Anda di halaman 1dari 164

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN POWTOON TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS TEKS FABEL SISWA KELAS


VII SMP NEGERI 4 MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
KHAIRUNISSA
NIM 2162311004

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
Lembar Persetujuan Sidang Meja Hijau

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN POWTOON TERHADAP


KEMAMPUAN MENULIS TEKS FABEL SISWA KELAS
VII SMP NEGERI 4 MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2019/2020

Oleh:
Khairunissa
NIM 2162311004

Disetujuioleh:
Dosen Pembimbing Skripsi,

AtikaWasilah, S.Pd.,M.Pd.
NIP 19810228 200604 2 001

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
ABSTRAK

Khairunissa, NIM 2162311004, Pengaruh Media Pembelajaran Powtoon


terhadap Kemampuan Menulis Teks Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 4
Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1, Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan media
pembelajaran powtoon terhadap kemampuan menulis teks fabel siswa. Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan tahun
pembelajaran 2019/2020. Untuk penelitian tersebut, ditetapkan kelas VII-4 yang
berjumlah 32 orang siswa melalui simple randam sampling. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan model one group pre-
test dan post-test design. Dalam penelitian ini kelas eksperimen diberi tes
kemampuan menulis teks fabel sebelum dan sesudah menggunakan media
pembelajaran powtoon. Dari distribusi data yang diperoleh: 1) kelompok Pre-Test
memiliki nilai rata-rata 39,69 dengan standar deviasi 20,20 dan 2) kelompok Post-
Test memiliki nilai rata-rata 78,75 dengan standar deviasi 10,70. Hasil perhitungan uji
normalitas, diperoleh: 1) kelompok Pre-Test memperoleh harga Lhitung= 0,1508 dan
Ltabel = 0,1566 maka Lhitung<Ltabel = 0,1508< 0,1566. Hal ini membuktikan bahwa data
Pre-Test berdistribusi normal; 2) kelompok Post-Test memperoleh harga Lhitung=
0,1546 dan Ltabel = 0,1566 maka Lhitung<Ltabel = 0,1546 < 0,1566. Hal ini membuktikan
bahwa data Post-Test berdistribusi normal. Kemudian berdasarkan uji homogenitas
dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Dengan demikian ada
pengaruh media pembelajaran powtoon terhadap kemampuan menulis teks fabel
siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020. Berdasarkan
analisis data di atas dapat disimpulkan hasil pembelajaran menulis teks fabel siswa
dengan menggunakan media pembelajaran powtoon berpengaruh terhadap
kemampuan menulis teks fabel.
Kata kunci: Media pembelajaran powtoon, Menulis teks fabel

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Media Pembelajaran Powtoon Terhadap Kemampuan Menulis Teks Fabel Siswa

Kelas VII SMP Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020” akhirnya dapat

diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat menyelesaikan studi S-1 dan mendapat gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Negeri Medan.

Suatu kebahagiaan yang luar biasa bagi penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Namun, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan, arahan, dan dukungan moril baik materil dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Syamsul Gultom, S.KM., M.Kes., Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

5. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

6. Atika Wasilah, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi.

ii
7. Drs. Azhar Umar, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik.

8. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., dan Dra. Rumasi Simaremare, M.Pd., sebagai

dosen penguji yang telah memberikan arahan, dan saran.

9. Drs. Bowonaso Lahagu, M.M., Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Medan dan

Dra. Sarifah Hanum, M.Pd., Guru Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Negeri 4

Medan dan staf / pegawai SMP Negeri 4 Medan.

10. Teristimewa kepada kedua orangtua Ayahanda tercinta, Sucipto dan Ibunda

tersayang, Titien Gustina, adik tersayang, Dheanissa dan abang sepupu Dr. M.

Oky Fardian Gafari, M.Hum yang telah memberikan kasih sayang, doa serta

dorongan yang sangat luar biasa baik berupa materil maupun moral.

11. Sahabat-sahabat terbaik, Raynaldo Ritonga, Husnul Hafizah, Monica Agustia,

Windi Wahyuni Tanjung, yang telah membersamai dari awal perkuliahan

sampai menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca serta bermanfaat bagi penulis lain yang ingin

melakukan penelitian selanjutnya.

Medan, Januari 2021

Penulis,

Khairunissa

NIM. 2162311004

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................iv

DAFTAR TABEL...............................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................x

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................1

B. Identifikasi Masalah................................................................10

C. Pembatasan Masalah...............................................................11

D. Rumusan Masalah...................................................................11

E. Tujuan Penelitian.....................................................................12

F. Manfaat Penelitian...................................................................12

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR,

DAN HIPOTESIS PENELITIAN....................................................14

A. KerangkaTeoretis....................................................................14

1. Media Pembelajaran....................................................14

a Pengertian Media Pembelajaran.......................15

b Fungsi Media Pembelajaran..............................16

iv
c Jenis Media Pembelajaran................................19

d Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran...........22

2. Media Pembelajaran Powtoon.....................................24

a Pengertian Media Powtoon...............................24

b Manfaat Media Powtoon...................................26

c Kekurangan dan Kelebihan Media Powtoon....27

d Langkah Penerapan Media Pembelajaran

Powtoon...........................................................27

e Langkah Pembelajaran Media Pembelajaran

Powtoon...........................................................31

3. Menulis........................................................................32

a. Pengertian Menulis...........................................32

b. Tujuan Menulis.................................................33

4. Kemampuan Menulis..................................................35

5. Teks Fabel...................................................................35

a. Pengertian Teks Fabel.......................................35

b. Ciri-ciri Teks Fabel...........................................36

c. Unsur Teks Fabel..............................................37

d. Struktur Teks Fabel...........................................40

e. Kaidah Kebahasaan Teks Fabel........................43

f. Penilaian Menulis Teks Fabel...........................45

B. Kerangka Konseptual..............................................................47

C. Hipotesis Penelitian.................................................................49

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................50

A. Lokasi danWaktu Penelitian....................................................50

1. Lokasi Penelitian.........................................................50

2. Waktu Penelitian.........................................................50

B. Populasi dan Sampel Penelitian..............................................51

1. Populasi.......................................................................51

2. Sampel.........................................................................52

C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian...............................52

D. Metode Penelitian....................................................................54

E. Desain Penelitian.....................................................................54

F. Jalannya Penelitian..................................................................56

G. Instrumen Penelitian................................................................61

H. Organisasi Pengolahan Data....................................................70

I. Teknik Analisis Data...............................................................70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................75

A. Hasil Penelitian.......................................................................75

a. Hasil Kemampuan Menulis Teks Fabel Sebelum

Menggunakan Media Pembelajaran Powtoon...................75

b. Hasil Kemampuan Menulis Teks Fabel Sesudah

Menggunakan Media Pembelajaran Powtoon...................80

vi
c. Pengaruh Media Pembelajaran Powtoon terhadap

Kemampuan Menulis Teks Fabel......................................84

1. Uji Persyaratan Analisis....................................................84

a Uji Normalitas Kemampuan Menulis Teks Fabel

Sebelum Menggunakan Media Pembelajaran

Powtoon (Pre-Test)....................................................84

b Uji Normalitas Kemampuan Menulis Teks Fabel

Sesudah Menggunakan Media Pembelajaran

Powtoon (Post-Test)..................................................87

2. Uji Homogenitas...............................................................89

3. Uji Hipotesis......................................................................89

B. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................92

1. Kemampuan Menulis Teks Fabel Sebelum Menggunakan

Media Pembelajaran Powtoon Siswa Kelas VII SMP

Negeri 4 Medan...........................................................92

2. Kemampuan Menulis Teks Fabel Sesudah Menggunakan

Media Pembelajaran Powtoon Siswa Kelas VII SMP

Negeri 4 Medan...........................................................94

3. Pengaruh Media Pembelajaran Powtoon Terhadap

Kemampuan Menulis Teks Fabel Siswa Kelas VII

SMP Negeri 4 Medan..................................................97

vii
BAB V PENUTUP...........................................................................101

A. Simpulan................................................................................101

B. Saran......................................................................................102

DAFTAR PUSTAKA......................................................................103

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Populasi Penelitian.................................................................51


Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-Test Design......55
Tabel 3.3 Jalannya Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-Test Design...56
Tabel 3.4 Aspek-aspek Penilaian Menulis Teks Fabel.....................................63
Tabel 3.5 Kategori Penilaian............................................................................66
Tabel 3.6 Lembar Observasi Guru....................................................................67
Tabel 4.1 Kemampuan Menulis Teks Fabel Sebelum Menggunakan
Media Pembelajaran Powtoon (Pre Test).............................................75
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Teks Fabel
sebelum Menggunakan Media Pembelajaran Powtoon........................76
Tabel 4.3 Identifikasi Kecenderungan Hasil Kemampuan Menulis Teks
Fabel sebelum menggunakan Media Pembelajaran Powtoon...............79
Tabel 4.4 Kemampuan Menulis Teks Fabel Sesudah Menggunakan
Media Pembelajaran Powtoon (Post Test)............................................80
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Teks Fabel
Sesudah Menggunakan Media Pembelajaran Powtoon........................81
Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Hasil Kemampuan Menulis Teks
Fabel Sesudah Menggunakan Media Pembelajaran Powtoon..............83
Tabel 4.7 Uji Normalitas Sebelum Menggunakan Media Pembelajaran
Powtoon................................................................................................85
Tabel 4.8 Uji Normalitas Sesudah Menggunakan Media Pembelajaran
Powtoon................................................................................................87
Tabel 4.9 Data Hasil Uji Normalitas................................................................88

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. SILABUS ........................................................................106

2. Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.................................107

3. Lampiran 3. Instrumen Pre-Test...........................................................118

4. Lampiran 4. Instrumen Post-Test.........................................................119

5. Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (Pre-Test).......................................120

6. Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (Post-test).......................................123

7. Lampiran 7. Lembar Observasi............................................................132

8. Lampiran 8. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors.........................................135

9. Lampiran 9. Tabel Distribusi Normal...................................................136

10. Lampiran 10. Tabel Distribusi F Homogenitas....................................137

11. Lampiran 11. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian.............................143

12. Lampiran 12. Surat Fakultas.................................................................146

13. Lampiran 13. Surat Dinas.....................................................................147

14. Lampiran 14. Surat Balasan Penelitian (SMP Negeri 4 Medan)..........148

15. Lampiran 15. Surat Bebas Perpus.........................................................149

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa menjadi hal utama yang harus diberikan kepada siswa di

sekolah, karena pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran pokok di

Sekolah. Terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam

pengajaran bahasa Indonesia yaitu keterampilan berbicara, keterampilan membaca,

keterampilan menulis dan keterampilan menyimak. Salah satu keterampilan

berbahasa yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang penting diajarkan kepada

siswa seperti mengungkapkan ide, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau

karangan, selain itu menulis dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa.

Sebagai kegiatan produktif, menulis merupakan kemampuan kompleks yang

memerlukan keterampilan dan pengetahuan lebih agar dapat menciptakan sebuah

produk tulisan yang baik.

Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang telah

ditetapkan. Kurikulum yang diterapkan di SMP Negeri 4 Medan yaitu kurikulum

2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pembelajaran bahasa

berbasis teks. Pembelajaran menulis teks fabel merupakan salah satu di antara

kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa kelas VII SMP sesuaidengan

kurikulum 2013 yaitu pada kompetensi dasar 4.12 memerankan isi fabel / legenda

1
2

daerah setempat yang dibaca dan didengar, dengan salah satu indikator pembelajaran

yaitu menulis fabel/legenda dengan memperhatikan isi, kelengkapan struktur, dan

kaidah, penggunaan kata kalimat / tanda baca / ejaan.

Menulis teks fabel tidak hanya sekedar menulis cerita hewan pada umumnya,

untuk menulis teks fabel yang benar dengan sajian yang menarik, siswa harus

memperhatikan struktur dan kebahasaan teks fabel, penggunaan kata kalimat / tanda

baca / ejaan. Kenyataanya hal tersebut bertolak belakang dengan yang dialami siswa

di sekolah SMP Negeri 4 Medan yaitu kemampuan siswa dalam menulis teks fabel

masih rendah. Berdasarkan pengalaman peneliti selama magang dan hasil observasi

awal yaitu siswa kurang antusias dalam menulis teks cerita fabel, siswa kurang minat

dalam menulis teks cerita fabel karena siswa menganggap menulis cerita fabel adalah

kegiatan yang sulit dan membosankan, siswa merasa kesulitan menulis teks cerita

fabel berdasarkan struktur dan kebahasaan. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara

peneliti pada hari sabtu, 14 September 2019 dengan salah satu guru bidang studi

Bahasa Indonesia, ibu Dra. Sarifah Hanum, M.Pd., diketahui bahwa kemampuan

menulis teks fabel siswa masih tergolong rendah dengan nilai rata-rata yaitu 60,62.

Sedangkan nilai KKM pada standar kompetensi di sekolah adalah 75. Oleh karena itu

pencapaian nilai kemampuan menulis teks fabel belum tuntas, hal ini dikarenakan

siswa kurang antusias dalam menulis teks cerita fabel, siswa merasa kesulitan dalam

menulis teks berdasarkan struktur dan kebahasaan dan menentukan penggunaan kata

kalimat / tanda baca / ejaan, siswa menganggap menulis teks cerita fabel adalah

kegiatan yang sulit dan membosankan. Hasil wawancara dengan guru bidang studi
3

Bahasa Indonesia sesuai dengan hasil wawancara dengan 4 orang siswa kelas VII

pada tanggal 4 Oktober 2019 di ruangan kelas VII-5 SMP Negeri 4 Medan bahwa

siswa tersebut merasa bosan mengikuti pembelajaran menulis dan merasa kesulitan

dalam menulis teks berdasarkan struktur dan kebahasaan.

Sejalan dengan pernyataan di atas, penelitian terdahulu oleh Santi Yuliani

dalam jurnal berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Fabel Dengan

Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pondok

Kelapa Bengkulu Tengah” menyatakan bahwa nilai rata-rata kemampuan menulis

siswa kelas VIII masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai

menulis siswa yang masih belum mencapai standar kelulusan. Salah satunya yaitu

dalam menulis teks fabel. Kemampuan menulis teks fabel siswa di kelas VIII pada

semester lalu rata-rata masih di bawah standar kelulusan. Dari seluruh kelas VIII,

nilai menulis siswa rata-rata masih sekitar 30% yang telah memenuhi standar

kelulusan.Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemampuan menulis teks fabel

siswa belum mampu mencapai nilai standar kelulusan. Faktor tersebut diantaranya

adalah: 1) siswa kurang memahami materi dengan baik, terutama materi tentang

struktur-struktur pembangun sebuah teks dan unsur kebahasaan dari teks tersebut, 2)

siswa sulit menentukan tema atau ide yang akan diangkat menjadi sebuah tulisan, 3)

kurangnya pemahaman siswa mengenai penggunaan EYD, 4) kegiatan atau pelajaran

menulis masih dianggap sulit dan membosankan oleh sebagian siswa, karena

ketidakbiasaan mereka di dalam menulis sebuah teks atau cerita, dan 5) siswa tidak

bersemangat dalam proses pembelajaran menulis. Selain dari faktor tersebut,


4

permasalahan lain yang ditemukan di dalam pembelajaran menulis adalah

pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat konvensional.

Penelitian terdahulu oleh Nur Anif dalam jurnal berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menulis Fabel Menggunakan Media Film Animasi Pada Siswa Kelas

VII C SMP Negeri 1 Bonorowo Tahun Pelajaran 2016/2017” bahwa minat dan

kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis masih rendah. Siswa masih

mengalami beberapa kendala ketika diminta membuat sebuah tulisan. Kesulitan yang

dihadapi siswa antara lain siswa masih mengalami kesulitan dalam menuangkan

imajinasinya dan belum mampu mengembangkan cerita. Rendahnya kemampuan

menulis, khususnya menulis fabel juga dapat diketahui dari hasil tes kemampuan

awal siswa dalam menulis fabel. Masih banyak nilai siswa yang belum mencapai

KKM yang ditentukan oleh sekolah, yakni 70.Dari jumlah siswa 36, siswa yang

mencapai KKM hanya 7 siswa, sedangkan siswa lainnya belum mencapai batas

ketuntasan. Nilai yang dicapai siswa paling tinggi 75, sedangkan nilai paling rendah

yaitu 37. Adapun rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 59.

Sejalan dengan pernyataan di atas, penelitian terdahulu oleh Lara Febriana

Aziz yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Fabel Menggunakan Media

Gambar Seri Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017”

bahwa menulis cerita adalah kegiatan yang sulit dan membosankan. Selain itu siswa

merasa kesulitan merencanakan ide untuk dikembangkan menjadi sebuah cerita.

Kondisi inilah menjadi penyebab rendahnya nilai menulis siswa kelas VII.A SMPN 2

Kediri. Hal tersebut terlihat dari nilai ketuntasan klasikal yang hanya mencapai 40 %

dengan standar KKM yang di tetapkan 75. Dalam hal ini dari jumlah seluruh siswa
5

sebanyak 27, hanya 11 siswa yang tuntas, sedangkan 16 siswa tidak tuntas atau tidak

memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Sejalan dengan permasalahan di atas, penelitian oleh Mifta Nola Septia dkk

dalam jurnalnya dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Terhadap

Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VIII MTSN Lubuk Buaya

Padang” menyatakan bahwa yang pertama, siswa bosan dan tidak tertarik untuk

belajar, sehingga ketika guru menjelaskan materi siswa hanya melamun. Kedua,

kesulitan yang ditemui siswa adalah menuangkan ide cerita dari bahasa lisan menjadi

bahasa tulisan. Siswa dengan mudah menyampaikan ide dalam bahasa lisan tetapi

siswa kesulitan untuk menuliskannya. Ketiga, fenomena pada saat pembelajaran

menulis berlangsung siswa kurang aktif. Hal ini terlihat ketika guru meminta kepada

siswa untuk membaca buku tanpa mempraktikan langsung dalam pembelajaran.

Keempat, siswa tidak fokus memperhatikan guru, sehingga menyebabkan siswa

merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti pelajaran. Dalam menulis fabel

pengetahuan siswa masih sangat minim untuk menguasai struktur dan kebahasaan

teks fabel. Kelima, rendahnya keterampilan menulis siswa juga dapat diperkirakan

banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti rendahnya minat dan motivasi siswa

dalam pembelajaran menulis. Keenam, salah satu yang menyebabkan rendahnya

keterampilan menulis yang dicapai siswa proses belajar menulis yaitu penggunaan

tanda baca, pemilihan diksi, dan merangkai kalimat yang benar dan padu. Hal ini

dilihat pada nilai rata-rata hitung 62,77. Tingkat penguasaan keterampilan menulis
6

teks cerita fabel di kelas siswa kelas VIII MTsN Lubuk Buaya Padang berada pada

tingkat penguasaan 56-65% berkualifikasi Cukup (C).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 4 Medan

kelas VII menunjukkan bahwa keadaan atau suasana kelas terlalu monoton, sebagian

besar siswa yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi pembelajaran

tanpa menggunakan media, siswa susah diatur seperti terdapat siswa yang memainkan

ponsel pada saat proses pembelajaran berlangsung dan pada saat pemberian tugas

siswa merasa kesulitan menemukan ide yang akan ditulis menjadi sebuah cerita.

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya menulis siswa dalam menulis cerita fabel

adalah penggunaan media yang sering terabaikan dan guru kurang memperhatikan

media pembelajaran yang digunakan dalam setiap pembelajaran, guru lebih terfokus

dengan penjelasan materi tanpa menggunakan media yang bervariasi sehingga

menyebabkan siswa semakin bosan dengan pembelajaran menulis. Padahal

penggunaan media sangat mendukung untuk mempermudah guru dalam

menyampaikan pembelajaran keterampilan menulis.

Permasalahan tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Triska

Agustiningtyas dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Film

Animasi Terhadap Kemampuan Menulis Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 8 Kediri Tahun Pelajaran 2015/2016” menyatakan kemampuan siswa kelas

VIII SMP Negeri 8 Kediri dalam kegiatan menulis teks cerita fabel tanpa media film

animasi dapat dikatakan bahwa, hasil yang diperoleh kurang. Hal ini terlihat dari hasil

skor rata-rata (mean) yang diperoleh kelompok kontrol adalah 68.69. Siswa yang
7

memeroleh skor di atas rata-rata sebanyak 11 orang siswa atau 37,9%. Adapun yang

memeroleh skor di bawah rata-rata 18 orang siswa atau 62,1%.

Sejalan dengan permasalahan di atas, penelitian terdahulu oleh Desma Yulia

dan Novia Ervinalisa dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran

Powtoon Pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dalam Menumbuhkan Motivasi

Belajar Siswa IIS Kelas X Di SMA Negeri 17 Batam Tahun Pelajaran 2017/2018”

menyatakan sebagian dari siswa mengungkapkan bahwa pelajaran sejarah merupakan

mata pelajaran yang kurang menarik, membosankan, dan banyak bercerita. Siswa

tidak mendengarkan penjelasan guru dan cenderung malas mengerjakan tugas serta

kurang semangat dalam belajar. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru

tersebut lebih cenderung menggunakan metode mengajar konvensional (ceramah)

sehingga siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Hal ini

menyebabkan tidak tumbuhnya motivasi belajar pada siswa. Metode mengajar

konvensional (ceramah) kurang efektif digunakan secara terus - menerus dalam

proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai hasil belajar sejarah Indonesia siswa

kelas X pada semester ganjil yang sebagian besar masih banyak di bawah KKM.

Hasil belajar di kelas X IIS 2 hanya 5 siswa atau 13,5% yang nilainya diatas KKM

sementara sekitar 86,84% atau 33 siswa yang nilainya di bawah KKM. Kemudian di

kelas X IIS 7 hanya 4 siswa atau sekitar 10% yang nilainya di atas KKM dan sekitar

90% atau 36 siswa yang nilainya masih dibawah KKM.

Berdasarkan permasalahan tersebut dan mengingat betapa pentingnya

kemampuan menulis cerita fabel bagi siswa, guru perlu mengupayakan media
8

pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam

keterampilan menulis. Oleh karena itu melalui penelitian ini, peneliti memberikan

solusi berupa penggunaan media pembelajaran powtoon.

Media pembelajaran powtoon termasuk ke dalam media audio visual. Media

audio visual merupakan media yang tidak hanya didengar melainkan juga bisa dilihat

secara bersamaan. Media audio visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat

dilihat dan dapat didengar yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran

berlangsung yang berfungsi memperjelas dan mempermudah dalam memahami

materi yang sedang dipelajari.

Menurut Fajar (2017: 104) powtoon adalah suatu perangkat lunak pengolah

media presentasi animasi berbasis SAAS (Software as a Service) yang dapat diakses

secara online melalui situs www.powtoon.com yang dapat digunakan sebagai alat

bantu presentasi bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam

kelas.Dengan menggunakan media pembelajaran yang dirancang dengan

menggunakan perangkat lunak powtoon akan mampu menghasilkan sebuah media

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk

menyampaikan materi yang lebih menarik dan modern, karena media pembelajaran

powtoon dapat dibuat dengan berbagai efek animasi kartun yang unik dan menarik,

selain itu dapat menambahkan serta menggabungkan berbagai gambar, karangan

audio, video dalam proses penyampaian materi pembelajaran kepada siswa.

Penggunaan media pembelajaran powtoon diharapkan kualitas dalam proses

pembelajaran menulis teks cerita fabel akan menjadi lebih baik dan siswa dapat lebih
9

termotivasi untuk belajar dan mempelajari materi pembelajaran yang akan

disampaikan guru, sehingga hasil belajar siswa akan menjadi lebih baik.

Hal ini terbukti dengan jurnal penelitianoleh Syahrul Fajar, dkk yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Media Powtoon terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu” hasil penelitian menunjukkan hasil

penelitian bahwa nilai rata-rata pre-test adalah 14,55 sedangkan nilai rata-rata

posttest adalah 26,00 dapat disimpulkan pengaruh media powtoon terhadap hasil

belajar pelajaran IPS dikategorikan baik.

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Desma Yulia dan Novia

Ervinalisa dalam jurnal berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Powtoon Pada

Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa IIS

Kelas X di SMA Negeri 17 BATAM Tahun Pelajaran 2017/2018” hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar siswa kelas X SMA

Negeri 17 Batam pada mata pelajaran sejarah Indonesia dengan menggunakan media

pembelajaran powtoon dibandingkan dengan media konvensional. Hal tersebut

ditunjukkan pada uji t dimana thitung > ttabel yaitu 7,9> 1,992, sehingga bahwa Ha

atau hipotesis alternatif diterima H0 ditolak. Kondisi belajar dengan menggunakan

media pembelajaran powtoon lebih menarik dan tidak monoton, hal ini dikarenakan

adanya hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan

kelompok, kelompok dengan kelompok, serta hubungan timbal balik antara siswa

dengan guru, seperti ketika guru menjelaskan materi, siswa yang kurang mengerti

bertanya kepada guru dan guru menjelaskan materi yang belum dimengerti oleh siswa

tersebut.
10

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti menggunakan media pembelajaran

powtoon diterapkan oleh guru di SMP Negeri 4 Medan khususnya pada siswa kelas

VII sebagai media pembelajaran untuk siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

terutama pada materi menulis teks fabel secara benar dan sesuai dengan struktur dan

kebahasaannya. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Powtoon

Terhadap Kemampuan Menulis Teks Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 4

Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis dapat

mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis teks

fabel pada siswa sebagai berikut :

1. Kemampuan siswa dalam menulis teks fabel rendah.

2. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis.

3. Siswa merasa kesulitan menulis teks cerita fabel sesuai dengan struktur dan

kebahasaan.

4. Media pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan media

pembelajaran konvensional, kurang bervariatif sehingga kurang menimbulkan

ketertarikan siswa dalam menulis teks fabel.


11

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada

penggunaan media pembelajaran powtoon terhadap kemampuan siswa dalam menulis

teks fabel siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP

Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020 sebelum menggunakan

media pembelajaran powtoon?

2. Bagaimanakah kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP

Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020 sesudah menggunakan

media pembelajaran powtoon?

3. Bagaimanakah pengaruh media pembelajaran powtoon terhadap kemampuan

menulis teks fabel siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran

2019/2020?
12

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP

Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020 sebelum menggunakan

media pembelajaran powtoon.

2. Mendeskripsikan kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP

Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020 sesudah menggunakan

media pembelajaran powtoon.

3. Mendeskripsikan pengaruh media pembelajaran powtoon terhadap

kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan

Tahun Pembelajaran 2019/2020.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara

teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran

menulis teks fabel dan menambah pengetahuan siswa tentang struktur dan

kebahasaan yang baik dan benar melalui media pembelajaran powtoon.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam memilih

media pembelajaran yang tepat, sehingga dapat memotivasi siswa


13

dalam kemampuan menulis teks fabel, sebagai upaya agar siswa dapat

berpikir kreatif dan meingkatkan kualitas belajar.

b. Bagi siswa, penelitian ini untuk memberi motivasi siswa dalam

mengembangkan kreativitas menulis teks fabel menjadi lebih baik dan

dapat melatih diri untuk menulis, menuangkan ide, pikiran dan

gagasan ke dalam tulisan teks fabel sesuai dengan struktur dan

kebahasaannya.

c. Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

pengembangan proses pengajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

meningkatkan kemampuan menulis teks fabel.

d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan

bagi peneliti lain yang meneliti permasalahan yang relevan.


BAB II

KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Teoretis

Kerangka teoretis memuat sejumlah teori yang berkaitan dengan hal-hal yang

dikaji dalam suatu penelitian. Teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

dan acuan bagi pembahasan masalah yang diteliti. Mengingat pentingnya hal itu,

maka teori yang digunakan haruslah berhubungan dan yang mendukung masalah

yang akan diteliti, yang sasarannya adalah kejelasan uraian suatu penelitian.

1. Media Pembelajaran

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berpengaruh terhadap

penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah. Oleh karena itu, media pembelajaran

di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan kemajuan teknologi tersebut. Media

pembelajaran seperti audio, video, dan audiovisual mulai banyak digunakan oleh guru

untuk membantu memudahkan proses belajar mengajar di kelas. Dengan media

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, para pengajar diharapkan dapat

menggunakan media tersebut secara efektif dan efisien agar pembelajaran lebih

menarik dan menyenangkan.

14
15

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamat dari kata

“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau

pengantar.Menurut Heinich (dalam Susilana dan Riyana, 2016: 6) media merupakan

alat saluran komunikasi.Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber

pesan dengan penerima pesan.Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan

kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian

anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan.

Menurut Gagne & Briggs (dalam Arsyad, 2007: 4)media pembelajaran

meliputi alat secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang

terdiri antara lain buku, tape recoder, kaset, video camera, video recorder, film, slide

(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Susilana dan Riyana (2016: 7) media pembelajaran merupakan wadah dari

pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran dan tujuan yang

ingin dicapai ialah proses pembelajaran. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif

akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan
16

apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan penampilan dalam melakukan

keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran.

Definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk membantu

guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam proses belajar

mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah

dirumuskan.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran adalah mempelancar interaksi antara guru dengan

siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Secara lebih rinci,

media pembelajaran mempunyai fungsi menurut Yuhdi dan Sari (2017: 18) :

1) Memperjelas penyajian suatu pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalistis

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti:

a) Obyek yang terlalu besar, dapat digantikan dengan realita,

gambar, film bingkai, film, gambar video, atau model.

b) Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film slide,

gabar video atau gambar.


17

c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu

dengan timelapse, highspeed photografi atau slow

motionplayback video.

d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat

ditampilkan lagi melalui rekaman film,video atau foto.

e) Obyek yang telalu kompleks dapat disajikan dengan model,

diagram, dan sebagainya.

f) Konsep yang telalu luas dapat divisualkan dalam bentuk film,

slide, gambar atau video.

3) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi

dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pembelajaran

berguna untuk:

a) Menimbulkan gairah belajar.

b) Memungkinkan interaksi langsung antara siswa dengan

lingkungan dan kenyataan.

c) Memungkinkan siswa belajar sendiri menurut minat dan

kemampuannya.

4) Dengan sifat yang unik pada siswa juga dengan lingkungan dan

pengalaman yang berbeda-beda, sedangkan kurikulum dan materi


18

pembelajaran yang sama untuk setiap siswa, masalah ini dapat diatasi

dengan media pembelajaran dalam kemampuannya:

a) Memberikan perangsang yang sama.

b) Menyamakan pengalaman.

c) Menimbulkan persepsi yang sama.

5) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana dan

kapan saja

7) Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.

Fungsi media pembelajaran menurut Susilana dan Riyana (2016: 9) yaitu :

1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,

tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk

mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

2) Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan

kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi

ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran

harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.

3) Media pembelajaran berfungsi untuk mempercepat proses belajar.

Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa

dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
19

4) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses

belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan

menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap

sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.

5) Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk

berpikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan

pendidikan. Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut Heinich

and Molenda (dalam Yuhdi dan Sari, 2017: 17)yaitu :

1) Teks

a) Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu

informasi

b) Mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang

berupaya member daya tarik dalam penyampaian

informasi.

2) Media Audio
20

a) Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih

berkesan

b) Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu

persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau

rekaman suara dan lainnya.

3) Media Visual

Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan

visual seperti gambar, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun dan

sebagainya.

4) Media Proyeksi Gerak

Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program

TV, video kaset (CD, VCD, DVD).

5) Benda-benda Tiruan/Miniatur.

6) Manusia

Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar / ahli di bidang /

materi tertentu.
21

Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran

mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri.

Berdasarkan teknologi tersebut, menurut Arsyad (2007) mengklasifikasikan

media atas empat kelompok, yaitu:

1) Media hasil teknologi cetak,

2) Media hasil teknologi audio-visual,

3) Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer,

4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Ada banyak keuntungan dalam proses pembelajaran yang menggunakan

media audio-visual dikarenakan media tersebut dapat membantu pemahaman

dengan melihat langsung dan dapat mendengarkan penjelasan untuk lebih dapat

dimengerti oleh siswa. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti memilih

media pembelajaran audio visual berupa powtoon untuk pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya pada materi menulis teks fabel.


22

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah media yang

harus sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

Menurut Susilana dan Riyana (2016: 69) menyebutkan bahwa ada enam kriteria

pemilihan media, antara lain:

1) Kriteria pertama, kesesuaian dengan tujuan.

2) Kriteria kedua, kesesuaian dengan materi pembelajaran yaitu bahan

atau kajian apa yang akan diajarkan pada program tersebut.

Pertimbangan lainnya dari bahan atau pokok bahasan kita bisa

mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan

atau materi tersebut.

3) Kriteria ketiga, kesesuaian dengan karakteristik pembelajar atau siswa.

Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik siswa/guru.

4) Kriteria keempat, kesesuaian dengan teori. Pemilihan media harus

didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih bukan

karena fanatisme guru terhadap suatu media yang dianggap paling


23

disukai dan paling bagus, namun didasarkan atas teori yang diangkat

dari penelitian dan riset sehingga teruji validitasnya.

5) Kriteria kelima, kesesuaian dengan gaya belajar siswa.

6) Kriteria keenam, kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas

pendukung dan waktu yang tersedia.

Selain itu, Erickson (dalam Susilana dan Riyana, 2016: 72) mengemukakan

bahwa terdapat sepuluh kriteria pemilihan media pembelajaran, antara lain:

1) Apakah materinya penting dan berguna bagi siswa.

2) Apakah dapat menarik minat siswa untuk belajar.

3) Apakah ada kaitan yang mengena dan langsung dengan tujuan khusus

yang hendak dicapai.

4) Apakah format sajiannya dapat diatur dan memenuhi urutan dapat

belajar.

5) Apakah materi yang disajikan mutakhir dan otentik.

6) Apakah konsep dan faktanya terjamin kecermatannya.

7) Apakah ide dan presentasinya memenuhi standar? − Bila tidak, apakah

ada keseimbangan controversial.

8) Apakah pandangannya abjektif dan tidak mengandung unsur

propaganda dan sebagainya.


24

9) Apakah memenuhi standar kualitas teknis (gambar, narasi, efek,

warna).

10) Apakah struktur materinya direncanakan dengan baik.

11) Apakah sudah dimantapkan melalui proses uji coba atau validasi.

12) Oleh siapa, bagaimana kondisinya, karakteristik sasarannya dan sejauh

mana hal tersebut berhasil.

2. Media Pembelajaran Powtoon

a. Pengertian Media Powtoon

Perkembangan teknologi komputer yang memungkinkan penayangan

informasi grafik, suara dan gambar, selain teks, memungkinkan dibuat media

audiovisual yang bersifat interaktif. Multimedia adalah istilah yang diberikan

pada teknik penyajian informasi yang menggabungkan informasi berupa teks,

grafik, citra, suara, gambar, video, maupun animasi.Salah satu media pada

komputer (software) yang mampu membuat dan menyajikan informasi-informasi

tersebut yakni dengan menggunakan software powtoon. Powtoon merupakan

layanan online untuk membuat sebuah paparan yang memiliki fitur animasi

sangat menarik diantaranya animasi tulisan tangan, animasi kartun, dan efek

transisi yang lebih hidup serta pengaturan time line yang sangat mudah.
25

Popularitas powtoon bisa menghasilkan animasi movie yang menakjubkan

dibandingkan dengan video biasanya.

Menurut Sari dan Rohayati (2017: 2) menyatakan bahwa powtoon

merupakan salah satu jenis layanan online yang memiliki fitur animasi yang

menarik dalam penyampaian pesan berupa video. Powtoon yang memiliki

berbagai fitur-fitur pilihan yang lengkap dapat mempermudah guru merencanakan

materi video yang akan diproduksi.

Sari dan Rohayati (2017: 3) powtoon adalah media pembelajaran yang

berupa media pembelajaran audio-visual, dimana media pembelajaran ini lebih

memudahkan kita untuk menyampaikan materi pembelajaran dan menjadikan

metode pembelajaran menjadi lebih sederhana. Penggunaan powtoon akan lebih

memudahkan kita dalam membuat animasi untuk video atau presentasi.

Powtoon merupakan layanan online yang gratis, berbayar dan fiturnya

lebih lengkap dan lebih mudah untuk membuat sebuah paparan yang memiliki

fitur animasi sangat menarik diantaranya animasi tulisan tangan, animasi kartun,

dan efek transisi yang lebih hidup serta pengaturan timeline yang sangat mudah

dan menarik sehingga membuat siswa tidak bosan pada saat mengikuti proses

pembelajaran.
26

Fajar (2017: 104) powtoon adalah suatu perangkat lunak pengolah media

presentasi animasi berbasis Saas (Software as a Service) yang dapat diakses

secara online melalui situs www.powtoon.com yang dapat digunakan sebagai alat

bantu presentasi bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam

kelas. Media powtoon juga merupakan software video animasi yang dapat diakses

secara online. Software ini menyediakan fasilitas soundtrack musik secara gratis,

dapat merekam narasi. Video yang dibuat dapat menggunakan template yang

sudah ada atau dapat berkreasi dengan menggunakan tampilan kerja (workspace)

yang masih kosong. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa media powtoon secara sederhana dapat didefinisikan sebagai

alat bantu dalam pembelajaran yang berupa software video animasi yang

ditampilkan kepada peserta didik melalui animasi gambar bergerak dan suara.

b. Manfaat Media Powtoon

Manfaat media powtoon menurut Hendrik (2015) mengatakan bahwa


manfaat media pembelajaran powtoon (video player) sebagai berikut :

1) Media powtoon dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu


bersifatverbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2) Media powtoon dapat mengatasi keterbatasan ruang,waktu dan daya


indera,seperti objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita,gambar,
film bingkai, film, atau model. Objek yang kecildibantu denganproyektor
mikro, film bingkai, film,atau gambar.
3) Media powtoon dapat mengatasi gerak yang terlalu lambat atau terlalu
cepat,dapat dibantu dengan time lapse atau high-speedphotography. Kejadian
27

atauperistiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal.

4) Media powtoon dapat mengatasi penggunaan media pendidikan secara


tepatdan bervariasi yang dapat mengatasi sikap pasif anak
sepertimenimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih
langsung antara anak didik denganlingkungan dan kenyataan, memungkinkan
anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuandan minatnya,
memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.

Berdasarkan pendapat diatas, manfaat pemakaian media pembelajaran

powtoon dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

c. Kekurangan dan Kelebihan Media Powtoon

Setiap media pembelajaran pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan,

adapun kekurangan dan kelebihan media pembelajaran powtoon sebagai jenis

media pembelajaran audio visual. Hendrik (2015:47) mengatakan bahwa media

pembelajaran powtoon memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan media

powtoon yaitu : interaktif, mencakup segala aspek indera, penggunaannya praktis,

lebih variatif, dapat memberikan feedback; dan memotivasi siswa. Kekurangan

media powtoon yaitu ketergantungan pada ketersedian dukungan sarana

teknologi, harus disesuaikan dengan system dan kondisi yang ada, mengurangi
28

kreativitas dan invasi dari jenis media pembelajaran lainnya, membutuhkan

dukungan SDM yang prefesional untuk mengoperasikannya.

d. Langkah-langkah Penerapan Media Pembelajaran Powtoon

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini memberikan

keuntungan yang berlipat bagi dunia pendidikan kita. Kita bisa membuat berbagai

macam metode pembelajaran berbasis teknologi yang bisa kita terapkan dalam

kelas kita. Teknologi juga memungkinkan kita untuk membuat dan menerapkan

multimedia khususnya pada video animasi yang bisa kita buat sendiri secara

mudah dan menarik sesuai dengan materi yang akan kita ajarkan pada siswa kita.

Salah satu aplikasi untuk membuat video pembelajaran dengan cara

sederhana, namun menarik adalah dengan menggunakan powtoon. Powtoon

memiliki beragam fitur dan fasilitas yang memanjakan kita untuk membuat

animasi pembelajaran. Guru bisa memilih beberapa kategori misalnya “education

clip” maupun yang lainnya untuk disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk memulai

media pembelajaran powtoon silahkan kunjungi website http://powtoon.com dan

ikuti langkah-langkah dibawah ini menurut Yuhdi dan Sari (2017:46) :

1) Bagi anda yang belum punya akun, silahkan Sign Up dahulu


29

2) Setelah masuk, anda bisa pilih free templates mana yang cocok dengan video

animasi yang akan anda buat. Beberapa fitur dari powtoon yang dapat anda

gunakan adalah:
30

3) Pilih kategori template yang tersedia. Pilih kategori template sesuai dengan

konteks yang diinginkan. Berikut tampilannya

4) Edit slide-slide video pada template anda sesuai dengan kebutuhan


31

5) Setelah selesai, klik ekspor untuk upload, download dan share hasil

pembuatan animasi video anda.

6) Ada empat pilihan, setelah anda menge ‘klik’ ekspor, publish, upload,

download, dan share. Untuk versi yang berbayar (pro), anda bisa langsung

mendownload hasil animasi anda melalui format MP4. Namun bila masih

memakai yang gratisan, caranya adalah upload terlebih dahulu via YouTube

tentunya dengan melalui akun (channel Youtube) anda. Kemudia download

animasi anda melalui video YouTube tersebut. (cara download via Youtube

bisa browsing melalui Google)

7) Untuk upload ke youtube, anda harus memiliki akun Google terlebih dahulu.

Pilih upload to, lalu tentukan akun Google yang akan digunakan, lalu klik

next. Pada halaman details, isikan deskripsi, kategori video anda dan klik next.

8) Pada halaman quality, pilihlah resolusi yang disarankan, untuk versi gratis

hanya bisa memilih standard quality. Bila sudah klik upload.

e. Langkah-langkah Pembelajaran Media Pembelajaran Powtoon


32

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media pembelajaran

powtoon yang dilakukan menurut Tsur (2019: 37) adalah sebagai berikut :

1) Tahap pembuka, pada tahap pembuka merupakan tahapan

penyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan materi

pokok yang akan diajarkan.

2) Tahap inti, yaitu guru menyajikan materi pembelajaran menggunakan

media powtoon dengan beberapa tahapan seperti: (a) guru

menayangkan cuplikan video dan memberikan kilasan materi yang

akan dipelajari, (b) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya mengenai tayangan cuplikan video dan kilasan materi

pelajaran yang akan dipelajari, (c) guru memerintahkan peserta didik

membuat kelompok belajar dan (d) guru menyajikan materi dengan

menggunakan media powtoon yang telah dibuat untuk membantu

siswa dalam berbagi pemahaman materi pelajaran yang dibahas.

3) Tahap penugasan, yaitu guru memberikan tugas kepada peserta didik

dengan berdasarkan pada materi yang telah disajikan melalui media

powtoon dan guru memerintahkan siswa untuk membacakan hasil

penugasan.

4) Tahap akhir, yaitu guru memerintahkan siswa mengumpulkan tugas

dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.


33

3. Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

mendasar (berbicara, menyimak, menulis, dan membaca). Kegiatan menulis

menjadi sebuah proses kreatif, di mana si penulis akan menuangkan seluruh

pikirannya ke dalam sebuah tulisan.

Tarigan (2008: 3) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka

dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan

grafolegi, struktur bahasa dan kosa kata.

Barus (2014: 1) menulis merupakan aktivitas berbahasa yang produktif,

ekspresif, dan tidak langsung atau tidak tatap muka. Menulis adalah suatu proses

menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda,

bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapat tujuan tertentu dengan

menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat dibaca. Dapat

diketahui bahwa menulis adalah kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan

bahasa tulis, menulis merupakan rangkaian kegiatan mengungkapkan dan


34

menyampaikan gagasan atau pikiran kepada pembaca agar pembaca dapat

memahaminya.

b. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis memiliki tujuan bagi para pelakunya. Aktivitas menulis

merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai

dalam pembelajaran bahasa setelah kompetensi menyimak, berbicara, dan

membaca.

Barus (2014: 3) mengemukakan bahwa tujuan menulis dibagi menjadi

empat macam, yakni :

1) Menjelaskan atau menerangkan.

2) Menimbulkan citra yang sama dengan yang diamati oleh penulis

tentang suatu objek.

3) Meninggalkan kesan tentang perubahan-perubahan sesuatu yang terjadi

mulai dari awal sampai dengan akhir cerita.

4) Meyakinkan pembaca sehingga mengubah pikiran, pendapat atau

sikapnya sesuai dengan keinginan penulis.

Tarigan (2008: 25) menjelaskan tujuan menulis dibagi menjadi tujuh, yakni :

1) Tujuan penugasan
35

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan

sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas

kemauan sendiri.

2) Tujuan altruistik

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin

menolong para pembaca untuk memahami, menghargai perasaan, dan

penalarannya.

3) Tujuan persuasif

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan

kebenaran gagasan yang diutarakan.

4) Tujuan informasional, tujuan penerangan.

5) Tujuan pernyataan diri.

6) Tujuan kreatif.

7) Tujuan pemecahan masalah.

4. Kemampuan Menulis

Menurut Tarigan (2008: 4) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

kekuatan. Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan

buah pikiran, ide, gagasan dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik

dan benar. Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga

memiliki (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b) kepekaan
36

terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d)

kemampuan menggunakan bahasa Indonesia, (e) kemampuan memulai menulis dan

(f) kemampuan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang

apabila ditunjang dengan kegiatan membaca dan kekayaan kosakata yang

dimilikinya.

5. Teks Fabel

a. Pengertian Teks Fabel

Kurikulum 2013 dalam pembelajaran bahasa Indonesia lebih banyak

mempelajari tentang teks. Dengan mempelajari teks, siswa akan dituntut lebih

banyak membaca, berpikir dan menulis sesuai dengan keempat keterampilan

berbahasa. Begitu juga dengan teks fabel yang dipelajari oleh siswa kelas VII

SMP.

Cerita merupakan jenis teks narasi. Teks narasi mencakup semua jenis

tulisan atau lisan yang mengandung unsur cerita, sedangkan secara etimologis

fabel berasal dari bahasa latin fabulat. Fabel merupakan cerita tentang kehidupan

binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi,

bukan kisah tentang kehidupan nyata. Fabel sering juga disebut cerita moral

karena pesan yang ada didalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral.
37

Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tapi juga

mengisah kehidupan manusia dengan segala karakternya. Binatang-binatang yang

ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia. Karakter mereka ada

yang baik dan ada juga tidak baik. Mereka mempunyai sifat jujur, sopan, pintar,

dan senang bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji. Mereka ada juga

berkarakter licik , culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang sendiri. Cerita

fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga kepada orang dewasa.

Cerita fabel menjadi salah satu sarana yang pontensial dalam menanamkan nilai-

nilai moral (Kemendikbud, 2016: 194).

b. Ciri-ciri Teks Fabel

Adapun ciri-ciri teks fabel sebagai berikut:

1) Tokoh utama binatang.

2) Alur ceritanya sederhana.

3) Cerita singkat dan bergerak cepat.

4) Karakter tokoh tidak diuraikan secara terperinci.

5) Gaya penceritaan secara langsung.

6) Pesan atau tema kadang-kadang dituliskan dalam cerita.


38

7) Pendahuluan sangat singkat dan langsung.

c. Unsur Teks Fabel

Unsur pembangun sastra termasuk fabel menurut Nurgiyantoro (2005:

221-272) adalah :

1) Tema adalah hal yang penting dalam sebuah cerita. Suatu cerita yang

tidak mempunyai tema dikatakan tidak ada gunanya. Tema cerita yang

satu dengan cerita lain, mungkin saja sama. Tema cerita dapat

diketahui melalui hal-hal yang dirasakan, dipikirkan, diinginkan,

dibicarakan atau dipertentangkan para tokohnya.

2) Tokoh atau penokohan adalah pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh

dalam cerita berperan penting karena dalam diri tokoh inilah karakter-

karakter dan cerita akan muncul. Dalam fabel tokoh yang biasa

digunakan adalah tokoh binatang, bahkan tokoh binatang sering

muncul bersama tokoh manusia. Biasanya tokoh dalam fabel yang

sering muncul adalah tokoh yang baik dan tokoh jahat. Binatang yang

berkarakter baik tersebut biasanya binatang kecil dan lemah, namun

dengan kecerdasannya binatang itu bisa memperdaya binatang yang

lain. Binatang yang berkarakter jahat biasanya adalah binatang yang


39

berbadan besar dan buas. Meskipun demikian tidak semua tokoh

binatang dalam cerita fabel berkarakter demikian.

3) Alur cerita adalah urutan peristiwa yang dialami oleh tokoh. Alur

cerita berhubungan dengan peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita,

mulai dari konflik sampai dengan penyelesaian. Alur cerita menjadi

unsur penting karena di dalam alur cerita tersebut tokoh, peristiwa, dan

segala sesuatunya dikisahkan sehingga menjadi suatu cerita yang padu.

Teks fabel diciptakan untuk anak-anak, maka alur cerita yang

digunakan sangat sederhana agar mudah untuk dipahami. Meskipun

demikian, alur dalam cerita haruslah saling berkaitan satu sama lain.

4) Latar adalah dimana, kapan, dan bagaimana peristiwa itu terjadi.

Kejelasan latar yang digunakan dalam cerita membantu pembaca

memahami alur yang terjadi dalam sebuah cerita. Latar dibagi menjadi

latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat menjelaskan

dimana peristiwa itu terjadi. Latar waktu menjelaskan kapan peristiwa

itu terjadi, dan latar suasana menunjukkan bagaimana lingkungan

sosial di sekitar tokoh.

5) Sudut pandang merupakan bagaimana cara sebuah cerita tersebut

dikisahkan. Sudut pandang dibagi menjadi sudut pandang orang


40

pertama, sudut pandang orang ketiga maha tahu, sudut pandang orang

ketiga terbatas, sudut pandang objektif atau dramatik.

6) Gaya bahasa adalah teknik pemilihan ungkapan kebahasaaan yang

dirasa dapat mewakili sesuatu yang diungkapkan. Berdasarkan

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah teknik

atau cara khas yang digunakan penulis atau pengarang dalam

menggunakan bahasa untuk memberikan keindahan pada tulisan.

7) Pesan moral atau amanat adalah sesuatu yang ingin disampaikan

kepada pembaca. Sesuatu itu selalu berkaitan dengan berbagai hal

yang berkonotasi positif, bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa amanat adalah

pesan moral yang hendak disampaikan penulis kepada pembaca

melalui sebuah tulisan. Nilai moral yang terdapat dalam teks fabel

sangat bermanfaat bagi pembaca karena pembaca akan dapat

mencontoh karakter baik dari tokoh yang berperan dalam teks fabel.

d. Struktur Teks Fabel


41

Sruktur cerita adalah bagian-bagian cerita, yang secara umum dibedakan

menjadi pembukaan atau biasa disebut opening, kemudian bagian inti cerita, dan

penutup. Menurut Kemendikbud (2016: 209) fabel memiliki empat bagian dalam

strukturnya, keempat bagian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Orientasi

Orientasi merupakan bagian awal dari suatu cerita yang berisi

pengenalan, tokoh, latar atau tempat, alur dan waktu.

1) Tokoh, penokohan : Tokoh adalah pelaku dalam sebuah

cerita, tokoh dalam cerita fabel biasanya hewan jinak dan hewan liar.

Misalnya fabel kelinci dan serigala dan cerita hewan lainnya.

Sedangkan penokohan adalah salah satu cara pengarang

menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam

cerita. Karakter tokoh cerita fabel biasanya baik dan jahat, jujur dan

pembohong, sopan dan tidak sopan, pintar dan bodoh, menyukai

persahabatan dan tidak menyukai persahabatan, licik dan culas,

sombong angkuh, suka menipu dan sebagainya.

2) Latar (Setting) : Latar dalam suatu cerita biasanya bersifat

faktual atau bisa pula imajiner. Latar berfungsi untuk memperkuat atau

mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita.


42

Cerita fabel biasanya berlatar alam ( hutan, sungai, kolam, lembah )

atau alam bebas yang tidak dapat diubah menjadi latar rumah atau

sekolah.

3) Alur (Plot) : Merupakan sebagian dari unsur intrinsik suatu

karyasastra. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang

terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Cerita fabel biasanya

menggunakan alur maju (dari awal bergerak maju hingga terjadi akibat

dari peristiwa sebelumnya)

4) Latar Waktu : Merupakan waktu berlansungnya cerita,

mungkin pagi hari, malam hari, dana waktu-waktu lainnya. latar waktu

merupakan bagian dari latar (setting).

b. Komplikasi

Komplikasi merupakan konflik atau permasalahan antara satu tokoh

dengan tokoh yang lain. konplikasi biasanya menuju klimaks.

1) Konflik : Konflik merupakan pengungkapan peristiwa.

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai

masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokoh.

Konflik fabel biasanya diakibatkan oleh penghianatan, kelicikan,

penghinaan, kesombongan, persahabatan, perilaku buruk yang


43

akhirnya diperbaiki, kecerdikan, keluarga, dan sebagainya. Konflik-

konflik tersebut mengemban amanat berupa nilai-nilai moral dan

karakter manusia yang baik.

2) Klimaks : Biasanya disebut puncak konflik. Inilah bagian

cerita yang paling besar dan mendebarkan.Pada bagian ini pula

ditentukan perubahan nasib beberapa tokohnya.

c. Resolusi

Resolusi merupakan bagian yang berisi pemecahan masalah. Dalam

cerita fabel Pemecahan masalah biasanya berisi cerita tentang cara

penyelesaian dari masalah yang terjadi pada tokoh yang terjadi di bagian

komplikasi.

d. Koda

Koda atau yang biasa disebut amanat merupakan ajaran moral atau

pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui

karyanya. Bagian terakhir fabel ini berisi perubahan sikap dan sifat yang

terjadi pada tokoh. Pada bagian ini biasanya tokoh jahat berubah menjadi

baik, terjadi penyesalan, permusuhan menjadi persahabatan dan sebagainya.


44

e. Kaidah Kebahasaan Teks Fabel

Kaidah kebahasaan dengan kata lain unsur kebahasaan teks fabel sebagai

berikut:

1) Kata kerja

Kata kerja adalah satu dari beberapa unsur (kaidah) kebahasaan

pada teks cerita fabel. Adapun didalam kata kerja pada teks cerita fabel

dibagi menjadi dua bagian. Adapun dua bagian kata kerja yang dimaksud

yakni:

a) Kata kerja aktif transitif merupakan kata kerja aktif yang

memerlukan objek dalam kalimat. Contoh kata transitif adalah

memegang, mengangkat, memikul, mengendarai, mendorong dan

sebagainya.

b) Kata kerja aktif intransitif merupakan kata kerja aktif yang tidak

memerlukan objek dalam kalimat. Contoh kata kerja aktif intrasitif

adalah diam, merenung, berpikir dan sebagainya.


45

2) Penggunaan kata sandang Si dan Sang

Didalam teks cerita fabel sangat sering dijumpai dan ditemukan

penggunaan kata sandang si dan kata sandang sang. Contoh kata sandang si

dan sang yaitu sebagai berikut:

a) Sang kerbau berkeliling hutan sambil menyapa binatang-binatang

lain yang berada dihutan tersebut.

b) Si kepompong hanya dapat berdiam saja saat mendengarkan

ejekan itu.

3) Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu

Untuk menghidupkan suasana pada teks cerita fabel, biasanya selalu

menggunakan kata keterangan tempat dan juga kata keterangan waktu. Pada

keterangan tempat sering menggunakan kata depan “Di” dan pada keterangan

waktu sering menggunakan kata depan “Pada, Informasi waktu dan lain-lain”.

Contoh kata keterangan tempat dan waktu:

a) Diceritakan pada suatu malam yang gelap gulita, ada seekor

harimau berburu di hutan.


46

b) Pada suatu malam sang harimau kembali berburu ke hutan

tersebut.

c) Si kelinci mengangkat wortel dan menaruhnya ditempat yang

tinggi yang lebih aman.

4) Penggunaan kata hubung lalu, kemudian dan akhirnya

Kata dari “lalu” dan “kemudian” mempunyai arti yang sama, dimana

kata-kata tersebut sering digunakan sebagai kata penghubung antar-kalimat

dan juga sebagai penghubung intra-kalimat. Berbeda dengan kata “akhirnya”

yang sering digunakan dalam penyimpulan serta pengakhiran informasi pada

paragraph maupun pada teks.

f. Penilaian Menulis Teks Fabel

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan

beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar

siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Menurut

Nurgiyantoro (2013: 441-442) penilaian dalam kegiatan menulis teks ada beberapa

aspek yang perlu diperhatikan, yaitu (1) isi karangan, (2) organisasi, (3) penggunaan

bahasa, (4) mekanik. Keempat aspek tersebut digunakan dalam penilaian

memproduksi teks cerita fabel. Dibawah ini model peniliaian menurut Nurgiyantoro

(2013: 441-442) :
47

1) Dari segi isi : kesesuaian cerita dengan unsur teks fabel seperti tema, tokoh,
alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, amanat.
2) Dari segi organisasi : struktur teks fabel seperti orientasi, komplikasi, resolusi,
koda.
3) Dari segi bahasa: kaidah kebahasaan.
4) Dari segi mekanik : penulisan huruf, kata dan tanda baca.

Penjabaran penilaian menulis teks fabel dapat dilihat sebagai berikut:

1) Isi

Isi adalah sesuatu yang menempati ruang, wadah, pikiran yang dapat

dikembangkan. Isi yang dikemukakan dalam sebuah karangan dapat

berupa pengalaman sehari-hari atau informasi-informasi yang diperoleh

melalui bacaan atau media yang lain. Isi yang dikemukakan dalam sebuah

karangan dinilai untuk mengetahui apakah isi tersebut sudah sesuai

dengan tema dan unsur teks dan yang diberikan.

2) Organisasi

Organisasi adalah penyusunan serta pengaturan bagian-bagian hingga

menjadi suatu kesatuan untuk mencapai tujuan bersama. Penilaian dari

segi organisasi struktur teks tersebut sangat lengkap.


48

3) Bahasa

Penilaian terhadap bahasa dilakukan untuk mengetahui apakah

penggunaan kaidah kebahasaan dalam menulis sebuah karangan sudah

sesuai dengan pedoman penulisan yang berlaku.

4) Mekanik

Penialaian terhadap mekanik dilakukan untuk mengetahui apakah

penggunaan ejaan dan tata tulis dalam karangan yang dibuat oleh penulis

sesuai dengan ejaan dan tata bahasa yang berlaku.

B. Kerangka Konseptual

Menulis merupakan keterampilan dasar bahasa yang sangat penting dikuasai

siswa karena menulis merupakan media berkomunikasi.Melalui menulis seseorang

dapat mengungkapkan perasaan, ide, atau gagasan yang didalamnya termasuk

menulis cerita fabel. Pembelajaran menulis khususnya cerita fabel memerlukan

perhatian khusus dari guru dalam menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk

mengikutinya. Selain itu, guru juga harus mampu meransang siswa untuk

menumbuhkan imajinasi mengenai ide mengarang dan menumbuhkan kreatifitas

siswa.
49

Hasil belajar menulis cerita fabel pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan

masih rendah. Siswa menganggap menulis merupakan hal yang sulit dan

membosankan. Pembelajaran menulis selama ini menjadi sulit karena kurangnya

keterampilan dan minat siswa dalam pembelajaran menulis cerita, siswa merasa

bosan ketika hanya dijelaskan materi secara terus menerus, siswa merasa kesulitan

menemukan ide yang akan ditulis menjadi sebuah cerita tanpa adanya media sebagai

pendukung dalam menulis cerita.

Penggunaan media pembelajaran powtoon dapat menumbuhkan motivasi dan

minat siswa untuk belajar menulis cerita fabel. Disamping itu siswa dengan mudah

mengembangkan ide untuk menulis sebuah cerita fabel, karena media pembelajaran

powtoon dianggap mampu merangsang daya imajinasi siswa dalam menemukan ide

gagasan menulis sebuah cerita fabel.


50

C. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2018:64) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Sehubungan dengan hal di atas, dapat

dirumuskan bahwa hipotesis penelitian ini adanya pengaruh yang signifikan

kemampuan menulis teks fabel siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan menggunakan

media pembelajaran powtoon.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Medan pada siswa kelas VII

Tahun Pembelajaran 2019/2020. Pemilihan lokasi ini dilakukan berdasarkan

pertimbangan sebagai berikut:

a. kurikulum yang digunakan sekolah adalah kurikulum 2013,

b. keadaan atau situasi dan jumlah siswa mendukung untuk penelitian,

c. sekolah SMP Negeri 4 Medan belum pernah dilakukan penelitian

mengenai penggunaan media pembelajaran powtoon terhadap

kemampuan menulis teks fabel.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pembelajaran

2019/2020 di SMP Negeri 4 Medan.

50
51

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan

tahun pembelajaran 2019/2020 yang terdiri dari sebelas kelas, seperti terlihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa


1. VII-1 31
2. VII-2 32
3. VII-3 32
4. VII-4 32
5. VII-5 32
6. VII-6 32
7. VII-7 32
8. VII-8 32
9. VII-9 32
10 VII-10 32
11. VII-11 32
Jumlah 351

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga sampel

tersebut dapat menggambarkan keseluruhan dari populasi tersebut. Pengambilan

sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah simple randam sampling.

Pengambilan sampel yang digunakan adalah secara acak kelas. Dari populasi yang
52

telah terbagi menjadi sebelas kelas, maka langkah-langkah dalam proses random

tersebut antara lain:

a) menuliskan nama-nama kelas pada selembar kertas,

b) kertas yang telah ditulis dengan nama kelas-kelas digulung dan

dimasukan ke dalam kotak,

c) kemudian kotak yang berisi gulungan kertas tersebut dikocok, lalu

diambil satu gulungan kertas,

d) gulungan kertas pertama yang akan dijadikan sampel dalam

penelitian ini.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Agar lebih jelas permasalahan yang dibahas serta menghindari

kesalahpahaman, maka perlu dirumuskan defenisi operasional variabel penelitian.

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu media pembelajaran powtoon sebagai

variabel bebas dan kemampuan menulis teks fabel sebagai variabel terikat. Secara

rinci variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Variabel bebas (X) : media pembelajaran powtoon

(2) Variabel terikat (Y) : kemampuan menulis teks fabel

Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:


53

a. media pembelajaran powtoon adalah media yang digunakan siswa kelas

VII SMP Negeri 4 Medan untuk memudahkan siswa merencanakan ide dan

merangkai kalimat untuk ditulis menjadi cerita fabel. Dengan menekankan

bahwa siswa belajar dengan cara mengamati dan mendengarkan materi

melalui media pembelajaran powtoon, menentukan struktur dan kebahasaan

menulis fabel berdasarkan struktur dan kebahasaan yang telah ditentukan,

b. kemampuan menulis teks fabel adalah kemampuan siswa dalam menulis teks

fabel berdasarkan indikator penilaian kesesuaian struktur dan kebahasaan teks

fabel siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Medan.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen

dengan model one group pre-test dan post-test design. Tujuannya adalah untuk

menguji serangkaian hipotesis yang digunakan dalam penelitian, maka dengan

sendirinya memudahkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metode ini

digunakan karena peneliti ingin mengetahui pengaruh media pembelajaran powtoon


54

terhadap kemampuan menulis teks fabel oleh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan

tahun pembelajaran 2019/2020.

E. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan pelaksanaan penelitian. Pada penelitian

ini, penulis menggunakan desain one group pre-test-post-test. Pada desain ini

sebelum sampel diberi perlakuan akan dilakukan tes awal (pre-test) dan pada

akhirperlakuan akan dilakukan tes akhir (post-test). Penggunaan ini disesuaikan

dengan tujuan, yaitu untuk mengetahui kemampuan menulis teks fabel dengan

menggunakan media pembelajaran powtoon. Desain ini dapat digambarkan sebagai

berikut.

Tabel 3.2

Desain Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-Test Design

Kelas Pre-Test Perlakuan Post-Test

X-n O¹ X O²
55

Keterangan :

O¹ : Pre-test (tes awal) menulis teks fabel sebelum mendapat perlakuan

X : Perlakuan dengan media pembelajaran powtoon

O² : Post-test (tes akhir) menganalisis teks fabel setelah mendapat

perlakuan

F. Jalannya Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Jalannya Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-TestDesign


56

PERTEMUAN I
57

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu


1. Guru menayangkan video cerita 1. Siswa menonton tayangan 80 Menit

fabel video cerita fabel

2. Guru memberikan soal Pre-test 2. Siswa mengerjakan soal

Pre-test
PERTEMUAN II
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
Kegiatan Awal Kegiatan Awal 10 Menit

1. Mengucap salam dan berdoa 1. Mengucap salam dan

2. Mengabsen siswa berdoa

3. Aperpepsi, menayangkan 2. Menjawab absen

kompetensi dan tujuan 3. Mengamaati tayangan

pembelajaran menggunakan media penjelasan mengenai

powtoon kompetensi dan tujuan

pembelajaran menggunakan

media powtoon yang telah

diterapkan oleh guru


Kegiatan Inti Kegiatan Inti 60 Menit

Mengamati Mengamati

1. Guru menayangkan video cerita 1. Siswa mengamati video

fabel kura-kura dan kelinci yang cerita fabel kura-kura dan

telah dibuat menggunakan media kelinci yang telah dibuat

pembelajaran powtoon yang akan menggunakan media powtoon


58

dibahas dan guru memberikan secara individu dan

kilasan materi mengenai teori memperhatikan penjelasan

struktur kebahasaan teks fabel guru untuk membangun

pemahaman tentang struktur

dan kebahasaan teks fabel


Menanya Menanya

1. Guru memberikan kesempatan 1. Siswa menanyakan kepada

kepada siswa untuk bertanya guru mengenai tayangan cerita

mengenai tayangan cerita fabel fabel yang telah diamati

kura-kura dan kelinci yang telah

diamati

2. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya hal- 2. Siswa menanyakan kepada

hal yang berkaitan dengan struktur guru hal-hal yang berkaitan

dan kebahasaan pada cerita fabel dengan struktur dan

yang telah diamati dan cara kebahasaan pada cerita fabel

menyusun/menulis teks fabel yang telah diamati dan cara

sesuai dengan struktur dan menyusun/menulis teks fabel

kebahasaan sesuai dengan struktur dan

kebahasaan

3. Guru menentukan beberapa


59

pertanyaan siswa yang akan

menjadi fokus pembelajaran pada

pertemuan ini yaitu meny

usun/menulis teks fabel sesuai

dengan struktur dan kebahasaan


Mengumpulkan Informasi Mengumpulkan Informasi

1. Guru mengelompokkan siswa 1.Siswa membentuk kelompok

sesuai dengan arahan guru

2. Guru menyajikan materi dengan 2. Siswa melaksanakan

menggunakan media pembelajaran pembelajaran dengan media

powtoon yang telah diterapkan pembelajaran powtoon untuk

untuk membantu siswa dalam lebih memahami materi

berbagi pemahaman materi tentang tentang menyusun/menulis

menyusun/menulis teks fabel teks fabel sesuai dengan

sesuai dengan struktur dan struktur dan kebahasaan

kebahasaan

3. Guru meminta setiap kelompok 3. Siswa membaca paparan

untuk membaca paparan materi materi yang ada pada buku

yang ada pada buku siswa dan siswa dan referensi-referensi

referensi-referensi lainnya yang lainnya yang relevan

relevan
60

4. Guru memberikan pertanyaan 4.Siswa menjawab pertanyaan

melalui media powtoon dan yaitu menyusun/menulis teks

meminta setiap kelompok siswa fabel kura-kura dan kelinci

akan merumuskan jawaban sebuah berdasarkan struktur dan

pertanyaan yang telah ditentukan kebahasaan

yaitu menyusun/menulis teks fabel

kura-kura dan kelinci berdasarkan

struktur dan kebahasaan


Mengasosiasi Mengasosiasi

1. Guru meminta kelompok siswa 1. Siswa mendiskusikan hasil

mendiskusikan hasil tulisan teks jawaban sebuah pertanyaan

fabel kura-kura dan kelinci yang telah ditentukan yaitu

berdasarkan struktur dan menyusun/menulis teks fabel

kebahasaan kura-kura dan kelinci

berdasarkan struktur dan

kebahasaan
Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan

1. Guru memberi kesempatan 1. Kelompok siswa

kepada kelompok siswa membacakan hasil diskusi dan

membacakan hasil diskusi dan ditanggapi oleh kelompok

untuk ditanggapi oleh kelompok lainnya


61

lainnya
Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup 10 Menit

1. Guru meminta siswa untuk 1. Siswa mengumpulkan hasil

mengumpulkan hasil kerja siswa kerjanya dan siswa membuat

yaitu menyusun/menulis teks fabel kesimpulan dengan bimbingan

dan guru meminta siswa untuk guru tentang materi yang telah

membuat kesimpulan tentang dipelajari dalam kegiatan

materi yang telah dipelajari dalam pembelajaran yang baru

kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan yaitu tentang teks

dilakukan yaitu tentang menulis fabel berdasarkan struktur dan

teks fabel berdasarkan struktur dan kebahasaan

kebahasaan

PERTEMUAN III
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
1. Guru menayangkan video cerita 1. Siswa menonton tayangan 80 Menit

fabel yang telah dibuat video cerita fabel yang telah

menggunakan media powtoon dibuat menggunakan media

powtoon

2. Guru memberikan soal Post- 2. Siswa mengerjakan soal

test Post-test
G. Instrumen Penelitian
62

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati. Berikut penjelasan mengenai instrumen penelitian

yang peneliti gunakan.

1. Instrumen Tes

Nurgiyantoro (2016: 463) mengatakan bahwa tesmerupakan salah satu

bentuk pengukuran, dan tes hanyalah merupakan salahsatu cara untuk mendapatkan

informasi (kompetensi, pengetahuan, danketerampilan) tentang siswa. Tes ini

bertujuan untuk mengetahui kemampuanawal maupun kemampuan akhir siswa dalam

menulis teks.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis pre-test

yakni siswa disuruh menulis sebuah teks fabel dengan memperhatikan struktur dan

kebahasaan penulisan teks fabel sebelum mendapat perlakuan media pembelajaran

powtoon dan tes tertulis post-test siswa menulis sebuah teks fabel dengan

memperhatikan struktur penulisan teks fabel seperti orientasi, komplikasi, resolusi,

koda dan unsur kebahasaan teks fabel setelah mendapat perlakuan media

pembelajaran powtoon.

Aspek yang dinilai dalam menulis teks fabel antara lain: (a) isi karangan, (b)

organisasi, (c) bahasa dan (d) mekanik. Adapun instrumen penilaian dan

pengategorian skor nilai yang didapat siswa dalam pembelajaran menulis fabel

penulis sajikan sebagai berikut.


63

Tabel 3.4

Aspek-aspek Penilaian Menulis Teks Fabel

Aspek Penilaian Menulis Teks Fabel

No. Aspek Kriteria Indikator Nilai


Penilaian
1. Isi Karangan Kesesuaian cerita Sangat Baik: Cerita mengandung 30
dengan tema dan unsur-unsur teks fabel seperti tokoh,
(30) unsur teks fabel alur, latar, sudut pandang dan gaya
bahasa dan amanat yang sesuai
dengan tema cerita dan
pengembangan cerita sangat sesuai
dengan judul
Baik: Cerita mengandung unsur- 20
unsur seperti alur, tokoh dan latar
dan amanat serta pengembangan
cerita relevan
Cukup: Cerita mengandung unsur 10
tokoh, alur dan latar namun
pengembangan cerita kurang relevan
dengan tema
Kurang: Penguasaan cerita tidak 5
sesuai dengan tema
Sangat Kurang: Cerita tidak selesai 0
64

2. Organisasi Struktur teks fabel Sangat Baik: Struktur teks lengkap, 30


seperti: tertata dengan runtun seperti:
(30) 1. Orientasi orientasi, komplikasi, resolusi dan
2. Komplikasi koda
3. Resolusi Baik: Struktur tertata dengan runtun 20
4. Koda tetapi hanya menyebutkan tiga
struktur seperti orientasi,
komplikasi, resolusi
Cukup: Hanya terdapat dua struktur 10
seperti orientasi, komplikasi
Kurang: Hanya terdapat satu 5
struktur saja
Sangat Kurang: Tidak terdapat 0
struktur teks fable
3. Bahasa Kaidah kebahasaan Sangat Baik: Menggunakan 20
(20) teks fabel seperti: keempat kaidah kebahasaan, seperti
1. Menggunakan menggunakan kata kerja,
kata kerja menggunakan kata sandang si dan
2. Penggunaan sang, menggunakan kata keterangan
kata sandang si tempat dan waktu, menggunakan
dan sang kata hubung lalu, kemudian dan
3. Penggunaan akhirnya
kata
keterangan Baik: Hanya terdapat tiga kaidah 15
tempat dan kebahasaan seperti menggunakan
waktu kata sandang si dan sang,
4. Penggunaan menggunakan kata keterangan
kata hubung tempat dan waktu, menggunakan
lalu, kemudian kata hubung lalu, kemudian dan
dan akhirnya akhirnya
Cukup: Hanya terdapat dua kaidah 10
kebahasaan seperti menggunakan
kata sandang si dan sang,
menggunakan kata keterangan
tempat dan waktu
65

Kurang: Hanya terdapat satu kaidah 5


kebahasaan saja
Sangat Kurang: Tidak terdapat 0
kaidah kebahasaan.
4. Mekanik Penulisan Huruf, Kata, Sangat Baik: Terdapat 1-4 20
(20) dan Tanda Baca kesalahan dalam penulisan huruf,
kata, dan tanda baca
Baik: Terdapat 5-9 kesalahan 15
dalam penulisan huruf, kata, dan
tanda baca
Cukup: Terdapat 10-14 kesalahan 10
dalam penulisan huruf, kata, dan
tanda baca
Kurang: Terdapat 15-19 kesalahan 5
dalam penulisan huruf, kata, dan
tanda baca
Sangat Kurang: Terdapat lebih dari 0
20 kesalahan dalam penulisan huruf,
kata, dan tanda baca

(Sumber; Nurgiyantoro, 2013: 441-442)

Untuk mendapatkan nilai dari skor tersebut dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

skor yangdiperole h
Nilai akhir = x 100
skor maksimal

Untuk mengetahui kemampuan menulis teks fabel dengan media pembelajaran

powtoon digunakan standar skor menurut Sudijono (2008: 24) sebagai berikut:
66

Tabel 3.5

Kategori Penilaian

Kategori Penilaian
Sangat baik 85-100

Baik 70-84

Cukup 60-69

Kurang 50-59

Sangat kurang 0-49


Sudijono (2008: 24)

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar mengajar

selama pembelajaran menulis teks fabel dengan menggunakan media pembelajaran

powtoon. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru. Lembar

observasi aktivitas guru digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan guru

selama proses pembelajaran kemampuan menulis dengan menggunakan media

pembelajaran powtoon. Adapun aktivitas guru yang akan diamati dalam penelitian ini

pada tabel sebagai berikut.


67

Tabel 3.6

Lembar Observasi Guru

Keterlaksanaan
NO Kegiatan Uraian Kegiatan
Ya Tidak

1 Kegiatan Awal 1. Mengucap salam dan berdoa


(Pendahuluan) 2. Mengabsen siswa
3. Aperpepsi, menjelaskan kompetensi
dan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti 1. Guru menayangkan video cerita fabel
kura-kura dan kelinci yang telah dibuat
menggunakan media pembelajaran
powtoon yang akan dibahas dan
memerintahkan siswa untuk
menyediakan lembar kerja, guru
memberikan kilasan materi mengenai
teori struktur kebahasaan teks fabel
2. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai tayangan
cerita fabel kura-kura dan kelinci yang
telah diamati
3. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya hal-hal yang
berkaitan dengan struktur dan
kebahasaan pada cerita fabel yang telah
diamati dan cara menyusun/menulis teks
68

fabel sesuai dengan struktur dan


kebahasaan
4. Guru menentukan beberapa pertanyaan
siswa yang akan menjadi fokus
pembelajaran pada pertemuan ini yaitu
menyusun/menulis teks fabel sesuai
dengan struktur dan kebahasaan
5. Guru mengelompokkan siswa
6. Guru menyajikan materi dengan
menggunakan media pembelajaran
powtoon yang telah diterapkan untuk
membantu siswa dalam berbagi
pemahaman materi tentang
menyusun/menulis teks fabel sesuai
dengan struktur dan kebahasaan
7. Guru meminta setiap kelompok untuk
membaca paparan materi yang ada pada
buku siswa dan referensi-referensi
lainnya yang relevan
8. Guru memberikan pertanyaan melalui
media powtoon dan memintasetiap
kelompok siswa akan merumuskan
jawaban sebuah pertanyaan yang telah
ditentukan yaitu menyusun/menulis teks
fabel kura-kura dan kelinci berdasarkan
struktur dan kebahasaan
9. Guru meminta kelompok siswa
mendiskusikan hasil tulisan teks fabel
69

kura-kura dan kelinci berdasarkan


struktur dan kebahasaan
10. Guru memberi kesempatan kepada
kelompok siswa membacakan hasil
diskusi dan untuk ditanggapi oleh
kelompok lainnya
3. Kegiatan Guru meminta siswa untuk
Penutup mengumpulkan hasil kerja siswa yaitu
menyusun/menulis teks fabel dan guru
meminta siswa untuk membuat
kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan yaitu tentang
menulis teks fabel berdasarkan struktur
dan kebahasaan

H. Organisasi Pengolahan Data

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data yaitu:

1. mentabulasi skor pre-test

2. mentabulasi skor post-test

3. mencari mean variabel hasil pre-test

4. mencari mean variabel hasil post-test

5. mencari standar deviasi variabel hasil pre-test


70

6. mencari standar deviasi variabel hasil post-test

7. mencari standar error variabel hasil pre-test

8. mencari standar error variabel hasil post-test

9. melakukan uji normalitas

10. melakukan uji homogenitas

11. menguji hipotesis

I. Teknik Analisis Data Penelitian

Menurut Sugiyono (2018: 243), teknik analisis data diarahkan untuk

menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam

penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif, dikatakan sebagai data

kuantitatif karena gambaran datanya menggunakan ukuran, jumlah, atau ferkuensi

yaitu nilai kemampuan siswa.

Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis guna mencapai hasil yang

maksimal. Menurut Arnita (2016: 101) analisis tersebut dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun data pre-test dan post-test dalam bentuk tabel

2. Menghitung rata-rata skor dari variabel pretest dan posttest dengan

menggunakan rumus:
71

Mx=[∑ f x ]
N

Keterangan :

Mx : Rata-rata (mean)

∑f x : Jumlah perkalian frekuensi dengan vaiabel x

N : Jumlah sampel

3. Menghitung standar deviasi dari variabel hasil pre-test dengan menggunakan

rumus:

√ ∑ fx 2
SD =
N

Keterangan :

SD : Standart deviasi

N : Jumlah Sampel

∑fx2 : Kuadrat jumlah perkalian frekuensi dengan variabel x

4. Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas dilakuakn dengan menggunakan uji liliefors

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a Data-data X₁, X₂, X₃ …… X𝔫 dijadikan bilangan baku Z₁, Z₂, Z₃

¿
…… Z𝔫 dengan menggunakan rumus Z₁ = X ¹− S ¿ X
72

Keterangan :

X : Rata-rata sampel

S : Simpangan baku sampel

b Tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung dengan rumus: F (Z₁) = P (Z≤ Zi)

c Menghitung proposal Z₁, Z₂, Z₃, yang lebih kecil atau sama Zi. Jika

proposi ini dinyatakan oleh S(Zi) = P(Z≤ Zi ¿ ,maka:

banyaknya Z 1 , Z 2 , Z 3 , … Zn
S(Zn) =
N

d Mengitung jumlah selisih F(Zi) = P(Z≤ Zi ¿ , kemudian menentukan

harga mutlaknya

e Ambil harga yang paling besar antara selisih tersebut dengan Lo dan

nilai kritis L yang diambil dari daftar uji liliefors dengan taraf nyata

0,05 (5%). Dengan kriteria pengujian:

Jika L¿ Ftabel dalam berdistribusi normal

Jika Lo¿ Ftabel maka data tidak berdistribusi normal

5. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai varian

yang sama (homogen) atau tidak. Rumus yang digunakan adalah:

S ₁²
F=
S ²₂

Kriteria pengujian :
73

S₁² : Varian dari kelompok besar

S₂² : Varian dari kelompok kecil

Jika Fhitung¿Ftabel maka kedua sampel mempunyai varian yang sama

Jika Fhitung¿Ftabel maka kedua sampel tidak mempunyai varian yang sama

6. Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji “t” dengan rumus

sebagai berikut:

M 1−M ₂
to =
SE M 1−M ₂

Keterangan :

to : t observasi

M₁ : Mean hasil posttest

M₂ : Mean hasil pretest

SE M₁-M₂ : Standart eror perbedaan kedua kelompok

a Standart eror mean pre-test dan post-test dengan rumus :

SD
SEM =
√ N −1
Keterangan :

SEM : Besarnya kesalahan mean sampel x

SD : Standar deviasi dari sampel yang diteliti


74

N : Banyaknya subjek yang diteliti

I : Bilangan konstan

b Standart eror perbedaan mean pretest dengan posttest dengan rumus:

SEM₁ = √ S E 2 M 1 +SE ² M ₂

Dengan ketentuan Ho ditolak Ha diterima jika t o¿ttsebaiknya Ho diterima dan

Ho ditolak jika to¿tt pada taraf nyata (⍺) = 0,05 yang di konsultasikan
75
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Hasil Kemampuan Menulis Teks Fabel Sebelum Menggunakan Media


Pembelajaran Powtoon (Pre-Test)

Kemampuan menulis teks fabel sebelum menggunakan media pembelajaran

powtoon, ditunjukkan dalam bentuk tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 4.1

Kemampuan Menulis Teks Fabel Sebelum Menggunakan

Media Pembelajaran Powtoon

(Pre Test)

Kriteria Penilaian  
Kaidah
Isi
No Nama Siswa Organisasi Kebahasaa Mekanik Skor
Karangan
n
30 30 20 20
1 Ade Gunawan Buulolo 20 30 0 5 55
2 Agnes Lauren Hasibuan 0 5 0 5 10
3 Ahmad Fauzan 20 20 5 10 55
4 Chatarina Harefa 10 5 5 5 25
5 Cindy Adelia 0 5 0 5 10
6 Cristian D. Manulang 10 20 5 5 40
7 David Rivaldy Ongh 0 5 0 5 10
8 Farisman Buulolo 20 30 5 5 60
9 Farrel Liandra Nasution 10 20 5 5 40
10 Junita Untung Simanjuntak 10 10 5 5 30
11 Jhon Abt Sinuhaji 20 10 0 5 35
12 Maria Bella Pasaribu 5 0 0 5 10
13 Michael Yordan Nainggolan 10 10 5 5 30
14 M. Nazri Piransyah 10 5 5 5 25

75
76

15 Nadira Febrianty 20 30 5 10 65
16 Nurija Parasti Siregar 20 30 5 10 65
17 Nursyaliza Nasution 10 20 5 5 40
18 Nurul Asyari 20 10 0 5 35
19 Putri Nabila Rizka 20 30 5 10 65
20 Raihan Adrian 5 0 0 5 10
21 Restu Bumi DS 20 30 5 10 65
22 Ridwan Fikri Wahyudi 5 5 0 5 15
23 Sabrina Y. Tambunan 10 10 5 5 30
24 Salman Syah 10 20 5 5 40
25 Satya Angga Wiguna 5 5 0 5 15
26 Sofia Pakpahan 20 30 5 10 65
27 Syahira Putri Lubis 20 10 0 5 35
28 Teruni Sunny Siddiq 20 30 5 10 65
29 Teuku Bayu Asmara 20 30 5 10 65
30 Tri Anita Siadari 20 30 5 10 65
31 Yakub Arnold Hans 20 20 5 10 55
32 Yolanda Br. Siahaan 10 20 5 5 40
Jumlah 420 535 105 210 1270

Berdasarkan nilai menulis teks fabel sebelum menggunakan media

pembelajaran powtoon maka diperoleh nilai 10 sampai 65. Berdasarkan tabel

deskripsi di atas, diperoleh nilai tertinggi sebesar 65 dan nilai terendah sebesar 10.

Perolehan data dari lapangan dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Teks Fabel sebelum Menggunakan

Media Pembelajaran Powtoon

X F Fx X=(x-x) X2 FX²
10 5 50 -29.690 881.496 4407.48
15 2 30 -24.690 609.596 1219.19
25 2 50 -14.690 215.796 431.592
30 3 90 -9.690 93.896 281.688
77

35 3 105 -4.690 21.996 65.9883


40 5 200 0.310 0.096 0.4805
55 3 165 15.310 234.396 703.188
60 1 60 20.310 412.496 412.496
65 8 520 25.310 640.596 5124.77
∑ =32 ∑ =1270 ∑ =12646.9

Keterangan :

x : Nilai yang diperoleh dari siswa

F : Banyak frekuensi variabel x

Fx : Jumlah perkalian frekuensi dengan variabel x

x : Rata-rata sampel

FX² : Kuadrat jumlah perkalian frekuensi dengan variabel X

Berdasarkan distribusi frekuensi data di atas, maka nilai rata-rata, standar

deviasi, dan standar error dapat dihitung, sebagai berikut:

1) Rata-rata (Mean)
Diketahui: n = 32
∑Fx = 1270

∑ Fx
Maka, M=
N
1270
=
32
= 39,69

2) Standar Deviasi
Diketahui: n = 32
∑FX2 = 12646,9
78

∑ FX 2
Maka, SDX 1 =
√ N−1

12646.9
=
√ 31
= √ 407,96
= 20,20

3) Standar Error

Diketahui: Mx = 39,69

SDx = 20,20

SD X
SEMX = 1
1
√ N −1
20,20
=
√ 32−1
20,20
=
√ 31
20,20
=
5,56

= 3,63

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh nilai rata-rata kemampuan menulis

teks fabel sebelum menggunakan media pembelajaran powtoon adalah 39,69 dan

standar deviasi adalah 20,20 dengan nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 65. Dalam

hal ini, kemampuan menulis teks fabel sebelum menggunakan media pembelajaran

powtoon berada pada kategori sangat kurang, sementara berdasarkan KKM yang

ditentukan pihak sekolah yaitu 75, nilai rata-rata tersebut belum memenuhi KKM.

Hal itu terlihat pada tabel di bawah ini.


79

Tabel 4.3
Identifikasi Kecenderungan Hasil Kemampuan Menulis Teks Fabel
sebelum menggunakan Media Pembelajaran Powtoon
Rentang Nilai F. Absolute F. Relative Kategori
85 – 100 0 0% Sangat Baik
70 – 84 0 0% Baik
60 – 69 9 28,125% Cukup
50 – 59 3 9,375% Kurang
0-49 20 62,5% Sangat Kurang
32 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis teks

fabel siswa kelas VII sebelum menggunakan media pembelajaran powtoon terbagi

atas lima kategori yaitu kategori sangat baik 0 siswa (0%), kategori baik sebanyak 0

siswa (0%), kategori cukup 9 siswa (28,125%), kategori kurang 3 siswa (9,375%),

kategori sangat kurang 20 siswa (62,5%).


80

b. Hasil Kemampuan Menulis Teks Fabel Sesudah Menggunakan Media


Pembelajaran Powtoon (Post-Test)

Kemampuan menulis teks fabel sesudah menggunakan media pembelajaran

powtoon, ditunjukkan dalam bentuk tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 4.4

Kemampuan Menulis Teks Fabel Sesudah Menggunakan

Media Pembelajaran Powtoon

(Post Test)

Kriteria Penilaian
Isi Kaidah
No Nama Siswa Organisasi Mekanik Skor
Karangan Kebahasaan
30 30 20 20
1 Ade Gunawan Buulolo 20 30 15 10 75
2 Agnes Lauren Hasibuan 20 30 15 5 70
3 Ahmad Fauzan 20 30 20 20 90
4 Chatarina Harefa 20 30 20 5 75
5 Cindy Adelia 20 30 15 15 80
6 Christian D. Manulang 20 30 15 5 70
7 David Rivaldy Ongh 20 30 15 5 70
8 Farisman Buulolo 20 30 20 15 85
9 Farrel Liandra Nasution 20 30 20 15 85
10 Junita Untung Simanjuntak 20 30 20 10 80
11 Jhon Abt Sinuhaji 20 30 15 5 70
12 Maria Bella Pasaribu 20 30 15 15 80
13 Michael Yordan Nainggolan 20 30 20 15 85
14 M. Nazri Piransyah 20 30 20 15 85
15 Nadira Febrianty 20 30 20 10 80
81

16 Nurija Parasti Siregar 20 30 20 10 80


17 Nursyaliza Nasution 20 30 20 15 85
18 Nurul Asyari 20 30 20 10 80
19 Putri Nabila Rizka 20 30 15 10 75
20 Raihan Adrian 20 30 15 15 80
21 Restu Bumi DS 20 30 20 10 80
22 Ridwan Fikri Wahyudi 10 10 5 5 30
23 Sabrina Y. Tambunan 20 30 20 15 85
24 Salman Syah 20 30 20 5 75
25 Satya Angga Wiguna 20 30 20 20 90
26 Sofia Pakpahan 20 30 20 10 80
27 Syahira Putri Lubis 20 30 20 10 80
28 Teruni Sunny Siddiq 30 30 20 5 85
29 Teuku Bayu Asmara 20 30 15 10 75
30 Tri Anita Siadari 20 30 20 20 90
31 Yakub Arnold Hans 20 30 20 10 80
32 Yolanda Br. Siahaan 20 30 20 20 90
Jumlah 640 930 575 375 2520

Berdasarkan nilai menulis teks fabel sesudah menggunakan media

pembelajaran powtoon maka diperoleh nilai 30 sampai 90. Berdasarkan tabel

deskripsi di atas, diperoleh nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 30.

Perolehan data dari lapangan dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Teks Fabel Sesudah Menggunakan

Media Pembelajaran Powtoon

X F Fx X=x-xrata X2 FX2
30 1 30 -48.750 2376.563 2376.56
70 4 280 -8.750 76.563 306.25
75 5 375 -3.750 14.063 70.3125
80 11 880 1.250 1.563 17.1875
82

85 7 595 6.250 39.063 273.438


90 4 360 11.250 126.563 506.25
∑ =32 ∑ =2520 ∑ =3550

Keterangan :

x : Nilai yang diperoleh dari siswa

F : Banyak frekuensi variabel x

Fx : Jumlah perkalian frekuensi dengan variabel x

x : Rata-rata sampel

FX² : Kuadrat jumlah perkalian frekuensi dengan variabel X

Berdasarkan distribusi frekuensi data di atas, maka nilai rata-rata, standar

deviasi, dan standar error dapat dihitung, sebagai berikut:

1) Rata-rata (Mean)
Diketahui: n = 32
∑Fx = 2520

∑ Fx
Maka, M=
N
2520
=
32
= 78,75

2) Standar Deviasi
Diketahui: n = 32
∑FX2 = 3550

∑ FX 2
Maka, SDX 1 =
√ N−1
83

3550
=
√ 31
= √ 114,5
= 10,70

3) Standar Error

Diketahui: Mx = 78,75

SDx = 10,70

SD X
SEMX = 1
1
√ N −1
10,70
=
√ 32−1
10,70
=
√ 31
10,70
=
5,56

= 1,92

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh nilai rata-rata kemampuan menulis

teks fabel sesudah menggunakan media pembelajaran powtoon adalah 78,75 dan

standar deviasi adalah 10,70 dengan nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi

adalah 90. Dalam hal ini, kemampuan menulis teks fabel sesudah menggunakan

media pembelajaran powtoon dengan kategori baik dan sudah memenuhi KKM yang

ditentukan pihak sekolah. Hal itu terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6
Identifikasi Kecenderungan Hasil Kemampuan Menulis Teks Fabel

Sesudah Menggunakan Media Pembelajaran Powtoon


84

Rentang Nilai F. Absolute F. Relative Kategori


85 – 100 11 34,375% Sangat Baik
70 – 84 20 62,5% Baik
60 – 69 0 0% Cukup
50 – 59 0 0% Kurang
0-49 1 3,125% Sangat Kurang
32 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis teks

fabel siswa kelas VII sesudah menggunakan media pembelajaran powtoon terbagi

atas lima kategori, kategori sangat baik sebanyak 11 siswa (34,375%), kategori baik

sebanyak 20 siswa (62,5%), kategori cukup 0 siswa (0%), kategori kurang 0 siswa

(0%), kategori sangat kurang 1 siswa (3,125%).

c. Pengaruh Media Pembelajaran Powtoon terhadap Kemampuan Menulis


Teks Fabel

Berdasarkan data kemampuan menulis teks fabel sebelum menggunakan

media pembelajaran powtoon, diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa sebelum

menggunakan media pembelajaran powtoon adalah 39,69 dan nilai rata-rata

kemampuan menulis teks fabel siswa sesudah menggunakan media pembelajaran

powtoon adalah 78,75.

Untuk mengetahui lebih lanjut apakah media pembelajaran powtoon

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menulis teks fabel, maka dilakukan uji

persyaratan analisis (normalitas dan homogenitas) dan uji hipotesis.

1. Uji Persyaratan Analisis


85

a. Uji Normalitas Kemampuan Menulis Teks Fabel Sebelum Menggunakan


Media Pembelajaran Powtoon (Pre-Test)

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data digunakan uji

normalitas liliefors. Syarat normal yang harus dipenuhi adalah Lhitung< Ltabel pada taraf

signifikan α= 0,05. Uji normalitas sebelum menggunakan media pembelajaran

powtoon dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7
Uji Normalitas Sebelum Menggunakan Media Pembelajaran Powtoon

Xi Fi Fkum Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) - S (Zi)


10 5 5 -1.4698 0.0708 0.1563 0.0854
15 2 7 -1.2223 0.1108 0.2188 0.1079
25 2 9 -0.7272 0.2336 0.2813 0.0477
30 3 12 -0.4796 0.3157 0.3750 0.0593
35 3 15 -0.2321 0.4082 0.4688 0.0605
40 5 20 0.0155 0.5062 0.6250 0.1188
55 3 23 0.7581 0.7758 0.6250 0.1508
60 1 24 1.0057 0.8427 0.7188 0.1240
65 8 32 1.2532 0.8949 0.7500 0.1449
Lhitung 0,1508
Ltabel 0,1566
Keterangan Normal

Diketahui rata-rata pre test = 39,69, standar deviasi = 20,20, dan n = 32

Perhitungan uji normalitas sebagai berikut:

1) Bilangan Baku (Zi)

x− X́
Zi =
SDx

10−39,69 55−63,57
Zi =
20,20 6,27
86

Zi = - 1,46

Demikian untuk mencari Zi selanjutnya

2) Perhitungan Nilai F(Zi)

F(Zi) = (dilihat pada tabel distribusi)

- 1,46= 0.0708

Demikian untuk mencari F(Zi) selanjutnya.

3) Perhitungan nilai S(Zi)

F kum
S(Zi) =
n

5
= = 0,1563
32

Demikian untuk mencari S(Zi) selanjutnya.

4) Perhitungan nilai L

L = F(Zi) - S(Zi)

= 0.0708-0,1563

= - 0,0854 (dimutlakkan) = 0,0854

Demikian untuk mencari L selanjutnya.

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai Lhitung yang diambil dari nilai L

yang paling besar diantara selisih, sehingga dari tabel di atas, L hitung = 0,1508. Setelah

Lhitung diketahui, selanjutnya dikonsultasikan melalui uji liliefors pada taraf signifikasi

α = 0,05 dan n = 32, diperoleh Ltabel = 0,1566. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Lhitung < Ltabel yaitu 0,1508< 0,1566. Oleh karena itu, data kemampuan menulis

teks fabel sebelum menggunakan media pembelajaran powtoon berdistribusi normal.


87

b. Uji Normalitas Kemampuan Menulis Teks Fabel Sesudah Menggunakan


Media Pembelajaran Powtoon (Post - Test)

Tabel 4.8

Uji Normalitas Sesudah Menggunakan Media Pembelajaran Powtoon

Xi Fi Fkum Zi F(Zi) S (Zi) F(Zi) - S (Zi)


30 1 1 -4.5556 0.0000 0.0313 0.0313
70 4 5 -0.8177 0.2068 0.1563 0.0505
75 5 10 -0.3504 0.3630 0.3125 0.0505
80 11 21 0.1168 0.5465 0.6563 0.1098
85 7 28 0.5840 0.7204 0.8750 0.1546
90 4 32 1.0513 0.8534 1.0000 0.1466
Lhitung 0,1546
Ltabel 0,1566
Keterangan Normal

Diketahui rata-rata post test = 78,75, standar deviasi = 10,70, dan n = 32

Perhitungan uji normalitas sebagai berikut:

1) Bilangan Baku (Zi)

x− X́
Zi =
SDx
88

30−78,75 55−63,57
Zi =
10,70 6,27

Zi = - 4,55

Demikian untuk mencari Zi selanjutnya

2) Perhitungan Nilai F(Zi)

F(Zi) = (dilihat pada tabel distribusi)

- 4,55= 0.0000

Demikian untuk mencari F(Zi) selanjutnya.

3) Perhitungan nilai S(Zi)

F kum
S(Zi) =
n

1
= = 0,0313
32

Demikian untuk mencari S(Zi) selanjutnya.

4) Perhitungan nilai L

L = F(Zi) - S(Zi)

= 0.0000-0,0313

= 0,0313

Demikian untuk mencari L selanjutnya.

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai Lhitung yang diambil dari nilai L

yang paling besar diantara selisih, sehingga dari tabel di atas, L hitung = 0,1546. Setelah

Lhitung diketahui, selanjutnya dikonsultasikan melalui uji liliefors pada taraf signifikasi

α = 0,05 dan n = 32, diperoleh Ltabel = 0,1566. Dengan demikian dapat disimpulkan
89

bahwa Lhitung < Ltabel yaitu 0,1546< 0,1566. Oleh karena itu, data kemampuan menulis

teks fabel sesudah menggunakan media pembelajaran powtoon berdistribusi normal.

Tabel 4.9
Data Hasil Uji Normalitas

No Lhitung Ltabel Keterangan


1 Pre-Test 0,1508 0,1566 Normal
2 Post-Test 0,1546 0,1566 Normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel dalam

penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak.Untuk menguji homogenitas

data dilakukan uji homogenitas dua varians sebagai berikut.

2
Varians Terbesar S1
F= Fhitung =
S2
Varians Terkecil atau 2

Di mana : S 12= Varians terbesar

S 2=
2 Varians terkecil

Perhitungan homogenitas varians dengan perbandingan varians:

407,96
Fhitung= = 3,56
114,52

DiperolehFhitung = 3,56 dengan dk pembilang 30, dan dari tabel distribusi F

untuk α=0,05 diperoleh Ftabel = 4,17. Jadi Fhitung < Ftabel yakni 3,56 < 4,17 serta dapat

disimpulkan bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen.


90

3. Uji Hipotesis

Setelah pengujian normalitas dan homogenitas dilakukan, maka diketahui

bahwa data sebelum dan sesudah perlakuan adalah berdistribusi normal dan

mempunyai varians yang sama (homogen). Dengan demikian pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan uji statistik t (uji beda).

Sebelum dilakukan perhitungan, sebaiknya dijelaskan rata-rata, standar

deviasi dan standard error kedua variabel dari hasil pre test dan post test, yaitu:

a. Hasil Pre Test

M 2 = 39,69

SD 2 = 20,20

SD
SE 2 = √ N −1
20,20
=
√ 32−1
20,20
=
√ 31

= 3,63

b. Hasil Post Test

M 1 = 78,75

SD 1 = 10,70
91

SD
SE 1 = √ N −1

10,70
=
√ 32−1
10,70
=
√ 31

= 1,92

Dari data-data di atas maka diperoleh standar error kedua hasil yaitu:

SE M 1−M 2 = √ SE M 12 + SE M 22
= √ 1,922+ 3,632

= √ 16,86

= 4,10

Selanjutnya akan dilakukan hipotesis dengan uji “t” dengan rumus:

M 1−M 2
to = SE M 1−M 2

78,75−39,69
=
4,10

39,06
=
4,10

= 9,53

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai thitung = 9,53. Setelah thitung

diketahui, selanjutnya nilai tersebut dikonsultasikan pada taraf signifikansi α = 0,05


92

dan n = 32, diperoleh ttabel = 2,04. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung >

ttabel yaitu 9,53> 2,04, sehingga hipotesis nihil (H 0) ditolak dan hipotesis alternatif (H a)

diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan

media pembelajaran powtoon terhadap kemampuan menulis teks fabel oleh siswa

kelas VII SMP Negeri 4 Medan tahun pembelajaran 2019/2020.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil dari data penelitian telah diperoleh, maka berikut akan dijelaskan satu

persatu temuan penelitian berdasarkan rumusan masalah.

1. Kemampuan Menulis Teks Fabel Sebelum Menggunakan Media


Pembelajaran Powtoon Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Medan Tahun
Pembelajaran 2019/2020

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui kemampuan menulis teks fabel

sebelum menggunakan media pembelajaran powtoon, memperoleh nilai rata-rata

sebesar 39,69 dari jumlah siswa sebanyak 32 orang. Kemampuan tersebut belum

mencapai KKM yang telah ditentukan SMP Negeri 4 Medan, yakni sebesar 75.

Adapun kategori pencapaian kemampuan menulis teks fabel tersebut termasuk

dalam lima kategori, yaitu dalam kategori sangat baik 0 siswa (0%), kategori baik
93

sebanyak 0 siswa (0%), kategori cukup 9 siswa (28,125%), kategori kurang 3 siswa

(9,375%), kategori sangat kurang 20 siswa (62,5%). Dari nilai rata-rata yang

diperoleh siswa tersebut, menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks fabel

sebelum menggunakan media pembelajaran powtoon berada pada kategori sangat

kurang. Aspek penilaian tersebut akan diuraikan satu per satu, sebagai berikut:

a. Isi Karangan

Isi karangan merupakan salah satu aspek penilaian dalam kemampuan menulis

teks fabel, penilaian isi karangan tersebut yaitu kesesuaian cerita dengan tema dan

unsur teks fabel. Skor maksimal pada aspek ini adalah 30. Dalam ketepatan isi

karangan, yang mendapat skor 0 sebanyak 3 siswa, yang mendapat skor 5 sebanyak 4

siswa, yang mendapat skor 10 sebanyak 10 siswa, yang mendapat skor 20 sebanyak

15 siswa. Berdasarkan nilai tersebut, diperoleh nilai rata-rata sebesar 9,375 lalu

dibagi skor maksimal (30) dan dikali seratus (100). Jadi nilai rata-rata yang diperoleh

adalah 31,25. Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan siswa dalam menulis

isi karangan sebelum menggunakan media pembelajaran powtoon tergolong dalam

kategori sangat kurang.

b. Organisasi

Ketepatan menyebutkan organisasi yang terdapat dalam teks fabel seperti

orientasi, kompikasi, resolusi dan koda merupakan salah satu aspek dalam penilaian

kemampuan menulis teks fabel.Aspek organisasi memiliki skor maksimal sebesar 30.

Hasil penilaian pada aspek ini, yaitu sebanyak 2 siswa memperoleh skor 0, 7 siswa

memperoleh skor 5, 6 siswa memperoleh skor 10, 7 siswa memperoleh skor 20 dan

10 siswa memperoleh nilai 30. Berdasarkan nilai tersebut, diperoleh nilai rata-rata
94

sebesar 16,71 lalu dibagi skor maksimal (30) dan dikali seratus (100). Jadi nilai rata-

rata yang diperoleh adalah 55,7. Dengan demikian kemampuan siswa dalam

menyebutkan organisasi yang terdapat dalam teks fabel sebelum menggunakan media

pembelajaran powtoon termasuk dalam kategori kurang.

c. Kaidah Kebahasaan

Ketepatan menyebutkan kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks fabel

seperti penggunaan kata kerja, penggunaan kata sandang si dan sang, penggunaan

kata keterangan tempat dan waktu, penggunaan kata hubung lalu, kemudian dan

akhirnya merupakan salah satu aspek dalam penilaian kemampuan menulis teks fabel.

Aspek kaidah kebahasaan memiliki skor maksimal sebesar 20. Hasil penilaian pada

aspek ini, yaitu sebanyak 11 siswa memperoleh skor 0, 21 siswa memperoleh skor 5.

Berdasarkan nilai tersebut, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,28 lalu dibagi skor

maksimal (20) dan dikali seratus (100). Jadi nilai rata-rata yang diperoleh adalah

16,4. Dengan demikian kemampuan siswa dalam menyebutkan struktur kebahasaan

yang terdapat dalam teks fabel sebelum menggunakan media pembelajaran powtoon

termasuk dalam kategori sangat kurang.

d. Mekanik

Ketepatan mekanik yang terdapat dalam teks fabel merupakan salah satu aspek

dalam penilaian kemampuan menulis teks fabel. Aspek penilaian mekanikyaitu

penulisan huruf, kata dan tanda baca, aspek mekanik memiliki skor maksimal sebesar

20. Hasil penilaian pada aspek ini, yaitu sebanyak 22 siswa memperoleh skor 5, 10

siswa memperoleh skor 10. Berdasarkan nilai tersebut, diperoleh nilai rata-rata

sebesar 6,56 lalu dibagi skor maksimal (20) dan dikali seratus (100). Jadi nilai rata-
95

rata yang diperoleh adalah 32,8. Dengan demikian kemampuan siswa dalam

menyebutkan mekanik yang terdapat dalam teks fabel sebelum menggunakan media

pembelajaran powtoon termasuk dalam kategori sangat kurang.

2. Kemampuan Menulis Teks Fabel Sesudah Menggunakan Media


Pembelajaran Powtoon Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Medan Tahun
Pembelajaran 2019/2020

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui kemampuan menulis teks fabel

sesudah menggunakan media pembelajaran powtoon, memperoleh nilai rata-rata

sebesar 78,75 dari jumlah siswa sebanyak 32 orang. Kemampuan tersebut sudah

mencapai KKM yang telah ditentukan SMP Negeri 4 Medan, yakni sebesar 75.

Adapun kategori pencapaian kemampuan menulis teks fabel tersebut termasuk

dalam lima kategori, yaitu dalam kategori sangat baik sebanyak 11 siswa (34,375%),

kategori baik sebanyak 20 siswa (62,5%), kategori cukup 0 siswa (0%), kategori

kurang 0 siswa (0%), kategori sangat kurang 1 siswa (3,125%). Dari nilai rata-rata

yang diperoleh siswa tersebut, menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks fabel

sesudah menggunakan media pembelajaran powtoon berada pada kategori baik.

Aspek penilaian tersebut akan diuraikan satu per satu, sebagai berikut:

a. Isi Karangan

Isi karangan merupakan salah satu aspek penilaian dalam kemampuan menulis

teks fabel, penilaian isi karangan tersebut yaitu kesesuaian cerita dengan tema dan

unsur teks fabel. Skor maksimal pada aspek ini adalah 30. Dalam ketepatan isi

karangan, yang mendapat skor 10 sebanyak 1 siswa, yang mendapat skor 20 sebanyak

30 siswa, yang mendapat skor 30 sebanyak 1 siswa. Berdasarkan nilai tersebut,


96

diperoleh nilai rata-rata sebesar 20 lalu dibagi skor maksimal (30) dan dikali seratus

(100). Jadi nilai rata-rata yang diperoleh adalah 66,66. Dengan demikian dapat

disimpulkan kemampuan siswa dalam menulis isi karangan sesudah menggunakan

media pembelajaran powtoon tergolong dalam kategori cukup.

b. Organisasi

Ketepatan menyebutkan organisasi yang terdapat dalam teks fabel seperti

orientasi, kompikasi, resolusi dan koda merupakan salah satu aspek dalam penilaian

kemampuan menulis teks fabel. Aspek organisasi memiliki skor maksimal sebesar 30.

Hasil penilaian pada aspek ini, yaitu sebanyak 1 siswa memperoleh skor 10, 31 siswa

memperoleh skor 30. Berdasarkan nilai tersebut, diperoleh nilai rata-rata sebesar

29,375 lalu dibagi skor maksimal (30) dan dikali seratus (100). Jadi nilai rata-rata

yang diperoleh adalah 97,91. Dengan demikian kemampuan siswa dalam

menyebutkan organisasi yang terdapat dalam teks fabel sesudah menggunakan media

pembelajaran powtoon termasuk dalam kategori sangat baik.

c. Kaidah Kebahasaan

Ketepatan menyebutkan kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks fabel

seperti penggunaan kata kerja, penggunaan kata sandang si dan sang, penggunaan

kata keterangan tempat dan waktu, penggunaan kata hubung lalu, kemudian dan

akhirnya merupakan salah satu aspek dalam penilaian kemampuan menulis teks fabel.

Aspek kaidah kebahasaan memiliki skor maksimal sebesar 20. Hasil penilaian pada

aspek ini, yaitu sebanyak 1 siswa memperoleh skor 5, 10 siswa memperoleh skor 15

dan 21 siswa memperoleh skor 20 . Berdasarkan nilai tersebut, diperoleh nilai rata-

rata sebesar 17,96 lalu dibagi skor maksimal (20) dan dikali seratus (100). Jadi nilai
97

rata-rata yang diperoleh adalah 89,8. Dengan demikian kemampuan siswa dalam

menyebutkan struktur kebahasaan yang terdapat dalam teks fabel sesudah

menggunakan media pembelajaran powtoon termasuk dalam kategori sangat baik.

d. Mekanik

Ketepatan mekanik yang terdapat dalam teks fabel merupakan salah satu aspek

dalam penilaian kemampuan menulis teks fabel.Aspek penilaian mekanikyaitu

penulisan huruf, kata dan tanda baca.Aspek mekanik memiliki skor maksimal sebesar

20. Hasil penilaian pada aspek ini, yaitu sebanyak 8 siswa memperoleh skor 5, 11

siswa memperoleh skor 10, 9 siswa memperoleh skor 15, 4 siswa memperoleh skor

20. Berdasarkan nilai tersebut, diperoleh nilai rata-rata sebesar 11,40 lalu dibagi skor

maksimal (20) dan dikali seratus (100). Jadi nilai rata-rata yang diperoleh adalah

57.Dengan demikian kemampuan siswa dalam menyebutkan mekanik yang terdapat

dalam teks fabel sesudah menggunakan media pembelajaran powtoon termasuk dalam

kategori kurang.

3. Pengaruh Media Pembelajaran Powtoon Terhadap Kemampuan Menulis


Teks Fabel Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran
2019/2020

Berdasarkan uraian di atas, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan nilai

rata-rata untuk kemampuan menulis teks fabel siswa pada tahap sebelum

menggunakan media pembelajaran powtoon pada kategori sangat kurang dengan nilai

rata-rata 39,69 sedangkan tahap sesudah menggunakan media pembelajaran powtoon

memiliki nilai rata-rata sebesar 78,75 dan termasuk dalam kategori baik. Sehingga
98

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran powtoon berpengaruh dalam

meningkatkan kemampuan menulis teks fabel siswa.

Hal ini sesuai dengan hasil yang diharapkan, yaitu meningkatkan hasil belajar

siswa bahwa kemampuan menulis teks fabel sebelum menggunakan media

pembelajaran powtoon lebih rendah jika dibandingkan dengan sesudah menggunakan

media pembelajaran powtoon.

Media pembelajaran powtoon merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang

berupa software video animasi yang ditampilkan kepada peserta didik melalui

animasi gambar bergerak dan suara dan fiturnya lebih lengkap diantaranya animasi

tulisan tangan, animasi kartun, dan efek transisi yang lebih hidup sehingga membuat

siswa tidak bosan pada saat mengikuti proses pembelajaran.

Terdapat empat tahap dalam penggunaan media pembelajaran powtoon dalam

pembelajaran, yaitu: (1) tahap pembuka, pada tahap pembuka merupakan tahapan

penyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan materi pokok yang akan

diajarkan, (2) tahap inti, yaitu guru menyajikan materi pembelajaran menggunakan

media powtoon dengan beberapa tahapan seperti: (a) guru menayangkan cuplikan

video dan memberikan kilasan materi yang akan dipelajari, (b) guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai tayangan cuplikan video dan

kilasan materi yang akan dipelajari, (c) guru memerintahkan peserta didik membuat

kelompok belajar dan (d) guru menyajikan materi dengan menggunakan media

pembelajaran powtoon yang telah dibuat untuk membantu siswa dalam berbagi

pemahaman materi pelajaran yang dibahas, (3) tahap penugasan, yaitu guru
99

memberikan tugas kepada peserta didik dengan berdasarkan pada materi yang telah

disajikan melalui media powtoon dan guru memerintahkan siswa untuk membacakan

hasil penugasan, (4) tahap akhir, yaitu guru memerintahkan siswa mengumpulkan

tugas dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Media pembelajaran powtoon

memiliki kelebihan, diantaranya yaitu materi disajikan secara interaktif dengan

bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, mencakup segala aspek indera,

penggunaannya praktis, lebih variatif, dapat memberikan feedback; dan memotivasi

belajar lebih tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian, data sebelum dan sesudah menggunakan media

pembelajaran powtoon berdistribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat dari uji

normalitas data sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran powtoon.

Dari pengujian homogenitas juga terbukti bahwa sampel penelitian ini berasal dari

populasi yang homogen.

Peningkatan ini juga dapat dibuktikan dari pengujian hipotesis, T hitung>Ttabel

yaitu 9,52 > 2,04 yang membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penggunaan media pembelajaran powtoon terhadap kemampuan menulis teks fabel

siswa kelas VII Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2019/2020. Untuk memperkuat

hasil penelitian ini, peneliti membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan

hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.Berikut disajikan hasil

penelitian terlebih dahulu yang relevan dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang

relevan terhadap penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan olehDesma

Yulia dan Novia Ervinalisa dalam jurnal berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran
100

Powtoon Pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dalam Menumbuhkan Motivasi

Belajar Siswa IIS Kelas X di SMA Negeri 17 BATAM Tahun Pelajaran 2017/2018”

hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar siswa

kelas X SMA Negeri 17 Batam pada mata pelajaran sejarah Indonesia dengan

menggunakan media pembelajaran powtoon dibandingkan dengan media

konvensional. Hal tersebut ditunjukkan pada uji t dimana thitung > ttabel yaitu 7,9>

1,992, sehingga bahwa Ha atau hipotesis alternatif diterima H0 ditolak. Kondisi

belajar dengan menggunakan media pembelajaran powtoon lebih menarik dan tidak

monoton, hal ini dikarenakan adanya hubungan timbal balik antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, serta hubungan

timbal balik antara siswa dengan guru, seperti ketika guru menjelaskan materi, siswa

yang kurang mengerti bertanya kepada guru dan guru menjelaskan materi yang belum

dimengerti oleh siswa tersebut. Hal ini juga dibuktikan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Syahrul Fajar, dkk yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media

Powtoon terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial Terpadu” hasil penelitian menunjukkan hasil penelitian bahwa nilai rata-rata

pre-test adalah 14,55 sedangkan nilai rata-rata post-test adalah 26,00 dapat

disimpulkan pengaruh media powtoon terhadap hasil belajar pelajaran IPS

dikategorikan baik.

Jadi, dari penjelasan di atas dan didukung oleh hasil penelitian-penelitian

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks fabel

berpengaruh baik dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dengan


101

menggunakan media pembelajaran powtoon. Hal ini memudahkan mereka dalam

menulis teks fabel.


BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan tahun pembelajaran

2019/2020 dalam menulis teks fabel sebelum menggunakan media

pembelajaran powtoon dapat dilihat dari rata-rata pre test siswa yaitu sebesar

39,69 dengan kategori sangat kurang pada rentang nilai dan tidak memenuhi

KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu sebesar 75. Hal ini karena proses

pembelajaran yang bersifat konvensional dan monoton menyebabkan siswa

tidak aktif dan cenderung diam dalam kelas.

2. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan tahun pembelajaran

2019/2020 dalam menulis teks fabel sesudah menggunakan media

pembelajaran powtoon dapat dilihat dari rata-rata post-test siswa yaitu sebesar

78,75 dengan kategori baik dan sudah memenuhi KKM yang ditentukan

sekolah. Dengan adanya perlakuan media pembelajaran powtoon ini siswa

lebih dirangsang untuk aktif belajar dan tidak monoton.

3. Penggunaan media pembelajaran powtoon berpengaruh untuk meningkatkan

kemampuan menulis teks fabel siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan tahun

101
102

pembelajaran 2019/2020. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

dari hasil pre test dan post test.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa, ketika belajar menulis teks fabel untuk lebih memperhatikan

aturan penulisan seperti penulisaan ejaan dan penggunaan tanda baca.

2. Bagi guru, diharapkan dapat menggunakan media pembelajaran powtoon

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia salah satunya dalam materi menulis

teks fabel. Menggunakan media ini diperlukan kecakapan dalam

mengoperasikannya, mulai dari penerapan media pembelajaran powtoon,

laptop sebagai program sampai pada pengoperasian infokus untuk

menampilkan video powtoon sebagai media pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian dengan

judul yang sama, diharapkan mencoba untuk mengembangkan penelitian

dengan materi pokok atau variabel penelitian lainnya, sehingga dapat

memperkaya referensi penelitian di bidang pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

Agustiningyas Triska. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi


Terhadap Kemampuan Menulis Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VII SMP
Negeri 8 Kediri Tahun Pelajaran 2015-2016. Mahasiswa Universitas
Persatuan Guru Republik Indonesia

Anif, Nur. 2017. Peningkatan Kemampuan Menulis Fabel Menggunakan Media


Film Animasi Pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Bonorowo Tahun
Pelajaran 2016/2017

Arnita. 2013. Pengantar Statistika. Bandung: Cipta Pustaka Media Perintis

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Aziz, Febriana Lara. 2017. Peningkatan Keterampilan Menulis Fabel


Menggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas VII.A SMP Negeri 2
Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017 Skripsi.Mataram.Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia

Barus, Sanggup. 2014. Pembinaan Kompetensi Menulis. Medan: USU Press

Fajar, Syahrul, dkk. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Powtoon terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu.
EDUTCEHNOLOGIA, 3 (2), 101-114

Hendrik, Muhammad. 2015. Ulasan Tentang Powtoon. Diambil dari


http://muhammadhendrik94.blogspot.com/2015/12/tentang-powtoon.html (26
Januari 2019)

Kemendikbud.2014. Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan.


Jakarta: Kemendikbud

Kemendikbud. 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/ MTS Kelas VII.Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

103
104

Nurgiyantoro, Burhan. 2016. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis


Kompetensi. Yogyakarta: BPFE

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis


Kompetensi. Yogyakarta: BPFE

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University


Press

Sari, M & Rohayati. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Powtoon Sebagai


Bahan Pengamatan dalam Implementasi Pendekatan Saintifik
Pembelajaran Dasar-Dasar Perbankan. Surabaya: Jurnal Universitas
Negeri Surabaya

Septia, Nola M, dkk. 2017. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition
Terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VIII
MTSN Lubuk Buaya Padang. Sumatera Barat: Jurnal STKIP PGRI Padang

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung :


Alfabeta

Susilana, Rudi, dkk. 2016. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Tarigan, Henri Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa

Tsur, Asmah A. 2019. Penerapan Media Powtoon Terhadap Hasil Belajar


Ditinjau dari Minat Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMPN 16
Bulukumba. Skripsi.Makassar: UIN Ala Uddin Makassar

Yuhdi & Sari. 2017. Desain Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.Medan
105

Yulia, Desma, dkk. 2017. Pengaruh Media Powtoon pada Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa IIS Kelas X di
SMA Negeri 17 Batam Tahun Ajaran 2017/2018. Batam: Jurnal Program
Studi Pendidikan Sejarah

Yuliana, Santi. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Fabel dengan


Pembelajaran Berbasis Portopolio Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Pondok Kelapa Bengkulu Tengah.Bengkulu: Jurnal Diksa. 2, (1), 89-99.
106

Lampiran 1. SILABUS

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Satuan Pendidikan : SMP/MTs


Kelas : VII (Tujuh)
107

Lampiran 2. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMP NEGERI 4 MEDAN


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Teks Fabel
Kelas/Semester : VII/ Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3JP)

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
KI 2 peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
KI 3 berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
KI 4 mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
108

B. Kompetensi Dasar
C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
B. Kompetensi Dasar (KD) C. Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
4.12 Memerankan isi 4.12.1 Merencanakan penulisan cerita
fabel/legenda daerah setempat fabel
yang dibaca dan didengar 4.12.2 Menulis cerita fabel dengan
memperhatikan kelengkapan struktur,
dan kaidah penggunaan kata
kalimat/tanda baca/ejaan
4.12.3 Memerankan isi fabel dengan
intonasi, gestur, dan aspek pemeranan
lain yang sesuai

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran powtoon
dengan menggunakan pendekatan saintifik diharapkan peserta didik untuk
menulis cerita fabel dengan memperhatikan kelengkapan struktur, dan kaidah
penggunaan kata kalimat/tanda baca/ejaan berdasarkan ide yang direncanakan
dan data yang diperoleh dengan rasa ingin tahu, disiplin, kerja keras dalam
menyelesaikan penugasan, menghargai pendapat orang lain dalam berdiskusi
selama proses pembelajaran berlangsung

E. Materi Pembelajaran
1. Teks Fabel
2. Struktur dan Kebahasaan Teks Fabel
a. Orientasi
b. Komplikasi
c. Resolusi
d. Koda
e. Kata Kerja
f. Kata Sandang Sang dan Si
g. Kata Keterangan Tempat dan Waktu
109

h. Kata Hubung

F. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific Learning

G. Media Pembelajaran

1. Media:
a. Media LCD proyektor
b. Laptop
c. Bahan Tayang
d. Media Powtoon
e. Worksheet atau lembar kerja (siswa) pre-test dan post-test
2. Alat/bahan:
a. Papan tulis/spidol

H. Sumber Belajar

1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata


Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/ MTS Kelas VII.
Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/ MTS Kelas VII.
Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Internet
4. Sumber lain yang relevan

I. Kegiatan Pembelajaran
110

PERTEMUAN I
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
1. Guru menayangkan video 1. Siswa menonton tayangan 80 Menit

cerita fabel video cerita fabel

2. Guru memberikan soal Pre- 2. Siswa mengerjakan soal

test Pre-test

PERTEMUAN II
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
Kegiatan Awal Kegiatan Awal 10 Menit

1. Mengucap salam dan berdoa 1. Mengucap salam dan

2. Mengabsen siswa berdoa

3. Aperpepsi, menayangkan 2. Menjawab absen

kompetensi dan tujuan 3. Mengamaati tayangan

pembelajaran menggunakan penjelasan mengenai

media powtoon kompetensi dan tujuan

pembelajaran menggunakan

media powtoon yang telah

diterapkan oleh guru


Kegiatan Inti Kegiatan Inti 60 Menit

Mengamati Mengamati

1. Guru menayangkan video 1. Siswa mengamati video

cerita fabel kura-kura dan cerita fabel kura-kura dan

kelinci yang telah dibuat kelinci yang telah dibuat

menggunakan media menggunakan media

pembelajaran powtoon yang akan powtoon secara individu dan

dibahas dan guru memberikan memperhatikan penjelasan


111

kilasan materi mengenai teori guru untuk membangun

struktur kebahasaan teks fabel pemahaman tentang struktur

dan kebahasaan teks fabel


Menanya Menanya

1. Guru memberikan kesempatan 1. Siswa menanyakan kepada

kepada siswa untuk bertanya guru mengenai tayangan

mengenai tayangan cerita fabel cerita fabel yang telah

kura-kura dan kelinci yang telah diamati

diamati

2. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya hal- 2. Siswa menanyakan kepada

hal yang berkaitan dengan guru hal-hal yang berkaitan

struktur dan kebahasaan pada dengan struktur dan

cerita fabel yang telah diamati kebahasaan pada cerita fabel

dan cara menyusun/menulis teks yang telah diamati dan cara

fabel sesuai dengan struktur dan menyusun/menulis teks fabel

kebahasaan sesuai dengan struktur dan

kebahasaan

3. Guru menentukan beberapa

pertanyaan siswa yang akan

menjadi fokus pembelajaran pada

pertemuan ini yaitu meny

usun/menulis teks fabel sesuai

dengan struktur dan kebahasaan


Mengumpulkan Informasi Mengumpulkan Informasi
112

1. Guru mengelompokkan siswa 1. Siswa membentuk

kelompok sesuai dengan

2. Guru menyajikan materi arahan guru

dengan menggunakan media 2. Siswa melaksanakan

pembelajaran powtoon yang telah pembelajaran dengan media

diterapkan untuk membantu pembelajaran powtoon untuk

siswa dalam berbagi pemahaman lebih memahami materi

materi tentang tentang menyusun/menulis

menyusun/menulis teks fabel teks fabel sesuai dengan

sesuai dengan struktur dan struktur dan kebahasaan

kebahasaan 3. Siswa membaca paparan

3. Guru meminta setiap materi yang ada pada buku

kelompok untuk membaca siswa dan referensi-referensi

paparan materi yang ada pada lainnya yang relevan

buku siswa dan referensi-

referensi lainnya yang relevan 4.Siswa menjawab

4. Guru memberikan pertanyaan pertanyaan yaitu

melalui media powtoon dan menyusun/menulis teks fabel

meminta setiap kelompok siswa kura-kura dan kelinci

akan merumuskan jawaban berdasarkan struktur dan

sebuah pertanyaan yang telah kebahasaan

ditentukan yaitu

menyusun/menulis teks fabel

kura-kura dan kelinci


113

berdasarkan struktur dan

kebahasaan
Mengasosiasi Mengasosiasi

1. Guru meminta kelompok 1. Siswa mendiskusikan hasil

siswa mendiskusikan hasil jawaban sebuah pertanyaan

tulisan teks fabel kura-kura dan yang telah ditentukan yaitu

kelinci berdasarkan struktur dan menyusun/menulis teks fabel

kebahasaan kura-kura dan kelinci

berdasarkan struktur dan

kebahasaan
Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan

1. Guru memberi kesempatan 1. Kelompok siswa

kepada kelompok siswa membacakan hasil diskusi

membacakan hasil diskusi dan dan ditanggapi oleh

untuk ditanggapi oleh kelompok kelompok lainnya

lainnya
Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup 10 Menit

1. Guru meminta siswa untuk 1. Siswa mengumpulkan

mengumpulkan hasil kerja siswa hasil kerjanya dan siswa

yaitu menyusun/menulis teks membuat kesimpulan dengan

fabel dan guru meminta siswa bimbingan guru tentang

untuk membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari

tentang materi yang telah dalam kegiatan pembelajaran

dipelajari dalam kegiatan yang baru dilakukan yaitu

pembelajaran yang baru tentang teks fabel

dilakukan yaitu tentang menulis berdasarkan struktur dan


114

teks fabel berdasarkan struktur kebahasaan

dan kebahasaan

PERTEMUAN III
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu
1. Guru menayangkan video 1. Siswa menonton tayangan 80 Menit

cerita fabel yang telah dibuat video cerita fabel yang telah

menggunakan media powtoon dibuat menggunakan media

powtoon

2. Guru memberikan soal Post- 2. Siswa mengerjakan soal

test Post-test

J. Penilaian

Jenis Tagihan :

1. Tugas

Bentuk Instrumen :

1. Uraian bebas

Aspek Penilaian Menulis Teks Fabel

No. Aspek Kriteria Indikator Nilai


Penilaian
1. Isi Karangan Kesesuaian cerita Sangat Baik: Cerita mengandung 30
dengan tema dan unsur-unsur teks fabel seperti tokoh,
(30) unsur teks fabel alur, latar, sudut pandang dan gaya
bahasa dan amanat yang sesuai
dengan tema cerita dan
pengembangan cerita sangat sesuai
dengan judul
Baik: Cerita mengandung unsur- 20
unsur seperti alur, tokoh dan latar
dan amanat serta pengembangan
cerita relevan
115

Cukup: Cerita mengandung unsur 10


tokoh, alur dan latar namun
pengembangan cerita kurang relevan
dengan tema
Kurang: Penguasaan cerita tidak 5
sesuai dengan tema
Sangat Kurang: Cerita tidak selesai 0

2. Organisasi Struktur teks fabel Sangat Baik: Struktur teks lengkap, 30


seperti: tertata dengan runtun seperti:
(30) 5. Orientasi orientasi, komplikasi, resolusi dan
6. Komplikasi koda
7. Resolusi Baik: Struktur tertata dengan runtun 20
8. Koda tetapi hanya menyebutkan tiga
struktur seperti orientasi,
komplikasi, resolusi
Cukup: Hanya terdapat dua struktur 10
seperti orientasi, komplikasi
Kurang: Hanya terdapat satu 5
struktur saja
Sangat Kurang: Tidak terdapat 0
struktur teks fabel
3. Bahasa Kaidah kebahasaan Sangat Baik: Menggunakan 20
(20) teks fabel seperti: keempat kaidah kebahasaan, seperti
5. Menggunakan menggunakan kata kerja,
kata kerja menggunakan kata sandang si dan
6. Penggunaan sang, menggunakan kata keterangan
kata sandang si tempat dan waktu, menggunakan
dan sang kata hubung lalu, kemudian dan
7. Penggunaan akhirnya
kata
keterangan Baik: Hanya terdapat tiga kaidah 15
tempat dan kebahasaan seperti menggunakan
waktu kata sandang si dan sang,
8. Penggunaan menggunakan kata keterangan
kata hubung tempat dan waktu, menggunakan
lalu, kemudian kata hubung lalu, kemudian dan
dan akhirnya akhirnya
116

Cukup: Hanya terdapat dua kaidah 10


kebahasaan seperti menggunakan
kata sandang si dan sang,
menggunakan kata keterangan
tempat dan waktu
Kurang: Hanya terdapat satu kaidah 5
kebahasaan saja
Sangat Kurang: Tidak terdapat 0
kaidah kebahasaan.
4. Mekanik Penulisan Huruf, Kata, Sangat Baik: Terdapat 1-4 20
(20) dan Tanda Baca kesalahan dalam penulisan huruf,
kata, dan tanda baca
Baik: Terdapat 5-9 kesalahan 15
dalam penulisan huruf, kata, dan
tanda baca
Cukup: Terdapat 10-14 kesalahan 10
dalam penulisan huruf, kata, dan
tanda baca
Kurang: Terdapat 15-19 kesalahan 5
dalam penulisan huruf, kata, dan
tanda baca
Sangat Kurang: Terdapat lebih dari 0
20 kesalahan dalam penulisan huruf,
kata, dan tanda baca

skoryangdiperole h
Nilai akhir = x 100
skormaksimal

Kategori Penilaian

Kategori Penilaian
Sangat baik 85-100
Baik 70-84
Cukup 60-69
117

Kurang 50-59
Sangat kurang 0-49

Medan, Maret 2020


Guru Bidang Studi

Dra. Sarifah Hanum, M.Pd.


NIP. 19690325 199801 2 001
Lampiran 3. Instrumen Pre-test

TES KEMAMPUAN MENULIS TEKS FABEL

( Pre-Test )

1. Tulislah nama dan kelas dengan jelas kanan atas lembar jawaban.

2. Waktu yang disediakan 80 menit.

Soal :

1. Buatlah sebuah teks cerita fabel bertema balasan perbuatan jahat dan
keserakahan si bangau berdasarkan struktur dan kebahasaan
118

Lampiran 4. Instrumen Post-test

TES KEMAMPUAN MENULIS TEKS FABEL

( Post-Test )

1. Tulislah nama dan kelas dengan jelas kanan atas lembar jawaban.

2. Waktu yang disediakan 80 menit.

Soal :

1. Buatlah teks cerita fabel bertema balasan pengkhianatan sahabat berdasarkan


struktur dan kebahasaannya.
119

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (Pre-test)


120
121
122
123

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (Post-test)


124
125
126
127
128
129
130
131
132

Lampiran 7. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU

PADA PROSES PEMBELAJARAN

Berilah tanda checklist (V) pada kolom sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : VII-4

Keterlaksanaan
NO Kegiatan Uraian Kegiatan
Ya Tidak

1 Kegiatan Awal 1. Mengucap salam dan berdoa V


(Pendahuluan) 2. Mengabsen siswa V
3. Aperpepsi, menjelaskan kompetensi dan V
tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti 1. Guru menayangkan video cerita fabel V
kura-kura dan kelinci yang telah dibuat
menggunakan media pembelajaran powtoon
yang akan dibahas dan memerintahkan
siswa untuk menyediakan lembar kerja,
guru memberikan kilasan materi mengenai
teori struktur kebahasaan teks fabel
2. Guru memberikan kesempatan kepada V
siswa untuk bertanya mengenai tayangan
cerita fabel kura-kura dan kelinci yang telah
diamati
133

3. Guru memberikan kesempatan kepada V


siswa untuk bertanya hal-hal yang berkaitan
dengan struktur dan kebahasaan pada cerita
fabel yang telah diamati dan cara
menyusun/menulis teks fabel sesuai dengan
struktur dan kebahasaan
4. Guru menentukan beberapa pertanyaan V
siswa yang akan menjadi fokus
pembelajaran pada pertemuan ini yaitu
menyusun/menulis teks fabel sesuai dengan
struktur dan kebahasaan
5. Guru mengelompokkan siswa V
6. Guru menyajikan materi dengan V
menggunakan media pembelajaran
powtoonyang telah diterapkan untuk
membantu siswa dalam berbagi pemahaman
materi tentang menyusun/menulis teks fabel
sesuai dengan struktur dan kebahasaan
7. Guru meminta setiap kelompok untuk V
membaca paparan materi yang ada pada
buku siswa dan referensi-referensi lainnya
yang relevan
8. Guru memberikan pertanyaan melalui V
media powtoon dan memintasetiap
kelompok siswa akan merumuskan jawaban
sebuah pertanyaan yang telah ditentukan
yaitu menyusun/menulis teks fabel kura-
kura dan kelinci berdasarkan struktur dan
kebahasaan
9. Guru meminta kelompok siswa V
mendiskusikan hasil tulisan teks fabel kura-
kura dan kelinci berdasarkan struktur dan
kebahasaan
134

10. Guru memberi kesempatan kepada V


kelompok siswa membacakan hasil diskusi
dan untuk ditanggapi oleh kelompok
lainnya
3. Kegiatan Penutup Guru meminta siswa untuk mengumpulkan V
hasil kerja siswa yaitu menyusun/menulis
teks fabel dan guru meminta siswa untuk
membuat kesimpulan tentang materi yang
telah dipelajari dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan yaitu
tentang menulis teks fabel berdasarkan
struktur dan kebahasaan

Lampiran 8. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors


135

Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors

n a = 0,01 a = 0,05 a = 0,10 a = 0,15a = 0,20

4 0,417 0,381 0,352 0,319 0,300

5 0,405 0,337 0,315 0,299 0,285

6 0,364 0,319 0,294 0,277 0,265

7 0,348 0,300 0,276 0,258 0,247

8 0,331 0,285 0,261 0,244 0,233

9 0,311 0,271 0,249 0,233 0,223

10 0,294 0,258 0,239 0,224 0,215

11 0,284 0,249 0,230 0,217 0,206

12 0,275 0,242 0,223 0,212 0,199

13 0,268 0,234 0,214 0,202 0,190

14 0,261 0,227 0,207 0,194 0,183

15 0,257 0,220 0,201 0,187 0,177

16 0,250 0,213 0,195 0,182 0,173

17 0,245 0,206 0,189 0,177 0,169

18 0,239 0,200 0,184 0,173 0,166

19 0,235 0,195 0,179 0,169 0,163

20 0,231 0,190 0,174 0,166 0,160

25 0,200 0,173 0,158 0,147 0,142

30 0,187 0,161 0,144 0,136 0,131

n > 30 0,886 0,886 0,805 0,768 0,736

Lampiran 9. Tabel Distribusi Normal

Tabel distribusi normal standar


Ordinates of the Standard Normal Density
136

Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.0 0.3989 0.3989 0.3989 0.3988 0.3986 0.3984 0.3982 0.3980 0.3977 0.3973
0.1 0.3970 0.3965 0.3961 0.3956 0.3951 0.3945 0.3939 0.3932 0.3925 0.3918
0.2 0.3910 0.3902 0.3894 0.3885 0.3876 0.3867 0.3857 0.3847 0.3836 0.3825
0.3 0.3814 0.3802 0.3790 0.3778 0.3765 0.3752 0.3739 0.3725 0.3712 0.3697
0.4 0.3683 0.3668 0.3653 0.3637 0.3621 0.3605 0.3589 0.3572 0.3555 0.3538
0.5 0.3521 0.3503 0.3485 0.3467 0.3448 0.3429 0.3410 0.3391 0.3372 0.3352
0.6 0.3332 0.3312 0.3292 0.3271 0.3251 0.3230 0.3209 0.3187 0.3166 0.3144
0.7 0.3123 0.3101 0.3079 0.3056 0.3034 0.3011 0.2989 0.2966 0.2943 0.2920
0.8 0.2897 0.2874 0.2850 0.2827 0.2803 0.2780 0.2756 0.2732 0.2709 0.2685
0.9 0.2661 0.2637 0.2613 0.2589 0.2565 0.2541 0.2516 0.2492 0.2468 0.2444
1.0 0.2420 0.2396 0.2371 0.2347 0.2323 0.2299 0.2275 0.2251 0.2227 0.2203
1.1 0.2179 0.2155 0.2131 0.2107 0.2083 0.2059 0.2036 0.2012 0.1989 0.1965
1.2 0.1942 0.1919 0.1895 0.1872 0.1849 0.1826 0.1804 0.1781 0.1758 0.1736
1.3 0.1714 0.1691 0.1669 0.1647 0.1626 0.1604 0.1582 0.1561 0.1539 0.1518
1.4 0.1497 0.1476 0.1456 0.1435 0.1415 0.1394 0.1374 0.1354 0.1334 0.1315
1.5 0.1295 0.1276 0.1257 0.1238 0.1219 0.1200 0.1182 0.1163 0.1145 0.1127
1.6 0.1109 0.1092 0.1074 0.1057 0.1040 0.1023 0.1006 0.0989 0.0973 0.0957
1.7 0.0940 0.0925 0.0909 0.0893 0.0878 0.0863 0.0848 0.0833 0.0818 0.0804
1.8 0.0790 0.0775 0.0761 0.0748 0.0734 0.0721 0.0707 0.0694 0.0681 0.0669
1.9 0.0656 0.0644 0.0632 0.0620 0.0608 0.0596 0.0584 0.0573 0.0562 0.0551
2.0 0.0540 0.0529 0.0519 0.0508 0.0498 0.0488 0.0478 0.0468 0.0459 0.0449
2.1 0.0440 0.0431 0.0422 0.0413 0.0404 0.0396 0.0387 0.0379 0.0371 0.0363
2.2 0.0355 0.0347 0.0339 0.0332 0.0325 0.0317 0.0310 0.0303 0.0297 0.0290
2.3 0.0283 0.0277 0.0270 0.0264 0.0258 0.0252 0.0246 0.0241 0.0235 0.0229
2.4 0.0224 0.0219 0.0213 0.0208 0.0203 0.0198 0.0194 0.0189 0.0184 0.0180
2.5 0.0175 0.0171 0.0167 0.0163 0.0158 0.0154 0.0151 0.0147 0.0143 0.0139
2.6 0.0136 0.0132 0.0129 0.0126 0.0122 0.0119 0.0116 0.0113 0.0110 0.0107
2.7 0.0104 0.0101 0.0099 0.0096 0.0093 0.0091 0.0088 0.0086 0.0084 0.0081
2.8 0.0079 0.0077 0.0075 0.0073 0.0071 0.0069 0.0067 0.0065 0.0063 0.0061
2.9 0.0060 0.0058 0.0056 0.0055 0.0053 0.0051 0.0050 0.0048 0.0047 0.0046
3.0 0.0044 0.0043 0.0042 0.0040 0.0039 0.0038 0.0037 0.0036 0.0035 0.0034
3.1 0.0033 0.0032 0.0031 0.0030 0.0029 0.0028 0.0027 0.0026 0.0025 0.0025
3.2 0.0024 0.0023 0.0022 0.0022 0.0021 0.0020 0.0020 0.0019 0.0018 0.0018
3.3 0.0017 0.0017 0.0016 0.0016 0.0015 0.0015 0.0014 0.0014 0.0013 0.0013
3.4 0.0012 0.0012 0.0012 0.0011 0.0011 0.0010 0.0010 0.0010 0.0009 0.0009
3.5 0.0009 0.0008 0.0008 0.0008 0.0008 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0006
3.6 0.0006 0.0006 0.0006 0.0005 0.0005 0.0005 0.0005 0.0005 0.0005 0.0004
3.7 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003
3.8 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002
3.9 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0001 0.0001

Lampiran 10. Tabel Distribusi F Homogenitas

Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05


137

df untuk pembilang (N1)


df untuk
penyebut
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245
246
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42
19.43
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71
8.70
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87
5.86
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64
4.62
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96
3.94
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53
3.51
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24
3.22
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03
3.01
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86
2.85
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74
2.72
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64
2.62
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55
2.53
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48
2.46
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42
2.40
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37
2.35
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33
2.31
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29
2.27
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26
2.23
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22
2.20
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20
2.18
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17
2.15
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15
2.13
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13
2.11
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11
2.09
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09
2.07
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08
2.06
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06
2.04
138

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05
2.03
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04
2.01
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03
2.00
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01
1.99
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00
1.98
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99
1.97
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99
1.96
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98
1.95
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97
1.95
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96
1.94
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95
1.93
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95
1.92
41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94
1.92
42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94
1.91
43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93
1.91
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92
1.90
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92
1.89

Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05


df untuk pembilang (N1)
df untuk
penyebut
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04 2.00 1.97 1.94 1.91 1.89
47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04 2.00 1.96 1.93 1.91 1.88
48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88
49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88
50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 1.99 1.95 1.92 1.89 1.87
51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02 1.98 1.95 1.92 1.89 1.87
52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02 1.98 1.94 1.91 1.89 1.86
53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86
54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86
55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01 1.97 1.93 1.90 1.88 1.85
56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85
57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85
58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00 1.96 1.92 1.89 1.87 1.84
59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00 1.96 1.92 1.89 1.86 1.84
60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.95 1.92 1.89 1.86 1.84
61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 2.25 2.16 2.09 2.04 1.99 1.95 1.91 1.88 1.86 1.83
62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.99 1.95 1.91 1.88 1.85 1.83
63 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83
139

64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.24 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83
65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.85 1.82
66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.84 1.82
67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.98 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82
68 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82
69 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.86 1.84 1.81
70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97 1.93 1.89 1.86 1.84 1.81
71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.97 1.93 1.89 1.86 1.83 1.81
72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81
73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81
74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.22 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.85 1.83 1.80
75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.83 1.80
76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80
77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80
78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.80
79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.79
80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.84 1.82 1.79
81 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95 1.91 1.87 1.84 1.82 1.79
82 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95 1.91 1.87 1.84 1.81 1.79
83 3.96 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95 1.91 1.87 1.84 1.81 1.79
84 3.95 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95 1.90 1.87 1.84 1.81 1.79
85 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.79
86 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.78
87 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.83 1.81 1.78
88 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.81 1.78
89 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.78
90 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.78

Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05


df untuk pembilang (N1)
df untuk
penyebut
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
91 3.95 3.10 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.78
92 3.94 3.10 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.94 1.89 1.86 1.83 1.80 1.78
93 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.86 1.83 1.80 1.78
94 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.86 1.83 1.80 1.77
95 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.86 1.82 1.80 1.77
96 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.19 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.80 1.77
97 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.19 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.80 1.77
98 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77
99 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77
100 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.97 1.93 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77
101 3.94 3.09 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.93 1.88 1.85 1.82 1.79 1.77
102 3.93 3.09 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.85 1.82 1.79 1.77
103 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.85 1.82 1.79 1.76
104 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.85 1.82 1.79 1.76
105 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.85 1.81 1.79 1.76
106 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.79 1.76
107 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.18 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.79 1.76
108 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.18 2.10 2.03 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.78 1.76
109 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.78 1.76
140

110 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.78 1.76
111 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02 1.97 1.92 1.88 1.84 1.81 1.78 1.76
112 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02 1.96 1.92 1.88 1.84 1.81 1.78 1.76
113 3.93 3.08 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.92 1.87 1.84 1.81 1.78 1.76
114 3.92 3.08 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.84 1.81 1.78 1.75
115 3.92 3.08 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.84 1.81 1.78 1.75
116 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.84 1.81 1.78 1.75
117 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.84 1.80 1.78 1.75
118 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.84 1.80 1.78 1.75
119 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.78 1.75
120 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.78 1.75
121 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.17 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75
122 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.17 2.09 2.02 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75
123 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.17 2.08 2.01 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75
124 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75
125 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01 1.96 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75
126 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01 1.95 1.91 1.87 1.83 1.80 1.77 1.75
127 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01 1.95 1.91 1.86 1.83 1.80 1.77 1.75
128 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01 1.95 1.91 1.86 1.83 1.80 1.77 1.75
129 3.91 3.07 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.80 1.77 1.74
130 3.91 3.07 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.80 1.77 1.74
131 3.91 3.07 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.80 1.77 1.74
132 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.79 1.77 1.74
133 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.79 1.77 1.74
134 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.83 1.79 1.77 1.74
135 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.77 1.74

Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05


df untuk pembilang (N1)
df untuk
penyebut
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
136 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.77 1.74
137 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
138 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
139 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
140 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
141 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
142 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.07 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
143 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
144 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
145 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.94 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.74
146 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.94 1.90 1.85 1.82 1.79 1.76 1.74
147 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.94 1.90 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
148 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.94 1.90 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
149 3.90 3.06 2.67 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
150 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
151 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
152 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73
153 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.78 1.76 1.73
154 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.78 1.76 1.73
141

155 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.82 1.78 1.76 1.73
156 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.76 1.73
157 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.76 1.73
158 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
159 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
160 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
161 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
162 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
163 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
164 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 2.00 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
165 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 1.99 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
166 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 1.99 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
167 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.06 1.99 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
168 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.06 1.99 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
169 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.06 1.99 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
170 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99 1.94 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
171 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99 1.93 1.89 1.85 1.81 1.78 1.75 1.73
172 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99 1.93 1.89 1.84 1.81 1.78 1.75 1.72
173 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99 1.93 1.89 1.84 1.81 1.78 1.75 1.72
174 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99 1.93 1.89 1.84 1.81 1.78 1.75 1.72
175 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99 1.93 1.89 1.84 1.81 1.78 1.75 1.72
176 3.89 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.78 1.75 1.72
177 3.89 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.78 1.75 1.72
178 3.89 3.05 2.66 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.78 1.75 1.72
179 3.89 3.05 2.66 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.78 1.75 1.72
180 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.77 1.75 1.72

Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05

df untuk pembilang (N1)


df untuk
penyebut
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
181 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.77 1.75 1.72
182 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.77 1.75 1.72
183 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.77 1.75 1.72
184 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.77 1.75 1.72
185 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.75 1.72
186 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.75 1.72
187 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
188 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
189 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
190 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
191 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
192 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
193 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
194 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
195 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
196 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
197 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
198 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
142

199 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
200 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
201 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
202 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
203 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
204 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
205 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
206 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72
207 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.71
208 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
209 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
210 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
211 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
212 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
213 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
214 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
215 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
216 3.88 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
217 3.88 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
218 3.88 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
219 3.88 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71
220 3.88 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.76 1.74 1.71
221 3.88 3.04 2.65 2.41 2.25 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.76 1.74 1.71
222 3.88 3.04 2.65 2.41 2.25 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.76 1.74 1.71
223 3.88 3.04 2.65 2.41 2.25 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.76 1.74 1.71
224 3.88 3.04 2.64 2.41 2.25 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.76 1.74 1.71
225 3.88 3.04 2.64 2.41 2.25 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.76 1.74 1.71

Lampiran 11. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian


143
144
145

Lampiran 12. Surat Fakultas


146

Lampiran 13. Surat Dinas

Lampiran 17. Surat Balasan Penelitian (SMK Negeri 2 Medan)

Lampiran 18. Surat Bebas Perpus

Lampiran 13. Surat Dinas


147

Lampiran 14. Surat Balasan Penelitian (SMP Negeri 4 Medan)


148

Lampiran 15. Surat Bebas Perpus


149

Anda mungkin juga menyukai