Anda di halaman 1dari 120

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SKRIPSI MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ANALYSIS OF LANGUAGE ERRORS IN STUDENT'S THESIS OF


INDONESIAN LANGUAGE AND LITERATURE EDUCATION STUDY
PROGRAM, MUHAMMADIYAH UNIVERSITY, MAKASSAR

Tesis

Oleh:

HARTINA MARHAMA MASBA

Nomor Induk Mahasiswa : 105 04 14 032 19

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SKRIPSI MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan diajukan oleh

HARTINA MARHAMA MASBA

Nomor Induk Mahasiswa : 105 04 14 032 19

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

i
ii
iii
iv
ABSTRAK
HARTINA MARHAMA MASBA. 2022. “Analisis Kesalahan Berbahasa
pada Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar”, dibimbing oleh Andi
Sukri Syamsuri dan Muhammad Akhir.

Penelitian ini mengkaji kesalahan berbahasa dalam pendahuluan


Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar, angkatan 2017 yang
lulus tepat waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
kesalahan penulisan ejaan, diksi, dan kalimat efektif pada bagian
pendahuluan skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini


adalahIdeskriptif Ikualitatif dengan pendekatan kualitatif. Dalam proses
penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis data, peneliti
mengumpulkan, menganalisis data satu per satu berupa pemakaian huruf,
penulisan kata, pemakaian tanda, dan penulisan kalimat efektif. Sumber
data dalam penelitian ini adalah skripsi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Makassar. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik baca dan teknik catat. Analisis data berupa
penelitian deskriptif, bersifat uraian hasil analisis kesalahan penggunaan
ejaan, diksi, dan kalimat efektif. Pengujian keabsahan data penelitian
dilakukan dengan dua cara (1) Intrarater, dan (2) Interrater.

Hasil penelitian pada analisis data disimpulkan bahwa dalam


penulisan pendahuluan skripsi mahasiswa terdapat bentuk-bentuk
kesalahan berbahasa, seperti (1) kesalahaan penulisan ejaan, ditemukan
kesalahan pada huruf kapital, yaitu penulis tidak menggunakan huruf
kapital di awal kalimat, (2) kesalahan bentuk kata yang ditemukan, seperti
pilihan kata yang tidak tepat karena penulis kurang teliti memilah kata
yang tepat pada sebuah kalimat, dan (3) kesalahan kalimat efektif yang
ditemukan, seperti penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir.

Kesalahan berbahasa dalam penelitian ini, disebabkan oleh


kekurang telitian atau kurangnya pemahaman mahasiswa pada penulisan
yang benar atau penulisan yang sesuai dengan PUEBI, sehingga
mahasiswa masih keliru membedakan penulisan yang benar dan tidak
benar. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik
bagi mahasiswa, dosen bahasa Indonesia, sekolah, peneliti lain,
pengguna bahasa dan pihak-pihak terkait.

Kata Kunci: Analisis, Ejaan, Diksi, Kalimat Efektif, Skripsi


v
vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

Swt yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Analisis Kesalahan

Berbahasa pada Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar”, sebagai

tugas akhir. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah

SAW, serta nikmat kesempatan untuk dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan tesis ini hambatan dan

kesulitan selalu penulis temui, namun hanya atas izin-Nya serta bimbingan

dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya tesis ini dapat terselesa_ikan.

Teristimewa, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada Ayahanda Baharuddin dan Ibunda Masnawati, S.Ag.

yang telah mencurahkan cinta dan sayangnya, berjuang penuh kasih dan

senantiasa mendoakan setiap langkah penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag Direktur Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar, dan kepada Dr. Abd. Rahman

Rahim, M. Hum ketua Program Studi Magister Bahasa dan Sastra

Indonesia.

vii
Melalui kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan

terima kasih kepada Dr. H. Andi Syukri Syamsuri, M.Hum., selaku

pembimbing I dan Dr. Muhammad Akhir, M.Pd., selaku pembimbing II

yang telah membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga dan

teman-teman jurusan Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar tidak sempat disebut

namanya satu persatu yang telah membagi pengalaman serta masukan

selama pengurusan tesis ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari

bahwa tesis ini jauh dari sempurna, dan tidak luput dari kekurangan baik

dari segi penulisan maupun pembahasannya. Akhir kata penulis berharap

tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi

penulis. Amin Ya Rabbil Alamin

Akhirul qalam wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 24 Agustus 2022

Hartina Marhama Masba

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .................................................. iv

ABSTRAK ........................................................................................ v

ABSTRACT ...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................ vii

DAFTAR ISI ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 7

C. Batasan Masalah ................................................................ 8

D. Rumusan Masalah.............................................................. 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................ 9

F. Manfaat Penelitian .............................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 11

A. Tinjauan Hasil Penelitian ......................................................... 11

B. Tinjauan Teori dan Konsep ..................................................... 13

1. Pengertian Kesalahan Berbahasa.................................. 14

2. Penyebab Kesalahan Berbahasa ................................... 17

3. Macam-Macam Kesalahan berbahasa ........................... 18

ix
a. Kesalahan Ejaan ....................................................... 18

1) Penulisan Huruf Kapital ................................................ 20

2) Penulisan Huruf Miring ................................................ 21

3) Penulisan Huruf Tebal .................................................. 22

4) Penulisan Tanda Baca ................................................. 22

b. Kesalahan Diksi......................................................... 25

1) Kesalahan Susunan Kata ..................................... 26

2) Kesalahan Makna Kata ......................................... 29

c. Kesalahan Kalimat Efektif .......................................... 32

1) Kesatuan Gagasan ............................................... 34

2) Kepaduan ............................................................ 35

3) Kepararelan ......................................................... 36

4) Kelogisan .............................................................. 37

5) Kehematan ........................................................... 38

6) Penekanan ........................................................... 38

d. Pengertian Karya Ilmiah ............................................ 42

C. Kerangka Fikir......................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 46

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 46

B. Jenis Pendekatan.................................................................... 45

C. Data dan Sumber Data ........................................................... 47

D. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................... 47

E. Tehnik Analisis Data ............................................................... 48


x
F. Tehnik Keabsahan data .......................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 51

A. Hasil Penelitian ................................................................... 51

B. Interpretasi Hasil Penelitian ..................................................... 52

C. Pembahasan ....................................................................... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 90

A. Simpulan ............................................................................. 90

B. Saran .................................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 92

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman
Lampiran 1 Data Kesalahan Berbahasa ........................................... 96
Lampiran 2 Surat Penelitian .............................................................. 105
Lampiran 3 LOA ............................................................................... 106
Lampiran 4 Uji Plagiasi ..................................................................... 107

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan

manusia yang ditunjukan dengan keberadaannya sebagai alat komunikasi.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi ialah agar

mahasiswa dapat terampil dalam menggunakan bahasa Indonesia yang

baik dan benar, baik secara tertulis maupun secara lisan. Selain itu,

melalui pembelajaran bahasa Indonesia mahasiswa dilatih untuk

menghasilkan makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir)

dengan dasar-dasar penulisan yang baik dan benar. Mahasiswa

diharapkan dapat mempelajari dan memahami arti pentingnya tata bahasa

sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia baik dalam

pembuatan karya ilmiah maupun jenis tulisan lainnya.

Pembelajaran bahasa Indonesia sudah dipelajari sejak SD, SMP,

dan SMA. Pada saat duduk di perguruan tinggi pun kembali diajarkan oleh

para dosen tentang tata bahasa yang baik dan benar sesuai pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pembelajaran bahasa Indonesia

memiliki peran penting untuk pendidikan. Dalam proses pembelajaran

bahasa Indonesia, mahasiswa diharapkan mampu mengemukakan

gagasan dengan menggunakan bahasa yang tepat dan meningkatkan

kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun

tertulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar (Sukmawaty,

1
2

2017:57).

Pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan

berbahasa yang harus dikuasai, salah satunya adalah keterampilan

menulis. Kemampuan menulis lebih sulit dibandingkan dengan

kemampuan berbahasa lainnya (Ayudia et al., 2016:37). Hal ini

disebabkan keterampilan menulis mengharuskan penulis untuk menguasai

berbagai unsur kebahasaan dan mengindahkan aturan tata bahasa,

sehingga dapat menghasilkan tulisan yang berkualitas, runtut, dan padu.

Mahasiswa yang dapat menuliskan karya ilmiah yang sesuai

dengan tata bahasa dan kaidah-kaidah yang berlaku berarti membuktikan

keberhasilan dalam menguasai tata bahasa dan unsur-unsur kebahasaan,

sehingga dapat menuangkan gagasan dan ide pada bentuk tulisan yang

sempurna dari segi penulisan. Menulis digunakan oleh orang terpelajar

untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, memberitahukan,

mempengaruhi, dan untuk mengetahui yang hendak dicapai (Oktaviani et

al., 2018:97).

Salah satu wujud keterampilan menulis adalah dapat menuangkan

tulisan dalam bentuk karya tulisan ilmiah (Nurhayatin et al., 2018:103).

menjelaskan bahwa karya tulis ilmiah merupakan pemaparan suatu

permasalahan ilmiah dengan logis, sistematis, dapat dipertanggung

jawabkan secara empiris, dan objektif oleh karena itu, dalam menulis

karya ilmiah tidak boleh asal tulis.


3

Pemahaman tata bahasa dan kaidah-kaidah kebahasaan sangat

penting untuk menghasilkan tulisan yang runtut. Salah satu jenis karya

ilmiah adalah skripsi. Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah yang berupa

paparan hasil penelitian yang disusun oleh mahasiswa Program Studi

Sarjana (S-1) sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di

perguruan tinggi. Dalam menghasilkan skripsi yang baik, mahasiswa di

tuntut untuk menuliskan sesuai dengan kaidah Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI). Hal ini dilakukan supaya hasil tulisan menjadi

terstruktur, berkualitas, dan lebih mudah untuk dipahami.

Penggunaan tata bahasa yang menyimpang dari sistem kaidah

bahasa Indonesia baku dapat dikategorikan sebagai kesalahan berbahasa

karena tidak mengindahkan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku dan

penggunaan ejaan yang tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI). Pemakai bahasa tentu pernah membuat

kesalahan berbahasa baik secara lisan maupun tertulis. Orang tidak

mungkin dapat mempelajari bahasa tanpa membuat kesalahan (Johan,

2018:138). Oleh karena itu, wajar saja jika pemakai bahasa melakukan

kesalahan. Hal ini tentu saja tidak terhindarkan dan dapat dijadikan bahan

untuk pembelajaran.

Kesalahan berbahasa terjadi akibat kebiasaan berbahasa

(language habit) yang salah (Nurhayatin et al., 2018:104). Kesalahan

berbahasa adalah suatu penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia, baik lisan atau tulis, sedangkan analisis


4

kesalahan berbahasa adalah suatu kegiatan yang mengkritik,

memperbaiki, mengumpulkan suatu data kesalahan berbahasa, dan

mengklasifikasikannya sesuai bidangnya. Analisis kesalahan berbahasa

memiliki orientasi yang dilihat bidang linguistik, yang berkaitan dengan

semantik, morfologi, leksikal, dan fonologi. Kesalahan berbahasa

merupakan sebuah kesalahan berbahasa yang menyimpang dari kaidah

bahasa baik lisan maupun tulis (Johan, 2018:40).

Dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa adalah

penyimpangan bahasa baik secara lisan maupun tulisan yang tidak sesuai

dengan kaidah tata aturan kebahasaan yang berlaku. Inilah yang dapat

mengakibatkan penulis mengalami kesalahan dalam berbahasa.

Penguasaan atau pemahamannya tentang kaidah bahasa belum

maksimal, sehingga kebiasaan menggunakan tulisan yang tanpa

memperhatikan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku terus dilakukan dalam

kegiatan menulis. Padahal, bahasa dalam penulisan skripsi memiliki

peranan penting. Pemakai bahasa tidak dibenarkan menggunakan tata

bahasa yang salah dalam penulisan skripsi. Adanya kesalahan berbahasa

ini akan menimbulkan ketidak pahaman antara penulis dan pembaca,

sehingga ide-ide yang ingin disampaikan penulis tidak tersampaikan dan

diserap sempurna oleh pembaca karena tata bahasa yang salah.

Perlu diketahui, suatu tulisan yang sudah sempurna menurut segi

isi belum tentu dapat dikatakan tulisan yang baik apabila masih banyak

ditemukan kesalahan ejaan dan tanpa memperhatikan kaidah yang benar.


5

Penyebab kesalahan berbahasa juga dapat mengakibatkan rusaknya tata

bahasa Indonesia. Artinya, jika dibiarkan pengguna bahasa akan terbiasa

menggunakan kaidah tata bahasa yang salah tanpa mengetahui kaidah

tata bahasa Indonesia yang benar. Semakin lama, tata bahasa Indonesia

yang benar akan jarang digunakan karena kebiasaan memakai bahasa

yang salah. Kesalahan adalah hasil dari beberapa kegagalan kinerja

artinya, kesalahan berbahasa tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa

adanya pembenaran (Oktaviani et al., 2018:95). Hal ini akan

meningkatkan tingkat kesalahan berbahasa jika tidak ada perbaikan.

Dalam penelitian ini akan dibahas lebih dalam mengenai kesalahan

berbahasa dalam bentuk tulisan pada bagian ejaan, diksi, dan kalimat

efektif. Ejaan adalah semua aturan yang melambangkan bunyi suatu

ujaran, penempatan tanda baca, penggabungan, dan pemisahan suatu

kata (Hadijah, 2018:4). Ejaan juga diartikan sebagai kaidah atau cara yang

melambangkan bunyi suatu tuturan serta yang melambangkan pemisahan

dan penggabungan suatu bahasa. Sama halnya dengan pendapat (Efrilla

et al., 2014:7), ejaan ditinjau dari umum ke khusus yang berartikan bahwa

ketentuan yang mengatur mengenai lambang suatu bunyi,

penggabungannya, serta penggunaan tanda baca. Dari beberapa

pendapat di atas bahwa ejaan merupakan suatu kaidah yang berisikan

mengenai lambang suatu tuturan, ujaran serta pemisahan dan

penggabungan suatu kata dalam kalimat.


6

Diksi merupakan sebuah bahasa yang digunakan oleh seseorang

dalam kemampuannya berkomunikasi atau berbahasa dalam

mendayagunakan kata yang tepat dan sesuai (Hidayatullah, 2018:44).

Menurut Hidayah kesalahan diksi masuk dalam kategori kata tidak baku,

gramatikal, makna, dan perubahan kata yang memiliki kesalahan berbeda

pada masing-masing bidang. Penggunaan kata tidak baku merupakan

sebuah kesalahan yang terjadi karena tidak sesuai dengan kaidah bahasa

(Hidayatullah, 2018:45).

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau

tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Ramaniyar, 2017:71).

Selanjutnya (Werdiningsih dalam Eliskayana, 2019:66) menjelaskan

bahwa kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem

sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan,

pikiran, atau perasaan yang relatif lengkap. Kesatuan kalimat dalam

bahasa tulis dimulai dari penggunaan huruf kapital pada awal kalimat dan

diakhiri dengan penggunaan tanda titik ,tanda seru, atau tanda tanya pada

akhir kalimat.

Berdasarkan observasi awal, masih ditemukan beberapa kesalahan

berbahasa yang dilakukan oleh para mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Makassar, terutama dalam penulisan pendahuluan pada skripsi

mahasiswa. Kesalahan-kesalahan yang terlihat seperti, penggunaan

ejaan, pemilihan kata, penyusunan kalimat, dan pembentukan paragraf.


7

Kesalahan-kesalahan ini berhubungan dengan penyusunan tata bahasa

Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

mengkaji lebih lanjut mengenai permasalahan kesalahan berbahasa

Indonesia. Apakah masih ada kesalahan berbahasa, khususnya

kesalahan ejaan, diksi, dan kalimat efektif, pada pendahuluan skripsi

mahasiswa. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan nantinya akan

dikolompokkan sesuai dengan klasifikasi kesalahan kebahasaannya.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan

bahwa tujuan analisis kesalahan berbahasa adalah untuk

mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering dilakukan

mahasiswa dalam penulisan pendahuluan pada skripsi Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Makassar dengan demikian, akan diketahui kesalahan-kesalahan yang

sering ditemukan pada bagian pendahuluan skripsi mahasiswa. Hal ini

dilakukan agar kesalahan-kesalahan tersebut bisa berkurang setelah

mengetahui penggunaan tata bahasa yang benar dan sesuai dengan

kaidah yang ada, sehingga mahasiswa dapat memperbaiki dan belajar

dari kesalahan tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pendahuluan yang dipaparkan di atas dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

1. Mahasiswa di tuntut untuk menerapkan ejaan yang benar sesuai

dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).


8

2. Masih banyak kesalahan pada penggunaan ejaan pada skripsi

mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Makassar.

3. Kesalahan ejaan termasuk salah satu jenis kesalahan berbahasa

dalam bahasa tulis.

