Anda di halaman 1dari 100

PENGGUNAAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

DENGAN TEKNIK POHON KATA DI KELAS VIII


SMP BINA INSANI KELURAHAN NEROKTOG,
KECAMATAN PINANG, KOTA TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

oleh:

Kholisotul Mahmudah
1113013000069

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
ABSTRAK

KHOLISOTUL MAHMUDAH. 1113013000069. Skripsi. “Penggunaan


Keterampilan Menulis Puisi dengan Teknik Pohon Kata di Kelas VIII SMP Bina
Insani, Kelurahan Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang Tahun pelajaran
2017/2018”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dosen Pembimbing: Dra. Mahmudah Fitriyah. Z.A, M.Pd. Tahun 2019.

Penelitian skripsi ini tentang penggunaan teknik pohon kata dalam


keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Bina Insani, tahun
pelajaran 2017/2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
penggunaan keterampilan menulis puisi dengan teknik pohon kata di kelas VIII
SMP Bina Insani, Kelurahan Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang yang
berjumlah 30 siswa dan mendeskripsikan hasil penelitian untuk digunakan pada
pembelajaran menulis puisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik
penugasan. Siswa terlebih dahulu diobservasi kemudian dijelaskan materi
mengenai puisi dan selanjutnya diberikan tugas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih semangat dan
tidak merasa bosan ketika menulis puisi. Kelompok pertama dan keempat
memperoleh nilai 19, kelompok kedua, ketiga, kelima serta keenam memperoleh
nilai 20. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik pohon kata pada
keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII dapat mengaktifkan pembelajaran
sehingga nilai dan semangat belajar siswa pun bertambah.

Kata Kunci: Menulis, Puisi, Teknik Pohon Kata

i
ABSTRACT

KHOLISOTUL MAHMUDAH. 1113013000069. Skripsi. "The Use of Poetry


Writing Skills with the Word Tree Technique in Class VIII of Bina Insani Junior
High School, Kelurahan Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang in
2017/2018 Academic Year". Department of Indonesian Language and Literature
Education. Faculty of Educational Sciences. Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta. Supervisor: Dra. Mahmudah Fitriyah. Z.A, M.Pd. 2019.

This skripsi research is about the use of word tree techniques in poetry
writing skills in eighth-grade students of Bina Insani Junior High School. The
purpose of this study was to describe poetry writing skills with word tree
techniques in eighth-grade students of Bina Insani Junior High School, Neroktog
Village, Pinang District, Tangerang City and describe the results of research for
use in learning to write poetry. The method used in this study is a qualitative
descriptive method and data collection techniques using the assignment technique.
Students are first observed and then explained material about poetry and then
given an assignment.
The results showed that there was an increase in interest in writing poetry
in students by using word tree techniques. The first and fourth groups scored 19,
the second, third, fifth, and sixth groups scored 20. It can be concluded that the
use of word tree techniques in poetry writing skills in class VIII received
good/successful categories with a score range of 05-25.

Keywords: Writing, Poetry, Word Tree Techniques

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt, karena nikmat yang telah diberikan-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini. Selawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw yang telah mengubah dunia
dari zaman kebodohan menjadi zaman ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari banyak hambatan yang dirasakan dalam proses


penulisan skripsi maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang banyak memberikan bantuan baik berupa bantuan moril maupun
materil dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis mengucapkan terima kasih dari
hati yang terdalam kepada :

1. Dr. Sururin, M. Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.


2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
3. Novi Diah Haryanti, M. Hum. Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
4. Dr. Elvi Susanti, M. Pd. selaku penguji pertama.
5. Dr. Hindun, M. Pd. selaku penguji kedua.
6. Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A, M. Pd. dosen pembimbing skripsi
sekaligus Dosen Penasehat Akademik Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing serta memotivasi penulis untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
7. Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan banyak ilmu selama masa perkuliahan kepada penulis.
8. Bapak Muhammad Asyik dan Ibu Siti Husniah selaku orang tua
penulis yang penuh dengan kesederhanaan selalu bejuang untuk
kebaikan anak-anaknya dari kecil hingga akhir hayatnya. Berkat
mereka berdua penulis mendapat banyak motivasi bukan hanya untuk

iii
menyelesaikan skripsi tapi juga untuk menghadapi dunia yang penuh
teka-teki dengan sikap sabar, ikhlas dan semangat yang tinggi.
9. Bapak H. Mardani (alm) dan Ibu Hj. Sairoh selaku mertua dari penulis,
terima kasih karena telah melahirkan lelaki yang saleh, baik dan
berhati lembut yang bersedia menemani penulis untuk melewati hari
demi hari seiring bergantinya musim dengan penuh suka cita dan
senantiasa membimbing serta memberi motivasi kepada penulis untuk
menjadi pribadi yang lebih baik.
10. Ns. Alfian, S.Kep selaku suami penulis yang sangat dicintai, yang
bersedia mendengar segala keluh kesah penulis. Suami yang selalu
bersedia menyediakan punggung untuk sandaran penulis ketika sedih
dan menjadi orang pertama yang ikut bahagia ketika penulis merasa
bahagia. Berkatnya, penulis mendapat banyak motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini, ia orang yang tak pernah lelah membantu
penulis dalam segala hal termasuk dalam proses penulisan skripsi ini.
Terima kasih sayang.
11. Fawwaz Alif Raufa anak Bunda tersayang. Meskipun kamu sudah
terlebih dahulu menghadap Maha Pencipta tapi kasih sayang serta cinta
Bunda tetap mengalir kepadamu, Nak. Berkatmu, Bunda memiliki
semangat kembali untuk menyelesaikan tugas ini karena kamu adalah
motivasi terbesar Bunda. Semoga kita bisa bertemu kembali di syurga
kelak, Sayang.
12. Kakak-kakakku tersayang, Muhammad Istikhori, Ahmad Sathibi,
Ahmad Ghomrowi, Hikmatul Awaliyah dan Asrorul Mufidah yang
terlebih dahulu merasakan indahnya menjadi seorang sarjana. Terima
kasih atas motivasi yang diberikan penulis juga bantuan-bantuan yang
diberikan penulis sehingga penulisan skripsi ini bisa diselsaikan
dengan baik.
13. Kakak-kakak ipar, adik-adik ipar juga keponakan-keponakan yang
Ateu sayang, terima kasih sudah banyak menghibur penulis dikala
duka dan turut bahagia di kala suka.

iv
14. Terima kasih yang besar pun diucapkan untuk sahabat-sahabat PBSI
angkatan 2013 terutama untuk Mar’atun Solihah, Maulida Rahma,
Pipit Maharanita, Siti Sayyidah Umayyah, Khufaifatul Fikri, Nurijah,
Siti Fatimah, Faridah Safitri, Maimunah yang banyak berbagi suka
juga duka serta banyak memotivasi bahkan memberi bantuan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi.

Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan


yang terbaik dari Allah Swt. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk
penulis serta pihak yang membaca. Penulis juga menyadari tedapat banyak
kekurangan pada penulisan ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan.

Tangerang, 03 September 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 3
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teoretis ............................................................................. 6


1. Pengertian Menulis ..................................................................... 6
a. Manfaat Menulis ............................................................ 7
b. Tujuan Menulis .............................................................. 8
2. Pengertian Puisi ........................................................................... 8
a. Unsur-unsur Puisi ................................................................. 10
1) Struktur Fisik Puisi ......................................................... 10

vi
2) Struktur Batin Puisi ........................................................ 12
3. Pengertian Media ....................................................................... 14
4. Pengertian Pohon Kata ............................................................... 15
B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 19


B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 19
C. Metode Penelitian ............................................................................. 19
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 20
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 23
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah ................................................................................... 27


B. Nama-nama Guru SMP Bina Insani ................................................. 30
C. Analisis Data .................................................................................... 32
D. Hasil Penelitian ................................................................................ 46

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .......................................................................................... 47
B. Saran ................................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi

Tabel 4.1 : Ruang Kelas

Tabel 4.2 : Laboratorium dan Perpustakaan

Tabel 4.3 : Sanitasi

Tabel 4.4 : Prasarana Lainnya

Tabel 4.5 : Rombongan Belajar

Tabel 4.6 : Daftar Nama Guru SMP Bina Insani

Tabel 4.7 : Penilaian Puisi Kelompok Pertama

Tabel 4.8 : Penilaian Puisi Kelompok Kedua

Tabel 4.9 : Penilaian Puisi Kelompok Ketiga

Tabel 4.10 : Penilaian Puisi Kelompok Keempat

Tabel 4.11 : Penilaian Puisi Kelompok Kelima

Tabel 4.12 : Penilaian Puisi Kelompok Keenam

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Teks Puisi Siswa

Lampiran 2 : Foto Dokumentasi Saat Pengambilan Data

Lampiran 3 : Teks Wawancara Penulis dengan Guru Bahasa Indonesia Kelas

VIII

Lampiran 4 : RPP

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

Lampiran 7 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 8 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 9 : Riwayat Penulis

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keterampilan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna
kecakapan untuk menyelesaikan tugas.1 Pada pembelajaran di sekolah
terdapat pelajaran bahasa Indonesia yang di dalamnya memiliki empat
keterampilan yang harus dikuasai anak yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Empat keterampilan tersebut sangat dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia dan juga dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan
kepada pihak lain secara tertulis. Menulis menuntut pengalaman, waktu,
kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilah khusus, dan pengajaran
langsung menjadi seorang penulis, menuntut gagasan yang logis,
diekspresikan dengan jelas, dan ditata dengan menarik.2
Tulisan merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi secara tidak
langsung dengan seseorang. Melalui tulisan seseorang bisa menuangkan
gagasan-gagasan yang dimiliki dalam bentuk tulisan sesuai keinginan
penulisnya. Penulis dapat menuangkan gagasan dalam pikiran maupun
perasaan yang sedang dirasakan dalam bentuk puisi, cerpen, pantun bahkan
novel. Penulis dapat menuangkan gagasan dalam pikirannya melalui karya
tulis ilmiah dalam bentuk makalah, skripsi atau bakhan tesis dan disertasi
yang juga merupakan salah satu syarat dalam kelulusan di jenjang
pendidikannya.
Tulisan yang baik perlu teknik-teknik khusus atau juga perlu
menggunakan media sebagai alat bantu untuk kesuksesan penulisan suatu
karya. Keterampilan menulis seseorang dapat dilatih dengan berbagai cara,

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2015), Cet. Ke-9,hlm.
2
Henry Guntur. T, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Penerbit
Angkasa, 2008), hlm. 9

1
2

dengan mengikuti berbagai seminar atau workshop tentang menulis yang baik
dan benar juga bisa dijadikan bahan acuan agar memperoleh tulisan yang
bagus. Berlatih dengan rajin dalam menulis seperti rajin membuat pantun,
puisi atau bahkan cerita pendek juga dapat mengasah keterampilan menulis
seseorang karena dengan sering berlatih menulis dan diimbangi dengan
membaca seseorang akan dengan mudah mendapatkan kosa kata baru.
Berdasarkan pengalaman penulis, menulis puisi adalah hal yang sulit
karena terkadang sulit untuk menuangkan pikiran dalam bentuk sebuah
tulisan. Sulitnya memilih kosakata atau bahasa-bahasa yang indah utuk
menulis puisi, juga imajinasi yang sulit didapat sehingga untuk menciptakan
sebuah puisi yang indah terasa tidak mudah. Kurangnya kosakata yang
didapat pada kelas VIII mungkin saja bisa terjadi karena usia yang baru
beranjak remaja sehingga butuh pemikiran yang ekstra dalam membuat puisi.
Karena pengalaman tersebut penulis merasa perlu untuk menumbuhkan
kembali minat menulis puisi pada siswa.
Terdapat beberapa alasan atau faktor yang membuat pelajaran menulis
puisi menjadi kurang menyenangkan. Mengajarkan menulis puisi juga tidak
hanya soal teori, walaupun banyak teori yang guru berikan kepada anak didik
mengenai menulis puisi namun bila tidak disertakan dengan praktik maka
hasilnya akan kurang sempurna.
Siswa bukan hanya butuh contoh puisi yang ada di buku panduan belajar
tetapi juga membutuhkan contoh langsung dari guru yang mengajarkannya
sehingga siswa tidak hanya terpaku pada buku panduan belajar tapi juga
memperoleh semangat baru dalam menulis puisi karena guru yang
mengajarkan puisi tersebut juga bisa membuat puisi.
Kreativitas juga amat sangat dibutuhkan dalam menulis puisi untuk
mendukung siswa dalam menumbuhkan imajinasi mereka sehingga guru juga
dituntut untuk kreatif dalam mengajarkan materi tersebut. Menulis puisi juga
berkaitan dengan kreativitas seseorang maka perlu adanya teknik atau media
sebagai alat bantu untuk terbentuknya kreativitas itu. Salah satu cara agar
memudahkan siswa memperoleh kosakata atau mempermudah siswa dalam
3

menulis puisi yaitu dengan menulis puisi menggunakan teknik pohon kata
seperti yang penulis lakukan sebagai bentuk penelitiannya pada skripsi ini.
Berdasarkan alasan-alasan di atas penulis membuat judul skripsi
“Penggunaan Keterampilan Menulis Puisi dengan Teknik Pohon Kata di
Kelas VIII SMP Bina Insani, Kelurahan Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota
Tangerang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi
masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Pembelajaran sastra di sekolah khususnya puisi masih belum maksimal.
2. Guru memakai metode pembelajaran yang kurang tepat.
3. Sulit memperoleh imajinasi dan menuangkannya dalam bentuk kata-kata
menjadi sebuah puisi.
4. Pembelajaran menulis masih belum maksimal.
5. Guru belum pernah menggunakan media pohon kata pada
pembelajaran menulis puisi.

C. Pembatasan Masalah
Keterampilan menulis sangat luas dan kompleks. Penulis membatasi
masalah pada keterampilan menulis puisi sebanyak dua bait menggunakan
teknik pohon kata di kelas VIII A SMP Bina Insani, Kelurahan Neroktog,
Kecamatan Pinang, Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Rumusan Masalah
Penulis memfokuskan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Apa hambatan-hambatan yang dialami siswa pada pembelajaran menulis
puisi?
2. Bagaimana bentuk perencanaan pembelajaran menulis puisi pada guru
menggunakan teknik pohon kata?
4

3. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran menulis puisi oleh guru


menggunakan teknik pohon kata?
4. Bagaimana hasil pelaksanaan pembelajaran menulis puisi menggunakan
teknik pohon kata?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui hambatan-hambatan yang dialami siswa pada saat
pembelajaran menulis puisi.
2. Mengetahui perencanaan menulis puisi menggunakan teknik Pohon Kata
3. Mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
menggunakan teknik Pohon Kata.
4. Mengetahui hasil pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik
Pohon Kata.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diharapkan pada penelitian ini terbagi dua,
yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi
perkembangan teori khususnya teori mengenai teori metode dan teknik
pembelajaran puisi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Semoga dengan adanya penelitian ini menjadi pengetahuan baru bagi
guru dalam mengajarkan pembelajaran menulis puisi. Menjadi lebih
kreatif dan inovatif dalam mengajarkan pembelajaran menulis puisi
sehingga bisa meminimalisir hambatan-hambatan yang dilami siswa
dalam belajar menulis puisi.
b. Bagi siswa
5

Semoga dengan adanya penelitian ini siswa mejadi lebih tertarik


dalam belajar menulis puisi dan minat menulis puisi bisa menjadi hal
yang menyenangkan.

c. Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap mendapatkan
pengalaman serta wawasan baru dalam mengajar khususnya
mengajarkan pembelajaran menulis puisi pada siswa.
BAB II
LANDASAN TEORETIS DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teoretis
1. Pengertian Menulis
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis bermakna
melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat)
dengan tulisan1. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam
bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang
melalui tulisan yang dituliskan. Morsey menjelaskan bahwa menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif karena
penulis harus terampil menggunakan grofologi, struktur bahasa, dan
memiliki pengetahuan bahasa yang memadai.2 Kemampuan seseorang
dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda,
dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau
kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. Namun, satu hal
yang penting bahwa terkait dengan aktivitas menulis, seorang penulis
harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya.
You should think of writing as an activity that clarifies issues for
yourself as well as for you audience. For most writers, that activity takes
time. Remember, clear, well-organized thoughts do not flow out of a
writer’s mind onto paper as quickly and easily as they flow from the page
into the reader’s mind.3
William berpendapat bahwa kegiatan menulis dapat dilakukan melalui
proses atau tahapan-tahapan sebelumnya. Menulis merupakan suatu
kegiatan yang dapat menjelaskan masalah untuk diri sendiri maupun
pembaca. Seorang penulis memerlukan waktu yang tidak cepat dan mudah

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2015), Cet. Ke-9,hlm.1497
2
Puji Santosa, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009), hlm.3.21
3
William Vesterman, Reading and Writing Short Arguments, (New York: McGraw Hill,
2005), hlm.24

6
7

untuk menuangkan pikirannya di atas kertas agar tersampikan ke pembaca.


Adakalanya, peneliti menemukan solusi dari masalah yang dihadapi
melalui sebuah buku yang dibaca.
Menulis pada hakikatnya “menyampaikan ide atau gagasan dan pesan
menggunakan lambang grafis (tulisan).”4 Dengan menulis, seseorang dapat
menyampaikan sesuatu melalui tulisan dengan maksud bisa dimengerti
oleh pembacanya. Menulis sebenarnya bukan kegiatan yang asing karena
umumnya setiap hari melakukan kegiatan tersebut, menulis juga berkaitan
dengan keterampilan berbahasa lainnya seperti keterampilan berbicara
“tulisan adalah penggambaran secara tertulis apa yang kita lisankan.”5
Dari berbagai pendapat tersebut jadi menulis adalah menyampaikan
ide atau gagasan melalui sebuah tulisan sehingga maksud penulis dapat
dimengerti pembaca.

a. Manfaat menulis
Salah satu kegiatan yang memiliki manfaat adalah menulis,
menulis hal-hal yang berisi nilai positif juga dapat memberikan
pengaruh baik kepada pembacanya, berikut manfaat menulis :
1) Mengenali kemampuan dan potensi diri sendiri;
2) Mengembangkan berbagai gagasan;
3) Memperluas wawasan teoritis dan praktis;
4) Memperjelas permasalahan yang samar-samar;
5) Menilai gagasan sendiri secara objektif;
6) Memecahkan masalah;
7) Mendorong belajar secara aktif; dan
8) Membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.6

4
Yeti Mulyati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), hlm.2.44
5
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), Cet.2, hlm.101
6
Budinuryanta Y, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),
hlm. 12.2-12.3
8

b. Tujuan Menulis
Menulis adalah aktivitas yang mempunyai tujuan. Tujuan menulis
dapat bermacam-macam, bergantung pada ragam tulisan. Secara umum,
tujuan menulis dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Memberitahukan atau mengajar;
2) Meyakinkan atau mendesak;
3) Menghibur atau menyenangkan;
4) Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang
berapi-api.7
Peneliti menyimpulkan dari uraian di atas bahwa tujuan menulis
yaitu untuk memberitahukan, meyakinkan, menghibur dan
mengutarakan perasaan seseorang melalui sebuah tulisan.
2. Pengertian Puisi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia puisi bermakna ragam
sastra yang bahasannya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan
larik dan bait.8 Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan
perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima,
penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur
batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang ingin
disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat
makna yang mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa.
Puisi sebagai salah sebuah karya seni sastra dapat dikaji dari
bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-
unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari
bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan.”9 Puisi merupakan

7
Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm.24
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2015), Cet. Ke-9,hlm.1112
9
Rachmat Djoko P, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014),
Cet Ke 12, hlm. 3
9

seni tertulis menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya (keindahan).


Puisi dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama dan juga puisi baru.
A poem is a poet’s melancholy at his lack of priority. The failure to
have begotten oneself is not the cause of the poem, for poems arise out of
the illusion of freedom, out of a sense of priority being possible.10

Vincent berpendapat bahwa puisi adalah perasaan seorang penyair


diwaktu senggangnya. Puisi muncul dari kebebasan berkhayal yang
mungkin diutamakan oleh seorang penyair. Adakalanya, imajinasi tumbuh
ketika seseorang sedang dalam suasana hati yang senang ataupun sedih
sehingga penyair dapat menuangkan ungkapan-ungkapan melalui kata-kata
yang dapat dirangkai menjadi sebuah puisi yang indah.
Poems, perhaps even more than other texst, can sharpen your reading
skills because they tend to be so compact, so fully dependent on concise
expressions of feeling.11

Booth berpendapat bahwa puisi bukan hanya sekadar kegiatan


membaca biasa, skil membaca, karena mereka tersusun dari satu kesatuan
yang padat atau rapih maka sangat tergantung pada ungkapan perasaan.
Puisi terdiri dari susunan kata yang padat akan makna, cara pengucapan
juga amat mempengaruhi makna yang akan disampaikan. Maka puisi
dikatakan bukan sekadar membaca biasa karena dalam pengucapannya
melibatkan perasaan.
Menurut Slamet Mulyana yang dikutip oleh Herman J. Waluyo,
bahwa puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan
pengulangan suara sebagai ciri khasnya.12 Berbeda dengan Slamet, Herbert
Spencer menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan
yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.
Sedangkan Samuel Jhonson menyatakan bahwa puisi adalah peluapan
10
Vincent B. Leitch, The Norton Anthology of Theory and Criticism, (London: W.W. Norton
& Company, 1973), hlm.1805
11
Alison Booth, dkk, Literature, (New York, London: W.W.Norton & Company, 2006), hlm.
399
12
Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi,(Jakarta : Gelora Aksara Pratama, 1995), Cet.
Ke 3, hlm. 23
10

yang spontan dari perasaan yang penuh daya yang berpangkal pada emosi
yang berpadu kembali dalam kedamaian.13
Sederhananya, puisi adalah karya sastra yang padat akan makna yang
memiliki keindahan dalam bahasanya dan memiliki gaya pengucapan
tersendiri dengan beragam emosional.

a. Unsur-unsur Puisi
Unsur-unsur puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin puisi
antara lain sebagai berikut:

1) Struktur Fisik Puisi


a) Perwajahan Puisi (Tipografi), adalah bentuk puisi seperti halaman
yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan
barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal tersebut
menentukan pemaknaan terhadap puisi.
b) Diksi ialah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair
dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang
sedikit kata-katanya dapat mengungkapkan banyak, hal maka
kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan
urutan kata.
c) Citraan (pengimajian), citraan (pencitraan) dalam penulisan puisi
dimaksudkan untuk menimbulkan kesan atau suasana dari puisi.
Sayuti mengatakan bahwa “citraan dapat dilihat dari dua sudut
pandang. Pertama, citraan dilihat dari sisi pembaca adalah
pengalaman indra yang terbentuk dalam rongga imajinasi
pembaca, yang ditimbulkan oleh sebuah kata atau rangkaian kata.
Kedua, citraan dilihat dari sisi penyair adalah bentuk bahasa yang
dipergunakan oleh penyair untuk membangun komunikasi estetik

13
Ibid, hlm. 23
11

atau untuk menyampaikan pengalaman indranya.”14 Citraan


dalam puisi terbagi menjadi enam bagian, berikut penjelasannya:
 Citraan Penglihatan (Visual Imagery)
Citraan penglihatan merupakan citraan yang timbul karena
daya sarana penglihatan. Citraan ini cenderung membawa
imaji pembaca seakan-akan melihat objek.
 Citraan Pendengaran (Auditory Imagery)
Penggunaan citraan pendengaran dalam puisi biasanya
digunakan oleh penulis untuk merangrang indera pendengaran
pembaca.
 Citraan Penciuman (Smell Imagery)
Citraan penciuman biasanya digunakan oleh penyair atau
penulis untuk menciptakan daya imaji melalui stimulasi indera
penciuman.
 Citraan Rasaan (Taste Imagery)
Citraan rasaan digunakan penyair dengan mengetengahkan
atau memilih kata-kata untuk membangkitkan emosi pembaca.
 Citraan Perabaan (Tactile Imagery)
Citraan perabaan menggunakan bahasa-bahasa yang mampu
memberikan rangsangan indera peraba atau sentuhan berupa
sumber kualitas permukaan bahan.
 Citraan Gerak (Kinaesthetic Imagery)
Citraan gerak ini dimanfaatkan dengan tujuan lebih
menghidupkan gambaran dan melukiskan sesuatu yang diam
seolah-olah bergerak.15

d) Kata Konkret, adalah kata yang memungkinkan memunculkan


imaji karena dapat ditangkap indera yang mana kata ini
berhubungan dengan kiasan atau lambang. Seperti kata konkret

14
Sigit Mangun Wardoyo, Teknik Menulis Puisi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm.32-33
15
Sukino, Menulis itu Mudah, (Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS, 2010), hlm. 120-126.
12

"salju" dimana melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup,


dll, sedangkan kata kongkret "rawa-rawa" melambangkan tempat
kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan dll. Siswanto dalam
bukunya menjelaskan bahwa “kata konkret adalah kata-kata yang
dapat ditangkap dengan indera. Dengan kata konkret, akan
memungkinkan imaji muncul”.16
e) Gaya Bahasa, adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan
atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu
dengan bahasa figuratif yang menyebabkan puisi menjadi
prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya makna.
Gaya bahasa disebut dengan majas. Macam-macam majas yaitu
metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,
eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio,
klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga
paradoks.
f) Rima/Irama ialah “persamaan bunyi puisi dibaik awal, tengah,
dan akhir baris puisi.”17 Rima mencakup yakni: Onomatope
(tiruan terhadap bunyi seperti /ng/ yang memberikan efek magis
puisi staudji C. B); Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi,
persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak
berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya;
Pengulangan kata/ungkapan ritma merupakan tinggi rendah,
panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol
dalam pembacaan puisi.

1) Struktur Batin Puisi


a) Tema/Makna (sense)
Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan
tanda dengan makna, maka pusi harus memiliki makna ditiap

16
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), hlm.119
17
Ibid, hlm. 122
13

kata, baris, bait, dan makna keseluruhan. Tema juga berhubungan


dengan penyairnya, karena tema adalah “gagasan pokok yang
dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada
penyair”.18
b) Perasaan
“Puisi dapat mengungkapkan perasaan penyair. Membaca
puisi dengan suara keras akan lebih membantu menemukan
perasaan penyair yang melatarbelakangi terciptanya puisi
tersebut”.19 Perasaan adalah sikap penyair mengenai pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema
dan rasa erat kaitannya akan latar belakang sosial dan psikologi
penyair, seperti latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin,
kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman
sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketetapan dalam
menyikapi suatu masalah tidak tergantung dari kemampuan
penyair memili kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi
saja, namun juga dari wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan
keperibadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
c) Nada
Nada berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat
menyampaikan tema baik dengan nada yang menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca dalam pemecahan
masalah, menyerahkan masalah kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. “Nada
dalam puisi adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada
juga berhubungan dengan tema dan rasa”.20

18
Herman J. Waluyo, Apresiasi Puisi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 17
19
Ibid, hlm. 39
20
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), hlm. 125
14

d) Amanat/tujuan
“Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang
ditangkap pembaca setelah membaca puisi.”21Maksud dari amanat
atau tujuan adalah pesan yang akan disampaikan penyair kepada
pembaca yang terdapat dalam puisi tersebut.

3. Pengertian Media
Kata ”media” berasal dari bahasa Latin yaitu bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harfiah berarti “pengantar atau perantara”.
Dengan demikian, media adalah alat penyalur informasi belajar atau
penyalur pesan.22
Media memiliki banyak makna salah satunya sebagai sarana
komunikasi dengan bebeapa bentuk seperti koran, majalah, radio,
televisi, film, poster dan spanduk. Media juga memiliki makna berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar.23 Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan
media memiliki makna komponen untuk merangsang siswa untuk
belajar melalui beberapa sarana seperti koran, majalah, radio, televisi,
fil, poster, dan spanduk.
Manfaat media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dalam
Suwarna, sebagai berikut:
a. Penyampaian materi pembelajaran dalam diseragamkan.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
d. Jika dipilih dan dirancang dengan benar, maka media dapat
membantu guru dan peserta didik melakukan komunikasi dua
arah secara aktif.

21
Hermah J. Waluyo, Op Cit, hlm. 40
22
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2006), hlm. 120.
23
Arief S.Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). hlm 6
15

e. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.


f. Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
g. Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
h. Sikap positif peserta didik terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan.
i. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif dan
produktif.24

4. Pengertian Pohon Kata


Kreativitas sangat penting untuk guru agar dapat menunjang proses
pembelajaran di kelas. Banyak media atau teknik dalam proses
pembelajaran yang dapat guru gunakan di kelas. Pohon kata bukanlah
satu-satunya teknik yang dapat digunakan oleh tenaga pendidik namun
menulis puisi menggunakan teknik pohon kata merupakan satu dari
banyak macam cara yang dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam
proses menulis puisi.
Pohon pintar ini berbeda dengan pohon pada umumnya, pohon yang
satu ini tumbuh tanpa akar. Melihatnya saja, tak ada yang menarik. Namun
buah yang akan dihasilkan pohon ini, bukanlah sembarang buah. Sebab,
tiap buah yang menghiasi rantingnya, dapat menjadi alternatif baru yang
menarik minat belajar seseorang untuk membaca. Cara mengerjakan media
ini yaitu dengan menggambar, mewarnai, dan menggunting.25
Bila pohon pada umumnya memiliki akar serta dedaunan yang indah
berwarna-warni bahkan banyak pohon yang memiliki bunga kemudian
menghasilkan buah. Pohon kata juga memiliki akar, dedaunan bahkan
menghasilkan buah yang membedakan bila pohon nyata juga memiliki
akar, dedaunan bahkan buah yang nyata. Akar dapat bertumbuh dan
pohonpun akan bertumbuh besar. Pohon kata memiliki akar juga dedaunan
hanya sebatas gambaran yang disesuaikan dengan media gambarnya.

24
Suwarna, Pengajaran Mikro, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), Cet. II, hlm. 118.
25
Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 72-74
16

Hasil dari pohon kata merupakan buah yang manis berupa puisi.
Dikatakan berbuah manis karena penulis dapat menulis dengan cara
berbeda, dengan cara yang cukup menarik minat dan memudahkan penulis
dalam proses penulisan puisi.
Pohon Pintar PPKn adalah media visualisasi 3 (tiga) dimensi dari
materi pembelajaran PPKn yang berbentuk pohon, dimana antara akar,
batang, dan cabang-cabangnya merupakan materi yang berkembang dan
berhubungan.26 Pengertian di atas merupakan pengertian Pohon Pintar
dalam pembelajaran PPKn, penulis memakai pengertian tersebut sebagai
rujukan dari pengertian Pohon Kata yang digunakan penulis sebagai teknik
pada pengambilan data. Pohon kata merupakan teknik yang bertujuan
untuk membantu siswa dalam merangkai kata dalam penulisan puisi.
Teknik ini membantu siswa mengembangkan imajinasinya melalui
kata-kata yang mereka temui. Pohon kata merupakan gambaran pohon
yang berisikan kata di dalam daunnya. Pembelajaran menggunakan teknik
ini diharapkan agar siswa merasa tidak bosan dalam menulis puisi.
Berdasarkan pada praktiknya membuat pohon kata memiliki beberapa
tahapan, berikut tahapan menulis puisi menggunakan teknik pohon kata :
a. Penulis mengetahui tema puisi yang akan ditulis
b. Penulis menggambar pohon pada umumnya
c. Tiap dahan atau daun diisi dengan kata-kata yang berhubungan dengan
tema puisi
d. Rangkai kata-kata yang ada di dahan atau daun menjadi sebuah puisi
yang indah.

B. Penelitian yang Relevan


Berikut merupakan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian
ini:

26
Nodi Herhana, “Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif Pohon Pintar Ppkn
dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMK N 2 Magelang”, Skripsi, (Semarang:
Universitas Negeri Semarang, 2015), hlm. 8
17

Pertama, penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis


Puisi Melalui Media Lagu Ada Band Surga Cinta pada Siswa Kelas VII MTs.
Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA) Ciputat, Tangerang oleh Vera Aditia Susanti
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Tahun 2014.27 Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
penulis teliti adalah sama-sama membahas keterampilan menulis puisi namun
yang berbeda adalah media atau tekniknya. Penulis menggunakan teknik
pohon kata dalam meneliti keterampilan menulis puisi sedangkan skripsi
tesebut meneliti keterampilan menulis puisi siswa melalui media lagu. Hasil
yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu penggunaan media lagu Ada
Band “Surga Cinta” dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa
kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA) Ciputat, Tangerang dari
pratindakan sampai pascatindakan siklus II. Pada awal pratindakan, siswa
kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran dan cenderung bosan.
Setelah dilakukan tindakan, siswa lebih antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran. Siswa menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung pada guru.
Selain itu, siswa menjadi lebih berani mengungkapkan pertanyaan dan
pernyataan serta berani menjawab pertanyaan dari guru. Hasil tes praktik
menulis puisi dari pratindakan hingga pascatindakan siklus II yang terus
mengalami peningkatan.
Kedua, penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Audio
Visual terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX
MTs Jabal Nur Cipondoh Tahun Pelajaran 2014/2015 oleh Nur Afianti
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.28 Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis teliti

27
Vera Aditia Susanti,“Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Media Lagu Ada
Band Surga Cinta pada Siswa Kelas VIII MTS Nur Asy-syafi’iyah (YASPINA) Ciputat,
Tangerang”, Skripsi, (Tangerang Selatan:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), hlm. i
28
Nur Afianti,”Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTS Jabal Nur Cipondoh Tangerang Tahun
18

adalah sama-sama membahas keterampilan menulis puisi namun yang


berbeda adalah media atau tekniknya. Penulis menggunakan teknik pohon
kata dalam meneliti keterampilan menulis puisi siswa sedangkan skripsi
tersebut meneliti keterampilan menulis puisi menggunakan media audio
visual. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu thitung > ttabel yaitu
2.31 > 0.68, dengan selisih peningkatan 24.25. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan
media audio visual terhadap pembelajaran menulis puisi di kelas IX MTs
Jabal Nur Cipondoh Tangerang tahun pelajaran 2014/2015.
Ketiga, penelitian yang berjudul Perbandingan Hasil Belajar Siswa
yang diajar Menggunakan Media Pohon Pintar dengan Menggunakan
Media Pohon Abakus pada Pelajaran Matematika di MIN 3 Kota Mataram
Tahun Ajaran 2017/2018 oleh Nurul Hasyfiani mahasiswa Jurusan
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Mataram tahun 2018.29 Persamaan penelitian
tersebut dengan penelitian penulis ialah sama-sama menggunakan media
pohon pintar pada penelitiannya. Perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian ini dalam penyebutannya, penulis menggunakan istilah pohon
kata sedangkan penelitian saudari Nurul menggunakan istilah pohon pintar
juga pelajaran yang digunakan berbeda. Penulis memakai pelajaran bahasa
Indonesia sedangkan saudari Nurul menggunakan pelajaran matematika
dalam penerapannya. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan media pohon pintar dengan yang menggunakan media abakus
pada mata pelajaran matematika di MIN 3 kota Mataram tahun ajaran
2017/2018.

Pelajaran 2014/2015”, Skripsi, (Tangerang Selatan:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014),


hlm. ii
29
Nurul Hasyfiani, “Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang diajar Menggunakan Media Pohon
Pintar dengan Menggunakan Media Pohon Abakus pada Pelajaran Matematika di MIN 3 Kota
Mataram Tahun Ajaran 2017/2018”, Skripsi, (Mataram: UIN Mataram, 2018), hlm. xvii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bina Insani, Kelurahan Neroktog,
Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Alasan melakukan penelitian di
sekolah tersebut karena sekolah tersebut memiliki peningkatan siswa di
tiap tahunnya dan belum pernah ada yang melakukan penelitian
mengenai puisi di sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2017 sampai Mei 2019.

B. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi dan objek
penelitian ini adalah penggunaan teknik pohon kata dan siswa kelas VIII SMP
Bina Insani sebagai pelengkapnya.

C. Metode Penelitian
“Metode penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan
atau tatanan yang bertujun agar kegiatan terlaksana secara rasional dan
terarah sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal dan optimal.”1 Karena
itu tercapai atau tidaknya tujuan yang dicari atau diinginkan bergantung pada
metode yang digunakan. Tanpa adanya metode, maka tujuan penelitian tidak
dapat dicapai dengan baik.
Penulis menggunakan metode deskriptif-kualitatif yang menurut Nadzir
memiliki pengertian metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.2 Sedangkan menurut Arikunto

1
Anton Bakker, Metode-metode Filsafat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), hlm.45
2
Moh. Nadzir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm.54

19
20

“metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki


keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.”3 Bila disimpulkan metode
deskriptif adalah metode yang terfokus pada penggambaran peristiwa yang ada di
tempat penelitian sebegaimana adanya pada saat itu.
Sedangkan metode kualitatif menurut Sugiono, metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber dan data dilakukan secara purposiv dan
snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan)
analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna daripada generalisasi.4
Menurut Gunawan dalam bukunya, penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang
masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian
permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif
dengan positivismenya. Penelitian dilakukan dalam latar (setting) yang
alamiah (naturalistic) bukan hasil perlakuan (treatment) atau manipulasi
variabel yang dilibatkan.5
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam suatu penelitian adalah bagian yang paling
penting, tanpa pengumpulan data maka penelitian seseorang akan sia-sia.
Berhasil tidaknya penelitian dilakukan dapat diketahui dari data yang
diperoleh. Terkait dengan itu, untuk memperoleh data dalam menjawab
masalah penelitian dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, tes dan
dokumentasi.

3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.3
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm.9
5
Imam Gunawan, Metode Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013),
hlm. 85
21

1. Observasi
Untuk mengetahui sesuatu hal yang paling dasar adalah dengan
melakukan observasi. “Observasi ialah studi yang disengaja dan
sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan
pengamatan dan pencatatan. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi
adalah mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari interelasinya
elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba
kompleks dalam pola-pola kultur tertentu”.6
Observasi dilakukan pada saat siswa melakukan proses pembelajaran
oleh penulis selaku peneliti kepada siswa. Penulis juga meneliti puisi
siswa yang menggunakan teknik pohon kata maupun puisi siswa yang
tidak menggunakan teknik pohon kata pada penulisan puisi tersebut
sehingga penulis dapat mengetahui perbedaan pada tulisan keduanya.
Penulis melakukan observasi terlebih dahulu sebelum melakukan
penelitian lebih lanjut dalam proses pengambilan data di sekolah. Penulis
mengamati penguasaan materi siswa mengenai puisi dengan cara
membahas ulang materi puisi dan mengadakan sedikit tanya jawab untuk
mengetahui penguasaan materi siswa kemudian penulis mengamati
kemampuan siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik pohon kata
pada penulisan puisi.

2. Wawancara
Demi mendapatkan hasil penelitian yang lebih bagus setiap peneliti
akan melakukan penelitiannya semaksimal mungkin. Salah satu cara
untuk mendapatkan hasil pada sebuah penelitian yaitu dengan
wawancara. Wawancara adalah cara yang tepat untuk mendapatkan
informasi yang akurat. Wawancara atau interview dilakukan oleh dua
pihak, pihak pertama sebagai penanya atau interviewer dan pihak kedua
sebagai informan atau pemberi informasi.

6
Ibid, 143
22

Wawancara penelitian berbeda dengan wawancara dalam melamar


kerja. Pada penelitian wawancara lebih bersifat informal sedangkan
wawancara pada saat melamar kerja cenderung formal. Pewawancara
lebih mengarahkan wawancaranya pada penemuan yang bersifat subjektif
atau subjektivitas seseorang yang dicari oleh pewawancara.
Pada penelitian ini, penulis sebagai pihak pertama (penanya) dan
guru sebagai orang yang diwawancarai (ditanya). Berikut pertanyaan-
pertanyaan yang penulis ajukan pada saat wawancara:
a. Bagaimana minat belajar bahasa Indonesia siswa terutama materi
puisi?
b. Berdasarkan hasil belajar tersebut, apakah siswa sudah mencapai
tujuan pembelajaran terutama pada tahap menulis puisi?
c. Metode apa yang biasa Bapak gunakan dalam pembelajaran
menulis puisi?
d. Bagaimana hasil belajar siswa dengan metode yang biasa Bapak
gunakan dalam pembelajaran menulis puisi?
e. Apa kendala yang kerap Bapak alami saat menggunakan metode
tersebut?
f. Bagaimana Bapak mengatasi kendala tersebut?
g. Apakah pernah Bapak menggunakan teknik pohon kata pada saat
pembelajaran menulis puisi?
h. Bagaimana tanggapan Bapak jika saya menggunakan teknik
pohon kata pada pembelajaran puisi?
i. Apa harapan Bapak untuk pembelajaran menulis puisi?

3. Tes/Penugasan
Tes adalah rangkaian pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.7

7
H. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm.185
23

Pada tahapan ini siswa diberikan tugas untuk menulis puisi dengan
menggunakan teknik pohon kata sebagai bentuk tes sehingga diperoleh
hasil dari penugasan tersebut untuk mengetahui kemampuan
keterampilan menulis puisi siswa.

4. Dokumentasi
Menurut Sugiono, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari
seseorang.8 Untuk memperjelas hasil penelitian yang dilakukan maka
perlu adanya dokumen sebagai bentuk bukti kalau penelitian itu nyata
adanya. Dokumen yang akan dijadikan dokumentasi oleh penulis adalah
karya siswa berupa puisi yang ditulis ketika penugasan dan foto ketika
melaksanakan tugas. Puisi siswa juga merupakan bahan yang akan
dianalisis oleh penulis.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan
dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana
adanya.9 Penulis sendiri sebagai instrumen utama, dibutuhkan pula instrumen
penilaian lain sebagai instrumen pendukung. Agar proses penelitian menjadi
mudah maka instrumen penelitian sangat dibutuhkan dalam pengumpulan
data. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes/penugasan.
Tabel 2.1
Pedoman penilaian keterampilan menulis puisi10

Tingkat capaian kerja


No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

8
Imam Gunawan, Metode Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013),
hlm. 176
9
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 155
10
Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Komputer, (Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta, 2014), hlm.487
24

1 Tema

2 Judul

3 Isi

4 Imaji (citraan)

5 Diksi

Jumlah skor

Keterangan : 5 = sangat baik


4 = baik
3 = cukup baik
2 = kurang baik
1 = tidak baik

Jika peserta didik A memperoleh skor 5 (5 x 1) berarti peserta didik


tersebut gagal (tidak baik), dan bila memperoleh skor 25 (5 x 5) berarti
peserta didik tersebut berhasil (sangat baik). Dengan demikian, mediannya
adalah (25 + 5) / 2 = 15. Jika dibagi menjadi empat kategori, maka akan
diperoleh tingkatan nilai sebagai berikut:
Skor 05 – 10 berarti tidak/kurang baik (gagal)
Skor 11 – 15 berarti cukup baik (cukup berhasil)
Skor 16 – 20 berarti baik (berhasil)
Skor 21 – 25 berarti sangat baik (sempurna)11
F. Teknik Analisis Data
Pada tahap pertama penulis yang juga sebagai peneliti akan
menyampaikan materi mengenai puisi terlebih dulu pada dua kelas. Satu kelas
terdiri dari 30 siswa dan dibagi menjadi enam kelompok, tiap kelompok
terdiri dari lima siswa. Setelah penyampaian materi maka tiap kelompok
diberikan tugas untuk menulis puisi menggunakan teknik pohon kata yang

11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 234.
25

sebelumnya telah disampaikan tahapan penulisan puisi menggunkan teknik


tersebut oleh penulis. Penulis membatasi penulisan puisi hanya sampai dua
bait dan tiap bait terdiri dari empat larik dengan tujuan untuk memudahkan
penulis menilai hasil puisi yang ditulis oleh masing-masing kelompok.
Hasil puisi yang dibuat akan dibandingkan kelompok mana yang
memperoleh hasil yang lebih bagus. Puisi masing-masing kelompok akan di
analisis oleh penulis dan dijadikan dokumentasi untuk bukti pada penelitian
ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan uraian hasil analisis yang peneliti lakukan pada siswa
mengenai pengetahuan dan keterampilan menulis siswa menggunakan teknik
pohon kata.

A. Profil Sekolah
Tempat yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian adalah SMP Bina
Insani. SMP Bina Insani merupakan sekolah Nasional di bawah naungan YAPBI
(Yayasan Pendidikan Bina Insani) yang beralamat Jl. H. Mansyur No. 03
(prapatan gondrong), Kelurahan Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang,
Provinsi Banten, Kode Pos 15145, Telpon. (021) 5549066 – 5549067, Akta
Notaris Ny. Nanny Wahyudi, SH. No. 45, register No. HT.01.04 183. 1996/PN-
TNG. Sekolah ini berakreditasi B dan menggunakan kurikulum 2013, pada
pelaksanaannya kegiatan belajar mengajar SMP Bina Insani berlangsung pada
siang hari pukul 13:00 – 17:00 WIB. Yayasan ini dipimpin oleh bapak Drs. H.
Burhanuddin, MM dan SMP Bina Insani di bawah pimpinan bapak Syahroni,
S.Pd.MM.

1. IDENTITAS SEKOLAH
NPSN : 20606880
Status : Swasta
Bentuk pendidikan : SMP
Status kepemilikan : Yayasan
SK pendirian sekolah : 3307/102.1/kep/OT/1999
Tanggal SK pendirian : 1997-08-01
SK izin operasional : 3307/102.1/kep/OT/1999
Tanggal SK izin operasional : 1997-08-01

26
27

2. DATA PELENGKAP

Kebutuhan khusus dilayani : Tidak ada


Nama bank : BANK BJB
Cabang KCP/Unit : Tangerang
Rekening atas nama : SMP BINA INSANI
Luas tanah milik : 2000M²

3. DATA RINCI

Waku penyelenggaraan : Siang


Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
Sumber listrik : PLN
Daya listrik : 1200
Akses internet : Lainnya

4. SARANA DAN PRASARANA

Tabel 4.1
Ruang kelas

Ruang
Kondisi Jumlah
Milik Bukan Milik
Rusak Berat 0 0 0

Baik 1 0 1
Rusak Ringan 17 0 17
Rusak Sedang 0 0 0

Total 18 0 18
28

Tabel 4.2
Laboratorium dan Perpustakaan

Kondisi
Ruangan Rusak Rusak Rusak Jumlah
Baik
Ringan Sedang Berat
Komputer 0 0 0 0 0
IPA 0 0 0 0 0
Biologi 0 0 0 0 0
Laboratorium Kimia 0 0 0 0 0
Fisika 0 0 0 0 0
Bahasa 0 0 0 0 0
IPS 0 0 0 0 0

Perpustakaan 0 1 0 0 0

Total 0 2 0 0 1

Tabel 4.3
Sanitasi

Kondisi
Sanitasi Jumlah
Rusak Rusak
Baik Rusak Berat
Ringan Sedang
Guru 0 0 0 0 0

Siswa 0 2 0 0 2

Total 0 2 0 0 2
29

Tabel 4.4
Prasarana lainnya

Ruang Guru

Ruang Kepala Sekolah

Ruang TU

Ruang UKS

Tabel 4.5
Rombongan belajar

Tingkat Jumlah
7 4
8 5
9 5
Total 14

5. VISI
Membina insan unggul yang berkesimbangan IPTEK dan IMTAQ, cerdas,
terampil, mandiri dengan menekankan pembiasaan pengalaman ibadah serta
akhlakul karimah.

6. MISI
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan potensi yang bermakna
untuk bekal hidup yang direflesikan dengan pembiasaan.
b. Mengembangkan potensi, prestasi dan kreativitas peserta didik.
c. Menegakkan disiplin yang kuat demi berkembangnnya budaya disiplin
warga sekolah.
30

d. Melaksanakan sistem pendidikan terpada IPTEK dan IMTAQ serta


akhlak mulia.
e. Mengembangkan kerjasama antar sekolah, orang tua, dan masyarakat
dalam upaya menciptakan sekolah yang berkualitas.

B. Nama-nama Guru SMP Bina Insani

Tabel 4.6
DAFTAR NAMA GURU SMP BINA INSANI

Status Jenis
No Nama Guru NUPTK JK
Kepegawaian PTK

1 Aan Andriani 1846744646200022 P Guru Honor Guru


Sekolah Mapel
2 Abdul Hasan 2333759663200003 L Guru Honor Guru
Sekolah Mapel
3 Ahmad 9633764666200022 L GTY/PTY Guru
Bustomi Mapel
4 Ahmad 6047747650200003 L GTY/PTY Guru
Efendi Mapel
5 Ahmad L GTY/PTY Guru
Fauzan Mapel
6 Choirudin L GTY/PTY Guru
Mapel
7 Dwi Utami 1154764665300053 P GTY/PTY Guru
Nengsih Mapel
8 Erhamsyah 2550759658200003 L GTY/PTY Guru
Mapel
9 Fahrizal 8145765668200000 L GTY/PTY Guru
Mapel
31

10 H. Syamsul 8845756657200012 L Guru Honor Guru


Bahri Sekolah Mapel
11 H.Suki 1837748652200002 L GTY/PTY Guru
Priyono Mapel
12 Heriyanto L GTY/PTY Guru
Mapel
13 Iim Ibrahim 4937762663200002 L Guru Honor Guru
Sekolah Mapel
14 Irawati 1057759659300003 P GTY/PTY Guru
Mapel
15 Istianah P GTY/PTY Guru
Mapel
16 Khotminna 9555750652300033 P GTY/PTY Guru
Mapel
17 Latifah P GTY/PTY Guru
Achyar Mapel
18 Mahfudin 8760751653200022 L Guru Honor Guru
Sekolah Kelas
19 Muhamad 4744753657200002 L PNS Kepala
Syahroni Sekolah
20 Muhammad L Guru Honor
Istihori Sekolah
21 Muhini 6845753654300022 P GTY/PTY Guru
Mapel
22 Nanang 2142756657200003 L GTY/PTY Guru
BK
23 Rohidi 4150743645200003 L GTY/PTY Guru
Mapel
24 Ruslih 1657760662200012 L GTY/PTY Guru
Nuryadi Mapel
32

25 Siti 1244748651300033 P GTY/PTY Guru


Nurhasanah Mapel
26 Siti Romla 3636759660300002 P GTY/PTY Guru
Mapel
27 Sumiyati 1735755658300002 P Guru Honor Guru
Sekolah Mapel

C. Analisis data
Penelitian ini menggunakan teknik Pohon Kata pada tahap penulisan
puisi yang dilakukan oleh siswa, anggota pada tiap kelompok diambil
secara urut dari absen. Seperti pembelajaran pada umumnya penulis
menjelaskan terlebih dahulu materi yang akan diajarkan yaitu materi
tentang menulis puisi hanya saja dalam penugasan menulis puisi berbeda.
Penulis membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, penulis
memberikan sebuah gambar berbentuk pohon besar yang memiliki beberapa
dahan. Kemudian penulis hanya memberikan tema puisi kepada siswa
selanjutnya siswa yang akan mengisi seluruh dahan dengan kata-kata yang
berhubungan dengan tema yang diberikan oleh penulis. Bila semua dahan
telah terisi dengan kata-kata maka siswa akan merangkai kata-kata tersebut
menjadi sebuah puisi, sehingga proses penulisan puisi menjadi lebih mudah
karena siswa telah mengumpulkan terlebih dahulu kata-kata yang
berhubungan dengan puisi yang akan mereka tulis.

Deskripsi Analisis Puisi


Penelitian ini menggunakan teknik pohon kata pada tahap penulisan
puisi yang dilakukan oleh siswa, anggota pada tiap kelompok diambil
secara urut dari absen kelas. Pada tahapan ini siswa terlihat antusias dan
senang dalam menulis puisi karena mereka menemukan teknik baru dalam
menulis puisi yang bisa mempermudah mereka dalam proses penulisan
tersebut. Berikut puisi-puisi siswa:
33

Kelompok pertama
Nama-nama siswa:
1. Ahmad Firdaus Ulfadri
2. Ahmad Ibnu Rosyid Algipari
3. Ahmad Iqbal Fauzi
4. Ahmad Maulana Amarudin
5. Ahmad Rifai

Pegunungan

Bebatuan besar di tepi sungai


Menambah keelokan alam pegunungan
Sungguh besar nikmat Tuhan berikan
Pada kita makhluk ciptaan
Pepohonan yang indah dan menjulang tinggi
Mengantarkan kesejukan dan kebahagiaan
Buah-buahan yang segar di antara pepohonan yang rindang
Membuat alam pegunungan semakin indah dipandang

Tabel 4.7
Penilaian Puisi Posttest Kelompok Pertama

Tingkat capaian kerja


No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Tema √

2 Judul √

3 Isi √

4 Diksi √
34

5 Imaji (citraan) √

Jumlah skor 19

Analisis Puisi
Tema yang digunakan sesuai dengan yang diberikan oleh penulis yakni
mengenai keindahan pegunungan, puisi tersebut termasuk dalam kategori baik.
Judul puisi juga baik karena sesuai dengan tema yang ditentukan. Isi puisi
menggambarkan keindahan gunung beserta isinya. Penyair juga mencantumkan
unsur keindahan lainnya yang ada di gunung, menceritakan keadaan pegunungan
yang di dalamnya terdapat sungai yang jernih dan indah dipandang mata serta
memberikan kesejukan, bebatuan besar, pohon yang rindang, buah-buahan yang
segar serta tanah yang subur juga turut menambah keindahan alam ciptaan tuhan.
Diksi yang terdapat dalam puisi tersebut antara lain “Bebatuan besar di tepi
sungai” seakan-akan penyair melihat bebatuan yang besar di tepi sungai,
“Menambah keelokan alam pegunungan” penyair merasa alam pegunungan
semakin indah dengan adanya bebatuan di tepi sungai, “Sungguh besar nikmat
Tuhan berikan” penyair menyadari bahwa nikmat yang Tuhan berikan amatlah
besar, “Pada kita makhluk ciptaan” penyair juga memperjelas nikmat tersebut
diberikan untuk seluruh makhluk ciptaan Tuhan, “Pepohonan yang indah dan
menjulang tinggi” penyair seakan-akan melihat pepohonan yang menjulang
tinggi, “Mengantarkan kesejukan dan kebahagiaan” penyair merasakan
pepohonan yang menjulang tinggi itu memberikannya kesejukan dan kebahagiaan,
“Buah-buahan yang segar di antara pepohonan yang rindang” penyair seakan-
akan melihat banyaknya buah-buahan di antara rindangnya pepohonan, “Membuat
alam pegunungan semakin indah dipandang” penyair merasakan sejuknya
pepohonan yang menjulang tinggi dan segarnya buah-buahan diantara rindangnya
pepohonan turut serta untuk memperindah alam sekitar pegunungan sehingga
indah dipandang. Imaji yang digunakan pada puisi tersebut adalah imaji visual
“Bebatuan besar di tepi sungai”, “Menambah keelokan alam pegunungan”,
“Sungguh besar nikmat Tuhan berikan”, “Pepohonan yang indah dan menjulang
35

tinggi”, “Buah-buahan yang segar di antara pepohonan yang rindang”,


“Membuat alam pegunungan semakin indah dipandang” dan imaji perasa
“Mengantarkan kesejukan dan kebahagiaan”.

Kelompok kedua
Nama-nama siswa:
1. Ahmad Sofiyan Hadi
2. Ahmad Sugeng Prayogi
3. Aini Amalia
4. Aji Saputra
5. Al Fattah Rizky Zidane

PAGI YANG INDAH DI PEGUNUNGAN

Kala pagi datang menyapaku, dunia seakan berbicara


Berbicara tentang kedamaian
Berbicara tentang keindahan alam pegunungan ini
Kesejukan yang ku rasa disetiap hembusan nafasku
Tak ku sangkal terkadang sepi datang menghampiri
Namun sepi seperti tamu ketika ku lihat indah tarian daun cemara itu
Seakan ia mengajakku menari dan melupakan segala sepi
Indah pagiku ini seindah pegununganmu

Tabel 4.8
Penilaian Puisi Posttest Kelompok Kedua

Tingkat capaian kerja


No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Tema √
36

2 Judul √

3 Isi √

4 Diksi √

5 Imaji (citraan) √

Jumlah skor 20

Analisis
Tema yang digunakan sesuai dengan tema yang ditentukan oleh penulis,
puisi tersebut termasuk dalam kategori baik. Judul puisi juga masuk dalam
kategori baik karena sesuai dengan tema yang ditentukan. Isi puisi
menggambarkan kesejukan alam di pegunungan yang dapat melupakan rasa
sepi sang penyair, penyair juga menuliskan paginya seindah alam pegunungan.
Diksi yang terdapat dalam puisi tersebut antara lain “Kala pagi datang
menyapaku, dunia seakan berbicara” penyair merasakan pagi di pegunungan
yang sejuk menyambut awal harinya di pagi hari sehingga penyair seakan-
akan merasakan pagi menyapanya dan seakan dunia berbicara tentang
keindahan yang dimilikinya, “Berbicara tentang kedamaian” penyair
merasakan dunia berbicara tentang kedamaian karena suasana pagi hari yang
ia rasakan amat sejuk dan tenang, “Berbicara tentang keindahan alam
pegunungan ini” penyair seakan-akan merasa gunung telah berbicara
kepadanya melalui kesejukan yang diberikan ke padanya, “Kesejukan yang ku
rasa disetiap hembusan nafasku” penyair seakan-akan merasakan kesejukan
yang amat berarti sehingga ia menggambarkan dengan kesejukan yang ia
rasakan di setiap hembusan nafasnya, “Tak ku sangkal terkadang sepi datang
menghampiri” kesejukan yang penyair rasakan tiap detiknya bukan berarti
penyair tidak pernah merasakan kesepian, dalam puisinya penyair seolah-olah
menggambarkan perasaannya yang terkadang merasa kesepian meski ia
sedang berada di pegunungan, “Namun sepi seperti tamu ketika ku lihat indah
tarian daun cemara itu” namun, penyair juga menyatakan bahwa sepi bukan
37

berarti ia tidak bisa menikmati keindahan pegunungan, terbukti ketika ia


merasakan sepi ia hanya menganggap sepi sebagai tamu yang bisa pergi dan
tidak menetap di pandangan dan hatinya ketika ia melihat indahnya pohon
cemara yang melambai-lambai seakan mengajaknya menari dan melupakan
segala sepi yang dirasa, “Seakan ia mengajakku menari dan melupakan segala
kebahagiaan dan menghilangkan segala sepi, “Seakan ia mengajakku menari
dan melupakan segala sepi” penyair merasakan pagi hari yang amat indah
sehingga ia menggambarkan pagi harinya seindah pegunungan ciptaan Tuhan.
Imaji yang digunakan pada puisi tersebut adalah imaji perasa “Kala pagi
datang menyapaku, dunia seakan berbicara”, “Berbicara tentang
kedamaian”, “Kesejukan yang ku rasa disetiap hembusan nafasku”, “Tak ku
sangkal terkadang sepi datang menghampiri”, terdapat juga imaji visual
“Berbicara tentang keindahan alam pegunungan ini”, “Namun sepi seperti
tamu ketika ku lihat indah tarian daun cemara itu”, “Indah pagiku ini seindah
pegununganmu”, dan imaji gerak “Seakan ia mengajakku menari dan
melupakan segala sepi”.

Kelompok ketiga
Nama-nama siswa:
1. Al Zahra Amelia
2. Aldy Ramadan
3. Alfi Misbahuddin
4. Alfredo Yehezkiel Purba
5. Ali Imron

GUNUNG PARU-PARU DUNIA

Gunung adalah paru-paru dunia


Gunung diwarnai oleh hijaunya dedaunan
Setiap pagi hijau daunmu menghiasi seluruh pandanganku
Berbagai macam tumbuhan mengisi tiap jengkal tanahmu
38

Kesejukanmu mengajakku lebih lama untuk berada disisimu


Tak kubiarkan seorangpun mengacaukan kedamaianmu
Kau sangat berharga bukan hanya bagiku tapi juga mereka
Karena kau adalah paru-paru dunia

Tabel 4.9
Penilaian Puisi Posttest Kelompok Ketiga

Tingkat capaian kerja


No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Tema √

2 Judul √

3 Isi √

4 Diksi √

5 Imaji (citraan) √

Jumlah skor 20

Analisis
Tema yang digunakan pada puisi tersebut sesuai dengan tema yang
ditentukan penulis. Judul puisi tersebut masuk dalam kategori cukup baik. Isi
puisi termasuk dalam kategori baik karena sesuai dengan tema dan judul, isi puisi
menggambarkan tentang keindahan pegunungan yang dihiasi dengan berbagai
macam tumbuhan, kesejukan mengajak penyair untuk terus berada di pegunungan,
gunung juga diibaratkan sebagai paru-paru dunia.
Diksi yang terdapat dalam puisi tersebut antara lain “Gunung adalah paru-
paru dunia” penyair seakan-akan menggambarkan gunung adalah paru-paru dunia
sebagai organ vital dunia, “Gunung diwarnai oleh hijaunya dedaunan” penyair
seolah-olah merasakan keindahan pegunungan yang dihiasi oleh warna hijau
39

dedaunan, “Setiap pagi hijau daunmu menghiasi seluruh pandanganku” penyair


merasa pandangannya penuh dengan rimbunnya pepohonan yang diwakili oleh
banyaknya warna hijau dedaunan, “Berbagai macam tumbuhan mengisi tiap
jengkal tanahmu” karena penyair merasa setiap pandangannya dipenuhi oleh
hijaunya dedaunan sehingga penyair menggambarkan setiap jengkal tanah
dipenuhi oleh tumbuhan, “Kesejukanmu mengajakku lebih lama untuk berada
disisimu” kesejukan yang dirasakan oleh penyair membuatnya enggan untuk
berpindah ke lain tempat dan ingin lebih lama menetap, “Tak kubiarkan
seorangpun mengacaukan kedamaianmu” penyair menyatakan ia tidak akan
membiarkan pegunungan dirusak oleh tangan-tangan nakal yang tidak
bertanggung jawab, “Kau sangat berharga bukan hanya bagiku tapi juga
mereka” penyair merasa gunung amatlah berharga bagi semua makhluk sehingga
penyair tidak ingin ada seorang pun yang merusak pegunungan, “Karena kau
adalah paru-paru dunia” penyair merasa gunung amatlah penting bagi semua
makhluk karena penyair menyatakan bahwa gunung adalah paru-paru dunia, jika
gunung rusak maka sistem pernafasan dunia pun akan rusak. Imaji yang
digunakan pada puisi tersebut adalah Imaji yang digunakan pada puisi tersebut
adalah imaji visual “Gunung adalah paru-paru dunia”, “Gunung diwarnai oleh
hijaunya dedaunan”, “Setiap pagi hijau daunmu menghiasi seluruh
pandanganku”, “Berbagai macam tumbuhan mengisi tiap jengkal tanahmu”,
“Karena kau adalah paru-paru dunia”, dan imaji perasa “Kesejukanmu
mengajakku lebih lama untuk berada disisimu”.

Kelompok keempat
Nama-nama siswa:
1. Alicya Marcelika Putri
2. Alissa Rachma Octavianti
3. Allya Zahra Defitri
4. Alya Anggraini
5. Amelia Putri
40

BERKAH ALAM

Rumah penduduk dekat dengan sungai


Sungai yang melintang indah di desa itu
Air pegunungan mengairi sungai-sungai
Membuat hati ini merasa senang
Tanah di gunung itu berwarna merah
Tanaman tumbuh subur dan indah
Para petani tersenyum merekah
Karena hasil panennya berlimpah

Tabel 4.10
Penilaian Puisi Posttest Kelompok Keempat

Tingkat capaian kerja


No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Tema √

2 Judul √

3 Isi √

4 Diksi √

5 Imaji (citraan) √

Jumlah skor 19

Analisis
Tema pada puisi tersebut sesuai dengan tema yang diberikan oleh penulis
yakni mengenai keindahan pegunungan, judul puisi tersebut sesuai dengan tema
dan termasuk dalam kategori cukup baik. Isi puisi termasuk dalam kategori baik
karena sesuai dengan tema yang diberikan penulis dan judul yang ditulis penyair.
41

Isi puisi menggambarkan keindahan alam seperti sungai dan kesuburan tanah
pegunungan yang menggambarkan keberkahan alam semesta yang diberikan
Tuhan dengan hasil panen yang berlimpah.
Diksi yang terdapat dalam puisi tersebut antara lain “Rumah penduduk dekat
dengan sungai” penyair seakan-akan melihat rumah penduduk yang berada di
dekat sungai, “Sungai yang melintang indah di desa itu” penyair seakan-akan
melihat sungai yang membentang indah di desa itu, “Air pegunungan mengairi
sungai-sungai” penyair menyatakan bahwa air-air yang mengalir di sungai adalah
air yang berada di pegunungan kemudian mengairi semua sungai-sungai yang ada
di area pegunungan tersebut, “Membuat hati ini merasa senang” penyair merasa
senang ketika melihat air yang jernih di sungai, “Tanah di gunung itu berwarna
merah” selain sungai penyair juga menceritakan mengenai tanah yang ada di
pegunungan tersebut yang berwarna merah, “Tanaman tumbuh subur dan indah”
penyair juga menceritakan, selain tanah itu berwarna merah tapi juga subur
sehingga tanaman tumbuh indah dan subur, “Para petani tersenyum merekah”
penyair juga menceritakan bahwa para petani di pegunungan tersebut merasa
senang yang ditandai dengan senyum petani yang merekah, “Karena hasil
panennya berlimpah” penyair juga menjelaskan alasan para petani tersenyum
karena hasil panen mereka berlimpah-ruah. Imaji yang digunakan pada puisi
tersebut adalah imaji visual “Air mengalir jernih”, “Sungai yang melintang indah
di desa itu”, “Sungai yang melintang indah di desa itu”, “Tanah di gunung itu
berwarna merah”, “Tanaman tumbuh subur dan indah”, “Para petani tersenyum
merekah”, dan imaji perasa “Membuat hati ini merasa senang”.

Kelompok kelima
Nama-nama siswa:
1. Amelia Putri Nurrohmah
2. Amirul Akbar
3. Ananda Al Iqlima
4. Andhika Pratama Sutisno
5. Andika Pratama
42

MENTARI TERBIT DI PEGUNUNGAN

Indahnya gunung saat mentari terbit


Suara burung berkicauan
Embun pagi pun mulai membasahi rumput
Udara pagi terasa segar saat di hirup
Penduduk sekitar pun mulai memetik daun teh
Dan saat itu saya meminum teh hangat
Segarnya air terjun serasa ingin ku mandi di sana
Terlihat juga jurang yang sangat curam dan sungai yang sangat asri

Tabel 4.11
Penilaian Puisi Posttest Kelompok Kelima

Tingkat capaian kerja


No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Tema √

2 Judul √

3 Isi √

4 Diksi √

5 Imaji (citraan) √

Jumlah skor 20

Analisis
Tema pada puisi tersebut sesuai dengan tema yang diberikan oleh penulis
yakni mengenai keindahan pegunungan, judul puisi tersebut sesuai dengan tema
dan termasuk dalam kategori cukup baik. Isi puisi termasuk dalam kategori baik
karena sesuai dengan tema yang diberikan penulis dan judul yang ditulis penyair.
43

Isi puisi menceritakan tentang indahnya pemandangan di pegunungan ketika


matahari terbit, merdunya kicauan burung, sejuknya alam sekitar pegunungan dan
nikmatnya meminum teh yang asli dari hasil petikan para petani di area
perkebunan sekitar pegunungan.
Diksi yang terdapat dalam puisi tersebut antara lain “Indahnya gunung
saat mentari terbit” penyair seakan-akan melihat matahari terbit di pegunungan
sehingga pegunungan terlihat amat indah, “Suara burung berkicauan” penyair
juga seakan-akan mendengar kicauan burung yang amat merdu di pagi itu,
“Embun pagi pun mulai membasahi rumput” penyair pun seakan-akan melihat
dan merasakan embun membasahi rumput di pagi hari, ” Udara pagi terasa segar
saat di hirup” penyair juga seakan-akan menghirup udara yang amat sejuk di
pegunungan kala itu, “Penduduk sekitar pun mulai memetik daun teh” penyair
menceritakan bahwa ia melihat para penduduk memulai aktifitasnya yakni
memetik teh, “Dan saat itu saya meminum teh hangat” penyair menceritakan
dirinya yang sedang meminum teh hangat di pagi itu, “Segarnya air terjun serasa
ingin ku mandi di sana” segarnya air terjun seakan menggoda penyair untuk
merasakan segarnya air tersebut secara langsung sehingga penyair ingin
merasakan mandi di air terjun itu, “Terlihat juga jurang yang sangat curam dan
sungai yang sangat asri” selain melihat matahari terbit dan memberikan
keindahan pada pegunungan, mendengar merdunya kicauan burung, melihat dan
merasakan embun yang membasahi rerumputan, merasakan segarnya air terjun
penyair juga melihat curamnya jurang dan asrinya sungai. Imaji yang digunakan
pada puisi tersebut adalah imaji visual “Indahnya gunung saat mentari terbit”,
“Embun pagi pun mulai membasahi rumput”, “Penduduk sekitar pun mulai
memetik daun teh”, “Terlihat juga jurang yang sangat curam dan sungai yang
sangat asri”, imaji pendengaran “Suara burung berkicauan”, dan imaji perasa
“Udara pagi terasa segar saat di hirup”, “Segarnya air terjun serasa ingin ku
mandi di sana”.
44

Kelompok keenam
Nama-nama siswa:
1. Andreas Setiana
2. Andriansyah
3. Andry Iryadi
4. Angga
5. Angga Bagus Dwi Atmoko

AIR TERJUN YANG INDAH

Air terjun di pegunungan yang sangat indah


Pohon di sana sangat indah dan subur
Sungainya pun sangat deras dan jernih
Ikan-ikan berenang di sungai itu
Jurang yang sangat seram dan dalam
Banyak rumah penduduk di area pegunungan
Tanah pedesaan yang sangat subur
Ingin rasanya segala tumbuhan ku tanam di sana

Tabel 4.12
Penilaian Puisi Posttest Kelompok Keenam

Tingkat capaian kerja


No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Tema √

2 Judul √

3 Isi √

4 Diksi √
45

5 Imaji (citraan) √

Jumlah skor 20

Analisis
Tema pada puisi tersebut sesuai dengan tema yang diberikan oleh penulis
yakni mengenai keindahan pegunungan, judul puisi tersebut sesuai dengan tema
dan termasuk dalam kategori cukup baik. Isi puisi termasuk dalam kategori baik
karena sesuai dengan tema yang diberikan penulis dan judul yang ditulis penyair.
Isi puisi menceritakan keindahan alam pegunungan yang dihiasi oleh indahnya air
terjun, suburnya tanah dan pepohonan, jernihnya sungai-sungai yang diisi oleh
berbagai macam jenis ikan, terdapat pula jurang yang dalam dan penyair yang
mempunyai keinginan untuk menanam pepohonan di sana karena tergoda dengan
tanah yang subur itu.
Diksi yang terdapat dalam puisi tersebut antara lain “Air terjun di
pegunungan yang sangat indah” penyair seakan-akan melihat air terjun yang
indah di area pegunungan, “Pohon di sana sangat indah dan subur” penyair juga
melihat pepohonan di pegunungan itu sangat indah dan tumbuh subur, “Sungainya
pun sangat deras dan jernih” penyair juga menjelaskan air di sungai tersebut
turun deras dan jernih, “Ikan-ikan berenang di sungai itu” penyair menjelaskan
banyak ikan yang hidup di sungai itu, “Jurang yang sangat seram dan dalam”
jurang yang seram dan dalam pun tak luput diceritakan penyair, “Banyak rumah
penduduk di area pegunungan” meskipun gunung tersebut memiliki jurang yang
seram, namun tetap ada kehidupan yang ditandai banyaknya rumah penduduk di
area pegunungan yang dipenuhi dengan keindahan alam tersebut, “Tanah di
pedesaan yang sangat subur” penyair juga menceritakan tanah di pegunungan
tersebut yang sangat subur, “Ingin rasanya segala tumbuhan ku tanam di sana”
karena dirasa sangat subur, penyair mengutarakan keinginannya untuk menanam
berbagai macam tumbuhan di sana. Imaji yang digunakan pada puisi tersebut
adalah imaji visual “Air terjun di pegunungan yang sangat indah”, “Pohon di
sana sangat indah dan subur”, “Sungainya pun sangat deras dan jernih”,”Ikan-
46

ikan berenang di sungai itu”, “Jurang yang sangat seram dan dalam”, “ Banyak
rumah penduduk di area pegunungan”, “Tanah pedesaan yang sangat subur”,
dan imaji perasa “Ingin rasanya segala tumbuhan ku tanam di sana”.

D. Hasil penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut penggunaan teknik pohon kata
dalam menulis puisi dapat meningkatkan minat menulis puisi pada siswa. Hal
demikian dapat dilihat dari nilai hasil menulis puisi siswa dari keenam kelompok.
Terdapat dua kelompok yang mendapat skor 19 yaitu kelompok 1 dan 2
sedangkan empat kelompok lainnya mendapat skor 20 yakni kelompok 2, 3, 5 dan
6. Berdasarkan pedoman penilaian yang digunakan penulis, skor 19 dan 20 berada
dalam kategori baik (berhasil) dari rentang skor 05 sampai 25.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis ditemukan hambatan-
hambatan yang dirasakan oleh siswa dalam proses menulis puisi. Siswa
merasa kesulitan dalam memilih kata untuk dirangkai menjadi sebuah puisi
karena kurangnya imajinasi, penggunaan media pembelajaran yang kurang
sehingga siswa merasa menulis puisi merupakan kegiatan yang menjenuhkan.
Hasil dari penelitian, dengan menggunakan teknik pohon kata siswa
menjadi lebih bersemangat dalam menulis puisi dan merasa tidak sulit dalam
menemukan kata-kata yang akan mereka rangkai menjadi sebuah puisi.
Terdapat dua kelompok yang mendapat skor 19 yaitu kelompok 1 dan 2
sedangkan empat kelompok lainnya mendapat skor 20 yakni kelompok 2, 3, 5
dan 6. Berdasarkan pedoman penilaian yang digunakan penulis, skor 19 dan
20 berada dalam kategori baik (berhasil) dari rentang skor 05 sampai 25.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, kesimpulan dan implikasi tersebut maka
dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Siswa hendaknya memiliki rasa semangat dan senang untuk belajar sehingga
metode pembelajaran apapun yang digunakan oleh guru dapat diterima dengan
baik.
2. Bagi guru
Guru hendaknya memiliki kreativitas dan menguasai materi dengan baik
sehingga proses belajar mengajar tidak menjenuhkan dan siswa merasa lebih
mudah menerima pelajaran yang diberikan. Cara berkomunikasi kepada siswa
pun perlu diperhatikan agar siswa tidak merasa cangung bila ingin
menanyakan pelajaran kepada guru.

46
47

3. Bagi sekolah
Sekolah hendaknya memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru agar guru
tidak kehabisan ide dalam mengajar dan terciptanya keharmonisan antara guru
dengan guru juga guru dengan siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad dan Alek. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup. 2010.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Budinuryanta Y. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka. 2008.
Booth, Alison, dkk. Literature. New York, London: W.W.Norton & Company.
2006.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2015.
Djamarah, Syaiful B dkk, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya. 2006.
Djoko P, Rachmat. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
2014.
Guntur T, Henry. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa. 2008.
Gunawan, Imam. Metode Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
2013.
Leitch, Vincent B. The Norton Antology Of Theory and Criticism. London: W.W.
Norton & Company. 1973.
Margono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.
Mahmud H. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Purtaka Setia. 2011.
Mangun W, Sigit. Teknik Menulis Puisi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.
Mulyati, Yeti. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta:
Universitas Terbuka. 2007.
Rohani, Ahmad. Media Intruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.
Sadiman, Arief S dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003.
Santosa, Puji. Materi dan Pembelajaran Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka. 2009.
Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo. 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2009.
Sukino. Mennulis Itu Mudah. Yogyakarta: Pustaka Populer LKS. 2010.
Suwarna. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2006.
Vesterman, William. Reading and Writing Short Arguments. New York: McGraw
Hill. 2005
Waluyo, Herman J. Apresiai Puisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2005.
___________ Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. 1995.
Teks Wawancara Penulis dengan Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII

Penulis selaku penanya dan guru selaku penjawab. Berikut pertanyaan-


pertanyaan yang penulis ajukan pada saat wawancara:
1) Bagaimana minat belajar bahasa Indonesia siswa terutama materi puisi?
Jawab: Alhamdulillah minat belajar siswa bagus.
2) Berdasarkan hasil belajar tersebut, apakah siswa sudah mencapai tujuan
pembelajaran terutama pada tahap menulis puisi?
Jawab: siswa hampir mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode apa yang biasa bapak gunakan dalam pembelajaran menulis puisi?
Jawab: saya menggunakan metode yang seperti biasa, pertama siswa saya
jelaskan materi puisi kemudian saya beri latihan dan selanjutnya siswa
mengerjakan.
4) Bagaimana hasil belajar siswa dengan metode yang biasa bapak gunakan
dalam pembelajaran menulis puisi?
Jawab: hasilnya cukup memuaskan.
5) Apa kendala yang kerap bapak alami saat menggunakan metode tersebut?
Jawab: terkadang siswa hanya mampu mengerjakan puisi beberapa baris
saja.
6) Bagaimana bapak mengatasi kendala tersebut?
Jawab: saya berikan motivasi agar siswa mau melanjutkan menulis puisi.
7) Apakah pernah bapak menggunakan teknik pohon kata pada saat
pembelajaran menulis puisi?
Jawab: belum pernah. Saya belum pernah menggunakan pohon kata dalam
pembelajaran menulis puisi.
8) Bagaimana tanggapan bapak jika saya menggunakan teknik pohon kata
pada pembelajaran puisi?
Jawab: bagus sekali, karena saya pun belum pernah menggunakan pohon
kata.
9) Apa harapan bapak untuk pembelajaran menulis puisi?
Jawab: saya berharap siswa bisa lebih kreatif lagi agar lebih semangat
dalam menulis puisi.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

ِ ّ ‫ِبسْ ِم‬
ِ َّ‫ّللا الرَّ حْ َم ِن الر‬
‫حي ِْم‬
Sekolah : SMP Bina Insani

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : VIII/semester ganjil

Materi Pokok : Puisi Bebas

Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (1x pertemuan)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,


peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan


rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,


mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai


anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia
di tengah keberagaman bahasa dan budaya.
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan
dan tulis.

1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai


anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi
lisan dan tulis.

3.8 Menelaah unsur pembagun teks puisi (perjuangan, lingkungan hidup,


kondisi sosial, dll) yang didengar dan dibaca. Dengan indikator di
antaranya:

3.8.1 Memahami unsur lahir dan unsur batin teks puisi

3.8.2 Menentukan penggunaan diksi pada teks puisi

4.8 Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalam teks puisi secara tulis/lisan
dengan memperhatika nunsur-unsur pembangunnya. Dengan indikator di
bawah ini:

4.8.1 Menulis teks puisi

C. Tujuan Pembelajaran

1. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai


anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia
di tengah keberagaman bahasa dan budaya.
2. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan
dan tulis.
3. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi
lisan dan tulis.
4. Siswa mampu memahami unsur pembangun teks puisi
5. Siswa mampu memahami penggunaan diksi pada teks puisi
6. Siswa mampu menulis teks puisi menggunakan teknik pohon kata

D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan scientific.
2. Model pembelajaran inkuiri.
3. Metode penugasan.

E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media pembelajaran:
a. Powerpoint
b. Pohon kata
2. Alat dan Bahan:
a. Slide
b. Buku paket
3. Sumber belajar: Budi Waluyo. Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Kelas
VIII. Solo: PT Tiga Serangkai. 2017.

F. Materi Pembelajaran
1. Pengertian puisi
2. Unsur-unsur pembangun dalam puisi yaitu unsur fisik dan unsur batin.
3. Unsur fisik puisi meliputi diksi, kata konkret, pengimajian, majas, rima
dan ritma, serta tipografi.
4. Unsur batin puisi meliputi tema, perasaan, nada dan suasana, serta amanat.
5. Periodisasi puisi Indonesia dibagi menjadi dua: puisi lama dan puisi baru.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi AlokasiWaktu


1. Peserta didik merespon salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan
Pendahuluan 10 menit
pertanyaan dari guru berhubungan
dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3. Peserta didik menerima pengarahan
agar melalui pembelajaran ini dapat
menghargai keberadaan bahasa
Indonesia serta budayanya.
Mengamati:
Siswa mengamati power point yang
berisi tentang materi pembelajaran 10 menit
menulis teks puisi, di antaranya
pengertian puisi, unsur pembangun
puisi, dan penggunaan diksi pada teks
puisi
Menanya: 5 menit
Siswa menanya unsur pembangun puisi
yaitu unsur lahir dan unsur batin
Mengeksplorasi: 15 menit
Guru meminta siswa untuk membuat
pohon kata di kertas HVS yang telah
Inti
disediakan.
Mengasosiasi 5 menit
Siswa mengajukan pendapat kepada
guru tentang objek yang ditentukan
siswa
Mengomunikasikan: 30 menit
Siswa menulis teks puisi berdasarkan
pengalaman yang didapat ketika melihat
pemandangan alam khususnya
pegunungan baik melihat secara
langsung maupun tidak langsung.
Kemudian siswa membuat puisi
menggunakan teknik pohon kata.
Guru merefleksi kegiatan yang telah 5 menit
Penutup
dilakukan.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi keterampilan: Portofolio
2. Instrumen penilaian
a. Penilaian Sikap
Lembar pengamatan sikap
Perilaku yang diamati dalam proses belajar mengajar
Nama
No Percaya Tanggung
Siswa Kerjasama Disiplin Santun
diri jawab
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

b. Penilaian keterampilan
Indikator
Teknik Bentuk
No Pencapaian Instrumen
Penilaian Penilaian
Kompetensi
1. Menulis teks Tes Uraian Berdasarkan
puisi tertulis pengalaman yang
berdasarkan didapat siswa mengenai
unsur pemandangan alam
pembangunn yang ada di
ya pegunungan kemudian
dituangkan dalam
bentuk puisi yang
dibantu menggunakan
teknik pohon kata.

c. Rubrik penilaian
No Aspek-aspek Penilaian Tingkat Pencapaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Tema
2. Judul
3. Isi
4. Pilihan Kata (Diksi)
5. Pengimajian (Citraan)
Skor

Skala Penilaian:

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup baik
2 = kurang baik
1 = tidak baik

ِ َّ ِ ‫ْال َحمْ ُد‬


َ ‫َلِل َربِّ ْال َعالَم‬
‫ِين‬

Tangerang, 01 November 2017


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Heriyanto, S.Pd. Kholisotul Mahmudah


NIM. 1113013000069
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

ِ ّ ‫ِبسْ ِم‬
ِ َّ‫ّللا الرَّ حْ َم ِن الر‬
‫حي ِْم‬
Sekolah : SMP Bina Insani

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : VIII/semester ganjil

Materi Pokok : Puisi Bebas

Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (1x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai


anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia
di tengah keberagaman bahasa dan budaya.

1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai


anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan
dan tulis.
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi
lisan dan tulis.

3.8 Menelaah unsur pembagun teks puisi (perjuangan, lingkungan hidup,


kondisi sosial, dll) yang didengar dan dibaca. Dengan indikator di
antaranya:

3.8.3 Memahami unsur lahir dan unsur batin teks puisi

3.8.4 Menentukan penggunaan diksi pada teks puisi

4.8 Menyajikan gagasan, perasaan, pendapat dalam teks puisi secara tulis/lisan
dengan memperhatika nunsur-unsur pembangunnya. Dengan indikator di
bawah ini:

4.8.2 Menulis teks puisi

C. Tujuan Pembelajaran

1. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai


anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia
di tengah keberagaman bahasa dan budaya.

2. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai


anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan
dan tulis.

3. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai


anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi
lisan dan tulis.

4. Siswa mampu memahami unsur pembangun teks puisi

5. Siswa mampu memahami penggunaan diksi pada teks puisi

6. Siswa mampu menulis teks puisi


D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan scientific.

2. Model pembelajaran inkuiri.

3. Metode penugasan.

E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media pembelajaran:
a. Powerpoint
2. Alat dan Bahan:
a. Slide
b. Buku paket
c. Sumber belajar: Budi Waluyo. Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk
Kelas VIII. Solo: PT Tiga Serangkai. 2017.

F. Materi Pembelajaran
1. Pengertian puisi
2. Unsur-unsur pembangun dalam puisi yaitu unsur fisik dan unsur batin.
3. Unsur fisik puisi meliputi diksi, kata konkret, pengimajian, majas, rima
dan ritma, serta tipografi.
4. Unsur batin puisi meliputi tema, perasaan, nada dan suasana, serta amanat.
5. Periodisasi puisi Indonesia dibagi menjadi dua: puisi lama dan puisi baru.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi AlokasiWaktu


1. Peserta didik merespon salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan
Pendahuluan pertanyaan dari guru berhubungan 10 menit
dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3. Peserta didik menerima pengarahan agar
melalui pembelajaran ini dapat
menghargai keberadaan bahasa
Indonesia serta budayanya.
Mengamati:
Siswa mengamati power point yang berisi 10 menit
tentang materi pembelajaran menulis teks
puisi, di antaranya pengertian puisi, unsur
pembangun puisi, dan penggunaan diksi
pada teks puisi
Menanya: 5 menit
Siswa menanya unsur pembangun puisi
yaitu unsur lahir dan unsur batin
Mengeksplorasi: 15 menit
Guru meminta siswa untuk membuat puisi
di kertas HVS yang telah disediakan
Inti berdasarkan pengalaman mengenai
pemandangan alam yang ada di
pegunungan.
Mengasosiasi 5 menit
Siswa mengajukan pendapat kepada guru
tentang objek yang ditentukan siswa
Mengomunikasikan: 30 menit
Siswa menulis teks puisi berdasarkan
pengalaman yang didapat ketika melihat
pemandangan alam khususnya pegunungan
baik melihat secara langsung maupun tidak
langsung dan dilanjutkan dengan membuat
puisi.
Guru merefleksi kegiatan yang telah 5 menit
Penutup
dilakukan.

H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
a. Kompetensi keterampilan: Portofolio
2. Instrumen penilaian
a. Penilaian Sikap
Lembar pengamatan sikap
Perilaku yang diamati dalam proses belajar mengajar
Nama Percaya Tanggung
No Kerjasama Disiplin Santun
Siswa diri jawab
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

b. Penilaian keterampilan
Indikator
Teknik Bentuk
No Pencapaian Instrumen
Penilaian Penilaian
Kompetensi
1. Menulis teks Tes Uraian Berdasarkan
puisi tertulis pengalaman yang
berdasarkan didapat siswa
unsur mengenai
pembangunnya pemandangan alam
yang ada di
pegunungan
kemudian siswa
membuat puisi.

c. Rubrik penilaian
Tingkat Pencapaian Kinerja
No Aspek-aspek Penilaian
1 2 3 4 5
1. Tema
2. Judul
3. Isi
4. Pilihan Kata (Diksi)
5. Pengimajian (Citraan)
Skor

Skala Penilaian:

5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup baik
2 = kurang baik
1 = tidak baik

ِ َّ ِ ‫ْال َحمْ ُد‬


َ ‫َلِل َربِّ ْال َعالَم‬
‫ِين‬

Tangerang, 01 November 2017


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Heriyanto, S.Pd Kholisotul Mahmudah


NIM. 1113013000069
RIWAYAT PENULIS

KHOLISOTUL MAHMUDAH, putri bungsu dari


enam bersaudara. Anak dari pasangan Bapak
Muhammad Asyik dan Ibu Siti Husniah, lahir di
Tangerang pada tanggal 26 November 1994. Penulis
merupakan istri dari Alfian dan telah dikaruniai
seorang anak yang bernama Fawwaz Alif Raufa.
Penulis bertempat tinggal di Jl. H. Mansyur,
Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota
Tangerang. Penulis mengawali pendidikannya di
MI. Jami’atul Gulami dilanjutkan ke jenjang
madrasah tsanawiyah di MTs. Mathla’ul Anwar Linahdlatil ‘Ulama Pusat Menes
kemudian ke jenjang madrasah aliyah di MA. Mathla’ul Anwar Linahdlatil
‘Ulama Pusat Menes. Setelah menyelesaikan sekolah di tingkat madrasah aliyah,
penulis sempat menimba ilmu pada beberapa tempat kursus di Kampung Inggris,
Pare, Kediri, Jawa Timur dan penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai