunakan
untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain sebagai bentuk
pembelajaran. Media disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan
kemampuan siswa, serta siswa dapat berperan aktif dan ikut berpartisipasi dalam
proses belajar mengajar.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam
meningkatkan mutu dan kualitas pebelajaran. Kehadiran media tidak saja
membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai
tambah kepada kegiatan pembelajaran. Pendapat dari Kemp dan kawan-kawan,
bahwa kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut:
a. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.
b. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
c. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif.
d. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi.
e. Kualitas belajar dapat ditingkatkan.
f. Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang
diinginkan.
g. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih
kuat/baik.
h. Memberikan nilai positif bagi pengajar.35

34
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed. 1, h. 19
35
Hamzah B. Uno, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), Ed. 1, Cet. 1, h. 124
24

Dalam proses belajar mengajar, fungsi media yakni, sebagai berikut:


a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif;
b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan
salah satu unsur yang harus dikembangkan guru;
c. Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan
dari isi pembelajaran;
d. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, yang
digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik
perhatian siswa;
e. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat
proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian
yang diberikan guru;
f. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar mengajar.36

Pendapat lain mengemukakan fungsi media pembelajaran terbagi menjadi


tiga, yaitu:

a. Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar


Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam
kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur,
penyampai, penghubung dan lain-lain.
b. Fungsi Semantik
Yakni kemampuan media dalam menambah pembendaharaan kata (simbol
verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak
verbalistik).
c. Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang
dimilikinya. Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-
batas ruang dan waktu, yaitu:
 Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan
dalam bentuk aslinya.
 Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu
panjang menjadi singkat.

36
Nana Sudjana dalam Pupuh Fathurrohman, Op. Cit., h. 66
25

 Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah


terjadi.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi
manusia, yaitu:
 Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu
kecil.
 Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau
terlalu cepat.
 Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara.
 Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks.37

3. Manfaat Media Pembelajaran


Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses
belajar mengajar sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu
seperti:
1) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di
ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio,
atau model.
2) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat
disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto,
slide.
4) Objek atau proses yang rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan
secara konkret melalui film, gambar, slide, atau stimulasi komputer.
5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang
dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong

37
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press Jakarta, 2012), Cet. 4, h. 36-43
26

menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman,


seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya
misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun
binatang.38
Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat


menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi secara
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam
pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan untaian dari guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.39

4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran


Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok besar, yaitu:
a. Media Audio
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan
hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata saja. Jenis-jenis media
audio adalah phonograph record (disc recording), audio tipe (tape recorder), dan
compact disk.

38
Arsyad, Op. Cit., h. 25-27
39
Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad, Op. Cit., h. 24-25
27

b. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis,
dan media visual non-cetak.
c. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam satu proses. Program audio visual seperti film
dokumenter, film drama, yang dsalurkan melalui peralatan film, video dan
televisi.
d. Multimedia
Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah
proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang
memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet,
bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat.40

5. Media Audio Visual (Video)


Media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama,
dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media
audio visual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi, dan video. Jenis
kedua, adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan
slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari
rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu
proses.41
Video, sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama
semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta
(kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti cerita), bisa bersifat

40
Munadhi, Op. Cit., h. 54-57
41
Ibid., h. 113-114
28

informatif edukatif maupun intruksional.42 Sebagai media audio visual dengan


memiliki unsur gerakan dan suara, video dapat digunakan sebagai alat bantu
mengajar pada berbagai bidang studi. Keterampilan yang dapat dilatihkan melalui
media video tidak hanya berupa keterampilan fisik saja, tetapi juga keterampilan
interpersonal seperti keterampilan dalam psikologi dan hubungan masyarakat.
Pengajar dapat memilih program-program video yang sesuai dengan materi yang
akan diajarkan, menyaksikan bersama di ruang kelas dan kemudian membahas
serta mendiskusikannya.43
a. Kelebihan Media Video

Kelebihan media video antara lain:


 Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
 Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.
 Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
 Mengembangkan pikiran dan dan pendapat para siswa.
 Mengembangkan imajinasi peserta didik.
 Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memeberikan gambaran yang lebih
realistis.
 Sangat kuat memperngaruhi emosional seseorang.
 Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu
menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang
diharapkan dari siswa.
 Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang
kurang pandai.
 Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
 Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk
dievaluasi.

42
Sadiman, Op. Cit., h. 74
43
B. Uno, Op. Cit., h. 135-136
29

b. Kelemahan Media Video

Selain memiliki kelebihan-kelebihan, media video juga memiliki kelemahan


antara lain:
 Media video terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses
pengembangan materi tersebut
 Dilihat dari ketersediaannya, masih sedikit sekali video di pasaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran di sekolah.
 Produksi video sendiri membutuhkan waktu dan biaya yang cukup banyak.

c. Langkah-Langkah Pemanfaatan Video


Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan
hal-hal berikut:
 Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
 Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu
melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran.
 Sesudah program video dipertunjukkan, perlu diadakan diskusi, yang juga
perlu dipersiapkan sebelumnya. Siswa melatih diri untuk mencari pemecahan
masalah, membuat dan menjawab pertanyaan.
 Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk
memperhatikan aspek-aspek tertentu.
 Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan belaka,
sebelumnya perlu ditugaskan untuk memeprhatikan bagian-bagian tertentu.
 Sesudah itu dapat ditest berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari
program video itu.44
D. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ilmiah dibutuhkan penelitian sebelumnya yang bertujuan


sebagai acuan peneliti dan diharapkan hasil yang dilakukan peneliti lebih baik
dari penelitian sebelumnya. Maka peneliti mengambil judul “Kemampuan
Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VIII
Semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

44
Munadhi, Op. Cit., h. 127-128
30

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Shinta Devi Purwaningrum,


mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang tahun 2011 dengan judul skripsi “Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Metode Group Investigation Teknik
Wawancara dengan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 01
Larangan Kabupaten Brebes”.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap
siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian
ini adalah keterampilan menulis teks berita siswa SMP kelas VIII. Sumber data
yang digunakan adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 01 Larangan Kabupaten
Brebes yang berjumlah 36 siswa, terdiri atas 14 putra dan 22 putri. Penelitian ini
menggunakan dua variabel, yaitu variabel keterampilan menulis teks berita dan
variabel penggunaan metode group investigation teknik wawancara dengan media
audiovisual.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui nilai rata-rata yang dicapai oleh
siswa sebelum diberi tindakan, yaitu sebesar 61,1 dan berada dalam kategori
cukup. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 5,1 atau
7,7% menjadi sebesar 66,22 dan masih berada dalam kategori cukup. Nilai rata-
rata pada siklus I belum mencapai batas ketuntasan yang telah ditetapkan oleh
peneliti sehingga dilakukan siklus II. Pada siklus II, nilai rata-rata keterampilan
menulis teks berita meningkat menjadi 11,83 atau 17,9% menjadi sebesar 78,05
dan berada dalam kategori baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran menulis teks berita melalui metode group investigation teknik
wawancara dengan media audiovisual telah dilaksanakan dengan baik sehingga
dapat meningkatkan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII C SMP
Negeri 01 Larangan.
Dari pemaparan di atas, bahwa penelitian yang dilakukan Shinta Devi
Purwaningrum menggunakan media yang serupa tetapi tidak sama dengan yang
31

peneliti gunakan terhadap siswa kelas VIII di SMPN 2 Tangerang Selatan.


Penelitian yang dilakukan oleh Shinta menggunakan teknik wawancara dengan
media audio visual, sedangkan yang peneliti gunakan hanya menggunakan media
audio visual di SMPN 2 Tangerang Selatan kelas VIII tahun Pelajaran 2013/2014.
Penelitian dilakukan di tempat yang berbeda, Shinta Devi Purwaningrum
melakukan penelitian di SMP Negeri 01 Larangan, sedangkan peneliti melakukan
penelitian di SMPN 2 Tangerang Selatan.
Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Nur Diana Kristianti,
mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan
Indonesia tahun 2008, dengan judul skripsi “Pembelajaran Menulis Teks Berita
dengan Menggunakan Media Photo Story pada Siswa Kelas VIII SMPN 29
Bandung”. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah eksperimen
dan desain penelitiannya yaitu pretes-postes one group desain. Pengambilan
sampel dilakukan secara random dengan cara mengambil satu kelas dari enam
kelas parallel sebanyak 42 siswa. Berdasarkan penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan terhadap tingkat
kemampuan menulis teks berita pada siswa dengan menggunakan media photo
story. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pretes siswa yaitu 53,78 dan rata-
rata nilai postes siswa yaitu 68,19, yang artinya terdapat pengaruh rata-rata niali
siswa sebelum menggunakan media photo story dengan sesudah menggunakan
media photo story.
Dari pemaparan di atas, bahwa penelitian yang dilakukan oleh Nur Diana
memiliki perbedaan dengan penelitian ini, yaitu dari media yang digunakan.
Media yang digunakan oleh Nur Diana adalah media photo story, sedangkan
media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media audio visual dengan
teknik pengumpulan data menggunakan tes uraian, angket, dan observasi. Metode
penelitian yang digunakan juga berbeda, Nur Diana menggunakan metode
eksperimen, sedangkan metode yang digunakan peneliti adalah PTK.
32

Penelitian relevan yang ketiga dilakukan oleh Zubaidah, mahasiswa Jurusan


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2012, dengan judul skripsi “Pengaruh Penggunaan
Media Foto terhadap Keterampilan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII
SMP Yayasan Miftahul Jannah Tangerang Selatan Semester II Tahun Ajaran
2011/2012”.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Desain
penelitian yang digunakan dalam eksperimen ini adalah Pre-Eksperimen Design.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pada saat pretest nilai rata-rata siswa
sebesar 54,4, sedangkan pada saat posttest nilai rata-rata sebesar 73,3.
Dari pemaparan di atas, bahwa penelitian yang dilakukan oleh Zubaidah
memiliki perbedaan dalam metode yang digunakan, Zubaidah menggunakan
metode penelitian eksperimen, sedangkan metode yang digunakan peneliti adalah
penelitian PTK, dan memiliki perbedaan dalam media yang digunakan. Media
yang digunakan oleh Zubaidah adalah media foto, sedangkan media yang
digunakan dalam penelitian ini adalah media audio visual. Penelitian dilakukan
ditempat yang berbeda, Zubaidah melakukan penelitian di SMP Miftahul Jannah
Tangerang Selatan tahun ajaran 2011/2012 sedangkan peneliti melakukan
penelitian di SMPN 2 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013/2014.

E. Kerangka Berpikir
Sejalan dengan perkembangan kehidupan sekarang, pendidikan akan
semakin berkembang dari tahun ke tahun. Apalagi di era globalisasi ini,
pendidikan sudah dilaksanakan pada anak di bawah usia lima tahun. Harapan dari
adanya dunia pendidikan tersebut secara langsung untuk menciptakan peserta
didik menjadi anak bangsa yang berbudi pekerti baik, pintar, berakhlak mulia, dan
bisa membanggakan bangsanya.
Banyaknya sekolah-sekolah pada saat ini, menimbulkan adanya persaingan
diantara sekolah tersebut. Oleh karena itu, setiap sekolah dituntut untuk terus
33

melakukan perbaikan dan perkembangan dalam proses belajar mengajar demi


meningkatkan mutu sekolah dalam pandangan masyarakat.
Adanya dunia pendidikan menuntut siswa untuk menguasai empat aspek
keterampilan berbahasa, yaitu: aspek menyimak, aspek berbicara, aspek
membaca, dan aspek menulis. Keempat aspek tersebut merupakan kegiatan yang
dapat menunjang keberhasilan di dalam proses belajar mengajar guna terciptanya
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang baik dan tepat.
Aspek menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dalam
seluruh proses belajar mengajar peserta didik di sekolah. Kegiatan menulis bisa
dikaitkan dalam hal menulis berita, dongeng, cerpen, puisi, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini siswa diharuskan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks
berita dengan adanya penggunaan media audio visual yang digunakan oleh guru
dalam proses belajar mengajar.
Dengan adanya penggunaan media audio visual, diharapkan pembelajaran
menulis teks berita akan jauh lebih menarik dan siswa akan lebih kreatif dalam
menulis teks berita. Selain itu diharapkan pula penggunaan media audio visual
dapat menimbulkan semangat dan ketertarikan pada siswa dalam hal menulis teks
berita. Apabila dalam hal menulis teks berita dengan penggunaan media audio
visual berjalan dengan baik, maka guru dapat menerapkan metode pembelajaran
yang sama dengan materi pelajaran yang berbeda.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir tersebut, dapat


dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh media SMPN 2 Tangerang Selatan audio
visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII

H1 : Terdapat pengaruh media audio visual terhadap kemampuan menulis


teks berita pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, yang berlokasi
di Jl. Cireundeu Raya No. 2 Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan 15419.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2013/2014. Penelitian berlangsung pada tanggal 5 Desember 2013-Agustus 2014.
Adapun pengambilan data berlangsung pada tanggal 30 April-14 Mei 2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian


tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (Action Research)
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik di kelas.45 Penelitian
tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kemampuan rasional
dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi di
mana praktik kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan. Bersifat reflektif, artinya
pihak pelaku tindakan secara sadar merenungkan serta mengukur kembali sejauh
mana hasil dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.46
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

45
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.
Ke-9, h. 58
46
Djuanaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN-Malang Press, 2008),
Cet. 1, h. 8

34
35

memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara


lebih profesional.47 Kurt Lewin mengemukakan bahwa penelitian tindakan terdiri
dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu:
a) Perencanaan atau planning,
b) Tindakan atau acting,
c) Pengamatan atau observing, dan
d) Refleksi atau reflecting.48
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus
atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu cirri
utama dari penelitian tindakan. Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi,
maka model Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut
ini:

Perlakuan/
tindakan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi

47
Suyanto, Pedoman Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1997), h. 4
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Ed. Rev., cet. 14, h. 131
36