4. Ejaan terdiri atas empat bab, yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan

kata, penulisan unsur serapan, dan (4) pemakaian tanda baca.

5. Terdapat kesalahan makna kata, seperti pemilihan diksi yang tidak

tepat.

6. Terdapat kesalahan kalimat efektif pada bagian pendahuluan skripsi

mahasiswa, seperti penulisan kalimat.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas,

perlu pembatas agar penelitian ini fokus dan terarah. Penelitian ini hanya

dibatasi pada analisis kesalahan berbahasa pada bagian pendahuluan

skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, yang meliputi kesalahan ejaan yang terfokus pada pemakaian

huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, penulisan unsur serapan,

kesalahan diksi, dan kesalahan kalimat efektif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran kesalahan ejaan pada bagian pendahuluan


9

skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar?

2. Bagaimana gambaran kesalahan diksi pada bagian pendahuluan

skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar?

3. Bagaimana gambaran kesalahan kalimat efektif pada bagian

pendahuluan skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk menggambarkan kesalahan penulisan ejaan pada bagian

pendahuluan skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar?

2. Untuk menggambarkan kesalahan diksi pada bagian pendahuluan

skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar?

3. Untuk menggambarkan kesalahan kalimat efektif pada bagian

pendahuluan skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar?

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini manfaat yang dapat diperoleh, yaitu

manfaat teoretis dan manfaat praktis.


10

a. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini diharapkan mampu menambah

wawasan tentang tata bahasa Indonesia yang baik dan benar,

khususnya dalam penulisan ejaan, diksi, dan kalimat efektif. Selain itu,

dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian kesalahan berbahasa

selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada para peneliti bahasa mengenai kesalahan

berbahasa.

a. Bagi mahasiswa, dapat menambah ilmu pengetahuan dan

pemahaman mengenai kesalahan berbahasa dan diharapkan dapat

dijadikan bahan masukan untuk penulisan skripsi.

b. Bagi pendidik, dapat memberikan pengetahuan dan penerapan

tentang cara penulisan pendahuluan kepada mahasiswa yang tepat

baik dalam penugasan mata kuliah ataupun penyusunan karya tulis

ilmiah.

c. Dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam pembuatan

skripsi agar terhindar dari kesalahan berbahasa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian

Hasil penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan penelitian

ini adalah penelitian yang dilakukan oleh, (Efrilla et al., 2014) dengan judul

“Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan dan Diksi dalam Berita Surat

Kabar Posmetro Padang.” Hasil analisis penelitian tersebut

memperlihatkan kesalahan ejaan yaitu berupa kesalahan penggunaan

huruf kapital, penggunaan kata depan dan partikel, penggunaan huruf

kapital, dan pemakaian tanda baca, sedangkan kesalahan diksi

membedakan kata yang hampir bersinonim yang kurang tepat.

Penelitian yang dilakukan oleh (Yolanda, 2017), dengan judul

“Penggunaan Bahasa (ejaan, pilihan kata, dan kalimat) pada Surat di

Kecamatan Mesuji. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kesalahan

pada penggunaan ejaan yang paling banyak adalah pada penulisan huruf

kapital, sedangkan kesalahan paling sedikit adalah pada penulisan angka

dan bilangan. Dari sisi diksi, kesalahan yang paling banyak adalah

penulisan kata yang tidak cermat, sedangkan kesalahan yang paling

sedikit adalah penulisan kata yang tidak santun. Adapun kesalahan pada

kalimat efektif terletak pada penulisan kalimat yang tidak cermat,

sedangkan penulisan kalimat yang tidak tegas dan tidak padu, tidak

ditemukan kesalahan.

11
12

Penelitian selanjutnya yang relevan dilakukan oleh (Hadijah, 2018)

dengan judul “Analisis Kesalahan Ejaan dan Diksi pada Karangan Teks

Deskripsi Siswa Kelas VII/B SMP Negeri 2 Gunungsari.” Hasil penelitian

tersebut menjelaskan bahwa kesalahan ejaan berupa penulisan

penggunaan kata, penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca,

sedangkan kesalahan diksi terdapat pada pilihan kata yang tidak sesuai.

Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh (Leksono, 2019)

Skripsi dengan judul Analisis Kesalahan Penggunaan Pedoman Ejaan

Bahasa Indonesia (PUEBI) pada Tugas Makalah dan Laporan Praktikum

Mahasiswa IT Telkom Porwokerto kesantunan Verbal dan Non Verbal

pada Tuturan Direktif dalam Pembelajaran Di SMP Taman Rama National

Plus Jimbaran. Hasil penelitian mendeskripsikan: 1. bentuk kesalahan

pedoman ejaan bahasa Indonesia (PUEBI) yang meliputi kesalahan huruf,

kata, tanda baca, kata serapan, diksi, kalimat, dan paragraf, 2. faktor

penyebab terjadinya kesalahan dalam makalah dan laporan praktikum

mahasiswa IT telkom purwokerto, dan 3. upaya yang dilakukan untuk

mengatasi kesalahan penggunaan pedoman ejaan bahasa Indonesia

(PUEBI).

Penelitian oleh (Nurwicaksono & Amelia, 2018). Judul Analisis

Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Teks Ilmiah Mahasiswa. Hasil

penelitian menunjukan bahwa kesalahan-kesalahan berbahasa yang

sering dilakukan mahasiswa 89,08%, bentuk mistake 10,71%, dan

bentuklapses 0,2%. Temuan eror pada kesalahan pemakaian huruf


13

mencapai 183 item atau 43,16%.

Dari lima penelitian di atas yang menjadi persamaan dengan

penelitian ini sama-sama menganalisis kesalahan berbahasa dan

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sementara itu, yang menjadi

perbedaan mendasar dalam penelitian ini adalah objek penelitiannya.

B. Tinjaun Teori dan Konsep

Dalam menganalisis kesalahan berbahasa, terdapat lima langkah

kerja analisis menurut Elis yang terdapat dalam buku “Analisis Kesalahan

Berbahasa Indonesia” tulisan (Setyawati, 2010:56), yaitu:

1) Mencari sampel kesalahan berbahasa

2) Mengidentifikasi kesalahan

3) Menjelaskan kesalahan

4) Mengklasifikasikan kesalahan

5) Mengevaluasi kesalahan

Kesalahan berbahasa dalam bahasa Indonesia dapat

diklasifikasikan menjadi:

1) Berdasarkan tataran linguistic yang diklasifikasikan lagi menjadi

kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, morfologi, sintaksis,

(frasa, klausa, dan kalimat), semantik, dan wacana.

2) Berdasarkan kegiatan berbahasa yang diklasifikasikan menjadi

kesalahan berbahasa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis.

3) Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan baik secara


14

lisan maupun secara tulisan.

4) Berdasarkan penyebab kesalahan yang diklasifikasikan menjadi

kesalahan berbahasa karena pengajaran dan kesalahan berbahasa

karena interferensi.

5) Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi yang diklasifikasika

menjadi kesalahan berbahasa yang paling sering, sedang, krang, dan

jarang terjadi.

1. Pengertian Kesalahan Berbahasa

Bahasa Indonesia memiliki beberapa kata yang artinya bernuansa

dengan kesalahan yaitu, penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan.

Keempat kata itu dapat dideskripsikan artinya sebagai berikut. Kata

“salah” disinonimkan dengan kata “betul”, artinya apa yang dilakukan tidak

betul, tidak menurut norma, dan tidak menurut aturan yang ditentukan. Hal

tersebut mungkin disebabkan oleh pemakai bahasa yang belum tahu atau

tidak tahu terhadap norma, kemungkinan khilaf. Jika kesalahan ini

dikaitkan dengan penggunaan kata, maka pengguna bahasa kemungkinan

tidak tahu kata yang tepat untuk dipakai.

Penyimpangan dapat diartikan tidak mengikuti aturan atau norma

yang telah ditetapkan. Terjadi penyimpangan tersebut disebabkan oleh

pemakai bahasa yang kemungkinan tidak mengetahui mana kata yang

tepat yang harus digunakan dalam tulisan maupun lisan. Selain itu,

penyimpangan bahasa juga disebabkan karena pemakai bahasa tidak

mau atau malas mengikuti norma yang ada, sehingga terbiasa dengan
15

penggunaan bahasa yang salah. Sebenarnya, pemakai bahasa tersebut

mengetahui kaidah bahasa yang benar dan yang salah, akan tetapi

pemakai bahasa tetap menggunakan kaidah bahasa yang sesuai menurut

konsep pikirannya tanpa mengindahkan kaidah yang telah ditetapkan.

Pelanggaran berbahasa terkesan negatif karena pemakai bahasa

secara sadar melakukan pelanggaran, tanpa ingin menggunakan bahasa

yang sesuai dengan norma dan terkesan enggan untuk mengikuti aturan

tersebut meskipun pemakai bahasa cermat. Hal ini terlihat seperti pemakai

bahasa memang sengaja ingin melanggar kaidah bahasa yang berlaku

dalam penggunaan bahasa baik secara lisan dan tertulis. Pemakai bahasa

mengetahui apa yang dilakukannya dapat merusak tata bahasa yang

sudah ditetapkan, akan tetapi tetap melakukannya seolah bahasa yang

digunakan adalah bahasa yang benar dan tidak melanggar kaidah-kaidah

yang berlaku. Sikap pemakai bahasa seperti ini sangat tidak baik untuk

dicontoh karena hal tersebut merupakan sikap tidak disiplin terhadap

berbahasa, sehingga pemakai bahasa tidak dapat menyampaikan pesan

dalam tulisannya secara tepat.

Khilafan merupakan salah satu kesalahan yang harus dihindari oleh

pemakai bahasa, walaupun khilafan juga terkadang tidak dapat dihindari

oleh pemakai bahasa ataupun ketika dalam proses pembelajaran bahasa

kedua. Keadaan seperti ini memungkinkan seseorang untuk melakukan

khilaf dalam menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya,

khilaf akan mengakibatkan pengguna bahasa keliru dalam memakai


16

bahasa yang tepat, khilafan dapat juga diartikan sebagai kekeliruan

karena kemungkinan pengguna bahasa melakukan kesalahan dalam

ucapan dan salah susun karena kurang cermat.

Tarigan mengatakan kesalahan berbahasa adalah bagian konversi

atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku (norma

terpilih) dari performansi bahasa orang dewasa (Cahyaningrum., et al

dalam Aprianti, 2021:39). Suwandi menjelaskan bahwa kesalahan

berbahasa adalah terjadinya penyimpangan kaidah dalam tindak bahasa,

baik secara lisan maupun tertulis (Meikayanti., et al dalam Aprianti,

2021:75). Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara

lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu

berkomunikasi, norma kemasyarakatan, dan kaidah tata bahasa Indonesia

(Suryaningsih., et al dalam Aprianti, 2021:54).

Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan aturan-aturan tata

bahasa yang benar dan keluar dari faktor-faktor penentu berkomunikasi

bukanlah berbahasa Indonesia yang baik. Berbahasa Indonesia yang

menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia bukan berbahasa yang

benar dan tidak dibenarkan. Jadi, kesalahan berbahasa adalah

penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang

dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa.

Untuk lebih memahami kesalahan berbahasa, pengguna bahasa juga

perlu memahami apa itu kekeliruan.


17

Kesalahan dan kekeliruan adalah dua kata yang berbeda.

Kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Kesalahan dapat

berlangsung lama apabila tidak segera diperbaiki. Sedangkan kekeliruan

disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat

sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi

bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata, tekanan kalimat dan sebagainya.

Kekeliruan bersifat acak, artinya dapat terjadi pada tataran linguistik

(Taringan., et al dalam Aprianti, 2021:53). Kekhilafan (kesalahan) bersifat

sistematik dan mencerminkan tingkat transisional suatu perkembangan

kaidah gramatikal maupun tingkat final penutur. Sedangkan kekeliruan

selalu dikaitkan dengan faktor-faktor seperti kelelahan, terbatasnya

ingatan, dan lain-lain (Nurhadi., et al dalam Aprianti, 2021:58).

2. Penyebab Kesalahan Berbahasa

Penyebab kesalahan berbahasa ada pada orang yang

menggunakan bahasa yang bersangkutan bukan pada bahasa yang

digunakannya. Menurut (Setyawati dalam Aprianti, 2021:28) ada tiga

kemungkinan penyebab seseorang dapat salah dalam berbahasa, antara

lain sebagai berikut.

a. Terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya. Ini dapat berarti

bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu

atau bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang sedang

dipelajari si pembelajar.

b. Kekurang pemahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang


18

dipakainya.

c. Kesalahan yang merefleksikan ciri-ciri umum kaidah bahasa yang

dipelajari. Dengan kata lain, salah satu keliru menerapkan kaidah

bahasa. Misalnya, kesalahan generalisasi, aplikasi kaidah bahasa

secara tidak sempurna, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi

penerapan kaidah bahasa. Kesalahan seperti ini sering disebut dengan

istilah kesalahan intrabahasa (intralingual error).

d. Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini

berkaitan dengan bahan ajar yang diajarkan atau yang dilatihkan dan

cara pelaksanaan pengajaran. Bahan pengajaran menyangkut

masalah sumber, pemilihan, penyusunan, pengurutan, dan penekanan.

Cara pengajaraan menyangkut masalah pemilihan teknik penyajian,

langkah-langkah, urutan penyajian, intensitas, kesinambungan

pengajaran, dan alat-alat bantu dalam pengajaran.

3. Macam-Macam Kesalahan Berbahasa

Adapun macam-macam kesalahan berbahasa:

a. Kesalahan Ejaan

Ejaan yang disempurnakan yang lebih dikenal dengan nama EYD

adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972 yang

ditetapkan Presiden Republik Indonesia pemakaiannya dalam

penggunaan dan pemakaian bahasa Indonesia. Penulisan ejaan

dalam penelitian ini mencakup penulisan huruf dan tanda baca yang

sudah di standardisasikan. Penentuan kesalahan berbahasa dalam


19

penulisan ejaan apabila dalam penggunaan kalimat tersebut tidak

sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Pemahaman ejaan merupakan suatu aspek penting dalam mendukung

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebagaimana

aturan bahasa yang terangkum dalam Peraturan Menteri dan

Kebudayaan (Permendikbud) RI Nomor 50 Tahun 2015 tentang

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan

bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan huruf besar dan huruf

kecil, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana

pemenggalan suku kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata.

(Farika dalam Aprianti, 2021:56). Selain itu, ejaan juga memiliki

pengertian keseluruhan peraturan yang melambangkan bunyi ujaran,

pemisahan, penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca

(Nofiandari dalam Aprianti, 2021:59).

Kesalahan-kesalahan pada ejaan yang banyak dilakukan dalam

menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar memang merupakan

kesalahan umum yang banyak terjadi atau pernah dilakukan oleh siapa

saja terutama oleh para mahasiswa. Kesalahan dalam penerapan

kaidah ejaan bahasa Indonesia, diantaranya; kesalahan penulisan

huruf kapital, kesalahan penulisan huruf miring, kesalahan penulisan

lambang bilangan, dan kesalahan penulisan tanda baca.


20

1) Penulisan Huruf Kapital

Huruf kapital atau huruf besar dapat dipergunakan dalam

hal-hal berikut.

a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal

kalimat. Misalnya: Kita harus bergotong-royong membersihkan

lingkungan sekolah.

b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya: Ibu bertanya. “Kapan kamu pulang?”

c) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan

yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci,

termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Tuhan akan

menambah rezeki pada umat-NYA yang pandai bersyukur.

d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar

kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama

orang. Misalnya: Mahaputra Yasmin, Sultan Hasanudin, Haji

Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.

e) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur nama

gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama

orang. Misalnya: dia baru saja diangkat menjadi Sultan.

f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan

dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai

pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama

tempat. Misalnya: Wakil Presiden Jokowi, Perdana Menteri


21

Nehru, Laksamana Muda Udara Husein Sastra Negara,

Sekretaris Jenderal Dapartemen Pertanian, Gubernur Irian

Jaya.

g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama

orang. Misalnya: Amir Hamzah, Halim Perdana, Dewi Sartika

h) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku

bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Sunda,

bahasa Belanda.

i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,

hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijrah,

bulan Agustus, hari Senin, hari Lebaran, hari Natal, Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia.

2) Penulisan Huruf Miring

Pemakaian huruf miring memiliki tiga kegunaan, yaitu untuk

menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam

tulisan, menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata

atau kelompok kata, dan menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing

kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Ketiganya masih sering

mengalami kesalahan disebabkan kurangnya pemahaman tentang

kaidah pemakaian huruf miring atau dapat juga disebabkan kurangnya

ketelitian penulis. Perlu diingat juga bahwa dalam tulisan tangan, huruf

atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya

(Hendri dalam Aprianti, 2021:61). Salah satu contoh penulisan huruf


22

miring pada penulisan nama buku, yaitu “Habis Gelap Terbitlah

Terang” yang merupakan buku yang berisi kumpulan-kumpulan surat

yang ditulis oleh R.A. Kartini dan dikirimkan kepada teman-temannya

di Eropa.

3) Penulisan Huruf Tebal

Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian

karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab (Aprianti, 2021:30).

Jadi, penggunaan huruf tebal ini dapat dipakai untuk menegaskan atau

mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata dalam

kalimat. Contoh penulisan huruf tebal pada cover:

Bab:

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : DASAR TEORI

BAB III : METODE PENELITIAN

BAB IV : PEMBAHASAN

BAB V : PENUTUP

Pemakaian huruf tebal di atas digunakan untuk menegaskan

bagian-bagian subbab.

4) Penulisan Tanda Baca

a) Tanda Titik

Dalam pedoman ejaan bahasa Indonesia diterangkan

bahwa tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan

merupakan seruan atau pertanyaan. Diterangkan


23

(1) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang,

misalnya:

Bentuk Tidak Baku : W S Jaya

Bentuk Baku : W.S. Jaya

(2) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan,

pangkat, dan sapaan, misalnya:

Bentuk Tidak Baku : DR (Doktor)

Bentuk Baku : Dr.

(3) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang

sudah sangat. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf

atau lebih hanya dipakai satu tanda titik, misalnya:

Bentuk Tidak Baku : t.s.b. (tersebut)

Bentuk Baku : tsb. (tersebut)

b) Tanda Koma

Ada kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan

dan kapan tanda koma tidak digunakan.

(1) Tanda koma harus digunakan diantara unsur-unsur dalam

suatu perincian atau pembilangan. Catatan: Jika

penggabungan itu hanya terdiri atas dua unsur, sebelum

kata dan tidak dibubuhi tanda koma. Akan tetapi, jika

penggabungannya terdiri atas lebih dari dua unsur, diantara

unsur-unsurnya ada koma sebelum unsur terakhir

dibubuhkan kata dan.


24

(2) Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat

setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang

didahului oleh kata tetapi, melainkan, dan sedangkan.

(3) Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak

kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut

mendahului induk kalimatnya. Biasanya, anak kalimat

didahului oleh kata penghubung bahwa, karena, kalau,

agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun, dan

sebagainya.

(4) Tanda koma harus digunakan dibelakang kata atau

ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada

awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi,

lagipula, meskipun begitu, akan tetapi, namun, meskipun

demikian, dan sebagainya.

(5) Tanda koma harus digunakan dibelakang kata-kata seperti,

o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat di awal kalimat.

(6) Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan

langsung dari bagian lain dalam kalimat.

c) Tanda Titik Koma

(1) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat

yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai

pengganti kata penghubung.

(2) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan


25

lengkap bila diikuti rangkaian.

(3) Tanda titik dua dipakai kalau rangkaian atau pemberian itu

merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

d) Tanda Hubung

(1) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan

bagian-bagian ungkapan.

(2) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan.

e) Tanda Pisah

Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang

memberi penjelasan khusus diluar bangun kalimat, menegaskan

adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga menjadi

diantara dua nama kota yang berarti “ke” atau “sampai”.

f) Tanda Petik

Tanda petik untuk mengapit langsung, judul syair,

karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang

dikenal.

g) Tanda Petik Tunggal

Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan

kata atau ungkapan asing.

6) Kesalahan Diksi

Diksi adalah pilihan kata, pilihan kata merupakan kegiatan untuk

memilih kata yang tepat dapat membantu seseorang mengungkapkan

dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan


26

maupun tulisan (Syamsuri, 2017:91). Baik tidaknya sebuah tulisan

dilihat dari diksi yang digunakan, karena salah satu hal yang menarik

seseorang dalam membaca sebuah tulisan yaitu melihat diksi yang

ada di dalam tulisan tersebut. Ketika seseorang mengerti dengan apa

yang dibacanya, orang tersebut akan melanjutkan bacaannya, sebab

itu gunakanlah diksi yang sesuai agar tulisan mudah dipahami oleh

orang lain.

Diksi terbagi atas ketepatan kata dan kesesuain kata.

Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan

penggunaan bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,

memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara

cermat yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga

mampu mengkomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau

pendengarnya. Selain ketepatan kata, penggunaan bahasa harus

memperhatikan kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana,

dan situasi yang hendak ditimbulkan, atau suasana yang sedang

berlangsung.

1) Kesalahan Susunan Kata

a) Adanya Pengaruh Bahasa Daerah

Kedwibahasaan yang ada di Indonesia menimbulkan

pengaruh yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada

kecenderungan bahasa daerah merupakan B1, sedangkan

bahasa Indonesia merupakan B2 bagi rakyat Indonesia atau


27

pemakai bahasa. Dengan kata lain, kesalahan berbahasa dalam

tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana

sebagai akibat pengaruh bahasa daerah dapat kita jumpai

dalam bahasa Indonesia.

Contoh:

(1) Bahasa tidak baku: Tunggu sebentar kalau ingin makan,

sayurnya belon mateng!

(2) Bahasa baku: Tunggu sebentar kalau ingin makan,

sayurnya belum masak!

b) Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat

(1) Bahasa tidak baku: Tolong ambilkan pulpen saya pada laci

meja itu.

(2) Bahasa baku: Tolong ambilkan pulpen saya di dalam laci

meja itu.

Kata-kata yang bercetak miring pada kalimat diatas

merupakan penggunaan preposisi yang tidak tepat. Pada

kalimat tersebut lebih tepat menggunakan preposisi yang

menyatakan tempat, yaitu di.

c) Susunan Kata yang Tidak Tepat

(1) Bahasa tidak baku: Ini hari, kita akan menyaksikan drama

musikal yang dibawakan oleh putra-putri kita.

(2) Bahasa baku: Hari ini kita akan menyaksikan drama musikal

yang bawakan oleh putra-putri kita.


28

Susunan kata yang dicetak miring pada kalimat di atas

tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal tersebut

berawal dari terjemahan harfiah dari bahasa asing ke dalam

bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dengan bahasa

asing yang berbeda tersebut menyebabkan terjadi kesalahan

berbahasa.

d) Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir

(1) Bahasa tidak baku: Dilarang tidak boleh membuang

sampah disini!

(2) Bahasa baku: Dilarang membuang sampah disini!

Kata-kata yang dicetak miring pada kalimat di atas

bersinonim. Oleh karena itu, yang digunakan salah satu saja

agar tidak mubazir.

e) Penggunaan Bentuk Superlatif yang Berlebihan

(1) Bahasa tidak baku: Cerita itu sangat mengharukan sekali.

(2) Bahasa baku: Cerita itu san gat mengharukan.

Kalimat-kalimat tidak baku seperti di atas harus diperbaiki

agar menjadi kalimat yang baku, seperti kalimat yang sudah

diperbaiki.

f) Penjamakan yang Ganda

(1) Bahasa tidak baku: Para mahasiswa-mahasiswa sedang

mengikuti seminar di ruang Auditorium.

(2) Bahasa baku: Para mahasiswa sedang mengikuti seminar


29

di Auditorium.

Dalam sebuah kalimat untuk penanda jamak sebuah kata

cukup menggunakan satu penanda saja, jika sudah terdapat

penanda jamak tidak perlu kata yang diulang.

g) Penggunaan Bentuk Resiprokal yang Salah

(1) Bahasa tidak baku: Sesama pengemudi dilarang saling

dahulu-mendahului.

(2) Bahasa baku: Sesama pengemudi dilarang saling

mendahului.

Bentuk resiprokal adalah bentuk bahasa yang

mengandung arti berbalasan. Bentuk resiprokal dapat dihasilkan

dengan cara menggunakan kata saling atau deengan kata ulang

berimbuhan.

2) Kesalahan Makna Kata

a) Kesalahan karena Pasangan yang Seasal

Pasangan yang seasal adalah pasangan kata yang

memiliki bentuk kata asal yang sama dan maknanyapun

berdekatan. Dalam hal ini kita tidak menentukan bentuk mana

yang benar, tetapi bentuk mana yang maknanya tepat untuk

menyatakan gagasan kita. Dengan kata lain, masing-masing

adalah bentuk yang benar.

(1) Bahasa tidak baku: Daging korban itu akan dibagikan

kepada yang berhak menerimanya.


30

(2) Bahasa baku: Daging kurban itu akan dibagikan kepada

yang berhak menerimanya.

Pengertian pertama kata qurban adalah persembahan

kepada tuhan (seperti kambing, sapi, dan unta yang disembelih

pada hari Lebaran Haji) atau pemberian untuk menyatakan

kesetiaan atau kebaktian, yang kemudian dieja menjadi kurban

karena telah diserap kedalam bahasa Indonesia. Makna yang

kedua adalah orang atau binatang yang menderita atau mati

akibat suatu kejadian, perbuatan jahat, dan sebagainya.

Setelah itu, dieja menjadi korban. Berdasarkan perbedaan

makna kedua kata tersebut, maka kita dapat memperbaiki

kalimat di atas.

b) Kesalahan karena Pasangan yang Teracuhkan

Jenis lain kesalahan karena kemiripan adalah pasangan

yang teracuhkan. Pasangan yang teracuhkan terjadi jika orang

tidak mengetahui secara pasti bentuk kata yang benar lalu

teracuhkan oleh bentuk yang dianggapnya benar. Dalam hal ini,

kedua anggota pasangan itu memang bentuk yang benar, tetapi

harus diperhatikan perbedaan maknanya. Akibatnya,

kadang-kadang ditemukan penggunaan bentuk yang salah.

(1) Bentuk tidak baku:

(a) Sah Iran sudah pernah berkunjung ke Indonesia.

(b) Dia sekarang telah syah menjadi suami saya.


31

(2) Bentuk Baku:

(a) Syah Iran pernah berkunjung ke Indonesia.

(b) Dia sekarang telah sah menjadi suami saya.

Kata sah dan syah merupakan contoh pasangan

terancukan. Makna kedua kata itu jelas berbeda. Sah

berarti sudah sesuai dengan hukum, sedangkan syah

berarti raja.

c) Kesalahan Kata karena Pilihan Kata yang Tidak Tepat

Ada dua istilah yang berkaitan dengan masalah subjudul

ini, yaitu istilah pemilihan kata dan pilihan kata. Pemilihan kata

adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat

mengungkapkan gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata

adalah hasil proses atau tindakan tersebut.

Penggunaan kata pukul dan jam sering kita temukan

pemakaian kalimat- kalimat berikut ini.

(1) Bentuk tidak baku:

(a) Hari ini akan kita bicarakan masalah kata majemuk

dalam bahasa Indonesia hingga kira-kira jam 14.00.

(b) Beberapa dokter mengoperasi pasien penyakit jantung

koroner selama 3 jam, yaitu jam 13.00 s.d 16.00.

Penggunaan kata pukul dan jam harus dilakukan

dengan tepat. Kata pukul menunjukan waktu, sedangkan

kata jam menunjukan jangka waktu. Kata jam pada kalimat


32

diatas tidak tepat karena untuk menyatakan waktu

digunakan kata pukul. Ketidaktepatan penggunaan kata

pukul karena untuk menyatakan jangka waktu digunakan

kata jam. Perbaikan kalimat tersebut adalah:

(2) Bentuk baku:

(a) Hari ini akan kita bicarakan masalah kata majemuk

dalam bahasa Indonesia hingga kira-kira pukul 14.00.

(b) Beberapa dokter mengoperasi pasien penyakit jantung

koroner selama 3 jam, yaitu pukul 13.00 s.d 16.00.

e) Kesalahan Kalimat Efektif

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau

tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud

lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut,

disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh

kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun

asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Menurut (Alwi,. et

al dalam Ramaniyar, 2017:72) kalimat merupakan satuan dasar

wacana, artinya hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat atau

lebih, yang letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah

kewacanaan”. Dengan demikian, setiap tuturan, berupa kata atau

untaian kata, yang memiliki ciri-ciri yang telah dijelaskan pada suatu

wacana atau teks, berstatus kalimat. Ujaran atau tulisan yang

mempunyai struktur subjek (S), predikat (P), dan intonasi finalnya


33

menunjukkan bagian ujaran atau tulisan tersebut sudah lengkap

dengan makna (bernada berita, Tanya, atau perintah).

Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu membuat isi

dan maksud yang disampaikan tergambar lengkap dalam pikiran si

penerima atau pembaca persis seperti apa yang disampaikan.

Secara umum kalimat efektif menurut (Eliskayana, 2019:19)

mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) kesepadanan,

merupakan kesatuan gagasan bertujuan agar informasi yang

disampaikan tidak terpecah-pecah. Kesatuan kalimat ditandai oleh

adanya kesepadanan struktur dan makna kalimat; (2) kesejajaran

merupakan penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata

yang paralel dan memiliki kesamaan bentukan atau imbuhan; (3)

ketegasan merupakan suatu penekanan atau penegasan pada ide

pokok kalimat; (4) kehematan adalah hemat dalam

mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang dianggap tidak

perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa; (5) kelogisan

adalah hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki

hubungan yang logis atau masuk akal; (6) kecermatan adalah

kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan penafsiran ganda dan

harus tepat dalam penggunaan diksi; dan (7) kevariasian adalah

variasi struktur, diksi, dan gaya asalkan variasi tersebut tidak

menimbulkan perubahan makna kalimat yang dapat menimbulkan

salah pemahaman atau salah komunikasi.


34

(Eliskayana, 2019:28) kalimat efektif adalah kalimat yang

menyampaikan pesan, gagasan, dan perasaan secara tepat

kepada orang lain sesuai dengan maksud penuturnya. Ciri-ciri

kalimat efektif yaitu: (a) minimal memiliki unsur subjek dan predikat;

(b) menggunakan ejaan yang disempurnakan; (c) menggunakan

pemilihan kata yang tepat; (d) mengandung kesepadanan antara

struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis; (e)

mengandung kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai; (f)

penekanan ide pokok; dan (g) menggunakan kata secara hemat.

Sebuah kalimat disebut sebagai kalimat efektif apabila memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut.

1) Kesatuan gagasan

Kalimat efektif mengandung unsur-unsur yang saling

mendukung satu sama lain untuk membentuk kesatuan ide yang

padu. Jadi tidak masalah jika dalam satu kalimat terdiri lebih dari

satu gagasan, seperti dalam kalimat majemuk, asalkan

masing-masing gagasan saling berkaitan. Berikut ini

bentuk-bentuk kesalahan yang menjadikan gagasan kalimat

tidak padu.

Kesatuan gagasan janganlah diartikan bahwa hanya

terdapat satu ide tunggal. Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan

itu terbentuk dari dua gagasan pokok atau lebih. Secara praktis

sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subyek, predikat, dan


35

obyek. Kesatuan yang diwakili oleh subjek, predikat, dan obyek

dapat berbentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan,

kesatuan pilihan, dan kesatuan yang mengandung

pertentangan. Berikut ini bentuk-bentuk kesalahan yang

menjadikan gagasan kalimat tidak baku.

a) Penempatan subjek atau predikat tidak jelas

Contoh:

(1) Tentang permasalahan itu saya sudah diskusikan

dengan bagian kepegawaian.

(2) Saran yang dikemukakan kami akan pertimbangkan.

Kedua kalimat di atas masing-masing mengandung dua

subjek sehingga kalimatnya menjadi tidak jelas. Kedua

kalimat di atas sebaiknya diubah menjadi

(1) Saya sudah mendiskusikan permasalahan itu dengan

bagian kepegawaian.

(2) Kami akan mempertimbangkan saran yang

dikemukakannya.

2) Kepaduan

Unsur-unsur dalam kalimat harus terpadu dan saling

berhubungan satu sama lain. Koherensi atau kepaduan yang

baik adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara

unsur-unsur (kata dan kelompok kata) yang membentuk kalimat

itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan


36

antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan yang

menjelaskan tiap-tiap unsur kalimat. Bentuk-bentuk kesalahan

yang menjadikan kalimat tidak padu sebagai berikut.

Penempatan kata depan yang kurang tepat

(1) Bagi peserta yang belum memenuhi persyaratan

administrasi akan diberi waktu untuk melengkapinya.

(2) Di Bandung akan disediakan jalur khusus bagi pengendara

sepeda di jalan raya.

Penggunaan kata depan pada kedua kalimat di atas

menyebabkan hilangnya fungsi subjek, sehingga menjadi kabur.

Kedua kalimat di atas dapat diubah menjadi:

(1) Peserta yang belum memenuhi persyaratan administrasi

akan diberi waktu untuk melengkapinya.

(2) Bandung akan menyediakan jalur khusus di jalan raya bagi

pengendara sepeda.

3) Keparalelan

Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan

dalam kalimat itu. Artinya jika, bentuk pertama menggunakan

kata benda, bentuk berikutnya menggunakan kata kerja, bentuk

kedua juga menggunakan kata kerja.

Contoh:

(1) Tahapan penyusunan laporan ini adalah pengumpulan data,

membuatkan kerangka laporan, dan mengembangkan


37

kerangkalaporan menjadi laporan yang utuh.

Kalimat di atas tidak paralel atau tidak sejajar. Kata

membuat dan mengembangkan yang berimbuhan me-kan

tidak sejajar dengan kata penyusunan dan pengumpulan

yang berimbuhan pe-an. Kalimat di atas dapat diubah

menjadi:

(2) Tahapan penyusunan laporan ini adalah pengumpulan data,

pembuatan kerangka laporan, dan pengembangan kerangka

laporan menjadi laporan yang utuh.

4) Kelogisan

Kalimat efektif mengandung makna yang logis atau dapat

diterima akal sehat. Kalimat efektif harus sesuai dengan kaidah-

kaidah yang berlaku secara umum. Makna kalimat dapat

dipahami oleh pembicara dengan baik jika hubungan antara

berbagai kalimat logis dan di antara bagian- bagian kalimat turut

menentukan kadar keefektifan sebuah kalimat. Ada dua hal

yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kalimat yang logis,

yaitu (1) pemahaman makna secara cermat dan (2)

penempatan kata secara tepat dalam struktur kalimat yang logis

sebagai salah satu tanda kalimat efektif. Berikut kedua contoh

yang menjelaskan hal tersebut.

Contoh:

a) Waktu dan tempat kami persilahkan (tidak logis karena


38

waktu dan tempat bukan subjek yang dipakai untuk

menjawabpertanyaan siapa).

b) Bapak Dekan kami persilakan! (logis/efektif)

c) Waktu dan tempat kami luangkan kepada Bapak Dekan!

(logis/efektif).

5) Kehematan

Kalimat efektif menggunakan pilihan kata yang tidak tepat

dan berlebihan. Keefektifan suatu kalimat bisa dilihat dari ciri

kehematan kalimat tersebut, yakni tidak menggunakan kata,

frase,atau bentuk lain yang dianggap tidak diperlukan.

Contoh :

a) Karena ia tidak diundang, dia tidak datang (ia pada anak

kalimat dihilangkan).

b) Kapal itu berlabuh hari Senin kemarin (kata hari dihilangkan).

6) Penekanan

Cara lain untuk membentuk kalimat efektif adalah dengan

memberi penekanan pada unsur-unsur penting di dalam kalimat.

Penekanan itu dapat dilakukan melalui:

a) Menggunakan partikel- lah-pun, dan –kuh.

b) Mengulang-ngulang kalimat yang dianggap penting

c) Memindahkan unsur-unsur penting dalam kalimat ke

bagian awal kalimat.

d) Menggunaan kata yang maknanya berlawanan atau


39

bertentangan pada unsur yang ingin ditekankan.

e) Menggunakan ejaan yang tepat.

(Anggarani dalam Eliskayana, 2019:30) mengemukakan

bahwa penulisan kalimat yang digunakan dalam bahasa tulis

(karangan ilmiah) harus berupa ragam tulis baku. Kalimat ragam

tulis baku hendaknya berupa kalimat efektif, yaitu kalimat yang

memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, dan nyaman

dibaca. Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas,

lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.

Adapun ciri-ciri kalimat efektif menurut Anggarani dalam

(Purwandri dalam Eliskayana, 2019:35) berikut.

(a) Kelengkapan

Kelengkapan unsur kalimat sangat menentukan

kejelasan kalimat tersebut. Kalimat yang efektif harus

tersusun sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Dari segi kaidah tata bahasa, sekurang-kurangnya

kalimat itu harus memiliki unsur subjek dan predikat

. Tidak hanya itu, kalimat yang lengkap itupun haruslah

ditulis sesuai dengan tata aturan Ejaan yang

Disempurnakan. Kata-kata yang membentuk kalimatnya

haruslah dipilih secara tepat, sehingga makna kalimat

menjadi jelas.
40

(b) Kesejajaran

(Anggarani dalam Eliskayana, 2019:39) kesejajaran

adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara

konsisten.

(c) Kehematan

Kehematan sudah kita ulas dalam materi

pendayagunaan kata, khususnya kecermatan yang

membahas kemubaziran. Penulisan ilmiah diharapkan

menghindari sifat mubazir dan penyusunannya, namun

menekankan asas kehematan, prinsip ekonomis

kebahasaan.

(d) Kepaduan

Kepaduan akan terlihat dalam penggunaan kata

penghubung baik itu penghubung intrakalimat yang kurang

menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif, tentu saja

dimaksud disini adalah kalimat majemuk. Kalimat majemuk

adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih, yang

dari keduanya dihubungkan dengan kata penghubung.

(e) Kevariasian

Kevariasian kalimat dapat dilakukan dengan variasi

struktur, diksi, dan gaya. asalkan variasi tersebut tidak

menimbulkan kesalahpahaman.
41

(f) Ketepatan pilihan kata

Setiap kata harus mengungkapkan pikiran secara

tepat. Penulis harus membedakan kata sinonim, struktur

idiomatik, dan lain-lain.

(g) Ketepatan ejaan

Kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca

dapat menentukan kualitas penyajian tulisan. Sebaliknya

kesalahan ejaan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi

yang lafal.

Dalam hal ini, kalimat dikatakan efektif jika kalimat

mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu

berlangsung secara sempurna, informasi yang disampaikan

tergambar lengkap dalam pikiran si penerima, sama seperti

yang disampaikan atau dimaksudkan oleh penutur.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, dan

dapat menyampaikan pesan yang tepat serta terdiri atas

satu gagasan pokok, yakni subjek dan predikat. Penulisan

kalimat efektif sesuai dengan ejaan baku (EYD). Kata-kata

yang digunakan dalam membentuk sebuah kalimat harus

dipilih dengan tepat agar kalimat tersebut lebih jelas

maknanya.
42

4. Pengertian Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah merupakan pemaparan suatu permasalahan

ilmiah dengan logis, sistematis, dapat dipertanggungjawabkan secara

empiris, dan objektif (Nurhayatin et al., 2018:20). Oleh karena itu, dalam

menulis karya ilmiah tidak boleh asal tulis. Pemahaman tata bahasa dan

kaidah-kaidah kebahasaan sangat penting untuk menghasilkan tulisan

yang runtut dan padu. Selain itu, karya tulis ilmiah juga dapat didefinisikan

sebagai laporan tertulis yang diterbitkan dan memaparkan hasil penelitian

atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim

dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati

oleh masyarakat keilmuan (Wibowo, 2017:46).

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian,

makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, dan skripsi yang pada

dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data,

simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut

dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau

pengkajian selanjutnya (Aprianti, 2021:18).

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S-1, mahasiswa dilatih

untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan

skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian

berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah

yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan

pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-


43

karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang

dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa

sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan

penelitian.

Salah satu jenis karya ilmiah adalah skripsi. Skripsi adalah suatu

karya tulis ilmiah yang berupa paparan hasil penelitian yang disusun oleh

mahasiswa Program Studi Sarjana (S-1) sebagai salah satu syarat untuk

meraih gelar sarjana di perguruan tinggi. Skripsi digunakan untuk

mengilustrasikan sebuah karya tulis ilmiah yang berupa paparan

tulisan-tulisan hasil penelitian. Penulisan yang digunakan pada skripsi

tersebut menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku dan tidak boleh

sembarangan. Biasanya, sebelum penyusunan skripsi mahasiswa

membuat proposal skripsi terlebih dahulu. Proposal skripsi atau contoh

skripsi sendiri dimaksudkan sebagai laporan usulan penelitian tugas akhir

mahasiswa atau skripsi.

C. Kerangka Pikir

Penggunaan bahasa yang benar menurut kaidah Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD/PUEBI) merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam hal tulis-menulis, Kenyataannya terdapat masih banyak

kesalahan berbahasa yang sering ditemukan pada penulisan karya tulis

ilmiah. Melalui kegiatan menulis tugas akhir (skripsi) mahasiswa dilatih

untuk terampil menerapkan aspek kebahasaan khususnya ejaan, diksi,

dan kalimat efekti. Mahasiswa di tuntut untuk menerapkan aturan kaidah


44

kebahasaan yang benar dalam setiap penulisan karya tulis ilmiah.

Suatu tulisan yang sudah sempurna menurut segi isi belum tentu

dapat dikatakan tulisan yang baik, apabila masih banyak terdapat

kesalahan berbahasa didalamnya. Tanpa memperhatikan aturan tata

bahasa yang benar, isi tulisan tidak dapat sampaikan kepada pembaca

secara jelas dan tepat. Skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar

merupakan objek kajian dalam penelitian ini. Hal yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah kesalahan-kesalahan berbahasa yang terdapat pada

penulisan pendahuluan skripsi mahasiswa.

Ada beberapa jenis kesalahan-kesalahan berbahasa yang dapat

terjadi dalam setiap tataran linguistik (kebahasaan) antara lain, kesalahan

berbahasa pada ejaan, diksi, dan kalimat efektif. Agar lebih mudah

memahami kesalahan-kesalahan berbahasa yang terjadi pada

pendahuluan skripsi mahasiswa, peneliti merumuskan kesalahan-

kesalahan berbahasa pada kerangka pikir agar lebih mudah untuk

dipahami oleh pembaca.


45

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

KESALAHAN BERBAHASA

SKRIPSI MAHASISWA
PROGRAM STUDI BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA

EJAAN DIKSI KALIMAT EFEKTIF

ANALISIS

HASIL

TEMUAN
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif. Menurut (Arikunto dalam Ramaniyar, 2017:33) bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan atau

menggambarkan sesuatu hal (kondisi, keadaan atau situasi) yang sudah

disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

Penelitian deskriptif kualitatif yakni data yang diperoleh dalam bentuk

kualitatif kemudian akan dideskripsikan. Jenis penelitian kualitatif ini

bertujuan untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang kesalahan ejaan,

diksi, dan kalimat efektif pada skripsi mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Makassar.

B. Jenis Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena masalah yang

diteliti berupa data skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar. Metode

penelitian yang digunakan adalah analisis isi. Penelitian kualitatif adalah

jenis penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yakni

meneliti pada kondisi objek yang alamiah dan peneliti adalah sebagai

instrumen kunci (Sugiyono dalam Eliskayana, 2018:49).


46
47

C. Data dan Sumber Data

1. Data dalam penelitian adalah kesalahan penggunaan ejaan, diksi dan

kalimat efektif dalam skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Sumber data dalam penelitian adalah skripsi mahasiswa Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar, angkatan 2017 yang terdiri dari beberapa

kelas. Peneliti mengambil skripsi mahasiswa sejumlah 10 orang dan

data yang diambil dalam skripsi yaitu bab I pada bagian pendahuluan.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak

bersifat uraian dari hasil analisis kesalahan penggunaan ejaan, diksi,

dan kalimat efektif terhadap skripsi yang dianalisis. Data yang telah

diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk

deskriptif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menelaah Data

Data yang terkumpul melalui observasi data tugas akhir

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar, yang ditelaah

dengan proses baca ulang dan teknik catat.


48

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh selanjutnya direduksi. Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang penting sesuai masalah

yang akan diteliti. Keseluruhan data yang telah terkumpul diseleksi

dan diidentifikasi berdasarkan kategori atau klasifikasi kesalahan.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan pemaparan laporan hasil penelitian

yang telah dilakukan yaitu data dan penggambaran tentang

kesalahan- kesalahan yang ditemukan peneliti.

4. Menyimpulkan hasil penelitian

Akhir temuan peneliti adalah memberikan kesimpulan atas

temuan terhadap penelitian dan peneliti melakukan pengecekan

keabsahan data. Keabsahan data dilakukan dengan memikirkan

kembali hal-hal yang dilakukan dan dikemukakan melalui tukar

pendapat dengan pakar atau yang mengetahui seluk beluk

permasalahan tentang kesalahan-kesalahan berbahasa untuk

mendapat ukuran atau validasi terhadap temuan.

E. Teknik Keabsahan Data

Untuk mendapatkan keabsahan data penelitian yang objektif,

dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Intrarater

Intrarater yang dilaksanakan untuk mendapatkan keabsahan

data, yaitu dengan cara mencermati berulang-ulang tugas akhir atau


49

skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar. Untuk menentukan

data sebanyak-banyaknya dan aspek yang relevan dengan

permasalahan yang diteliti sehingga mendapatkan data yang

benar-benar akurat dan normal. Pengamatan berulang-ulang dan

mendalam terhadap tugas akhir mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.

untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid.

2. Interrater

Keabsahan data dan penafsiran data juga diperoleh dengan

berdiskusi dengan teman sejawat satu jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Berdiskusi dan tanya jawab dengan teman yang

lebih paham dalam bidang kebahasaan atau dengan dosen mata

kuliah bahasa Indonesia di lingkungan Universitas Muhammadiyah

Makassar.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa skripsi mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar. Skripsi merupakan suatu karya tulis ilmiah

yang berupa paparan hasil penelitian yang disusun oleh mahasiswa

Program Studi Sarjana (S-1) sebagai salah satu untuk meraih gelar

sarjana di perguruan tinggi. Dalam menghasilkan skripsi yang baik,

mahasiswa di tuntut untuk menuliskan sesuai dengan kaidah Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Hal ini dilakukan supaya hasil

tulisan menjadi terstruktur, berkualitas, dan lebih mudah untuk dipahami.

Data yang dianalisis berupa kesalahan-kesalahan berbahasa yang

dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian hanya

terfokus pada pendahuluan skripsi. Peneliti akan menganalisis

pendahuluan skripsi secara menyeluruh dan penuh ketelitian. Peneliti

akan mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang

ditemukan dalam pendahuluan skripsi mahasiswa.

Penggunaan tata bahasa yang menyimpang dari sistem kaidah

bahasa Indonesia baku dapat dikategorikan sebagai kesalahan

berbahasa, karena tidak mengindahkan kaidah bahasa Indonesia yang

berlaku dan penggunaan ejaan yang tidak sesuai dengan Pedoman


50
51

Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jika dibiarkan terus-

menerus maka kesalahan berbahasa akan menjadi suatu kebiasaan dan

akan merusak tata bahasa Indonesia. Maka, peneliti ingin

mendeskripsikan kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh

mahasiswa dalam penulisan pendahuluan skripsi.

Peneliti berharap setelah mengetahui bentuk penulisan yang benar,

maka mahasiswa dapat memperbaiki hasil tulisannya dalam suatu karya

ilmiah. Kesalahan berbahasa akan menimbulkan ketidak pahaman antara

penulis dan pembaca, sehingga ide-ide yang ingin disampaikan oleh

penulis tidak tersampaikan dan diserap dengan baik oleh pembaca. Selain

itu, perlahan tata bahasa yang baik dan benar akan terabaikan oleh

pengguna bahasa sehingga menggunakan bahasa yang tidak tepat dan

tidak sesuai dengan kaidah berbahasa akan menjadi suatu kebiasaan.

Anak-anak milenial dapat keliru akan penggunaan bahasa yang tepat dan

akan melanjutkan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya.

Dengan demikian, pengetahuan tentang bahasa Indonesia yang benar

akan terabaikan dengan suatu kebiasaan yang dianggap benar.

B. Interpretasi Hasil Penelitian

Data yang didapatkan setelah peneliti melakukan penelitian, yaitu

berupa wujud kesalahan-kesalahan berbahasa. Bentuk kesalahan

berbahasa pada pendahuluan skripsi mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Makassar bermacam-macam. Berdasarkan data-data yang di perolah


52

tentang kesalahan berbahasa pada pendahuluan skripsi mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar, maka penulis mendeskripsikan bentuk-bentuk

kesalahan berbahasa yang ditemukan, sebagai berikut.

1. Kesalahan Ejaan

Ejaan adalah keseluruhan peraturan tentang pedoman

melambangkan bunyi-bunyi ujaran, menempatkan huruf kapital dan

non kapital, menempatkan tanda-tanda baca, memotong suku kata,

serta menggabungkan kata-kata. Kesalahan berbahasa yang

dikategorikan sebagai kesalahan ejaan mencakup penulisan huruf dan

tanda baca yang sudah distandarisasikan. Dengan demikian,

kesalahan ejaan berkaitan dengan penulisan huruf (huruf kapital, huruf

miring, penulisan huruf tebal, dan penulisan tanda baca).

a. Penulisan Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata pada

awal kalimat, huruf pertama petikan langsung, huruf pertama dalam

ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci,

huruf pertama nama gelar kehormatan dan keturunan, huruf

pertama unsur nama jabatan, huruf pertama nama bangsa dan

bahasa. Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan bentuk

kesalahan ejaan dalam penulisan huruf kapital pada skripsi

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar, yaitu :


53

Data 1 : Skripsi NI 2021

Kesalahan Ejaan

No. Kesalahan Huruf Kapital Perbaikan

1. …, misalkan bagaimana seorang …, misalkan bagaimana seorang


gadis manggarai terhadap pemuda gadis Manggarai terhadap
dan menceritakan budaya yang pemuda dan menceritakan
terdapat di manggarai. budaya yang terdapat di
Manggarai
2. Dalam lirik lagu daerah Manggarai Dalam lirik lagu daerah
barat karya Rensi Ambang yang Manggarai Barat karya Rensi
dijadikan objek penelitian ini… Ambang yang dijadikan objek
penelitian ini…

Dari data 1.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf kapital pada kata.

“manggarai”. Seharusnya, huruf kapital harus dipakai pada

unsur-unsur nama tempat atau daerah karena aturan penulisan ini

sudah distandarisasikan. Jadi, jika penulis tidak mengikuti aturan pada

penulisan ejaan yang benar atau sesuai dengan PUEBI maka dapat

dikatakan sebagai bentuk kesalahan berbahasa.

Pada data 1.1 terlihat jelas pada, penulisan kata “manggarai",

penulis menggunakan huruf non kapital di awal kata. Penulisan yang

benar, yaitu “Manggarai", karena kata tersebut merupakan nama

tempat atau daerah.

Pada data 1.2 juga terdapat kesalahan penulisan kata “barat",

penulis menggunakan huruf non kapital di awal kata. Penulisan yang


54

benar, yaitu “Barat", karena kata tersebut merupakan nama tempat

atau daerah yang diikuti nama tempat atau daerah tertentu.

Data 2 : Skripsi AH 2021

Kesalahan Ejaan

No. Kesalahan Huruf Kapital Perbaikan

1. Fungsi pendidikan nasional Fungsi pendidikan nasional


dalam UUD 1945 alinea ke-4 dalam UUD 1945 alinea ke-4
yang merupakan tujuan utama yang merupakan tujuan utama
nasional, mengembangan cita- nasional, mengembangan cita-
cita bangsa indonesia untuk cita bangsa Indonesia untuk
mendidik dan menyamaratakan mendidik dan menyamaratakan
pendidikan ke seluruh penjuru pendidikan ke seluruh penjuru
indonesa agar tercapai Indonesa agar tercapai
kehidupan berbangsa yang kehidupan berbangsa yang
cerdas. cerdas.

Dari data 2.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf kapital pada kata.

“indonesia”. Seharusnya, huruf kapital harus dipakai pada huruf

pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Penulisan yang

benar, yaitu “Indonesia", karena kata tersebut merupakan nama

bangsa.

Data 4 : Skripsi RA 2021

Kesalahan Ejaan

No. Kesalahan Huruf Kapital Perbaikan

1. dunia pendidikan sekarang ini Dunia pendidikan sekarang


sedang berada pada ini sedang berada pada
kemerosotan dalam hal kemerosotan dalam hal
55

penurunan perilaku yang penurunan perilaku yang


terjadi pada siswa. terjadi pada siswa.

Dari data 4.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf kapital di awal kalimat.

Seharusnya, huruf kapital harus dipakai pada awal kalimat karena

aturan penulisan ini sudah distandarisasikan. Jadi, jika penulis tidak

mengikuti aturan pada penulisan ejaan yang benar atau sesuai dengan

PUEBI maka dapat dikatakan sebagai bentuk kesalahan berbahasa.

Pada data 4.1 terlihat jelas pada awal kalimat, penulisan kata

“dunia” penulis menggunakan huruf non kapital di awal kalimat

tersebut. Seharusnya, penulisan yang benar, yaitu huruf pertama kata

tersebut menggunakan huruf kapital karena kata tersebut terletak di

awal kalimat. Jadi, penulisan kata yang benar ketika berada di awal

kalimat yaitu “Dunia”.

Data 5 : Skripsi SR 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Huruf Kapital Perbaikan

1. Fokus penelitian ini adalah Fokus penelitian ini adalah


peneliti meneliti kesantunan peneliti meneliti kesantunan
berbahasa warganet dalam berbahasa warganet dalam
menanggapi kasus pembubaran menanggapi kasus
fpi yang bersumber dari media pembubaran FPI yang
sosial seperti facebook dan bersumber dari media sosial
youtube. seperti facebook dan
youtube..
56

Dari data 5.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf kapital pada singkatan

penulisan “fpi”. Seharusnya, huruf kapital harus dipakai pada nama

lembaga, badan, organisasi, dan dokumen resmi. Singkatan yang

terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintahan dan

ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta

nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Sesuai aturan pada penulisan ejaan yang benar (PUEBI) maka dapat

dikatakan sebagai bentuk kesalahan berbahasa.

Pada data 5.1 terlihat jelas pada singkatan penulisan “fpi” .

Seharusnya, penulisan yang benar, yaitu “FPI” karena kata tersebut

merupakan nama organasasi atau singkatan dari (From Pembela

Islam).

Data 6 : Skripsi A 2021


Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Huruf Kapital Perbaikan

1. . agar dapat membedakan . Agar dapat membedakan


maksud dari bahasa dan maksud dari bahasa dan
maksud sastra digunakan istilah maksud sastra digunakan
arti (meaning) untuk bahasa dan istilah arti (meaning) untuk
makna (significance) untuk bahasa dan makna
sastra. (significance) untuk sastra.

Dari data 6.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf kapital di awal kalimat.


57

Seharusnya, huruf kapital harus dipakai pada awal kalimat karena

aturan penulisan ini sudah distandarisasikan. Jadi, jika penulis tidak

mengikuti aturan pada penulisan ejaan yang benar atau sesuai dengan

PUEBI maka dapat dikatakan sebagai bentuk kesalahan berbahasa.

Pada data di atas terlihat jelas pada awal kalimat, penulisan

kata “agar” penulis menggunakan huruf non kapital di awal kalimat

tersebut. Seharusnya, penulisan yang benar, yaitu huruf pertama kata

tersebut menggunakan huruf kapital karena kata tersebut terletak di

awal kalimat. Jadi, penulisan kata yang benar ketika berada di awal

kalimat yaitu “Agar”.

Data 7 : Skripsi D 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Huruf Kapital Perbaikan

1. ,yaitu Bahasa Makassar, , yaitu bahasa Makassar,


Bahasa Bugis, Bahasa bahasa Bugis, bahasa
Toraja, Bahasa Mandar, dan Toraja, bahasa Mandar, dan
Bahasa Konjo. Namun, disini bahasa Konjo. Namun, disini
penulis mengkhususkan pada penulis mengkhususkan
Bahasa Bugis yang terdapat di pada bahasa Bugis yang
kota Bone. terdapat di kota Bone.
2. .Oleh sebab itu, Bahasa Bugis .Oleh sebab itu, bahasa
Bone dapat dikaji dengan Bugis Bone dapat dikaji
menggunakan cabang ilmu dengan menggunakan
linguistik yang disebut cabang ilmu linguistik yang
morfologi. disebut morfologi.
58

3. Dalam temuannya menuturkan Dalam temuannya


proses infleksi serta derivasi menuturkan proses infleksi
sanggup diterapkan dalam serta derivasi sanggup
Bahasa Indonesia. diterapkan dalam bahasa
Indonesia.
4. .derivasi ialah pembentukan .Derivasi ialah pembentukan
kata dan pengubahan leksikal kata dan pengubahan
katanya dari kata dasar dari leksikal katanya dari kata
leksikal verb, adjektiva, dasar dari leksikal verb,
nomina, adverbia menjadi adjektiva, nomina, adverbia
leksikal kata baru. menjadi leksikal kata baru.
5. Hasil penelitian ini dapat Hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan oleh dosen dimanfaatkan oleh dosen
Khususnya untuk Dosen Khususnya untuk Dosen
Universitas Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah
Makassar Prodi Pendidikan Makassar Prodi Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra
sebagai referensi mata kuliah Indonesia sebagai referensi
morfologi terkait tentang materi mata kuliah morfologi terkait
tentang Infleksi dan Derivasi. tentang materi tentang
Infleksi dan Derivasi.

Dari data 7.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulisan huruf kapital di awal kata “Bahasa”. Seharusnya,

kata “Bahasa” dalam kalimat tersebut menggunakan huruf kecil

karena huruf pertama nama bahasa dalam kata turunan tidak ditulis

dengan huruf kapital sesuai dengan aturan penulisan yang sudah

distandarisasikan. Jadi, jika penulis tidak mengikuti aturan pada


59

penulisan ejaan yang benar atau sesuai dengan PUEBI maka dapat

dikatakan sebagai bentuk kesalahan berbahasa. Seharusnya,

penulisan yang benar, yaitu huruf pertama kata “bahasa”

menggunakan huruf non kapital karena kata tersebut merupakan kata

turunan. Jadi, penulisan kata yang benar pada kalimat tersebut yaitu

“bahasa”.

Pada data 7.4 terdapat kesalahan berbahasa pada awal

kalimat, penulisan kata “derivasi” penulis menggunakan huruf non

kapital di awal kalimat tersebut. Seharusnya, penulisan yang benar,

yaitu huruf pertama kata tersebut menggunakan huruf kapital karena

kata tersebut terletak di awal kalimat. Jadi, penulisan kata yang benar

ketika berada di awal kalimat yaitu “Derivasi”.

Pada data 7.5 juga terdapat kesalahan ejaan. Penulisan kata

“Dan” seharusnya menggunakan huruf non kapital pada awal kata,

karena kata tersebut merupakan kata penghubung dan berada

ditengah kalimat yang menerangkan nama instansi. Jadi, penulisan

kata yang benar yaitu “dan”.

Data 8 : Skripsi M 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Huruf Kapital Perbaikan

1. Pada pembelajaran bahasa Pada pembelajaran bahasa


Indonesia banyak siswa yang Indonesia banyak siswa
kurang berminat dalam yang kurang berminat dalam
membedakan paragraf membedakan paragraf
60

deduktif dan induktif yang deduktif dan induktif yang


merupakan salah satu faktor merupakan salah satu faktor
keresahan guru bahasa keresahan guru bahasa
indonesia. Indonesia.

Dari data 8.1 terdapat bentuk kesalahan berbahasa pada

bentuk ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf kapital pada

kata. “indonesia”. Seharusnya, huruf kapital harus dipakai pada huruf

pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Penulisan yang

benar, yaitu “Indonesia", karena kata tersebut merupakan nama

bangsa.

Data 10 : Skripsi S 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Huruf Kapital Perbaikan
1. Tingkat keterbacaan siswa dapat Tingkat keterbacaan siswa
dilihat dalam bentuk hasil belajar dapat dilihat dalam bentuk
siswa dengan cara melakukan hasil belajar siswa dengan
evaluasi pemberian bahan cara melakukan evaluasi
bacaan materi bahasa pemberian bahan bacaan
indonesia terhadap siswa untuk materi bahasa Indonesia
mengetahui sampai dimana terhadap siswa untuk
pemahaman siswa terhadap mengetahui sampai dimana
keterbacaan pada materi pemahaman siswa terhadap
pembelajaran bahasa Indonesia. keterbacaan pada materi
pembelajaran bahasa
Indonesia.

Dari data 10.1 terdapat bentuk kesalahan berbahasa pada

bentuk ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf kapital pada

kata. “indonesia”. Seharusnya, huruf kapital harus dipakai pada huruf


61

pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa walaupun berada di

tengah kalimat. Penulisan yang benar yaitu “Indonesia", karena kata

tersebut merupakan nama bangsa.

b. Penulisan Huruf Miring

Pemakaian huruf miring memiliki tiga kegunaan yaitu, untuk

menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam

tulisan, menegaskan, atau mengkhususkan huruf, kata, kelompok kata,

dan menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.

Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan bentuk kesalahan

ejaan berupa kesalahan pada penulisan huruf miring dalam

pendahuluan skripsi mahasiswa. Kelompok kata yang seharusnya

dituliskan dengan huruf miring tidak digunakan dengan semestinya.

Hal ini terjadi akibat ketidaktelitian dalam menuliskan suatu karya

ilmiah atau kurangnya pemahaman tentang penulisan huruf miring

yang tepat.

Data 1 : Skripsi NI 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Huruf Miring Perbaikan
1. Irama musik melayu Irama musik melayu
dikombinasikan dengan aliran dikombinasikan dengan
musik rock, dan irama musik aliran musik rock, dan
lainnya. Hasil yang diciptakan irama musik lainnya. Hasil
adalah irama musik pop. yang diciptakan adalah
irama musik pop.
2. ,dari itu peneliti tertarik untuk ,dari itu peneliti tertarik
meneliti lebih jauh mengenai untuk meneliti lebih jauh
62

Aspek Moral dalam Lirik Lagu mengenai Aspek Moral


Daerah Manggarai Barat (Ende dalam Lirik Lagu Daerah
Ge, Tiba Mori, dan Kole Beo) Manggarai Barat (Ende
Karya Rensi Ambang. Ge, Tiba Mori, dan Kole
Beo) Karya Rensi
Ambang.

Dari Data 1.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf miring pada ungkapan

asing. Seharusnya, kelompok kata yang menggunakan ungkapan

asing penulisannya harus menggunakan huruf miring. Jadi, jika penulis

tidak mengikuti aturan pada penulisan ejaan yang benar atau sesuai

dengan PUEBI maka dapat dikatakan sebagai bentuk kesalahan

berbahasa.

Pada data 1.1 adanya ungkapan bahasa asing berupa

penulisan kata “rock” dan “pop”, yang merupakan ungkapan bahasa

asing. Dalam PUEBI telah dijelaskan penggunaan huruf miring

digunakan pada ungkapan bahasa asing.

Penulisan yang benar pada ungkapan asing diatas seharusnya

adalah “rock” dan “pop” karena kata tersebut merupakan bagian dari

ungkapan asing dan harus ditulis dengan menggunakan huruf miring.

Dari data 1.2 terdapat bentuk kesalahan berbahasa pada

bentuk ejaan, yaitu penulis menggunakan huruf miring pada penulisan

judul penelitian diakhir paragraf. Seharusnya judul “Aspek Moral

dalam Lirik Lagu Daerah Manggarai Barat (Ende Ge, Tiba Mori, dan

Kole Beo) Karya Rensi Ambang”, tidak semuanya ditulis dengan huruf
63

miring karena dituliskan dengan bahasa Indonesia kecuali “(Ende Ge,

Tiba Mori, dan Kole Beo) harus dituliskan menggunakan huruf miring

karena merupakan bahasa asing. Jadi penulisan judul penelitian yang

benar yaitu “Aspek Moral dalam Lirik Lagu Daerah Manggarai Barat

(Ende Ge, Tiba Mori, dan Kole Beo) Karya Rensi Ambang”

Data 2 : Skripsi AH 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Huruf Miring Perbaikan
1. Dengan adanya permasalahan Dengan adanya
tersebut, maka penulis permasalahan tersebut,
termotivasi melakukan penelitian maka penulis termotivasi
yang berjudul “Implementasi melakukan penelitian yang
Pendidikan Karakter Terhadap berjudul “Implementasi
Perangkat Pembelajaran Pendidikan Karakter
Menulis Puisi Pada Siswa di Terhadap Perangkat
SMP Negeri 53 Makassar”. Pembelajaran Menulis
Puisi Pada Siswa di SMP
Negeri 53 Makassar”.

Dari Data 2.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis menggunakan huruf miring pada judul penelitian

yang dituliskan dalam bahasa Indonesia dan terletak diakhir paragraf.

Adapun kelompok kata yang tidak menggunakan ungkapan asing

penulisannya tidak harus menggunakan huruf miring. Seperti

“Implementasi Pendidikan Karakter Terhadap Perangkat Pembelajaran

Menulis Puisi Pada Siswa di SMP Negeri 53 Makassar“. Jadi

penulisan judul yang benar yaitu “Implementasi Pendidikan Karakter

Terhadap Perangkat Pembelajaran Menulis Puisi Pada Siswa di SMP


64

Negeri 53 Makassar”.

Data 5 : Skripsi SR 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Huruf Miring Perbaikan

1. …, media sosial seperti …, media sosial seperti


facebook dan youtube. facebook dan youtube.
2. ...melakukan penelitian yang …melakukan penelitian yang
berjudul “Kesantunan Bahasa berjudul “Kesantunan Bahasa
Mahasiswa dalam Interaksi
Mahasiswa dalam Interaksi
Universitas Tidar dengan
Pendekatan Socipragmatik”. Universitas Tidar dengan
Pendekatan Sosiopragmatik”.
3. Berdasarkan masalah tersebut, Berdasarkan masalah tersebut,
dalam penelitian ini, peneliti dalam penelitian ini, peneliti
tertarik mengangkat judul
tertarik mengangkat judul
penelitian yaitu Kesantunan
Berbahasa Warganet dalam penelitian yaitu Kesantunan
Menanggapi Kasus Berbahasa Warganet dalam
Pembubaran Front Pembela
Menanggapi Kasus
Islam (FPI).
Pembubaran Front Pembela
Islam (FPI).

Dari Data 5.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf miring pada ungkapan

asing. Seharusnya, kelompok kata yang menggunakan ungkapan

asing penulisannya harus menggunakan huruf miring. Jadi, jika penulis

tidak mengikuti aturan pada penulisan ejaan yang benar atau sesuai

dengan PUEBI maka dapat dikatakan sebagai bentuk kesalahan

berbahasa.
65

Pada data 5.1 terlihat adanya ungkapan bahasa asing berupa

penulisan kata “facebook dan youtube.” yang merupakan ungkapan

bahasa asing. Pada kata “facebook dan youtube” penulis tidak

menuliskannya dengan menggunakan huruf miring. Dalam PUEBI

telah dijelaskan penggunaan huruf miring digunakan pada ungkapan

bahasa asing.

Penulisan yang benar pada ungkapan asing di atas seharusnya

adalah “facebook dan youtube” karena kata tersebut merupakan

bagian dari ungkapan asing dan harus ditulis dengan menggunakan

huruf miring.

Dari data 5.2 dapat kita lihat bentuk kesalahan berbahasa pada

bentuk ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf miring pada

penulisan kata “Socipragmatik” yang seharusnya dituliskan

menggunakan huruf miring karena merupakan bahasa asing. Jadi

penulisan judul yang benar yaitu “Kesantunan Bahasa Mahasiswa

dalam Interaksi Universitas Tidar dengan Pendekatan

Sosiopragmatik”.

Dari Data 5.3 juga terdapat bentuk kesalahan berbahasa pada

bentuk ejaan, yaitu penulis menggunakan huruf miring pada judul

penelitian yang dituliskan dalam bahasa Indonesia dan terletak diakhir

paragraf. Adapun kelompok kata yang tidak menggunakan ungkapan

asing penulisannya tidak harus menggunakan huruf miring. Seperti

“Kesantunan Berbahasa Warganet dalam Menanggapi Kasus


66

Pembubaran Front Pembela Islam (FPI)“, karena dituliskan dalam

bahasa Indonesia. Jadi penulisan judul yang benar yaitu “Kesantunan

Berbahasa Warganet dalam Menanggapi Kasus Pembubaran Front

Pembela Islam (FPI)“

Data 9 : Skripsi SA 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Huruf Miring Perbaikan

1. Banyak jenis media sosial Banyak jenis media sosial


terpopuler saat ini antara lain Face terpopuler saat ini antara lain
book, Line, Instagram, Twitter, Facebook, Line, Instagram,
Snap chat, Youtube dan banyak Twitter, Snapchat, Youtube
lagi. dan banyak lagi.

Dari Data 9.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf miring pada ungkapan

asing. Seharusnya, kelompok kata yang menggunakan ungkapan

asing penulisannya harus menggunakan huruf miring. Jadi, jika penulis

tidak mengikuti aturan pada penulisan ejaan yang benar atau sesuai

dengan PUEBI maka dapat dikatakan sebagai bentuk kesalahan

berbahasa.

Dari Data 9.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis tidak menggunakan huruf miring pada ungkapan

asing. Seharusnya, kelompok kata yang menggunakan ungkapan

asing penulisannya harus menggunakan huruf miring. Jadi, jika penulis

tidak mengikuti aturan pada penulisan ejaan yang benar atau sesuai
67

dengan PUEBI maka dapat dikatakan sebagai bentuk kesalahan

berbahasa.

Pada data 9.1 terlihat adanya ungkapan bahasa asing berupa

penulisan kata “Face book, Line, Instagram, Twitter, Snap chat,

Youtube”, yang merupakan ungkapan bahasa asing. Pada kata “Face

book, Line, Instagram, Twitter, Snap chat, Youtube” penulis tidak

menuliskannya dengan mengunakan huruf miring. Dalam PUEBI telah

dijelaskan penggunaan huruf miring digunakan pada ungkapan bahasa

asing.

Penulisan yang benar pada ungkapan asing di atas seharusnya

adalah “Facebook, Line, Instagram, Twitter, Snapchat, Youtube”

karena kata tersebut merupakan bagian dari ungkapan asing dan

harus ditulis dengan menggunakan huruf miring.

c. Penulisan Huruf Tebal

Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian

karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. Jadi, penggunaan

huruf tebal ini tidak dapat dipakai untuk menegaskan atau

mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata dalam

kalimat. Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan beberapa

kesalahan penulisan huruf tebal pada pendahuluan skripsi mahasiswa.


68

Data 1 : Skripsi NI 2021

Kesalahan Ejaan

No. Kesalahan Penulisan Huruf Perbaikan


Tebal
1. … peneliti tertarik untuk …peneliti tertarik untuk
meneliti lebih jauh mengenai meneliti lebih jauh
Aspek Moral dalam Lirik Lagu mengenai Aspek Moral
Daerah Manggarai Barat dalam Lirik Lagu Daerah
(Ende Ge, Tiba Mori, dan Kole Manggarai Barat (Ende Ge,
Beo) Karya Rensi Ambang. Tiba Mori, dan Kole Beo)
Karya Rensi Ambang.

Dari Data 1.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis menggunakan huruf tebal pada judul di akhir

paragraf. Seharusnya, Huruf tebal dipakai untuk menegaskan atau

mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam

kalimat, seperti judul buku, bab, dan subbab.

Penulisan yang benar pada judul di atas seharusnya “Aspek

Moral dalam Lirik Lagu Daerah Manggarai Barat (Ende Ge, Tiba Mori,

dan Kole Beo) Karya Rensi Ambang” tidak harus ditebalkan karena

tidak termasuk bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab

jadi penulisannya tidak harus menggunakan huruf tebal.


69

Data 9 : Skripsi SA 2021

Kesalahan Ejaan

No. Kesalahan Penulisan Huruf Tebal Perbaikan

1. Adapun judul yang diteliti dalam Adapun judul yang diteliti


penelitian ini adalah dalam penelitian ini adalah
“Penggunaan Disfemisme dalam “Penggunaan Disfemisme
Komentar Akun Media Sosial dalam Komentar Akun Media
Instagram @makassar_iinfo”. Sosial Instagram
@makassar_iinfo”.…

Dari Data 9.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan, yaitu penulis menggunakan huruf tebal pada judul di akhir

paragraf . Seharusnya, Huruf tebal tidak dipakai untuk menegaskan

atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata

dalam kalimat.

Penulisan yang benar pada judul di atas seharusnya

“Penggunaan Disfemisme dalam Komentar Akun Media Sosial

Instagram @makassar_iinfo”. karena tidak termasuk bagian karangan,

seperti judul buku, bab, atau subbab jadi penulisannya tidak harus

menggunakan huruf tebal.

d. Penulisan Tanda Baca

Penulisan tanda baca sangat penting untuk diketahui karena jika

pemakaiannya tidak tepat, maka makna dari sebuah kalimat tersebut

bisa berubah. Ada beberapa tanda baca yang perlu diketahui yaitu,

tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!), dan tanda tanya.

Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan beberapa


70

kesalahan penulisan tanda baca pada tanda koma (,). Sementara itu,

peneliti tidak menemukan adanya kesalahan tanda baca pada tanda

seru dan tanda tanya pada penulisan pendahuluan skripsi mahasiswa.

Data 1 : Skripsi NI 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Tanda Baca Perbaikan

1. Sastra merupakan salah satu Sastra merupakan salah satu


ilmu yang menggambarkan ilmu yang menggambarkan
nilai tinggi dalam kehidupan, nilai tinggi dalam kehidupan.
Sastra dijadikan media oleh Sastra dijadikan media oleh
manusia untuk menyalurkan manusia untuk menyalurkan
karya imajinatifnya sehingga karya imajinatifnya sehingga
sastra tidak bisa terlepas dari sastra tidak bisa terlepas dari
kehidupan manusia. kehidupan manusia.
2. Di dalam puisi memiliki Di dalam puisi memiliki
estetika yang tinggi, dan estetika yang tinggi dan
estetika berhubungan dengan estetika berhubungan dengan
moral. moral.
3. Irama musik melayu Irama musik melayu
dikombinasikan dengan aliran dikombinasikan dengan aliran
musik rock, dan irama musik musik rock dan irama musik
lainnya lainnya
4. Adanya dorongan sosial Adanya dorongan sosial dalam
dalam masyarakat akhirnya masyarakat akhirnya dapat
dapat melahirkan berbagai melahirkan berbagai macam
macam aktivitas kehidupan, aktivitas kehidupan, seperti
seperti ekonomi, politik, ekonomi, politik, kepercayaan,
kepercayaan dan sosial dan sosial budaya.
71

budaya.

5. Genre sastra tersebut Genre sastra tersebut meliputi:


meliputi: puisi, drama dan puisi, drama, dan prosa.
prosa.
6. ...nilai moral yang terkandung ...nilai moral yang terkandung
dalam hubungan manusia dalam hubungan manusia
dengan diri sendiri adalah dengan diri sendiri adalah
kejujuran, kesabaran, bersifat kejujuran, kesabaran, bersifat
kuat, nilai-nilai otentik, kuat, nilai-nilai otentik,
realitas dan kritis. realitas, dan kritis.
7. Penelitian tentang nilai moral Penelitian tentang nilai moral
telah dilakukan juga pada telah dilakukan juga pada
penelitian sebelumnya, penelitian sebelumnya,
dengan judul Nilai Moral dengan judul “Nilai Moral
dalam Lirik Lagu Lihat, dalam Lirik Lagu Lihat,
Dengar, Rasakan dan Dengar, Rasakan, dan
Uluran Tanganku Karya Uluran Tanganku Karya
Sheila On 7,… Sheila On 7”,..

Pada data 1.1 dapat kita lihat beberapa bentuk kesalahan

berbahasa pada penulisan tanda koma. Penulis membubuhkan tanda

koma diantara unsur-unsur yang seharusnya tidak digunakan tanda

koma, sehingga menyebabkan kalimat tersebut tidak efektif dan perlu

untuk diperbaiki agar menjadi efektif. Pada unsur sesudah kata

"kehidupan" penulis seharusnya membubuhkan tanda titik (.) bukan

tanda koma (,). Dalam buku PUEBI tanda koma digunakan dalam

suatu perincian.
72

Dari Data 1.1 terdapat kesalahan berbahasa pada bentuk ejaan

tanda baca, yaitu penulis tidak menggunakan tanda titik (,) pada akhir

kalimat setelah kehidupan tapi menggunakan tanda koma (,). Dalam

PUEBI, tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan

atau seruan sehingga Kesalahan penggunaan tanda baca bisa

mengakibatkan kesalahpahaman pembaca.

Penulisan yang benar pada penulisan tanda baca yang benar

yaitu “Sastra merupakan salah satu ilmu yang menggambarkan nilai

tinggi dalam kehidupan (.). Sastra dijadikan media oleh manusia untuk

menyalurkan karya imajinatifnya sehingga sastra tidak bisa terlepas

dari kehidupan manusia”.

Dari Data 1.2 juga terdapat kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan tanda baca, yaitu penulis menggunakan tanda koma (,) sebelum

kata “dan”. Dalam PUEBI, tanda koma (,) digunakan dalam suatu

perincian kecuali jika hanya terdapat dua unsur dalam kalimat tersebut

Penulisan yang benar pada penulisan tanda baca di atas yaitu

“Irama musik melayu dikombinasikan dengan aliran musik tinggi, dan

irama musik lainnya”, karena dalam kalimat tersebut hanya terdapat

dua unsur dalam kalimat.

Dari Data 1.4 juga terdapat kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan tanda baca, yaitu penulis tidak menggunakan tanda koma (,)

sebelum kata “dan”. Dalam PUEBI, tanda koma (,) digunakan dalam

suatu perincian kecuali jika hanya terdapat dua unsur dalam kalimat
73

tersebut.

Penulisan yang benar pada penulisan tanda baca di atas yaitu

“Adanya Dorongan Sosial dalam Masyarakat Akhirnya dapat

Melahirkan Berbagai Macam Aktivitas Kehidupan, Seperti ekonomi,

Politik, Kepercayaan (,) dan Sosial Budaya”, karena dalam kalimat

tersebut terdapat beberapa unsur dalam kalimat.

Data 2 : Skripsi AH 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Tanda Baca Perbaikan

1. …penguasaan teori dan …penguasaan teori dan


keterampilan, memutuskan keterampilan, memutuskan,
dan mencari solusi atas dan mencari solusi atas
persoalan-persoalan yang persoalan-persoalan yang
menyangkut kegiatan di menyangkut kegiatan di dalam
dalam mencapai tujuannya. mencapai tujuannya.
2. Pelaksanaan pendidikan Pelaksanaan pendidikan
karakter dalam proses karakter dalam proses belajar
belajar mengajar perlu mengajar perlu dirancang
dirancang sedemikian rupa sedemikian rupa mulai dari
mulai dari perencanaan, perencanaan, pelaksanaan,
pelaksanaan dan evaluasi dan evaluasi pembelajaran.
pembelajaran.
3. …mengembangan potensi …mengembangan potensi
dirinya untuk memiliki dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual kekuatan spiritual keagamaan,
keagamaan, pengendalian pengendalian diri, kepribadian,
diri, kepribadian, kecerdasan, kecerdasan, akhlak mulia,
74

akhlak mulia, serta serta keterampilan yang


keterampilan yang diperlukan diperlukan dirinya,
dirinya, masyarakat, bangsa masyarakat, bangsa, dan
dan negara. negara.
4. …proses pendidikan selama …proses pendidikan selama
ini dilakukan dinilai belum ini dilakukan dinilai belum
sepenuhnya berhasil dalam sepenuhnya berhasil dalam
membangun generasi muda membangun generasi muda
indonesia yang berkarakter, indonesia yang berkarakter.
pendidikan memiliki peran Pendidikan memiliki peran
yang sangat penting yang sangat penting sehingga
sehingga pendidikan mulai pendidikan mulai dipercaya
dipercaya sebagai media sebagai media yang sangat
yang sangat ampuh dalam ampuh dalam membangun
membangun kecerdasan kecerdasan sekaligus
sekaligus kepribadian kepribadian generasi muda…
generasi muda…

Pada data 2.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan. Penulis tidak membubuhkan tanda koma diantara unsur-unsur

yang seharusnya digunakan tanda koma, sehingga menyebabkan

kalimat tersebut tidak efektif dan perlu untuk diperbaiki agar menjadi

efektif. Pada unsur kata sebelum kata "dan" penulis tidak

membubuhkan tanda koma. Seharusnya, menurut PUEBI tanda koma

harus digunakan dalam suatu perincian kecuali jika hanya terdapat

dua unsur dalam kalimat tersebut.

Dari Data 2.2 di atas terdapat kesalahan berbahasa pada

bentuk ejaan tanda baca, yaitu penulis tidak menggunakan tanda


75

koma (,) sebelum kata “dan”. Dalam PUEBI, tanda koma (,) digunakan

dalam suatu perincian kecuali jika hanya terdapat dua unsur dalam

kalimat tersebut.

Penulisan yang benar pada penulisan tanda baca di atas yaitu

“…penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan, dan mencari

solusi atas persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan di dalam

mencapai tujuannya”. Dalam kalimat tersebut terdiri beberapa unsur,

diantara unsur-unsurnya sehingga penulisan tanda koma (,) harus

dituliskan sebelum kata dan.

Dari Data 2.4 terdapat kesalahan berbahasa pada bentuk ejaan

tanda baca, yaitu penulis tidak menggunakan tanda titik (.) pada akhir

kalimat setelah kata berkarakter tapi menggunakan tanda koma (,).

Dalam PUEBI, tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan

pertanyaan atau seruan sehingga Kesalahan penggunaan tanda baca

bisa mengakibatkan kesalahpahaman pembaca.

Penulisan yang benar pada kesalahan tanda baca yaitu

“…proses pendidikan selama ini dilakukan dinilai belum sepenuhnya

berhasil dalam membangun generasi muda indonesia yang

berkarakter. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting sehingga

pendidikan mulai dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam

membangun kecerdasan sekaligus kepribadian generasi muda…”.


76

Data 3 : Skripsi F 2021

Kesalahan Ejaan

No. Kesalahan Tanda Baca Perbaikan

1. Selain dari itu pembaca juga Selain dari itu pembaca juga
berperan penting dalam sebuah berperan penting dalam
karya sastra, karya sastra sebuah karya sastra. karya
berdialog dari tahun ke tahun, sastra berdialog dari tahun
zaman ke zaman terhadap ke tahun, zaman ke zaman
pembacanya, maka dari itu terhadap pembacanya, maka
setiap tafsiran dari seorang dari itu setiap tafsiran dari
pembaca berbeda-beda seorang pembaca berbeda-
utamanya dalam film,… beda utamanya dalam film,..
2. …seseorang maupun kelompok …seseorang maupun
masyarakat menggunakan kelompok masyarakat
bahasa serta pola pikir yang menggunakan bahasa serta
akhirnya membentuk suatu pola pikir yang akhirnya
keyakinan yang dijadikan membentuk suatu keyakinan
pedoman hidup secara turun yang dijadikan pedoman
temurun,… hidup secara turun-
temurun,…

Dari Data 3.1 terdapat kesalahan berbahasa pada bentuk ejaan

tanda baca, yaitu penulis tidak menggunakan tanda titik (.) pada akhir

kalimat setelah kata sastra tapi menggunakan tanda koma (,). Dalam

PUEBI, tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan

atau seruan sehingga Kesalahan penggunaan tanda baca bisa

mengakibatkan kesalahpahaman pembaca.


77

Penulisan yang benar pada kesalahan tanda baca di atas yaitu

“Selain dari itu pembaca juga berperan penting dalam sebuah karya

sastra. Karya sastra berdialog dari tahun ke tahun, zaman ke zaman

terhadap pembacanya, maka dari itu setiap tafsiran dari seorang

pembaca berbeda-beda utamanya dalam film,…”.

Dari Data 3.2 terdapat kesalahan berbahasa pada bentuk ejaan

tanda baca, yaitu penulis tidak menggunakan tanda hubung (-) pada

kata ulang berimbuhan “turun temurun”. Dalam PUEBI, tanda hubung

dipakai untuk menyambungkan unsur kata ulang. Penulisan yang

benar pada kesalahan tanda baca di atas yaitu “turun-temurun”.

Data 7 : Skripsi D 2021

Kesalahan Ejaan
No. Kesalahan Tanda Baca Perbaikan

1. Meliputi kategori gramatikal Meliputi kategori gramatikal


kala, persona, diatesis, kala, persona, diatesis,
modus, jenis dan jumlah. modus, jenis, dan jumlah.

Pada data 7.1 terlihat bentuk kesalahan berbahasa pada bentuk

ejaan. Penulis tidak membubuhkan tanda koma diantara unsur-unsur

yang seharusnya digunakan tanda koma, sehingga menyebabkan

kalimat tersebut tidak efektif dan perlu untuk diperbaiki agar menjadi

efektif. Pada unsur kata sebelum kata "dan" penulis tidak

membubuhkan tanda koma. Seharusnya, menurut PUEBI tanda koma

harus digunakan dalam suatu perincian kecuali jika hanya terdapat


78

dua unsur dalam kalimat tersebut.

Dari Data 2.2 di atas terdapat kesalahan berbahasa pada

bentuk ejaan tanda baca, yaitu penulis tidak menggunakan tanda

koma (,) sebelum kata “dan”. Dalam PUEBI, tanda koma (,) digunakan

dalam suatu perincian kecuali jika hanya terdapat dua unsur dalam

kalimat tersebut.

Penulisan yang benar pada penulisan tanda baca di atas yaitu

“Meliputi kategori gramatikal kala, persona, diatesis, modus, jenis, dan

jumlah”. Dalam kalimat tersebut terdiri beberapa unsur, diantara

unsur-unsurnya sehingga penulisan tanda koma (,) harus dituliskan

sebelum kata dan.

2. Kesalahan Diksi

Diksi adalah pilihan kata, maksudnya kita memilih kata yang

tepat untuk mengungkapkan sesuatu. Kata yang tepat dapat

membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin

disampaikannya baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan beberapa

penulisan diksi pada penggunaan proposisi yang tidak tepat dan

penjamakan yang ganda. Sementara itu, peneliti tidak menemukan

adanya kesalahan penulisan diksi yang lain pada skripsi mahasiswa.


79

Data 1 : Skripsi NI 2021

No. Kesalahan Diksi Perbaikan

1. Sastra adalah sebuah imajinasi Sastra adalah sebuah


yang bermedia yang memiliki imajinasi yang bermedia
estetika dominan. dan memiliki estetika
dominan.

Pada data 1.1 peneliti menemukan bentuk kesalahan

berbahasa pada pilihan kata atau diksi yang tidak tepat dalam

penulisan kalimat “Sastra adalah sebuah imajinasi yang bermedia

yang memiliki estetika dominan”. Pemilihan kata adalah proses atau

tindakan memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara

tepat, sedangkan pilihan kata adalah proses atau tindakan tersebut.

Kata "yang" pada data di atas tidak tepat untuk mengungkapkan

gagasan secara tepat, Makna pada data di atas. Jika tidak diperbaiki,

maka kalimat tersebut kurang efektif karena pemilihan kata yang tidak

tepat.

Seharusnya kata yang dituliskan, yaitu "dan" karena kata

tersebut lebih efektif untuk melengkapi kalimat kesalahan di atas.

Penulisan yang benar pada tanda baca di atas yaitu “Sastra adalah

sebuah imajinasi yang bermedia dan memiliki estetika dominan”.


80

Data 2 : Skripsi AH 2021

No. Kesalahan Diksi Perbaikan

1. Menurut Undang-Undang Menurut Undang-Undang


pendidikan No. 20 Tahun pendidikan No. 20 Tahun
2003 mendefinisikan bahwa 2003 mendefinisikan bahwa
pendidikan usaha sadar dan pendidikan adalah usaha
terencana untuk mewujudkan sadar dan terencana untuk
suasana belajar dan proses mewujudkan suasana belajar
9pembelajaran agar peserta dan proses pembelajaran
didik secara aktif agar peserta didik secara aktif
mengembangan potensi mengembangan potensi
dirinya… dirinya…

Pada data 2.1 peneliti menemukan bentuk kesalahan

berbahasa pada pilihan kata atau diksi yang tidak tepat dalam

penulisan kalimat “Menurut Undang-Undang pendidikan No. 20 Tahun

2003 mendefinisikan bahwa pendidikan usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangan potensi dirinya”. Pemilihan

kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat

mengungkapkan gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah

proses atau tindakan tersebut.

Penulisan yang benar pada kesalahan diksi yaitu “Menurut

Undang-Undang pendidikan No. 20 Tahun 2003 mendefinisikan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangan potensi dirinya”. Dalam kalimat tersebut akan


81

lebih efektif jika diselipkan kata adalah dalam kalimat kesalahan di atas

karena kalimat tersebut menjelaskan pengertian pendidikan.

Data 4 : Skripsi RA 2021

No. Kesalahan Diksi Perbaikan

1. Munculnya atau Munculnya atau


berkembangnya berbagai berkembangnya berbagai
bahasa gaul di kalangan bahasa gaul di kalangan
masyarakat akan membuat masyarakat akan membuat
turunnya nilai kesopanan menurunnya nilai kesopanan
seseorang terhadap bahasa seseorang terhadap bahasa
yang digunakannya dalam yang digunakannya dalam
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari.

Pada data 4.1 peneliti menemukan bentuk kesalahan

berbahasa pada pilihan kata yang tidak tepat dalam penulisan

kesalahan di atas. Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih

kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat, sedangkan

pilihan kata adalah proses atau tindakan tersebut. Kata "turun" pada

data di atas tidak tepat untuk mengungkapkan gagasan secara tepat,

seharusnya kata yang dituliskan, yaitu "menurunnya" karena kata

tersebut lebih efektif untuk mengungkapkan makna pada data diatas.

Jika tidak diperbaiki, maka kalimat tersebut kurang efektif karena

pemilihan kata yang tidak tepat.

Penulisan yang benar pada kesalahan diksi atau pilihan kata


82

yaitu “Munculnya atau berkembangnya berbagai bahasa gaul di

kalangan masyarakat akan membuat menurunnya nilai kesopanan

seseorang terhadap bahasa yang digunakannya dalam kehidupan

sehari-hari”.

Data 5 : Skripsi SR 2021

No. Kesalahan Diksi Perbaikan

1. Hubungan juga interaksi Hubungan interaksi adalah


adalah bentuk interaksi sosial bentuk interaksi sosial yang
yang ada dalam kehidupan ada dalam kehidupan kita,
kita, dan kesopanan, sopan dan kesopanan, sopan santun
santun atau etiket adalah tata atau etiket adalah tata cara,
cara, kebiasaan atau kebiasaan atau kebiasaan
kebiasaan yang berlaku dalam yang berlaku dalam
lingkungan hidup. lingkungan hidup.

Pada data 5.1 peneliti menemukan bentuk kesalahan

berbahasa pada pilihan kata yang tidak tepat dalam kesalahan di atas.

Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat

mengungkapkan gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah

proses atau tindakan tersebut. Kata "juga" pada data di atas tidak

tepat untuk menggungkapkan gagasan secara tepat, seharusnya kata

“juga”, dihilangkan karena kata tersebut tidak efektif untuk

mengungkapkan makna pada data di atas. Jika tidak diperbaiki, maka

kalimat tersebut kurang efektif karena pemilihan kata yang tidak tepat.

Penulisan yang benar pada kesalahan diksi atau pilihan kata


83

yaitu “Hubungan interaksi adalah bentuk interaksi sosial yang ada

dalam kehidupan kita, dan kesopanan, sopan santun atau etiket

adalah tata cara, kebiasaan atau kebiasaan yang berlaku dalam

lingkungan hidup”.

3. Kesalahan Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang menyampaikan pesan,

gagasan, dan perasaan secara tepat kepada orang lain sesuai dengan

maksud penuturnya.

Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan beberapa

penulisan kata dalam kalimat dengan penggunaan konjungsi yang

berlebihan dan penghilangan konjungsi. Sementara itu, peneliti

menemukan adanya kesalahan kalimat efektif yang lain pada skripsi

mahasiswa.

Data 1 : Skripsi NI 2021

Kesalahan Kalimat Efektif


No. Deskripsi kesalahan Perbaikan

1. Tak kalah dan sangat . Tak kalah pentingnya


pentingnya adalah dampak dari adalah dampak dari karya
karya sastra itu sendiri terhadap sastra itu sendiri terhadap
penikmat sastra penikmat sastra
2. Berdasarkan paparan latar Berdasarkan paparan latar
belakang, ada permasalahan belakang, ada
yang dapat dirumuskan dalam permasalahan yang dapat
penelitian ini. Permasalahan dirumuskan dalam
tersebut adalah bagaimanakah penelitian ini adalah
84

Aspek Moral yang terkandung bagaimanakah Aspek


dalam Lirik Lagu Daerah Moral yang terkandung
Manggarai Barat (Ende Ge, Tiba dalam Lirik Lagu Daerah
Mori dan Kole Beo) Karya Rensi Manggarai Barat (Ende Ge,
Ambang? Tiba Mori dan Kole Beo)
Karya Rensi Ambang?

Pada data 1.1 peneliti menemukan bentuk kesalahan

berbahasa pada penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir.

Terlihat penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir dalam

kalimat “Tak kalah dan sangat pentingnya adalah dampak dari karya

sastra itu sendiri terhadap penikmat sastra seharusnya, penulis tidak

perlu memakai kata “diatas”. Pada susunan kalimat tersebut karena

pemakaian kata “tak kalah” sudah cukup mewakili makna pada data

tersebut. Penggunaan kata “dan sangat” akan membuat susunan kata

tersebut menjadi tidak efektif.

Penulisan yang benar pada kesalahan berbahasa pada

penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir. yaitu “Tak kalah

pentingnya adalah dampak dari karya sastra itu sendiri terhadap

penikmat sastra seharusnya, penulis tidak perlu memakai kata

“diatas”.

Pada data 1.2 peneliti menemukan bentuk kesalahan

berbahasa pada penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir.

Seperti pada kalimat berikut “Berdasarkan paparan latar belakang, ada

permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini.


85

Permasalahan tersebut adalah bagaimanakah Aspek Moral yang

terkandung dalam Lirik Lagu Daerah Manggarai Barat (Ende Ge, Tiba

Mori dan Kole Beo) Karya Rensi Ambang?”. Pada susunan kalimat di

atas seharusnya penulisan “ada permasalahan yang dapat

dirumuskan” sudah cukup mewakili makna pada kalimat tersebut.

Penggunaan pada penulisan “permasalahan tersebut” akan membuat

susunan kata tersebut menjadi tidak efektif.

Penulisan yang benar pada kesalahan berbahasa pada

penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir. yaitu “Berdasarkan

paparan latar belakang, ada permasalahan yang dapat dirumuskan

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Aspek Moral yang

terkandung dalam Lirik Lagu Daerah Manggarai Barat (Ende Ge, Tiba

Mori dan Kole Beo) Karya Rensi Ambang?”.

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk kesalahan

berbahasa yang dilakukan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar dalam

penulisan pendahuluan skripsi. Data dalam penelitian ini berupa

skripsi-skripsi yang telah dibuat oleh mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak satu kali, yaitu menggunakan

teknik baca dan catat. Peneliti mengumpulkan data dengan membaca


86

pendahuluan skripsi mahasiswa secara berulang-ulang dan penuh

ketelitian. Data yang dikumpulkan berupa bentuk kesalahan-kesalahan

berbahasa yang dilakukan mahasiswa dalam penulisan pendahuluan

skripsi.

Berdasarkan hasil penelitian pada analisis data disimpulkan bahwa

dalam penulisan pendahuluan skripsi mahasiswa terdapat bentuk-bentuk

kesalahan berbahasa, seperti kesalahan ejaan, kesalahan diksi, dan

kesalahan kalimat efektif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kesalahan berbahasa dalam

penelitian ini, disebabkan oleh kurangnya pemahaman mahasiswa pada

penulisan yang benar atau penulisan yang sesuai dengan PUEBI,

sehingga mahasiswa masih keliru membedakan penulisan yang benar

dan tidak benar. Dari data kesalahan ejaan yang ditemukan, masih

banyak kesalahan penulisan tanda koma dalam pendahuluan skripsi

mahasiswa letak kesalahan tidak menggunakan tanda koma sebelum kata

dan seharusnya jika lebih dari dua unsur maka harus diberi sisipan tanda

baca koma. Menurut panduan hal tersebut tidak dibenarkan karena tidak

mengikuti panduan penulisan yang benar. Kesalahan berbahasa juga

terdapat dalam pilihan kata atau diksi seperti penggunaan kata “yang”

yang seharusnya lebih efektif ketika diganti dengan kata “dan”. Kesalahan

kalimata efektif juga terdapat dalam skripsi mahasiswa menemukan

bentuk kesalahan berbahasa pada penggunaan unsur yang berlebihan

atau mubazir.
87

Penyebab terjadinya kesalahan berbahasa juga dapat terjadi

karena kekurang telitian mahasiswa ketika melakukan penulisan

pendahuluan terlihat adanya penghilangan unsur-unsur fonem dalam

sebuah kata yang menyebabkan kata tersebut menjadi tidak efektif.

Untuk menghasilkan suatu penulisan yang baik, penulis harus

menerapkan aturan-aturan penulisan yang benar. Penulis harus

mengindahkan setiap aturan-aturan dalam penulisan agar menjadi

terbiasa dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kesalahan-

kesalahan berbahasa yang dilakukan dalam penulisan akan menyebabkan

tulisan menjadi tidak efektif dan pesan-pesan yang ingin disampaikan

tidak tersampaikan dengan baik oleh pembaca. Jadi, ketelitian dan

pemahaman penulis tentang penulisan yang benar sangat dibutuhkan

untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian, maka

didapatkan simpulan sebagai berikut:

1. Kesalahan ejaan yang ditemukan dalam penulisan pendahuluan skripsi

mahasiswa, seperti pada kesalahan huruf kapital, yaitu penulis tidak

menggunakan huruf kapital di awal kalimat, penulisan huruf miring,

berupa penulis tidak menggunakan huruf miring pada unsur-unsur

bahasa asing, penulisan tanda baca, seperti penggunaan tanda koma

yang tidak digunakan pada unsur-unsur kata yang seharusnya

diselipkan tanda koma dan penulis membubuhkan tanda koma pada

unsur-unsur yang seharusnya tidak digunakan tanda koma.

2. Kesalahan diksi yang ditemukan dalam penulisan pendahuluan skripsi

mahasiswa seperti pada kesalahan penggunaan pilihan kata, yaitu

penulis menggunakan kata “turun” pada kalimat “Munculnya atau

berkembangnya berbagai bahasa gaul di kalangan masyarakat akan

membuat turun nilai kesopanan seseorang terhadap bahasa yang

digunakannya dalam kehidupan sehari-hari”. Seharusnya kata turun

lebih tepat jika diganti dengan kata “menurunnya”.

3. Kesalahan kalimat efektif yang ditemukan dalam penulisan

pendahuluan skripsi mahasiswa seperti pada kesalahan berbahasa

penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir.

88
89

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis terhadap kesalahan berbahasa pada

penelitian ini menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan aturan atau kaidah

kebahasaan yang terdapat dalam PUEBI dalam setiap kegiatan

menulis (proses perkuliahan dan skripsi), sehingga penggunaan kaidah

kebahasaan yang baik dan benar menjadi kebiasaan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini masih terbatas karena hanya menganalisis bagian

pendahuluan skripsi mahasiswa. Dari hasil penelitian masih cukup

banyak kesalahan berbahasa yang ditemukan. Maka, bagi penelitii

selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis dengan penelitian

ini. Diharapkan melakukan penelitian dengan menganalisis jumlah

skripsi yang lebih banyak dan mendalam karena penelitian ini masih

terbatas.
DAFTAR PUSTAKA

Aprianti, R. (2021). Analisis Kesalahan Berbahasa pada Bagian


Pendahuluan Skripsi Mahasiswa IAIN Bengkulu (pp. 1–100). Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

Ayudia, Suryanto, E., & Waluyo, B. (2016). Analisis Kesalahan


Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi pada
Siswa SMP. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia
Dan Pengajarannya, 4(1), 34–49.

Efrilla, D., Sari, A. W., & Rahmi, A. (2014). Analisis Kesalahan


Penggunaan Ejaan dan Diksi dalam Berita Surat Kabar Posmetro
Padang (pp. 1–12). STKIP PGRI Sumatra Barat.

Eliskayana. (2019). Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif dalam Skripsi


Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh
Makassar Angkatan 2017 (pp. 1–112). PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR.

Hadi jah, N. (2018). Analisis Kesalahan Ejaan dan Diksi pada Karangan
Teks Deskripsi Siswa Kelas VII/B Smp Negeri 2 Gunungsari.

Hidayatullah, A. (2018). Analisis Kesalahan Diksi pada Karangan Siswa


Kelas IX SMP Islam Daar El-Arqam Tangerang. 01, 41–50.

Johan, G. M. (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam


Proses Diskusi Siswa Sekolah Dasar. 18(April), 136–149.
https://doi.org/10.17509/bs

Leksono, M. L. (2019). Analisis Kesalahan Penggunaan Pedoman Ejaan


Bahasa Indonesia ( PUEBI ) Pada Tugas Makalah dan Laporan
Praktikum Mahasiswa IT Telkom Purwokerto. Jurnal Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia, 4(2), 116–120.

Nurhayatin, T., Inggriyani, F., & Ahmad, A. (2018). Analisis Keefektifan


Penggunaan Kalimat Pendidikan Guru Sekolah Dasar. JPSD, 4(1),
102–114.

Nurwicaksono, B. D., & Amelia, D. (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa


Indonesia pada Teks Ilmiah Mahasiswa. AKSIS Jurnal Pendidikan

90
Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(AKSIS J. Pendidik. Bhs. dan Sastra
Indones.), 138–153.

Oktaviani, F., Rohmadi, M., & Purwadi. (2018). Analisis Kesalahan


Berbahasa Indonesia pada Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Mipa
(Studi Kasus di SMA Negeri 4 Surakarta). BASASTRA Jurnal
Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia Dan Pengajarannya, 6(1), 94–
109.

Ramaniyar, E. (2017). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Jurnal


Edukasi, 15(1), 70–80.

Setyawati, N. (2010). Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia Teori dan


Praktik (p. 235). Yuma Pustaka.

Sukmawaty. (2017). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada


Skripsi Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Kharisma Makassar.
Jurnal Retorika, 10(1), 56–65.

Syamsuri, A. S. (2017). Bahasa Indonesia Mata Kuliah Dasar Umum.


Pustaka Lontara.

Wibowo, R. A. (2017). Pengunaan Metode Cosinesimilarity pada Sistem


Pengelompokan Kerja Praktek, Tugas Akhir dan Skripsi. Jurnal
TIKomSiN, 3(2), 32–38.

Yolanda, C. (2017). No Title (pp. 1–87). Universitas Bandar Lampung.

91
RIWAYAT HIDUP

Hartina Marhama Masba, dilahirkan di Ujung


Pandang pada tanggal 30 Mei 1996. Penulis adalah
anak tunggal dari pasangan ayahanda Baharuddin
dan ibunda Masnawati, S.Ag. Penulis memasuki
jenjang pendidikan dasar di bangku SD 133 Hila-Hila
pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008.
Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Bontotiro pada
tahun 2008 dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis kembali
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bontotiro dan tamat pada tahun
2014. Pada tahun 2014, Penulis melanjutkan pendidikan pada program
Strata Satu (S-1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar dan selesai pada tahun 2018.

Pada tahun 2019 penulis melanjutkan Pendidikan pada Program Strata


dua (S-2) Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Penulis menuliskan tesis dengan judul
“Analisis Kesalahan Berbahasa pada Skripsi Mahasiswa Program Studi
Pendidikann Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Makassar” untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd

92
LAMPIRAN

93
LAMPIRAN 1

DATA KESALAHAN BERBAHASA

Data 1 : Jumlah Kesalahan Ejaan yang Terdapat pada pendahuluan


skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.

Data Huruf Huruf Huruf Tanda


Kapital Miring Tebal Baca
1. Skripsi NI 2 2 1 7
2. Skripsi AH 1 1 - 4
3. Skripsi F - - - 2
4. Skripsi RA 1 - - -
5. Skripsi SR 1 3 - -
6. Skripsi A 1 - - -
7. Skripsi D 5 - - 1
8. Skripsi M 1 - - -
9. Skripsi SS - 1 1 -
10. Skripsi S 1 - - -
Total 13 6 2 14

Data 2: Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital, Huruf Miring, Huruf


Tebal, dan Tanda Baca.

Kesalahan Ejaan
No. Pemakaian Huruf Kapital
1. Selain itu, lagu manggarai mencerminkan budaya dalam
masyarakat Manggarai, misalkan bagaimana seorang gadis
manggarai terhadap pemuda dan menceritakan budaya yang
terdapat di manggarai.
(Data 1. Skripsi NI 2021)
2. Dalam lirik lagu daerah Manggarai barat karya Rensi Ambang
yang dijadikan objek penelitian ini ialah isi yang terkandung

94
dalam lirik lagu sangat banyak, aspek moral yang ingin
disampaikan, tetapi pembaca atau pendengar tidak dapat
menangkap secara langsung apa yang ingin disampaikan oleh
penciptanya.
(Data 1. Skripsi NI 2021)
3. Fungsi pendidikan nasional dalam UUD 1945 alinea ke-4 yang
merupakan tujuan utama nasional, mengembangan cita-cita
bangsa indonesia untuk mendidik dan menyamaratakan
pendidikan ke seluruh penjuru indonesa agar tercapai
kehidupan berbangsa yang cerdas.
(Data 2. Skripsi AH 2021)
4. Tentu saja ini bukan perbuatan yang baik untuk ditiru, hal ini di
karenakan ketika siswa berada di sekolah baik di dalam ruangan
maupun di luar ruangan siswa di wajibkan untuk memakai tutur
kata yang baik dalam percakapannya.
dunia pendidikan sekarang ini sedang berada pada
kemorosotan dalam hal penurunan perilaku yang terjadi pada
siswa.
(Data 4. Skripsi RA 2021)
5. Fokus penelitian ini adalah peneiti meneliti kesantunan
berbahasa warganet dalam menanggapi kasus pembubaran fpi
yang bersumber dari media sosial seperti facebook dan youtube.
(Data 5. Skripsi SR 2021)
6. Oleh sebab itu, jadi tergolong wajar jika norma karya dan sastra
tersebut dianggap sebagai karya sastra tambahan, yaitu norma
yang dielaborasikan kepada norma bahasa. agar dapat
membedakan maksud dari bahasa dan maksud sastra
digunakan istilah arti (meaning) untuk bahasa dan makna
(significance) untuk sastra.
(Data 6. Skripsi A 2021)

95
7. Maka dari itu, setiap daerah memiliki bahasa tertentu dan itulah
menjadi tanda identitas daerah tersebut. Karena setiap daerah
memiliki bahasa masing-masing begitupula dengan daerah
Sulawesi Selatan yang terdiri dari beberapa bahasa daerah,
yaitu Bahasa Makassar, Bahasa Bugis, Bahasa Toraja,
Bahasa Mandar, dan Bahasa Konjo. Namun, disini penulis
mengkhususkan pada Bahasa Bugis yang terdapat di kota
Bone.
(Data 7. Skripsi D 2021)
8. Bahasa Bugis Bone terjadi perubahan bentuk kata dan
mengakibatkan kelas kata yang berubah atupun tidak merubah
kelas katanya jika di imbuhi afiks. Oleh sebab itu, Bahasa Bugis
Bone dapat dikaji dengan menggunakan cabang ilmu linguistik
yang disebut morfologi.
(Data 7. Skripsi D 2021)
9. Dalam temuannya menuturkan proses infleksi serta derivasi
sanggup diterapkan dalam Bahasa Indonesia.
(Data 7. Skripsi D 2021)
10. Kridalaksana menuturkan bahwa afiks derivatif, yakni
pengimbuhan yang digunakan akan membentuk derivasi.
derivasi ialah pembentukan kata dan pengubahan leksikal
katanya dari kata dasar dari leksikal verb, adjektiva, nomina,
adverbia menjadi leksikal kata baru.
(Data 7. Skripsi D 2021)
11. Oleh karenanya dari satu radikal konsonan saja dapat dibentuk
kata bentukan yang sangat variatif. Dan inilah menjadi cirikhas
atau keunikan dari morfologi Bahasa Arab.
(Data 7. Skripsi D 2021)
12. Pada pembelajaran bahasa Indonesia banyak siswa yang
kurang berminat dalam membedakan paragraf deduktif dan

96
induktif yang merupakan salah satu faktor keresahan guru
bahasa indonesia.
(Data 8. Skripsi M 2021)
13. Tingkat keterbacaan siswa dapat dilihat dalam bentuk hasil
belajar siswa dengan cara melakukan evaluasi pemberian
bahan bacaan materi bahasa indonesia terhadap siswa untuk
mengetahui sampai dimana pemahaman siswa terhadap
keterbacaan pada materi pembelajaran bahasa Indonesia.
(Data 10. Skripsi S 2021)

Kesalahan Ejaan
No. Pemakaian Huruf Miring
1. Irama musik melayu dikombinasikan dengan aliran musik rock,
dan irama musik lainnya. Hasil yang diciptakan adalah irama
musik pop.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
2. ,dari itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai
Aspek Moral dalam Lirik Lagu Daerah Manggarai Barat
(Ende Ge, Tiba Mori, dan Kole Beo) Karya Rensi Ambang.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
3. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka penulis
termotivasi melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi
Pendidikan Karakter Terhadap Perangkat Pembelajaran
Menulis Puisi Pada Siswa di SMP Negeri 53 Makassar”.
(Data 2. Skripsi AH 2021)
4. Fokus penelitian ini adalah peneiti meneliti kesantunan
berbahasa warganet dalam menanggapi kasus pembubaran FPI
yang bersumber dari media sosial seperti facebook dan
youtube.
(Data 5 : Skripsi SR 2021)

97
5. ..melakukan penelitian yang berjudul “Kesantunan Bahasa
Mahasiswa dalam Interaksi Universitas Tidar dengan
Pendekatan Socipragmatik”.
(Data 5 : Skripsi SR 2021)
6. Berdasarkan masalah tersebut, dalam penelitian ini, peneliti
tertarik mengangkat judul penelitian yaitu Kesantunan
Berbahasa Warganet dalam Menanggapi Kasus
Pembubaran Front Pembela Islam (FPI).
(Data 5 : Skripsi SR 2021)
7. Banyak jenis media sosial terpopuler saat ini antara lain Face
book, Line, Instagram, Twitter, Snap chat, Youtube dan
banyak lagi.
(Data 9 : Skripsi SA 2021)

Kesalahan Ejaan
No. Pemakaian Tanda Baca
1. Sastra merupakan salah satu ilmu yang menggambarkan nilai
tinggi dalam kehidupan, Sastra dijadikan media oleh manusia
untuk menyalurkan karya imajinatifnya sehingga sastra tidak
bisa terlepas dari kehidupan manusia.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
2. Di dalam puisi memiliki estetika yang tinggi, dan estetika
berhubungan dengan moral.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
3. Irama musik melayu dikombinasikan dengan aliran musik rock,
dan irama musik lainnya.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)

4. Adanya dorongan sosial dalam masyarakat akhirnya dapat


melahirkan berbagai macam aktivitas kehidupan, seperti

98
ekonomi, politik, kepercayaan dan sosial budaya.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
5. Genre sastra tersebut meliputi: puisi, drama dan prosa.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
6. Nilai moral yang terkandung dalam hubungan manusia dengan
sesama yakni saling menyayangi, membina persahabatan,
membantu orang lain dan nilai moral yang terkandung dalam
hubungan manusia dengan diri sendiri adalah kejujuran,
kesabaran, bersifat kuat, nilai-nilai otentik, realitas dan kritis.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
7.
Penelitian tentang nilai moral telah dilakukan juga pada
penelitian sebelumnya, dengan judul Nilai Moral dalam Lirik
Lagu Lihat, Dengar, Rasakan dan Uluran Tanganku Karya
Sheila On 7,…
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
8. Sastra merupakan salah satu ilmu yang menggambarkan nilai
tinggi dalam kehidupan, Sastra dijadikan media oleh manusia
untuk menyalurkan karya imajinatifnya sehingga sastra tidak
bisa terlepas dari kehidupan manusia.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
9. Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meninkatkan
pengetahuan umum seseorang termasuk di dalam peningkatan
penguasaan teori, keterampilan, memutuskan dan mencari
solusi atas persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan di
dalam mencapai tujuannya.
(Data 2 : Skripsi AH 2021)
10. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses belajar
mengajar perlu dirancang sedemikian rupa mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
(Data 2 : Skripsi AH 2021)

99
11. Menurut Undang-Undang pendidikan No. 20 Tahun 2003
mendefenisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
(Data 2 : Skripsi AH 2021)
12. Gagasan mengenai pentingnya pendidikan karakter dalam dunia
pendidikan di indonesia gagasan ini muncul dalam proses
pendidikan selama ini dilakukan dinilai belum sepenuhnya
berhasil dalam membangun generasi muda indonesia yang
berkarakter, pendidikan memiliki peran yang sangat penting
sehingga pendidikan mulai dipercaya sebagai media yang
sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus
kepribadian generasi muda menjadi lebih baik. (Data 2 : Skripsi
AH 2021)
13. Selain dari itu pembaca juga berperan penting dalam sebuah
karya sastra, karya sastra berdialog dari tahun ke tahun, zaman
ke zaman terhadap pembacanya, maka dari itu setiap tafsiran
dari seorang pembaca berbeda-beda utamanya dalam film,
bagaimana pembaca melihat masalah-masalah sosial yang
terdapat dalam film dan kaitannya dengan kehidupan
masyarakat secara umum yaitu kebudayaannya.
(Data 3 : Skripsi F 2021 )
14. Hal ini ditandai dengan cara seseorang maupun kelompok
masyarakat menggunakan bahasa serta pola pikir yang akhirnya
membentuk suatu keyakinan yang dijadikan pedoman hidup
secara turun temurun, untuk kemudian direfleksikan pada

100
sebuah karya sastra.
(Data 3 : Skripsi F 2021 )
15. Meliputi kategori gramatikal kala, persona, diatesis, modus, jenis
dan jumlah.
(Data 7 : Skripsi D 2021)

Data 3 : Kesalahan Pemakaian Diksi


NO. Kesalahan Diksi
1. Sastra adalah sebuah imajinasi yang bermedia yang memiliki
estetika dominan.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
2. Menurut Undang-Undang pendidikan No. 20 Tahun 2003
mendefinisikan bahwa pendidikan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangan potensi dirinya…
(Data 2 : Skripsi AH 2021)
3. Munculnya atau berkembangnya berbagai bahasa gaul di
kalangan masyarakat akan membuat turunnya nilai kesopanan
seseorang terhadap bahasa yang digunakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
(Data 4 : Skripsi RA 2021)
4. Hubungan juga interaksi adalah bentuk interaksi sosial yang
ada dalam kehidupan kita, dan kesopanan, sopan santun atau
etiket adalah tata cara, kebiasaan atau kebiasaan yang berlaku
dalam lingkungan hidup.
(Data 5 : Skripsi SR 2021)

101
Data 3 : Kesalahan Pemakaian Kalimat Efektif

NO. Kesalahan Diksi


1. Tak kalah dan sangat pentingnya adalah dampak dari karya
sastra itu sendiri terhadap penikmat sastra.
(Data 1 : Skripsi NI 2021)
2.Berdasarkan paparan latar belakang, ada permasalahan yang
dapat dirumuskan dalam penelitian ini. Permasalahan tersebut
adalah bagaimanakah Aspek Moral yang terkandung dalam Lirik
Lagu Daerah Manggarai Barat (Ende Ge, Tiba Mori dan Kole
Beo) Karya Rensi Ambang?
(Data 1 : Skripsi NI 2021)

102
LAMPIRAN 2

SURAT PENELITIAN

103
LAMPIRAN 3

LOA

104
LAMPIRAN 4

UJI PLAGIASI

105
LAMPIRAN 5

HALAMAN PENGESAHAN

106
107

Anda mungkin juga menyukai