Anda di halaman 1dari 4

Anisa Indah Nursanti, Rina Supriatnaningsih /CHI’E: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Vol.

7 (2) (2019)

CHI’E Vol. 7 (2) (2019)

Chi’e: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang


Terindeks Sinta 5
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chie

Analisis Kesalahan Penggunaan Fukushi Kanarazu, Kitto, Zettai (ni) dan Zehi
pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang UNNES

Anisa Indah Nursanti* Rina Supriatnaningsih*

Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Sosial dan ilmu budaya, Universitas Pakuan,
Indonesia
email: anisaindahnursanti@gmail.com1, rinasupriatnaningsih@mail.unnes.ac.id2

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan dan faktor apa saja yang menyebabkan
Diterima Juli 2019 kesalahan penggunaan fukushi kanarazu, kitto, zettai(ni) dan zehi pada mahasiswa Prodi Pendidikan
Disetujui Oktober 2019 Bahasa Jepang UNNES. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa
Dipublikasikan Oktober Jepang UNNES angkatan 2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling yaitu
2019 sebanyak 37 mahasiswa. Pengambilan data menggunakan metode tes sebanyak 20 soal. Hasil
________________ penelitian menunjukkan persentase kesalahan rata-rata penggunaan fukushi adalah sebesar 71%
Keywords: berada pada kategori tinggi. Tingkat kesalahan tertinggi pada penggunaan fukushi tersebut adalah
Analisis Kesalahan, fukushi, zehi. Faktor penyebab kesalahan yaitu kurang memahami makna penggunaan fukushi, adanya
kanarazu, kitto, zettai (ini), kemiripan makna antara fukushi kanarazu, kitto, zettai(ni) dan zehi, kurang teliti dalam memperhatikan
zehi pola kalimat yang mengikuti, sehingga kurang memahami konteks kalimat dalam penggunaan
____________________ keempat fukushi.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study was to find out the errors and any factors that caused errors in the use of kanarazu, kitto,
zettai (ni) and zehi on students of the UNNES Japanese Language Education Study Program. The population
in this study were students of the 2015 Japanese Language Education Study Program UNNES. The sample was
taken by a random sampling technique, which was 37 students. Retrieval of data using the test method as many
as 20 questions. The results showed an average percentage of fukushi use errors of 71% in the high category. The
highest error rate for using fukushi is zehi. The cause of the error is due to a lack of understanding of fukushi use,
the similarity of meaning between the four fukushi, less careful attention to the patterns that follow, so they do not
understand the context of the four uses of fukushi.

© 2019 Universitas Negeri Semarang

*
Alamat korespondensi: e-ISSN 2685-6662
Gedung B4 Lantai 2 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: chie@unnes.ac.id

59
Anisa Indah Nursanti, Rina Supriatnaningsih /CHI’E: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Vol. 7 (2) (2019)

PENDAHULUAN kesalahan penggunaan joutai no fukushi pada


Sinonim merupakan sekelompok kata yang mahasiswa sebesar 43,5% yang menunjukkan
digolongkan berdasarkan persamaan makna. tingkat kesalahan yang cukup rendah.
(Tarigan 2015:14) Sinonim tidak hanya dijumpai Kobayashi (1992) dalam jurnal yang berjudul
dalam bahasa Indonesia, bahasa Jepang juga “’Kanarazu, Tashikani, Tashika, Kitto, Zehi’ no Imi
mengenal sinonim. Sinonim dalam bahasa Bunseki” membahas analisis makna tentang
Jepang tidak hanya terdapat dalam satu kelas fukushi kanarazu, tashikani, tashika, kitto dan zehi.
kata. Hampir di semua kelas kata bahasa Jepang Berdasarkan penelitian, Kobayashi memaparkan
memungkinkan adanya sinonim. Salah satu kelas karakteristik dari masing-masing fukushi, yaitu
kata yang banyak dijumpai sinonim yaitu kelas kanarazu memiliki makna kemungkinan yang
kata adverbia atau fukushi. Salah satu contoh mendekati 100% dan menyatakan kejadian yang
sinonim dalam kelas kata fukushi yang cukup berulang. Tashika ni memiliki arti memutuskan
sering ditemukan pada buku pembelajaran suatu hal namun tidak digunakan pada kalimat
bahasa Jepang di Universitas Negeri Semarang maksud, perintah dan permintaan. Tashika
adalah kanarazu, kitto, zettai(ni) dan zehi. Keempat memiliki arti memastikan kepada diri sendiri
fukushi tersebut memiliki makna untuk mengenai suatu hal berdasarkan ingatan dari
menunjukkan “pasti”. Padahal apabila pembicara. Tashika tidak digunakan pada kalimat
digunakan dalam konteks kalimat, keempat maksud, perintah, permintaan dan keinginan.
fukushi tersebut di dalam penggunaan dalam Kitto menyatakan pendirian yang kuat atau
kalimat memiliki konteks yang berbeda dengan menyatakan harapan, mengandung arti sebagai
tingkat yang berbeda-beda. perkiraan. Zehi menyatakan perbuatan yang
Berdasarkan studi pendahuluan kepada 21 mengungkapkan keinginan, digunakan dalam
mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Jepang menyatakan kalimat persetujuan (tidak
Universitas Negeri Semarang angkatan 2015 digunakan untuk menyatakan kalimat
dengan memberikan tes mengenai fukushi penyangkalan).
kanarazu, kitto, zettai(ni) dan zehi, menunjukkan Penelitian kali ini akan membahas tentang
bahwa rata-rata persentase tingkat kesalahan kesalahan penggunaan fukushi kanarazu, kitto,
penggunaan keempat fukushi tersebut adalah zettai(ni) dan zehi pada mahasiswa Prodi
sebesar 71%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat Pendidikan Bahasa Jepang UNNES. Penelitian
kesalahan penggunaan fukushi kanarazu, kitto, rsamaan penelitian yang penulis lakukan dengan
zettai(ni) dan zehi pada mahasiswa adalah tinggi. penelitian yang dilakukan oleh Sudipa, Giyatmi
Sudipa (2016) yang berjudul “Fungsi dan Makna dan Kobayashi adalah sama-sama membahas
Kanarazu, Kitto dan Zettai dalam Komik Midori no mengenai fukushi. Namun, pada penelitian
Hibi Volume 1-7 Karya Kazuro Inoue”, yaitu Sudipa membahas makna dan fungsi fukushi
kanarazu, kitto dan zettai(ni) dapat saling kanarazu, kitto dan zettai. Penelitian Giyatmi
menggantikan ketika digunakan untuk membahas kesalahan penggunaan fukushi pada
mengekspresikan keyakinan. Namun terdapat mahasiswa, tetapi penelitiannya fokus pada
perbedaan tingkat kepastian di antara ketiga kesalahan joutai no fukushi. Penelitian Kobayashi
fukushi tersebut. Kanarazu dan zettai(ni) memiliki membahas tentang analisis makna dari fukushi
tingkat kepastian yang lebih tinggi dari kitto Kitto kanarazu, tashika ni, tashika, kitto dan zehi.
tidak dapat digantikan dengan kanarazu dan Tujuan penelitian ini adalah untuk
zettai(ni) apabila dalam kalimat tersebut diikuti mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan oleh
dengan pola {~yo},{~darou},{~kamoshirenai} mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Jepang
dan sebagainya. Zettai(ni) tidak dapat digantikan UNNES dalam menggunakan fukushi kanarazu,
dengan kanarazu ketika digunakan pada kalimat kitto, zettai(ni) dan zehi serta mendeskripsikan
subjektif, seperti kalimat negatif dan bentuk faktor penyebabnya.
keinginan.
Giyatmi (2013) melakukan penelitian yang METODE PENELITIAN
berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Joutai Pendekatan pada penelitian ini menggunakan
no Fukushi dalam Kalimat bahasa Jepang.” pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
Penelitian tersebut menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian ini menggunakan
non eksperimen dengan metode penelitian pendekatan kuantitatif karena data yang
deskriptif kuantitatif dan menggunakan diperoleh kemudian dihitung menggunakan
instrumen penelitian berupa tes yang diberikan
rumus statistika. Penelitian deskriptif bertujuan
kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang
UNNES angkatan 2010. Hasil penelitian yang menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena
telah dilakukan menunjukkan bahwa persentase yang terjadi saat ini dengan menggunakan

60
Anisa Indah Nursanti, Rina Supriatnaningsih /CHI’E: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Vol. 7 (2) (2019)

prosedur ilmiah untuk menjawab secara aktual. Hasil perhitungan data kemudian
(Sutedi 2011: 58). Populasi dalam penelitian ini diinterpretasikan menggunakan tabel interpretasi
adalah mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa tingkat kesalahan. Berikut tabel interpretasi tingkat
kesalahan tersebut:
Jepang Unnes angkatan 2015 sebanyak 55 orang
mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan (Sumber: Arikunto 2009)
teknik random sampling sebanyak 37 mahasiswa.
Variabel yang digunakan adalah kesalahan Persentase Interpretasi
penggunaan fukushi kanarazu, kitto, zettai(ni) dan
zehi dalam kalimat bahasa Jepang. 81% - 100% Sangat Tinggi
Metode pengumpulan data yang digunakan pada
61% - 80% Tinggi
penelitian ini adalah metode tes. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Tes 41% - 60% Cukup
yang diberikan berupa soal pilihan ganda dengan
jumlah 20 soal. 21% - 40% Rendah
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas isi, yaitu menggunakan materi 0% - 20% Sangat Rendah
tes yang sudah dipelajari oleh mahasiswa.
Menurut Sukardi (2013:122) validitas isi Hasil Perhitungan yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
umumnya ditentukan melalui pertimbangan para
ahli. Oleh karena itu kevalidan instrumen dalam No Jawaban salah
Interpretasi
penelitian ini diuji dengan berkonsultasi kepada soal Frekuensi Persentase
dosen pembimbing. 1 24 64% Tinggi
2 24 64% Tinggi
Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan 3 23 62% Tinggi
rumus perhitungan statistika. Rumus yang 4 24 64% Tinggi
digunakan adalah rumus Kuder-Richardon 20 atau 5 24 64% Tinggi
yang dikenal dengan rumus KR 20. 6 27 72% Tinggi
7 23 62% Tinggi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 8 31 83% Sangat tinggi
9 32 86% Sangat Tinggi
Data yang telah diperoleh akan diinterpretasikan
10 26 70% Tinggi
pada pembahasan berikut:
11 30 81% Sangat Tinggi
1. Tingkat Kesalahan Penggunaan Fukushi 12 27 72% Tinggi
Kanarazu, Kitto, Zettai(ni) dan Zehi 13 30 81% Sangat Tinggi
Data yang diperoleh dihitung berdasarkan 14 27 72% Tinggi
frekuensi dan persentase kesalahan tiap nomor 15 28 75% Tinggi
dengan rumus: 16 25 67% Tinggi
17 25 67% Tinggi
f 18 27 72% Tinggi
P= x 100%
x 19 24 64% Tinggi
20 29 78% Tinggi
P: persentase tingkat kesalahan
f: frekuensi kesalahan
Setelah mengetahui tingkat kesalahan tiap
x: jumlah responden
soal, selanjutnya menghitung tingkat kesalahan
secara keseluruhan dengan menggunakan rumus:

Tk =
å p x100%
n
Tk: Tingkat kesalahan
Σp: jumlah persentase tingkat kesalahan
n: jumlah soal

61
Anisa Indah Nursanti, Rina Supriatnaningsih /CHI’E: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Vol. 7 (2) (2019)

Berdasarkan rumus tersebut, perhitungannya konteks kalimat dalam penggunaan keempat


adalah sebagai berikut: fukushi.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis kesalahan tiap butir
soal, diperoleh hasil yaitu (1) Kesalahan tertinggi
dalam penggunaan fukushi yaitu zehi yaitu sebesar
75.6%. (2) Faktor penyebab kesalahan dalam
penggunaan fukushi kanarazu, kitto, zettai(ni) dan
zehi yaitu karena kurang memahami makna
penggunaan fukushi, adanya kemiripan makna
Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa antara fukushi kanarazu, kitto, zettai(ni) dan zehi,
rata-rata persentase kesalahan penggunaan fukushi kurang teliti dalam memperhatikan pola kalimat
kanarazu, kitto, zettai (ni) dan zehi adalah sebesar
yang mengikuti, sehingga kurang memahami
71%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
kesalahan penggunaan keempat fukushi tersebut konteks kalimat dalam penggunaan keempat
adalah tinggi. fukushi.
Setelah mengetahui rata-rata persentase
keseluruhan kesalahan penggunaan fukushi DAFTAR PUSTAKA
kanarazu, kitto, zettai(ni) dan zehi, kemudian
dengan menggunakan rumus yang sama, dihitung Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
persentase kesalahan pada butir soal setiap fukushi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
kanarazu, kitto, zettai(ni) dan zehi. Giyatmi. 2013. Analisis Kesalahan Penggunaan
Berdasarkan hasil perhitungan, persentase Jootai no Fukushi dalam Kalimat
kesalahan penggunaan butir soal setiap fukushi Bahasa Jepang.
kanarazu, kitto, zettai(ni) dan zehi, dapat diketahui
bahwa kesalahan tertinggi adalah fukushi zehi,
yaitu sebesar 75.6%. Persentase kesalahan
penggunaan fukushi kanarazu adalah sebesar
73.8%, kitto sebesar 65.8%, dan zettai(ni) sebesar
68.8%. Keempat fukushi tersebut berada pada
tingkat kesalahan klasifikasi tinggi.
2. Kesalahan dan Faktor Penyebab
Data yang sudah dihitung persentase
kesalahannya, kemudian dianalisis tiap butir soal
penyebab terjadinya kesalahan penggunaan
fukushi kanarazu, kitto,zettai(ni) dan zehi pada
mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
UNNES. Pada penjelasan ini dianalisis tiap soal
berdasarkan kesalahan dan faktor penyebab
kesalahan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa
Jepang UNNES dalam menggunakan fukushi
dilihat dari kesalahan tiap butir soal tiap fukushi
kanarazu, kitto, zettai(ni) dan zehi.

Berdasarkan hasil analisis kesalahan tiap butir


soal, diketahui bahwa faktor kesalahan
penggunaan fukushi kanarazu, kitto, zettai(ni) dan
zehi yaitu karena kurang memahami makna
penggunaan fukushi, adanya kemiripan makna
antara fukushi kanarazu, kitto, zettai(ni) dan zehi,
kurang teliti dalam memperhatikan pola kalimat
yang mengikuti, sehingga kurang memahami

62

Anda mungkin juga menyukai