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-3 SMPN 2 Tangerang Selatan


yang berjumlah 42 siswa, dengan komposisi 18 siswa laki-laki dan 24 siswi
perempuan. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perencana sekaligus


pelaksana kegiatan. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru
Bahasa Indonesia. Peneliti bertindak sebagai guru, selain mengajarkan materi
pembelajaran peneliti juga membuat dan merancang rencana pembelajaran serta
mengevaluasi jalannya kegiatan belajar mengajar.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan penelitian tindakan kelas dilakukan oleh dua siklus. Setiap satu
siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Tahapan pada penelitian ini dimulai dari tahapan prapenelitian yang
akan dilanjutkan dengan dengan tahapan siklus I dan siklus II.
1. Tahapan prapenelitian
Tahapan prapenelitian dalam penelitian ini dilakukan sebagai kegiatan awal
yang bertujuan mengungkapkan permasalahan penting yang berkaitan dengan
pembelajaran menulis. Peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu untuk
mengenali atau mengetahui kondisi awal yang akan dijadikan sebagai bahan
untuk memecahkan permasalahan.
Terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara dengan guru Bahasa
Indonesia mengenai kemampuan menulis teks berita. Pembelajaran menulis teks
berita masih terasa sulit oleh siswa. Adapun kesulitan yang dialami oleh siswa
yaitu menuangkan ide, mengungkapan kelengkapan unsur-unsur berita, dan
merangkai kalimat berita yang baik.
37

2. Tahapan perencanaan (planning)


Hasil tahapan prapenelitian yang telah diperoleh selanjutnya digunakan
sebagai bahan untuk menyusun rancangan tindakan yang akan dilakukan pada
tahapan pelaksanaan. Pada tahapan ini peneliti menyiapkan rencana pengajaran
yang mencangkup RPP, materi atau bahan ajar, media pembelajaran, instrumen
penilaian, dan evaluasi pembelajaran.
3. Tahapan pelaksanaan (acting)
Pada tahapan ini, peneliti melaksanakan semua tindakan yang sudah
dirancang pada tahapan sebelumnya dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
agar tercapai sesuai dengan tujuan awal yang telah ditetapkan. Adapun kegiatan
pelaksanaan pada tahapan ini seperti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah ditetapkan, menggunakan media pembelajaran yang sudah
ditentukan.
4. Tahapan pengamatan (observing)
Pada tahapan ini, dilakukan kegiatan pengamatan pada setiap siklusnya. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa, kemampuan siswa, dan respon
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah mengetahui aktivitas
siswa, peneliti memberikan pengaruh pada penyusunan perencanaan tindakan
yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
5. Tahapan refleksi (reflecting)
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang telah
terkumpul pada saat melakukan tahapan pengamatan. Data yang telah didapat
tersebut kemudian dianalisis. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk menetapkan
langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
38

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Hasil dari intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini yaitu,
adanya pengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII
dengan menggunakan media auduo visual. Adapun ketuntasan belajar yang
diharapkan mencapai nilai KKM yaitu 76.

G. Data dan Sumber Data


Sumber data diperoleh dari siswa-siswi SMPN 2 Tangerang Selatan kelas
VIII dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasana kelas, tingkah laku/ sikap
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dan adanya pengaruh terhadap
kemampuan menulis teks berita pada siswa dengan menggunakan media audio
visual.

H. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data sangat penting bagi penelitian, sebab teknik
pengumpulan data mendukung keberhasilan dalam suatu penelitian. Adapun
teknik pengumpalan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tes dan
nontes.
1. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran
atau penilaian.49 Tes adalah salah satu bentuk pengukuran, dan tes merupakan
salah satu cara untuk mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan,
keterampilan) tentang peserta didik.50
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian. Bentuk
tes uraian atau esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban
peserta didik dalam bentuk uraian dengan memergunakan bahasa sendiri. Dalam

49
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011), h. 66
50
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2012), Cet. 3, h. 105
39

bentuk tes uraian itu peserta didik dituntut berpikir tentang dan memergunakan
apa yang diketahui yang berkenaan dengan pertanyaan yang harus dijawab.
Bentuk tes uraian memberi kebebasan kepada peserta didik untuk menyusun dan
mengemukakan jawabannya sendiri dalam lingkup yang secara relatif dibatasi.51
Dalam penelitian ini, tes uraian diberikan dua kali. Tes uraian pertama
merupakan langkah yang diambil peneliti untuk mengetahui kemampuan dasar
peserta didik dalam pembelajaran menulis teks berita sebelum menggunakan
media audio visual, tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik yang berkenaan dengan materi pelajaran yang akan diberikan. Tes uraian
kedua dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menulis teks
berita sesudah menggunakan media audio visual, tes ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah semua materi pelajaran yang sudah diberikan dapat dikuasai
dengan baik oleh peserta didik.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan tema yang
diberikan dan objek yang siswa lihat. Tes ini digunakan untuk mengetahui
keterampilan peserta didik dalam menentukan ketepatan isi berita dan prinsip-
prinsip berita (5W + 1H) dengan objek yang siswa lihat.

2. Nontes
Teknik nontes merupakan alat peneliaian yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik tanpa melalui tes dengan
alat tes.52 Penelitian dilakukan untuk memperoleh data secara langsung ke
lapangan melalui:
a. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (= data)
yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan atau pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
51
Tuckman dalam Burhan Nurgiyantoro, Ibid., h. 117
52
Nurgiyantoro, Ibid., h. 90
40

pengamatan.53 Peneliti melakukan observasi dengan mengunjungi langsung


SMPN 2 Tangerang Selatan terhadap proses pembelajaran di dalam kelas
yang dilakukan oleh guru, yaitu peneliti sendiri, untuk melihat sejauh mana
perkembangan siswa dalam menulis teks berita dengan penggunaan media
audio visual.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai alat pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan selama kegiatan penelitian berlangsung. Lembar
observasi ini digunakan untuk mengemukakan data terkait dengan
perkembangan siswa dalam menulis teks berita selama kegiatan penelitian
berlangsung. Adapun yang menjadi lembar pengamatan dalam penelitian ini
adalah aktivitas siswa.
c. Kuesioner (Angket)
Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.54 Angket yang
dibuat dalam penelitian ini nantinya akan diserahkan kepada siswa dan
kemudian diisi untuk mengetahui respon siswa saat diberikan media audio
visual dalam proses pembelajaran menulis teks berita.

53
Sudijono, Op. Cit., h. 76
54
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet.
1, h. 192
41

I. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pembelajaran di kelas
a. Persiapan, yang bertujuan untuk merancang pembelajaran menulis teks
berita.
b. Mengkondisikan siswa di dalam kelas untuk menerima pembelajaran yang
telah direncanakan.
c. Peneliti memberikan tes awal kepada peserta didik berupa tes uraian tanpa
menggunakan media audio visual (peserta didik menulis teks berita tanpa
menggunakan media audio visual).
d. Peneliti memberikan materi mengenai berita dan khususnya bagaimana
menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual.
e. Peneliti memberikan tes akhir kepada peserta didik dengan menggunakan
media audio visual (peserta didik menulis teks berita dengan
menggunakan media audio visual)
2. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas
siswa yang terjadi dalam proses pembelajaran menulis teks berita sebelum dan
sesudah menggunakan media audio visual selama kegiatan penelitian
berlangsung.
42

Tabel. 3.1
Lembar Observasi Pembelajaran Menulis Teks Berita
%
Kriteria
No. Aspek yang diamati (persentase)
Kurang Cukup Baik Ya Tidak
1. Siswa memberikan
respons positif terhadap
pembelajaran menulis
teks berita
2. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
3. Siswa mengajukan
pertanyaan
4. Siswa mengajukan
pendapat
5. Siswa menjawab
pertanyaan guru
6. Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru
dengan baik
7. Siswa mengikuti
pembelajaran sampai
akhir

3. Lembar kuesioner (angket)


Lembar kuesioner (angket) pada tes awal digunakan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan dan minat siswa dalam menulis teks berita. Dan lembar
angket pada tes akhir digunakan untuk mengetahui respon dan hasil belajar siswa
dalam menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual.
43

Tabel. 3.2
Kisi-Kisi Angket Pretest/Tes Uraian Pertama
No. Aspek yang Pertanyaan Jawaban
dinilai

1. Minat dan 1. Apakah kamu suka a. Iya


pendapat siswa dengan kegiatan b. Tidak
mengenai menulis? c. Kadang-kadang
pengertian d. ………………
menulis 2. Dari tiga pernyataan di a. Menulis adalah
bawah ini, manakah kegiatan yang
pengertian menulis yang menyenangkan
paling sesuai menurut b. Menulis adalah
pendapat Anda? kegiatan merangkai
kata-kata dalam kertas
c. Menulis adalah
kegiatan menuangkan
ide atau gagasan ke
dalam sebuah tulisan
d. ………………
2. Pemahaman dan 3. Dari ketiga pengertian a. Berita adalah
pengetahuan mengenai berita, informasi mengenai
siswa mengenai manakah menurut Anda suatu peristiwa,
berita dan yang paling tepat? kejadian yang
pengalaman berisikan fakta atau
siswa dalam kejadian
menulis teks b. Berita adalah
berita pemberitahuan tentang
suatu informasi
44

c. Berita adalah laporan


yang disampaikan
melalui media cetak
atau elektronik
d. ………………

4. Apakah kamu pernah a. Pernah


menulis teks berita? b. Belum pernah
c. Sudah lupa
d. ………………
5. Apakah kamu pernah a. Pernah
menulis teks berita b. Belum pernah
dengan tema bencana c. Sudah lupa
alam? d. ………………
3. Intensitas 6. Dalam pembelajaran a. Tidak pernah
penggunaan menulis, apakah guru b. Jarang
media dalam kamu sering c. Sering
pembelajaran menggunakan media? d. ………………
dan pendapat 7. Apakah yang kamu a. Media adalah suatu alat
siswa mengenai ketahui tentang media? elektronik
pengertian media b. Media adalah alat untuk
mendengarkan
c. Media adalah perantara
atau pengantar pesan
dari pengirim pesan
kepada penerima pesan
d. ………………
4. Kesulitan siswa 8. Apakah kamu mengalami a. Iya
45

dengan kesulitan dalam b. Tidak


penggunaan penulisan ejaan yang c. Kadang-kadang
ejaan yang benar benar dalam menulis teks d. ………………
berita?

Tabel. 3.3
Kisi-Kisi Angket Posttest/Tes Uraian Kedua
No. Aspek yang Pertanyaan Jawaban
dinilai
1. Pengetahuan dan 1. Apakah kamu pernah a. Pernah
pengalaman mendengar atau b. Belum pernah
siswa menulis mengetahui tentang c. Sudah lupa
teks berita menulis teks berita d. ………………
dengan dengan menggunakan
menggunakan tayangan media audio
media audio visual?
visual 2. Apakah kamu pernah a. Pernah
menulis teks berita b. Belum pernah
dengan menggunakan c. Sudah lupa
media audio visual? d. ………………
2. Kesulitan siswa 3. Apakah kamu mengalami a. Iya
menulis teks kesulitan dalam menulis b. Tidak
berita teks berita dengan tema c. Kadang-kadang
menggunakan pendidikan dengan d. ………………
media audio menggunakan media
visual audio visual?
4. Apakah kamu mengalami a. Iya
kesulitan dalam penulisan b. Tidak
46

ejaan yang benar dalam c. Kadang-kadang


menulis teks berita? d. ………………
3. Ketertarikan 5. Apakah kamu menyukai a. Iya
siswa dalam proses pembelajaran b. Tidak
penggunaan dengan menggunakan c. Kadang-kadang
media audio media audio visual? d. ………………
visual dalam 6. Setelah kamu mengikuti a. Iya
menulis teks pembelajaran menulis b. Tidak
berita teks berita dengan c. Kadang-kadang
menggunakan media d. ………………
audio visual, apakah
kamu tertarik untuk
menulis teks berita lagi?
4. Solusi mengatasi 7. Bagaimana cara kamu a. Bertanya kepada guru
kesulitan dalam mengalami kesulitan b. Bertanya kepada teman
menulis teks dalam menulis teks berita c. Membaca buku
berita dengan tema pendidikan? d. ………………
5. Pendapat siswa 8. Bagaimana pendapatmu a. Penggunaan media
mengenai mengenai pembelajaran audio visual tidak
penggunaaan menulis teks berita memberikan manfaat
media audio dengan menggunakan apa-apa
visual terhadap media audio visual? b. Penggunaan media
pembelajaran audio visual dapat
menulis teks memberikan gambaran
berita mengenai apa yang
harus saya tulis
c. Penggunaan media
audio visual
47

memudahkan saya
dalam menulis teks
berita mencakup unsur
5W + 1H
d. ………………
9. Apakah dengan a. Iya
menggunakan media b. Tidak
audio visual dapat c. Kadang-kadang
memberikan kemudahan d. ………………
dalam menulis teks berita
dengan tema pendidikan?
10. Jika jawaban pada no 9 a. Dapat memberikan
adalah iya atau kadang- inspirasi dalam menulis
kadang, apa alasannya? teks berita
b. Dapat memberikan
gambaran yang dapat
dijadikan pokok pikiran
dalam menulis teks
berita yang
mengandung unsur 5W
+ 1H
c. A dan B benar
d. ………………
48

J. Analisis Data dan Interpretasi Data


Dalam analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis data tes
a. Menentukan nilai yang menggambarkan taraf kemampuan siswa secara
individual, dengan aspek penilaian kemampuan menulis teks berita
dengan menggunakan media audio visual.
Tabel. 3.4
Rubrik Penilaian Menulis Teks Berita Berdasarkan Rangsang
Visual dan Suara55
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Kesesuaian isi teks 20
2. Ketepatan logika urutan cerita 15
3. Ketepatan detail peristiwa 20
4. Ketepatan makna keseluruhan cerita 15
5. Ketepatan kata 10
6. Ketepatan kalimat 10
7. Ejaan dan tata tulis 10
Jumlah Skor: 100

b. Penghitungan data statistik deskriptif


Setelah hasil tes siswa pada tes uraian pertama dan tes uraian kedua
telah diketahui, maka nilai tes tersebut dianalisis menggunakan statistik
deskriptif, dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Menentukan nilai rata-rata (Mean)
Nilai hitung rata-rata atau mean dilambangkan dengan X (dibaca: eks-
bar), untuk ukuran sampel (statistik) dan rata-rata populasi dilambangkan
dengan µ (dibaca: mu), untuk mengukur parameter menggunakan rumus:

55
Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 433
49

Keterangan:
X = Nilai rata-rata (mean)
∑x = Jumlah skor ujian
n = Jumlah siswa

2) Menentukan nilai median


Median merupakan suatu batasan yang mempunyai arti penting dalam
menentukan nilai. Batasan nilai yang ditentukan oleh median adalah nilai
tengah atau 50% dari nilai data paling tinggi atau paling rendah.sebelum
nilai median ditentukan terlebih dahulu nilai tersebut diatur dari nilai yang
yang terbesar ke nilai yang terkecil.
MED = nilai tengah
3) Menentukan nilai modus (mode)
Modus merupakan nilai yang paling banyak muncul dan paling banyak
frekuensinya di antara nilai-nilai lainnya.
c. Penentuan kriteria dengan penghitungan presentase
Tabel. 3.5
Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Presentase
untuk Skala Empat56
Nilai Ubahan Skala
Interval Persentase
Empat Keterangan
Tingkat Penguasaan
1–4 D-A
86 – 100 4 A Baik Sekali
76 – 85 3 B Baik
56 – 75 2 C Cukup
10 – 55 1 D Kurang

56
Ibid., h. 253
50

2. Analisis data angket dan lembar observasi


Dalam pengolahan analisis data angket dan lembar observasi, peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut:

P = f X 100%
N

Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase57

57
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Ed. 1,
Cet. 24, h. 43
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMP NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN


NSS/NPSN : 20.1.28.03.10.001 / 20603125
Akreditasi : A
Alamat : Jl. Cireundeu Raya No. 2 Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan 15419
Telp. : (021) 7401084
Fax. : (021) 7402310
E-mail : info@smp2tangsel.com
Website : www.smp2tangsel.com

2. Sejarah singkat SMP Negeri 2 Tangerang Selatan


SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan mulai berdiri sejak tanggal 2 Januari
1974 sebagai sekolah filial dari SMP Negeri 48 Jakarta dengan nama SMP
Persiapan. Seiring dengan terjadinya pengembangan wilayah dan peralihan
pemerintahan, SMP Persiapan kemudian berubah nama menjadi SMPN
Cireundeu (1979) dan SMPN 1 Ciputat (1999).
Pada tahun 2004 berdasarkan Keputusan Direktur PLP Dirjen Dikdasmen
Depdiknas Nomor 1147A/C3/SK/2004 tanggal 5 Juli 2004, SMPN 1 Ciputat
mendapat predikat sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN).
Predikat SSN sangat memacu semangat warga sekolah untuk mewujudkan
sekolah sebagai pusat pengembangan logika, etika, dan estetika melalui berbagai
kegiatan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Guru bersama orang tua dan komite
sekolah saling bahu-membahu dalam pengelolaan sekolah untuk peningkatan
52

mutu pendidikan khususnya mutu lulusan, sehingga pada tahun 2009 SMPN 1
Ciputat berhasil meraih sertifikat ISO 9001-2000.
Berdasarkan Keputusan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 10 Tahun
2009, SMPN 1 Ciputat berubah nama menjadi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
dan atas prestasi kerja warga sekolah pada tahun 2010 SMPN 2 Kota Tangerang
Selatan meraih sertifikat ISO 9001-2008.
Mulai tahun pelajaran 2013/2014 SMPN 2 Kota Tangerang Selatan telah
mencanangkan program Sekolah Berwawasan Lingkungan Hidup. Untuk
mewujudkan program tersebut sekolah telah menetapkan 5 (lima) rencana aksi,
yaitu:
1) Optimalisasi pelaksanaan tata tertib sekolah tentang pola hidup bersih dan
sehat;
2) Pengadaan, perbaikan, dan perawatan sarana prasarana pendidikan secara
bertahap dan proporsional;
3) Penyediaan peralatan dan sarana kebersihan yang memadai;
4) Pemanfaatan setiap lahan kosong untuk penghijauan dan taman;
5) Menggalang kerjasama dengan orang tua, masyarakat, instansi pemerintah
dan swasta dalam pengadaan peralatan kebersihan dan pengelolaan
lingkungan;
Ada pun pemimpin yang pernah menjabat Kepala Sekolah:
1. Tahun 1974 s.d. 1989 : Drs. H. Munadjat Indria
2. Tahun 1989 s.d. 1997 : Dadang Suyatna, B.A.
3. Tahun 1997 s.d. 1998 : PYMT Drs. H. Munadjat Indria
4. Tahun 1998 s.d. 2001 : H. Soemarmo, B.A.
5. Tahun 2001 s.d. 2006 : Drs. H. Nurhadi, M.M.
6. Tahun 2006 s.d. 2009 : Drs. H. Kuswanda, M. Pd.
7. Tahun 2009 s.d. 2012 : Alan Suherlan, S. Pd., M.M.
8. Tahun 2012 s.d. sekarang : Drs. H. Antasa, M.M.Pd.
53

3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi SMPN 2 Tangerang Selatan

“Unggul dalam prestasi, santun dalam perilaku”

b. Misi SMPN 2 Tangerang Selatan

“Menyelenggarakan pembelajaran efektif berwawasan IPTEK


berlandaskan IMTAQ”

c. Tujuan SMPN 2 Tangerang Selatan

Menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, kompetitif, dan berakhlakul-


karimah, indikator:

1) Unggul dalam prestasi akademis dan non akademis

2) Mampu mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki

3) Melaksanakan syariah agama dan berbudi pekerti luhur

4. Kondisi Sekolah Tahun Pelajaran 2013/2014


a. Kondisi Siswa
Protestan
Rombel

Katolik

Khong
Budha
Hindu
Islam
Kelas

Hucu
L+P
L

VII 10 176 180 412 399 3 7 1 - 2

VIII 10 201 208 409 393 2 14 - - -

IX 9 172 183 358 335 2 15 1 - 5

Jumlah 29 549 571 1179 1127 7 36 2 - 7


54

b. Kondisi Guru dan Pegawai


Status Pendidikan
Kepegawaian
Jabatan L P Jml
<SL SLTP
PNS Honorer S2 S1 D3
TA

Kepala Sekolah 1 - 1 1 - 1 - - -

Guru 23 40 63 52 11 5 52 5 -

Pegawai Tata -
3 5 8 2 6 3 3 3
Usaha
Petugas - 4
4 - 4 - 4 - - 2
Kebersihan
Petugas - 2
4 - 4 - 4 - - 2
Keamanan

Jumlah 35 45 80 55 25 6 55 8 7 6

c. Prestasi Siswa
1) Perolehan Nilai Rata-Rata Ujian Nasional (3 tahun terakhir)

Tahun Mata Pelajaran Rata- Lulus


Pelajaran B.Indonesia B.Inggris Matematika IPA rata

2007/2008 7,13 8,24 6,65 6,92 7,03 100%

2008/2009 7,22 7,09 7,61 7,09 7,26 100%

2009/2010 7,66 7,10 7,63 7,16 7,41 100%

2010/2011 6,95 8,87 6,41 7,17 7,10 100%


55

2011/2012 8,13 6,96 8,62 8,20 7,98 100%

2012/2013 7,58 6,76 6,38 6,54 6,82 100%

2) Prestasi Non-Akademik Tahun Pelajaran 2013/2014


 Juara I Lomba Aksi Mading Tingkat Jabodetabek di MTs. 3
Jakarta
 Juara I Speech Contest Tingkat Jabodetabek di MTs. 3, Jakarta
 Juara I Lomba Basket On Three Sasmita Cup Tingkat Tangsel di
Sasmita Jaya, Pamulang
 Juara II Lomba Bulu Tangkis O2SN Tingkat Tangsel di SMP
Binus, Serpong, Tangsel
 Juara I Lomba Marawis Tingkat Gugus 03 Kota Tangsel di SMP
Al-Sukro
 Juara II Basket putra/putrid Tingkat Tangsel di SMA Tri Guna
Jaya Tangsel
 Juara Harapan II Paskibra Tingkat Tangsel di SMA Negeri 9 Kota
Tangsel
5. Kegiatan Pembelajaran
a. Paket Mata Pelajaran yang harus Diampuh

Alokasi Waktu/Jam-pel SKBM

No Mata Pelajaran Kelas- Kelas- Kelas- Kelas Kelas Kelas

7 8 9 -7 -8 -9

1 Pendidikan Agama 2 2 2 76 78 80

2 PKn 2 2 2 75 76 78
56

3 Bahasa Indonesia 4 4 4 72 75 78

4 Matematika 4 4 4 68 70 75

5 IPA 4 4 5 71 73 76

6 IPS 4 4 5 70 72 75

7 Bahasa Inggris 4 4 4 70 74 76

8 Seni Budaya 2 2 2 75 78 80

9 Pendidikan Jasmani 2 2 2 70 74 78

10 TIK 2 2 2 64 70 75

11 Pendidikan Budi Pekerti - - - 76 78 80

12 PKK 2 2 2 76 77 78

13 Mulok Pilihan 2 2 2 67 70 75

Jumlah jam/rata-rata SKBM 34 34 34 71 74 77

b. Kegiatan Pengembangan Diri

Olah Raga Kewiraan Bahasa dan Seni

- Basket - Pramuka - English Club


- Volley - PMR/UKS - Jurnalis
- Sepak bola - Paskibra - Vocal group
- Futsal - Band
- Bulu tangkis - Angklung
- Tenis meja
57

- Taekwondo
- Silat

c. Kegiatan Pembiasaan
No. Jenis kegiatan Waktu Pelaksanaan

Hari Senin pagi dan hari


1.Upacara Bendera
besar Nasional

Hari Jum‟at pagi dan hari


2.Binrohis, Senam, dan Bakti Sosial
besar agama

3.Shalat jum‟at dan Keputrian (muslim) Hari Jum‟at siang

4.English Day Hari Kamis

5.Budaya bersih, rapi, dan sehat Setiap hari

B. Pembahasan

1. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Data


a. Tindakan Pembelajaran
Penelitian telah dilakukan di kelas VIII-3 SMPN 2 Tangerang Selatan yang
berlangsung selama dua siklus. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
menghasilkan suatu pembelajaran yang dapat memungkinkan memperbaiki
kemampuan menulis teks berita yang lebih baik dari sebelumnya.
Proses penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan diawali dengan
observasi langsung ke objek yang akan diteliti. Peneliti menemui guru bidang
studi mata pelajaran bahasa Indonesia untuk mengetahui kemampuan menulis teks
berita pada siswa. Penelitian juga observasi langsung pada kelas yang menjadi
objek penelitian.
58

Proses penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengadakan pretest terlebih


dahulu kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis
teks berita. Dalam melakukan pretest ini peneliti tidak menggunakan media audio
visual sebagai media pembelajaran. Proses pretest ini peneliti mencoba
merangsang pengetahuan siswa mengenai materi menulis teks berita. Tindakan
selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis sebuah
teks berita mengenai peristiwa dengan tema bencana alam.
b. Pertemuan Pertama (Siklus I)
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyusun rencana pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yakni, peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan dari materi yang akan diajarkan kepada siswa, dan merangsang kembali
ingatan siswa mengenai materi menulis teks berita yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan dasar siswa mengenai materi menulis teks berita. Proses
selanjutnya yaitu memberikan prestest, pada pretest (tes uraian pertama) ini siswa
ditugaskan menulis teks berita dengan tema bencana alam tanpa menggunakan
media audio visual.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti merealisasikan apa yang telah
direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran ini dilaksanakan pada tanggal 30 April 2014.
Proses pembelajaran dimulai dengan membuka pelajaran di kelas, kemudian
berdoa, mengabsen siswa satu persatu. Selanjutnya peneliti mulai bertanya kepada
siswa berita yang bertujuan untuk merangsang kembali ingatan siswa pada materi
menulis teks berita. Namun hanya ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan
dari peneliti, bahwa berita adalah suatu kejadian/peristiwa.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya yakni, peneliti menjelaskan pengertian
mengenai sebuah berita dan cara menulis teks berita. Peneliti memberikan sebuah
59

contoh berita untuk dianalisis bersama-sama sesuai dengan apa yang telah peneliti
jelaskan kepada siswa.
Kegiatan selanjutnya, yaitu melakukan pretest (tes uraian pertama). Pretest
(tes uraian pertama) dilakukan selama 40 menit, pada kegiatan ini siswa diberikan
tes untuk menulis sebuah teks berita dengan tema bencana alam tanpa
menggunakan media audio visual.
3) Tahap Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, dalam pembelajaran di kelas siswa terlihat
cukup menyimak pelajaran dengan baik. Akan tetapi, masih ada sebagian siswa
yang asyik mengobrol dengan teman sebangku, bercanda, mencoret-coret kertas,
bahkan ada yang menundukkan kepalanya di atas meja bermalas-malasan.
4) Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini, setelah peneliti melaksanakan pretest (tes uraian
pertama) dapat diketahui bagaimana kemampuan siswa dalam menulis teks berita.
Dari hasil yang didapat masih banyak siswa yang mengalami kesulitan pada saat
menulis teks berita. Siswa tidak menuliskan judul berita sesuai dengan tema yang
diberikan, siswa masih kurang dalam memilih kata-kata yang sesuai sehingga
masih dapat kekurangan dalam merangkai kalimat berita dengan baik, dan
kurangnya pengetahuan siswa dalam penggunaan ejaaan yang sesuai dengan
EYD. Maka pada pertemuan selanjutnya, peneliti akan menjelaskan kembali
materi mengenai berita dan cara menulis teks berita dengan baik sesuai unsur-
unsur yang terdapat dalam berita, serta membedakannya dengan menggunakan
media audio visual.
c. Pertemuan Kedua (Siklus II)
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan kedua ini, peneliti membuka pembelajaran dengan
kembali menjelaskan maksud dan tujuan dari materi yang akan diajarkan kepada
siswa, yakni menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual.
Selanjutnya peneliti mencoba merefleksi mengenai materi yang telah diajarkan
60

pada saat pertemuan pertama. Peneliti menjelaskan kembali materi mengenai


berita dan cara menulis teks berita dengan baik sesuai unsur-unsur yang terdapat
dalam berita Proses selanjutnya yaitu peneliti memberikan tindakan berupa
posttest, pada posttest (tes uraian kedua) ini siswa ditugaskan menulis teks berita
dengan tema pendidikan dengan menggunakan media audio visual.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kedua ini, dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2014.
Proses pembelajaran dimulai dengan membuka pelajaran di kelas, kemudian
berdoa, mengabsen siswa satu persatu. Selanjutnya peneliti mulai menanyakan
kembali materi menulis teks berita yang telah diajarkan pada pertemuan pertama.
Kegiatan selanjutnya, peneliti menanyakan kepada siswa tentang pemahaman
mereka mengenai cara menulis teks berita dengan menggunakan media audio
visual.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya yakni, peneliti memberikan sebuah
tayangan berita melalui media audio visual. Siswa ditugaskan untuk
memperhatikan tayangan berita tersebut. Pada tahap ini, suasana kelas tampak
kondusif, karena hampir seluruh siswa memperhatikan dan menyimak tayangan
berita dengan baik. Setelah itu siswa di minta untuk mengerjakan posttest (tes
uraian kedua), yaitu menuliskan kembali teks berita yang telah ditayangkan oleh
guru (peneliti) melalui media audio visual tersebut. Posttest (tes uraian kedua)
dilakukan selama 40 menit, pada kegiatan ini siswa diberikan tes untuk
menuliskan kembali sebuah teks berita yang telah ditampilkan melalui media
audio visual dengan tema pendidikan.
3) Tahap Pengamatan
Pada tahap pengamatan kedua ini, dalam pembelajaran di kelas hampir
seluruh siswa terlihat cukup menyimak pelajaran dengan baik. Suasana kelas
terlihat lebih kondusif dan tenang. Siswa tampak lebih siap dan memberikan
respons yang baik dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
61

4) Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini, setelah peneliti melaksanakan posttest (tes uraian
kedua) dapat diketahui adanya perkembangan kemampuan siswa dalam menulis
teks berita. Dari hasil yang didapat hampir seluruh siswa dapat menulis teks berita
dengan baik melalui tayangan media audio visual. Siswa sudah mampu
menuliskan judul berita sesuai dengan tema yang diberikan. Siswa dapat memilih
kata-kata yang sesuai sehingga dapat merangkai kalimat berita dengan baik, dan
kesalahan siswa dalam penggunaan ejaaan yang sesuai dengan EYD semakin
berkurang. Pada tahap siklus kedua ini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
penggunaan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada
siswa kelas VIII-3 SMPN 2 Tangerang Selatan berpengaruh positif. Karena dari
hasil posttest (tes uraian kedua) mengalami peningkatan dari hasil pretest (tes
uraian pertama). Maka peneliti mengakahiri penelitian setelah pada siklus kedua
terlaksana dengan baik.
6. Deskripsi Hasil Data Tes Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan
Media Audio Visual (Pretest/Tes Uraian Pertama)
Untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis teks
berita tanpa menggunakan media audio visual (pretest), peneliti mengadakan tes
kepada siswa kelas VIII-3 SMPN 2 Tangerang Selatan pada tanggal 30 April
2014. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan tes selama empat puluh menit.
Berikut ini peneliti sajikan hasil data pretest (tes uraian pertama) dari seluruh
siswa dan nilai rata-rata kelas.

Tabel. 4.1
Hasil Data Pretest/Tes Uraian PertamaSiswa Kelas VIII-3
Aspek Penilaian Jumlah
No. Nama Siswa Kategori
A B C D E F G Nilai
1 Achmad Fikri Hibatulloh 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
2 Adymas Nurul Hidayah 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
62

3 Ailsa Oktariana 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
4 Annisa Diah Putri Mellinia 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
5 Aqhis Ghasyi Fadilah 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
6 Bagas Jamalludin Ar Rosyid 15 10 15 10 5 5 5 65 TT
7 Bintang Zamani Novanski 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
8 Clara Zulfiah 15 10 10 10 10 5 5 65 TT
9 Dara Aulia Syafitri 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
10 Dicky Darmawan 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
11 Dwi Dian Anggraini 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
12 Dzikrina Lailatun Nafisah 15 10 10 10 10 5 5 65 TT
13 Elmyra Benitta 15 10 15 10 10 5 5 70 TT
14 Fera Aghita 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
15 Firda Rahmawati 15 10 10 10 10 5 5 65 TT
16 Fitriani Nurul Hikmah 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
17 Guntur Julyanto 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
18 Hilmy Ardhi 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
19 Idham Kholid 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
20 Ifa Cahya Putri 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
21 Iffa Naila Safira Widyawati 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
22 Indriyati Meliniawati Dewi 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
23 Ismi Rahmalia Sanusi 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
24 Kanaya Oktavia Marlina 15 10 15 10 5 5 5 65 TT
25 Lusy Anggie Oktavia 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
26 Marini Astuti 15 10 10 10 10 5 5 65 TT
Muhammad Fiqih Dwi 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
27
Haryawan
Muhammad Maulana 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
28
Syahara
63

Muhammad Nurega 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
29
Prayoga
Muhammad Raysal 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
30
Drigasvara
31 Muhammad Rizkiansyah 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
32 Putri Yulia Alen Masga 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
33 Putri Zahra Savira 15 10 10 10 10 10 5 70 TT
34 Rahmat Hidayat 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
35 Reyfina Asta Miranti 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
36 Rivan Fadila Yakhsa 15 10 15 10 5 5 5 65 TT
37 Robby Sanjaya 10 10 10 10 10 5 5 60 TT
38 Rosita 15 10 10 10 5 5 5 60 TT
39 Rudi Afriyanda Idjas 10 10 10 10 5 5 5 55 TT
40 Sinta Baharani 15 10 10 10 10 5 5 60 TT
41 Tasya Ramzani 15 10 10 10 10 5 5 65 TT
42 Tiara Brisa Kasih 15 10 10 10 10 10 5 70 TT
Jumlah 2510
Nilai rata-rata 59,76 TT

Keterangan:
A: Kesesuaian isi teks E : Ketepatan kata T : Tuntas
B: Ketepatan logika urutan cerita F : Ketepatan kalimat TT : Tidak Tuntas
C: Ketepatan detail peristiwa G : Ejaan dan tata tulis
D: Ketepatan makna keseluruhan cerita

Deskripsi
Tabel di atas menunjukkan bahwa kelas VIII-3 yang berjumlah 42 siswa,
sebanyak enam belas orang mendapat skor: 55, lima belas orang mendapat skor:
60, delapan orang mendapat skor: 65, dan tiga orang mendapat skor: 70. Siswa
memperoleh tingkat penguasaan nilai berada dalam rentang 55 – 70 dengan
64

interpretasi cukup dan dikatakan masih kurang mampu dalam menulis teks berita
serta nilai individu setiap siswa masih di bawah KKM yaitu 76. Berdasarkan hasil
data pretest di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest (sebelum
menggunakan media audio visual) adalah 59,76 dengan interpretasi kurang (D).

Analisis Data Nilai Pretest:


a) Rata-rata (Mean)

= 59,76
b) Median
70, 70, 70, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60,
60, 60, 60, 60, 60, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55

MED = ( )
= 60
Nilai tengah adalah 60
c) Modus
Nilai yang paling banyak muncul adalah 55 (sebanyak 15 orang)

3. Deskripsi Data Tes Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media


Audio Visual (Posttest/Tes Uraian Kedua)

Untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis teks


berita dengan menggunakan media audio visual (posttest), peneliti mengadakan
tes kepada siswa kelas VIII-3 SMPN 2 Tangerang Selatan pada tanggal 7 Mei
2014. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan tes selama empat puluh menit.
Berikut ini peneliti sajikan sajikan hasil data posttest (tes uraian kedua) dari
seluruh siswa dan nilai rata-rata kelas.
65

Tabel. 4.2
Hasil Data Posttest/Tes Uraian Kedua Siswa Kelas VIII-3
Aspek Penilaian Jumlah
No. Nama Siswa Kategori
A B C D E F G Nilai
1 Achmad Fikri Hibatulloh 20 15 15 15 10 5 5 85 T
2 Adymas Nurul Hidayah 20 15 15 10 10 5 5 80 T
3 Ailsa Oktariana 20 15 15 15 10 10 5 90 T
4 Annisa Diah Putri Mellinia 20 15 15 15 10 5 5 85 T
5 Aqhis Ghasyi Fadilah 20 15 15 15 10 5 5 85 T
6 Bagas Jamalludin Ar Rosyid 20 15 15 15 10 10 5 90 T
7 Bintang Zamani Novanski 20 15 15 10 10 5 5 80 T
8 Clara Zulfiah 20 15 15 15 10 10 5 90 T
9 Dara Aulia Syafitri 20 15 15 10 10 5 5 80 T
10 Dicky Darmawan 20 15 15 15 10 5 5 85 T
11 Dwi Dian Anggraini 20 15 15 15 10 5 5 85 T
12 Dzikrina Lailatun Nafisah 20 15 15 15 10 10 5 90 T
13 Elmyra Benitta 20 15 20 15 10 10 5 95 T
14 Fera Aghita 20 15 15 15 10 5 5 85 T
15 Firda Rahmawati 20 15 20 15 10 10 5 95 T
16 Fitriani Nurul Hikmah 20 15 15 15 10 5 5 85 T
17 Guntur Julyanto 20 15 15 10 10 5 5 80 T
18 Hilmy Ardhi 20 15 15 15 10 5 5 85 T
19 Idham Kholid 20 15 15 15 10 10 5 90 T
20 Ifa Cahya Putri 20 15 15 10 10 5 5 80 T
21 Iffa Naila Safira Widyawati 20 15 20 15 10 10 5 95 T
22 Indriyati Meliniawati Dewi 20 15 15 15 10 10 5 90 T
23 Ismi Rahmalia Sanusi 20 15 15 15 10 5 5 85 T
24 Kanaya Oktavia Marlina 20 15 20 15 10 10 5 95 T
66

25 Lusy Anggie Oktavia 20 15 15 15 10 5 5 85 T


26 Marini Astuti 20 15 20 15 10 10 5 95 T
Muhammad Fiqih Dwi 20 15 15 10 10 5 5 80 T
27
Haryawan
Muhammad Maulana 20 15 15 15 10 5 5 85 T
28
Syahara
Muhammad Nurega 20 15 15 15 10 5 5 85 T
29
Prayoga
Muhammad Raysal 20 15 15 15 10 10 5 90 T
30
Drigasvara
31 Muhammad Rizkiansyah 20 15 15 15 10 5 5 85 T
32 Putri Yulia Alen Masga 20 15 15 15 10 5 5 85 T
33 Putri Zahra Savira 20 15 20 15 10 10 5 95 T
34 Rahmat Hidayat 20 15 15 15 10 5 5 85 T
35 Reyfina Asta Miranti 20 15 15 15 10 5 5 85 T
36 Rivan Fadila Yakhsa 20 15 15 15 10 10 5 90 T
37 Robby Sanjaya 20 15 15 10 10 5 5 80 T
38 Rosita 20 15 15 15 10 10 5 90 T
39 Rudi Afriyanda Idjas 20 15 15 15 10 5 5 85 T
40 Sinta Baharani 20 15 15 15 10 5 5 85 T
41 Tasya Ramzani 20 15 20 15 10 10 5 95 T
42 Tiara Brisa Kasih 20 15 20 15 10 10 5 95 T
Jumlah 3660
Nilai rata-rata 87,14 T

Keterangan:
A: Kesesuaian isi teks E : Ketepatan kata T : Tuntas
B: Ketepatan logika urutan cerita F : Ketepatan kalimat TT : Tidak Tuntas
C: Ketepatan detail peristiwa G : Ejaan dan tata tulis
D: Ketepatan makna keseluruhan cerita
67

Deskripsi
Tabel di atas menunjukkan bahwa kelas VIII-3 yang berjumlah 42 siswa,
sebanyak tujuh orang mendapat skor: 80, delapan belas orang mendapat skor: 85,
sembilan orang mendapat skor: 90, dan delapan orang mendapat skor: 95. Siswa
memperoleh tingkat penguasaan nilai berada dalam rentang 80 – 95 dengan
interpretasi baik dan dikatakan sudah mampu dalam menulis teks berita serta nilai
individu setiap siswa sudah di atas KKM yaitu 76. Berdasarkan hasil data posttest
di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata posttest (sesudah menggunakan
media audio visual) adalah 87,14 dengan interpretasi baik sekali (A).

Analisis Data Nilai Posttest:


a) Rata-rata (Mean)

= 87,14
b) Median
95, 95, 95, 95, 95, 95, 95, 95, 90, 90, 90, 90, 90, 90, 90, 90, 90, 85, 85, 85, 85,
85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80

MED = ( )
= 85
Nilai tengah adalah85
c) Modus
Nilai yang paling banyak muncul adalah 85 (sebanyak 18 orang)
68

4. Analisis Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa

Untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis teks berita sebelum


menggunakan media audio visual dan sesudah menggunakan media audio visual,
berikut ini akan dipaparkan analisisnya. Analisis menulis teks berita terdiri dari
kategori kurang, cukup, baik, dan baik sekali.
a. Analisis Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media Audio Visual
(Tes Uraian Pertama)
Nama : Firda Rahmawati
Nilai : 65 (Cukup)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Firda sesuai dengan tema yang diberikan. Judul
berita yang dibuat Firda yaitu “Kebakaran Hutan di Pekanbaru”.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih
terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana)
masih kurang penjelasannya di dalam teks berita.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Firda cukup baik, karena ide yang ingin
disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik. Hanya
perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat
memahami keseluruhan isi berita.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan masih kurang baik, terdapat kata-
kata yang kurang tepat.
6) Ketepatan kalimat
69

Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari


kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih
kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini:
“akibatnya jalan tertutup abu. Akibatnya menjadi kabut yang tebal itu
semua diakibatkan pembakaran liar yang tidak mau bertanggung jawab
atas perbuatannya”.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Firda masih kurang baik, karena penempatan tanda
baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih
terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital.

Nama : Idham Kholid


Nilai : 60 (Cukup)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Idham sudah sesuai dengan tema yang
diberikan. Judul berita yang dibuat Idham yaitu “Banjir Melanda Kota
Jakarta”. Teks berita yang ditulis sudah sesuai dengan judul dan
temanya.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih
terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana)
kurang dijelaskan dalam teks berita.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Idham cukup baik, karena cara Idham dalam
menuangkan ide-ide ke dalam tulisan sudah bagus. Hanya perlu
ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat
memahami keseluruhan isi berita.
70

5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan masih kurang baik, terdapat kata-
kata yang kurang tepat.
6) Ketepatan kalimat
Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari
kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih
kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini:
“untuk saat ini bantuan logistik cukup untuk 2 minggu kedepan,
walaupun bantuan tersebut tercukupi, namun trauma yang mendalam
masih dirasakan dari kejadian banjir ini. Diperkirakan 50 orang hilang
terhanyut air. Banjir juga terjadi karena hujan lebat yang terus
menerus”.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Idham masih kurang baik, karena penempatan tanda
baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih
terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital.

Nama : Marini Astuti


Nilai : 65 (Cukup)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Marini sudah sesuai dengan tema yang
diberikan. Judul berita yang dibuat Marini yaitu “Jakarta di Kepung
Genangan Banjir”. Teks berita yang ditulis sudah sesuai dengan judul
dan temanya. Judul berita yang dibuat Marini sedikit kurang tepat,
seharusnya “Jakarta di Kepung Genangan Air”. Karena dengan
pemakaian kata “air” sudah cukup mewakili bahwa yang dimaksud
adalah banjir.
2) Ketepatan logika urutan cerita
71

Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih
terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana)
masih kurang penjelasannya di dalam teks berita.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Marini cukup baik, karena cara Marini dalam
menuangkan ide-ide ke dalam tulisan sudah bagus. Hanya perlu
ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat
memahami keseluruhan isi berita.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. Selain itu, bahasa
yang digunakan sederhana, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh
pembaca.
6) Ketepatan kalimat
Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari
kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih
kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini:
“genangan banjir yang terjadi di jalan utama salah satunya yaitu jalan
Arjuna yang mengakibatkan kemacetan yang parah. Kemacetan tersebut
terjadi dari pintu tol kebon jeruk menuju taman Anggrek. Banjir
dikarenakan banyaknya sampah yang ada di kali dan hujan yang terus-
menerus”.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Marini masih kurang baik, karena penempatan tanda
baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih
terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital.
72

Nama : Muhammad Raysal Drigasvara


Nilai : 60 (Cukup)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Raysal tidak mencantumkan judul. Tetapi teks
berita yang ditulis sudah sesuai dengan tema yang diberikan.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih
terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur why (mengapa)
dan how (bagaimana) tidak dipaparkan dalam teks berita.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Raysal cukup baik, karena ide yang ingin
disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik. Hanya
perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat
memahami keseluruhan isi berita.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan masih kurang baik, terdapat kata-
kata yang kurang tepat.
6) Ketepatan kalimat
Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari
kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih
kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini:
“untuk saat ini bantuan yang datang baru sedikit, sedangkan warga
membutuhkan berbagai bantuan khususnya bantuan makanan.
Diperkirakan sejumlah 83 orang hilang tertimbun tanah. Warga
berharap bantuan akan segera datang, bukan hanya sekedar bantuan
makanan tetapi juga bantuan-bantuan yang lainnya”.
7) Ejaan dan tata tulis
73

Ejaan yang ditulis Raysal masih kurang baik, karena penempatan tanda
baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih
terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital.

Nama : Rivan Fadila Yakhsa


Nilai : 65 (Cukup)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Rivan sudah sesuai dengan tema yang diberikan.
Judul berita yang dibuat Idham yaitu “Longsor Tambang Galian C
Kembali Memakan Korban”. Teks berita yang ditulis sudah sesuai
dengan judul dan temanya.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih
terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana)
tidak dipaparkan dalam teks berita.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Rivan cukup baik, karena ide yang ingin
disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik. Hanya
perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat
memahami keseluruhan isi berita.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan masih kurang baik, terdapat kata-
kata yang kurang tepat.
6) Ketepatan kalimat
Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari
kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih
kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini:
74

“kurang dari seminggu, pertambangan, galian C (tanah, batu, dan


pasir) terbuka di kabupaten Grobongan, Jawa Tengah, kembali
memakan korban jiwa. Petambang yang tewas adalah Wasito (50), dan
2 rekannya mengalami luka. Pertambangan galian C yang longsor kali
ini terjadi di Desa Dakoro, Kecamatan Wirosari pada hari sabtu 21
januari 2014”.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Rivan masih kurang baik, karena penempatan tanda
baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih
terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital.

Nama : Tiara Brisa Kasih


Nilai : 70 (Baik)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Tiara sudah sesuai dengan tema yang diberikan.
Judul berita yang dibuat Tiara yaitu “Gunung Meletus”. Teks berita
yang ditulis sudah sesuai dengan judul dan temanya. Judul berita yang
dibuat Tiara sedikit kurang tepat, karena tidak ada kejelasan mengenai
nama gunung yang dimaksud.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih
terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana)
masih kurang penjelasannya di dalam teks berita.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Tiara sudah baik, cara Tiara dalam menuangkan
ide-ide ke dalam tulisannya sudah bagus. Hanya perlu ditambahkan
kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat memahami
75

keseluruhan isi berita. Tetapi secara keseluruhan berita yang ditulis oleh
Tiara sudah baik.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. Selain itu, bahasa
yang digunakan sederhana, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh
pembaca.
6) Ketepatan kalimat
Ketepatan kalimat yang digunakan sudah baik. Karena dari kalimat
pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya saling
berhubungan, jadi pembaca lebih mudah memahami.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Tiara masih kurang baik, karena penempatan tanda
baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih
terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital.

Nama : Rahmat Hidayat


Nilai : 55 (Kurang)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Rahmat kurang sesuai dengan tema yang
diberikan. Tema yang diberikan adalah “Bencana Alam”, sedangkan
berita yang dibuat Rahmat yaitu mengenai kecelakaan. Dan berita yang
dibuat Rahmat tidak mencantumkan judulnya.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih
terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana)
masih kurang penjelasannya di dalam teks berita.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
76

Teks berita yang ditulis Rahmat sudah cukup baik, pesan yang diingin
disampaikan kepada pembaca juga bisa disampaikan dengan baik.
Hanya saja perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca
lebih dapat memahami keseluruhan isi berita.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. Selain itu, bahasa
yang digunakan sederhana, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh
pembaca.
6) Ketepatan kalimat
Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari
kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih
kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini:
“para korban dievakuasi dan berhasil di selamatkan oleh tim SAR 2 jam
setelah peristiwa itu terjadi. Dalam kejadian ini Dinas perhubungan
akan menangani kasus ini, agar tidak ada lagi kecelakaan seperti
sekarang ini. Korban segera dilarikan ke rumah sakit terdekat”.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Rahmat masih kurang baik, karena penempatan tanda
baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih
terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital.

b. Analisis Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media Audio Visual


(Tes Uraian Kedua)

Nama : Firda Rahmawati


Nilai : 95 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Firda sesuai dengan tema yang diberikan. Tema
yang diberikan adalah “Pendidikan”, judul berita yang dibuat Firda yaitu
“Taman Pintar yang ada di Yogyakarta”. Teks berita yang ditulis sudah
77

sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita melalui tayangan
audio visual.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H dalam teks berita yang dibuat Firda sudah baik, dan
tergambar dengan jelas.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Firda sudah baik, ide-ide yang ingin
disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik. Kejelasan
isi dalam berita sudah tergambarkan, sehingga pembaca dapat
memahami keseluruhan isi berita.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik.
6) Ketepatan kalimat
Ketepatan kalimat yang digunakan sudah baik. Firda sudah bisa
merangkai kalimat dengan baik.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Firda masih kurang baik, masih terdapat kesalahan
dalam penulisan huruf kapital. Variasi huruf yang digunakan belum
sesuai dengan EYD.
Huruf p pada kata presiden ditulis dengan huruf kecil, seharusnya huruf
p pada kata presiden ditulis dengan huruf kapital menjadi Presiden.

Nama : Idham Kholid


Nilai : 90 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Idham sesuai dengan tema yang diberikan. Judul
berita yang dibuat yaitu “Taman Pintar Yogyakarta”. Teks berita yang
78

ditulis Idham sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita
melalui tayangan audio visual.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H hampir tergambar dengan baik, hanya perlu
ditambahkan lagi kelengkapan beritanya.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Idham baik, karena cara Idham dalam
menuangkan ide-ide ke dalam tulisan sudah bagus. Pembaca dapat
memahami keseluruhan isi berita yang ditulis oleh Idham.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik.
6) Ketepatan kalimat
Ketepatan kalimat yang digunakan sudah baik. Idham sudah bisa
merangkai kalimat dengan baik.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Idham masih kurang baik, karena masih terdapat
kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Setelah tanda baca titik, diawal
kalimat Idham menulis dengan huruf kecil.

Nama : Marini Astuti


Nilai : 95 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Marini sesuai dengan tema yang diberikan.
Judul berita yang dibuat Marini yaitu “Taman Pintar Yogyakarta”. Teks
berita yang ditulis sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan
berita melalui tayangan audio visual.
2) Ketepatan logika urutan cerita
79

Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik.


3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H sudah tergambar dengan baik dan jelas.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Marini sudah jelas, dan pembaca dapat
memahami keseluruhan isi dari berita yang ditulis.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik.
6) Ketepatan kalimat
Ketepatan kalimat yang digunakan sudah baik. Marini sudah mampu
merangkai kalimat dengan baik dan benar.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Marini masih kurang baik, karena masih terdapat
kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Setelah tanda baca titik, diawal
kalimat Marini menulis dengan huruf kecil.

Nama : Muhammad Raysal Drigasvara


Nilai : 90 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Raysal sesuai dengan tema yang diberikan.
Judul berita yang dibuat yaitu “Taman Pintar di Yogyakarta”. Teks
berita yang ditulis Raysal sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai
dengan berita melalui tayangan audio visual.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H sudah hampir tergambar dengan baik.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
80

Teks berita yang ditulis Raysal baik, karena ide yang ingin disampaikan
kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik. Pembaca sudah dapat
memahami keseluruhan isi berita.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik.
6) Ketepatan kalimat
Raysal sudah mampu merangkai kalimat dengan baik.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Raysal masih kurang baik, karena masih terdapat
kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Setelah tanda baca titik, diawal
kalimat Raysal menulis dengan huruf kecil.

Nama : Rivan Fadila Yakhsa


Nilai : 90 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Rivan sesuai dengan tema yang diberikan. Judul
berita yang dibuat yaitu “Taman Pintar Yogyakarta”. Teks berita yang
ditulis Rivan sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita
melalui tayangan audio visual.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H sudah hampir tergambar dengan baik
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Rivan sudah baik, karena ide yang ingin
disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik Pembaca
dapat memahami keseluruhan isi berita.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik.
81

6) Ketepatan kalimat
Rivan sudah dapat merangkai kalimat dengan baik.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Rivan masih kurang baik, masih terdapat kesalahan
dalam penulisan huruf kapital. Variasi huruf yang digunakan belum
sesuai dengan EYD.
Huruf p pada kata pemerintah ditulis dengan huruf kecil, seharusnya
huruf p pada kata pemerintah ditulis dengan huruf kapital menjadi
Pemerintah.

Nama : Tiara Brisa Kasih


Nilai : 95 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Tiara sesuai dengan tema yang diberikan. Judul
berita yang dibuat yaitu “Taman Pintar Yogyakarta”. Teks berita yang
ditulis Tiara sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita
melalui tayangan audio visual.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H sudah tergambar dengan baik dan jelas.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Tiara sudah baik, cara Tiara dalam menuangkan
ide-ide ke dalam tulisannya sudah bagus. Pembaca dapat memahami
keseluruhan isi berita. Secara keseluruhan berita yang ditulis oleh Tiara
sangat baik.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik.
6) Ketepatan kalimat
82

Ketepatan kalimat yang digunakan sudah baik. Tiara sudah mampu


merangkai kalimat dengan baik.
7) Ejaan dan tata tulis
Ejaan yang ditulis Tiara masih kurang baik, masih terdapat kesalahan
dalam penulisan huruf kapital. Variasi huruf yang digunakan belum
sesuai dengan EYD.

Nama : Rahmat Hidayat


Nilai : 85 (Baik)
1) Kesesuaian isi teks
Teks berita yang ditulis Rahmat sesuai dengan tema yang diberikan.
Judul berita yang dibuat yaitu “Taman Pintar di Yogyakarta”. Teks
berita yang ditulis Rahmat sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai
dengan berita melalui tayangan audio visual.
2) Ketepatan logika urutan cerita
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik.
3) Ketepatan detil peristiwa
Prinsip 5W + 1H sudah hampir tergambar dengan jelas.
4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
Teks berita yang ditulis Rahmat sudah baik, pesan yang diingin
disampaikan kepada pembaca juga bisa disampaikan dengan baik. Dan
pembaca dapat memahami keseluruhan isi berita.
5) Ketepatan kata
Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik.
6) Ketepatan kalimat
Ketepatan kalimat yang digunakan masih sudah cukup baik. Rahmat
harus lebih teliti agar dapat merangkai kalimat lebih baik lagi.
7) Ejaan dan tata tulis
83

Ejaan yang ditulis Rahmat masih kurang baik, karena masih terdapat
kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Variasi huruf yang digunakan
belum sesuai dengan EYD. Setelah tanda baca titik, diawal kalimat
Rahmat menulis dengan huruf kecil.

5. Deskripsi dan Analisis Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio


Visual
a. Deskripsi Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio Visual
Berikut ini dipaparkan deskripsi data hasil angket siswa terhadap
pembelajaran menulis teks berita tanpa menggunakan media audio visual.
Tabel. 4.3
Data Hasil Angket Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan
Media Audio Visual

No. Pertanyaan dan Alternatif Jawaban Frekuensi (orang)

1. Apakah kamu suka dengan kegiatan menulis?


e. Iya 31
f. Tidak 6
g. Kadang-kadang 5
h. ……………… -
2. Dari tiga pernyataan di bawah ini, manakah pengertian
menulis yang paling sesuai menurut pendapat Anda?
e. Menulis adalah kegiatan yang menyenangkan 10
f. Menulis adalah kegiatan merangkai kata-kata dalam 3
kertas
g. Menulis adalah kegiatan menuangkan ide atau gagasan 28
ke dalam sebuah tulisan
h. ……………… 1= menulis itu cape
sekali
84

3. Dari ketiga pengertian mengenai berita, manakah menurut


Anda yang paling tepat?
e. Berita adalah informasi mengenai suatu peristiwa, 34
kejadian yang berisikan fakta atau kejadian
f. Berita adalah pemberitahuan tentang suatu informasi 3
g. Berita adalah laporan yang disampaikan melalui media 4
cetak atau elektronik
h. ……………… 1 = A dan C benar
4. Apakah kamu pernah menulis teks berita?
a. Pernah 7
b. Belum pernah 29
c. Sudah lupa 6
d. ……………… -
5. Apakah kamu pernah menulis teks berita dengan tema
bencana alam?
e. Pernah 5
f. Belum pernah 28
g. Sudah lupa 9
h. ……………… -
6. Dalam pembelajaran menulis, apakah guru kamu sering
menggunakan media?
e. Tidak pernah 6
f. Jarang 34
g. Sering -
h. ……………… 2 = pernah sekali
7. Apakah yang kamu ketahui tentang media?
e. Media adalah suatu alat elektronik 7
f. Media adalah alat untuk mendengarkan 2
85

g. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari 30


pengirim pesan kepada penerima pesan
h. ……………… 3 = media adalah
hiburan
8. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan
yang benar dalam menulis teks berita?
e. Iya 7
f. Tidak 8
g. Kadang-kadang 27
h. ……………… -

b. Analisis Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio Visual


Analisis data angket siswa sebelum menggunakan media audio visual
bertujuan untuk memperoleh informasi sejauh mana pengetahuan dan
pemahaman yang dimiliki siswa serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa
dalam menulis teks berita sebelum menggunakan media audio visual.
Angket yang diberikan kepada siswa sebanyak 42. Angket dianalisis
pada setiap masing-masing pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan
rumus presentase sebagai berikut:

P = f X 100%
N

Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase
Selanjutnya untuk mempermudah dalam menganalisis data angket dari
hasil penelitian, maka setiap butir pertanyaan dibuatkan suatu tabel yang
86

disesuaikan dengan teknik analisa data. Hasil angket dijumlahkan setiap


jawabannya untuk menentukan besarnya frekuensi dan presentase jawaban.
Teknik tersebut dimaksudkan agar data angket yang diperoleh dapat
dipresentasekan sehingga dapat dibuat kesimpulannya dari masalah yang
diteliti. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel. 4.4
Minat Siswa dalam Kegiatan Menulis
1. Apakah kamu suka dengan kegiatan menulis?
Presentase
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Hitungan Rumus
(%)
a. Iya P = 31 X 100%
1. 31 73,81%
42
b. Tidak P = 6 X 100%
2. 6 14,29%
42
c. Kadang-kadang P = 5 X 100%
3. 5 11,90%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. - 0%
42
Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, 73,81% siswa menjawab menyukai kegiatan


menulis, 14,29% siswa menjawab tidak menyukai kegiatan menulis, 11,90%
siswa menjawab kadang-kadang menyukai kegiatan menulis, dan tidak ada
siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil
presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih dari
separuh siswa menyukai kegiatan menulis.
87

Tabel. 4.5
Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Menulis
2. Dari tiga pernyataan di bawah ini, manakah pengertian menulis yang
paling sesuai menurut pendapat Anda?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Menulis adalah
P = 10 X 100%
1. kegiatan yang 10 23,80%
42
menyenangkan
b.Menulis adalah
P = 3 X 100%
2. kegiatan merangkai 3 7,14%
42
kata-kata dalam kertas

c. Menulis adalah
kegiatan menuangkan P = 28 X 100%
3. 28 66,67%
ide atau gagasan ke 42
dalam sebuah tulisan
d. ……………… P = 1 X 100%
4. 1 2,39%
42
Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, 23,80% siswa menjawab menulis adalah kegiatan


yang menyenangkan, 7,14% siswa menjawab menulis adalah kegiatan
merangkai kata-kata dalam kertas, 66,67% siswa sudah mengetahui
pengertian dari menulis, dan 2,39% siswa yang menjawab alternatif lain pada
poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa
sebagian siswa atau lebih dari separuh siswa sudah mengetahui dan
memahami pengertian dari menulis.
88

Tabel. 4.6
Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Berita
3. Dari ketiga pengertian mengenai berita, manakah menurut Anda yang
paling tepat?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Berita adalah
informasi
mengenai suatu
P = 34 X 100%
1. peristiwa, 34 80,95%
42
kejadian yang
berisikan fakta
atau kejadian
b. Berita adalah
pemberitahuan P = 3 X 100%
2. 3 7,14%
tentang suatu 42
informasi
c. Berita adalah
laporan yang
disampaikan P = 4 X 100%
3. 4 9,52%
melalui media 42
cetak atau
elektronik
d. ……………… P = 1 X 100%
4. 1 2,39%
42
Jumlah: 42 100 %

Dari jumlah 42 siswa, 80,95% siswa sudah mengetahui pengertian dari


berita, 7,14% siswa menjawab berita adalah pemberitahuan tentang suatu
89

informasi, 9,52% siswa menjawab berita adalah laporan yang disampaikan


melalui media cetak atau elektronik, dan 2,39% yang menjawab alternatif lain
pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa
sebagian siswa atau lebih dari separuh siswa sudah mengetahui dan
memahami pengertian dari berita.
Tabel. 4.7
Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita
4. Apakah kamu pernah menulis teks berita?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Pernah P = 7 X 100%
1. 7 16,67%
42
b. Belum pernah P = 29 X 100%
2. 29 69,04%
42
c. Sudah lupa P = 6 X 100%
3. 6 14,29%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. 0 0%
42
Jumlah: 42 100 %

Dari jumlah 42 siswa, 16,67% siswa sudah pernah menulis teks berita,
69,04% siswa menjawab belum pernah menulis teks berita, 14,29% siswa
menjawab sudah lupa apakah pernah menulis teks berita atau belum, dan tidak
ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan
hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih
dari separuh siswa belum pernah menulis teks berita.
90

Tabel. 4.8
Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Tema
Bencana Alam
5. Apakah kamu pernah menulis teks berita dengan tema bencana alam?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Pernah P = 5 X 100%
1. 5 11,90%
42
b. Belum pernah P = 28 X 100%
2. 28 66,67%
42
c. Sudah lupa P = 9 X 100%
3. 9 21,43%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. 0 0%
42
Jumlah: 42 100 %

Dari jumlah 42 siswa, 11,90% siswa menjawab sudah pernah menulis


teks berita dengan tema bencana alam, 66,67% siswa menjawab belum pernah
menulis teks berita dengan tema bencana alam, 21,43% siswa menjawab
sudah lupa apakah pernah menulis teks berita dengan tema bencana alam atau
belum, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin
d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
siswa atau lebih dari separuh siswa belum pernah menulis teks berita dengan
tema bencana alam.
91

Tabel. 4.9
Intensitas Penggunaan Media dalam Pembelajaran Menulis
6. Dalam pembelajaran menulis, apakah guru kamu sering menggunakan
media?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Tidak pernah P = 6 X 100%


1. 6 14,29%
42
b. Jarang P = 34 X 100%
e. 34 80,95%
42
c. Sering P = 0 X 100%
f. 0 0%
42
d. ……………… P = 2 X 100%
4. 2 4,76%
42
Jumlah: 42 100 %

Dari jumlah 42 siswa, 14,29% siswa menjawab guru tidak pernah


menggunakan media dalam pembelajaran menulis, 80,95% siswa menjawab
guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran menulis, tidak ada
siswa atau 0% yang menjawab guru sering menggunakan media dalam
pembelajaran menulis, dan 4,76% siswa menjawab alternatif lain pada poin d.
Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas
penggunaan media dalam pembelajaran menulis belum dibiasakan oleh guru
bidang studi.
Tabel. 4.10
Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Media
7. Apakah yang kamu ketahui tentang media?
92

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Media adalah
P = 7 X 100%
1. suatu alat 7 16,67%
42
elektronik
b. Media adalah alat
P = 2 X 100%
2. untuk 2 4,76%
42
mendengarkan
c. Media adalah
perantara atau
pengantar pesan P = 30 X 100%
2. 30 71,43%
dari pengirim 42
pesan kepada
penerima pesan
d. ……………… P = 3 X 100%
4. 3 7,14%
42
Jumlah: 42 100 %

Dari jumlah 42 siswa, 16,67% siswa menjawab media adalah suatu alat
elektronik, 4,76% siswa menjawab media adalah alat untuk mendengarkan,
71,43% siswa sudah mengetahui tentang pengertian dari media, dan 7,14%
siswa menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di
atas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa sudah mengetahui
pengertian dari media.
Tabel. 4.11
Kesulitan Siswa dengan Penulisan Ejaan yang Benar
8. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar
dalam menulis teks berita?
93

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Iya P = 7 X 100%
1. 7 16,67%
42
b. Tidak P = 8 X 100%
2. 8 19,05%
42
c. Kadang-kadang P = 27 X 100%
3. 27 64,28%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. 0 0%
42
Jumlah: 42 100 %

Dari jumlah 42 siswa, 16,67% siswa menjawab mengalami kesulitan


dalam penulisan ejaan yang benar dalam menulis teks berita, 19,05% siswa
menjawab tidak mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar dalam
menulis teks berita, 64,28% siswa menjawab kadang-kadang mengalami
kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar dalam menulis teks berita, dan
tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d.
Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan lebih dari separuh
siswa kadang-kadang mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar
dalam menulis teks berita.

6. Deskripsi dan Analisis Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio


Visual
a. Deskripsi Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio Visual
Berikut ini dipaparkan deskripsi data hasil angket siswa terhadap
pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual.
94

Tabel. 4.12
Data Hasil Angket Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan
Media Audio Visual

No. Pertanyaan dan Alternatif Jawaban Frekuensi (orang)

1. Apakah kamu pernah mendengar atau mengetahui tentang


menulis teks berita dengan menggunakan tayangan media
audio visual?
e. Pernah 32
f. Belum pernah 3
g. Sudah lupa 7
h. ……………… -
2. Apakah kamu pernah menulis teks berita dengan
menggunakan media audio visual?
e. Pernah 34
f. Belum pernah 4
g. Sudah lupa 6
h. ……………… -
3. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menulis teks
berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan
media audio visual?
e. Iya 6
f. Tidak 15
g. Kadang-kadang 21
h. ……………… -
4. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan
yang benar dalam menulis teks berita?
e. Iya 5
95

f. Tidak 6
g. Kadang-kadang 31
h. ……………… -
5. Apakah kamu menyukai proses pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual?
e. Iya 32
f. Tidak 10
g. Kadang-kadang -
h. ……………… -
6. Setelah kamu mengikuti pembelajaran menulis teks berita
dengan menggunakan media audio visual, apakah kamu
tertarik untuk menulis teks berita lagi?
e. Iya 35
f. Tidak 3
g. Kadang-kadang 4
h. ……………… -
7. Bagaimana cara kamu mengalami kesulitan dalam menulis
teks berita dengan tema pendidikan?
e. Bertanya kepada guru 22
f. Bertanya kepada teman 12
g. Membaca buku 6
h. ……………… 2 = bertanya kepada
guru dan teman,
bertanya kepada
kakak
8. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran menulis
teks berita dengan menggunakan media audio visual?
e. Penggunaan media audio visual tidak memberikan 2
96

manfaat apa-apa
f. Penggunaan media audio visual dapat memberikan 16
gambaran mengenai apa yang harus saya tulis
g. Penggunaan media audio visual memudahkan saya 24
dalam menulis teks berita mencakup unsur 5W + 1H
h. ……………… -
9. Apakah dengan menggunakan media audio visual dapat
memberikan kemudahan dalam menulis teks berita dengan
tema pendidikan?
e. Iya 26
f. Tidak -
g. Kadang-kadang 16
h. ……………… -
10. Jika jawaban pada no 9 adalah iya atau kadang-kadang, apa
alasannya?
e. Dapat memberikan inspirasi dalam menulis teks berita -
f. Dapat memberikan gambaran yang dapat dijadikan 13
pokok pikiran dalam menulis teks berita yang
mengandung unsur 5W + 1H
g. A dan B benar 29
h. ……………… -

b. Analisis Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio Visual


Analisis data angket siswa sesudah menggunakan media audio visual
bertujuan untuk memperoleh informasi tingkat pemahaman yang dimiliki
siswa, tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual terhadap
pemnbelajaran menulis teks berita, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
siswa dalam menulis teks berita sesudah menggunakan media audio visual.
97

Angket yang diberikan kepada siswa sebanyak 42. Angket dianalisis


pada setiap masing-masing pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan
rumus presentase sebagai berikut:

P = f X 100%
N

Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase

Selanjutnya untuk mempermudah dalam menganalisis data angket dari


hasil penelitian, maka setiap butir pertanyaan dibuatkan suatu tabel yang
disesuaikan dengan teknik analisa data. Hasil angket dijumlahkan setiap
jawabannya untuk menentukan besarnya frekuensi dan presentase jawaban.
Teknik tersebut dimaksudkan agar data angket yang diperoleh dapat
dipresentasekan sehingga dapat dibuat kesimpulannya dari masalah yang
diteliti. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:

Tabel. 4.13
Pengetahuan Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan
Menggunakan Media Audio Visual
1. Apakah kamu pernah mendengar atau mengetahui tentang menulis teks
berita dengan menggunakan tayangan media audio visual?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Pernah P = 32 X 100%
1. 32 76,19%
42
b. Belum pernah P = 3 X 100%
2. 3 7,14%
42
98

c. Sudah lupa P = 7 X 100%


3. 7 16,67%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. - 0%
42
Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, 76,19% siswa menjawab pernah mendengar atau


mengetahui tentang menulis teks berita dengan menggunakan tayangan media
audio visual, 7,14% siswa menjawab belum pernah mendengar atau
mengetahui tentang menulis teks berita dengan menggunakan tayangan media
audio visual, 16,67% siswa menjawab sudah lupa apakah pernah mendengar
atau mengetahui tentang menulis teks berita dengan menggunakan tayangan
media audio visual atau belum, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab
alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat
disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih dari separuh siswa pernah
mendengar atau mengetahui tentang menulis teks berita dengan menggunakan
tayangan media audio visual.
Tabel. 4.14
Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan
Menggunakan Media Audio Visual
2. Apakah kamu pernah menulis teks berita dengan menggunakan media
audio visual?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Pernah P = 32 X 100%
1. 32 76,19%
42
b. Belum pernah P = 4 X 100%
2. 4 9,52%
42
99

c. Sudah lupa P = 6 X 100%


3. 6 14,29%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. - 0%
42
Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, 76,19% siswa menjawab pernah menulis teks


berita dengan menggunakan media audio visual, 9,52% siswa menjawab
belum pernah menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual,
14,29% siswa menjawab sudah lupa apakah pernah menulis teks berita
dengan menggunakan media audio visual atau belum, dan tidak ada siswa
atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil
presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih dari
separuh siswa pernah menulis teks berita dengan menggunakan media audio
visual.
Tabel. 4.15
Kesulitan Siswa Dalam Menulis Teks Berita dengan Tema
Pendidikan dengan Menggunakan Media Audio Visual
3. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menulis teks berita dengan
tema pendidikan dengan menggunakan media audio visual?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Iya P = 6 X 100%
1. 6 14,29%
42
b. Tidak P = 15 X 100%
2. 15 35,71%
42
c. Kadang-kadang P = 21 X 100%
3. 21 50%
42
4. d. ……………… - 0% P = 0 X 100%
100

42
Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, 14,29% siswa menjawab mengalami kesulitan


dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan
media audio visual, 35,71% siswa menjawab tidak mengalami kesulitan
dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan
media audio visual, 50% siswa menjawab kadang-kadang mengalami
kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan dengan
menggunakan media audio visual, dan tidak ada siswa atau 0% yang
menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas
dapat disimpulkan bahwa separuh siswa mengalami kesulitan dalam menulis
teks berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan media audio visual.
Tabel. 4.16
Kesulitan Siswa dengan Penulisan Ejaan yang Benar
4. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar
dalam menulis teks berita?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Iya P = 5 X 100%
1. 5 11,90%
42
b. Tidak P = 6 X 100%
2. 6 14,29%
42
c. Kadang-kadang P = 31 X 100%
3. 31 73,81%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. - 0%
42
Jumlah: 42 100%
101

Dari jumlah 42 siswa, 11,90% siswa menjawab mengalami kesulitan


dalam penulisan ejaan yang benar, 14,29% siswa menjawab tidak mengalami
kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar, 73,81% siswa menjawab kadang-
kadang mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar, dan tidak ada
siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil
presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa mengalami
kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar.
Tabel. 4.17
Ketertarikan Siswa dalam Pembelajaran dengan
Menggunakan Media Audio Visual
5. Apakah kamu menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan media
audio visual?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Iya P = 32 X 100%
1. 32 76,19%
42
b. Tidak P = 10 X 100%
2. 10 23,81%
42
c. Kadang-kadang P = 0 X 100%
3. - 0%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. - 0%
42
Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, 76,19% siswa menjawab menyukai proses


pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, 23,81% siswa
menjawab tidak menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan media
audio visual, tidak ada siswa atau 0% yang menjawab kadang-kadang
menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, dan
102

tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d.
Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa
atau hampir dari seluruh siswa menyukai proses pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual.
Tabel. 4.18
Ketertarikan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
dengan Menggunakan Media Audio Visual
6. Setelah kamu mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan
menggunakan media audio visual, apakah kamu tertarik untuk menulis
teks berita lagi?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Iya P = 35 X 100%
1. 35 83,34%
42
b. Tidak P = 3 X 100%
2. 3 7,14%
42
c. Kadang-kadang P = 4 X 100%
3. 4 9,52%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. - 0%
42
Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, 83,34% siswa menjawab tertarik untuk menulis


teks berita lagi dengan menggunakan media audio visual, 7,14% siswa
menjawab tidak tertarik untuk menulis teks berita lagi dengan menggunakan
media audio visual, 9,52% siswa menjawab kadang-kadang tertarik untuk
menulis teks berita lagi dengan menggunakan media audio visual, dan tidak
ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan
103

hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa tertarik untuk
menulis teks berita lagi dengan menggunakan media audio visual.
Tabel. 4.19
Solusi Mengatasi Kesulitan dalam Menulis Teks Berita dengan
Tema Pendidikan
7. Bagaimana cara kamu mengalami kesulitan dalam menulis teks berita
dengan tema pendidikan?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Bertanya kepada P = 22 X 100%


1. 22 52,38%
guru 42
b. Bertanya kepada P = 12 X 100%
2. 12 28,57%
teman 42
c. Membaca buku P = 6 X 100%
3. 6 14,29%
42
d. ……………… P = 2 X 100%
4. 2 4,76%
42
Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, 52,38% siswa bertanya kepada guru untuk


mengatasi kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan,
28,57% siswa bertanya kepada teman untuk mengatasi kesulitan dalam
menulis teks berita dengan tema pendidikan, 14,29% siswa membaca buku
untuk mengatasi kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan,
dan 4,76% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil
presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa bertanya kepada
guru untuk mengatasi kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema
pendidikan.
104

Tabel. 4.20
Pendapat Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual
Terhadap Pembelajaran Menulis Teks Berita
8. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran menulis teks berita
dengan menggunakan media audio visual?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Penggunaan media
audio visual tidak P = 2 X 100%
1. 2 4,76%
memberikan 42
manfaat apa-apa

b. Penggunaan media
audio visual dapat
memberikan P = 16 X 100%
2. 16 38,09%
gambaran 42
mengenai apa yang
harus saya tulis
c. Penggunaan media
audio visual
memudahkan saya P = 24 X 100%
3. 24 57,15%
dalam menulis teks 42
berita mencakup
unsur 5W + 1H
d. ……………… P = 0 X 100%
4. 0 0%
42
Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, 4,76% siswa menjawab penggunaan media audio


visual tidak memberikan manfaat apa-apa, 38,09% siswa menjawab
105

penggunaan media audio visual dapat memberikan gambaran mengenai apa


yang harus saya tulis, 57,15% siswa menjawab penggunaan media audio
visual memudahkan saya dalam menulis teks berita mencakup unsur 5W+1H,
dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d.
Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa
berpendapat bahwa penggunaan media audio visual memudahkan dalam
menulis teks berita mencakup unsur 5W + 1H.
Tabel. 4.21
Pendapat Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual
9. Apakah dengan penggunaaan media audio visual dapat memberikan Anda
kemudahan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Iya P = 26 X 100%
1. 26 61,91%
42
b. Tidak P = 0 X 100%
2. - 0%
42
c. Kadang-kadang P = 4 X 100%
3. 16 38,09%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. - 0%
42
Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, 61,91% siswa menjawab penggunaaan media


audio visual dapat memberikan kemudahan dalam menulis teks berita dengan
tema pendidikan, tidak ada siswa atau 0% menjawab penggunaaan media
audio visual tidak dapat memberikan kemudahan dalam menulis teks berita
dengan tema pendidikan, 38,09% siswa menjawab kadang-kadang
penggunaaan media audio visual dapat memberikan kemudahan dalam
106

menulis teks berita dengan tema pendidikan, dan tidak ada siswa atau 0%
yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di
atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa berpendapat bahwa
penggunaaan media audio visual dapat memberikan kemudahan dalam
menulis teks berita dengan tema pendidikan.
Tabel. 4.22
Alasan Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual
dalam Menulis Teks Berita
10. Jika jawaban pada nomor 9 adalah iya atau kadang-kadang, apa
alasannya?

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) Hitungan Rumus

a. Dapat memberikan
inspirasi dan P = 0 X 100%
1. - 0%
gagasan dalam 42
menulis teks berita
b. Dapat memberikan
gambaran yang
dapat dijadikan
pokok pikiran
P = 13 X 100%
2. dalam menulis teks 13 30,95%
42
berita sehingga
adanya ketepatan isi
yang mengandung
unsur 5W+1H
c. A dan B benar P = 29 X 100%
3. 29 69,05%
42
d. ……………… P = 0 X 100%
4. - 0%
42
107

Jumlah: 42 100%

Dari jumlah 42 siswa, tidak ada siswa atau 0% mempunyai alasan


bahwa penggunaaan media audio visual dapat memberikan inspirasi dan
gagasan dalam menulis teks berita, 30,95% siswa mempunyai alasan bahwa
penggunaaan media audio visual dapat memberikan gambaran yang dapat
dijadikan pokok pikiran dalam menulis teks berita sehingga adanya ketepatan
isi yang mengandung unsur 5W+1H, 69,05% siswa menjawab jawaban pada
poin c, yaitu poin A dan B benar, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab
alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat
disimpulkan ternyata lebih dari separuh siswa berpendapat bahwa
penggunaaan media audio visual dapat memberikan inspirasi dan gagasan
dalam menulis teks berita, serta penggunaaan media audio visual dapat
memberikan gambaran yang dapat dijadikan pokok pikiran dalam menulis
teks berita sehingga adanya ketepatan isi yang mengandung unsur 5W+1H.

7. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Menulis Teks Berita Sebelum


Menggunakan Media Audio Visual

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi


yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkah laku siswa terhadap
pembelajaran menulis teks berita sebelum menggunakan media audio visual.
Berikut ini dipaparkan deskripsi data hasil observasi tingkah laku siswa
terhadap pembelajaran menulis teks berita sebelum menggunakan media
audio visual.
108

Tabel. 4.23
Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa Terhadap Pembelajaran
Menulis Teks Berita tanpa Menggunakan Media Audio Visual

Kriteria
No. Aspek yang diamati
Kurang Cukup Baik
8. Siswa memberikan respon
positif terhadap
pembelajaran menulis teks 19,05% 47,62% 33,33%
berita
9. Siswa memperhatikan
penjelasan guru 19,05% 52,39% 28,57%

10. Siswa mengajukan


pertanyaan 35,71% 26,19% 38,10%

11. Siswa mengajukan pendapat


35,71% 35,71% 28,58%
12. Siswa menjawab pertanyaan
guru 26,19% 50% 23,81%

13. Siswa mengerjakan tugas


yang diberikan oleh guru 14,28% 42,86% 42,86%
dengan baik
14. Siswa mengikuti
0% 0% 100%
pembelajaran sampai akhir

Dari tabel di atas dapat diketahui hasil observasi tingkah laku siswa
terhadap pembelajaran menulis teks berita sebelum menggunakan media
audio visual yaitu:

a) Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menulis teks


berita kategori kurang sebesar 19,05% berjumlah 8 siswa, cukup sebesar
47,62% berjumlah 20 siswa, baik sebesar 33,33% berjumlah 14 siswa. Dapat
diketahui pada poin pertama separuh siswa merespon positif terhadap
pembelajaran menulis teks berita.
109

b) Siswa memperhatikan penjelasan guru kategori kurang sebesar 19,05%


berjumlah 8 siswa, cukup sebesar 52,39% berjumlah 22 siswa, baik sebesar
28,57% berjumlah 12 siswa. Dapat diketahui pada poin kedua separuh siswa
memperhatikan penjelasan guru.

c) Siswa mengajukan pertanyaan kategori kurang sebesar 35,71% berjumlah


15 siswa, cukup sebesar 26,19% berjumlah 11 siswa, baik sebesar 38,10%
berjumlah 16 siswa. Dapat diketahui pada poin ketiga hampir separuh siswa
kurang mengajukan pertanyaan.

d) Siswa mengajukan pendapat kategori kurang sebesar 35,71% berjumlah 15


siswa, cukup sebesar 35,71% berjumlah 15 siswa, baik sebesar 28,58%
berjumlah 12 siswa. Dapat diketahui pada poin keempat hampir separuh siswa
kurang mengajukan pendapat.

e) Siswa menjawab pertanyaan guru kategori kurang sebesar 26,19%


berjumlah 11 siswa, cukup sebesar 50% berjumlah 21 siswa, baik sebesar
23,81% berjumlah 10 siswa. Dapat diketahui pada poin kelima hampir
separuh siswa menjawab pertanyaan guru.

f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik kategori
kurang sebesar 14,28% berjumlah 6 siswa, cukup sebesar 42,86% berjumlah
18 siswa, baik sebesar 42,86% berjumlah 18 siswa. Dapat diketahui pada poin
keenam hampir separuh siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dengan baik.

g) Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir kategori kurang sebesar 0%


berjumlah 0 siswa, cukup sebesar 0% berjumlah 0 siswa, baik sebesar 100%
berjumlah 42 siswa. Dapat diketahui pada poin ketujuh seluruh siswa
mengikuti pembelajaran sampai akhir.
110

8. Deskripsi Tingkah Laku siswa dalam Menulis Teks Berita Sesudah


Menggunakan Media Audio Visual

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi


yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkah laku siswa terhadap
pembelajaran menulis teks berita sesudah menggunakan media audio visual.
Berikut ini dipaparkan deskripsi data hasil observasi tingkah laku siswa
terhadap pembelajaran menulis teks berita sesudah menggunakan media audio
visual.
Tabel. 4.24
Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa Terhadap Pembelajaran
Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio
Visual

Kriteria
No. Aspek yang diamati
Kurang Cukup Baik
1. Siswa memberikan respon
positif terhadap
pembelajaran menulis teks 11,90% 35,71% 52,39%
berita
2. Siswa memperhatikan
penjelasan guru 7,14% 35,71% 57,15%

3. Siswa mengajukan
pertanyaan 21,42% 26,19% 52,39%

4. Siswa mengajukan
23,81% 30,95% 45,24%
pendapat
5. Siswa menjawab
pertanyaan guru 19,05% 33,33% 47,62%

6. Siswa mengerjakan tugas


yang diberikan oleh guru 7,14% 21,43% 73,81%
dengan baik
7. Siswa mengikuti
0% 0% 100%
pembelajaran sampai akhir
111

Dari tabel di atas dapat diketahui hasil observasi tingkah laku siswa
terhadap pembelajaran menulis teks berita sesudah menggunakan media audio
visual yaitu:

a) Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menulis teks


berita kategori kurang sebesar 11,90% berjumlah 5 siswa, cukup sebesar
35,71% berjumlah 15 siswa, baik sebesar 52,39% berjumlah 22 siswa. Dapat
diketahui pada poin pertama hampir keseluruhan siswa merespon positif
terhadap pembelajaran menulis teks berita.

b) Siswa memperhatikan penjelasan guru kategori kurang sebesar 7,14%


berjumlah 3 siswa, cukup sebesar 35,71% berjumlah 15 siswa, baik sebesar
57,15% berjumlah 24 siswa. Dapat diketahui pada poin kedua hampir
keseluruhan siswa memperhatikan penjelasan guru.

c) Siswa mengajukan pertanyaan kategori kurang sebesar 21,42% berjumlah 9


siswa, cukup sebesar 26,19% berjumlah 11 siswa, baik sebesar 52,39%
berjumlah 22 siswa. Dapat diketahui pada poin ketiga separuh siswa
mengajukan pertanyaan.

d) Siswa mengajukan pendapat kategori kurang sebesar 23,81% berjumlah 10


siswa, cukup sebesar 30,95% berjumlah 13 siswa, baik sebesar 45,24%
berjumlah 19 siswa. Dapat diketahui pada poin keempat separuh siswa
mengajukan pendapat.

e) Siswa menjawab pertanyaan guru kategori kurang sebesar 19,05%


berjumlah 8 siswa, cukup sebesar 33,33% berjumlah 14 siswa, baik sebesar
47,62% berjumlah 20 siswa. Dapat diketahui pada poin kelima separuh siswa
menjawab pertanyaan guru.

f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik kategori
kurang sebesar 7,14% berjumlah 3 siswa, cukup sebesar 21,43% berjumlah 9
112

siswa, baik sebesar 73,81% berjumlah 31 siswa. Dapat diketahui pada poin
keenam hampir keseluruhan siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru dengan baik.

g) Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir kategori kurang sebesar 0%


berjumlah 0 siswa, cukup sebesar 0% berjumlah 0 siswa, baik sebesar 100%
berjumlah 42 siswa. Dapat diketahui pada poin ketujuh seluruh siswa
mengikuti pembelajaran sampai akhir.

9. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh di atas dapat dilihat bahwa


terdapat peningkatan dalam pemahaman materi mengenai berita dan
kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita antara sebelum dan
sesudah diberikan materi dan pada saat pembelajaran menulis teks berita
dengan menggunakan media audio visual. Hal ini dapat dilihat dalam
perolehan nilai rata-rata siswa terhadap kemampuan siswa dalam
pembelajaran menulis teks berita. Kemampuan siswa dalam pembelajaran
menulis teks berita pada pretest/tes uraian pertama (sebelum menggunakan
media audio visual) mendapat nilai rata-rata 59,76 dengan interpretasi kurang,
sedangkan pada posttest/tes uraian kedua (sesudah menggunakan media audio
visual) mendapat nilai rata-rata 87,14 dengan interpretasi baik sekali.
Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis teks berita
pada siswa kelas VIII-3 di SMPN 2 Tangerang Selatan terbukti mampu
membantu, efektivitas dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran
yang baik. Adanya penggunaan media audio visual bertujuan agar peseta didik
mengalami proses pembelajaran yang tidak menjenuhkan/membosankan. Lain
halnya dengan yang telah diajarkan oleh guru selama ini yaitu cara mengajar
yang mononton tanpa menggunakan media pembelajaran sehingga peserta
didik merasa bosan dan jenuh. Oleh karena itu, guru (peneliti) menggunakan
113

media audio visual ini agar ide, gagasan, dan daya cipta yang dimiliki siswa
dapat berkembang serta menciptakan pembelajaran yang tidak
menjenuhkan/membosankan.
Dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII-3 di
SMPN 2 Tangerang Selatan sebagian besar sudah mengerti, hanya saja masih
terdapat kekurangan dalam merangkai kalimat berita dengan baik, serta
kurangnya pemahaman siswa dalam penggunaan ejaan yang benar sesuai
EYD. Pemilihan judul berita sudah sesuai dengan tema yang diberikan,
mengungkapkan prinsip 5W + 1H dalam teks berita sudah tergambar dengan
baik dan benar. Secara keseluruhan pemahaman siswa tentang berita dan
menulis teks berita sudah baik.
Pembelajaran mengenai berita pada siswa kelas VIII-3 di SMPN 2
Tangerang Selatan ternyata cukup diminati. Ini terbukti dengan hasil yang
diperoleh siswa pada saat mengerjakan tes uraian, hasil data angket, dan hasil
observasi tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita. Pada
dasarnya hampir seluruh siswa sudah mengerti mengenai materi berita dan
bagaimana menuliskan teks berita, namun masih terdapat kesalahan-kesalahan
yang peneliti jumpai, misalnya siswa tidak menuliskan judul berita, penulisan
judul berita yang kurang sesuai dengan tema yang diberikan, kurangnya dalam
memilih kata-kata yang tepat dan merangkai kalimat yang baik serta
kurangnya pengetahuan siswa dalam penggunaan ejaan yang benar sesuai
EYD. Oleh karena itu, pada saat tes uraian pertama (tanpa menggunakan
media audio visual) nilai yang dicapai siswa rata-rata mendapatkan nilai 5
dengan interpretasi kurang. Lalu siswa diberikan materi mengenai berita dan
bagaiamana cara menulis teks berita yang baik dan benar. Kemudian diadakan
tes kembali untuk melihat atau mengukur apakah siswa paham dan mengerti
dengan materi yang sudah diajarkan atau diberikan. Setelah dilakukan tes
uraian yang kedua (dengan menggunakan media audio visual) ternyata hasil
yang diperoleh siswa memuaskan, siswa rata-rata mendapatkan nilai 8, hal ini
114

membuktikan bahwa pembelajaran mengenai berita yang diberikan atau


diajarkan oleh guru (peneliti) dengan menggunakan media audio visual
memberikan pemahaman yang lebih kepada siswa. Oleh karena itu,
kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada saat tes uraian pertama tidak terjadi
lagi pada saat tes uraian kedua. Misalnya, siswa sudah bisa membuat judul
berita dengan baik yang sesuai dengan tema, berita dituliskan dengan
mengungkapkan prinsip 5W + 1H sesuai dengan judul dan tema, pemilihan
kata-kata yang tepat, dan sebagian besar siswa sudah mampu merangkai
kalimat yang baik dan benar dalam menulis teks beita, hanya saja masih
kurangnya pemahaman siswa dalam penggunaan ejaan yang benar sesuai
EYD.
Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks berita diikuti pula
oleh perubahan tingkah laku/sikap siswa antara pada saat tes uraian pertama
dan pada saat tes uraian tes kedua atau antara sebelum menggunakan media
audio visual dengan sesudah menggunakan media audio visual. Berdasarkan
hasil nontes yaitu observasi dan angket pada saat sebelum menggunakan
media audio visual disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran menulis teks berita dan respon siswa terhadap
pembelajaran kurang memuaskan. Sebagian siswa masih menunjukkan
tingkah laku/sikap yang negatif dalam mengikuti seluruh kegiatan dalam
proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan beberapa orang
siswa kurang memperhatikan pembelajaran, mereka melakukan kegiatan
sendiri, misalnya mengobrol dengan temannya, bercanda, dan tiduran, serta
siswa kurang antusias dalam mengajukan pertanyaan dan pendapat. Namun,
hal itu dapat diatasi oleh guru (peneliti).
Kondisi yang didapatkan pada saat tes pertama merupakan permasalahan
yang harus segera dipecahkan untuk upaya perbaikan pada saat tes kedua
nanti dilaksanakan. Lalu peneliti melakukan penambahan kegiatan di kelas
diantaranya:
115

1. Guru (peneliti) memberikan permainan kepada siswa, untuk membuat


kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran (memusatkan fokus perhatian).
2. Guru (peneliti) memberikan motivasi kepada siswa dengan membuat suasana
pembelajaran di kelas lebih santai sehingga siswa merasa senang untuk
mengikuti pembelajaran.
3. Guru (peneliti) menggunakan media pembelajaran, yaitu media audio visual.
Hasil dari perbaikan dengan menggunakan media audio visual ternyata
berdampak positif dan cukup memuaskan. Berdasarkan hasil observasi pada
saat tes kedua tergambar suasana kelas yang lebih kondusif dan tenang. Siswa
tampak lebih siap dan memberikan respons positif dalam mengikuti
pembelajaran di kelas. Siswa terlihat lebih senang dan menikmati
pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti. Selain itu, siswa lebih aktif dan
kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan analisis data dan situasi pembelajaran di atas dapat
dijelaskan bahwa tingkah laku/sikap siswa dalam pembelajaran menulis teks
berita mengalami perubahan yang signifikan dan mengarah pada perilaku
positif. Siswa semakin aktif dan terampil dalam pembelajaran, lebih tenang
dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Suasana kelas pun menjadi lebih
menyengkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual sangat baik
karena dapat membantu dan mempermudah siswa dalam menulis teks berita
menjadi lebih baik lagi, dan mengurangi rasa kejenuhan atau kebosanan siswa
pada saat di kelas. Siswa akan memiliki pengalaman yang mengesankan dan
bermakna bagi pembelajaran.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melakukan penelitian, terdapat peningkatan terhadap kemampuan


menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas
VIII-3 di SMPN 2 Tangerang Selatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 59,76.
Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 87,14. Dengan demikian dapat
dilihat adanya perubahan nilai yang diperoleh siswa menjadi lebih baik dan dalam
pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual dapat
membantu keberhasilan proses pembelajaran menjadi lebih baik.

B. Saran
Ada beberapa saran yang peneliti berikan, di antaranya:
 Hendaknya guru harus memilih media pembelajaran yang baik dalam proses
pembelajaran dan disesuaikan dengan materi, agar siswa lebih mudah
memahami materi yang disampaikan. Pemilihan media yang akan digunakan
harus bisa memunculkan minat dan semangat siswa dalam belajar.
 Hendaknya penggunaan media tidak hanya digunakan dalam pembelajaran
menulis teks berita saja, sebaiknya digunakan juga pada pembelajaran
menulis yang lainnya.
 Para guru diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih
giat menulis.
 Para guru diharapkan memberikan latihan dalam menggunakan ejaan yang
baik dan benar.
 Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya dapat memberikan fasilitas
yang dapat menunjang proses pembelajaran dan keberhasilan siswa dalam
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Mukhsin. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan


Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang. 1990.

Alex, S.S. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana. 2011.

Arikunto, Suharsimi. dkk, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta. 2010.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011.

Barus, Sedia Willing. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga.
2010.

Budinuryanta, Y. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas


Terbuka. 2008.

Fathurrohman, Pupuh. Stategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama. 2009.

Ghony, Djuanaidi. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang Press. 2008.

Ishwara, Luwi. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Buku Kompas. 2007.

Mencher‟s, Melvin. News Reporting and Writing. New York: McGraw-Hill. 2006.

Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana. 2010.

Mulyati, Yeti. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Jakarta:
Universitas Terbuka. 2007.

Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung


Persada Press Jakarta. 2012.

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2012.

Olii, Helena. Berita & Informasi Jurnalistik Radio. Indonesia: PT Indeks. 2007.
Putra, Masri Sareb. Teknik Menulis Berita & Feature. Indonesia: PT. Indeks. 2006.

Resmini, Novi & Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Tinggi.
Bandung: UPI PRESS. 2007.

Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.

Siregar, Ashadi, dkk. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa.
Yogyakarta: Kanisius. 2003.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


2011.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. 2011.

Suhaimin dan Rulli Nasrullah. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta. 2009.

Suyanto. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas,. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. 1997.
Tarigan, Djago. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
2005.

Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa. 2008.

Uno, Hamzah B. Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi


Aksara. 2010.
RIWAYAT PENULIS

Rizkia Auliani, lahir di Jakarta 16 Oktober 1991.


Penulis adalah anak terakhir dari pasangan Bapak
Dalimin dan Ibu Ratmini. Kini rumah yang ditempati
beralamatkan di Jalan Dr. Semeru VI/ Kp. Kramat Rt.
010, Rw. 009, No. 22 Kelurahan Grogol, Kecamatan
Grogol Petamburan, Jakarta Barat, 11450. Anak kedua
dari adik Yanti ini memiliki hobi mendengarkan
musik, membaca novel, dan jalan-jalan.

Pendidikan yang sudah ditempuh yakni di sekolah TK Tunas Bahagia yang


lulus pada tahun 1997. Setelah itu melanjutkan pendidikannya di SDN Grogol 01
pagi Jakarta yang lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2006 lulus dari jenjang SLTP
tepatnya yakni di SMPN 274 Jakarta. Kemudian melanjutkan pendidikannya di
SMAN 23 Jakarta yang lulus pada tahun 2009. Setelah itu penulis melanjutkan
pendidikannya ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai